• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penuaan kulit merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti kulit menjadi kering, kasar, kendur, timbul kerutan, bercak pigmentasi dan tumor kulit. Terdapat dua golongan penuaan kulit berdasarkan penyebabnya, yaitu penuaan intrinsik (chronologic aging) dan penuaan ekstrinsik (Leijden, 1990).

Penuaan instrinsik berlangsung secara alamiah dan tidak dapat dihindari, disebabkan oleh faktor dari dalam tubuh sendiri seperti hormon, gen, dan ras.

Penuaan ekstrinsik disebabkan oleh faktor dari luar seperti polusi, suhu, kelembaban, dan sinar UV (Baumann and Saghari, 2009).

Sinar ultraviolet (UV) memiliki panjang gelombang 200-400 nm dan paparan sinar UV dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit. Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar UV dapat dibagi menjadi tiga, yaitu UVA (315-400 nm), UVB (280-315 nm), dan UVC (200-280 nm). Dibandingkan dengan UVA, UVB bersifat lebih genotoxic dan 1000 kali lebih kuat dalam menyebabkan terjadinya sunburn. Sebagian radiasi sinar UVB dapat terpenetrasi hingga ke lapisan dalam

kulit. Radiasi sinar UV secara akut akan menyebabkan inflamasi pada kulit (D’Orazio, et al., 2013). Secara kronik, radiasi sinar UV akan menyebabkan perubahan struktur dan komposisi kulit, juga menyebabkan stres oksidatif pada

(2)

kulit. Efek yang ditimbulkan antara lain eritema, pigmentasi, fotosensitivitas, penuaan kulit dini, hingga kanker kulit (Droge, 2002; Tahir dkk., 2002).

Penuaan kulit dini akibat paparan UV dapat diamati dari nilai hidrasi dan pH kulit. Radikal bebas yang dihasilkan oleh sinar UV dapat mengganggu enzim yang berperan dalam memecah filagrin menjadi natural moisturizing factor (NMF) yang berperan dalam menjaga hidrasi kulit, sehingga hidrasi kulit menjadi terganggu (Sevrain and Bonte, 2007). NMF menjaga hidrasi kulit dengan cara menarik air pada lapisan kulit ke dalam sel. Selain itu, inflamasi yand disebabkan oleh radiasi sinar UV juga dapat menyebabkan hilangnya cairan transepidermal kulit, sehingga menyebabkan penurunan hidrasi kulit (Goldstein, 2003). Hidrasi kulit berkaitan dengan kelembutan, kelembaban, dan penampakan kulit yang muda, dimana kulit yang mengalami penuaan akibat paparan sinar UV akan terlihat kering dan kasar, selain itu fungsi kulit akan terganggu (Jiang and Delacruz, 2011). Ketika jumlah NMF menurun, maka komponen-komponen penyusun NMF juga akan menurun, termasuk laktat dan potassium yang ikut berperan penting dalam menentukan pH kulit (Sevrain and Bonte, 2007).

Kulit normal memiliki pH antara 5 - 6,5, dimana kondisi pH yang asam ini berfungsi sebagai pertahanan kulit dari gangguan luar, proteksi terhadap infeksi mikroorganisme. Seiring penuaan kulit, pH kulit akan semakin basa (Flour, 2009).

Pengaturan pH kulit juga terjadi di mantel asam yang berada di permukaan kulit, sehingga sangat rentan dari pengaruh buruk sinar UV (Levin dan Maibach, 2007).

Ketika pH kulit terganggu, maka sintesis lipid interseluler pada stratum korneum akan terganggu, sehingga hidrasi kulit menurun (Madison, 2003). Hidrasi dan pH

(3)

kulit yang normal juga berperan penting dalam proses deskuamasi, dimana hidrasi kulit yang rendah dan pH kulit yang tidak normal akan menyebabkan enzim yang merusak desmosome menurun, sehingga proses deskuamasi terganggu. Hal ini menyebabkan kulit tampak kasar dan kering (Orth and Appa, 2000).

Salah satu usaha pencegahan dan pengatasan penuaan kulit akibat paparan sinar UV adalah dengan menggunakan antioksidan topikal. Antioksidan merupakan substansi yang mampu menetralkan radikal bebas dengan menstabilkan, menonaktifkan, atau meminimalkan reaksi oksidatif dalam sel.

Beberapa golongan senyawa aktif antioksidan seperti polifenol, asam fenolik, flavonoid, tannin, antarquinon, sinamat, dan lain-lain telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai perlindungan terhadap sinar UV, sehingga mampu mencegah dan mengatasi penuaan kulit dini secara ekstrinsik (Priyadarsini, 2005; Svobodova et al., 2006). Golongan senyawa polifenol dan mampu mengatasi radikal bebas

yang dihasilkan oleh sinar UV dengan cara berperan sebagai radikal bebas scavenging agent (Meo, et al., 2013). Im, et al. (2014) menemukan bahwa

senyawa polifenol dapat mengurangi photoaging yang diamati dari keriput pada kulit mencit yang dipaparkan dengan radiasi sinar UVB. Manosroi et al. (2011) menyatakan bahwa senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang dibuat dalam sediaan gel dan krim mampu meningkatkan hidrasi kulit dan menghambat perusakan lipid interseluler ketika dipaparkan dengan sinar UV.

Salah satu golongan senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan adalah xanton. Dalam ekstrak kulit manggis yang diperoleh oleh Priya et al.

(2010) diperoleh kandungan xanton sebesar 95%. Turunan xanton dalam kulit

(4)

buah manggis (Garcinia mangostana L.), yaitu α-mangostin, diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan berperan sebagai scavenging agent (Chavveri, et al., 2009; Nontamart et al., 2013). Mangostine dalam kulit buah manggis juga diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi baik akut maupun kronik (Chaverri, et al., 2008). Xanton memiliki panjang gelombang maksimum 305-330 nm yang

termasuk ke dalam rentang panjang gelombang sinar UV-B, sehingga dapat menyerap radiasi sinar UV-B yang dapat menyebabkan terjadinya photoaging (Susanti et al., 2012). Hasil pengujian Utami (2014) menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari sediaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) lebih kuat dibandingkan vitamin C. Hasil penelitian Tilaar, et al. (2009) menunjukkan bahwa penggunaan krim ekstrak kulit manggis mampu meningkatkan kelembaban kulit.

Formulasi ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam bentuk sediaan masker gel peel off telah dilakukan oleh Sukmawati (2013). Adhiningrat (2015) dan Weda (2015) juga telah melakukan optimasi formulasi dan memperoleh sediaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit manggis yang memenuhi persyaratan karakteristik gel yang baik. Nesa (2015) telah melakukan pengujian profil stabilitas masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agent dengan hasil diperolehnya sediaan yang stabil selama 28 hari pengujian. Selain itu, Darayanthi (2015) telah melakukan uji toleransi sinar UV-B dan dinyatakan bahwa masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis dapat meningkatkan dosis toleransi

(5)

terhadap sinar UV-B dan memiliki potensi dalam memberikan perlindungan jangka panjang terhadap paparan sinar UV-B.

Dengan demikian, penulis ingin melakukan pengujian aktivitas perlindungan dari masker gel peel-off ekstrak etanol 95% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap efek sinar UV-B dengan mengukur hidrasi dan pH pada

kulit tikus wistar setelah dipapar sinar UV-B menggunakan alat skin hydration analyzer dan pH meter kulit.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat meningkatkan hidrasi kulit tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV-B ?

1.2.2 Apakah penggunaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat mencegah peningkatan pH kulit tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV-B ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui efektivitas penggunaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan hidrasi kulit tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV-B.

1.3.2 Untuk mengetahui efektivitas penggunaan masker gel peel off ekstrak etanol 96% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam

(6)

mencegah peningkatan pH kulit tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV- B.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Dapat memberikan informasi ilmiah tentang efek antioksidan dari masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam mengatasi penuaan kulit akibat sinar UV yang diamati berdasarkan hidrasi dan pH kulit.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sumber informasi oleh masyarakat tentang efek antioksidan dari masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam memberikan perlindungan pada kulit dari pengaruh kerusakan oleh sinar UV-B sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

Namun karena perubahan atau pembubuhan bunyi ini terjadi pada proses abreviasi maka data ini dapat dikategorikan sebagai ciri morfologis tuturan bahasa Indonesia

Penulis berharap dengan adanya Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) ini mampu menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada 38 Penyumbang Dana BKSY, baik yang secara terbuka maupun didedikasikan langsung ke- peserta-an BKSY bagi warga tertentu yang

With the help of the proposed assessment method based on information entropy, it is possible for us to quantitatively evaluate the quality of different

We are grateful to the USGS and the South African National Geospatial Information (NGI) of the Department of Rural Development and Land Reform for the provision of

Hasil perhitungan uji normalitas terhadap data hasil belajar geografi siswa dengan menggunakan media fotografi dan media konvensional berdasarkan perhitungan spss

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less

Dari pengujian gasifikasi dengan media udara yang dilakukan pada penelitian sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan penting bahwa nilai kalor gas hasil gasifikasi sekam padi