• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen Risiko Dan Risiko

Manajemen risiko merupakan pedekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu proyek. Sedangkan menurut Project Management institut Body Of Knowlegde, manajement risiko didefinisikan sebuah prosesbyang berkaitan identifikasi, analisis, tanggapan terhadap ketidakpastian termasuk memaksimalkan hasil dari peristiwa positif dan meminimalkan dampak dari peristiwa sebaliknya (PMBOK, 1992).

Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami dalam suatu situasi (Fisk, 1997). Secara umum risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Soeharto, 1995). Jadi risiko adalah variasi dalam hal-hal yang terjadi secara alami yang kemunkinan terjadi diluar yang merupakan ancaman terhadap keuntungan financial, property atau jiwa.

2.2 Jenis-Jenis Risiko

Risiko-risiko yang terdapat dalam proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak semua Risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek karena itu akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu para pengurus proyek harus mengidentifikasi risiko mana saja yang

(2)

perlu diperhatikan dan diprioritaskan. Risiko-risiko tersebut ialah (Wideman, 1992) :

 Risiko Eksternal (tidak dapat diprediksi dan atau dikontrol)

Perubahan perundang-undangan, bencana alam (badai, banjir, gempa bumi), akibat kejadian pengrusakan dan sabotase, pengaruh lingkungan dan sosial sebagai bakibat dari proyek, kegagalan penyelesaian proyek.

 Risiko Eksternal (dapat diprediksi tetapi tidak dapat dikontrol)

Risiko pasar, operasional (setelah proyek selesai), pengaruh lingkungan, pengaruh sosial, perubahan mata uang, inflasi, pajak.

 Internal (non-teknik umumnya dapat dikontrol)

Manajement, jadwal yang terlambat, perubahan biaya, cash flow potensi kehilangan atas manfaat dan keuntungan.

 Teknik (dapat dikontrol)

Perubahan teknologi, Risiko-risiko spesifikasi atas teknologi proyek, design.

 Hukum, timbulnya kesulitan akibat :

Lisensi, hak paten, gugatan dari luar, gugatan dari dalam, hal-hal tak terduga.

Menurut Flanagan & Norman (1993), Risiko-risiko dalam proyek konstruksi adalah :

a. Penyelesaian yang gagal sesuai design yang telah ditentukan/penetapan waktu konstruksi.

b. Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detail perencanaan/izin dengan waktu yang tersedia.

c. Kondisi tanah yang tidak terduga.

d. Cuaca yang sangat buruk.

(3)

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja konstruksi adalah akibat dari beberapa hal berikut:

1. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat.

2. Lemahnya pengawasan K3

3. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri

4. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3.

Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kerja yang pada umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error baik aspek kompetensi para pelaksana maupun pemahaman arti penting penyelenggaraan K3.

Menurut Marihot Tua Efendi (2005) ada beberapa penyebab kecelakaan kerja yaitu :

1. Faktor manusia Manusia memiliki keterbatasan diantaranya lelah, lalai, atau melakukan kesalahan-kesalahan. Yang disebabkan oleh persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan pekerjaan.

2. Faktor peralatan kerja Peralatan kerja bisa rusak atau tidak memadai, untuk itu perusahaan senantiasa harus memperhatikan kelayakan setiap peralatan yang dipakai dan melatih pegawai untuk memahami peralatan kerja tersebut.

3. Faktor lingkungan Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya yang tidak memadai.

(4)

Selain hal diatas menurut Abdurrahmat Fathoni (2006) penyebab terjadi kecelakaan yaitu :

1. Berkaitan dengan system kerja yang merupakan penyebab utama dan kebanyakan kecelakaan yang terjadi pada suatu organisasi. Diantaranya tempat kerja yang tidak baik, alat atau mesin-mesin yang tidak mempunyai system pengamanan yang tidak sempurna, kondisi penerangan yang kurang mendukung, saluran udara yang tidak baik dan lain-lain.

2. Berkaitan dengan pekerjaannya selaku manusia bisa yang dalam hal akibat dan sistem kerja, tetapi biasa juga bukan dari kelalaian manusianya selaku pekerja. Seperti malas, ceroboh, menggunakan peralatan yang tidak aman dan lain-lain.

2.4 Dampak Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja pada suatu proyek akan menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja, keluarga pekerja dan kontraktor, yaitu:

1. Dampak Terhadap Pekerja

 Kecelakaan dapat mengakibatkan kesakitan atau cedera bahkan dapat mengakibatkan cacat tetap atau kematian.

 Pekerja akan kehilangan waktu kerja karena harus menjalani perawatan

baik oleh perawat/paramedis perusahaan atau pun oleh dokter rumah sakit.

 Pekerja akan berkurang penghasilannya akibat kehilangan waktu kerja untuk menjalani perawatan.

 Bahkan mungkin pemecatan akan menimpa dirinya.

(5)

2. Dampak Terhadap Keluarga Pekerja

 Kesedihan, keluarga Pekerja akan mengalami kesedihan jika ada salah

satu anggota keluarganya yang mengalami kecelakaan karena secara tidak langsung ikut merasakan penderitaan yang dialami keluarganya.

 Jika penghasilan pekerja berkurang sudah tentu pemasukan untuk

keluarganya juga akan terhambat atau berkurang sehingga tidak dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya.

 Jika kecelakaan yang dialami oleh pekerja mengakibatkan cacat atau

bahkan kematian maka masa depan anggota keluarganya pun tidak menentu karena tidak ada lagi yang akan membiayai atau mencukupi kebutuhannya.

 Akan menjadi beban keluarga ,bukan sebagai kepala keluarga atau

sebagai anggota keluarga yang harusnya memberi nafkah.

3. Dampak Terhadap kontraktor

 Perusahaan akan kehilangan tenaga kerja yang sudah terlatih dan mempunyai keterampilan.

 Kehilangan uang untuk biaya kecelakaan baik korban atau unit kerja yang rusak akibat kecelakaan.

 Kerugian produksi, tentunya produksi akan terganggu akibat terjadinya kecelakaan.

(6)

Gambar 2.1 Diagram Pengaruh kecelakaan

Sumber: http://juliahmadi.blogspot.co.id/2014/08/k3-dampak-dan- pencegahan-kecelakaan.html

2.5 DEFINISI OHSAS

Menurut OHSAS 18001:2007, OHSAS merupakan seri persyaratan penilaian keselamatan dan kesehatan kerja yang menyatakan persyaratan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, agar organisasi maupun mengendalikan Risiko-risiko K3 dan meningkatkan kinerjanya. Secara spesifik

(7)

persyaratan dalam OHSAS 18001 tidak menyatakan kriteria ataupun memberikan persyaratan secara lengkap dalam merancangsistem manajemen.

Gambar 2.2 Bagan Elemen OHSAS 18001:2007 Sumber : OHSAS 18001:2007

OHSAS 18001:2007 diterapkan oleh organisasi karena memiliki beberapa manfaat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menetapakan SMK3 untuk menurunkan risiko keselamatam dan kesehatan kerja (K3).

b. Menerapkan, memelihara dan memperbaiki sistem secara berkesinambungan.

c. Memastikan pemenuhan atau penataan terhadap kebijakan yang sudah ditetapkan.

d. Menunjukan pemenuhan terhadap sistem ini melalui sertifikasi atau registrasi sistem pernyataan sendiri atas pemenuhan sistem yang telah diterapkan.

2.6 ELEMEN-ELEMEN OHSAS 18001-2007

Setiap organisasi harus memiliki sistem manajemen K3 yang baik.

Sehinnga OHSAS 18001:2007 mensyaratkan organisasi untuk membuat Checking and

Corrective

action OH&S Policy

Management

Review Implementation and Operation

Planning Continual Improvement

(8)

pernyataan umum mengenai penetapan dan pengembangan SMK3 dalam organisasi.

Adapun persyaratan OHSAS 18001-2007 terdiri dari klausal (elemen- elemen) sebagai berikut :

1. Ruang lingkup 2. Referensi publik 3. Istilah dan definisi

4. Persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3 4.1 Persyaratan umum

4.2 Kebijakan K3 4.3 Perencanaan

4.3.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan penetapan pengendalian

4.3.2 Peraturan Perundangan, Standart dan Persyaratan lainnya 4.3.3 Tujuan dan Pemrogaman K3

4.4 Implementasi dan Operasi

4.4.1 Sumber Daya, Peranan, Penanggung Jawab, Pertanggung Jawaban dan Wewenang.

4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran.

4.4.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.

4.4.4 Pendokumentasian.

4.4.5 Pengendalian Dokumen 4.4.6 Pengendalian Operasi

4.4.7 Kesiapsiagaan dan Tanggung Darurat

(9)

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pengukuran dan Pemanatauan Kerja 4.5.2 Evaluasi Kepatuhan

4.5.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi, dan langkah Pencegahan.

4.5.4 Pengendalian Catatan 4.5.5 Internal Audit

4.6 Tinjauan Manajemen

Terkait klausul/elemen yang menjadi persyaratan OHSAS 18001-2007 dalam menjalankan manajemen risiko perusahaan adalah dimulai pada klausul 4.3.1 dimana pada klausal tersebut menerangkan tentang prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko dan penetapan pengendalian yang diperlukan.

Hal ini tidak dimulai dari klausal 1, 2 dan 3 karena bahwa : o Elemen 1. Menerangkan tentang ruang lingkup standart OHSAS o Elemen 2. Menerangkan tentang referensi publikasi (bahan referensi) o Elemen 3. Menerangkan tentang istilah dan definisi OHSAS 18001-2007

Sedangkan pada Elemen 4.1 menerangkan tentang persyaratan umum, organisasi wajib menetapkan SMK3. Dan Elemen 4.2 menerangkan tentang kebijakan K3 organisasi/perusahaan.

2.7 IDENTIFIKASI RISIKO

Semua kegiatan dalam kegiatan organisasi di identifikasi tingkat risiko yang terjadi. Sehingga bahaya yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja (bahaya potensial). Penilaian risiko sendiri terdiri dari proses identifikasi risiko,

(10)

penilaian tingkat kejadian, dan dampak risiko (OHSAS:2007). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses identifikasi risiko menurut OHSAS 18001:2007 adalah :

a. Aktivitas rutin dan tidak rutin

b. Aktivitas seluruh personel yang mepunyai akses ketempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu)

c. Perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya.

d. Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel didalam kendali organisasi dilingkungan tempat kerja.

e. Bahaya-bahaya yang terjadi disekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang terkait didalam kendali organisasi;

Catatan 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya-bahaya dinilai seperti aspek lingkungan.

f. Prasarana, peralatan dan material ditempat kerja yang disediakan baik dari organisasi ataupun pihak lain.

g. Perubahan-perubahan atau usulan perubahan didalam organisasi, aktivitas- aktivitas atau material.

h. Modifikasi sistem menejemen K3, termasuk perubahan sementara dan dampaknya kepada oprasional, proses-proses dan akitivitas-aktivitas.

i. Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan

j. Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin atau peralatan, prosedur oprasioanal dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia

(11)

Untuk mengelola perubahan, organisasi harus mengidentifikasi bahaya- bahaya K3 dan risiko-risiko K3 terkait dengan perubahan didalam organisasi, sistem manajemen K3 atau aktivitas-aktivitasnya sebelum menerapkan perubahan tersebut.

Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut :

a. Eliminasi

Dalam menetapkan pengendalian risiko akan menghilangkan kemunculan risiko. Misalkan dengan menggunakan mesin otomatis sehungga kontak antara karyawan dan mesin dapat diminimalisir.

b. Subtitusi

Penetapan risiko dilakukan dengan penggantian sebagian peralatan, material maupun yang lainnya yang dapat menimbulkan risiko. Misalnya, mengganti mesin yang telah usang dengan mesin baru yang memiliki teknologi yang terbarukan.

c. Pengendalian Teknik

Misalnya dengan menyediakan alat pengaman yang terpasang pada mesin dan atau pemasangan sensor.

d. Rambu/Peringatan dan atau Pengendalian Administrasi

Pengendalian risiko dapat menggunakan rambu-rambu peringatan bahaya maupun rambu instruksi dan membuat Standart Oprational Prosedure (SOP) yang nantinya harus dikomunikasikan kepada karyawan atau tamu.

(12)

e. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada karyawan untuk melindungi bagian tubuh yang berisiko kecelakaan saat melakukan aktivitas. Standart Alat Pelindung Diri terdiri dari sarung tangan, helm proyek, sepatu safety dan kacamata.

2.8 Research Gap

Research gap adalah celah-celah atau senjang penelitian yang dapat

dimasuki oleh seorang peneliti berdasarkan penelitain terdahulu. Penelitian ilmiah didasarkan untuk mendapat sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu, peneliti harus berhadapan dengan sesuatu yang menjadi maslah didukung ileh pembenaran atau justifikasi penelitian yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari masalah yang memang penting untuk diteliti.

Sedangkan ciri-ciri research gap adalah sebagai berikut : a. Tatanan konseptual yang baik, tetapi belum ada pembuktian empirik, b. Masalah penelitian yang belum berhasil dijawab atau hipotesa yang

belum berhasil dibuktikan,

c. Temuan penelitian yang kontroversi terhadap penelitian sejenis lainnya,

d. Hasil penelitian yang menyisakan kekurangan.

Dengan mengklasifikasikan penelitian terdahulu, maka didapatkan susunan research gap sebagai berikut :

(13)

Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu No. Judul Jurnal

Pembahasan Proses

Identifikasi Resiko

Penilaian Resiko

Penerapan OHSAS 18001-2007

Komputerisasi Kegiatan K3

Evaluasi SMK3

Evaluasi Resiko

Perbandingan PP No.

50 Tahun 2012 dengan OHSAS 18001:2007

Metode HIRARC

1

Manajemen resiko Proyek Vale di PT. MultiPanel Intermitra

Mandiri

2

Implementasi OHSAS 18001:2007 di PT. Gunanusa Utama Fabricators Grenyang-

Banten

3

RancanganSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja ( SMK3 ) Berbasis OHSAS 18001:2007 dan Sistem Informasi Web Portal Studi Kasus Di KSO Pertamina

EP - BBP

4

Manajemen Resiko Dalam Proyek Konstruksi Ditinjau Dari Sisi Manajemen waktu

5

Manajemen Resiko Kecelakaan Kerja Berdasarkan OHSAS

18001:2007 di Subdep Perkakas PT. PINDAD (

Persero ) Divisi Munisi

(14)

6

Analisis Kondisi Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada

Proyek Konstruksi Menuju Peraturan Pemerintahan No.50

Tahun 2012

7

Identifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Dan Upaya Pencegahan Kecekaan

Kerja Berdasarkan OHSAS 18001:2007 ( Sudi Kasus Di PT. Vopak Terminal Merak )

8

Keselamatan Dan Keshatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek

Konstruksi ( Studi Kasus:

Proyek Trakindo Utama )

Sumber: Olahan Penulis

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Pengaruh kecelakaan
Gambar 2.2 Bagan Elemen OHSAS 18001:2007  Sumber : OHSAS 18001:2007
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu  No.  Judul Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

memberikan pengaruh (efek) yang sedang terhadap hasil belajar Peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Sekolah Dasar Negeri 36 Pontianak

The results show that UAS can be a valuable tool for glacier measurements in remote areas like Svalbard, where the only real alternative to measure glacier elevation in the

Rincian Perubahan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kode

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Needlestick Injury dengan Penalaksanaan Needlestick Injury di Unit Gawat Darurat RS PKU Muhammadiyah

• Apakah perlu usaha kecil menjadi sasaran khusus Bank Umum dengan kebijakan yang proaktif • Atau tidak perlu kebijakan khusus,karena usaha kecil akan terjangkau secara alamiah

Digunakan 56 ekor hewan uji yang dibagi sama banyak dalam 8 kelompok uji, yaitu: kelompok kontrol negatif CMC 1%, kelompok perlakuan suspensi 1% asetosal dalam CMC 1% dosis 29,25

Tokoh lain juga mengemukakan pendapatnya seperti Jones ( 1969: 302) beliau juga berpendapat bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisah dari seluruh

1) Memberdayakan sumber daya yang ada melalui kerjasama secara efektif dengan sebaik-baiknya untuk ikut serta dalam berbagai kagiatan yang dapat menunjang kualitas