PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: LIA MALYANI
0907123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI
(Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh:
LIA MALYANI
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Lia Malyani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LIA MALYANI
PENGARUH PENGETAHUAN PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BERKOPERASI (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd NIP. 19511216 197803 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
ABSTRAK
“Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi Mahasiswa terhadap Perilaku
Berkoperasi (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia)”
di bawah bimbingan Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd
Oleh: Lia Malyani
0907123
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu masih rendahnya perilaku berkoperasi anggota Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia. Perilaku berkoperasi yang dimaksud adalah perilaku anggota dalam mengikuti kegiatan yang diadakan koperasi, membayar kewajiban-kewajiban administratif, memanfaatkan pelayanan koperasi, mengambil keputusan pada saat rapat anggota, serta melakukan pengawasan terhadap koperasi. Rendahnya perilaku berkoperasi anggota dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa terhadap perilaku berkoperasi. Dengan objek penelitian adalah mahasiswa/i anggota KOPMA Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan yaitu survey eksplanatory. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dengan jumlah sampel 215 mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI yang diambil secara proportional
stratified random sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan alat bantu SPSS 21.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan penelitian bahwa pengetahuan perkoperasian, motivasi mahasiswa, dan perilaku berkoperasi termasuk dalam kategori baik. Kemudian pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi, baik secara parsial maupun secara simultan.
Kata Kunci : Pengetahuan perkoperasian, Motivasi Mahasiswa, Perilaku
ABSTRACT
“The Effect of Cooperative Knowledge and Motivation Students to Cooperative
Behavior (Study to the Member of Students’ Cooperation Bumi Siliwangi
Indonesia University of Education)”
Under the Guidance of Dr. H. Yayat Achdiat, M. Pd
By: Lia Malyani
0907123
The problem of this research was the lack of conciouness of students as the
students’ cooperation members in participating on cooperative activity in
Students’ Cooperation Bumi Siliwangi Indonesia University of Education (KOPMA BS UPI). The cooperative activities included paying administrative duty, utilizing cooperative service, taking decision in member meeting, and supervising cooperation. The lack of cooperative activities was affected by various factor, such as cooperative knowledge and student motivation. This research aimed to investigate the effect of cooperative knowlegde and motivation
to students’ cooperative behavior. The object of this research are the member of
Students’ Cooperation Bumi Siliwangi Indonesia University of Education.
This research employed survey explanatory method. Meanwhile, the questionnaire instrument was used for the data collecting technique. The questionnaires were collected from 215 students who were the member of KOPMA BS UPI as the sample of this research. The sample was chosen by the proportional stratified random sampling method. The data of this research was analyzed statistically by using multiple linier regression analyses from SPSS 21.0
for Windows. Based on the data analysis, it was found that students cooperative
knowledge, motivation, and cooperative behavior were counted as the good category. Furthermore, students cooperative knowledge and motivation affected students cooperative behavior both partially and simultaneously.
Key Words : Cooperative Knowledge, Motivation Students, Cooperative
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark
ABSTRAK ... Error! Bookmark
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark
1.1 Latar Belakang Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.
1.4.1 Teoritis ... Error! Bookmark 1.4.2 Praktis ... Error! Bookmark
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ... Error! Bookmark
2.1 Tinjauan Pustaka ... ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Koperasi ... Error! Bookmark 2.1.2 Koperasi Mahasiswa ... Error! Bookmark 2.1.3 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 2.1.3.1 Pengetahuan ... Error! Bookmark 2.1.3.2 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 2.1.4 Motivasi ... Error! Bookmark 2.1.5 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 2.1.5.1 Perilaku ... Error! Bookmark 2.1.5.2 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 2.2 Penelitian Terdahulu ...
BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark 3.4 Operasional Variabel ...
... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark 3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...
... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark 3.7.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark
4.1 Hasil Penelitian ... ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark 4.1.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark
4.1.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ... Error! Bookmark 4.1.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Fakultas ... Error! Bookmark 4.1.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Angkatan dan Tahun Masuk Menjadi Anggota
KOPMA ... Error! Bookmark 4.2.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Asal
Daerah ... Error! Bookmark 4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark 4.1.3.1 Pengetahuan Perkoperasian ... Error! Bookmark 4.1.3.2 Motivasi Mahasiswa ... Error! Bookmark 4.1.3.3 Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen...
... Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Analisis Data ... Error! Bookmark 4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark 4.3.2.1 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark 4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark 4.3.2.3 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark 4.3.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark 4.3.3.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark 4.3.3.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark 4.3.3.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark 4.4 Pembahasan ...
... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian terhadap Perilaku
Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.4.2 Pengaruh Motivasi terhadap Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.4.3 Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian dan Motivasi
terhadap Perilaku Berkoperasi ... Error! Bookmark 4.5 Implikasi Pendidikan ...
... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark
5.1 Kesimpulan ... ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Situasi perekonomian nasional saat ini telah meresahkan keberadaan
masyarakat kecil selaku pelaku kegiatan ekonomi yang memegang peranan
penting dalam sektor riil usaha kecil dan menengah. Namun, koperasi hadir
sebagai salah satu bentuk badan usaha yang diharapkan keberadaannya dapat
berperan serta dalam memperbaiki situasi perekonomian nasional. Hal ini terbukti
pada saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997,
perusahaan-perusahaan besar banyak yang mengalami gulung tikar, tetapi koperasi dan usaha
kecil dapat tetap bertahan.
Sangat kuat alasan mengapa pemerintah selalu mengupayakan,
membangun, menumbuhkembangkan dan membina koperasi karena sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 31 UUD 1945 bahwa koperasi harus menjadi soko guru
perekonomian nasional yang artinya harus lebih depan, lebih maju dan menguasai
perekonomian Indonesia. Melalui Undang-undang perkoperasian yang baru
disahkan dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 2012 membawa angin segar
bagi koperasi ke arah perubahan yang lebih baik. Koperasi diharapkan semakin
tumbuh menjadi kekuatan ekonomi nasional yang dapat memberikan kontribusi
signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi serta menekan tingkat
pengangguran.
Koperasi di Indonesia memang sudah berkembang sejak lama. Tugas
utama dari koperasi adalah memberdayakan perekonomian rakyat pada umumnya
dan anggota pada khususnya. Di Jawa Barat terdapat 23.848 unit koperasi dan 8,7
juta unit UMKM atau mencapai 99% dari jumlah pelaku ekonomi di Jawa Barat
dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat
mencapai 54,20%. Sedangkan usaha besar jumlahnya sekitar 1.728 unit dengan
kontribusi terhadap PDRB mencapai 45,80%. Oleh karena itu, pemerintah
Provinsi Jawa Barat menjadikan kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM
Perkembangan jaman yang begitu pesat menuntut setiap individu untuk
meningkatkan kualitas dirinya. Hanya orang yang mempunyai skill yang dapat
survive pada era penuh persaingan seperti dewasa ini. Pertumbuhan jumlah
penduduk dan pengangguran yang meningkat setiap tahun membuat orang
semakin panik. Membangun jiwa kewirausahaan sejak dini merupakan salah satu
solusinya. Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan tersebut dapat melalui
menjadi anggota koperasi.
Ragam koperasi yang muncul hingga saat ini telah mengalami
perkembangan dan cenderung bervariasi. Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi
oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh
masing-masing koperasi yang bersangkutan (Revrisond Baswir, 2000: 75). Koperasi
Mahasiswa (KOPMA) merupakan salah satu bentuk koperasi berdasarkan jenis
anggotanya. Mahasiswa sebagai golongan masyarakat yang dianggap terpelajar
juga mengembangkan diri dalam hal kegiatan ekonomi melalui koperasi
mahasiswa.
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang
lalu pada awalnya dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk
belajar berkoperasi secara riil, tidak hanya membaca dan mempelajari koperasi
dalam bahan kuliah saja. Dengan adanya Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
diharapkan mahasiswa memiliki perilaku berwirausaha, bekerja sama dan mampu
menjadi seorang entrepreneur muda. Dengan demikian diharapkan KOPMA
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian
bangsa.
Universitas Pendidikan Indonesia memiliki Koperasi Mahasiswa yang
bernama Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia
atau lebih dikenal KOPMA BS UPI. KOPMA BS UPI merupakan sebuah
lembaga ekonomi (badan usaha) yang juga lembaga kemahasiswaan bertujuan
untuk mengembangkan potensi mahasiswa UPI yang tergabung menjadi
anggotanya maupun tidak. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Bumi Siliwangi UPI
yang berdiri sejak tahun 1986 telah memperlihatkan eksistensinya di bidang
3
Dalam perkembangannya, KOPMA BS UPI sebagai organisasi mahasiswa
yang anggotanya terdiri dari seluruh mahasiswa yang masih aktif dari tujuh
Fakultas yang terdapat di UPI yaitu Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(FPIPS), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA
(FPMIPA), Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP), dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) serta
Sekolah Pasca Sarjana (S2) belum menunjukkan jumlah anggota yang besar.
Berikut ini tabel yang menunjukkan jumlah mahasiswa UPI semester
genap Tahun 2011/ 2012 dan jumlah anggota KOPMA BS UPI periode 2012
sebagai perbandingan.
Tabel 1.1
Jumlah Anggota KOPMA BS UPI
Jumlah Anggota Kopma 2.129 5,49%
Jumlah Non Anggota Kopma 36.643 94,51%
Jumlah Mahasiswa UPI 38.772 100%
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013, data diolah
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah anggota KOPMA BS UPI
sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh mahasiswa UPI.
Berdasarkan rekapitulasi semester genap 2011/ 2012, mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia berjumlah 38.772 orang. Dari jumlah tersebut, yang
terdaftar sebagai anggota KOPMA BS UPI sampai dengan periode 2012 hanya
berjumlah 2.129 mahasiswa atau sekitar 5,49%.
Sistem keanggotaan KOPMA Bumi Siliwangi UPI bersifat sukarela yang
sebelumnya bersifat otomatis. KOPMA BS UPI menargetkan jumlah anggota
sukarela baru pada tahun 2012 berjumlah 600 orang, namun target itu tidak
tercapai. Jumlah anggota tahun buku 2012 berjumlah 376 atau 62,6% dari target
yang ditentukan. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa minat mahasiswa untuk
menjadi anggota KOPMA BS UPI masih rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Prof. Dr. Jochen Ropke (Sri Djatnika S, SE, M.Si, 2012:
Individu itu akan menjadi anggota koperasi atau akan mempertahankan keanggotaannya (tetap menjalin usaha dengan koperasinya), jika mereka
mengharapkan bahwa “kegunaan” (utility) yang dapat mereka peroleh dari
koperasi lebih besar daripada manfaat tidak menjadi anggota koperasi.
Hipotesis dasar yang membahas tentang keanggotaan koperasi dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Manfaat koperasi > manfaat non-koperasi Manfaat koperasi > manfaat pesaing, atau
Keunggulan/ keuntungan berkoperasi > keunggulan pesaing
Dalam proposisi ini diasumsikan bahwa individu-individu itu memiliki
motivasi utama dalam upaya mencari penemuan bagi kepentingannya sendiri.
Mereka bertindak sebagai orang-orang yang dengan sendirinya tertarik untuk
melakukan pekerjaan itu. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan dasar
keputusan seseorang memasuki koperasi.
>
<
=
=
Gambar 1.1
Dasar Keputusan Memasuki Koperasi
Sumber: Prof. Dr. Jochen Ropke (Sri Djatnika S, SE, M. Si, 2012: 33) Keanggotaan dalam koperasi suatu
perusahaan melahirkan Keanggotaan dalam suatu
koperasi perusahaan melahirkan
Kerugian (disadvantages) Manfaat, keunggulan (advantages)
5
Jika manfaat, keunggulan (advantages) > kerugian (disadvantages) maka orang akan masuk/ tetap menjadi anggota koperasi/ meningkatkan
kegiatannya dalam koperasi.
Jika manfaat, keunggulan (advantages) < kerugian (disadvantages) maka orang akan meninggalkan koperasi/ menurunkan tingkat kegiatannya dalam
koperasi.
Anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa
koperasi. Kedudukan anggota sangat penting bagi keberlangsungan hidup
koperasi, karena koperasi merupakan perkumpulan orang perseorangan/ badan
hukum koperasi. Kemajuan suatu koperasi tidak hanya dilihat dari jumlah
anggotanya, tetapi yang lebih penting adalah perilaku aktif anggota terhadap
koperasi tersebut. Perilaku aktif anggota selalu tampak dalam beberapa hal yang
sekaligus digunakan sebagai indikator untuk mengukur kualitas partisipasi dari
seorang anggota terhadap koperasi.
Perilaku aktif anggota terhadap koperasi diantaranya aktif dalam
mengikuti kegiatan yang diadakan koperasi, aktif membayar kewajiban-kewajiban
administratif, aktif dalam memanfaatkan pelayanan koperasi, aktif dalam
mengambil keputusan pada saat Rapat Anggota, serta aktif dalam melakukan
pengawasan terhadap koperasi. Secara umum, perilaku mahasiswa sebagai
anggota KOPMA BS UPI dinilai masih rendah. Berdasarkan jumlah anggota
KOPMA BS UPI yang ada belum menunjukkan keaktifan yang signifikan.
Menurut laporan tahunan KOPMA BS UPI kepengurusan 2012-2013
menyebutkan bahwa masih kurangnya kesadaran anggota akan pentingnya
membayar modal penyertaan bagi keberlangsungan usaha KOPMA BS UPI.
Modal penyertaan dibayarkan secara berkala setiap bulannya sebesar Rp. 3.000,-.
Walaupun jumlah modal penyertaan yang harus dibayarkan sedikit setiap
bulannya tetapi keasadaran anggota untuk membayar masih rendah. Modal
penyertaan berguna untuk menambah dan memperkuat permodalan koperasi.
Setoran pokok juga merupakan salah satu sumber permodalan bagi
permohonan keanggotaan terhadap KOPMA. Setoran pokok dibayarkan oleh
anggota satu kali selama menjadi anggota yang besarnya Rp. 10.000,-. Sedangkan
hibah merupakan pemberian uang dan/ atau barang kepada koperasi dengan
sukarela tanpa imbalan jasa sebagai modal usaha.
Berikut ini tabel yang menunjukkan partisipasi anggota dalam penyertaan
modal pada KOPMA BS UPI periode 2012.
Tabel 1.2
Partisipasi Anggota dalam Penyertaan Modal
Bulan Setoran Pokok
Modal
Penyertaan Hibah Total
Januari 298.500 660.500 4.219.000 5.178.000
Februari 290.000 2.639.900 793.700 3.723.600
Maret 150.000 551.900 426.000 1.127.900
April 120.000 1.149.600 3.835.300 5.104.900
Mei - 459.000 5.000.000 5.459.000
Juni 64.000 675.000 3.712.000 4.451.000
Juli 60.000 210.000 3.100.000 3.370.000
Agustus 50.000 156.000 700.000 906.000
September 2.380.000 4.735.000 3.645.000 10.760.000
Oktober 230.000 595.600 5.696.000 6.521.600
November 220.000 537.000 8.108.000 8.865.000
Desember 60.000 204.000 15.995.000 16.259.000
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
Dari tabel diatas, dapat diketahui partisipasi anggota dalam penyertaan
modal pada KOPMA BS UPI baik setoran pokok, modal penyertaan, maupun
hibah pada periode 2012 mengalami fluktuatif. Jumlah penyertaan modal dari
bulan Januari hingga Desember 2012 cenderung mengalami penurunan. Jumlah
penyertaan modal terbesar diperoleh pada bulan Desember 2012 yaitu sebesar Rp.
16.259.000 dan jumlah penyertaan modal terendah diperoleh pada bulan Agustus
7
Partisipasi anggota KOPMA BS UPI dalam penyertaan modal dikatakan
masih rendah, karena tidak semua anggota selalu membayar modal penyertaan
setiap bulannya. Padahal modal penyertaan sangat penting bagi permodalan
KOPMA BS UPI. Dalam hal ini, KOPMA BS UPI berupaya agar anggotanya
sadar dalam membayar modal penyertaan dengan cara memberikan reward
kepada anggota yang rutin membayar modal penyertaan. Berikut ini tabel yang
menunjukkan kesadaran anggota dalam membayar penyertaan modal tahun 2012.
Tabel 1.3
Kesadaran Anggota Membayar Penyertaan Modal
Anggota
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
Dari tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa kesadaran anggota dalam
membayar penyertaan modal pada tahun 2012 masih rendah. Kecenderungan
anggota tahun 2009 untuk membayar penyertaan modal hanya 6,01%. Anggota
tahun 2010 sebesar 16,08%, dan yang tertinggi anggota tahun 2011 yaitu sebesar
87,77%. Target dari meningkatkan kesadaran anggota membayar modal
penyertaan tidak berjalan dengan baik karena upaya yang dilakukan bidang
organisasi hanya menitikberatkan pada kekuatan media publikasi.
Sedangkan selisih hasil usaha (SHU) yang diperoleh KOPMA BS UPI
pada periode 2012, sebagai berikut:
Tabel 1.4
Selisih Hasil Usaha periode 2012
Bulan SHU (Rp.) Perkembangan (%)
Januari 3.212.544 -
Februari 12.026.775 2,74
April 12.964.786 - 0,03
Mei 13.154.822 0,01
Juni 9.373.892 - 0,28
Juli (1.532.014) - 1,16
Agustus (13.508.237) 9,82
September 34.688.355 - 3,57
Oktober 21.873.662 - 0,37
November 21.499.235 - 0,02
Desember (13.248.068) - 1,62
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
Dari tabel diatas, selisih hasil usaha pada bulan Januari, Februari, Maret,
April, Mei, Juni, September, Oktober, dan November 2012 mengalami surplus
hasil usaha. Sedangkan pada bulan Juli, Agustus, dan Desember 2012 mengalami
defisit hasil usaha. Adapun selisih hasil usaha terbesar diperoleh pada bulan
September 2012 yaitu sebesar Rp. 34.688.355,- dan selisih hasil usaha terendah
diperoleh pada bulan Juli 2012 yaitu sebesar (Rp. 1.532.014).
Selain dalam hal penyertaan modal, partisipasi anggota dalam
memanfaatkan pelayanan KOPMA BS UPI juga dinilai masih rendah, dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.5
Partisipasi Anggota dalam Memanfaatkan Pelayanan
Divisi Kontribusi Anggota Per Divisi
Divisi warnet/ copy centre 8%
Divisi wartel 6%
Divisi toko buku 6%
Divisi JNE 2%
Divisi kantin 11%
Divisi perdagangan umum 2%
9
Unit divisi kantin
Unit juice 3%
Unit cilok 3%
Unit makan & warung 8%
KCB 0%
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
Dari tabel analisis partisipasi anggota terhadap penjualan diperoleh
keterangan bahwa total partisipasi anggota hanya 38%. Dari keseluruhan
partisipasi tersebut, partisipasi terbesar yaitu pada divisi kantin sebesar 11%,
kemudian disusul oleh divisi warnet/ copy centre sebesar 8%. Pada dasarnya
usaha koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota, sebagaimana salah
satu fungsi dan peran KOPMA BS UPI yaitu menyediakan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan pokok mahasiswa (student basic need’s). Oleh karena itu, anggota sebagai pengguna harus memanfaatkan pelayanan barang dan jasa sesuai
dengan komitmen dan kemampuannya.
Partisipasi anggota yang rendah juga ditunjukkan oleh masih minimnya
partisipasi dalam mengikuti RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan RAPBK
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi). Hal ini ditunjukkan
dengan masih sedikitnya anggota yang menghadiri RAT, padahal Rapat Anggota
merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Walaupun ada komisariat
KOPMA di setiap Fakultas yang merupakan kepanjangan tangan dari KOPMA
BS UPI sehingga informasi apapun dapat dengan cepat tersebar, namun
komisariat belum bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.
Kepengurusan komisariat yang merupakan bagian integral dari komisariat
mengalami pasang surut dalam semangat kepengurusannya, sehingga
menghambat kinerja dan kerjasamanya dengan KOPMA BS UPI. Berikut ini
Tabel 1.6
Komisariat KOPMA BS UPI
No. Komisariat Jumlah
1. FPBS 19
2. FPEB 122
3. FIP 74
4. FPMIPA 50
5. FPTK 22
6. FPOK 45
7. FPIPS 44
Jumlah 376
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa dalam kenyataannya di
lapangan, Koperasi Mahasiswa belum begitu membudaya di kalangan mahasiswa.
Banyak mahasiswa yang menjadi anggota koperasi tetapi umumnya belum
memenuhi hak dan kewajiban sebagai anggota KOPMA BS UPI. Mereka belum
mengetahui tentang arti pentingnya berkoperasi, padahal koperasi mahasiswa
banyak memberi manfaat bagi anggota sebagai pemilik dan pengguna. Dengan
demikian jelas bahwa salah satu masalah yang timbul dalam KOPMA BS UPI
adalah masih rendahnya perilaku berkoperasi anggota.
Perilaku seseorang terhadap suatu objek dalam hal ini koperasi mahasiswa
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor intern maupun faktor
ekstern. Begitu pula dengan perilaku berkoperasi mahasiswa tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang diungkapkan oleh Baron
dalam Badeni (Etri Rismawati, 2010: 9) bahwa „proses perilaku individu
dipengaruhi oleh hasil belajar, persepsi, motivasi, dan sikap‟. Menurut Ropke (Sri Djatnika S, SE, M. Si, 2012: 12) “Jika membahas perilaku anggota koperasi,
harus disetujui bahwa dalam konteks teoritis dan empiris yang khusus ini,
11
atau hampir sama (serupa)”. Anggota koperasi sebagai individu mempunyai aspek kepribadian yang dapat mempengaruhi perilaku berkoperasi.
Rendahnya perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI dipengaruhi
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan anggota mengenai
koperasi. Pengetahuan perkoperasian ini meliputi segala hal yang menyangkut
koperasi, diantaranya pengertian koperasi, fungsi dan peran koperasi, manfaat
yang diperoleh anggota koperasi, usaha yang dijalankan koperasi, dan sebagainya.
Kurangnya pengetahuan anggota mengenai kehidupan koperasi menyebabkan
ketidaktertarikan anggota terhadap KOPMA karena mereka tidak mengetahui
akan arti pentingnya berkoperasi.
Selain itu motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan atau organisasi
KOPMA juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
berkoperasi. Motivasi yang dimiliki oleh anggota akan menentukan kontribusinya
terhadap koperasi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
perilaku berkoperasi mahasiswa dengan judul “PENGARUH PENGETAHUAN
PERKOPERASIAN DAN MOTIVASI MAHASISWA TERHADAP
PERILAKU BERKOPERASI” (Studi pada Mahasiswa/i Anggota Koperasi
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan perkoperasian berpengaruh terhadap perilaku
berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?
2. Apakah motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi
mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?
3. Apakah pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh
terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian terhadap perilaku
berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi mahasiswa terhadap perilaku
berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi
mahasiswa terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA BS
UPI.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
memperkaya khasanah ilmu ekonomi koperasi, khususnya terkait dengan perilaku
berkoperasi mahasiswa.
1.4.2 Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi penulis pada
khususnya dan mahasiswa pada umumnya mengenai pengaruh pengetahuan
perkoperasian dan motivasi terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengurus KOPMA BS UPI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah perilaku berkoperasi sebagai
variabel terikat. Pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa sebagai
variabel bebas. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa/i yang
menjadi anggota KOPMA BS UPI sampai dengan periode 2012.
3.2 Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah membutuhkan metode penelitian yang tepat untuk
memperoleh hasil yang baik. Metode penelitian yang dipilih hendaknya harus
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori
(explanatory methode). Menurut Nurul Zuriah (2009: 47), “penelitian survei
merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan
menanyakan melalui angket atau interview agar nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi”.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi menurut Nurul Zuriah (2009: 116) adalah “seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”. Selanjutnya Sugiyono (2009: 61) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tetentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjadi
(KOPMA BS UPI) sampai dengan periode 2012 yang berjumlah 2.129 anggota.
Berikut ini jumlah anggota KOPMA BS UPI periode 2012:
Tabel 3.1
Sumber: Annual Report Kopma BS UPI Kepengurusan 2012-2013
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 174). Pengambilan sampel harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Proportional Stratified Random Sampling. Menurut Nurul Zuriah (2009: 136),
“dengan cara ini akan ditemukan karakteristik masing-masing strata secara proporsional”.
Dalam menentukan jumlah sampel dilakukan melalui perhitungan
menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008: 44) sebagai berikut:
39
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel anggota KOPMA
BS UPI sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas, anggota KOPMA BS UPI yang dijadikan sampel
sebanyak 337 anggota. Namun, terdapat keterbatasan penelitian dalam penelitian
ini sehingga anggota yang dijadikan sampel sebanyak 215 anggota. Keterbatasan
penelitian yang dimaksud adalah adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
Selain itu, peneliti sulit untuk menemui anggota KOPMA BS UPI untuk diminta
informasinya dikarenakan jumlahnya yang sedikit dibandingkan jumlah seluruh
mahasiswa UPI.
Selanjutnya, untuk menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing
fakultas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
ni = ukuran sampel yang harus diambil dari stratum
Ni = ukuran stratum
N = ukuran populasi
Dalam penarikan sampel anggota dilakukan secara proporsional yang
dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Fakultas Perhitungan Jumlah Sampel
FIP 44/430 x 215 = 22,00 22
Operasional variabel disusun agar setiap variabel, sub variabel dan
indikator dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasional variabel
dalam penelitian ini secara rinci diuraikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Konsep Variabel Indikator Skala
Perilaku berkoperasi adalah interaksi antara individu (anggota) dengan organisasi koperasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perilaku Berkoperasi
(Y)
Perilaku berkoperasi dapat diukur dengan partisipasi anggota terhadap koperasi, diantaranya:
1. Partisipasi pengambilan keputusan dalam rapat anggota:
- Kehadiran - Keaktifan - Mengemukakan
41 merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang menyangkut kehidupan koperasi yang diperoleh melalui belajar, diketahui oleh mahasiswa mengenai Koperasi
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, berprestasi (need for
achievment):
tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang berhubungan (need for
affiliation):
Dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga
perlu memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Penggunaan teknik
dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
objektif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
2. Observasi, yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan mengunakan seluruh alat indra.
3. Dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
43
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menguji validitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai
berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi butir (item) ΣX = Jumlah skor tiap item
ΣY = Jumlah skor total item ΣX2
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ΣY2
= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
N = Jumlah sampel
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (rxy), kemudian dilakukan
pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai
berikut:
Keterangan: t = uji signifikansi korelasi
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
Dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.
Sebaliknya jika thitung < ttabel, maka butir item tidak valid dan tidak signifikan. ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan
pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan rumus alpha
dari Cronbach sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010: 239)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ = jumlah varians butir
= varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan
taraf signifikansi pada
= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel,sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tidak reliabel.
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian regresi linier berganda. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh variabel bebas yaitu
pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa terhadap variabel terikat
yaitu perilaku berkoperasi. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini
merupakan data yang bersifat ordinal yaitu variabel perilaku berkoperasi,
45
Dengan adanya data yang bersifat ordinal maka data tersebut harus diubah
terlebih dahulu menjadi data yang bersifat interval dengan menggunakan Methods
of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perhatikan tiap butir pertanyaan dalam angket.
b. Untuk butir tersebut berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab)
skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
Proporsi (P).
d. Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi
yang ada dengan proporsi sebelumnya.
e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk
setiap kategori.
f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan tabel ordinat distribusi normal.
g. Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:
SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit) (Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)
h. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
Y = SV + (1+ |SV min|) dimana nilai k = 1 + |SV min|
Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval,
selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.
Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
alat bantu SPSS version 21. Model analisis yang digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Perilaku berkoperasi
= Konstanta
= Koefisien regresi
X1 = Pengetahuan perkoperasian
X2 = Motivasi
= Faktor pengganggu
3.7.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi
yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari output SPSS yaitu dengan
melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Ketentuannya
adalah jika VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas dan menunjukkan
kolinieritas tinggi, dan sebaliknya jika VIF < 10 maka data terbebas dari
multikolinieritas. (Yana Rohmana, 2010: 149).
Apabila terjadi multikolinieritas dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
1) Tanpa ada perbaikan
2) Dengan perbaikan:
- Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori)
- Menghilangkan salah satu variabel independen
- Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series
- Transformasi variabel
- Penambahan Data
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
47
heteroskedastisitas. Cara menentukan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya: Residual Plot, Metode Grafik, Metode Park, Metode
Glejser, Metode Korelasi Spearman dan sebagainya.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
satu residual dengan residual yang lain dalam sebuah model regresi. Untuk
mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin-Watson,
yaitu membandingkan nilai statistik Watson hitung dengan
Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi, baik
positif maupun negatif. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan
jelas dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif dL ≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
du ≤ d ≤ 4-du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/ negatif
4-du ≤ d ≤ 4-dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4-dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
Sumber: Yana Rohmana (2010: 195)
3.7.2 Pengujian Hipotesis
3.7.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2.
Ha : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:
; i = X1, X2 (Yana Rohmana, 2010: 74)
Kaidah keputusan :
Jika nilai maka Ho ditolak atau menerima Ha, artinya
variabel itu signifikan. Sebaliknya jika nilai maka Ho diterima
atau menolak Ha, artinya variabel itu tidak signifikan.
3.7.2.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y,
dimana i = X1, X2.
Ha : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y,
dimana i = X1, X2.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :
(Yana Rohmana, 2010: 78)
Kriteria uji F adalah:
Jika maka diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa keseluruhan variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat
(Y).
Jika maka ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa keseluruhan variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
49
3.7.2.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( ) yaitu angka yang menunjukkan besarnya
derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari
model tersebut. Untuk menghitung nilai koefisien determinasi dapat
menggunakan rumus:
(Yana Rohmana, 2010: 76)
Nilai berkisar antara 0 dan 1 (0< <1) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/ dekat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak erat/ jauh, atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai kurang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan tentang pengaruh pengetahuan perkoperasian dan motivasi terhadap
perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan perkoperasian berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi
mahasiswa/i anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan
perkoperasian maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu
pula sebaliknya, apabila pengetahuan perkoperasian rendah maka perilaku
berkoperasi anggota akan menurun.
2. Motivasi mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i
anggota KOPMA BS UPI. Artinya semakin tinggi motivasi mahasiswa maka
perilaku berkoperasi anggota akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila
motivasi mahasiswa rendah maka perilaku berkoperasi anggota akan
menurun.
3. Pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa berpengaruh secara
bersama-sama terhadap perilaku berkoperasi mahasiswa/i anggota KOPMA
BS UPI. Artinya semakin tinggi pengetahuan perkoperasian dan motivasi
mahasiswa maka perilaku berkoperasi anggota akan meningkat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang
diperoleh, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan perilaku berkoperasi anggota KOPMA BS UPI baik dalam
berbagai kegiatan maupun dalam pemanfaatan pelayanan. KOPMA harus
menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi mahasiswa yang menjadi
anggotanya maupun tidak. Hal ini dapat menarik minat mahasiswa yang
belum menjadi anggota dan mahasiswa yang telah menjadi anggota akan
78
2. Melakukan sistem pembinaan terhadap anggota maupun pengurus untuk
meningkatkan pengetahuan perkoperasian dan motivasi mahasiswa dalam
berkoperasi, sehingga diharapkan perilaku berkoperasi anggota akan lebih
positif.
3. Pihak kampus Universitas Pendidikan Indonesia ikut mendukung berbagai
kegiatan yang diadakan KOPMA BS UPI dalam hal pengembangan ekonomi
dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian ini dan
meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku berkoperasi. Selain
itu, dapat juga menggunakan sampel yang berbeda misalnya pada anggota
DAFTAR PUSTAKA
Annual Report Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Kepengurusan 2012-2013.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bakhtiar, Amsal. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Baswir, Revrisond. (2000). Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia, Partisipasi Anggota
Koperasi, Tahun 2010.
Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat Jenderal Koperasi, (1972).
Pengetahuan Perkoperasian. Jakarta.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hendrojogi. (2004). Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ihsan, Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Indrawijaya, Adam Ibrahim. (1989). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru.
Joesron, Tati Suhartati. (2005). Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Linggasari. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. FKMUI.
Mutis, Thoby. (1992). Pengembangan Koperasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Nurminyadin, Asep. (2007). Pengaruh Partisipasi Anggota, Struktur Modal Dan
Perilaku Kewirausahaan Pengurus Terhadap Efektivitas Organisasi Koperasi (Studi Kasus Pada Kopma Se-Kota Bandung Tahun 2007).
80
Rismawati, Etri. (2010). Pengaruh Pengetahuan Perkoperasian, Persepsi, dan
Motivasi Terhadap Perilaku Berkoperasi Siswa (Suatu Kasus Pada Siswa SMA Negeri di Kota Cirebon).
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPBE UPI.
Ropke, Jochen. (Eds) (2012). Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Sudiarditha, I Ketut R dkk. (2012). Pengaruh Pengetahuan Anggota Tentang
Koperasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Warga Sejahtera Kelurahan Cipinang Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Vol 1 No 1.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartono, Suparlan. (2008). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi
Dan Hakikat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Thoha, Miftah. (2009). PERILAKU ORGANISASI Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan
Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.
Winardi. (2007). Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://berita.upi.edu/2012/03/17/jumlah-mahasiswa-upi-38-772-orang/
http://www.upi.edu/
(http://dekopinbdg.blogspot.com/2012/01/peran-aktif-anggota-koperasi-terhadap.html)
(http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-partisipasi-menurut-para.html)