• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum kimia penyaringan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum kimia penyaringan dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan 1. Penyaringan 2. Titrasi

B. Tujuan

1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia.

2. Mengamati warna, bau, dan endapan yang tebentuk dari hasil penyaringan.

(2)

II. METODE

(3)

2. Tritasi

Buret dicuci dengan larutan aquades. Larutan NaOH 0.1 N dimasukan sampai batas 0 (nol). Larutan HCl 0.1 N dimasukan ke dalam Erlenmeyer menggunakan pro pipet sebanyak 20 ml. Larutan phenolphthalein ditambahkan 2 tetes. Kran buret dibuka, dan titran diteteskan pelan – pelan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyangkan pelan – pelan. Tetesan titran dihentikan saat warna larutan berubah menjadi merah muda. Percobaan diulang sebanyak 2 kai.volume titran yang digunakan dicatat, dan normalitas larutan HCl 0.1 N dihitung dengan rumus:

N1 . V1 = N2 . V2

N1 = normalitas larutan HCl N2 = normalitas larutan NaOH V1= volume larutan HCl V2 = volume larutan NaOH

(4)

III. HASIL

1 18.3 ml Bening Merah muda 0.09 N

2 18.6 ml Bening Merah muda 1.9

B. Pembahasan 1. Penyaringan

(5)

Prinsip dan tujuan penyaringan adalah agar suatu partikel besar tertinggal dalam membrane (pori – pori) kertas saring.

Pada filtrasi, dapat dilakukan dengan tekanan dan tanpa tekanan, pada filtrasi yang dilakukan tanpa tekanan, filtrasi dilakukan dengan media filter kertas saring proses filtrasi ini dilakukan.

Pada proses penyaringan reaksi yang terjadi yaitu :

Pb(CH3COOH)2 + H2SO4 → PbSO4 + 2CH3COOH

Hasil dari pencampuran larutan timbal asetat dan asam sulfat akan menghasilkan produk timbal sulfat dan asam asetat. Warna yang terbentuk sebelum penyaringan adalah putih keruh, hal ini disebabkan karena sifat dari timbal asetat adalah kristal putih, dan pada kristal putih yang tidak dapat larut. Bau yang dihasilkan asam (seperti asam cuka) dan cukup menyengat. Bau asam ini terbentuk karena hasil dari pencampuran larutan mengandung asam asetat. Setelah disaring, larutan berubah warna menjadi bening, hal ini disebabkan endapan yang terdapat pada larutan tersangkut pada pori kertas saring, sisa dari hasil filtrasi ini disebut residu, sedangkan hasil dari filtrasi adalah titrat. Bau setelah filtrasi berkurang karena bau yang dihasilkan berasal dari endapan yang larutan, dan endapan tersangkut pada kertas saring. Endapan tersebut mengandung timbal asetat yang bersifat kristal.

2. Titrasi

Titrasi adalah cara analisa yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan yang konsentrasinya diketahui.

(6)

secara perlahan melalui kran kedalam labu Erlenmeyer yang mengandung larutan reaktan lainya, yaitu larutan HCl 0.1 N. Larutan penitrasi ditambahkan sampai selesai yang dinyatakan dengan berubahnya warna indikator, dalam percobaan ini larutan indikatornya yaitu fenolftalein.

Pada saat meneteskan indikator, alat yang digunakan yaitu pipet tetes. Indikator adalah suatu zat yang umumnya ditambahkan ke dalam larutan dalam bejana penerima dan yang mengalami perubahan warna ketika reaksi berakhir. Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir, diberi nama demikian karena pada titik ini, penetesan larutan penitrasi dihentikan dan volumenya dicatat.

Salah satu reaksi yang sering digunakan dalam titrasi adalah meralisasi asam – basa. Biasanya, larutan basa sebagai penitrasi dan larutan asam diletakan di Erlenmeyer atau gelas kimia. Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna dalam keadaan asam dan basa berlainan. Misalnya lakmus dalam suasana asam akan berwarna merah muda, sedangkan dalam keadaan basa akan berwarna biru. Indikator lain yang biasa digunakan di labolatorium adalah fenolftalein. Fenolftaelin dalam keadaan asam tidak berwarna, sedangkan dalam suasan basa berwarna merah muda (Brady, 1999). Titrasi dapat dikelompokan menjadi

(7)

dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Underwood, 1998).

Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. Menurut Harjadi (1986) bila suatu indikator digunakan untuk menunjuk-kan titik akhir titrasi, maka :

1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen dengan titrat.

2. Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak, agar tidak ada keraguan-keraguan tentang kapan titrasi harus dihentikan.

Reaksi titrasi yang akan dilakukan untuk membuktikan bahwa kurkumin dapat digunakan sebagai indikator dalam menunjukkan titik akhir titrasi adalah titrasi basa kuat dengan asam kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat. Disamping itu, digunakan juga indikator pembanding fenolftalein (pp) dan methyl orange (mo) (Harjanti, 2008). Pada suatu titrasi, apabila jumlah ekuivalen yang sama dari reaktan, maka dicapai titik ekuivalen. Titik saat titrasi setara secara stokiometri. Apabila dipilih inkatir yang tepat, akan tercapai juga titik akhir reaksi dan reaksi dihentikan. Warna larutan sebelum titrasi adalah bening, sedangkan setelah larutan di tambahkan titran hingga mencapai titik ekuivalen larutan berubah wana menjadi merah muda, hal ini terjadi karena adanya indikator, yaitu phenolphatalein. Phenolphatalein bersifat asam lemah pada saat keadaan todak terionisasi, sehingga indikator tidak berwarna. Sedangkan pada saat keadaan basa, phenolphatalein akan terionisai dan memberikan warna terang karena anionnya (Brady, 1999). Menurut teori setelah titik akhir larutan akan berubah warna menjadi merah muda. Pada percobaan titrasi reaki kimia yang dihasilkan yaitu :

NaOH + HCl → NaCl + H2O

(8)

N1 . V1 = N2 . V2

(9)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kertas saring berfungsi untuk menyaring partikel – partikel padat yang

terdapat dalam larutan. Hasil dari penyaringan yaitu endapan yang biasa disebut residu dan titran hasil dari penyaringan.

2. Warna larutan berubah setelah penyaringan. Saat sebelum penyaringan warna larutan berwarna putih keruh dan saat sesudah penyaringan larutan berubah menjadi bening. Bau yang dihasilkan sebelum dan sesudah penyaringan juga berubah, sebelum penyaringan bau larutan sangat menyengat, dan pada saat sesudah penyaringan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas Dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.

Harjanti, Ratna Sri. 2008. Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri. Jurnal Rekayasa Proses. 2 : 49-50.

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pudjaatmaka, A. Hadyana. 2002. Kamus Kimia. Jakarta : Balai Pustaka.

Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

(11)

1. Perhitungan pertama perhitungan normalitas HCl 0.1 N V1 . N1= V2 . N2

20 ml. N1 = 18.45 ml . 0.1 N2= 0.09 N

N1 = normalitas larutan HCl N2 = normalitas larutan NaOH V1= volume larutan HCl V2 = volume larutan NaOH

Perhitungan volume rata – rata V1 = 18.3 ml

V2 = 18.6 ml

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi dari penambahan indikator fenolftalein adalah untuk menentukan titik akhir titrasi (TAT) dalam pembentukan alkalinitas karbonat, sedangkan fungsi dari

Penentuan kadar Klorida dalam sampel yang dititrasi dengan larutan AgNO3.. dengan menggunakan indikator K2CrO4 sehingga diperoleh titik akhir

Dalam analisis kimia kuantitatif, reaksi tersebut dapat dimanfaatkan dalam titrasi karena suatu reaksi redoks dapat menimbulkan perubahan warna yang dimanfaatkan sebagai indikator

Pada titrasi digunakan indikator amilum yang berbentuk ion kompleks warna biru yang berasal dari amilum, reaksi yang terjadi pada indikator amilum adalah

Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula/mula terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir.. Larutan

Indikator zatwarna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah logam kecil.. Indikator yang

- Metode morh/langsung: Pada prinsipnya adalah pembentukan endapan berwarna dari kalium kromat yang ditambahkan sebagai indicator .pada titik akhir titrasi ion kromat akan terikat

Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa.. Pendekatan antara titik akhir titrasi