• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN ORGANISASI

DENGAN RESISTENSI PEGAWAI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN

ORGANISASI

Stanis Mahendra Satyawan

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi (Perceived Organization Support) dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai terhadap perubahan organisasi. Subjek pada penelitian ini berjumlah 209 orang pegawai dari 3 instansi yang terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dengan kriteria sudah bekerja minimal 1 tahun di instansinya. Reliabilitas skala yang digunakan dalam penelitian ini diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil reliabilitasnya adalah sebesar 0,898 untuk skala persepsi terhadap dukungan organisasi dengan jumlah item sebanyak 22 item. Pada skala resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi, reliabilitas skalanya sebesar 0,917 dengan total item sebanyak 27 item. Hasil uji asumsi penelitian ini menunjukkan bahwa data tidak normal tetapi linear sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah teknik korelasi Spearman rho. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data penelitian memiliki nilai signifikansi sebesar 0,007 (p > 0,05) dan koefisien korelasi sebesar -0,168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat rendah dan signifikan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi.

(2)

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCIEVED ORGANIZATION SUPPORT WITHIN EMPLOYEE RESISTANCE TOWARDS THE ORGANIZATIONAL

CHANGE

Stanis Mahendra Satyawan

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between Perceived Organization Support and employee resistance towards the organizational change. The hypothesis pointed in this research was the negative relation between the perceived organization and employee resistance. Therefore, the subjects were 209 employees from 3 company placed in Indonesia who have worked a year for the minimum. Moreover, reliability of perceived organization support with employee resistance in this research were tested using Alpha Cronbach technique. The reliability value showed 0,898 that consist of 22 items for the perceived organization support. The reliability of employee resistance towards the organizational change scale showed 0,917 with 27 items. The result of the assumptions test revealed abnormal but linear data. Hence, the hypothesis test was conducted using Spearman rho correlation technique. The hypothesis test showed that the data had 0,007 with (p>0,05) significant value and -0,168 correlation coefficient value. Thus, the result indicates a very low and significant negative relation between perceived organizational support and employee resistance toward the organizational change.

(3)

MENGHADAPI PERUBAHAN ORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Stanis Mahendra Satyawan

119114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN

ORGANISASI DAN SIKAP RESISTENSI PEGAWAI DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN ORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Stanis Mahendra Satyawan

119114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Pilihan dalam hidup tidak ada yang salah,

yang salah adalah ketika kita memilih tanpa

mau menerima semua konsekuensi dari pilihan

yang telah kita pilih”

“Bahagialah dari apa yang kamu miliki bukan

dari apa yang kamu harapkan”

Karya ini dipersembahkan untuk Tuhan, Mama, dan Alm.

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya bahwa karya penelitian ini

merupakan hasil dari buah pikiran saya sendiri tanpa memuat hasil karya orang

lain selain yang sudah saya sebutkan pada daftar pustaka selayaknya karya ilmiah

pada umumnya.

Yogyakarta, 18 Juli 2016

Penulis

(9)

vi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN ORGANISASI

DAN SIKAP RESISTENSI PEGAWAI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN

ORGANISASI

Stanis Mahendra Satyawan

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi (Perceived Organization Support) dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai terhadap perubahan organisasi. Subjek pada penelitian ini berjumlah 209 orang pegawai dari 3 instansi yang terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dengan kriteria sudah bekerja minimal 1 tahun di instansinya. Reliabilitas skala yang digunakan dalam penelitian ini diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil reliabilitasnya adalah sebesar 0,898 untuk skala persepsi terhadap dukungan organisasi dengan jumlah item sebanyak 22 item. Pada skala resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi, reliabilitas skalanya sebesar 0,917 dengan total item sebanyak 27 item. Hasil uji asumsi penelitian ini menunjukkan bahwa data tidak normal tetapi linear sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah teknik korelasi Spearman rho. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data penelitian memiliki nilai signifikansi sebesar 0,007 (p > 0,05) dan koefisien korelasi sebesar -0,168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat rendah dan signifikan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi.

(10)

vii

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCIEVED ORGANIZATION SUPPORT AND EMPLOYEE RESISTANCE TOWARDS THE ORGANIZATIONAL

CHANGE

Stanis Mahendra Satyawan

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between Perceived Organization Support and employee resistance towards the organizational change. The hypothesis pointed in this research was the negative relation between the perceived organization and employee resistance. Therefore, the subjects were 209 employees from 3 company placed in Indonesia who have worked a year for the minimum. Moreover, reliability of perceived organization support with employee resistance in this research were tested using Alpha Cronbach technique. The reliability value showed 0,898 that consist of 22 items for the perceived organization support. The reliability of employee resistance towards the organizational change scale showed 0,917 with 27 items. The result of the assumptions test revealed abnormal but linear data. Hence, the hypothesis test was conducted using Spearman rho correlation technique. The hypothesis test showed that the data had 0,007 with (p>0,05) significant value and -0,168 correlation coefficient value. Thus, the result indicates a very low and significant negative relation between perceived organizational support and employee resistance toward the organizational change.

(11)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYAWAN ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Stanis Mahendra Satyawan NIM : 119114115

Demi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang

berjudul :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN ORGANISASI DAN SIKAP RESISTENSI PEGAWAI DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN ORGANISASI

Dengan demikian saya memberikan karya ilmiah ini kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 18 Juli 2016

Yang menyatakan,

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

yang telah Dia berikan kepada Penulis selama hidup dan selama Penulis

menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana psikologi (S.Psi). Perjuangan Penulis menyelesaikan penelitian ini

memang tidak mulus, tapi proses ini yang menjadikan Penulis lebih siap menuju

masa depan yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yesus Kristus sebagai inspirator utama saya dalam menghadapi

tantangan demi tantangan sehingga saya tidak pernah takut menghadapi

setiap lembah kegelapan.

2. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Eddy selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

4. Ibu Debri Pristinella, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah dengan sabar mendampingi penulis selama menempuh masa studi.

5. Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi

(13)

x

sangat sabar dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam

membimbing saya menyusun skripsi.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas segala

pengetahuan, wawasan, dukungan, dan kerelaanya untuk berdinamika

dengan saya selama saya menempuh studi.

7. Mas Gandung, Mas Muji, Sekretariat Psikologi terima kasih atas segala

bantuan yang diberikan.

8. Almarhum papa yang telah dengan sabar mendidikku untuk menjadi

orang yang kuat, terima kasih atas doa papa dari surga yang pastinya

menaungiku dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Mama yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, terima

kasih atas segala macam bantuan mama berikan baik langsung maupun

tidak langsung, terima kasih selalu menyertakan namaku dalam setiap

doa mama.

10. Dek Riska yang selalu memberi semangat pada kakaknya yang

terkadang suka iseng.

11. Paulina Rian Kunthi Kusumadewi yang hadir untuk selalu memberikan

cintanya sehingga membuat saya tidak mengenal istilah putus asa karena

adanya istilah kita bersama.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku Saktya, Vico, Widek, Budi, dan Pika

terima kasih selalu menjadi tempat berkeluh kesah.

13. Mas Anju dan Om Juni yang sudah sangat baik untuk membantu saya

(14)

xi

14. Pak Yosep selaku HRD dari RS Panti Rini yang sudah mau banyak

membantu untuk terwujudnya penelitian ini.

15. Seluruh pegawai RS. Panti Rini, PT Pertamina, dan PT Jabontara yang

sudah bersedia mengisi kuesioner penelitian.

16. Seluruh teman-teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma atas semua dukungan dan bantuannya dalam

penyusunan skripsi.

17. Seluruh teman-teman P2TKP yang sudah mau belajar bersama untuk

mencari bersama pengalaman untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

18. Semua pihak yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa penelitian ini sangat jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

untuk menjadikan karya ini lebih baik lagi. Peneliti juga berharap semoga

penelitian ini dapat berguna bagi pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 18 Juli 2016

Penulis,

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMANAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

A. Persepsi Dukungan Organisasi (Perceived Organizational Support) .... 7

1. Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi ... 7

2. Aspek Persepsi Dukungan Organisasi ... 8

a. Keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri mendapat penghargaan dari organisasi ... 8

b. Keyakinan pegawai bahwa organisasi memperhatikan kesejahteraan pegawai ... 8

3. Dampak Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 8

(16)

xiii

B. Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 13

1. Pengertian Resistensi untuk Berubah ... 13

2. Dimensi Resistensi untuk Berubah ... 14

a. Kognitif ... 14

b. Emosional ... 14

c. Konatif ... 15

3. Faktor-Faktor Resistensi untuk Berubah ... 14

a. Kecenderungan Individu terhadap perubahan ... 15

b. Terkejut dan takut pada sesuatu yang baru ... 15

c. Rasa takut akan kegagalan ... 16

d. Kehilangan status atau keamanan kerja ... 16

e. Tekanan rekan kerja ... 16

f. Kesuksesan pada masa lalu ... 17

g. Gangguan tradisi budaya atau hubungan kelompok ... 17

h. Konflik personal ... 17

i. Kurangnya strategi atau kemampuan ... 17

j. Gaya kepemimpinan ... 18

k. Kegagalan untuk Melegitimasi perubahan ... 18

C. Dinamika Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Organisasi dan Resistensi Pegawai Terhadap Perubahan ... 19

D. Kerangka Penelitian ... 22

E. Hipotesis ... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

(17)

xiv

C. Definisi Operasional ... 26

1. Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 27

2. Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 27

D. Subjek Penelitian ... 28

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 30

2. Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 31

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 32

1. Validitas ... 32

2. Uji/Seleksi Item ... 33

a. Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 33

b. Skala Resistensi Pegawai menghadapi Perubahan Organisasi ... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

(18)

xv

a. Uji Korelasi Persepsi terhadap Dukungan Organisasi dengan

Dimensi Kognitif Resistensi Pegawai dalam Menghadapi

Perubahan Organisasi ... 54

b. Uji Korelasi Persepsi terhadap Dukungan Organisasi dengan Dimensi Emosional Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 55

E. Pembahasan ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

1. Bagi Subjek Penelitian... 64

2. Bagi Instansi Perusahaan ... 64

3. Bagi Peneliti Selanjutnya... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 30

Tabel 2. Penilaian Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 31

Tabel 3. Distribusi Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 31

Tabel 4. Penilaian Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 32

Tabel 5. Sebaran Item Persepsi terhadap Dukungan Organisasi... 34

Tabel 6. Skala Penelitian Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 35

Tabel 7. Sebaran Item Dimensi Kognitif, Emosional, dan Konatif ... 36

Tabel 8. Skala Penelitian Resistensi Pegawai Menghadapi Perubahan Organisasi ... ... 37

Tabel 9. Kategori Koefisien Korelasi... 39

Tabel 10. Reliablilitas Skala Persepsi terhadap Perubahan Organisasi ... 39

Tabel 11. Reliabilitas Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 42

Tabel 12. Data Demografis Subjek Penelitian ... 44

Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian ... 45

Tabel 14. Hasil Uji T Mean Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 46

Tabel 15. Hasil Uji T Mean Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi ... 46

Tabel 16. Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 17. Hasil Uji Linearitas antara Resistensi Pegawai Menghadapi Perubahan Organisasi dan Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 50

Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis ... 52

Tabel 19. Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap Dukungan Organisasi dan Dimensi Kognitif Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi .. 54

(20)

xvii DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Dimensi Kognitif ... 22

Bagan 2. Dimensi Emosional ... 23

(21)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Kurva Normal Persepsi terhadap Dukungan Organisasi ... 48

Grafik 2. Kurva Normal Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan

Organisasi ... 49

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Try Out ... 73

Lampiran 2. Skala Penelitian ... 89

Lampiran 3. Reliabilitas Skala ... 102

Lampiran 4. Uji Asumsi ... 113

Lampiran 5. Uji Hipotesis ... 115

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya pertumbuhan industri pada jaman modern ini membuat

sebuah organisasi wajib melakukan perubahan agar dapat bertahan dan

berkompetisi (Susanto, 2008). Sebagai contoh, PT POS Indonesia pernah

diprediksi akan mengalami kebangkrutan karena jasa sebagai pengantar surat

mulai tergantikan oleh internet, sehingga PT POS Indonesia melakukan

perubahan dengan mengganti nama badan usahanya menjadi PT Posmart

Indonesia dan bergerak di bidang retail (www.tempo.com). Fenomena

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan besar yang sudah lama berdiri juga

tetap harus melakukan perubahan organisasi. Robbins (1979) berpendapat

bahwa organisasi harus mengikuti perubahan jika tidak ingin tertinggal dan

kemudian mati.

Selain itu, Robbins (1979) juga menyatakan bahwa salah satu faktor

perusahaan melakukan perubahan adalah tekanan dari lingkungan kerja yang

meliputi sumber daya manusia yang dimiliki, teknologi yang semakin maju,

guncangan pada perekonomian, persaingan antar perusahaan, trend yang

sedang terjadi di masyarakat, dan dunia politik. Menurut Ployhart dan Bliese

(2006) sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan merupakan faktor

yang perlu diperhatikan ketika melakukan perubahan organisasi karena para

(24)

organisasi. Armenakis, Harris, dan Mossholder (1993) juga menyatakan

bahwa sumber daya manusia merupakan aspek kunci dari kesuksesan atau

kegagalan dalam melakukan perubahan organisasi. Oleh karena itu,

perubahan dalam organisasi sendiri memiliki resiko bagi kesejahteraan

pegawai seperti kehilangan jabatan, pendapatan dan relasi sosial (Armenakis

dkk, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya sumber daya manusia

dalam melakukan perubahan organisasi, sehingga apabila pegawai tidak

melakukan perubahan maka perubahan organisasi juga tidak akan terjadi

(Schneider, Brief, dan Guzzo, 1996).

Berdasarkan hasil wawancara pribadi pada tanggal 01 Juli 2015

dengan staf Human Resource Development (HRD) PT Kompas Gramedia

Surabaya, ketika perusahaan melakukan perubahan organisasi pegawai akan

mengalami kebingungan dengan hal-hal baru yang mereka dapatkan.

Perasaan tidak pasti, bingung, atau ragu pada pegawai dapat menimbulkan

ketidaksiapan pegawai yang akan berakibat pada kecenderungan pegawai

untuk bersikap menghalangi atau menolak perubahan (Chilton, 2010). Sikap

yang ditampilkan pegawai dapat dipengaruhi oleh persepsi karyawan dan

pemahaman tentang perubahan situasi dan dampaknya terhadap diri mereka

(Lau dan Woodman, 1995). Pernyataan tersebut didukung oleh Ajzen (1975)

yang menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan

fungsi dari keyakinannya tentang objek dan tanggapan evaluatif implisit

(25)

Piderit (2000) mengungkapkan tiga bentuk sikap pegawai sebagai

respon terhadap perubahan yaitu sikap mendukung perubahan, sikap

ambivalen, dan sikap resisten. Sikap mendukung perubahan merupakan

respon positif pegawai menanggapi perubahan dilihat dari segi kognitif,

emosional, dan konatif (intensional) (Piderit, 2000). Sikap ambivalen

ditunjukkan melalui respon yang tidak konsisten positif atau negatif (Piderit,

2000). Sedangkan sikap resistensi merupakan respon negatif yang

ditunjukkan dari segi kognitif, emosional, dan konatif (Piderit, 2000).

Kreitner dan Kinicki (2014) menyatakan bahwa sikap resistensi

pegawai terhadap perubahan merupakan hambatan dan tantangan bagi

perusahaan dalam proses melakukan perubahan organisasi. Tantangan

tersebut pernah terjadi di PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia) II ketika CEO PT

Pelindo II melakukan perubahan untuk memperbaiki sistem manajemen.

Pegawai PT Pelindo II melakukan demo karena sistem baru yang dibuat

mengancam rasa aman mereka (bisniskeuangan.kompas.com). Perubahan

pada organisasi dapat membuat pegawai merasa kehilangan status atau

keamanan kerja, sehingga perubahan tersebut akan mendapat penolakan dari

manajer menengah yang berakibat pada penolakan untuk terlibat dalam

program manajemen karena dapat mengurangi kewenangan dan status mereka

(Kreitner dan Kinicki (2014). Menurut Cropanzano, O’Driscoll & Randal dalam Rhoades dan Eisenberger (2002) keterlibatan terhadap pekerjaan

mengacu pada minat dalam pekerjaan tertentu yang sedang dikerjakan.

(26)

persepsi terhadap kompetensi pegawai berkaitan dengan minat pada tugas.

berdasarkan hal tersebut, Rhoades dan Eisenberger (2002) berpendapat jika

persepsi pegawai terhadap kompetensi ditingkatkan, maka minat pegawai

dalam pekerjaan dapat ditingkatkan melalui persepsi terhadap dukungan

organisasi.

Persepsi terhadap dukungan organisasi juga dapat memberi pengaruh

pada reaksi afeksi pegawai secara umum terhadap pekerjaan mereka.

Dukungan yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai dapat berupa

penghargaan seperti pemberian imbalan, pangkat, pengayaan kerja dan bisa

memberi masukan atas kebijakan organisasi (Eisenberger, dalam Danang,

2013). Hal tersebut akan memunculkan keyakinan pada pegawai mengenai

sejauh mana organisasi menghargai kontribusi karyawan dan peduli terhadap

kesejahteraan dirinya atau dapat disebut dengan Perceived Organization

Support (POS) (Eisenberger dkk, 1986).

Perceived Organization Support (POS) sendiri berfungsi sebagai

dukungan organsisasi yang dirasakan oleh karyawan untuk memenuhi

kebutuhan sosioemosional, melihat kesiapan sebuah organisasi dalam

pemberian reward terhadap peningkatan performansi kerja, serta menunjukkan kecenderungan organisasi untuk memberikan bantuan pada

pegawai yang membutuhkan bantuan sehingga para pegawai dapat

menyelesaikan pekerjaan secara efektif (Aselage dan Eisenberger, 2003).

Berdasarkan penjabaran yang sudah dilakukan oleh penulis, penulis

(27)

dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Penelitian

sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini adalah penelitian yang

ditulis oleh Beheshtifar dan Zare (2012). Penelitian tersebut membahas efek

dari persepsi dukungan organisasi pada sikap pegawai terkait pekerjaan.

Beheshtifar dan Zare (2012) menyatakan bahwa penting bagi para pegawai

merasa didukung oleh organisasi karena hal ini akan menghasilkan sikap

positif untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Penelitian yang

dilakukan oleh Beheshtifar dan Zare (2012) ini berfokus pada efek yang

dihasilkan oleh persepsi dukungan organisasi terhadap sikap pegawai.

Rhoades dalam Beheshtifar dan Zare (2012) juga menyatakan apabila

persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi tidak positif dan organisasi

juga tidak mendukung, maka hal tersebut akan mengembangkan sikap dan

perilaku negatif pegawai di tempat kerja.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada hubungan

antara Perceived Organization Support (POS) dan Resistensi Pegawai Dalam

Menghadapi Perubahan Organisasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

Perceived Organization Support (POS) dan Resistensi Pegawai Dalam

(28)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk tambahan kajian teori

psikologi, khususnya pada Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi

Sumber Daya Manusia, serta dapat digunakan sebagai literatur untuk

penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan

Organisasi serta Psikologi Sumber Daya Manusia, yang berkaitan dengan

Perceived Organization Support (SPO) dan resistensi pegawai dalam

menghadapi perubahan organisasi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pegawai perusahaan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

sejauh mana dukungan organisasi membantu para pegawai untuk

mengurangi resistensi terhadap perubahan.

b. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

(29)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi Dukungan Organisasi (Perceived Organizational Support)

1. Pengertian persepsi dukungan organisasi

Persepsi dukungan organisasi (POS) dapat didefinisikan sebagai

keyakinan secara umum yang dimiliki oleh karyawan tentang

sejauhmana organisasi menghargai kontribusi dan peduli terhadap

kesejahteraan dirinya (Rhoades dan Eisenberger, 2002).

Cullen dkk (2014) mendefinisikan kembali persepsi terhadap

dukungan organisasi yang diungkapkan oleh Eisenberger sebagai sejauh

mana organisasi menyediakan sumber daya yang memadai dan

menghargai pegawai sebagai individu, termasuk kemungkinan bahwa

organisasi akan membalas kinerja pegawai dan membantu pegawai

selama masa sulit.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, peneliti memilih menggunakan

definisi yang diungkapkan oleh Rhoades dan Eisenberger (2002) sebagai

definisi dari persepsi terhadap dukungan organisasi. Berdasarkan definisi

Rhoades dan Eisenberger peneliti menyimpulkan persepsi terhadap

dukungan organisasi sebagai keyakinan yang dimiliki oleh pegawai

mengenai penghargaan organisasi terhadap kontribusi pegwai dan sejauh

mana organisasi peduli terhadap kesejahteraan dirinya. Definisi dari

(30)

masih menjadi rujukan utama dalam penelitian-penelitan lain dengan

topik persepsi terhadap dukungan organisasi.

2. Aspek Persepsi Dukungan Organisasi

Menurut Rhoades dan Eisenberger (2002), persepsi dukungan

organisasi memiliki dua aspek, yaitu :

a. Keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri mendapat penghargaan

dari organisasi

Keyakinan pegawai mengenai penghargaan yang didapat

ketika memberi kontribusi akan menaikkan harapan pegawai bahwa

organisasi akan membalas upaya yang lebih besar terhadap usaha

yang dilakukan pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi

(Worley, Fuqua & Hellman, 2009).

b. Keyakinan pegawai bahwa organisasi memperhatikan kesejahteraan

pegawai

Keyakinan pegawai bahwa organisasi memperhatikan

kesejahteraan pegawai mencerminkan persepsi pegawai mengenai

kebijakan dan praktik organisasi berkaitan dengan kepentingan

pribadi dan perawatan keluarga yang dimiliki oleh pegawai (Worley,

Fuqua & Hellman, 2009).

3. Dampak Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Dampak dari persepsi terhadap dukungan organisasi yang ditemukan

(31)

a. Komitmen organisasi

Berdasarkan dari norma resiprokal, persepsi terhadap dukungan

organisasi harus menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap

karyawan untuk peduli terhadap kesejahteraan organisasi

(Eisenberger, Armeli, Rexwinkel, Lynch, & Rhoades, 2001). Rasa

tanggung jawab yang muncul akan meningkatkan komitmen afektif

pegawai terhadap personifikasi organisasi (Rhoades dan Eisenberger,

2002). Persepsi terhadap dukungan organisasi juga harus

meningkatkan komitmen afektif dengan memenuhi kebutuhan

sosioemosional sebagai afiliasi dan dukungan emosional

(Eisenberger dkk, 1986). Oleh karena itu, rasa saling memiliki yang

kuat kepada pegawai terhadap organisasi perlu ditumbuhkan. Rasa

saling memiliki tersebut ditumbuhkan dengan cara menggabungkan

keanggotaan dan peran status pegawai sebagai identitas sosial

mereka. Rasa terjebak yang dimiliki pegawai dapat dikurangi dengan

meningkatkan persepsi terhadap dukungan organisasi. Rasa terjebak

itu sendiri muncul akibat pegawai dipaksa untuk tetap berada di

organisasi agar organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya yang

tinggi akibat keluarnya pegawai.

b. Afeksi terkait pekerjaan

Persepsi terhadap dukungan organisasi diperkirakan dapat

memberi pengaruh pada reaksi afeksi pegawai secara umum

(32)

suasana hati yang positif (Rhoades dan Eisenberger, 2002). Menurut

Witt dalam Rhoades dan Eisenberger (2002), kepuasan kerja

mengacu pada sikap afektif pegawai secara keseluruhan terhadap

pekerjaan mereka. Dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap

dukungan organisasi harus memberikan kontribusi untuk mencapai

kepuasan kerja pegawai secara keseluruhan. Kontribusi tersebut

dapat dilakukan dengan kebutuhan sosioemosional yang terpenuhi,

peningkatan harapan terhadap kinerja dan imbalan, serta memberi

sinyal bahwa organisasi akan membantu bila diperlukan. George

dalam Rhoades dan Eisenberger (2002) menyatakan bahwa suasana

hati positif berbeda secara konsep dari kepuasan kerja, suasana hati

positif melibatkan emosi umum tanpa objek tertentu. Oleh karena

itu, persepsi dukungan organisasi dapat memberi kontribusi terhadap

perasaan pegawai bahwa diri mereka berkompetensi dan layak,

sehingga suasana hati yang positif dapat meningkat (Eisenberger,

George dan Brief dalam Rhoades dan Eisenberger, 2002).

c. Keterlibatan pekerjaan

Keterlibatan terhadap pekerjaan mengacu pada identifikasi

kepada minat dalam pekerjaan tertentu yang sedang dikerjakan

(Cropanzano, O’Driscoll & Randall dalam Rhoades dan Eisenberger,

2002). Di sisi lain, Eisenberger dalam Rhoades dan Eisenberger

(2002) menyatakan bahwa persepsi terhadap kompetensi pegawai

(33)

dapat disimpulkan jika persepsi pegawai terhadap kompetensi

ditingkatkan, maka minat pegawai dalam pekerjaan mungkin dapat

ditingkatkan melalui persepsi terhadap dukungan organisasi.

d. Performansi

Persepsi terhadap dukungan organisasi harus meningkatkan

kinerja pegawai terhadap pekerjaan standart yang biasa dilakukan.

Selain itu, pegawai juga harus meningkatkan tindakan yang

menguntungkan organisasi, dimana pegawai bertindak melebihi

tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi. Peran lebih tersebut

meliputi kegiatan membantu sesama pegawai, mengambil tindakan

yang melindungi organisasi dari resiko, menawarkan saran yang

konstruktif, dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

bermanfaat bagi organisasi (George dan Brief dalam Rhoades dan

Eisenberger, 2002).

e. Tegangan

Persepsi dukungan organisasi diharapkan dapat mengurangi

reaksi psikologis dan psikosomatis yang dialami pegawai terhadap

stressor dengan cara menyediakan bantuan materi dan dukungan

emosional ketika diperlukan untuk menghadapi tuntutan pekerjaan

yang tinggi (George; Robblee dalam Rhoades dan Eisenberger,

2002). Beberapa peneliti menunjukkan dampak dari ketegangan

adalah seperti kelelahan, burnout, kecemasan, dan sakit kepala

(34)

POS dapat mengurangi tingkat stress pada pegawai yang

menghadapi tingkat stressor tinggi maupun rendah (cf. Viswesvaran,

Sanchez, dan Fisher dalam Rhoades dan Eisenberger, 2002)

f. Keinginan untuk menetap

Persepsi yang tidak menyenangkan pegawai seperti terjebak di

dalam suatu organisasi karena biaya turnover yang tinggi harus

dibedakan dengan keinginan pegawai untuk menetap pada suatu

organisasi.

g. Perilaku penarikan diri

Berkurangnya pegawai yang aktif berpartisipasi dalam organisasi

mengacu kepada perilaku penarikan diri dari organisasi. Berdasarkan

penelitian mengenai hubungan antara persepsi terhadap hubungan

organisasi dengan intensi pegawai untuk keluar, perilaku pegawai

seperti keterlambatan, absensi, dan turnover secara sukarela

merupakan perilaku nyata dari perilaku penarikan diri oleh pegawai.

Retensi oleh pegawai, tingkat kehadiran yang tinggi, dan ketepatan

waktu merupakan cara-cara yang diberikan pegawai untuk membalas

persepsi terhadap dukungan organisasi yang diterima oleh pegawai.

Perilaku penarikan diri oleh pegawai juga akan berkurang dengan

meningkatnya komitmen organisasi yang disebakan oleh persepsi

(35)

B. Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi

1. Pengertian sikap resisten pegawai dalam menghadapi perubahan

Sikap oleh Malhotra dalam Jain (2014) didefinisikan sebagai

ringkasan dari evaluasi terhadap suatu objek atau pikiran. Objek sikap

yang dibedakan atau disimpan di dalam pikiran seseorang dapat berupa

apa saja, contohnya seperti orang, produk, dan organisasi (Bohner dan

Wanke dalam Jain, 2014).

Pengertian mengenai resistensi untuk berubah telah digambarkan oleh

beberapa peneliti, pengertian-pengertian tersebut kemudian dicoba untuk

dipadukan dalam penelitian Piderit (2000). Resistensi untuk berubah oleh

Lewin dalam piderit (2000) digambarkan sebagai kekuatan menahan

pergerakan untuk menjaga status quo. Selain itu, resistensi untuk berubah

mencakup segala sesuatu yang dilakukan oleh pegawai di mana hal

tersebut tidak diinginkan oleh atasannya, dan karyawan tidak melakukan

apa yang diinginkan oleh atasannya (Davidson dalam Piderit (2000).

Berdasarkan beberapa gambaran teresbut, Piderit (2000) mendefinisikan

resistensi untuk berubah sebagai sikap negatif terhadap seperangkat

respon perubahan dilihat dari dimensi kognitif, emosional, dan konatif.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dituliskan Piderit

(2000), peneliti menyimpulkan bahwa sikap resistensi pegawai dalam

menghadapi perubahan organisasi merupakan evaluasi negatif diri

pegawai terhadap objek perubahan yang dilihat melalui dimensi kognitif,

(36)

2. Dimensi resistensi untuk berubah

Dimensi pada resistensi untuk berubah dapat diintegrasikan dengan

meminjam dimensi sikap pada psikologi sosial (Piderit, 2000).

Dimensi-dimensi dari sikap sebelumnya dilihat secara tripartit dan dikenalkan oleh

Ajzen (Piderit, 2000). Berikut ini adalah dimensi-dimensi dari resistensi

untuk berubah menurut Piderit (2005):

a. Kognitif

Dimensi kognitif merupakan kepercayaan individu tentang suatu

sikap tertentu (Ajzen dalam piderit, 2000). Eagly dan Chaiken dalam

Piderit (2000) menjelaskan bahwa dimensi kognitif adalah

kepercayaan yang mengekspresikan evaluasi positif atau negatif dari

ekstrimitas yang lebih besar atau lebih kecil, dan terkadang

benar-benar netral dalam konten evaluasi mereka.

b. Emosional

Dimensi emosional merupakan perasaan individu dalam

memberikan respon terhadap suatu objek sikap (Ajzen dalam Piderit,

2000). Dimensi emosional juga dapat didefinisikan sebgai perasaan,

mood, emosi, dan aktivitas sistem saraf simpatik yang dialami oleh

seseorang dalam kaitannya dengan objek sikap (Eagly dan Chaiken

(37)

c. Konatif

Menurut Ajzen dalam piderit (2000), dimensi konatif

didefinisikan sebagai evaluasi individu terhadap objek sikap

berdasarkan perilaku di masa lalu dan intensi perilaku di masa yang

akan datang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi untuk berubah

Faktor-faktor pada resistensi untuk berubah yang diidentifikasi oleh

Kreitner dan Kinicki (2014) yaitu :

a. Kecenderungan Individu terhadap Perubahan

Faktor ini memiliki kecenderungan yang sangat dalam dan

sifatnya personal (Kreitner dan Kinicki (2014). Kecenderungan

tersebut merupakan hasil dari penanganan individu terhadap

perubahan dan ambiguitas sewaktu masih kecil. oleh karena itu,

dalam sebuah organisasi ada sebagian individu tidak percaya dan

curiga terhadap perubahan, dan sebagian lagi melihat perubahan

sebagai situasi yang membutuhkan fleksibilitas, kesabaran, dan

pengertian (Peterson dkk dalam Kreitner dan Kinicki, 2014).

b. Terkejut dan takut pada sesuatu yang baru

Pegawai terpengaruh oleh rasa takut terhadap implikasi dari

perubahan karena organisasi menerapkan perubahan yang inovatif

dan radikal tanpa memberi peringatan terlebih dahulu kepada

(38)

pemberitahuan resmi yang dikeluarkan oleh organisasi (Kreitner dan

kinicki, 2014).

c. Rasa takut akan kegagalan

Munculnya rasa ragu pada karyawan terhadap kemampuan

mereka yang disebabkan oleh intimidasi pekerjaan dari perubahan

yang dilakukan organisasi. Menurut Kreitner dan Kinicki (2014)

keraguan bisa menurunkan rasa percaya diri, pertumbuhan, dan

perkembangan secara personal.

d. Kehilangan status atau keamanan kerja

Perubahan administratif dan teknologi yang mengancam

perubahan kekuasaan atau mengurangi pekerjaan akan memicu

terjadinya resistensi (Kreitner dan Kinicki, 2014). Kreitner dan

Kinicki (2014) lebih lanjut memberi contoh sebagian besar

restrukturisasi perusahaan melibatkan penghapusan pekerjaan

manajerial. Perubahan tersebut akan mendapat penolakan dari

manajer menengah yang berakibat pada penolakan untuk

berpartisipasi dalam program manajemen karena dapat mengurangi

kewenangan dan status mereka (Kreitner dan Kinicki, 2014).

e. Tekanan rekan kerja

Pegawai yang tidak secara langsung terpengaruh oleh

perubahan yang dilakukan oleh organisasi dapat menolak secara

aktif untuk melindungi kepentingan dari teman-temannya dan rekan

(39)

f. Kesuksesan pada masa lalu

Kesuksesan dapat melahirkan kepuasan (Kreitner dan

Kinicki, 2014). Hal ini dapat menyebabkan orang-orang mimiliki

kepercayaan bahwa sesuatu yang berjalan baik di masa lalu akan

berjalan baik pada masa depan dan mendorong munculnya sikap

keras kepala terhadap perubahan.

g. Gangguan tradisi budaya atau hubungan kelompok

Menurut Kreitner dan Kinicki (2014) ketika

individu-individu di pindahkan, dipromosikan, atau ditugaskan kembali,

dinamika kelompok dan budaya dalam organisasi akan mengalami

ketidakseimbangan.

h. Konflik personal

Kepribadian dari para agen perubahan dapat melahirkan

resistensi (Kreitner dan Kinicki, 2014). Apabila seorang agen yang

membawa perubahan menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang

buruk maka resistensi akan sangat mungkin terjadi.

i. Kurangnya strategi atau kemampuan

Apabila agen perubahan membawa perubahan dalam waktu

yang tidak tepat, akan berakibat pada banyaknya resistensi yang

muncul. Perubahan akan dapat diterima oleh pegawai apabila agen

perubahan menjelaskan secara efektif dapat menjelaskan nilai-nilai

(40)

menjelaskan bagaimana perubahan yang diusulkan penting secara

target untuk kesuksesan organisasi (Kreitner dan Kinicki, 2014).

j. Gaya kepemimpinan

Penelitian memperlihatkan bahwa sedikit orang yang

kemungkinan untuk menolak perubahan ketika agen perubahan

menggunakan kepemimpinan transformasional yaitu mengubah para

pegawai untuk mengejar tujuan organisasi daripada

tujuan-tujuan yang bersifat pribadi (Feldman dalam Kreitner dan Kinicki,

2014).

k. Kegagalan untuk melegitimasi perubahan

Sistem penghargaan dan komunikasi yang aktif dan jujur

diperlukan untuk mewujudkan perubahan (Kreitner dan Kinicki,

2014). Hal tersebut berkaitan dengan cara agen perubahan untuk

berkomunikasi terhadap penerima perubahan dengan

mempertimbangkan sudut pandang dan perspektifnya. Hal ini

mengharuskan para agen perubahan untuk memiliki pemahaman

yang jelas mengenai bagaimana pekerjaan penerima perubahan akan

berubah dan bagaimana mereka akan dihargai (Netemeyer dkk

(41)

C. Dinamika Hubungan Persepsi terhadap Dukungan Organisasi dan

Resistensi Pegawai Terhadap Perubahan

Persepsi terhadap dukungan organisasi adalah keyakinan secara

umum yang dimiliki oleh karyawan tentang sejauhmana organisasi

menghargai kontribusi dan peduli terhadap kesejahteraan dirinya (Eisenberger

dkk, 1986). Apabila pegawai memiliki keyakinan bahwa organisasi

menghargai kontribusi serta peduli terhadap kesejahteraan dirinya maka

pegawai akan memiliki persepsi yang positif terhadap dukungan organisasi.

Tetapi, apabila pegawai memiliki keyakinan bahwa organisasi tidak

menghargai kontribusi serta tidak peduli terhadap kesejahteraan dirinya maka

pegawai akan memiliki persepsi yang negatif terhadap dukungan organisasi.

Pegawai yang memiliki persepsi positif terhadap dukungan organisasi

akan memiliki komitmen organisasi, afeksi terkait dengan pekerjaan,

keterlibatan pada pekerjaan, performa kerja meningkat, tegangan kerja

berkurang, dan adanya keinginan untuk menetap (Rhoades dan Eisenberger,

2002). Sebaliknya, pegawai yang memiliki persepsi negatif terhadap

organisasi merupakan pegawai yang tidak memiliki komitmen organisasi,

tidak memiliki afeksi terkait pekerjaan, kurang terlibat pada pekerjaan,

performa kerja menurun, ketegangan kerja meningkat, dan tidak memiliki

keinginan untuk menetap (Rhoades dan Eisenberger, 2002).

Menurut Rhoades dkk (2001) apabila persepsi pegawai terhadap

dukungan organisasi tidak positif dan organisasi juga tidak mendukung, maka

(42)

tempat kerja. Sikap yang dimiliki pegawai merupakan ringkasan dari evaluasi

terhadap suatu objek atau pikiran (Malhotra dalam Jain, 2014). Oleh karena

itu, evaluasi negatif diri pegawai terhadap objek perubahan yang dilihat

melalui dimensi kognitif, emosional, dan konatif dapat dikatakan sebagai

sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi (Piderit,

2000). Dimensi kognitif dicirikan sebgai kepercayaan yang mengekspresikan

evaluasi positif atau negatif dari ekstrimitas yang lebih besar atau lebih kecil,

dan terkadang benar-benar netral dalam konten evaluasi pegawai (Eagly dan

Chaiken dalam Piderit, 2000). Dimensi emosional dicirikan sebagai perasaan,

mood, emosi, dan aktivitas sistem saraf simpatik yang dialami oleh seseorang

dalam kaitannya dengan objek sikap (Eagly dan Chaiken dalam Piderit,

2000). Dimensi konatif dicirikan sebgai evaluasi individu terhadap ojek sikap

berdasarkan perilaku di masa lalu dan intensi perilaku di masa yang akan

datang (Ajzen dalam piderit, 2000). Pegawai yang memiliki persepsi negatif

terhadap dukungan organisasi akan resisten terhadap perubahan yang

disebabkan oleh sikap individu yang tidak percaya dan curiga terhadap

perubahan, rasa takut akan kegagalan, kehilangan status atau keamanan kerja,

tertekan oleh rekan kerja, puas terhadap kesuksesan pada masa lalu, gangguan

tradisi budaya atau hubungan keluarga, konflik personal, kurangnya strategi

atau kemampuan, gaya kepemimpinan yang buruk, kegagalan untuk

melegitimasi perubahan (Kreitner dan Kinicki, 2014).

Sebaliknya, karyawan yang memiliki persepsi positif terhadap

(43)

ini disebabkan oleh sikap individu yang percaya dan tidak curiga terhadap

perubahan, tidak terkejut dan takut pada sesuatu yang baru, tidak memiliki

rasa takut akan kegagalan, tidak merasa kehilangan status dan merasa aman

dalam kerja, tidak tertekan oleh rekan kerja, kurang puas terhadap kesuksesan

masa lalu, tidak terganggu oleh tradisi budaya atau hubungan keluarga, tidak

memiliki konflik personal, cukupnya strategi atau kemampuan, gaya

kepemimpinan yang baik, dan keberhasilan melegitimasi perubahan (Kreitner

(44)

D. Kerangka Penelitian

Berikut adalah bagan yang menjelaskan kerangka penelitian

hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi

pegawai terhadap perubahan organisasi :

Bagan 1

Dimensi Kognitif

Pegawai resisten terhadap perubahan

Pegawai tidak resisten terhadap perubahan

Dampak secara umum

 Pegawai tidak memiliki

komitmen terhadap perusahaan

 Pegawai tidak terlibat pada pekerjaan

 Performansi kerja pegawai menurun

Dampak secara umum

 Pegawai memiliki komitmen terhadap perusahaan

 Pegawai lebih terlibat pada pekerjaan

 Performansi kerja pegawai meningkat

Persepsi negatif :

 Pegawai yakin kontribusinya tidak dihargai

 Pegawai yakin

kesejahteraannya tidak diperhatikan

Persepsi Positif :

 Pegawai yakin kontribusinya dihargai

 Pegawai yakin kesejahteraannya diperhatikan

Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Dampak secara khusus terhadap perubahan

 Pegawai menerima perubahan

 Pegawai yakin perubahan akan berhasil

 Pegawai memiliki rasa aman terhadap status kerja

 Pegawai menerima nilai-nilai perubahan yang diberikan

 Pegawai menganggap pemimpin mampu membawa kepentingan bersama

Dampak secara khusus terhadap perubahan

 Pegawai menolak perubahan

 Pegawai takut gagal untuk berubah

 Pegawai memiliki rasa terancam terhadap status kerja

 Pegawai menolak nilai-nilai perubahan yang diberikan

 Pegawai menganggap pemimpin tidak mampu membawa

(45)

Bagan 2 perasaan positif terkait pekerjaan

 Pegawai merasa tenang dengan hal baru

 Pegawai tidak merasa tertekan oleh rekan kerja

 Pegawai menganggap baik sifat pemimpinnya

Dampak secara khusus terhadap perubahan

 Pegawai terkejut dengan hal baru

 Pegawai merasa tertekan oleh rekan kerja

(46)

Bagan 3

 Tradisi budaya atau hubungan kelompok pegawai akan tetap baik dengan perubahan

perubahan akan gagal di masa depan dibanding masa lalu

 Tradisi budaya atau hubungan kelompok pegawai akan tidak seimbang ketika berubah

(47)

E. Hipotesis

Hipotesis peneliti pada penelitian ini adalah terdapat hubungan

yang negatif antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi

pegawai terhadap perubahan organisasi. Jika organisasi dipersepsi negatif

maka pegawai akan semakin resisten terhadap perubahan organisasi.

Sebaliknya, jika persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi positif,

(48)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan

penelitian dengan menggunakan data penelitian yang berupa angka-angka dan

analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013). Metode korelasional dipilih

dengan tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu

faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain

berdasarkan pada koefisien korelasi (Narbuko dan Achmadi, 2007). Dalam

penelitian ini, peneliti akan meneliti korelasi antara persepsi terhadap

dukungan organisasi dengan resistansi pegawai dalam menghadapi perubahan

organisasi.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Persepsi terhadap Dukungan Organisasi.

2. Variabel tergantung : Resistensi Pegawai Dalam Menghadapi

Perubahan Organisasi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai

(49)

pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Penjelasannya adalah

sebagai berikut :

1. Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Persepsi terhadap dukungan organisasi (POS) didefinisikan sebagai

keyakinan secara umum yang dimiliki oleh pegawai tentang sejauh mana

organisasi menghargai kontribusi dan peduli terhadap kesejahteraan

dirinya

Persepsi terhadap dukungan organisasi akan diukur menggunakan

skala penelitian yang dibuat oleh peneliti. Skala penelitian dibuat

berdasarkan 2 aspek dari persepsi terhadap dukungan oganisasi yaitu

keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri mendapat penghargaan dari

organisasi dan keyakinan pegawai bahwa organisasi memperhatikan

kesejahteraan pegawai. Hasil skala ini akan menunjukkan bahwa semakin

tinggi skor total pada skala persepsi terhadap dukungan organisasi, maka

semakin positif persepsi pegawai terhadap organisasi. Hal tersebut

berlaku sebaliknya apabila semakin rendah skor total pada skala persepsi

terhadap dukungan organisasi, maka semakin negatif persepsi pegawai

terhadap organisasi.

2. Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi

Resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi dapat

dinyatakan sebagai sikap negatif terhadap seperangkat respon perubahan

(50)

Resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi akan

diukur menggunakan skala resistensi terhadap perubahan yang dibuat

oleh peneliti. Skala resistensi terhadap perubahan disusun berdasarkan 3

dimensi sikap, yaitu kognitif, emosional, dan konatif. Jika skor total pada

skala resistensi terhadap perubahan semakin tinggi, maka kecenderung

responden menolak perubahan yang terjadi dalam organisasi semakin

tinggi.

D. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pegawai tetap dari beberapa

instansi perusahaan dengan lama bekerja minimal 1 tahun. Pegawai yang

telah lama bekerja di suatu organisasi akan memiliki kedekatan yang kuat

terhadap organisasi sehingga dapat memunculkan persepsi terhadap

dukungan organisasi (Novliadi, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik convenience sampling, yaitu teknik sampling yang

dilakukan dengan cara menghubungi secara langsung unit-unit penarikan

sampel yang mudah ditemui (Hermawan, 2005).

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metodologi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuantitatif dengan metode pengumpulan data melaui penyebaran

skala. Skala dalam penelitian ini terdiri dari skala Persepsi terhadap

(51)

organisasi. Skala Persepsi dalam menghadapi perubahan organisasi

disusun berdasarkan aspek keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri

mendapat penghargaan dari organisasi dan keyakinan pegawai bahwa

organisasi memperhatikan kesejahteraan pegawai. Sedangkan skala

resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi disusun

berdasarkan 3 dimensi, yaitu kognitif, emosional, dan konatif.

Semua item skala dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk item

favorable dan unfavorable. Item favorable merupakan

pernyataan-pernyataan yang bila disetujui menunjukan sikap positif atau menyukai

objek yang menjadi sasaran perhatian (Anderson dalam Supratiknya,

2014). Sedangkan item unfavorable merupakan pernyataan-pernyataan

yang bila disetujui menunjukkan sikap negatif atau tidak menyukai objek

yang menjadi sasaran perhatian (Anderson dalam Supratiknya, 2014)

Metode penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala Likert. Jawaban responden pada setiap pernyataan dalam skala Likert

merupakan rating atau penilaian yang kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis,

oleh karena itu metode penskalaan Likert dapat juga disebut metode

penilaian terjumlahkan (method of summated rattings) (Bird dan Edwards

dalam Supratiknya, 2014). Metode ini meminta subjek untuk menyatakan

kesetujuan-ketidaksetujuan dalam sebuah kontinum yang terdiri atas empat

respon, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), dan Sangat

(52)

menggunakan empat respon dan menghilangkan jawaban netral agar

responden hanya memilih antara jawaban favorable dan unfavorable

(Supratiknya, 2014). Pernyataan-pernyataan yang bersifat favorable dalam

skala ini akan diberi nilai 4 untuk respon “Sangat Setuju”, 3 untuk

“Setuju”, 2 untuk “Tidak Setuju”, dan 1 untuk “Sangat Tidak Setuju”

(Supratiknya,2014). Pada pernyataan-pernyataan yang bersifat unfavorable

skor skor 1 diberikan untuk respon “Sangat Setuju”, 2 untuk “Setuju”, 3

untuk “Tidak Setuju”, dan 4 untuk “Sangat Tidak Setuju” (Supratiknya,

2014). Jawaban responden pada setiap pernyataan dalam skala Likert

merupakan rating atau penilaian yang kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis,

oleh karena itu metode penskalaan Likert dapat juga disebut metode

penilaian terjumlahkan (method of summated rattings) (Supratiknya,

2014).

1. Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Berikut ini merupakan tabel distribusi Skala Persepsi terhadap

Dukungan Organisasi :

Tabel 1

Distribusi Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Aspek Favorable Unfavorable Total

Keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri mendapat penghargaan dari

organisasi Keyakinan pegawai bahwa organisasi

(53)

Berikut merupakan tabel penilaian Skala Persepsi terhadap Dukungan

Organisasi :

Tabel 2

Penilaian Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Respon Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Setuju 1 4

Tidak Setuju 2 3

Setuju 3 2

Sangat Setuju 4 1

2. Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan organisasi

Berikut ini adalah Tabel Distribusi Skala Resistensi pegawai

dalam menghadapi perubahan organisasi :

Tabel 3

Distribusi Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi

Aspek Favorable Unfavorable Total

(54)

Berikut Tabel penilaian Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi

Perubahan Organisasi:

Tabel 4

Penilaian Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi

Respon Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Setuju 1 4

Tidak Setuju 2 3

Setuju 3 2

Sangat Setuju 4 1

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas dalam sebuah alat tes menekankan sejauh mana

penafsiran hasil suatu tes sebagaimana dimaksudkan dalam sebuah tes

dapat dipertanggungjawabkan (Supratiknya, 2014). Jenis validitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi

merupakan validitas yang diperoleh melalui analisis logis atau empiris

terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa

relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang

dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Selain itu, validitas isi diestimasi

melalui pengujian terhadap isi tes melalui analisis rasional atau

melalui profesional judgement (Azwar, 1999). Pakar yang melakukan

analisis rasional terhadap isi tes ini adalah dosen pembimbing skripsi

(55)

2. Uji/Seleksi Item

Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang akan

membentuk sebuah skala yang homogen dan berdaya diskriminasi

tinggi (Azwar, 2012). Seleksi item dilakukan agar skala tersebut

mampu membedakan secara signifikan antara subyek yang memiliki

atribut yang diukur dalam kadar rendah dan subyek yang memiliki

atribut yang diukur dalam kadar tinggi (Azwar, 2012). Daya

diskriminasi item dihitung dengan cara mengkorelasikan skor item

dengan skor item total sehingga didapatkan koefisien korelasi item

total (rix). Item dalam sebuah skala memiliki diskriminasi yang baik

apabila memiliki koefisien korelasi item total minimal sebesar 0,3

(Azwar, 2009).

Skala pada penelitian ini diuji coba pada tanggal 20-30 Maret

2016 di Perusahaan P. Kuesioner yang digunakan untuk uji coba skala

adalah sebanyak 50 kuesioner. Berikut ini merupakan hasil uji seleksi

item yang dilakukan pada kedua skala :

a. Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Uji coba pada skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

terdiri dari 18 item aspek keyakinan pegawai bahwa kontribusi

diri mendapat penghargaan dari organisasi dan 18 item aspek

keyakinan pegawai bahwa organisasi memperhatikan

kesejahteraan pegawai. Total item pada uji coba skala Persepsi

(56)

Tabel 5

Sebaran item Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Aspek No Item

Favorable Unfavorable Total Keyakinan pegawai

dilakukan seleksi item dengan menggugurkan item yang memiliki

korelasi item total (rix) di bawah 0,30. Hasil dari pengguguran tersebut

ada 11 item.

Total item yang lolos uji seleksi adalah 25 item. Pengguguran

manual dilakukan untuk menyeimbangkan aspek. Pengguguran

dilakukan berdasarkan korelasi item total (rix) yang paling rendah

diantara item-item lain yang telah lolos uji seleksi. Total item yang

digugurkan secara manual adalah 3 item. Hasil akhir seleksi item pada

skala persepsi terhadap dukungan adalah 22 item dengan rincian 11

item untuk aspek keyakinan pegawai bahwa kontribusi diri mendapat

(57)

pegawai bahwa organisasi memperhatikan kesejahteraan pegawai.

Hasil korelasi item total (rix) akhir skala persepsi terhadap dukungan

organisasi berkisar antara 0,339 sampai dengan 0,783.

Berikut ini merupakan tabel skala penelitian Persepsi terhadap

Dukungan Organisasi :

Tabel 6

Skala Penelitian Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Aspek No Item

Favorable Unfavorable Total Keyakinan pegawai

b. Skala Resistensi Pegawai menghadapi Perubahan Organisasi

Uji coba pada skala Resistensi Pegawai menghadapi

Perubahan Organisasi terdiri dari 54 item, yaitu 18 item dimensi

(58)

Berikut ini adalah tabel sebaran item skala Resistensi

Pegawai menghadapi Perubahan Organisasi :

Tabel 7

Sebaran Item dimensi Kognitif, Emosional, dan Konatif

Dimensi

No Item

Favorable Unfavorable Total Kognitif 8, 9, 11, 30, 32, 34*, 41*,

berkisar antara 0,023 sampai dengan 0,622. Untuk mendapatkan

item yang memiliki daya diskriminasi baik maka dilakukan

seleksi item bagi item yang memiliki korelasi item total (rix)

dibawah 0,3. Hasil seleksi item pada dimensi kognitif

menunjukkan bahwa ada 3 item yang gugur, sehingga item-item

yang lolos uji seleksi adalah 15 item dengan korelasi item total

(rix) akhir yang berkisar antara 0,329 sampai dengan 0,665.

Berdasarkan hasil uji korelasi item total (rix) awal, dimensi

emosional berkisar antara -0,387 sampai dengan 0,664. Untuk

mendapatkan item yang memiliki daya diskriminasi baik maka

(59)

(rix) dibawah 0,3. Hasil seleksi item pada dimensi emosional

menunjukkan bahwa ada 6 item yang gugur, sehingga item-item

yang lolos uji seleksi adalah 12 item dengan korelasi item total

(rix) yang berkisar antara 0,360 sampai dengan 0,661.

Hasil uji korelasi item total (rix) awal dimensi konatif

berkisar antara -0,204 sampai dengan 0,434. Untuk mendapatkan

item yang memiliki daya diskriminasi baik maka dilakukan

seleksi item bagi item yang memiliki korelasi item total (rix)

dibawah 0,3. Hasil seleksi item pada dimensi konatif

menunjukkan bahwa ada 14 item yang gugur, sehingga item-item

yang lolos uji seleksi adalah 4 item dengan korelasi item total (rix)

akhir antara 0,157 sampai dengan 0,387.

Berikut ini adalah Tabel Skala Penelitian Resistensi Pegawai

menghadapi Perubahan Organisasi hasil dari seleksi item:

Tabel 8

Skala Penelitian Resistensi Pegawai Menghadapi Perubahan Organisasi

Dimensi

No Item

Favorable Unfavorable Total Kognitif 8, 9, 11, 30, 32, 46, 53 1, 2, 14, 17, 35, 37, 38,

40

15

Emosional 3, 4, 10, 20, 22, 24, 43, 45 7, 39, 48, 49, 12

Konatif 5, 15, 54 19 4

(60)

3. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya (Azwar, 1999). Relibialitas pada penelitian ini

diestimasi menggunakan pendekatan konsistensi internal. Pendekatan

ini menggambarkan estimasi reliabilitas berdassarkan rata-rata

korelasi antar item dalam sebuah pengujian (Latan, 2014).

Penghitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program

SPSS (Statistical Product & Service Solution) versi 18 pada

komputer.

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas (α) skala persepsi

terhadap dukungan organisasi sebelum dilakukan seleksi item adalah

0,855. Setelah dilakukan seleksi item skala persepsi terhadap

dukungan organisasi adalah 0,896. Ketika item-item yang sudah

diseleksi digugurkan manual dengan tujuan untuk menyeimbangkan

aspek, koefisien reliabilitas (α) skala persepsi terhadap dukungan

(61)

Berikut ini adalah tabel reliabilitas Skala Persepsi terhadap

dukungan organisasi :

Tabel 9

Reliabilitas Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi

Koefisien Reliabilitas

Dukungan Organisasi 0,855 0,896 0,898

Hasil skala resistensi pegawai terhadap perubahan organisasi

sebelum dilakukan seleksi item adalah 0,836 pada dimensi kognitif,

0,769 pada dimensi emosional, dan 0,520 pada dimensi konatif.

Setelah item-item skala resistensi pegawai terhadap perubahan

organisasi diseleksi maka koefisien reliabilitasnya menjadi (α) 0,862

pada dimensi kognitif, 0,838 pada dimensi emosional, dan pada

dimensi konatif menjadi 0,385.

Berikut ini adalah tabel reliabilitas Skala Resistensi Pegawai

dalam Menghadapi Perubahan Organisasi :

Tabel 10

Reliabilitas Skala Resistensi Pegawai dalam Menghadapi Perubahan Organisasi

Koefisien Reliabilitas Awal Seleksi Item

Kognitif 0,836 0,862

Emosional 0,769 0,838

(62)

αs =

Menurut Kline dalam Azwar (2012) koefisien reliabilitas (α)

konsistensi internal yang dianggap memuaskan adalah ≥ 0,70.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan skala yang tidak

memuaskan terdapat pada dimensi konatif di skala resistensi pegawai

dalam menghadapi perubahan organisasi. Peneliti pada akhirnya

memutuskan untuk tidak memasukkan dimensi konatif ke dalam skala

resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi. Hal ini

didukung pernyataan Piderit (2000) bahwa dalam beberapa studi

peneliti hanya menggunakan 2 dimensi yaitu dimensi kognitif dan

emosional karena dimensi konatif memiliki hasil yang inkonsisten.

Uji reliabilitas selanjutnya adalah dengan melalukan

perhitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata. Koefisien alpha

berstrata berguna untuk mengestimasi reliabilitas instrumen yang

terdiri dari beberapa subtes (Cronbach dkk dalam Widhiarso, 2009).

Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung koefisien

reliabilitas alpha berstrata:

α

strat = 1 -

Keterangan :

= varian butir komponen ke-i = realibilitas komponen ke-i

Gambar

Grafik 3. Scatterplot Hasil Uji Linearitas .................................................................
Tabel 1 Distribusi Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi
Tabel 2 Penilaian Skala Persepsi terhadap Dukungan Organisasi
Tabel 4 Penilaian Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada latihan mandiri I peserta diberi waktu selama 3 minggu untuk menyelesaikan hanya sampai dengan bagian 1 Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit umur 2 bulan sampai

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum di SD/MI. Pembelajaran IPS tidak hanya menuntut siswa untuk memahami apa yang telah

Nilai-nilai kemanusiaan seperti apa yang harus saya kembangkan dalam diri saya sebagai mahasiswa setelah saya melihat kondisi masyarakat seperti yang tercermin dalam

Berdasarkan penelitian tersebut diperjelas dengan pernyataan Nybakken (1992) yaitu adanya substrat dasar yang berbeda-beda menyebabkan perbedaan fauna dan struktur

Alat bantu forklift 10 ton untuk pemindah coil ini telah melewati berbagai proses, yaitu analisis secara teori (morfologi) maupun perhitungan, dengan berlandaskan

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU KLIEN.. ISOLASI SOSIAL DI RUANG GELATIK RS JIWA PROF HB

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka thesis ini diberi judul: “ Sistem Pertanggungjawaban Koperasi Simpan Pinjam Berbadan Hukum ”.

Sehubungan dengan berjalannya e-Faktur mulai dari 1 Juli 2015 yang diberlakukan di Jawa-Bali hingga saat ini, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di Kantor Pelayanan