• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Tempat dan Waktu Kajian 3. 1.1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Gampong Keude Simpang Jalan Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara (lihat lampiran 1). Komunitas ini dipilih karena setelah dilakukan pemetaan dan evaluasi program pemberdayaan dan pengembangan komunitas, ternyata memiliki program-program pemberdayaan dan pengembangan komunitas korban pasca tsunami yang menarik untuk dikaji, dengan pertimbangan antara lain: a) Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara merupakan satu kecamatan terparah dihantam oleh musibah tsunami Desember 2004 lalu. b) Adanya lembaga-lembaga lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktifitas ekonomi mikro dalam bentuk jaringan sosial. Dimana jaringan tersebut sangat lemah terutama dalam hal akses permodalan, dalam hal ini Koperasi dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). c) Letak kecamatan Seunuddon yang strategis untuk dikembangkan perekonomian mikro terutama sesuai dengan matapencaharian masyarakat yaitu 70% petani tambak, nelayan, sawah, petani garam. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Utara 2005). d) Karakteristik masyarakat di Seunuddon yaitu tingkat pendidikan masih rendah, perekonomian lumpuh total akibat tsunami, budaya menabung masih rendah dan budaya bekerja dalam kelompok juga masih rendah. e) Adanya support dana dari BRR Aceh-Nias dan lembaga lain melalui AMF terutama LKM ”Seunuddon Finance” untuk di distribusikan secara bergulir kepada komunitas korban yang masih memiliki aset produktif seperti tambak, kios, nelayan, petani,peternak dan lain-lain. f) Adanya lembaga-lembaga lokal baik berbentuk konkret yang dibentuk oleh pemerintah atau masyarakat dan berbentuk pranata sosial yang dapat berdaya guna untuk mendukung aktivitas ekonomi mikro korban tsunami dalam bentuk jaringan sosial. Dimana jaringan tersebut kondisinya saat ini lemah. g) Adanya lembaga-lembaga NGO lokal, nasional dan internasional yang mendukung program tersebut.

(2)

3. 1.2. Waktu Kajian

Kajian dilaksanakan dalam tiga tahap meliputi: 1) praktek lapangan I yang dilaksanakan di tingkat Gampong, 2) praktek lapangan II yang dilaksanakan di tingkat Gampong, dan 3) Perancangan Program Pemberdayaan dan Pengembangan komunitas korban stunami. Tahapan tersebut dilaksanakan di Gampong yang sama, dan setiap tahapan merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, artinya data yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua dipadukan dengan tahap ketiga yang kemudian dipergunakan dalam penulisan laporan kajian. Tahap pertama, praktek lapangan I dilaksanakan di tingkat Gampong pada 26 Desember 2006 sampai dengan 13 Januari 2007 mengenai pemetaan sosial. Kegiatan ini bertujuan memperoleh gambaran yang konfrehensif mengenai keterkaitan dimensi-dimensi sosial masyarakat dengan kegiatan pengembangan masyarakat. Tahap kedua, praktek lapangan II dilaksanakan di tingkat Gampong pada tanggal 12 April 2007 sampai dengan 7 Mei 2007. Kegiatan ini bertujuan mengenali, mengevaluasi, dan menganalisis kegiatan pengembangan masyarakat yang pernah dilaksanakan di Gampong. Tahap ketiga, adalah perancangan program pengembangan masyarakat ditingkat Gampong hingga laporan penulisan yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Desember 2007.

3. 2. Metode Kajian

Untuk dapat mengungkapkan realitas kehidupan komunitas korban tsunami dalam proses pemberdayaan dan pengembangan ekonomi mikro; dibutuhkan penelitian secara mendalam dan holistik dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang bersifat terbuka kepada subjek yang akan diteliti. Wawancaran dilakukan secara mendalam, bersifat informal dan tidak berstruktur. Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek sosial komunitas melalui aksplanasi (menjelaskan) faktor penyebab suatu kejadian atau gejalan sosial yang dipertanyakan, atau gejala sosial melalui data kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah subyektif-mikro, yaitu upaya untuk memahami sikap, pola perilaku, dana upaya-upaya yang berkaitan dengan masalah yang dipertanyakan dalam kajian, dengan menggunakan strategi studi kasus. Sitorus dan Agusta, (2006).

(3)

Studi kasus menurut (Stake, 1994 dan Yin, 1996 dalam Sitorus 2006), adalah penerapan serangkaian metode kerja penelitian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman atas satu atau lebih kejadian/gejalan sosial. Berdasarkan pengertian tersebut, maka studi kasus tersebut dianggap relevan untuk mengkaji masalah yang dihadapi oleh komunitas korban dan Lembaga Keuangan Mikro dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan. Kajian ini akan membahas secara konfrehensif pengalaman-pengalaman komunitas korban baik kendala internal maupun ekternal juga kendala dan pengalaman yang dihadapi oleh lembaga LKM dalam upaya pemberdayaan ekonomi mikro tersebut. Tipe studi kasus dalam kajian ini adalah studi kasus instrumental. Yaitu studi yang memerlukan kasus sebagai instrumen untuk memahami masalah tertentu.

Karena kajian menggunakan data kualitatif, maka data yang diolah berupa kata-kata lisan atau lukisan dari subyek kajian yaitu informan. Data kualitatif menurut Nasution, (2003) dalam Gunardi (2006) merupakan pandangan atau pendapat, konsep-konsep, keterangan, kesan-kesan, tanggapan-tanggapan, dan lain-lain tentang sesuatu keadaan yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Strategi studi kasus yang digunakan dalam mengumpulkan data kulaitatif merupakan studi aras mikro yang menyoroti satu atau lebih kasus terpilih.

3. 3. Strategi Kajian 3. 3.1 Jenis Data

Data adalah informasi sahih dan terpercaya yang dibutuhkan untuk keperluan analisis dalam kajian. Data yang digunakan dalam kajian lapangan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer, ialah data yang diperoleh dari informasi dan pengamanan lapangan. Data sekunder, ialah data yang peroleh dari data statistik, literatur, dan laporan atau publikasi yang diperoleh dari instansi-instansi/lembaga-lembaga terkait serta data pendukung yang ada di gampong sperti: data monografi gampong, laporan tahunan, daftar isian potensi gampong dan dokumen lain yang diperlukan dalam kajian ini. Data primer yang bersumber dari informasi, yaitu para komunitas korban tsunami, pengurus LKM/koperasi, pengurus AMF, pengurus Dekopinda Aceh Utara. Tokoh formal seperti Geushik, sekdes dan perangkatnya dan tokoh informal yang dijadikan

(4)

informan adalah tokoh agama, adat dan warga masyarakat serta BRR Aceh Nias wilayah II Lhokseumawe, NGO di Aceh Utara. Data sekunder, diperoleh dengan melakukan kegiatan studi kepustakaan atau literatur yang bersumber dari instansi-instansi terkait serta datapendukung yang ada di desa seperti: data monografi gampong, laporan tahunan, daftar isian potensi desa dan dokumen lain. Lebih jelasnya cara-cara pengumpulan data dalam kajian ini dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1.Metode pengumpulan data

No

Tujuan Data &

Informasi Sumber Metode

Rekam an 1 2 3 4 5 6 1. Menganalisis keberhasilan dan kelemahan pelak- sanaan program-program pember dayaan dan pen- gembangan eko nomi mikro yang telah dilaksana kan pasca tsunami.

Data peta sosial gampong. Usaha yang telah dilakukan oleh LKM Program pengembangan komunitas korban. Keterlibatan komunitas korban Laporan Praktek Lapangan I& II Komunitas korban Pengurus LKM Tokoh formal dan informal (Perangkat Gampong, BRR, NGO lokal, tokoh masyarakat, pemuda,ag ama/adat) Pengamatan Studi dokumentasi Wawancara FGD Praktek Lapang an I& II dan Dokum en 2 Menganalisis tingkat keberdaya an komunitas kor ban tsunami Jenis pekerjaan/ketra mpilan sebelum dan sesudah tsunami Perubahan Kehidupan ekonomi komunitas korban setelah mendapat pemberdayaan Komunitas korban Pengurus LKM/kopera si Tokoh formal dan informal (Perangkat Gampong, Tokoh Wawancara FGD Studi Dokumentasi Pengamatan Catatan harian Dokum en

(5)

dari LKM Keterlibatan komunitas korban dalam program masyarakat, pemuda, agama/adat , NGO lokal) 3 Menganalisis prospek keberlanjutan program. Potensi keberlanjutan usaha dari komunitas korban Tingkat pengembalian pinjaman Tingkat keuntungan LKM Keterlibatan komunitas dalam program Komunitas korban Pengurus LKM/kprs Tokoh formal dan informal (Geuchik, perangkat, Tokoh masyarakat, adat/agama , pemuda, BRR, NGO lokal, Dekopinda) Wawancara Studi dokumentasi Pengamatan Catatan harian Dokum en 4 Menyusun program penguatan kelembagaan dan keberdayaan komunitas korban tsunami Alternatif pemecahan masalah Rancangan program dan rencana kegiatan Komunitas korban Pengurus LKM/kprs Tokoh formal dan informal (Geuchik, perangkat, Tokoh masyarakat, adat/agama , pemuda, BRR, NGO lokal, Dekopinda) Wawancara Pengamatan FGD Catatan harian Dokum en

(6)

3. 3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data diatas, dilakukan dengan cara:

a. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Dalam kajian ini, wawancara mendalam ditujukan pada komunitas korban tsunami yang mendapat modal usaha dari LKM (6 orang), komunitas korban yang tidak mendapat modal dari LKM (2 orang), Geuckhik dan perangkatnya (2 orang), tokoh masyarakat (3 orang), tokoh agama/adat (1orang), tokoh pemuda (2 orang), pengurus Dekopinda Aceh utara (3 orang), pengurus LKM ”Seunuddon finance” (2 orang), pengurus koperasi ”Bungong laot” (1 orang), Pengurus AMF (2 orang), BRR wilayah II Lhokseumawe (1 orang), NGO lokal (1 orang). Melalui cara ini pengkaji hendak memahami pandangan subyektif informan tentang pengalaman hidupnya, situasi sosialnya, kaitannya dengan program pemberdayaan dan pengembangan komunitas korban tsunami yang ada di Gampong Keude Simpang Jalan Seunuddon Aceh Utara. Guna memudahkan pengkaji membuat pedoman wawancara. (lihat lampiran 9)

b. Observasi melalui Pendekatan Peran Serta

Metode observasi langsung menurut Adimiharja dan Hikmat (2004), merupakan metode perolehan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung dilapangan. Dalam konteks observasi ini ditujukan pada aspek kondisi keberdayaan komunitas korban, prospek keberlanjutan program, strategi pemberdayaan dan pengembangan komunitas yang diterapkan oleh BRR-LKM, kelembagaan LKM/koperasi, pola kontrol LKM, serta kinerja LKM baik yang menyangkut obyek, kejadian, proses, hubungan, lingkungan yang berkaitan dengan proses dialog, penemuan dalam program pemberdayaan dan pengembangan komunitas korban tsunami melalui LKM di gampong Keude Simpang Jalan Kecamatan Seunuddon.

c. Metode Fokus Group Discussion (FGD)

Fokus Group Discussion atau FGD adalah metode pengumpulan data dimana pengkaji memilih orang-orang yang dianggap mewakili sejumlah publik atau populasi yang berbeda. Menurut Sumarjo dan Saharudin (2006), FGD merupakan suatu forus yang dibentuk saling membagi informasi dan pengalaman

(7)

diantara para peserta diskusi dalam satu kelompok untuk membahas satu masalah khusus yang telah terdefinisikan sebelumnya. Dalam konteks penelitian ini FGD dilakukan dua kali dengan peserta dari unsur komunitas korban, pengurus LKM/koperasi, perangkat gampong, Dekopinda Aceh Utara, BRR wilayah II, pengurus AMF, tokoh masyarakat, NGO local. Adapun agenda FGD adalah menganalisis masalah dan pemecahan masalah tentang program pemberdayaan dan pengembangan ekonomi mikro bagi komunitas korban oleh LKM, serta menyusun program pemberdayaan dan pengembangan ekonomi mikro komunitas korban ke depan. (lihat lampiran 9)

d. Studi Dokumentasi

Menurut Schatzman dan Strauss dalam Mulyana, (2001:195) bahwa dokumen merupakan bahan yang penting dalam penelitian kualitatif. Selain itu juga menurut mereka, sebagian dari metode lapangan, peneliti dapat menggunakan dan menelaah dokumen historis dan sumber-sumber sekunder lainnya karena kebanyakkan situasi yang dikaji mempunyai sejarah dan dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian aspek dari situasi tersebut.

Studi Dokumentasi dilakukan dengan menelaah beberapa laporan, buku, arsip, dan catatan tentang program LKM/koperasi kaitannya dengan pemberdayaan dan pengembangan ekonomi mikro di gampong Keude Simpang Jalan yang relevan dengan masalah kajian. Agar proses pengumpulan data terarah dan teratur, digunakan pedoman pengumpulan data, yang meliputi wawancara, FGD dan observasi. Pedoman wawancara, FGD dan observasi kajian pemberdayaan dan pengembangan komunitas korban dapat dilihat pada lampiran 1.Rincian informasi dan cara pengumpulan data tersaji pada table 1.

3. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam kajian lapangan. Data yang ada tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah menurut Miles dan Huberman (1992) dalam Mulyana (2001) yakni analisis data kualitatif yang meliputi: a) Reduksi Data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksikan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. b) Penyajian Data, adalah sekumpulan data informasi tersusun yang memberi kemungkinan

(8)

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c) Kesimpulan, adalah proses menemukan makna data, bertujuan memahami tafsiran dalam konteksnya dengan masalah secara keseluruhan. Dalam mendukung prosedur analisis tersebut, pengumpulan data menggunakan metode triangulasi melalui diskusi kelompok terfokus, observasi dan wawancara.

3. 3.4. Metode Penyusunan Program

Metode penyusunan program dalam kajian ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a) Identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi komunitas korban dan LKM/koperasi dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan. Identifikasi ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara mendalam. Hasil identifikasi ini berupa data potensi yang dimiliki Gampong yang dapat mendorong dan faktor-faktor yang menghambat proses pemberdayaan dan pengembangan komunitas melalui LKM. Faktor penghambat tersebut menyebabkan timbulnya permasalahan yang dihadapi komunitas korban dan diupayakan akan diselesaikan. b) Data potensi dan permasalahan diatas dikonfirmasikan melalui Focus Group Discussion (FGD). Dalam FGD diupayakan untuk memperoleh kesempatan bahwa rancangan program pemberdayaan dan pengembangan komunitas korban melalui LKM dalam proses pengembangan masyarakat pada pelaksanaannya tidak hanya menjadi tanggungjawab masyarakat Gampong Keude Simpang Jalan Seunuddon saja. Pelaksanaan program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat juga menjadi tanggungjawab pihak-pihak terkait seperti Pemerintahan Gampong, Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Kabupaten, Pihak BRR, Pihak NGO, lembaga donor dan pihak lain yang berkompeten.

Gambar

Tabel 1.Metode pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa.. Alamat

Dalam rangka mendukung UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai terdapat kegiatan penyuluhan yang harus segera dilaksanakan berkenaan dengan APBN-P 2015, yaitu pengawalan

Menyiapkan XPS 13 2-in-1 (9310 2n1) Anda CATATAN: Gambar di dalam dokumen ini mungkin berbeda dengan komputer Anda bergantung pada konfigurasi yang Anda pesan.. Sambungkan adaptor

- Pembangunan Jaringan Irigasi Tk Usaha Tani Kedungpoh, Nglipar Kedungpoh,Nglipar,Gunungkidul 63.000.000 Manual - Pembangunan Jaringan Irigasi Tk Usaha Tani Girijati,

Dari tabel ANOVA diatas diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0,000, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hasil yang diperoleh dengan tingkat signifikansi

Hasil menunjukkan total gula terlarut dan gula reduksi pada sampel SHF1 lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang menggunakan SHF2.. niger mampu

Berdasarkan hasil analisis bahwa problematika pemungutan, pengelolaan dan pendistribusian zakat adalah sikap tradisional masyarakat dengan menyerahkan zakat kepada tokoh-tokoh

2 Transformator kering yang mempunyai gawai proteksi arus lebih pada sambungan sekunder dengan kemampuan atau setelan tidak lebih dari 125% dari arus sekunder pengenal