• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia semakin sadar akan pentingnya penerapan manajemen kas yang baik terutama untuk meningkatan efisiensi, efektivitas dan pengendalian atas aliran kas negara. Manajemen kas di Indonesia semakin penting karena pemerintah Indonesia mengalami cash mismatch dimana saat penerimaan kas dalam jumlah besar tidak sama

dengan waktu pengeluarannnya. Selain itu, diharapkan juga dengan manajemen kas yang lebih baik akan terjadi percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Secara khusus manajemen kas berfungsi untuk memastikan ketersediaan kas/dana pada rekening pemerintah guna memenuhi pembayaran kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selain hal tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No.1 tahun 2004.

Beberapa pokok manajemen kas yang baik dalam mendukung upaya percepatan penyerapan dana meliputi adanya suatu fungsi perencanaan kas yang baik, pemanfaatan kas yang ”menganggur”

semaksimal mungkin, pencegahan terjadinya penyimpangan penggunaan uang negara dan pencarian sumber pembiayaan yang paling efisien untuk menutup kekurangan kas. Fungsi manajemen kas yang baik juga akan manajemen kas yang baik terutama untuk meningkatan efisiensi, efektivitas dan pengendalian atas aliran kas negara. Manajemen kas di Indonesia semakin penting karena pemerintah Indonesia mengalami mismatch dimana saat penerimaan kas dalam jumlah besar tidak sama

dengan waktu pengeluarannnya. Selain itu, diharapkan juga dengan manajemen kas yang lebih baik akan terjadi percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Secara khusus manajemen kas berfungsi untuk memastikan ketersediaan kas/dana pada rekening pemerintah guna memenuhi pembayaran kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selain hal tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No.1 tahun 2004.

Beberapa pokok manajemen kas yang baik dalam mendukung

(2)

mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah.

Selama ini pengelolaan kas yang dilaksanakan pemerintah belum berpedoman pada international best practices dalam pengelolaan kas negara. Salah satu penyebabnya adalah pelaksanaan yang belum tepat dalam mengelola keuangan negara. Selama ini pengelolaan uang negara dilakukan dengan pendekatan superioritas negara yang mengakibatkan terabaikannya prinsip-prinsip yang sangat penting dalam pengelolaan kas, yang berlaku bagi swasta maupun pemerintahan.

Penerapan prinsip-prinsip manajemen kas yang baik oleh pemerintah, sejalan dengan telah lahirnya 3 (tiga) paket undang-undang bidang keuangan negara dan lahirnya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, diharapkan akan mampu mengurangi hambatan-hambatan dalam aliran kas pemerintah baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran negara. Proses penerimaan negara dalam upaya penyediaan dana maupun proses pembayaran kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga atau pihak-pihak lain dapat lebih lancar sehingga mendukung upaya percepatan penyerapan realisasi APBN, demikian pula dengan Penerapan manajemen kas dalam pengelolaan keuangan negara melalui implementasi Treasury Single Account (TSA), perencanaan kas, penempatan/investasi kas jangka pendek, penataan rekening pemerintah dan lainnya. Manajemen kas akan memberikan nilai tambah dalam bentuk memastikan ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan pemerintah, dalam mengelola keuangan negara. Selama ini pengelolaan uang negara dilakukan dengan pendekatan superioritas negara yang mengakibatkan terabaikannya prinsip-prinsip yang sangat penting dalam pengelolaan kas, yang berlaku bagi swasta maupun pemerintahan.

Penerapan prinsip-prinsip manajemen kas yang baik oleh pemerintah, sejalan dengan telah lahirnya 3 (tiga) paket undang-undang bidang keuangan negara dan lahirnya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, diharapkan akan mampu mengurangi hambatan-hambatan dalam aliran kas pemerintah baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran negara. Proses penerimaan negara dalam upaya penyediaan dana maupun proses pembayaran kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga atau pihak-pihak lain dapat lebih lancar sehingga

(3)

menambah pendapatan negara dan menurunkan cost of financing pemerintah.

Dengan penerapan TSA ini akan memungkinkan aliran kas terkonsolidasi, dimana penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui dan bersumber dari satu rekening, yakni Rekening Kas Umum Negara. Prinsip-prinsip ini mencakup adanya pengendalian atas aliran kas pemerintah. Dalam pelaksanaan TSA diperlukan perubahan mekanisme penyaluran/pengeluaran negara malalui Bank Operasional (BO) serta mekanisme pengelolaan penerimaan negara melalui Bank Persepsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan penerimaan negara diterima pada hari yang sama dan pengeluaran negara dilakukan secara tepat waktu, serta adanya transparansi berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kas yang baik.

Kementerian Keuangan merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pengelolaan keuangan yang diamanatkan/tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga dalam rangka melakukan pengelolaan keuangan negara (cash management) yang lebih efektif dan efisien, Pemerintah telah menerapkan

Treasury Single Account (TSA) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) seluruh Indonesia.

Permasalahan selama ini dalam pengelolaan keuangan negara adalah tersebarnya tempat penyimpanan uang negara di berbagai rekening, adanya uang menganggur (idle cash) serta selang waktu (gap) penerimaan Negara. Prinsip-prinsip ini mencakup adanya pengendalian atas aliran kas pemerintah. Dalam pelaksanaan TSA diperlukan perubahan mekanisme penyaluran/pengeluaran negara malalui Bank Operasional (BO) serta mekanisme pengelolaan penerimaan negara melalui Bank Persepsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan penerimaan negara diterima pada hari yang sama dan pengeluaran negara dilakukan secara tepat waktu, serta adanya transparansi berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kas yang baik.

Kementerian Keuangan merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pengelolaan keuangan yang diamanatkan/tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga dalam rangka melakukan pengelolaan keuangan negara

(4)

negara sampai ke rekening kas negara. Ketiga problem tersebut menyulitkan Menteri Keuangan dalam mengendalikan keberadaan uang negara sehingga mengalami kesulitan dalam mengelolanya. Dalam praktek bisnis yang sehat uang yang telah dikuasai sebelum digunakan kembali dapat dikaryakan atau dibiakkan (dibungakan) untuk mendapatkan hasil.

Disisi lain uang yang terkendali memungkinkan Menteri Keuangan dapat melakukan pengelolaan utang secara optimal sehingga dapat mengurangi biaya pinjaman (cost of capital) karena mengurangi beban keuangan negara.

Selama ini dalam merealisasikan pencairan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) melalui mekanisme pembebanan pada rekening Bendahara Umum Negara (BUN) yang kemudian ditransfer ke Bank Operasional (Bank-bank Umum) sesuai dengan penetapan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengeluaran Pemerintah ditampung melalui Bank Operasional sedangkan untuk penerimaan Pemerintah ditampung dalam Bank Persepsi.

Dengan mekanisme tersebut timbul permasalahan adanya uang negara yang mengendap pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Pada sisi pengeluaran ketika uang sudah ditransfer keluar dari rekening BUN dan sampai ke Rekening Bank Umum yang di tetapkan KPPN maka uang tersebut dapat digunakan untuk pembayaran pengeluaran negara di wilayah kerja KPPN yang bersangkutan, namun jika tidak habis dibelanjakan maka akan mengendap di Bank Umum yang dikenal dengan Disisi lain uang yang terkendali memungkinkan Menteri Keuangan dapat melakukan pengelolaan utang secara optimal sehingga dapat mengurangi biaya pinjaman (cost of capital) karena mengurangi beban keuangan negara.

Selama ini dalam merealisasikan pencairan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) melalui mekanisme pembebanan pada rekening Bendahara Umum Negara (BUN) yang kemudian ditransfer ke Bank Operasional (Bank-bank Umum) sesuai dengan penetapan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengeluaran Pemerintah ditampung melalui Bank Operasional sedangkan untuk penerimaan Pemerintah ditampung dalam Bank Persepsi.

Dengan mekanisme tersebut timbul permasalahan adanya uang

(5)

Bank Operasional. Saldo yang mengendap / tidak terpakai tersebut selama ini tidak dioptimalisasi penggunaannya untuk kepentingan Pemerintah.

Padahal saldo kas yang tidak terpakai dapat digunakan untuk kegiatan investasi yang mendatangkan pendapatan bagi pemerintah.

Sedangkan pada sisi penerimaan negara melalui bank persepsi juga terdapat pengendapan dimana proses tranfer ke Rekening Kas Negara di Bank Indonesia seminggu 2 (dua) kali yaitu pada hari Selasa dan Jumat.

Inefisiensi dana kas, seperti tingginya biaya pengelolaan rekening, dan adanya pengendapan atau penumpukan dana menganggur pada rekening penerimaan dan pengeluaran negara. Jika hal seperti itu masih terjadi dan tidak dapat dihindari, akan mendorong kemungkinan munculnya penyalahgunaan atau penyimpangan dalam pengelolaan dana- dana tersebut.

Penerapan treasury single account pada KPPN dengan prinsip zero balance account pada bank persepsi dan bank operasional di seluruh

Indonesia dan sentralisasi saldo kas pada rekening Bendahara Umum Negara/Rekening Kas Umum Negara pada Bank Indonesia, yang berarti saldo pada bank persepsi dan bank operasional akan nihil sehingga tidak ada lagi pengendapan saldo kas tidak terpakai (idle cash), sehingga dapat meningkatkan pengelolaan keuangan negara yang efektif dan efisien.

Hal ini yang mendorong penulis untuk mencoba mengulas sedikit banyak tentang penerapan Treasury Single Account melalui penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Treasury Single Account Dalam juga terdapat pengendapan dimana proses tranfer ke Rekening Kas Negara di Bank Indonesia seminggu 2 (dua) kali yaitu pada hari Selasa dan Jumat.

Inefisiensi dana kas, seperti tingginya biaya pengelolaan rekening, dan adanya pengendapan atau penumpukan dana menganggur pada rekening penerimaan dan pengeluaran negara. Jika hal seperti itu masih terjadi dan tidak dapat dihindari, akan mendorong kemungkinan munculnya penyalahgunaan atau penyimpangan dalam pengelolaan dana- dana tersebut.

Penerapan treasury single account pada KPPN dengan prinsip balance account pada bank persepsi dan bank operasional di seluruh Indonesia dan sentralisasi saldo kas pada rekening Bendahara Umum Negara/Rekening Kas Umum Negara pada Bank Indonesia, yang berarti

(6)

Rangka Pengelolaan Kas pada Kantor Pelayanaan Perbendaharaan Negara Jakarta II”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini penulis berusaha merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan setelah diterapkannya Treasury Single Account (TSA)?

2. Apakah dengan Treasury Single Account (TSA) dapat mengatasi uang menganggur (idle cash) pada KPPN Jakarta II?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui :

1) Pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan sesudah diterapkannya Treasury Single Account (TSA).

2) Kemampuan Treasury Single Account (TSA) dalam mengatasi uang menganggur (idle cash) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II.

Manfaat penulisan skripsi ini adalah :

1) Bagi penulis ialah meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan negara dan manajemen kas negara

berusaha merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan setelah diterapkannya Treasury Single Account (TSA)?

2. Apakah dengan Treasury Single Account (TSA) dapat mengatasi uang menganggur (idle cash) pada KPPN Jakarta II?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui :

1) Pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan sesudah diterapkannya Treasury Single Account (TSA).

2) Kemampuan Treasury Single Account (TSA) dalam mengatasi uang menganggur (idle cash) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan

(7)

2) Bagi pembaca ialah menambah pengetahuan tentang mekanisme Treasury Single Account (Rekening Tunggal Perbendaharaan), manfaat dan keuntungan diterapkannya TSA bagi Penerimaan Negara.

Referensi

Dokumen terkait

Instalasi CSSD melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, mulai dari proses perencanaan, penerimaan barang, pencucian, pengemasan &

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis faktor-faktor pendukung produktivitas alat gali muat seperti cycle time alat gali muat,

Persyaratan dan metode untuk menentukan f ya dijabarkan sebagai berikut: a Untuk komponen struktur tekan yang menerima beban aksial dan komponen struktur lentur dengan nilai 

Pasar Ekuitas Tenggelamkan Minyak Minyak anjlok ke level terendah dalam 3- bulan di New York seiring laporan laba perusahaan tidak sesuai perkiraan analis, data

Infeksi Se-NPV dapat mempengaruhi berat pupa yang terbentuk (Cabodevilla et al. 2011) dengan menurunkan laju makan larva akibat dari rusaknya jaringan pada

ABSTRAK: Pada zaman yang telah modern ini masyarakatnya mulai melupakan budaya setempat dan lebih condong kepada budaya luar dengan alasan budaya setempat sudah ketinggalan zaman

Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang kanker

Panti asuhan sebagai lembaga sosial adalah tempat anak mendapatkan keluarga pengganti yang tidak anak dapatkan dari keluarga kandungnya, terlebih lagi bagi orang tua