• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanasan Global terhadap lingkungan hidup (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanasan Global terhadap lingkungan hidup (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanasan Global

Pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (infra merah atau gelombang panas) yang dipancarkan oleh bumi, sehingga tidak dapat lepas ke angkasa dan akibatnya suhu di atmospher bumi memanas (Gambar 1).

(2)

Kejadian pemanasan bumi tersebut sama dengan kondisi di dalam rumah kaca yang memungkinkan sinar matahari untuk masuk tetapi energi panas yang keluar sangat sedikit, sehingga suhu di dalam rumah kaca sangat tinggi. Dengan demikian pemanasan global yang terjadi disebut juga Efek Rumah Kaca dan gas yang menimbulkannya disebut Gas Rumah Kaca (GRK) dan untuk memudahkan perhitungan dalam penurunan emisi, semua gas dinyatakan dalam ekivalen terhadap CO2.

Dampak dari pemanasan global terhadap lingkungan dan kehidupan, dapat dibedakan menurut tingkat kenaikan suhu dan rentang waktu. Bila suhu bumi meningkat hingga 3oC, diramalkan sebagian belahan bumi akan tenggelam, karena meningkatnya muka air laut akibat melelehnya es di daerah kutub, misalnya Bangladesh akan tenggelam. Bencana tsunami akan terjadi lagi di beberapa tempat, kekeringan dan berkurangnya beberapa mata air, kelaparan dimana-mana. Akibatnya banyak penduduk dari daerah-daerah yang terkena bencana akan mengungsi ke tempat lain. Peningkatan jumlah pengungsi di suatu tempat akan berdampak terhadap stabilitas sosial dan ekonomi, kejadian tersebut sudah sering kita dengar terjadi di Indonesia paska bencana.

Perubahan yang lain adalah meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Perubahanperubahan tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pertanian, berkurangnya salju di puncak gunung, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis flora dan fauna. Akibat perubahan global tersebut akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam perencanaan dan pengembangan wilayah, pengembangan pendidikan dan sebagainya. Guna menghindari terjadinya bencana besar yang memakan banyak korban, para ilmuan telah bekerja keras membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global.

(3)

Indonesia, sebagai salah satu negara tropis akan paling menderita terkena dampak pemanasan global. Dampak pemanasan global di lapangan ditandai dengan munculnya bencana alam terutama berkaitan dengan adanya penurunan sumber daya alam (SDA) baik ditingkat plot, lansekap/nasional dan global, yang penanganannya memerlukan pemahaman yang mendalam. Penurunan SDA yang umum dihadapi di tingkat nasional umumnya berhubungan dengan (1) Air baik kuantitas maupun kualitasnya, (2) Biodiversitas fauna dan flora, (3) Keindahan lansekap, dan (4) Kualitas udara.

Dampak-dampak tersebut di atas memang sering dikatakan sebagai ”diperkirakan”, tetapi perubahan pola cuaca, intensitas hujan dan musim kering, serta peningkatan bencana sudah mulai kita rasakan sekarang, tidak perlu menunggu 2030 atau 2050. Kalau peningkatan suhu rata-rata bumi tidak dibatasi pada 2oC maka dampaknya akan sulit dikelola manusia maupun alam!

Mengatasi Pemanasan Global

Guna menangani masalah pemanasan global (terutama yang terkait efek gas rumah kaca-GRK), yang memang telah terjadi dan berlangsung berkepanjangan di masa yang akan datang, maka langkah penanggulangan yang perlu dilakukan adalah:

1. Inventori

Pada tahap ini dilakukan upaya untuk mengetahui besar dan sumber emisi GRK pada periode tertentu.

2. Mitigasi

Mitigasi adalah usaha menekan penyebab perubahan iklim, seperti gas rumah kaca dan lainnya agar resiko terjadinya perubahan iklim dapat diminimalisir atau dicegah. Pada tahap mitigasi dilakukan upaya untuk menurunkan emisi GRK dari segi sumber emisi (source) maupun penyediaan wadah (sink) sehingga dapat meredam pemanasan dan perubahan iklim global.

Upaya mitigasi dalam bidang energi di Indonesia, misalnya dapat dilakukan dengan cara melakukan efisiensi dan konservasi energi, mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan, seperti biofuels, energi matahari, energi angin dan energi panas bumi, efisiensi penggunaan energi minyak bumi melalui pengurangan subsidi dan mengoptimalkan energi pengganti minyak bumi, dan penggunaan energi Nuklir.

Contoh upaya mitigasi yang lain dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air antara lain; Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan penaburan material semai (seeding agent) berupa powder atau flare, usaha rehabilitasi waduk dan embung, alokasi air melalui operasi waduk pola kering, pembangunan jaringan irigasi, penghijauan lahan kritis dan sosialisasi gerakan hemat air, peningkatan kehandalan sumber air baku, peningkatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA), pengembangan teknologi pengolahan air tepat guna, pembangunan dan rehabilitasi waduk dan embung serta pembangunan jaringan irigasi.

(4)

permintaan dapat melalui demand side management dan penggunaan peralatan yang lebih efisien.

Energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi mempunyai kelebihan sebagai pilihan untuk mitigasi gas rumah kaca. Energi terbarukan dapat membangkitkan tenaga listrik tanpa melalui pembakaran tidak seperti pada penggunakan energi fosil. Pembangkit listrik tenaga air dapat dikatakan bebas dari emisi gas rumah kaca, sedangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya menghasilkan seperenam dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik.

Studi tentang mitigasi gas rumah kaca di Indonesia sudah banyak dilakukan. Secara garis besar mitigasi yang dapat dilakukan untuk sektor pengguna energi ditunjukkan pada Tabel 2.

2. Adaptasi

Daya adaptasi terhadap perubahan iklim adalah kemampuan suatu sistem untuk menyesuaikan diri dari perubahan iklim (termasuk di dalamnya variabilitas iklim dan variabilitas ekstrem) dengan cara mengurangi kerusakan yang ditimbulkan, mengambil manfaat atau mengatasi perubahan dengan segala akibatnya. Menurut Murdiyarso (2001), adaptasi terhadap perubahan iklim adalah salah satu cara penyesuaian yang dilakukan secara spontan maupun terencana untuk memberikan reaksi terhadap perubahan iklim. Dengan demikian adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan strategi yang diperlukan pada semua skala untuk meringankan usaha mitigasi dampak. Adaptasi terhadap perubahan iklim sangat potensial untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan dampak manfaat, sehingga tidak ada korban.

(5)
(6)

Lapisan Ozon

Pengertian lapisan Ozon.

Apakah itu Ozon? Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di atmosfir, unsur kimia yang terkandung dalam partikel ozon adalah tiga buah oksigen (O3). Sedangkan keberadaan ozon sendiri di alam terdapat di dua wilayah atmosfer. Ozon di troposfer (sekitar 10 s/d 16 km dr permukaan bumi ) sayangnya kandungan pada lapisan ini hanya 10%. Sedangkan selebihnya berada di lapisan stratosfir (50km dr puncak troposfer) disini kandungan ozon mencapai 90%. Maka seringkali disebut lapisan ozon, karena memiliki kandungan 03 (ozon) yang paling banyak. Pertanyaannya kemudian bagaimana jika lapisan ozon menipis?, “ Menipisnya lapisan ozon menyebabkan meningkatnya radiasi ultraviolet matahari terutama UV-B yang mampu mencapai permukaan bumi”. Dari data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir kondisi dari bulan Oktober 1980 sampai dengan Oktober 1991 kondisi lubang pada lapisan ozon makin memprihatinkan dan makin membesar, hampir sebesar benua Australia. Kondisi terbaru memang sudah lebih baik menurut data per – 9 September 2011 minimum 164 DU terletak di lokasi 76 derajat selatan dan 108 derajat sebelah barat dengan luas sekitar 18.12 million km2 dan kehilangan partikel ozon sebesar 8.14 megatron. Dari foto satelit lubang ozon di kutub utara masih terlihat terjadi penipisan. penipisan itu berada di sekitar Rusia dan Skandinivia, selain yang juga terlihat di Australia.

Banyaknya Bahan Perusak Ozon (BPO) Disekeliling Kita

Bahan Perusak Ozon masuk ke Indonesia melalui impor, karena bahan ini diperlukan oleh industri baik untuk manufaktur AC/Refrigerasi dan Industri Busa, maupun untuk kegiatan servis produk (barang) yang menggunakan BPO. Umumnya penggunaan Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydro Chlorofluorocarbon (HCFC) sebagian untuk membantu daya semprot pada peralatan kosmetik (cth. hairspray), semprot nyamuk, peralatan pemeliharaan otomotif, pembersih rumah, cat semprot dan alat kesehatan.

Selain itu, CFC dan HCFC dipergunakan untuk membuat busa pelapis insulasi panas yang digunakan untuk menahan panas agar tidak masuk kedalam lemari pendingin dan mencegah dingin tidak keluar dari peralatan pendingin. Penggunaan CFC dan HCFC pada pembuatan busa sol sepatu, tempat tidur, jok kursi dan stereoform pada wadah makanan. Selain CFC dan HCFC, dikenal pula istilah halon, penggunaan halon untuk bahan pemadam kebakaran dan masih banyak seperti dibawah ini;

1. Penggunaan BPO CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin padaAC,

2. Penggunaan BPO CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin untuk Refrigerasi. 3. Penggunaan CFC-11 sebagai bahan pengembang tembakau pada rokok rendah tar. 4. Penggunaan BPO : CFC, HCFC, CTC dan TCA untuk bahan pelarut digunakan sebagai

bahan untuk membantu membersihkan peralatan. 5. Penggunaan BPO Methil Bromida untuk fumigasi hama

(7)

Upaya Pencegahan.

Di Indonesia halon yang bekas pakai dapat ditampung di Halon Bank yang terdapat di Garuda Maintenance Facilities. Pada fasilitas ini Halon dapat dikumpulkan dan dimurnikan sehingga dapat dipergunakan kembali untuk penggunaan kritis.

Upaya Perlindungan Ozon

Sebenarnya upaya sudah dilakukan oleh masyarakat Internasional misalnya dengan adanya Konvensi Wina (Vienna Convention – 1985) yang membahas lebih rinci mengenai perlindungan lapisan ozon. Pertemuan ini sudah sampai pada pertemuan yang ke 9 atau yang dikenal dengan COP-9. Sedangkan Protokol Montreal 1987 yang membahas langkah-langkah untuk membatasi produksi dan konsumsi bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon. Sudah sering kali dilakukan, sampai tahun ini MOP sudah yang ke 23 kali pertemuannya dilakukan.

Pemerintah Indonesia sudah berupaya menjalankan tugas dan kewajibannya melaksanakan penghapusan BPO secara bertahap melalui:

1. Pengurangan impor BPO secara bertahap

2. Alih teknologi untuk menghentikan penggunaan BPO. 3. Mengelola BPO yang beredar di Indonesia.

4. Mencegah terlepasnya emisi BPO terlepas ke atmosfir.

5. Meningkatkan kesadaran dan peran serta seluruh pemangku kepentingan.

Dari upaya itulah, Indonesia sukses menghentikan konsumsi BPO jenis : Chlorofluorocarbon (CFC), Metil Bromida , Halon, Carbon Tetra Chloride (CTC) dan methylchloroform (TCA) semenjak Desember 2007 melalui: (a) Penetapan regulasi dan kebijakan nasional; (b) Melakukan pengawasan impor BPO; (c) Kerjasama antar instansi pemerintah, dunia usaha dan Perguruan Tinggi; dan (d) Melakukan sosialisasi dan upaya peningkatan kapasitas semua pihak. Hasilnya 8,989 Metrik Ton CFC telah di phase-out pada akhir 2007, dua tahun lebih awal dari pada target Protokol Montreal. Selain itu Indonesia telah sukses menghentikan impor BPO seperti Halon, CTC, TCA, Metil Bromida untuk aplikasi fumigasi pergudangan dan semua jenis CFC semenjak Desember 2007.

Beberapa kebijakan dikeluarkan antara lain; Hanya BPO jenis HCFC yang masih dapat diimpor dan dalam waktu dekat akan segera diatur importasi dan penggunaannya.

Keberhasilan mem-phase-out sebanyak 8,989 Metrik Ton CFC pada tahun 2007, Indonesia dinilai berhasil karena telah menghapuskan konsumsi CFC lebih cepat dua tahun dari pada target Protokol Montreal.

Keberhasilan Indonesia diatas tidak sampai disitu saja, beberapa rencana Kedepan terus digagas. Antara lain; Implementasi HPMP 2011 – 2018. Rencana Kedepan adalah melaksanakan HCFC Phase-out Management Plan (HPMP) atau Penghapusan konsumsi HCFC.

(8)

Langkah-langkah yang akan dilakukan.

Langkah-langkah dalam menjalankan program HCFC Phase-out Management Plan

(HPMP) Periode Tahun 2011 -2013 dengan cara; Sosialisasi ke pemangku kepentingan pusat dan daerah, Penurunan/pencegahan pertumbuhan konsumsi HCFC, Pembuatan peraturan kendali import HCFC, Pembuatan peraturan penggunaan HCFC di sektor manufaktur, Pembuatan peraturan import produk yang mengandung HCFC, Pengembangan sistem dan mekanisme pemberian bantuan Incremental Capital Cost, Incremental perational Cost, dan Technical Assistances; monitoring, audit dan evaluasi pemberian bantuan pada manufaktur.

Sedangkan untuk periode Tahun 2015 – 2018 dilakukan Implementasi investasi untuk

Incremental Capital Cost, Incremental Operation Cost, dan Technical Assistances. Implementasi monitoring, audit dan evaluasi dan Penyusunan proposal HPMP tahap 2: 2018 – 2025 (2030)

Pemerintah Indonesia menjadi Tuan Rumah Pertemuan Negara Pihak – 9th Conference of the Parties to Vienna Convention for the Protection of Ozone Layer dan 23rd Meeting of the Parties to the Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer yang diselenggarakan di Bali, tanggal 21-25 November 2011 dengan tempat : Bali Nusa Dua Convention Center. Agenda yang dibahas antara lain, Preparatory segment : 21 – 23 November 2011 – 9th COP dan 23rd MOP. High-level segment : 24 -25 November 2011 – Adoption of Decisions for 9th COP dan 23rd MOP dengan isu; “ Sustained mitigation of ODS emissions from feedstock and process agent uses”, “Environmentally sound disposal of ODS”, “ Treatment of ODS used to service ships” , “ Use of Methyl Bromide” , “Proposed amendments to the

Montreal Protocol” – terkait dengan HFC yang akan digunakan sebagai pengganti BPO namun

berpotensi tinggi untuk pemanasan global, “Phase out of HCFC-23 by-product emissions.

Hidrokarbon – alternatif pengganti BPO

Harapan kedepan dari upaya tersebut adalah menjadikan Hidrokarbon salah satu alternative pengganti BPO, yang tidak memiliki potensi merusak ozon dan rendah potensi pemanasan globalnya. Pertamina pada saat ini sedang mengembangkan produk Hidrokarbon sebagai pengganti CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin di AC maupun refrigerasi.

Peran Masyarakat (konsumen)

Semua usaha pemerintah tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat, oleh sebab itu pemerintah menghimbau untuk tidak Membeli produk-produk yang mengandung BPO. Melakukan pemeliharan AC rumah tangga, lemari pendingin pada bengkel service yang telah tersertifikas. Mensosialisasikan dampak lingkungan akibat pelepasan BPO ke atmosfer secara langsung. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap distribusi dan penggunaan BPO di masyarakat.

Dampak Pada Kesehatan

(9)

Permasalahanya jika lapisan menyaring yaitu O3 (Ozon) tidak dalam kondisi baik hal itu perlu diwaspadai, terutama Ultraviolet B yang nenembus lapisan kulit dan dapat penyebab kanker dan kerusakan mata secara permanen. Beberapa dampak negatif dari sinar ultraviolet bagi tubuh yaitu: (1) Katarak; (2) penurunan imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit; (3) dan kanker kulit. Misalnya saja di Punta Arenas, Chili terjadi peningkatan kasus kanker kulit sebesar 66% selama 1994 – 2004, di Australia 1000 kasus per 100.000 orang/thn KSB dan KSS (Georgouras dkk. Aust J Dermatol 1997;38(Suppl):S79-S82), Sinar ultraviolet juga dapat menyebabkan, Kelainan retina ‘Age macular degeneration’ dan penuaan dini. Pakar kesehatan mengungkapkan dampak penipisan ozon akibat peri laku manusia yang mengakibatkan berbagai dampak kesehatan bagi manusia. WHO pada tahun 2007 sendiri mengumumkan 90% kanker kulit karena sinar matahari.

Cara Pencegahan langsung dampak Sinar Ultraviolet

Beberapa tips mencegar paparan langsung dari dampak negatif sinar Ultraviolet:

1. Menghindari berjemur dibawah sinar matahari yang terik pada jam 10 – 16 sore.

2. Waspadai SUNBURN respon inflamasi kulit normal yang bersifat akut, lambat dan sementara setelah terjadinya paparan oleh sinar UV. Ditandai dgn eritema pd kulit, jika berat dapat terbentuk vesikel, bula, terjadi edema & nyeri.

3. Menggunakan baju yg mampu menangkal sinar UV (Bahan pakaian terdiri dari SPF 15 – 50 (Georgouras dkk. Aust J Dermatol1997;38(Suppl):S79-S82 yang aman bagi tubuh). 4. Penggunaan Tabir Surya Topikal terbukti mampu menjadi induksi solar keratosis & KSS.

Referensi

Dokumen terkait

Addressable Lighting Interface (DALI) Focus Group Research Project Report.. [2] Jennings, Residential Lighting: The Data to Date , “Journal of

Jadual 1 menunjukkan susunan radas dan pemerhatian bagi dua set eksperimen untuk menentukan keterlarutan sebatian M and sebatian N dalam air dan metilbenzena.. [2 marks]

menggunakan format pengiriman Protokol DALI dan perintah yang dipakai juga menggunakan sesuai daftar perintah Protokol DALI tetapi tidak semua digunakan

Pada generasi ini perkembangan sistem operasi dikembangkan untuk melayani banyak pemakai sekaligus, dimana para pemakai interaktif berkomunikasi lewat

Untuk membandingkan haba penyesaran murid perlu mengulangai eksperimen itu dengan menggunakan satu lagi logam yang dinamakan dan larutan garam yang sama. Based on

Praktik pengalaman lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

kaidah kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.. 4.2

07.00 Praktik mengajar dikelas VIII F dengan materi apresiasi tari tunggal daerah Nusantara tari tiga serangkai,beserta evaluasi pembelajaran. Mengisi jam tambahan kelas VIII F