• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI METODE

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

(SFAE)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI

PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA

PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Istikomah

MI Miftahul Huda Pakis, Durenan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 pada materi Pemilu Di Indonesia setelah kepala sekolah secara kolaboratif menerapkan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi pemilu di Indonesia tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and Explaining(SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup

baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berdampak pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%, hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang sangat baik.

Kata kunci:student facilitator and explaining, PKn, Kelas VI

Tugas kepala sekolah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah bukan sekedar menjadi simbol pemimpin tetapi lebih dari itu, kepala sekolah harus dapat meningkatkan kemajuan pendidikan di lembaganya. Tugas kepala se-kolah akan menjadi tidak tepat jika hanya menghadiri rapat dinas yang dilakukan di tingkat UDPK atau sejenisnya. Kepala seko-lah harus dapat menjadi seorang adminis-trator, supervisor dan motivator bagi guru dan siswa, untuk itu kepala sekolah di MI Miftahul Huda Pakis pada minggu kedua melakukan kegiatan KKG Mini, selain supervisor kelas yang rutin dilakukan pada

akhir bulan. Melalui kegiatan ini dijadikan bahan kepala sekolah untuk mengambil kebijakan. Dari hasil KKG mini yang dilaku-kan setiap minggu kedua diketahui bahwa siswa kelas VI mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn, sehingga prestasi belajar siswa menurun.

(2)

kon-disi siswa, dan tidak adanya penilaian terha-dap tugas. Selanjutnya dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada umumnya meng-anggap matapelajaran PKn itu membosankan karena penuh dengan bacaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Selain itu, siswa menganggap matapelajaran PKn adalah pelajaran yang tidak penting, sehingga menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran dan hasil belajarnya kurang baik. (Prasodjo, 2003).

Dengan demikian, upaya yang dapat mengatasai permasalah tersebut salah satunya dengan memvariasikan model pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Ex-plaining (SFAE). Model pembelajaran Stu-dent Facilitator and Explaining (SFAE) merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, su-ku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) memberikan kesempat-an kepada siswa atau peserta untuk mem-presentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Selain itu, siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain dengan mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Model pem-belajaran ini digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik un-tuk berperan menjadi narasumber terhadap temannya di kelas. Dengan demikian, pe-neliti tertarik menggunakan model pem-belajaran Student Facilitator and Explain-ing (SFAE) dalam proses pembelajaran

PKn dengan pertimbangan model pembe-lajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) efektif untuk melatih siswa ber-bicara menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Model ini merupakan model yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggungjawab secara individu. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap sis-wa untuk bertindak sebagai seorang “pe -ngajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap siswa lain. Dengan model ini, sis-wa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. (Usman, 2000).

METODE PENELITIAN

(3)

kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus Pertama

Refleksi Awal

Kegiatan KKG Mini rutin dilaksana-kan pada minggu ke-2, tanggal 14 September 2014. KKG Mini dilaksanakan dengan tujuan untuk menghimpun permasalahan dan kemajuan pendidikan di madrasah. Salah satu masukan yang menjadi perhatian peneliti sebagai kepala sekolah adalah adanya penurunan mionat dan prestasi belajar PKn di kelas VI. Padahal kelas VI sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan di madrasah.

Selanjutnya peneliti melakukan ke-giatan pra tindakan yang dimulai pada tang-gal 18 September 2014. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil kajian studi dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Pemilu Di Indonesia sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini se-perti yang tercantum dalam catatan penelitian pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab utama rendahnya prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat, sehingga tidak mampu meningkatkan minat aktivitas belajar siswa.

Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE); (b) Menyusun pe-tunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; dan (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian

Action (Pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertemuan 1

1) Peneliti selaku kepala sekolah bersama guru Kelas VI bapak Khozinuddin, S.Pd, memasuki ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa terlebih dahulu berdoa

3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-nyikan lagu Garuda Pancasila.

4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya.

6) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa

7) Guru menyampaikan materi pembelajaran 8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipe-cahkan oleh siswa.

9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-jaran guru meminta siswa untuk berkum-pul sesuai dengan kelompok masing-ma-sing. Masing-masing amplop berisi per-masalahan sebagai berikut:

Amati gambar berikut!

(4)

b) Buatlah 5 pertanyaan yang berhubungan dengan gambar diatas? c) Apakah yang dimaksud dengan

demokratis?

d) Apa tujuan diadakan pemilu di Indonesia?

e) Jelaskan azas yang digunakan dalam pemilu?

10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian mela-kukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa.

11)Siswa telah selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat gilir-an pertama untuk menjadi narasumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas hasill temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari kelompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining, untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa. 13) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-kan tugas individu.

14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-masikan kepada siswa bahwa pekerjaan rumah akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa terlebih dahulu

3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa.

4) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya.

5) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa

6) Guru menyampaikan materi pembelajaran 7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa.

8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-an guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing. Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut:

a) Sebutkan tahun-tahun pemilihan umum di Indonesia!

b) Sebtukan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004!

c) Sebutkan persyaratan calon presiden dan wakil presiden!

d) Sebutkan daftar presiden RI!

e) Sebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden! 9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi

selaku pengamat dalam penelitian melakukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa.

(5)

temuan pada LKS 2. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari keompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa. 12) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-kan tugas individu.

13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-masikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan uji kompetensi.

Observation (Pengamatan)

Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a) Bagi Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, siswa-siswa tampak lebih siap untuk meng-ikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menya-jikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 60,00% dan termasuk dalam kategori aktivitas “cukup

baik”; (b) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (2) Materi

yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (3) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar; (4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar

61,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup baik“.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE) berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn materi Pemilu Di Indonesia. Gambaran perkembangan prestasi belajar siswa disaji-kan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I

(6)

18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT

19 Zakya Jihan Nabila 70 T

Jumlah 1390 14 5

%Rata-Rata 73.16 73.68 26.32

(Sumber: Data Diolah Dari Nilai Evaluasi 1)

Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Tek-nik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang si-fatnya memprediksi, mengobservasi mau-pun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; dan (c) Dalam forum dis-kusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.

Dengan adanya kendala pembelajar-an ypembelajar-ang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 73,68% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85,00%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus Kedua

Planning (Perencanaan)

Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang pemilu di Indonesia. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan diskusi.

Action (Pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

kegiatan diskusi. Pertemuan 1

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa terlebih dahulu

3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-nyikan lagu Indonesia Raya

4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya.

6) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa

7) Guru menyampaikan materi pembelajaran 8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipe-cahkan oleh siswa.

9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-jaran guru meminta siswa untuk berkum-pul sesuai dengan kelompok masing-masing. Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut: a) Sebutkan tugas dan wewenang KPU

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden! b) Apa saja larangan-larangan pada

pelaksanaan kampanye?

10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian mela-kukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa.

(7)

giliran pertama untuk menjadi narasum-ber, sedangkan kelompok yang lain meng-gali informasi sebanyak-banyaknya atas haisl temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari

keompok lain, bisa mengatakan “lewat”.

12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa 13) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-kan tugas individu

14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-masikan kepada siswa bahwa pekerjaan rumah akan dibahas pada peretamuan berikutnya.

Pertemuan 2

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa terlebih dahulu.

3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa bahwasannya tanpa disadari oleh siswa, jiwa dan semangat seorang guru sudah ada pada diri siswa.

4) Guru mengajak siswa untuk berperan sebagai guru melalui kegiatan narasumber untuk teman sebaya.

5) Guru menyampaikan kompentenasi dan tujuan yang dicapai oleh siswa

6) Guru menyampaikan materi pembelajaran 7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil berwarna putih. Dalam amplop terdapat beberapa permasalahan yang harus dipe-cahkan oleh siswa.

8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-an guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing.

Kelompok yang terbentuk sesuai dengan format pembentukan kelompok pada lampiran 4. Masing-masing amplop berisi permasalahan sebagai berikut:

a) Sebutkan aturan-aturan dalam pemi-lihan Kepala Daerah!

b) Sebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP) yang berhubungan dengan pemi-lu!

9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi selaku pengamat dalam penelitian mela-kukan kegiatan pengamatan baik untuk aktivitas guru atau siswa.

10) Siswa telah selesai melakukan kegiatan diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan kelompok mengambil kartu di depan kelas secara acak. Bagi kelompok yang mendapat gambar bintang mendapat gilir-an pertama untuk menjadi nara sumber, sedangkan kelompok yang lain menggali informasi sebanyak-banyaknya atas hasil temuan pada LKS 4. Pada saat narasumber mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan atau sanggahan dari keompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang belum berhasil dijawab oleh kelompok yang menjadi fasilitator and explaining. Untuk itu guru perlu memberikan penguatan dan jawaban pada siswa 12) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-kan tugas individu

13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-masikan kepada siswa bahwa pada perte-muan berikutnya akan diadakan uji kompetensi.

Observasi (Pengamatan)

(8)

perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi per-tanyaan siswa merata tidaklagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persen-tase rata-rata sebesar 78,75% dan termasuk dalam kategori aktivitas “baik”; dan (b) Dari segi guru diperoleh hasil bahwa guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini diperoleh rata-rata aktivitas sebesar

80,00% dan termasuk dalam kriteria “baik“.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan pene-litian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE) berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn materi Pemilu Di Indonesia. Untuk memperoleh gambaran perkembangan pres-tasi belajar siswa peneliti tampilkan tabulasi data berikut ini.

Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai

(Sumber: Data Diolah Dari Evaluasi 2)

Refleksi

Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam dis-kusi meningkat; dan (c) Dominasi guru da-lam pembelajaran berkurang. Dengan demikian, maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada per-kembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%, sehingga penelitian ini berkahir pada siklus II

Penerapan Metode Belajar Student Facili-tator and Explaining (SFAE) pada Mata Pelajaran PKn

Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model SFAE, peneliti membagi siswa Kelas VI yang berjumlah 19 siswa menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa.

Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu siswa untuk me-mimpin rekan yang lain menyanyikan lagu

(9)

kelompoknya.

Tabel 3 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE

No. Aspek Penilaian Siklus I Jumlah

Siklus

II Jumlah

P1 P2 P1 P2

1 Memberitahukan SK, KD dan Indikator 2 2 4 3 3 6

2 Apersepsi & motivasi 3 3 6 2 4 6

3 Penyajian sesuai dengan urutan materi 2 3 5 3 3 6

4 Penguasaan terhadap materi pembelajaran 2 3 5 3 3 6

5 Menggunakan metode diskusi 2 2 4 4 2 6

6 Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator 2 2 4 3 4 7

7 Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa 2 2 4 3 3 6

8 Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman dan menyenangkan

3 3 6 3 4 7

9 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 3 3 6 4 4 8

10 Bersama dengan siswa merefleksikan kegiatan belajar 2 3 5 3 3 6

Jumlah 49 64

Rata-Rata 61.25 80

Tabel 4 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE

No Aktivitas Siklus I Jumlah Siklus II Jumlah

P1 P2 P1 P2

1 LKS dan modul 2 2 4 3 3 6

2 Mengikuti kegiatan belajar dengan tertib 3 3 6 2 3 5

3 Aktif dalam kegiatan belajar 2 2 4 3 3 6

4 Mencatat / merangkum materi yang disampaikan 2 3 5 3 3 6

5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 2 2 4 4 2 6

6 Berbicara dengan sopan dan menggunakan kata- kata yang baik 2 2 4 3 4 7

7 Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 2 2 4 3 3 6

8 Aktif dalam kegiatan diskusi kelompok 3 3 6 3 4 7

9 Menggunakan pakaian / seragam bersih dan rapi 3 3 6 4 4 8

10 Mengerjakan PR 2 3 5 3 3 6

Jumlah 48 63

Rata-Rata 60 78.75

Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fa-silitator pembelajaran. Guru berusaha me-rangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, se-hingga semua siswa termotivasi untuk mem-berikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mem-presentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan

tanggapan. Peneliti selaku observer melaku-kan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif.

Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antu-sias dalam mengikuti pembelajaran. Pem-berian reward berupa koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

(10)

mampu menghidupkan aktivitas belajar sis-wa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 61,25% termasuk

dalam kriteria “cukup baik” meningkat

menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria

“sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa

langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan

dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 60,00% dalam

kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 78,75% dalam kriteria “baik”. Hal ini membuktikan siswa mau dan mampu mene-rapkan metode belajar yang ditemene-rapkan oleh guru dengan baik, untuk melihat perkem-bangan aktivitas belajar siswa tiap siklus dapat disajikan dalam Gambar 1.

(Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa) Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa

Tabel 5 Perkembangan Prestasi belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan % Nilai Ketuntasan %

T TT T TT

1 Fauzan Maskur 70 T 100 T

2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 100 T

3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 70 T

4 Ainina Elok Prasetyowati 70 T 80 T

5 Aringga Wahyu Fitratama 60 TT 70 T

6 Dicky Restu Priansyah 70 T 80 T

7 Engga Habibur Rohman 70 T 80 T

8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 70 T

9 Kusnia Fitriani 80 T 90 T

10 Litazyida Aula Putrid 70 T 100 T

11 M. Agung Badrus Sholeh 60 TT 100 T

12 M. Fany Muzakky 60 TT 80 T

13 M. Khasan 60 TT 70 T

14 M. Khusen 100 T 100 T

15 M. Reyhan 70 T 80 T

16 M. Reza 80 T 100 T

17 M. Sholeh Ibrahim 70 T 80 T

18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT 80 T

19 Zakya Jihan Nabila 70 T 80 T

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

Siklus I Siklus II 61.25

80.00

60.00

78.75

Aktivitas Guru

(11)

Jumlah 1390 14 5 1610 19 0

%Rata-Rata 73.16 73.68 26.32 84.74 100.00 0.00

Dari data pada Tabel 5 diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16; siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Peningkatan hasil prestasi belajar siswa tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 2. Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI

menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya metode belajar ko-operatif model Student Facilitator and Explaining (SFAE). Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 95,53% dapat dilihat pada Tabel 6.

(Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II) Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

Tabel 6 Hasil Respon Siswa

No Indikator Frekuensi Skor

Rata-rata NA

A B C A B C

1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan keinginanmu?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

2 Apakah kamu merasa mudah belajar IPSsetelah guru menerapkan metode ini?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini?

18 1 0 36 1 0 37 1.95

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru?

18 0 1 36 0 0 36 1.89

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembangkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu?

18 0 1 36 0 0 36 1.89

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Seb. Siklus

Siklus I Siklus II 59.47

73.16 84.74

36.84

73.68

100.00

Prestasi Belajar

(12)

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengeluarkan gagasan?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

Jumlah 19.11

Rata-rata 95.53

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dengan pembentukan kelompok secara he-terogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan se-tiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembe-lajaran. Dengan demikian, melalui pembela-jaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) siswa dilatih untuk leluasa menge-luarkan ide atau gagasan dalam setiap giatan diskusi kelompok maupun diskusi ke-las. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa pin kepada siswa yang aktif; (2) Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup

baik” dengan persentase aktivitas 60,00%

yang meningkat menjadi “sangat baik” pada

siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facili-tator and Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menun-jukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat

menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan

persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilita-tor and Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% sehingga dari hasil penelitian di atas menun-jukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang menunjukan peningkatan yang sangat baik.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasar-kan hasil penelitian adalah: (1) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran; (2) Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibat-kan kegiatan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE); (3) Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE); dan (4) Meningkatkan kualitas kolaborasi an-tar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.

DAFTAR RUJUKAN

Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Pro-sedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Nasional. Malang: FIP IKIP Malang.

GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. 1994.

Jakarta: Dikmenum,.

(13)

PKn untuk Kelas 1 SD. Jakarta: Yudhistira.

Saputro, M. D. 2002. Pendidikan Menyong-song Globalisasi. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Hari Pendi-dikan Nasional, FIS Nasional, 13 Mei 2002.

Usman, M. U, & Setiawati, L. 2000. Upaya Mengoptimalkan Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosda-karya.

Walgito, B. 1980. Bimbingan dan Penyuluh-an di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Unviersitas Gadjah Mada. Wijaya, C. 2000. Pendidikan Inkuiri Sarana

Gambar

Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran pada Siklus II
Tabel 4 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar khususnya pada materi Teks Interaksi Transaksional; Informasi Terkait Jati Diri

LAMPIRAN 1 Data Biaya Aktual Distribusi Unit Sepeda Motor Jabodetabek LAMPIRAN 2 Data Permintaan Selama 1 Bulan di Zona Jakarta Pusat LAMPIRAN 3 Data Permintaan Selama 1 Bulan

Investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di Kota Gunungsitoli selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan

[r]

kamus. Setelah ketemu lafaz قلط , langsung mencari lafaz قلطنا. Jenis kalimat dari lafaz نوقلطني adalah fi’il mud}ari’. lafaz نوقلطني adalah kalimat

gunaan insektisida. Seiring dengan per- kembangan teknologi yang semakin me- ningkat, kombinasi cara fisik serta kimia menjadi salah satu alternatif dalam me-

Khunṡa ini antara kelamin ganda. Sementara dimasyarakat itu dalam bahasanya menganggap bahwa khunṡa itu banci, yang namanya bahasakan bisa mengatakan dia

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menerapkan pendekatan rasio fibonacci untuk menentukan level support dan resistance saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di