DANA PENSIUN TERHADAP KONDISI DANA PENSIUN DI INDONESIA
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Nama : FATKHI FARDIAN N I M : 43206110116
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
Nama : Fatkhi Fardian
N I M : 43206110116
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK INVESTASI DANA PENSIUN TERHADAP KONDISI DANA PENSIUN DI INDONESIA
Tanggal Ujian Skripsi : 5 Juli 2008
Disahkan oleh : Pembimbing,
( Drs. Hadri Mulya, M.Si ) Tanggal :
Dekan, Ketua Jurusan Akuntansi,
( Drs. Hadri Mulya, M.Si ) ( H. Sabarudin Muslim, SE, M.Si )
Tanggal : Tanggal :
iv
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI SKRIPSI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR GRAFIK viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Dana Pensiun 7
B. Program Pensiun dan Jenis Dana Pensiun 8
C. Aktivitas Kegiatan Dana Pensiun 11
D. Investasi Dana Pensiun 12
E. Jenis Investasi Dana Pensiun 17
F. Variasi Perpajakan Dana Pensiun 18
G. Perpajakan Dana Pensiun di Negara Lain 19
H. Subjek Pajak Penghasilan 21
I. Objek Pajak Penghasilan 24
v
A. Gambaran Umum 29
B. Metode Penelitian 37
C. Variabel dan Pengukurannya 38
D. Metode Pengumpulan Data 38
E. Metode Analisis Data 39
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Dana Pensiun di Indonesia 40
B. Analisis Hasil Penelitian 52
C. Pembahasan 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 80
B. Saran 82
DAFTAR PUSTAKA 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS 85
LAMPIRAN 86
vi
Halaman Tabel 4-1 Pertumbuhan Jumlah Dana Pensiun Tahun 2001-2005 41 Tabel 4-2 Pertumbuhan Jumlah Peserta Aktif Dana Pensiun 44 Tabel 4-3 Komponen Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Aktiva Bersih Tahun 2001-2005 46
Tabel 4-4 Penerimaan Iuran Tahun 2001-2005 47
Tabel 4-5 Tabel Pembayaran Manfaat Pensiun Tahun 2001-2005 48 Tabel 4-6 Komposisi Investasi Dana Pensiun Tahun 2004 dan 2005 53
Tabel 4-7 Tarif Pajak Manfaat Pensiun 72
Tabel 4-8 Hasil Investasi dan Pajak Investasi 78
vii
Halaman
Gambar 2-1 Kegiatan Dana Pensiun di Indonesia 11
Gambar 4-1 Pertumbuhan Asset Dana Pensiun 76
Gambar 4-2 Perbandngan Investasi, Hasil Investasi, Iuran, dan
Manfaat Terhadap Asset 77
viii
Halaman Grafik 4-1 Kegiatan Pengesahan, Pembubaran, dan Pengalihan
Program Dana Pensiun 42
Grafik 4-2 Aktiva Bersih Dana Pensiun 45
Grafik 4-3 Penerimaan Iuran Tahun 2001-2005 47
Grafik 4-4 Pembayaran Manfaat Pensiun Tahun 2001-2005 49 Grafik 4-5 Persentase Jumlah Nilai Wajar Investasi Terhadap Aktiva Bersih 50
Grafik 4-6 Pertumbuhan Investasi Dana Pensiun 51
ix
Halaman
Lampiran 1 Tax Treatment Of Personal Pensions Plans 86
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Memasuki masa pensiun pada umumnya adalah bukan merupakan dambaan setiap karyawan. Hal ini disebabkan karena timbulnya pikiran mengenai risiko kehilangan kesinambungan penghasilan yang selama ini menghidupi diri dan keluarganya. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah selayaknya menjadi tanggung jawab moral dan finansial kepada pemberi kerja untuk memikirkan dan membantu para karyawan, terutama karyawan yang berpenghasilan kecil, guna memelihara kesinambungan penghasilannya saat masa pensiun. Solusi yang tepat demi menjawab permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengikutsertakan para karyawan sebagai peserta Dana Pensiun.
Dana Pensiun dipandang sebagai salah satu inovasi terbaik di bidang
sosial dan ekonomi. Selain dipandang mampu menjawab permasalahan
sosial yang disebabkan bertambahnya populasi penduduk, Dana Pensiun
juga memainkan peranan penting dalam memobilisasi dana yang diperlukan
untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional serta
membiayai proyek pembangunan jangka panjang. Dengan adanya Dana
Pensiun, diharapkan ketergantungan akan utang luar negeri bagi negara
berkembang dapat dikurangi.
2 (OECD) pada tahun 2001 selama periode 10 tahun terakhir menunjukkan pada negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris mampu memupuk aktiva Dana Pensiun mencapai triliunan dollar. AS mengalami pertumbuhan aktiva sekitar 3,4 persen pertahun dari 58 persen GDP pada tahun 1996 menjadi 75 persen pada awal tahun 2001, Inggris bertumbuh sekitar 2 persen pertahun dari 75 persen GDP pada tahun 1996 menjadi 85 persen pada tahun 2000. Pertumbuhan yang pesat atas aktiva Dana Pensiun tersebut disebabkan oleh faktor berikut:
1. faktor demografi penduduk.
Data tahun 1998 menunjukkan bahwa jumlah penduduk AS yang berusia diatas 65 tahun meningkat sebanyak 4 % pertahun (650.000 orang) dan diproyeksikan pada tahun 2070 akan mencapai 82.458 ribu jiwa atau sekitar 22,65 % dari total seluruh penduduk AS sehingga kebutuhan akan program pensiun meningkat.
2. faktor pajak.
Internal Revenue Code (peraturan perpajakan di Amerika Serikat)
memiliki aturan yang dipandang menguntungkan bagi penyelenggaraan
program pensiun, seperti membebaskan pajak atas hasil investasi yang
diperoleh Dana Pensiun.
3 Masa Great Depression di akhir abad ke-19 menggugah kesadaran masyarakat atas pentingnya keamanan sosial dan ekonomi pada masa tua.
Di Indonesia, Dana Pensiun mulai dikenal sejak zaman Belanda yang pada saat itu didasarkan pada labour fund ordonance. Aturan ini tercantum dalam Staatsblad tahun 1926 No 37 yang kemudian diubah dengan Undang Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun yang khusus mengatur penyelenggaraan Dana Pensiun yang bersifat sukarela (voluntary). Sejak diterapkannya aturan ini, aktiva Dana Pensiun mengalami pertumbuhan dari sekitar Rp 13,2 triliun pada tahun 1996 menjadi Rp 63,9 triliun pada tahun 2005 atau sekitar 5,5 triliun pertahun. Jika dibandingkan dengan PDB, aktiva Dana Pensiun baru mencapai jumlah 2,17% dari total GDP tahun 2005, jumlah yang terbilang kecil menurut standar internasional.
Perkembangan aktiva yang lambat ini menandakan adanya
hambatan bagi perkembangan Dana Pensiun di Indonesia. Penelitian yang
dilakukan oleh World Bank menyimpulkan bahwa salah satu penyebab
lambatnya pertumbuhan aktiva Dana Pensiun di Indonesia disebabkan oleh
aturan perpajakan yang kurang menguntungkan bagi penyelenggara
program pensiun (World Bank,1996). Untuk mendorong pertumbuhan
aktiva, pemerintah perlu memberikan insentif baru atas aturan pajak yang
berkaitan dengan hasil investasi Dana Pensiun.
4 terhadap program pensiun. Pertama, regime EET (exempt contributions, exempt investment income and then tax pension benefit) yang memberikan pembebasan pajak atas iuran dan hasil investasi Dana Pensiun dan mengenakan pajak terhadap manfaat yang dibayarkan. Kedua, regime TTE (tax contributions, tax investment income and then exempt pensions benefit) yang memungut pajak atas iuran yang dibayarkan tetapi membebaskan hasil investasi dan manfaat yang dibayarkan dari pajak. Persamaan yang dimiliki kedua regime ini adalah tidak mengenakan pajak terhadap hasil investasi program pensiun.
Kebijakan pemberian insentif yang dilakukan pemerintah terhadap Dana Pensiun saat ini terkesan setengah hati dan berusaha melindungi kepentingan pemerintah di sektor pajak. Dampak kebijakan tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan Dana Pensiun untuk menghimpun aktiva yang dipergunakan untuk membayar manfaat pensiun. Di sisi lain, dampak kebijakan pemberian fasilitas pajak di Dana Pensiun dapat mengurangi penerimaan negara dari sektor pajak. Praktik internasional memperlihatkan bahwa banyak negara bersedia mengalami hilangnya pendapatan dari pajak atas hasil investasi demi perkembangan program pensiun di negaranya. Berdasarkan hal di atas diketahui bahwa insentif pajak memiliki arti penting bagi perkembangan Dana Pensiun.
Pemahaman mengenai dampak kebijakan pajak investasi Dana
Pensiun tidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu memahami Dana Pensiun,
5 mana pengaruh kebijakan pajak investasi Dana Pensiun, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Pajak Investasi Dana Pensiun terhadap Kondisi Dana Pensiun di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan informasi di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perlakuan perpajakan pada Dana Pensiun ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian fasilitas pajak terhadap pertumbuhan asset Dana Pensiun ?
3. Bagaimana pengaruh fasilitas pajak terhadap hasil investasi Dana Pensiun ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran terhadap pengaruh kebijakan pajak investasi Dana Pensiun terhadap kondisi Dana Pensiun di Indonesia. Namun secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan gambaran mengenai perlakuan perpajakan bagi Dana Pensiun di Indonesia;
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian fasilitas pajak terhadap
pertumbuhan asset Dana Pensiun;
6 terhadap hasil investasi Dana Pensiun.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa, diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk memperkaya literatur dan wawasan yang selama ini tidak didapat di perkuliahan;
2. Bagi Penulis, diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan untuk membuka wawasan penulis mengenai investasi Dana Pensiun dan perlakuan perpajakannya;
3. Bagi Dana Pensiun, diharapkan bermanfaat untuk mengetahui lebih mendalam mengenai dampak kebijakan pajak investasi Dana Pensiun;
4. Bagi Pemerintah, diharapkan bermanfaat dalam menetapkan kebijakan-
kebijkan bagi Dana Pensiun agar sesuai dengan fungsi pemerintah
sebagai lembaga pembina dan pengawas Dana Pensiun di Indonesia.
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Dana Pensiun
Istilah Dana Pensiun mulai dikenal setelah lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Undang-undang tersebut merupakan dasar penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan pemberi kerja/perusahaan. Sebelum adanya undang-undang tersebut, dasar penyelenggaraan program pensiun adalah Arbeiderfonsend Ordonantie Nomor 377 Tahun 1926, sebagai pelaksanaan dari Pasal 1601 s KUH Perdata buku III (Zulaini Wahab, 2001:1).
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 menyebutkan bahwa Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Sedangkan yang dimaksud dengan manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat pensiun dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun. Pada hakikatnya, pengelolaan dana oleh Dana Pensiun merupakan tabungan masyarakat (dalam hal ini peserta Dana Pensiun) yang mempunyai ciri sebagai tabungan jangka panjang untuk dinikmati hasilnya setelah peserta pensiun.
Dalam Dictionary of Accountng, Dana Pensiun diartikan sebagai dana
yang sengaja dihimpun secara khusus dengan tujuan untuk memberikan
manfaat kepada karyawan pada saat mereka mencapai usia pensiun,
8 meninggal dunia, atau cacat. Menurut Reyli dan Brown (2000:55) menyebutkan bahwa pengertian Dana Pensiun sebagai berikut :
“Pension fund are a major component of retirement planning. The funds are invested with the purpose of giving workers either a lump sum payment or the promise of an income stream after their retirement.”
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola tabungan pensiun yang bersumber dari iuran yang disetorkan oleh perusahaan dan pekerja untuk dikelola dan hasilnya dipakai pada saat mereka pensiun atau pada saat mereka tidak memiliki kemampuan untuk mencari pekerjaan lain karena cacat fisik yang dialami.
B. Program Pensiun dan Jenis Dana Pensiun
Program Pensiun menurut Nikolai, et all (2000:105), adalah sebagai berikut:
“Pension Plan is an agreement between a company and its employee group whereby the company promises to provide income to its retired employees in return for the sevices that were provided by the employees during their employment.”
Sebelum lahirnya Undang-undang Dana Pensiun, dikenal beberapa istilah program pensiun, yaitu (Zulaini Wahab, 2001:1):
1. Program pensiun yang dikelola oleh perusahaan /pemberi kerja yang
dibayarkan dari cadangan perusahaan (book reserved) atau dari biaya
perusahaan (pay as you go);
9 2. Program pensiun yang dikelola oleh yayasan Dana Pensiun yang telah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan sebelumnya, dan telah memperoleh fasilitas perpajakan dari pemerintah;
3. Program pensiun pegawai negeri sipi dn pejabat Negara yang dikelola oleh PT Taspen; dan
4. Program pensiun anggota TNI dan Polri yang dikelola oleh PT Asabri.
Program pensiun yang dikelola oleh perusahaan/pemberi kerja tersebut ada yang diatur dengan peraturan perusahaan dan ada pula yang diatur dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Serikat Pekerja Perusahaan (mewakili karyawan/pekerja) dengan perusahaan. Program pensiun ini tidak memperoleh fasilitas perpajakan sebagaimana halnya yayasan dana pensiun, program pensiun PNS dan pejabat Negara serta program pensiun TNI dan Polri.
Di Indonesia, jenis Dana Pensiun dan jenis program pensiun diatur
berdasarkan Undang-undang No. 11 tahun 1992. Dalam Undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa Dana Pensiun ada 2 (dua) jenis, yaitu : Dana
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK). Dana Pensiun Pemberi Kerja merupakan Dana Pensiun yang dapat
didirikan oleh seseorang atau lembaga yang mempekerjakan karyawan dan
hanya untuk kepentingan karyawannya. Sedangkan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan merupakan Dana Pensiun yang hanya dapat didirikan oleh Bank
10 atau Perusahaan Asuransi Jiwa untuk kepentingan masyarakat luas baik pekerja mandiri maupun karyawan perusahaan.
Adapun program pensiun yang dapat diselenggarakan oleh Dana Pensiun ada 2 (dua) macam yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (Define Benefit) dan Program Pensiun Iuran Pasti (Define Contribution).
Program Pensiun Manfaat Pasti merupakan program pensiun yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun pada saat yang ditetapkan (biasanya setelah mencapai usia 56 tahun) dengan jumlah yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Sedangkan besar iurannya berubah-ubah dari waktu ke waktu tergantung pada kecukupan dana. Sedangkan Program Pensiun Iuran Pasti merupakan program pensiun yang menetapkan sejumlah iuran yang harus disetor ke Dana Pensiun, sedangkan besar manfaat pensiun tergantung dari jumlah akumulasi iuran ditambah hasil investasi.
Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, sedangkan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Pasti. Perbedaan pokok dari Program Pensiun Manfaat Pasti dan
Program Pensiun Iuran Pasti terletak pada risiko investasi. Dalam Program
Pensiun Manfaat Pasti, risiko ditanggung oleh Pendiri Dana Pensiun, karena
jika terjadi kegagalan investasi yang mengakibatkan kekurangan dana
(defisit), maka Pendiri wajib bertanggung jawab atas kecukupan dana dengan
membayar iuran tambahan, sehingga kewajiban pembayaran manfaat pensiun
terhadap peserta dapat terpenuhi. Sebaliknya jika terjadi keberhasilan investasi
11 yang mengakibatkan kelebihan dana (surplus), maka Pendiri tidak perlu membayar iuran lagi. Disisi lain peserta akan tetap memperoleh pembayaran besarnya hak atas manfaat pensiun sebesar rumus yang diperjanjikan tanpa terpengaruh dari kegagalan atau keberhasilan investasi Dana Pensiun.
Dalam Program Pensiun Iuran Pasti, risiko ditanggung oleh peserta, artinya jika terjadi kegagalan investasi akan mengakibatkan penurunan manfaat pensiun yang diterima Peserta. Sebaliknya jika terjadi keberhasilan investasi, maka peserta akan menikmati keberhasilan tersebut karena dengan keberhasilan investasi ini akan menaikkan manfaat pensiun. Disisi lain, Pendiri hanya tetap membayar iuran yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.
C. Aktivitas Kegiatan Dana Pensiun
Kegiatan Dana Pensiun dalam menjalankan program pensiun dapat digambarkan pada diagram berikut :
Gambar 2.1
Kegiatan Dana Pensiun di Indonesia
Dana Pensiun
MICROSOFT CORPORATION
$
$ $
Treasurer
6
1
Peserta
5
2
3
4
Investasi pada Pasar Uang dan
Pasar Modal Pemberi
Kerja