ii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI, FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta
Fransiska Vionita Purbaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,985 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 <
iii
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD
TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES AND LEARNING ACHIEVEMENTS
A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting
Fransiska Vionita Purbaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aims of this research are to know: 1) the relation between students’
perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation
between students’ perception about school facilities and learning achievements.
This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.
The result of this research shows: 1) there is a positive perception from
the students about accounting teacher’s competence and learning achievements which
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN
PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN
PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus di SMK Negeri I Yogyakarta Jurusan Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Fransiska Vionita Purbaningtyas NIM: 111334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Santa Fransiska. Kedua orang tua ku Bapak
Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth Sukiyatun serta adiku Agustinus Dwi
Anggoro Purbowahono. Keluarga besarku keluarga (Alm) Ignatius Dwijo Martono
dan keluarga (Alm) Yosef Samin Mitro Suwarno. Untuk teman-teman seangkatan
v MOTTO
“Kehidupan tidak pernah mengambil apa pun darimu. Kehidupan hanya
menukarnya dengan sesuatu yang lebih baik. Untuk disyukuri, bukan untuk
ditangisi.” –Fiersa Besari-
“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang, yang penting
kerja, kerja, dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara omongan hanya
menghasilkan alasan.” –Ir. Joko Widodo-
“BILA kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinta terlalu
tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan
hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak
viii ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
Studi Kasus SMK Negeri I Yogyakarta
Fransiska Vionita Purbaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar, 2) hubungan persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa akuntansi kelas X, XI, XII yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP Tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
ix ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION FORWARD
TEACHER’S COMPENTENCE IN ACCOUNTING, SCHOOL FACILITIES AND LEARNING ACHIEVEMENTS
A Case Study in One State Vocational School in Yogyakarta Majoring Accounting
Fransiska Vionita Purbaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aims of this research are to know: 1) the relation between students’
perception about accounting teacher and learning achievements, 2) the relation
between students’ perception about school facilities and learning achievements.
This research is a case study and correlation research. This research was held on December 2015. The population of this research were all students from accounting study program one state vocational school in Yogyakarta, meanwhile the samples of this research were 126 accounting students grade X, XI, XII. The techniques to take the sample were questionnaires and documentation. Descriptive interpretation in this research was PAP Type II. The data analysis technique to test the hypothesis was product moment pearson correlation.
The result of this research shows: 1) there is a positive perception from the
students about accounting teacher’s competence and learning achievements which is
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia dan berkat-Nya penulis dapat menyeleseikan proposal penelitian dengan
judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Fasilitas
Sekolah Dengan Prestasi Belajar” dengan lancar. Penulisan proposal penelitian ini
diajukan sebagai salah satu syarat terseleseikannya skripsi yang mana skripsi adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan dan penulisan proposal
penelitian ini banyak pihak yang telah membantu terseleseikannya proposal penelitian
ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
xi
selama ini. Terima kasih pula untuk motiasi, nasihat, kesabaran, dan
perhatian yang telah ibu berikan kepada saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membimbing saya selama
proses perkuliahan.
6. Staf Kesekretariatan Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang
telah membantu saya dalam urusan administrasi selama proses perkuliahan.
7. Kedua Orang Tuaku Bapak Yohanes Budi Purwanto dan Ibu Elisabeth
Sukiyatun yang telah dengan sabar membimbingku selama ini dan
senantiasa memberikan doa, dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Adiku Agustinus Dwi Anggoro Purbowahono yang telah memberikan doa,
dukungan dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
9. Almamaterku SD Kanisius Semanggi, SMP PL Bintang Laut Surakarta, dan
SMK Kanisius Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
10.Sahabat-sahabat terbaikku: Pandu, Vina, Arlita, Dewi, Novita, Tutik, Inung,
Resa, Radyt, Alfon, Abeth, Pacil, Ayu, Diah, Andrew, Theo, Hery, Witta,
Riri, Mas Agus, Wena, Natali, Geby, Galuh, Bela, Maya, Sophie, Sisca
Boru, Nopi, Sisil, Adys, Gisela, Albeta, dan G.P.A yang selalu mendukung,
xii
11.Seluruh pihak SMK Negeri 1 Yogyakarta yang telah bersedia menjadi
tempat dilaksanakan penelitian ini. Terima kasih atas kerja sama yang
berjalan dengan baik ini.
12.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 dan
teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012-2015 yang tidak dapat
saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dinamika selama perkuliahan.
13.Teman dekat saya Yosep Henri Wibisono yang selalu memberikan
dukungan serta perhatiannya.
14.Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak
kekurangan yang ada maka dari itu penulis mengaharapkan adanya kritik atau saran
dari pembaca dan semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi... xiii
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
xiv
BAB III METODE PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 30
E. Operasional Variabel ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46
A. Sejarah Singkat... 46
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 47
C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 48
D. Sumber Daya Manusia SMK Negeri I Yogyakarta... 51
E. Siswa SMK Negeri I Yogyakarta ... 52
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Negeri I Yogyakarta ... 52
G. Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Deskripsi Data ... 56
xv
C. Pengujian Hipotesis ... 60
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Keterbatasan ... 69
C. Saran ... 70
Daftar Pustaka ... 73
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strukur Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK 12
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta 30
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 32
Tabel 3.3 Skala Likert ... 34
Tabel 3.4 Operasional Variabel Fasilitas Sekolah ... 35
Tabel 3.5 Hasil Pegujian Variabel Kompetensi Guru Akuntansi ... 37
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Variabel Fasilitas Sekolah ... 39
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Variabel Fasilitas Sekolah ... 40
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kompetensi Guru Akuntansi .. 42
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Fasilitas Sekolah ... 42
Tabel 3.10 PAP Tipe II ... 43
Tabel 3.11 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 45
xvii
Tabel 4.2 Jumah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Pelajaran
2015/2016 ... 52
Tabel 4.3 Daftar Ruangan SMK Negeri I Yogyakarta Tahun 2015 ... 53
Tabel 4.4 Fasilitas Pendidikan SMK Negeri I Yogyakarta ... 55
Tabel 5.1 Responden Penelitian ... 56
Tabel 5.2 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi ... 57
Tabel 5.3 Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah ... 57
Tabel 5.4 Deskripsi Prestasi Belajar ... 58
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 59
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Hubungan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah Dengan Prestasi Belajar ... 60
Tabel 5.7 Hasil Uji Korelasi Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar ... 61
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ... 75
Lampiran 1 Rangkuman Data SMK Negeri I Yogyakarta ... 75
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 88
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 98
Lampiran 4 Tabel R ... 111
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 121
Lampiran 6 PAP II dan Deskripsi Data... 132
Lampiran 7 Mean, Median, Modus ... 139
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ... 146
Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis ... 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan
manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, berawal dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa
didapatkan dan dilakukan di mana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat
dan keluarga. Dan yang sangat penting adalah bagaimana memberikan atau
mendapat pendidikan dengan baik agar manusia tidak terjerumus dalam
kehidupan yang negatif.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin
kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan
pendidikan kehidupan menjadi lebih terarah. Pendidikan menurut Driyarkara
didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda ketaraf insani
(Driyarkara, 1950: 74). Pengembangan manusia seutuhnya menuntut
pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu
menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan
perkembangan sebagai manusia. Pendidikan yang menekankan pada aspek
Para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan
kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga
menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan
kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya
sebagai model atau tokoh keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau
pengajar. Guru yang efektif memilki keunggulan dalam mengajar (fasilitator),
dalam hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik, anggota
komunitas sekolah, relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua,
komite sekolah, pihak terkait), segi administrasi sebagai guru, dan sikap
profresionalitasnya. Sikap-sikap profesional antara lain: keinginan untuk
memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka
penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu menjunjung tinggi
pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan dan keinginan
untuk melayani masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(Permendiknas) No 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru dinyatakan
bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jika keempat aspek
guru ini dijalankan akan menghasilkan seorang guru yang kompeten. Upaya
keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh peran guru dalam mengatur
dan menjaga peserta didik yang ada di sekolah. Selain itu guru juga
misi serta menjalankan fungsi sekolah dengan baik. Apabila guru dapat
mengelola peserta didik sesuai dengan prosedur yang ada, maka kualitas peserta
didik juga akan semakin baik. Tanggung jawab dan kualitas seorang guru akan
menentukan seperti apa kualitas pendidikan tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi belajar
peserta didik yaitu faktor internal (minat, psikologi, jasmani, rohani), faktor
eksternal (lingkungan alam, latar belakang keluarga, masyarakat). Peserta didik
sebagai objek dalam proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan prestasi
belajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, prestasi yang diperoleh setelah
proses belajar maka diperlukan sebuah evaluasi belajar. Prestasi belajar
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari
dalam diri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal) individu.
Tercapainya prestasi belajar berarti tercapai pula tujuan pembelajaran.
Ketersediaan fasilitas belajar juga sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar, sebab dalam proses pembelajaran siswa memerlukan fasilitas belajar
yang memadai seperti, fasilitas pendampingan belajar, perpustakaan, akses
internet, sarana dan prasarana sekolah. Fasilitas tersebut menjadi alat bantu untuk
mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih mudah dalam
memahami materi pelajaran. Selain itu, kelengkapan fasilitas sekolah yang
dimiliki akan meningkatkan citra sekolah. Akan tetapi, hingga saat ini masih
banyak sekolah yang belum mempunyai fasilitas yang memadahi demi
pelosok yang sangat minim atau kurang fasilitasnya seperti, ruang kelas yang
tidak layak pakai karena sudah lapuk dan rusak, harus berbagi kelas dengan
siswa lain, tidak ada jaringan internet, jarak sekolah yang sulit untuk dijangkau
siswa. Hal ini berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang ada di kota
dengan berbagai macam fasilitas didalamnya, tidak heran apa bila terjadi
perbedaan prestasi atau kualitas siswa.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan utama yaitu
menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja. Tentu saja guru yang kompeten
sangat berperan penting bagi Sekolah Menengah Kejuruan karena mempunyai
kemampuan yang kompeten sehingga mampu menghantar dan membekali siswa
untuk terjun dalam dunia kerja.
Guru yang kompeten hendaknya mampu membuat suasana kelas yang
kondusif, nyaman dan menyenangkan agar siswa mau belajar dengan mandiri
dan membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar. Apabila siswa sudah
memiliki rasa semangat dan nyaman dalam belajar pastinya kualitas akademik
maupun non akademik siswa akan meningkat. Keberhasilan guru dalam
mendidik siswa ditunjukkan dengan prestasi siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Selain itu, faktor keberhasilan siswa dalam belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu peran guru dalam mengajar tetapi ada
juga yang dipengaruhi oleh faktor intern yaitu persepsi siswa tentang kompetensi
Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat pentingnya permasalahan dalam
dunia pendidikan, maka judul yang diambil dalam penulisan ini adalah
“HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU
AKUNTANSI DAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN PRESTASI
BELAJAR”.
B. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat fokus
pada masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi hanya pada persepsi
siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas sekolah dengan prestasi
belajar.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
akuntansi dengan prestasi belajar?
2. Apakah ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan
prestasi belajar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
2. Untuk mengetahui hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah
dengan prestasi belajar?
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dalam penelitian ini :
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi mengenai
hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan fasilitas
sekolah dengan prestasi belajar.
2. Bagi Guru
Hasil ini dapat digunakan untuk menambah informasi atau wawasan dan
bahan evaluasi kinerja guru.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai referensi bagi pembaca untuk menulis tugas akhir dan menambah
koleksi di perpustakaan serta menambah pengetahuan.
4. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
A. Landasan Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Sebagaimana dikemukan oleh Walgito (2010: 100) bahwa “persepsi
merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
disebut sensoris. Dengan demikian persepsi merupakan pengorganisasian
penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated
dalam diri individu.”
Berdasarkan pengertian di atas, persepsi merupakan proses merespon
atau menanggapi suatu rangsangan yang ada dalam diri manusia manupun
yang ada di luar diri manusia.
b. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persepsi
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya
beberapa faktor, yaitu :
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan
yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai
reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan
respon diperlakukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Walgito (2010: 101) menyatakan bahwa untuk menyadari atau untuk
mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan
langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan
persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau
sekumpulan objek.
c. Proses Terjadinya Persepsi
Suatu objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat
indera (reseptor) akan diteruskan ke otak individu. Kemudian terjadilah
suatu proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu dapat
menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar, atau apa yang
Sehingga individu merespon sebagai akibat dari persepsi yang dapat
diambil oleh dindividu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses
perlu adanya sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Namun tidak
banyak persepsi yang dapat direspon tergantung pada perhatian individu
yang bersangkutan.
L --- S --- O --- R --- L
Keterangan:
L = Lingkungan
S = Stimulus
O = Organisme atau individu
R = Respon atau reaksi
Dalam skema tersebut memberikan gambaran bahwa lingkungan
sangat berpengaruh dalam memberikan stimulus terhadap organisasi atau
individu sehingga memberikan reaksi-reaksi dari pengaruh persepsi
tersebut.
2. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan
2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
professional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Husdarta (2007:13) menyatakan bahwa kompetensi guru dalam
pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya
proses pendidikan secara efektif terutama dalam membangun sikap
disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Kompetensi guru juga dapat
ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang
dipersyaratkan dipenuhi. Tertulis dalam Undang-Undang No 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
professional.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
membimbing dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dengan tidak melupakan 4
kompetensi yang harus dipenuhi sebagai guru, seperti kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Kompetensi guru yang baik terlihat dari hasil yang diperoleh
b. Indikator Kompetensi Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar
kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama, yaitu:
1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampan seorang pendidik
dalam mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi peserta didik.
2) Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi profesional adalah kemampan penguasaan metari
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
Standar Kompetensi Guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SMA/MA, SMK/MAK
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
I. Kompetensi Pedagogik 1 Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
1.1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. 1.2. Mengidentifikasi potensi peserta didik.
1.3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik dalam pelajaran yang diampu.
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2.1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
3 Mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3.1. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
3.4. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 4 Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
4.1. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,
di laboratorium, dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan yang
dipersyaratkan.
4.5. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6. Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
6.1. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
6.2. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
7.1. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan, tulisan dan /atau bentuk lain.
7.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 8 Menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.4. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai instrumen
8.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
8.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9 Memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
9.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.
9.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi
kepada pemangku kepentingan.
9.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. 10 Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
10.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
10.2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
10.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
II. Kompetensi Kepribadian 1 Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-serta didik dan masyarakat.
2.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
2.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
2.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
3.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 4.3. Bekerja mandiri secara profesional
5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
5.1. Memahami kode etik profesi guru. 5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.
5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. III. Kompetensi Sosial
1 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
1.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
1.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 2 Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 2.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 2.3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik
3 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. 3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan
kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan 4 Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran
kepada komunitas profesi sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.
IV. Kompetensi Profesional 1 Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Ekonomi (Akuntansi)
1.1. Memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Akuntansi. 1.2. Membedakan pendekatan-pendekatan Akuntansi. 1.3. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Akuntansi 2 Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
2.1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
2.2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
NO. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
3 Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
2.4. Memilih materi pelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
2.5. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4 Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
4.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
4.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
4.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
4.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
5.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
5.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
c. Penilaian Kompetensi Guru
Gaffar (2005: 187) menyatakan bahwa, untuk menilai kompetensi
guru dapat dilihat pada aspek: penguasaan content knowledge, behavioral
skill, dan human relation skill. Sedangkan Michel menyatakan bahwa
aspek yang dilihat dalam menilai kinerja individu (termasuk guru), yaitu
quality of work, promptness, initiative, capability, and communication.
Berdasarkan pendapat di atas, kompetensi guru dapat dinilai dari
penguasaan keilmuan, keterampilan tingkah laku, kemampuan membina
hubungan, kualitas kerja, inisiatif, kapasitas diri serta kemampuan dalam
Aspek yang dapat dinilai dari kompetensi dalam suatu organisasi
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kemampuan teknik, kemampuan
konseptual, dan kemampuan intrapersonal:
1) Kemampuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,
metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
tugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh.
2) Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami
kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit-unit
operasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh Riva’I (2004: 324) bahwa,
kemampuan hubungan intrapersonal yaitu antara lain kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi.
Selain guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang tinggi juga
dituntut untuk memiliki kemampuan intrapersonal untuk bekerjasama
dengan rekan kerja maupun peserta didik serta lingkungan sekolahnya.
Kemampuan tersebut tidak hanya secara teoritis saja tetapi dalam
praktiknya dengan warga sekolah berjalan dengan seimbang.
3. Fasilitas Sekolah
a. Pengertian Fasilitas
Menurut Sanjaya (2008: 200) menyatakan bahwa, fasilitas belajar di
keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah
segala sesuau yang secara tidak langsung dapat mendukung proses
keberhasilan dalam proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah,
penerangan, kamar mandi, tempat parkir dan lain-lain.
b. Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975
Fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar:
1) Bangunan dan perabotan sekolah, pada dasarnya harus sesuai dengan
kebutuhan pendidikan dan harus layak ditempati siswa pada proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas
berbagai macam ruangan. Secara umum jenis ruangan ditinjau dari
fungsi dapat dikelompokkan dalam ruang pendidikan untuk
menampung proses kegiatan belajar mengajar baik taori maupun
praktik, ruang administrasi untuk proses administrasi sekolah dan
berbagai kegiatan kantor, ruang unit kesehatan siswa (UKS) dan
ruang penunjang untuk kegiatan yang mendukung proses belajar
mengajar (laboratorium pembelajaran). Perabot sekolah yang pada
umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat mendukung
semua kegiatan yang berlangsung disekolah, baik kegiatan belajar
2) Alat pelajaran, yang dimaksud disini adalah alat peraga dan
buku-buku bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar dan
memperjelas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru
dan siswa. Buku pelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, biasanya terdiri dari buku pegangan, buku pelengkap dan
buku bacaan.
3) Media pengajaran, merupakan sarana non personal yang digunakan
atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam
proses belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Media
pengajaran dapat dikategorikan dalam media visual yang
menggunakan proyeksi, media audit, media kombinasi.
4) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana dalam menunjang proses
pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Fasilitas juga harus
sesuai dengan peraturan sekolah dan sesuai dengan standar
pemerintah. Apabila fasilitas sekolah sudah memenuhi standarnya
maka citra sekolah akan semakin baik dan dapat memunculkan siswa
yang berprestasi tinggi dan baik serta dapat dipercaya dalam
mengelola peserta didik agar berprestasi tinggi dan menjadi manusia
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia.
Slameto (2003: 13) menyatakan bahwa, belajar adalah suatu proses
usaha untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
Menurut Syah (2006: 13) menyatakan bahwa belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan atau dialami oleh individu yang melibatkan interaksi
lingkungan, sosial, masyarakat. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan dan perkembangan tingkah laku dalam merespon suatu
kegiatan dengan proses usaha yang dilakukan dan pengalaman individu
itu sendiri maupun dengan lingkungan sekitarnya agar mencapai suatu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ahmadi (1991: 131) menyatakan bahwa, prestasi belajar yang dicapai
seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri (faktor eksternal).
Yang tergolong faktor internal yaitu :
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
a) Faktor intelektual yang meliputi :
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal adalah :
1) Faktor sosial yang terdiri atas :
a) Lingkungan keluarga
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
c. Prestasi belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976: 768) adalah hasil
yang telah dicapai atau dilakukan. Menurut Ahmad dan Supriyono (1991:
130) prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi baik dari dalam diri faktor internal) maupun dari luar
dirinya (faktor eksternal) individu.
Menurut Azwar (1996 : 11) prestasi merupakan hasil tindakan dalam
belajar yang berkenaan dengan ranah kognitif. Sedangkan Dalyono
(2005: 15) menyatakan bahwa, prestasi belajar memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah
belajar dan mengerjakan secara optimal yang diperoleh dari hasil tes
individu. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda karena faktor
yang mempengaruhinya juga berbeda-beda.
Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324) menyatakan bahwa nilai
kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai
rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai
rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek
dikatakan prestasi belajarnya rendah.
Menurut Azwar (1996 : 15) Prestasi belajar dapat diukur dengan alat
ukur tertentu. Tes belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang
pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber. Jadi prestasi
belajar diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes dapat memberi
informasi tentang apa yang telah dikuasai peserta didik, serta dapat
memberikan informasi kedudukan siswa dibanding dengan siswa lain atau
kelompoknya. Dengan demikian seseorang dikatakan berhasil bila
mampu menyelesaikan tes prestasi belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari
dalam (internal) dan faktor dari dalam (eksternal) individu yang
diaplikasikan dengan hasil peringkat, nilai rapot, dan kelulusan yang
biasanya dilambangkan dengan angka nilai.
B. Penelitian yang Relevan
Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dengan Prestasi
Belajar, Studi Kasus Pada Siswa SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta,
siswa terhadap profesionalisme guru dengan persentase 68%. Kompetensi
pedagogik menunjukkan persentase sebesar 55% dengan interpretasi positif,
kompetensi kepribadian guru menunjukkan persentase 50% dengan interprestasi
sangat positif, kompetensi sosial menunjukkan persentase 49% dengan
interpretasi positif dan kompetensi profesional menunjukkan persentase 51%
dengan interprestasi positif. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan positif dan signifikan mengenai persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru dengan prestasi belajar.
C. Kerangka berfikir
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan
bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Husdarta (2007: 13), kompetensi guru dalam pembelajaran menjadi
bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif
terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa.
kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi. Dalam Undang-Undang No. 14 2005
tentang Guru dan Dosen, kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam membimbing
dan bertanggung jawab pada peserta didik dengan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Dengan tidak melupakan 4 kompetensi yang harus dipenuhi
sebagai guru, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru yang baik
terlihat dari hasil yang diperoleh peserta didik dalam pencapaian hasil belajarnya.
1. Hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi guru akuntansi dengan
prestasi belajar siswa
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa, guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar
kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama,
yaitu kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang pendidik dalam
mengelola pembelajaran yang meliputi aspek pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
guru tersebut dapat dilakukan dengan benar, maka akan mengoptimalkan
performa peserta didik dalam menerima materi serta dapat meningkatkan
hasil berlajar siswa yang berkualitas.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia. Jika standar kompetensi kepribadian guru tersebut dapat dilakukan
dengan baik, maka akan menciptakan suasana kelas dan lingkungan sekolah
yang nyaman serta kondusif dan membuat siswa lebih semangat dalam
pencapaian hasil belajar.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Jika standar kompetensi sosial guru tersebut dapat
dilakukan dengan baik, maka akan menciptakan suasana kerja yang nyaman
dan kondusif sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja guru.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan. Jika standar kompetensi profesional
guru tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka akan meningkatkan hasil
2. Hubungan persepsi siswa terhadap fasilitas sekolah dengan prestasi
belajar siswa
Dalam keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, Fasilitas belajar terdiri
dari 3 kelompok besar yaitu bangunan, alat peraga, media pengajaran.
Fasilitas belajar di sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk mencapai
suatu keberhasilan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pelajaran, kelengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan Sanjaya
(2008: 200) menyatakan bahwa, prasarana adalah segala sesuau yang secara
tidak langsung dapat mendukung proses keberhasilan dalam proses
pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan, kamar mandi,
tempat parkir dan lain-lain. Suasana kelas yang nyaman ditunjang dengan
fasilitas yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, penampilan guru
yang baik dan bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
peserta didik.
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjuan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
Ho1 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
Ha1 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang kompetensi guru
akuntansi dengan prestasi belajar.
Ho2 : tidak ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah
dengan prestasi belajar.
Ha2 : ada hubungan positif persepsi siswa tentang fasilitas sekolah dengan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua
atau beberapa variabel (Arikunto, 2009: 247). Dalam hal ini, peneliti ingin
mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi,
fasilitas sekolah dan prestasi belajar.
Selain itu, penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian terperinci dan mendalam terhadap suatu lembaga, organisasi dan
gejala tertentu dalam kurun waktu tertentu (Arikunto, 2006: 143).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian di lakukan di SMK Negeri I Yogyakarta.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII jurusan Akuntansi
2. Objek
Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru
akuntansi, fasilitas sekolah dan prestasi belajar.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 115)
populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan
Akuntansi SMK Negeri I Yogyakarta.
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Jurusan Akuntansi SMK Negeri I
Yogyakarta
Kelas Jurusan
Akuntansi 1 Akuntansi 2
X 32 32
XI 31 32
XII 30 30
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan sampel apabila peneliti ingin menggeneralisasi hasil
penelitian sampel (Arikunto, 2006: 117). Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas X, XI, XII jurusan Akuntansi SMK Negeri I
Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
= nilai Chi kuadrat
P = proporsi populasi
d = galat pendugaan
Perhitungan besar sampel yang diinginkan :
Jadi, besar sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 126
responden.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
Simple Random Sampling, digunakan oleh peneliti apabila populasi dari
mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya
mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat
diambil secara sembarangan (acak) saja. Semua objek termasuk dalam
E. Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Akuntansi
Menurut Walgito (2010: 100) berpendapat bahwa, persepsi siswa
tentang kompetensi guru merupakan suatu proses yang didahului
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris. Dengan demikian
persepsi merupakan pengorganisasian penginterprestasian terhadap
stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan
merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Persepsi siswa
tentang kompeensi guru merupakan cara pandang siswa dalam hal
diinderainya, dalam hal ini adalah kompetensi guru yang mencangkup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang dikembangkan dari Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Pengukuran variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang bentuknya checklist
berupa skala likert.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Kompetensi Guru Akuntansi
No. Dimensi Indikator Item
a) Mengenali karakteristik peserta didik 1, 2, 4 3 b) Menerapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip belajar
6, 7, 8 9, 10,
5
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu
No. Dimensi Indikator Item
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
13
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
14
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
16
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
16, 18, 19
17
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
20, 21
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
22, 23
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
24
2. Kompetensi Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
26 25
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
27, 28, 29
30
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
31, 32, 34
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri
33, 36 35
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 37, 38, 39 3. Kompetensi
Sosial
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
40, 42 41
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
43
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya
No. Dimensi Indikator Item
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
45
4. Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
46, 48 47
b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
49, 50, 51
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
52, 53
d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
54
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
55
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena tertentu (Siregar, 2010: 138). Alternatif jawaban tiap item
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
2. Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang digunakan oleh siswa harus sesuai dengan kebutuhan
No. 079/1975 (sumber :
www.pendidikanekonomi.com/2013/01/fasilitas-belajar) yang terdiri dari : bangunan, alat peraga dan media
pembelajaran. Berikut adalah indikator dari persepsi siswa tentang
fasilitas sekolah.
Tabel 3.4
Operasional Variabel Fasilitas Sekolah
No. Dimensi Indikator Item
a) Bangunan cukup menampung
jumlah siswa
1, 3
b) Tidak ada kerusakan dan lengkap 2, 4, 6, 7, 8, 9 c) Layak digunakan dalam belajar
mengajar
a) Media pembelajaran bersih, lengkap dan layak pakai
15 16
b) Fasilitas sekolah lengkap 17, 18, 20
19
3. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah keberhasilan yang dicapai seseorang setelah
mengalami suatu pengalaman belajar, pengetahuan atau mempelajari
sesuatu. Dalam hal ini untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu nilai
rapor siswa jurusan akuntansi kelas X, XI, XII pada semester ganjil tahun
2015/2016.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
Kuesioner adalah suatu pertanyaan tertulis digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden yang akan diteliti (Arikunto, 1997:
128). Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru
akuntansi dan fasilitas sekolah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
melihat dan mempelajari dokumen atau catatan yang berhubungan
dengan penelitian. Untuk mencari data yang berupa catatan atau buku
laporan hasil belajar siswa.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran konsep yang berkaitan dengan
sejauhmana tes telah diukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata,
2009: 50).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas butir
∑ = jumlah
N = banyaknya siswa
Y = skor total tiap siswa
XY = hasil perkalian antara X dan Y
Jika nilai koefisien rhitunng lebih besar dari rtabel, maka butir soal
tersebut dikatakan valid. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtable maka butir
soal tersebut dikatakan tidak valid dengan tingkat signifikan 5%.
Uji coba instrumen dilakukan pada responden di luar populasi
penelitian yang berjumlah 126 siswa , dengan berdasarkan pada jawaban
responden atas 55 butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi
siswa tentang kompetensi guru akuntansi dengan prestasi belajar dan 20
butir pernyataan yang menunjukkan variabel persepsi siswa tentang
fasilitas sekolah dengan prestasi belajar. Kesimpulan pengujian validitas
diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, nilai rtabel untuk 126
responden pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,1472. Nilai rhitung di hitung
menggunakan program SPSS versi 17.
Rangkuman hasil uji validitas kompetensi guru akuntansi sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Kompetensi Guru Akuntansi