• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi belajar . Studi kasus di SMK Negeri I Yogyakarta jurusan Akuntansi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi belajar . Studi kasus di SMK Negeri I Yogyakarta jurusan Akuntansi."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI, FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta

Fransiska Vionita Purbaningtyas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,985 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 <

(2)

iii

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD

TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES AND LEARNING ACHIEVEMENTS

A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting

Fransiska Vionita Purbaningtyas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The aims of this research are to know: 1) the relation between students’

perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation

between students’ perception about school facilities and learning achievements.

This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.

The result of this research shows: 1) there is a positive perception from

the students about accounting teacher’s competence and learning achievements which

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN

PRESTASI BELAJAR

Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN

PRESTASI BELAJAR

Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Santa Fransiska. Kedua orang tua ku Bapak

Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth Sukiyatun serta adiku Agustinus Dwi

Anggoro Purbowahono. Keluarga besarku keluarga (Alm) Ignatius Dwijo Martono

dan keluarga (Alm) Yosef Samin Mitro Suwarno. Untuk teman-teman seangkatan

(8)

v MOTTO

“Kehidupan tidak pernah mengambil apa pun darimu. Kehidupan hanya

menukarnya dengan sesuatu yang lebih baik. Untuk disyukuri, bukan untuk

ditangisi.” –Fiersa Besari-

“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang, yang penting

kerja, kerja, dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya

menghasilkan alasan.” –Ir. Joko Widodo-

“BILA kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinta terlalu

tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan

hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta

Fransiska Vionita Purbaningtyas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

(12)

ix ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD

TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES AND LEARNING ACHIEVEMENTS

A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting

Fransiska Vionita Purbaningtyas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The aims of this research are to know: 1) the relation between students’

perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation

between students’ perception about school facilities and learning achievements.

This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.

The result of this research shows: 1) there is a positive perception from the

students about accounting teacher’s competence and learning achievements which is

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

karunia dan berkat-Nya penulis dapat menyeleseikan proposal penelitian dengan

judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Fasilitas

Sekolah Dengan Prestasi Belajar” dengan lancar. Penulisan proposal penelitian ini

diajukan sebagai salah satu syarat terseleseikannya skripsi yang mana skripsi adalah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan proposal

penelitian ini banyak pihak yang telah membantu terseleseikannya proposal penelitian

ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen

(14)

xi

selama ini. Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan

perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi

yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama

proses perkuliahan.

6. Staf Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang

telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan.

7. Kedua Orang Tuaku Bapak Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth

Sukiyatun yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan

senantiasa memberikan doa, dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Adiku Agustinus Dwi Anggoro Purbowahono yang telah memberikan doa,

dukungan dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.

9. Almamaterku SD Kanisius Semanggi, SMP PL Bintang Laut Surakarta, dan

SMK Kanisius Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

10.Sahabat-sahabat terbaikku: Pandu, Vina, Arlita, Dewi, Novita, Tutik, Inung,

Resa, Radyt, Alfon, Abeth, Pacil, Ayu, Diah, Andrew, Theo, Hery, Witta,

Riri, Mas Agus, Wena, Natali, Geby, Galuh, Bela, Maya, Sophie, Sisca

Boru, Nopi, Sisil, Adys, Gisela, Albeta, dan G.P.A yang selalu mendukung,

(15)

xii

11.Seluruh pihak SMK Negeri 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi

tempat dilaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerja sama yang

berjalan dengan baik ini.

12.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 dan

teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012-2015 yang tidak dapat

saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dinamika selama perkuliahan.

13.Teman dekat saya Yosep Henri Wibisono yang selalu memberikan

dukungan serta perhatiannya.

14.Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak

kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran

dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(17)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30

E. Operasional Variabel ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46

A. Sejarah Singkat... 46

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 47

C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 48

D. Sumber Daya Manusia SMK Negeri I Yogyakarta... 51

E. Siswa SMK Negeri I Yogyakarta ... 52

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Negeri I Yogyakarta ... 52

G. Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Data ... 56

(18)

xv

C. Pengujian Hipotesis ... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan ... 69

C. Saran ... 70

Daftar Pustaka ... 73

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Strukur Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK 12

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta 30

Tabel 3.2 Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 32

Tabel 3.3 Skala Likert ... 34

Tabel 3.4 Operasional Variabel Fasilitas Sekolah ... 35

Tabel 3.5 Hasil Pegujian Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 37

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Variabel Fasilitas Sekolah ... 39

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Variabel Fasilitas Sekolah ... 40

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kompetensi Guru Akuntansi .. 42

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Fasilitas Sekolah ... 42

Tabel 3.10 PAP Tipe II ... 43

Tabel 3.11 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 45

(20)

xvii

Tabel 4.2 Jumah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Pelajaran

2015/2016 ... 52

Tabel 4.3 Daftar Ruangan SMK Negeri I Yogyakarta Tahun 2015 ... 53

Tabel 4.4 Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55

Tabel 5.1 Responden Penelitian ... 56

Tabel 5.2 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi ... 57

Tabel 5.3 Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah ... 57

Tabel 5.4 Deskripsi Prestasi Belajar ... 58

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 59

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah Dengan Prestasi Belajar ... 60

Tabel 5.7 Hasil Uji Korelasi Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 61

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... 75

Lampiran 1 Rangkuman Data SMK Negeri I Yogyakarta ... 75

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 98

Lampiran 4 Tabel R ... 111

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 121

Lampiran 6 PAP II dan Deskripsi Data... 132

Lampiran 7 Mean, Median, Modus ... 139

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ... 146

Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis ... 151

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan

manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, berawal dari tidak bisa menjadi

bisa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa

didapatkan dan dilakukan di mana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat

dan keluarga. Dan yang sangat penting adalah bagaimana memberikan atau

mendapat pendidikan dengan baik agar manusia tidak terjerumus dalam

kehidupan yang negatif.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin

kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan

pendidikan kehidupan menjadi lebih terarah. Pendidikan menurut Driyarkara

didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda ketaraf insani

(Driyarkara, 1950: 74). Pengembangan manusia seutuhnya menuntut

pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu

menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan

perkembangan sebagai manusia. Pendidikan yang menekankan pada aspek

(23)

Para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan

kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga

menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan

kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya

sebagai model atau tokoh keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau

pengajar. Guru yang efektif memilki keunggulan dalam mengajar (fasilitator),

dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik, anggota

komunitas sekolah, relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua,

komite sekolah, pihak terkait), segi administrasi sebagai guru, dan sikap

profresionalitasnya. Sikap-sikap profesional antara lain: keinginan untuk

memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka

penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu menjunjung tinggi

pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan dan keinginan

untuk melayani masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

(Permendiknas) No 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru dinyatakan

bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jika keempat aspek

guru ini dijalankan akan menghasilkan seorang guru yang kompeten. Upaya

keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh peran guru dalam mengatur

dan menjaga peserta didik yang ada di sekolah. Selain itu guru juga

(24)

misi serta menjalankan fungsi sekolah dengan baik. Apabila guru dapat

mengelola peserta didik sesuai dengan prosedur yang ada, maka kualitas peserta

didik juga akan semakin baik. Tanggung jawab dan kualitas seorang guru akan

menentukan seperti apa kualitas pendidikan tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi belajar

peserta didik yaitu faktor internal (minat, psikologi, jasmani, rohani), faktor

eksternal (lingkungan alam, latar belakang keluarga, masyarakat). Peserta didik

sebagai objek dalam proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan prestasi

belajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, prestasi yang diperoleh setelah

proses belajar maka diperlukan sebuah evaluasi belajar. Prestasi belajar

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari

dalam diri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal) individu.

Tercapainya prestasi belajar berarti tercapai pula tujuan pembelajaran.

Ketersediaan fasilitas belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar, sebab dalam proses pembelajaran siswa memerlukan fasilitas belajar

yang memadai seperti, fasilitas pendampingan belajar, perpustakaan, akses

internet, sarana dan prasarana sekolah. Fasilitas tersebut menjadi alat bantu untuk

mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih mudah dalam

memahami materi pelajaran. Selain itu, kelengkapan fasilitas sekolah yang

dimiliki akan meningkatkan citra sekolah. Akan tetapi, hingga saat ini masih

banyak sekolah yang belum mempunyai fasilitas yang memadahi demi

(25)

pelosok yang sangat minim atau kurang fasilitasnya seperti, ruang kelas yang

tidak layak pakai karena sudah lapuk dan rusak, harus berbagi kelas dengan

siswa lain, tidak ada jaringan internet, jarak sekolah yang sulit untuk dijangkau

siswa. Hal ini berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang ada di kota

dengan berbagai macam fasilitas didalamnya, tidak heran apa bila terjadi

perbedaan prestasi atau kualitas siswa.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan utama yaitu

menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Tentu saja guru yang kompeten

sangat berperan penting bagi Sekolah Menengah Kejuruan karena mempunyai

kemampuan yang kompeten sehingga mampu menghantar dan membekali siswa

untuk terjun dalam dunia kerja.

Guru yang kompeten hendaknya mampu membuat suasana kelas yang

kondusif, nyaman dan menyenangkan agar siswa mau belajar dengan mandiri

dan membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar. Apabila siswa sudah

memiliki rasa semangat dan nyaman dalam belajar pastinya kualitas akademik

maupun non akademik siswa akan meningkat. Keberhasilan guru dalam

mendidik siswa ditunjukkan dengan prestasi siswa yang memenuhi kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Selain itu, faktor keberhasilan siswa dalam belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu peran guru dalam mengajar tetapi ada

juga yang dipengaruhi oleh faktor intern yaitu persepsi siswa tentang kompetensi

(26)

Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat pentingnya permasalahan dalam

dunia pendidikan, maka judul yang diambil dalam penulisan ini adalah

“HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU

AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI

BELAJAR”.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat fokus

pada masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi hanya pada persepsi

siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi

belajar.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru

akuntansi dengan prestasi belajar?

2. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan

prestasi belajar?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru

(27)

2. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah

dengan prestasi belajar?

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dalam penelitian ini :

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi mengenai

hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas

sekolah dengan prestasi belajar.

2. Bagi Guru

Hasil ini dapat digunakan untuk menambah informasi atau wawasan dan

bahan evaluasi kinerja guru.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai referensi bagi pembaca untuk menulis tugas akhir dan menambah

koleksi di perpustakaan serta menambah pengetahuan.

4. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan

(28)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

A. Landasan Teori

1. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Sebagaimana dikemukan oleh Walgito (2010: 100) bahwa “persepsi

merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu merupakan

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut sensoris. Dengan demikian persepsi merupakan pengorganisasian

penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga

merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated

dalam diri individu.”

Berdasarkan pengertian di atas, persepsi merupakan proses merespon

atau menanggapi suatu rangsangan yang ada dalam diri manusia manupun

yang ada di luar diri manusia.

b. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persepsi

Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya

beberapa faktor, yaitu :

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

(29)

tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan

respon diperlakukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Walgito (2010: 101) menyatakan bahwa untuk menyadari atau untuk

mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan

langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan

persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari

seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau

sekumpulan objek.

c. Proses Terjadinya Persepsi

Suatu objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat

indera (reseptor) akan diteruskan ke otak individu. Kemudian terjadilah

suatu proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu dapat

menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar, atau apa yang

(30)

Sehingga individu merespon sebagai akibat dari persepsi yang dapat

diambil oleh dindividu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses

perlu adanya sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Namun tidak

banyak persepsi yang dapat direspon tergantung pada perhatian individu

yang bersangkutan.

L --- S --- O --- R --- L

Keterangan:

L = Lingkungan

S = Stimulus

O = Organisme atau individu

R = Respon atau reaksi

Dalam skema tersebut memberikan gambaran bahwa lingkungan

sangat berpengaruh dalam memberikan stimulus terhadap organisasi atau

individu sehingga memberikan reaksi-reaksi dari pengaruh persepsi

tersebut.

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan

(31)

2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga

professional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Husdarta (2007:13) menyatakan bahwa kompetensi guru dalam

pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya

proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap

disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Kompetensi guru juga dapat

ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang

dipersyaratkan dipenuhi. Tertulis dalam Undang-Undang No 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

professional.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

membimbing dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dengan tidak melupakan 4

kompetensi yang harus dipenuhi sebagai guru, seperti kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Kompetensi guru yang baik terlihat dari hasil yang diperoleh

(32)

b. Indikator Kompetensi Guru

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar

kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi

utama, yaitu:

1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampan seorang pendidik

dalam mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi peserta didik.

2) Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia.

3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi profesional adalah kemampan penguasaan metari

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

(33)

Standar Kompetensi Guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK

NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

I. Kompetensi Pedagogik 1 Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. 1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik.

1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

1.4. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam pelajaran yang diampu.

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3 Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.

3.4. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

3.5. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.

(34)

NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 4 Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

4.2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.

4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,

di laboratorium, dan di lapangan dengan

memperhatikan standar keamanan yang

dipersyaratkan.

4.5. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.

6.2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan, tulisan dan /atau bentuk lain.

7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

(35)

NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 8 Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.4. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

8.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan

menggunakan berbagai instrumen

8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

8.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9 Memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

9.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.

9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi

kepada pemangku kepentingan.

9.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. 10 Melakukan tindakan reflektif

untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

10.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan

10.2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.

10.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.

II. Kompetensi Kepribadian 1 Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat.

2.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

2.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

2.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

3.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,

(36)

NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran rasa bangga menjadi guru, dan

rasa percaya diri.

4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 4.3. Bekerja mandiri secara profesional

5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

5.1. Memahami kode etik profesi guru. 5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.

5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. III. Kompetensi Sosial

1 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

1.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

1.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 2 Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 2.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 2.3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan

masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik

3 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. 3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan

kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan 4 Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran

kepada komunitas profesi sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.

IV. Kompetensi Profesional 1 Menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Ekonomi (Akuntansi)

1.1. Memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Akuntansi. 1.2. Membedakan pendekatan-pendekatan Akuntansi. 1.3. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Akuntansi 2 Menguasai standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

2.1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

2.2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

(37)

NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

3 Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.

2.4. Memilih materi pelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

2.5. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4 Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

4.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

4.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.

4.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

4.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

5.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

c. Penilaian Kompetensi Guru

Gaffar (2005: 187) menyatakan bahwa, untuk menilai kompetensi

guru dapat dilihat pada aspek: penguasaan content knowledge, behavioral

skill, dan human relation skill. Sedangkan Michel menyatakan bahwa

aspek yang dilihat dalam menilai kinerja individu (termasuk guru), yaitu

quality of work, promptness, initiative, capability, and communication.

Berdasarkan pendapat di atas, kompetensi guru dapat dinilai dari

penguasaan keilmuan, keterampilan tingkah laku, kemampuan membina

hubungan, kualitas kerja, inisiatif, kapasitas diri serta kemampuan dalam

(38)

Aspek yang dapat dinilai dari kompetensi dalam suatu organisasi

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kemampuan teknik, kemampuan

konseptual, dan kemampuan intrapersonal:

1) Kemampuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh.

2) Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit-unit

operasional.

Sebagaimana dikemukakan oleh Riva’I (2004: 324) bahwa,

kemampuan hubungan intrapersonal yaitu antara lain kemampuan untuk

bekerja sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi.

Selain guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang tinggi juga

dituntut untuk memiliki kemampuan intrapersonal untuk bekerjasama

dengan rekan kerja maupun peserta didik serta lingkungan sekolahnya.

Kemampuan tersebut tidak hanya secara teoritis saja tetapi dalam

praktiknya dengan warga sekolah berjalan dengan seimbang.

3. Fasilitas Sekolah

a. Pengertian Fasilitas

Menurut Sanjaya (2008: 200) menyatakan bahwa, fasilitas belajar di

(39)

keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara

langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat

pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah

segala sesuau yang secara tidak langsung dapat mendukung proses

keberhasilan dalam proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah,

penerangan, kamar mandi, tempat parkir dan lain-lain.

b. Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975

Fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar:

1) Bangunan dan perabotan sekolah, pada dasarnya harus sesuai dengan

kebutuhan pendidikan dan harus layak ditempati siswa pada proses

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas

berbagai macam ruangan. Secara umum jenis ruangan ditinjau dari

fungsi dapat dikelompokkan dalam ruang pendidikan untuk

menampung proses kegiatan belajar mengajar baik taori maupun

praktik, ruang administrasi untuk proses administrasi sekolah dan

berbagai kegiatan kantor, ruang unit kesehatan siswa (UKS) dan

ruang penunjang untuk kegiatan yang mendukung proses belajar

mengajar (laboratorium pembelajaran). Perabot sekolah yang pada

umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat mendukung

semua kegiatan yang berlangsung disekolah, baik kegiatan belajar

(40)

2) Alat pelajaran, yang dimaksud disini adalah alat peraga dan

buku-buku bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar dan

memperjelas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru

dan siswa. Buku pelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar, biasanya terdiri dari buku pegangan, buku pelengkap dan

buku bacaan.

3) Media pengajaran, merupakan sarana non personal yang digunakan

atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam

proses belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Media

pengajaran dapat dikategorikan dalam media visual yang

menggunakan proyeksi, media audit, media kombinasi.

4) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana dalam menunjang proses

pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Fasilitas juga harus

sesuai dengan peraturan sekolah dan sesuai dengan standar

pemerintah. Apabila fasilitas sekolah sudah memenuhi standarnya

maka citra sekolah akan semakin baik dan dapat memunculkan siswa

yang berprestasi tinggi dan baik serta dapat dipercaya dalam

mengelola peserta didik agar berprestasi tinggi dan menjadi manusia

(41)

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai

proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia.

Slameto (2003: 13) menyatakan bahwa, belajar adalah suatu proses

usaha untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan.

Menurut Syah (2006: 13) menyatakan bahwa belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

dilakukan atau dialami oleh individu yang melibatkan interaksi

lingkungan, sosial, masyarakat. Dengan belajar, manusia melakukan

perubahan dan perkembangan tingkah laku dalam merespon suatu

kegiatan dengan proses usaha yang dilakukan dan pengalaman individu

itu sendiri maupun dengan lingkungan sekitarnya agar mencapai suatu

(42)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ahmadi (1991: 131) menyatakan bahwa, prestasi belajar yang dicapai

seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

diri (faktor eksternal).

Yang tergolong faktor internal yaitu :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan

sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri atas:

a) Faktor intelektual yang meliputi :

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal adalah :

1) Faktor sosial yang terdiri atas :

a) Lingkungan keluarga

(43)

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

c. Prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976: 768) adalah hasil

yang telah dicapai atau dilakukan. Menurut Ahmad dan Supriyono (1991:

130) prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi baik dari dalam diri faktor internal) maupun dari luar

dirinya (faktor eksternal) individu.

Menurut Azwar (1996 : 11) prestasi merupakan hasil tindakan dalam

belajar yang berkenaan dengan ranah kognitif. Sedangkan Dalyono

(2005: 15) menyatakan bahwa, prestasi belajar memiliki beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern.

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah

belajar dan mengerjakan secara optimal yang diperoleh dari hasil tes

individu. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda karena faktor

yang mempengaruhinya juga berbeda-beda.

Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324) menyatakan bahwa nilai

(44)

kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai

rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai

rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek

dikatakan prestasi belajarnya rendah.

Menurut Azwar (1996 : 15) Prestasi belajar dapat diukur dengan alat

ukur tertentu. Tes belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang

pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber. Jadi prestasi

belajar diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes dapat memberi

informasi tentang apa yang telah dikuasai peserta didik, serta dapat

memberikan informasi kedudukan siswa dibanding dengan siswa lain atau

kelompoknya. Dengan demikian seseorang dikatakan berhasil bila

mampu menyelesaikan tes prestasi belajar dengan baik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari

dalam (internal) dan faktor dari dalam (eksternal) individu yang

diaplikasikan dengan hasil peringkat, nilai rapot, dan kelulusan yang

biasanya dilambangkan dengan angka nilai.

B. Penelitian yang Relevan

Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dengan Prestasi

Belajar, Studi Kasus Pada Siswa SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta,

(45)

siswa terhadap profesionalisme guru dengan persentase 68%. Kompetensi

pedagogik menunjukkan persentase sebesar 55% dengan interpretasi positif,

kompetensi kepribadian guru menunjukkan persentase 50% dengan interprestasi

sangat positif, kompetensi sosial menunjukkan persentase 49% dengan

interpretasi positif dan kompetensi profesional menunjukkan persentase 51%

dengan interprestasi positif. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan positif dan signifikan mengenai persepsi siswa terhadap

profesionalisme guru dengan prestasi belajar.

C. Kerangka berfikir

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan

bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur

pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Husdarta (2007: 13), kompetensi guru dalam pembelajaran menjadi

bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif

terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa.

(46)

kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi. Dalam Undang-Undang No. 14 2005

tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing

dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan meningkatkan prestasi belajar

peserta didik. Dengan tidak melupakan 4 kompetensi yang harus dipenuhi

sebagai guru, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru yang baik

terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik dalam pencapaian hasil belajarnya.

1. Hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi guru akuntansi dengan

prestasi belajar siswa

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa, guru

mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan

usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan

formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar

kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,

yaitu kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang pendidik dalam

mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

(47)

guru tersebut dapat dilakukan dengan benar, maka akan mengoptimalkan

performa peserta didik dalam menerima materi serta dapat meningkatkan

hasil berlajar siswa yang berkualitas.

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak

mulia. Jika standar kompetensi kepribadian guru tersebut dapat dilakukan

dengan baik, maka akan menciptakan suasana kelas dan lingkungan sekolah

yang nyaman serta kondusif dan membuat siswa lebih semangat dalam

pencapaian hasil belajar.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar. Jika standar kompetensi sosial guru tersebut dapat

dilakukan dengan baik, maka akan menciptakan suasana kerja yang nyaman

dan kondusif sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja guru.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan. Jika standar kompetensi profesional

guru tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka akan meningkatkan hasil

(48)

2. Hubungan persepsi siswa terhadap fasilitas sekolah dengan prestasi

belajar siswa

Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, Fasilitas belajar terdiri

dari 3 kelompok besar yaitu bangunan, alat peraga, media pengajaran.

Fasilitas belajar di sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk mencapai

suatu keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara

langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat

pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan Sanjaya

(2008: 200) menyatakan bahwa, prasarana adalah segala sesuau yang secara

tidak langsung dapat mendukung proses keberhasilan dalam proses

pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan, kamar mandi,

tempat parkir dan lain-lain. Suasana kelas yang nyaman ditunjang dengan

fasilitas yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, penampilan guru

yang baik dan bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

peserta didik.

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjuan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

Ho1 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru

(49)

Ha1 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru

akuntansi dengan prestasi belajar.

Ho2 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah

dengan prestasi belajar.

Ha2 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan

(50)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua

atau beberapa variabel (Arikunto, 2009: 247). Dalam hal ini, peneliti ingin

mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi,

fasilitas sekolah dan prestasi belajar.

Selain itu, penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian terperinci dan mendalam terhadap suatu lembaga, organisasi dan

gejala tertentu dalam kurun waktu tertentu (Arikunto, 2006: 143).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian di lakukan di SMK Negeri I Yogyakarta.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII jurusan Akuntansi

(51)

2. Objek

Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru

akuntansi, fasilitas sekolah dan prestasi belajar.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 115)

populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan

Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta.

Tabel 3.1

Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I

Yogyakarta

Kelas Jurusan

Akuntansi 1 Akuntansi 2

X 32 32

XI 31 32

XII 30 30

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan sampel apabila peneliti ingin menggeneralisasi hasil

penelitian sampel (Arikunto, 2006: 117). Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan Akuntansi SMK Negeri I

Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan

(52)

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

= nilai Chi kuadrat

P = proporsi populasi

d = galat pendugaan

Perhitungan besar sampel yang diinginkan :

Jadi, besar sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 126

responden.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

Simple Random Sampling, digunakan oleh peneliti apabila populasi dari

mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya

mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat

diambil secara sembarangan (acak) saja. Semua objek termasuk dalam

(53)

E. Operasional Variabel dan Pengukuran

1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi

Menurut Walgito (2010: 100) berpendapat bahwa, persepsi siswa

tentang kompetensi guru merupakan suatu proses yang didahului

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris. Dengan demikian

persepsi merupakan pengorganisasian penginterprestasian terhadap

stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan

merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Persepsi siswa

tentang kompeensi guru merupakan cara pandang siswa dalam hal

diinderainya, dalam hal ini adalah kompetensi guru yang mencangkup

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional yang dikembangkan dari Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Pengukuran variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru

dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang bentuknya checklist

berupa skala likert.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi

No. Dimensi Indikator Item

a) Mengenali karakteristik peserta didik 1, 2, 4 3 b) Menerapkan teori belajar dan

prinsip-prinsip belajar

6, 7, 8 9, 10,

5

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu

(54)

No. Dimensi Indikator Item

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

13

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran

14

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

16

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

16, 18, 19

17

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

20, 21

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

22, 23

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

24

2. Kompetensi Kepribadian

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

26 25

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat

27, 28, 29

30

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

31, 32, 34

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri

33, 36 35

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 37, 38, 39 3. Kompetensi

Sosial

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

40, 42 41

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

43

c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya

(55)

No. Dimensi Indikator Item

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain

45

4. Kompetensi Profesional

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

46, 48 47

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu

49, 50, 51

c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

52, 53

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

54

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri

55

Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena tertentu (Siregar, 2010: 138). Alternatif jawaban tiap item

disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

2. Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah

Fasilitas yang digunakan oleh siswa harus sesuai dengan kebutuhan

(56)

No. 079/1975 (sumber :

www.pendidikanekonomi.com/2013/01/fasilitas-belajar) yang terdiri dari : bangunan, alat peraga dan media

pembelajaran. Berikut adalah indikator dari persepsi siswa tentang

fasilitas sekolah.

Tabel 3.4

Operasional Variabel Fasilitas Sekolah

No. Dimensi Indikator Item

a) Bangunan cukup menampung

jumlah siswa

1, 3

b) Tidak ada kerusakan dan lengkap 2, 4, 6, 7, 8, 9 c) Layak digunakan dalam belajar

mengajar

a) Media pembelajaran bersih, lengkap dan layak pakai

15 16

b) Fasilitas sekolah lengkap 17, 18, 20

19

3. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah keberhasilan yang dicapai seseorang setelah

mengalami suatu pengalaman belajar, pengetahuan atau mempelajari

sesuatu. Dalam hal ini untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu nilai

rapor siswa jurusan akuntansi kelas X, XI, XII pada semester ganjil tahun

2015/2016.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

(57)

Kuesioner adalah suatu pertanyaan tertulis digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden yang akan diteliti (Arikunto, 1997:

128). Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru

akuntansi dan fasilitas sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

melihat dan mempelajari dokumen atau catatan yang berhubungan

dengan penelitian. Untuk mencari data yang berupa catatan atau buku

laporan hasil belajar siswa.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran konsep yang berkaitan dengan

sejauhmana tes telah diukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata,

2009: 50).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus :

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas butir

∑ = jumlah

N = banyaknya siswa

(58)

Y = skor total tiap siswa

XY = hasil perkalian antara X dan Y

Jika nilai koefisien rhitunng lebih besar dari rtabel, maka butir soal

tersebut dikatakan valid. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtable maka butir

soal tersebut dikatakan tidak valid dengan tingkat signifikan 5%.

Uji coba instrumen dilakukan pada responden di luar populasi

penelitian yang berjumlah 126 siswa , dengan berdasarkan pada jawaban

responden atas 55 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi

siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar dan 20

butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi siswa tentang

fasilitas sekolah dengan prestasi belajar. Kesimpulan pengujian validitas

diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, nilai rtabel untuk 126

responden pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,1472. Nilai rhitung di hitung

menggunakan program SPSS versi 17.

Rangkuman hasil uji validitas kompetensi guru akuntansi sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Kompetensi Guru Akuntansi

(59)

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi
Tabel 3.4 Operasional Variabel Fasilitas Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Remaja Terhadap Orang Tua dengan Perilaku Agresif Remaja Pada Pelajar di SMK Karya Nugraha Boyolali. (tidak

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

PENGEMBANGAN WORKSHEET DAN PROBLEMSHEET BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MULTIMODUS REPRESENTASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA Universitas

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah, penelitian ini hanya akan fokus membahas tentang pengaruh motivasi kerja dan iklim

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas limbah cair tahu berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah Cair, dan

The instrument of the research is a data card to write and categorize the backchannel types and functions from Conversation Analysis (CA) approach to analyze a conversation

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Untuk pembuktian pengalaman pekerjaan, penyedia agar membawa kontrak pekerjaan(ASLI (ASLI (ASLI (ASLI dan REKAMAN) dan REKAMAN) dan REKAMAN) yang merupakan kontrak