• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016"

Copied!
272
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

(RKPD)

(2)

DAFTAR ISI

1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ……. I- 14

1.4. Sistematika Dokumen RKPD ………... I- 15

1.5. Maksud dan Tujuan ………... I- 16

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

PENCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II- 1

2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Majalengka ……… II- 1

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi ………... II- 1

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ……….. II- 34

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum ………... II- 50

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah ………... II- 118

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai

Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ……… II- 130

2.2.1. Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKPD sampai Tahun

Berjalan ... II- 130

2.2.2. Realisasi RPJMD ………... II- 198

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah dan Isu Strategis

Kabupaten Majalengka ……… II- 213

2.3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah yang

Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah ... II- 213

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan Daerah ... II- 214

2.4. Isu Strategis Eksternal ………... II- 234

2.4.1. Isu Strategis Nasional ………... II- 234

2.4.2. Isu Strategis Regional ………... II- 237

(3)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA

KERANGKA PENDANAAN ………... III- 1

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ………... III- 1

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan

Tahun 2015 ………... III- 2

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2016 dan Tahun 2017 ………... III- 9

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III- 14

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ... III- 15 3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III- 19 3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah ... III- 23 3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III- 42

3.3. Arah Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. III- 45

3.3.1. APBN ... III- 45

3.3.2. Sumber Dana Lainnya ... III- 49

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 ……… IV- 1

4.1. Tujuan, Sasaran Pembangunan Kabupaten Majalengka ... IV- 3

4.2. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2016 ... IV- 27

4.2.1. Joint Target Pembangunan Kabupaten Majalengka, dan Janji Bupati, Fokus, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan,

Program Prioritas ………... IV- 27

4.2.2. Nawacita dan Pembangunan Daerah Pemerintah

Kabupaten Majalengka ... IV- 60

4.2.3. Common Goal Provinsi Jawa Barat dan Pembangunan

Daerah Kabupaten Majalengka ……….. IV- 64

4.2.4. Janji Gubernur dan Janji Bupati/Wakil Bupati

Majalengka ……… …… IV- 67

4.2.5 Pembangunan Kewilayahan ……….. IV- 73

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

TAHUN 2016 ... V- 1

5.1. Ruang Lingkup Rencana Program dan Kegiatan Prioritas ……… V- 1

5.2. Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2016 ………. V- 3

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten

Majalengka Tahun 2014 ... II- 2

Tabel 2.2. Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka ……… II- 6

Tabel 2.3. Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka ... II- 7

Tabel 2.4. Perkembangan Penggunaan Lahan Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2013 ... II- 8

Tabel 2.5. Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaaan Kabupaten

Majalengka ... II- 18

Tabel 2.6. Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka ……… II- 25

Tabel 2.7. Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten

Majalengka ... II- 27

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk, LPP dan Kepadatan Penduduk Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 29

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten

Majalengka Tahun 2013 ………... II- 29

Tabel 2.10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014 ……... II- 31

Tabel 2.11. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kabupaten

Majalengka Tahun 2013 ………... II- 32

Tabel 2.12. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah

Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2010-2014 ... II- 33

Tabel 2.13. PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 34

Tabel 2.14. Nilai Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d. 2014 atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2000 dan atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Majalengka ……….. II- 35

Tabel 2.15. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d.

2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

Kabupaten Majalengka ………... II- 37

(5)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka

Tabel 2.17. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 38

Tabel 2.18. Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 … II- 40

Tabel 2.19. Angka Kriminalitas Kabupaten Majalengka Tahun 2014 ……... II- 40

Tabel 2.20. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang

Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014 ………... II- 44

Tabel 2.21. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (per 1.000 kelahiran)

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 46

Tabel 2.22. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 46

Tabel 2.23. Perkembangan Persentase Gizi Buruk Kabupaten Majalengka … II- 48

Tabel 2.24. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan

Luas Lahan Yang Dikuasai ………... II- 48

Tabel 2.25. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……… II- 50

Tabel 2.26. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……….... II- 51

Tabel 2.27. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……….... II- 52

Tabel 2.28. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……….... II- 53

Tabel 2.29. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

Kabupaten Majalengka Tahun 2010 – 2014 ………. II- 54

Tabel 2.30. Perkembangan Kondisi Bangunan Sekolah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 55

Tabel 2.31. Penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 56

Tabel 2.32. Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan Kualifikasi

Guru di Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 57

Tabel 2.33. Perkembangan Rasio Posyandu di Kabupaten Majalengka ….. II- 59

Tabel 2.34. Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas dan Pustu Tahun 2014 ……… II- 59

Tabel 2.35. Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu ……… II- 61

Tabel 2.36. Rasio Tenaga Medik ………... II- 61

(6)

Tahun 2014 ………... II- 61

Tabel 2.38. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 63

Tabel 2.39. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ……… II- 63

Tabel 2.40. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 64

Tabel 2.41. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 65

Tabel 2.42. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit TBC

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 66

Tabel 2.43. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 67

Tabel 2.44. Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten

Majalengka …... II- 67

Tabel 2.45. Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014 ... II- 68

Tabel 2.46. Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014 ... II- 68

Tabel 2.47. Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di

bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2013 .. II- 69

Tabel 2.48. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 … II- 73

Tabel 2.49. Kondisi Perumahan (Rumah Tangga) di Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 73

Tabel 2.50. Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 74

Tabel 2.51. Kondisi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 74

Tabel 2.52. Kondisi Perhubungan Kabupaten Majalengka Tahun

2010 – 2014 …... II- 76

Tabel 2.53. Struktur dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan

Bermotor di Kabupaten Majalengka ………. II- 77

Tabel 2.54. Jumlah Kendaraan Angkutan Darat di Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 77

(7)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka

Tabel 2.56. Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 79

Tabel 2.57. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kependudukan dan

Catatan Sipil Tahun 2010 – 2014 ……….. II- 81

Tabel 2.58. Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……….... II- 83

Tabel 2.59. Data Penanganan Masalah Sosial Kabupeten Majalengka …….. II- 84

Tabel 2.60. Data Situasi Ketenagakerjaan Kabupaten Majalengka ... II- 87

Tabel 2.61. Jumlah Koperasi yang Masih Aktif ………... II- 87

Tabel 2.62. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) ………… II- 89

Tabel 2.63. Data Kategori Perusahaan di Kabupaten Majalengka …………... II- 89

Tabel 2.64. Kegiatan Bidang Kebudayaan Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 90

Tabel 2.65. Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ………... II- 91

Tabel 2.66. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kabupaten Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……… II- 91

Tabel 2.67. Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian Kabupaten Majalengka

Tabel 2.73. Data Perpustakaan Kabupaten Majalengka Tahun 2010 – 2014. II- 98

Tabel 2.74. Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ……… II- 100

(8)

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 100

Tabel 2.76. Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 100

Tabel 2.77. Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 102

Tabel 2.78. Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ……….... II- 103

Tabel 2.79. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 103

Tabel 2.80. Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 104

Tabel 2.81. Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 104

Tabel 2.82. Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 104

Tabel 2.83. Populasi Peternakan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 . II- 105

Tabel 2.84. Produksi Peternakan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014. II- 105

Tabel 2.85. Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 107

Tabel 2.86. Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 107

Tabel 2.87. Konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB atas dasar Harga

Berlaku Kabupaten Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……… II- 108

Tabel 2.88. Cakupan Bina Kelompok Petani Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 108

Tabel 2.89. Produksi Kehutanan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 . II- 109

Tabel 2.90. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 106

Tabel 2.91. Data Luas Pertambangan Tanpa Ijin Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 110

Tabel 2.92. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap

PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ……… II- 111

Tabel 2.93. Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 113

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka

Tabel 2.95. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 115

Tabel 2.96. Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten

Majalengka ... II- 115

Tabel 2.97. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………... II- 116

Tabel 2.98. Konstribusi dan Pertumbuhan sektor Industri di Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……….. II- 116

Tabel 2.99. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2013 ………. II- 119

Tabel 2.100. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2013 ………. II- 119

Tabel 2.101. Dokumen Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2015 ………... II- 121

Tabel 2.102. Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka ………….. II- 123

Tabel 2.103. Perkembangan Jumlah Bank di Kabupaten Majalengka

Tabel 2.107. Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010 – 2014 ……… II- 127

Tabel 2.108. Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 ………. II- 128

Tabel 2.109. Rasio Ketergantungan/Angka Beban Tanggungan Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014 …... II- 130

Tabel 2.110. Realisasi Capaian Kinerja Sasaran dan Program Prioritas

sampai dengan Triwulan IV Tahun 2014 ………... II- 132

Tabel 2.111. Rekapitulasi Realisasi Indikator Sasaran RPJMD untuk

Tahun 2014 ... II- 189

Tabel 3.1. PDRB Kabupaten Majalengka Berdasarkan Lapangan Usaha

Tahun 2011-2014 ………... III- 4

(10)

Usaha Tahun 2011-2013 ... III- 5

Tabel 3.3. Distribusi Tenaga Kerja Per Sektor Ekonomi Kabupaten

Majalengka Tahun 2013 ... III- 8

Tabel 3.4. Variabel Internal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi

Daerah ... III- 9

Tabel 3.5. Variabel Eksternal Yang Mempengaruhi Prospek Ekonomi

Daerah ... III- 11

Tabel 3.6. Rekapitulasi Realisasi Pedapatan Daerah Tahun 2013-2015,

dan Proyeksi Pedapatan Daerah Tahun 2016 Kabupaten

Majalengka ... III- 17

Tabel 3.7. Alokasi Belanja Tidak Langsung Per OPD Kabupaten

Majalengka Tahun 2014 dan 2015 ... III- 28

Tabel 3.8. Alokasi Belanja Langsung Per OPD Kabupaten Majalengka

Tahun 2014 dan 2015 ... III- 33

Tabel 3.9. Biaya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Per OPD

Kabupaten Majalengka Tahun 2016... III- 35

Tabel 3.10. Biaya Belanja Langsung Per Urusan Pemerintahan Kabupaten

Majalengka Tahun 2016... III- 37

Tabel 3.11. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 - 2014, dan Proyeksi

Belanja Daerah Tahun 2016-2017 Kabupaten Majalengka ... III- 41

Tabel 3.12. Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2013 – 2014

dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 201-2017 Kabupaten

Majalengka ... III- 44

Tabel 3.12. Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2013 – 2014

dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 201-2017 Kabupaten

Majalengka ... III- 44

Tabel 3.13. Rekapitulasi Alokasi Dana Tugas Pembantuan Kabupaten

Majalengka Tahun 2014 ... III- 46

Tabel 3.14. Rekapitulasi Alokasi Dana Tugas Pembantuan Kabupaten

Majalengka Tahun 2015 ... III- 47

Tabel 3.15. Rekapitulasi Alokasi Dana Urusan Bersama Kabupaten

Majalengka Tahun 2014 ... III- 48

Tabel 3.16. Alokasi Dana Urusan Bersama Kabupaten Majalengka

Tahun 2015 ... III- 48

Tabel 3.17. Alokasi Dana CSR Kabupaten Majalengka Tahun 2014 ... III- 49

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten MajalengkaRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka

Tabel 3.19. Rekapitulasi Zakat Propesi Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Majalengka Tahun Anggaran 2014 ………... III- 50 Tabel 3.20. Rekapitulasi Pendayagunaan Zakat Maal/Propesi Kabupaten

Majalengka Periode September - Desember2014 ………. III- 52

Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan ... IV- 15

Tabel 4.2. Janji Gubernur Jawa Barat dan Janji Bupati Majalengka ... IV- 66

Tabel 4.3. Sinergi SDGs, Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi, dan Prioritas

Kabupaten Majalengka ... IV- 69

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2016 ……… I- 6

Gambar 1.2. Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... I- 15

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Majalengka ………... II- 5

Gambar 2.2. Data Perkembangan Curah Hujan Kabupaten Majalengka

Tahun 2008 – 2014 ………... II- 8

Gambar 2.3. Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2013 …... II- 39

Gambar 2.4. Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 ... II- 41

Gambar 2.5. Perkembangan RLS Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 …. II- 42

Gambar 2.6. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 …. II- 43

Gambar 2.7. Perkembangan APM Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014 … II- 44

Gambar 2.8. Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 49

Gambar 2.9. Perkembangan APS SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………... II- 51

Gambar 2.10. Perkembangan APS SMA/SMK/MA Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2013 ………... II- 53

Gambar 2.11. Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2013 … II- 54

Gambar 2.12. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten Majalengka

Tahun 2010 – 2014 ………... II- 128

Gambar 3.1. Struktur Ekonomi Kabupaten Majalengka Menurut Kelompok

Sektor Tahun 2011-2014 ………... III- 6

Gambar 3.2. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2012-2014, APBD 2015 dan Proyeksi Tahun 2016... III- 16

Gambar 3.3. Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015 ……… III- 28

Gambar 3.4. Rencana Alokasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2016 ………... III- 31

Gambar 3.5. Alokasi Belanja Langsung Tahun 2015 ……….... III- 32

Gambar 3.6. Alokasi Belanja Langsung Tahun 2016 ……….... III- 35

Gambar 4.1. Bagan Alir Perumusan Prioritas dan Sasaran Pembangunan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses pembangunan baik skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota sangat dipengaruhi oleh regulasi formal yang berdampak signifikan terhadap pola kebijakan pembangunan secara komprehensif. Seiring dengan waktu periodisasi bangsa Indonesia mempertahankan dan memperjuangkan hasil kemerdekaan, mulai dari jaman orde lama, orde baru dan bermuara pada era reformasi, memperlihatkan spesifikasi perubahan dalam pola pembangunan yang dilaksanakan, walaupun tujuannya tetap memiliki kesamaan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan amanat UUD 1945. Pergantian masa orde baru ke masa reformasi ditandai oleh pergeseran konsep sentralisasi ke desentralisasi melalui Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, selanjutnya diubah dengan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian saat ini dilakukan revisi lagi dengan dikeluarkannya Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, hal tersebut jelas sekali sangat mempengaruhi gerak langkah pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan pembangunannya secara hakiki.

Perencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses penyusunan tahap-tahap kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial di suatu daerah dalam

jangka waktu tertentu. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah

(14)

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun, (3) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, (4) Rencana Strategis OPD (Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 tahun, (5) Rencana Kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 1 tahun. Kelima dokumen tersebut disusun saling bersinergis dengan tujuan untuk mengarahkan pembangunan lebih terfokus pada pencapaian target pembangunan pada tahun rencana.

Sebagaimana umumnya, bahwa rencana kerja perencanaan

pembangunan sebagai aplikasi nyata dari dokumen RPJMD, maka perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2016 merupakan tahapan yang harus diindahkan dari RPJMD Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018. Atas dasar hal tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Majalengka menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dengan mempedomani dokumen lainnya yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018.

(15)

1.1.1.Pendekatan dan Mekanisme Penyusunan RKPD

A. Pendekatan Penyusunan RKPD Tahun 2016

Sebagai upaya menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas; baik antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah, RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 disusun melalui pendekatan sebagai berikut :

1. Pendekatan politik, yaitu merupakan penjabaran agenda-agenda

pembangunan jenjang pemerintahan berdasarkan kebijakan kepala daerah dan aspirasi masyarakat melalui DPRD.

2. Pendekatan teknokratik, yaitu pendekatan yang menggunakan metode

dan kerangka ilmiah yang dilaksanakan secara fungsional, kewilayahan, lintas sektor, dan lintas pelaku.

3. Pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan yang melibatkan semua pihak

yang berkepentingan terhadap pembangunan.

4. Pendekatan atas-bawah (top down), dan bawah-atas (bottom up) yaitu

dilaksanakan secara berjenjang dari Pemerintah Desa sampai dengan Pemerintah Kabupaten melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

B. Mekanisme Penyusunan RKPD

Mekanisme penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

(16)

makro sosial ekonomi Kabupaten Majalengka Tahun 2013, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.

2. Bappeda Kabupaten Majalengka melakukan konsultasi publik dalam

rangka menjaring aspirasi dari publik (pemangku kepentingan) Pemerintah Kabupaten Majalengka terhadap prioritas dan sasaran

pembangunan dan dalam rangka mengkomunikasikan rencana

pembangunan Kabupaten Majalengka Tahun 2016 yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Tahun 2016.

3. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyusun Rancangan Awal

Renja-OPD dengan mempedomani Rencana Strategis (Renstra-Renja-OPD) dan mengacu pada Rancangan Awal RKPD Tahun 2016.

4. Desa dan Kelurahan melaksanakan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa/Kelurahan untuk menyepakati Rencana

Pembangunan Desa Tahun 2016. Keluaran Musrenbang adalah Dokumen Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa dan/atau Renja Kelurahan yang berisi :

a. Prioritas kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan yang didanai

oleh pendapatan desa dan swadaya masyarakat.

b. Prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui

OPD yang akan dibahas dalam Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di Kecamatan.

5. Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015 di Kecamatan

(17)

6. OPD memaduserasikan rencana program dan kegiatan dengan rencana program dan kegiatan hasil Musrenbang RKPD Kabupaten Majalengka di Kecamatan untuk dituangkan dalam Rancangan Renja OPD.

7. Penajaman Rancangan Renja OPD Tahun 2016 dilakukan dalam Forum

Organisasi Perangkat Daerah (Forum OPD/Gabungan OPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 untuk mendapatkan susunan prioritas kegiatan

dan program serta menampung aspirasi dari stakeholder lainnya untuk

penyempurnaan Rancangan Renja yang telah disusun.

8. Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2016 disusun berdasarkan Rancangan Renja OPD hasil penajaman dalam Forum OPD/Gabungan OPD Kabupaten Majalengka Tahun 2015.

9. Rancangan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dibahas dalam

Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 di Kabupaten tahun 2015.

10. Hasil Pembahasan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD

Kabupaten Majalengka Tahun 2016 di Kabupaten pada tahun 2015, selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016.

11. Penajaman Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2016 dilakukan dalam Forum Pasca Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 di Kabupaten pada tahun 2015.

12. RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 secara definitif ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Majalengka, selanjutnya dijadikan sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dan RAPBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2016.

(18)

Gambar 1.1.

Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2016

1. KONDISI PEREKONOMIAN NASIONAL & ISU STRATEGIS NASIONAL

1. RPJP Nasional (UU 17/2007) 2. RPJMN 2015 – 2019

3. RPJMD PROV. JABAR 2013-2018 3.RPJMD Kab. Majalelngka 2014-2018

RANCANGAN APBD (PEMKAB DGN DPRD)

(19)

1.1.2. Visi dan Misi Kabupaten Majalengka

Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKPD harus selaras dengan RPJMD, maka RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Kabupaten Majalengka yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, sebagai pijakan dasar dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :

“MAJALENGKA MAKMUR”

Makmur secara harpiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.

Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA MAKMUR dalam Visi kami adalah : “Terwujudnya suatu tatanan masyarakat, pemerintahan, dan pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan Religius” dalam arti :

Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan;

Aman : Kondisi daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;

(20)

Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan daerah untuk menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan pemerintah yang lebih atas;

Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovatif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana keagamaan yang memadai.

1.2. Landasan Hukum

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 disusun dengan berlandaskan pada :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

(21)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

(22)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

(23)

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang

(24)

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 471);

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran daerah Nomor 87);

30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang

(25)

31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 21);

32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 10 Seri E);

33. Peraturan Gubernur Nomor 54 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 54 Seri E);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2);

37. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka;

38. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031;

39. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka;

40. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2014 tentang

(26)

Majalengka Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2014).

1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Salah satu kendali pemerintah dalam menjamin pencapaian targetan pembangunan adalah reorganisasi sinergi proses penyusunan dokumen perencanaannya baik pada sisi kebijakan, prioritas maupun sasaran-sasaran pembangunannya. Sinergi tersebut baik antara dokumen perencanaan pemerintah pusat dengan daerah, dan antar pemerintah provinsi dengan kabupaten.

Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 didasarkan pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, yaitu disusun bersinergi dokumen perencanaan lainnya, diantaranya yaitu :

1. Berpedoman pada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun

2005-2025, dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan pembangunan.

2. Mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dilakukan melalui penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Majalengka dengan pembangunan Provinsi Jawa Barat.

3. Program dan kegiatan pembangunan daerah yang mencakup dua

wilayah kabupaten/kota atau lebih, dan wilayah perbatasan antar kabupaten/kota.

4. Mengacu pada RPJMN, dilakukan melalui penyelarasan arah kebijakan pembangunan nasional.

Selain itu juga penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun

2015 memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Barat, RTRW

(27)

Gambar 1.2.

Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 serta maksud dan tujuan.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014

Mengemukakan tentang gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pencapaian kinerja indikator makro pembangunan daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2014, isu strategis dan masalah mendesak.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA

PENDANAAN

(28)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

Menguraikan secara eksplisit prioritas, fokus, dan sasaran, strategi, dan arah kebijakan pembangunan daerah berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD untuk tahun 2016.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Menjelaskan mengenai perencanaan program dan kegiatan prioritas, indikator kinerja, target, satuan, pagu indikatif, lokasi, OPD penanggung jawab, keterkaitannya dengan prioritas dan sasaran pembangunan yang ditetapkan, serta rangkuman dari usulan rencana program dan kegiatan prioritas daerah Tahun 2016.

BAB VI PENUTUP

Mengemukakan harapan-harapan atas keberadaan RKPD

Kabupaten Majalengka Tahun 2016, agar dapat dijadikan acuan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan Stakeholder lainnya dalam pelaksanaan rencana program dan kegiatan pembangunan Tahun 2016.

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016, adalah sebagai berikut :

1. Salah satu rangakaian kegiatan penyusunan RKPD untuk dapat

(29)

2. Rumusan awal pedoman perencanaan pembangunan daerah bagi seluruh penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Majalengka dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.

Tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Mengevaluasi kinerja pembangunan Tahun 2014 serta menganalisis

prospek pembangunan Tahun 2015 dengan memperhatikan kondisi pembangunan nasional dan regional.

2. Mengarahkan pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Majalengka Tahun

2014-2018 ke dalam suatu strategi pembangunan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016.

3. Memberikan penjelasan tentang kebijakan pembangunan Kabupaten

Majalengka yang dituangkan dalam susunan prioritas pembangunan, fokus setiap prioritas, sasaran prioritas, serta program dan kegiatan Tahun 2016.

4. Berusaha untuk mewujudkan sinergi program dan kegiatan OPD dalam

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dari seluruh sektor pembangunan untuk mencapai target-target pembangunan pada tahun rencana serta mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya pembangunan.

5. Memberikan penjelasan tentang kaidah-kaidah pelaksanaan aspek-aspek

(30)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD

TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Majalengka 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

A. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan Provinsi Jawa Barat (37.095,28 Km2).

Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.108 Tahun 2014 tentang Batas Wilayah Kabupaten Majalengka-Indramayu;

2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan,

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;

3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya,

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kabupaten Ciamis dan Majalengka;

4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana

(31)

Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6° 36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan.

Dalam konteks zona waktu Indonesia yang merupakan negara tropis dengan 3 wilayah waktu yaitu WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur), seluruh wilayah Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam zona WIB (Waktu Indonesia Barat). Kelembaban di Kabupaten Majalengka sepanjang tahun 2014 berkisar antara 48-96% dengan rata-rata 77%.

Secara geostrategis Kabupaten Majalengka diapit oleh 2 PKN, yaitu Cirebon Raya dan Bandung Raya dan berada di perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbang Kertosusila. Kondisi Kabupaten Majalengka yang strategis di dukung juga dengan adanya kebijakan pemerintah pusat yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kabupaten Majalengka yang diharapkan mampu mengakselerasi perwujudan koridor dan sekaligus mengurangi beban aktivitas ekonomi di Jawa Bagian Barat melalui PKW Kadipaten guna mendukung kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon dan pengembangan Jawa Barat Bagian Timur.

Secara adminstratif, wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Majalengka Tahun 2014

(32)

No. Nama

Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, Tahun 2014.

Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah (0 – 15 persen),

berbukit bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen).

Sebesar 13,21 persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi bentang alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan sebagian besar aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah lereng Gunung Cakrabuana. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.

(33)

1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%, meliputi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.

2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-40%,

meliputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Kasokandel, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, dan Talaga.

3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah sekitar

Gunung Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.

(34)

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Majalengka

Berdasarkan sebaran dan struktur batuannya, kondisi geologis

(35)

Pleistocene Sedimentary Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha (19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%), Eosene, seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha (8,54%). Kondisi geologi Kabupaten Majalengka juga terdapat formasi Sesar Baribis yang berpotensi menyebabkan patahan rawan gempa, terutama untuk daerah Selatan dan Timur.

Kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan, dilewati 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Cimanuk dan Cilutung yang menjadi sumber air baku terutama untuk kegiatan pertanian. Selain itu, Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa potensi air permukaan lainnya berupa situ/danau yaitu di wilayah Desa Cipadung, Payung, Sangiang, dan Talagaherang. Air Tanah, berdasarkan kondisi potensi yang ada secara umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang memiliki potensi Air Bawah Tanah (ABT) yang cukup baik. Untuk lebih jelasnya gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel 2.2. dan tabel 2.3.

Tabel 2.2.

Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka

No. Nama 2. Cideres Tirtanegara,

Cigasong 5. Cikadongdong Cikemangi,

(36)

No. Nama

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031.

Tabel 2.3.

Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka

No.

Kisaran Indeks Rata-Rata

Kecamatan Kelas Keterangan

1. 1,64 – 2,01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi

D Kurang Lemahsugih – Banjaran

B Berpotensi

4. 2,61 - 3,14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura – Jatitujuh – Cikijing

A Sangat Berpotensi Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka, Tahun 2011 – 2031.

Kondisi klimatologis di Kabupaten Majalengka pada tahun 2014, yaitu curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 600 mm dan terendah pada bulan September yaitu kurang dari 1 mm. Kecepatan angin rata-rata berkisar 4 knot dan kecepatan tertinggi 30 knot dengan arah angin berhembus dari barat hingga utara. Kabupaten Majalengka terkenal dengan sebutan Kota Angin karena memang pada bulan-bulan tertentu di musim kemarau angin berhembus dengan kecepatan yang cukup tinggi setiap tahunnya.

(37)

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan juni dengan suhu sebesar 22,7°C.

Gambar 2.2.

Data Perkembangan Curah Hujan Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2014

Sumber : BMG, Jatiwangi Tahun 2015.

Penggunaan lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.

Tabel 2.4.

Perkembangan Penggunaan Lahan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2013

No. Penggunaan Lahan

Tahun (Ha)

et April Mei Juni Juli

Agus

2010 328 315 610 409 416 181 89 115 201 197 324 274

(38)

No. Penggunaan Lahan

1. Pekarangan/bangunan 12.137 12.243 12.260 13.030

2. Tegal/Kebun 26.990 26.946 26.855 23.499

6. Ditanami pohon/Hutan Rakyat

Luas Lahan Bukan Sawah 68.525 68.528 68.996 69.462

Luas Lahan Keseluruhan 120.424 120.424 120.424 120.424 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Berdasarkan data sekunder, penggunaan lahan Kabupaten

(39)

B. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah terkait dengan kawasan budidaya telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -2031. Berdasarkan Perda dimaksud, kawasan budidaya Kabupaten Majalengka terdiri atas :

1. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi;

2. Kawasan Peruntukkan Pertanian;

3. Kawasan Peruntukkan Perikanan;

4. Kawasan Peruntukkan Pertambangan;

5. Kawasan Peruntukkan Industri;

6. Kawasan Peruntukkan Pariwisata;

7. Kawasan Peruntukkan Permukiman; dan

8. Kawasan Peruntukkan Lainnya.

Kawasan peruntukkan hutan produksi, kawasan peruntukkan hutan produksi terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 12.934 hektar. Kawasan peruntukkan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 10.779 Ha, meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Rajagaluh; dan Kecamatan Bantarujeg.

Kawasan peruntukkan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 2.135 Ha hektar, meliputi: Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Talaga; Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan Lemahsugih.

Kawasan peruntukkan pertanian, kawasan peruntukkan pertanian seluas 43.946 Ha terdiri atas :

1. Kawasan Peruntukkan Pertanian Tanaman Pangan;

2. Kawasan Peruntukkan Hortikultura;

3. Kawasan Peruntukkan Perkebunan; dan

(40)

Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan terdiri atas : kawasan peruntukkan pertanian lahan basah dan kawasan peruntukkan pertanian lahan kering. Kawasan peruntukkan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 39.190 hektar berupa lahan pertanian pangan berkelanjutan terdiri atas:

1. Sawah Irigasi Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan Bantarujeg;dan Kecamatan Lemahsugih.

2. Sawah Irigasi Setengah Teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan

Jatitujuh; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan

Palasah; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan DawuanKecamatan

KasokandelKecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Malausma; Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Lemahsugih;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Banjaran;

Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg.

3. Sawah Tadah Hujan meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

(41)

Kawasan peruntukkan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 626 hektar berada di seluruh kecamatan.

Kawasan peruntukkan hortikultura seluas kurang lebih 1.465 hektar berada di seluruh kecamatan dan tidak terdapat di Kecamatan Kadipaten.

Kawasan peruntukkan perkebunan seluas 1.881 hektar, meliputi: kawasan peruntukkan perkebunan rakyat seluas kurang lebih 1.357 hektar berada di seluruh kecamatan; dan kawasan peruntukkan perkebunan dengan fungsi lindung seluas kurang lebih 524 hektar berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut meliputi: Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Malausma; Kecamatan Argapura; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Sindang.

Kawasan peruntukkan peternakan seluas kurang lebih 784 hektar meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Maja; Kecamatan Banjaran; Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Panyingkiran.

Kawasan peruntukkan perikanan, kawasan peruntukkan perikanan seluas 1.717 hektar, terdiri atas:

1. Peruntukkan kawasan perikanan tangkap, sungai sepanjang 536 km

meliputi kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Kadipaten dan situ dan rawa seluas 266 Ha dengan prioritas pengembangan meliputi Kecamatan Kertajti dan Kecamatan Jatitujuh;

2. Peruntukkan kawasan perikanan budidaya, meliputi : 1) kolam air tenang

(42)

Majalengka; Kecamatan Maja; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan Sindangwangi.

3. Pengembangan pengolahan perikanan.

Kawasan peruntukkan pertambangan, kawasan peruntukkan pertambangan seluas kurang lebih 1.724 hektar meliputi :

1. Kawasan peruntukkan mineral dan batuan terdiri atas : 1) Logam berupa

emas meliputi: Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Argapura; 2) Non Logam, terdiri atas: a) Batu gamping, meliputi: Kecamatan Dawuan; dan Kecamatan Cigasong; b) Lempung, meliputi: Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Palasah; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Sindang; Kecamatan Maja;Kecamatan Banjaran; Kecamatan Leuwimunding; 3) Batuan, terdiri atas: a) Batuan beku, meliputi: Kecamatan Argapura;Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan

Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Majalengka; b) Batu pasir, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; c) Pasir endapan sungai purba, meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Panyingkiran; d) Pasir endapan alluvial meliputi: Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Ligung; e) Sirtu, meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kasokandel;

2. kawasan peruntukkan minyak dan gas bumi, meliputi : Desa Bongas

berada di Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Maja; dan Desa Kodasari berada di Kecamatan Ligung; dan

(43)

Kawasan peruntukkan industri, kawasan peruntukkan industri seluas kurang lebih 1.324 hektar terdiri atas :

1. Kawasan peruntukkan industri besar, meliputi : Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah;

2. Kawasan peruntukkan industri menengah, meliputi : 1) sebaran lokasi

kawasan peruntukkan industri menengah berada di : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah; 2)pengembangan klaster industri kecil menengah (IKM) berupa mebel dan konveksi; dan 3) pengembangan agroindustry;

3. Kawasan peruntukkan industri kecil dan mikro, berada di seluruh

kecamatan pengembangan klaster Industri dan kerajinan etnik meliputi: wisata industri; dan pengembangan ekonomi berbasis kerajinan;

4. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berada di Kecamatan

Kertajati.

Kawasan peruntukkan pariwisata, kawasan peruntukkan pariwisata terdiri atas :

1. Pariwisata Budaya, meliputi : Jatiwangi Festival Budaya Kreatif

Tradisional (Jatiwangi Art Factory) berada di Kecamatan Jatiwangi; Kuliner Nusantara Kecap Majalengka berada di Kecamatan Majalengka; Petilasan Prabu Siliwangi Lestari berada di Kecamatan Rajagaluh; dan Situ Sangiang Eko-religi berada di Kecamatan Banjaran;

2. Pariwisata Alam, meliputi : Bendung Rentang Water Festival berada di

(44)

Eko Wisata Batu Luhur berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Sindangwangi Mina Wisata berada di Kecamatan Sindangwangi; dan

3. Pariwisata Buatan, meliputi : Majalengka Spektakuler berada di

Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka; Jabar Edu Park

berada di Kecamatan Sindangwangi; Jurassic Park Lemah Putih berada di Kecamatan Lemahsugih; Gagaraji Internasional Sircuit berada di Kecamatan Jatitujuh; Galery Bola Majalengka berada di Kecamatan

Kadipaten; dan Sang Raja Child Competition berada di Kecamatan

Cigasong.

Kawasan peruntukkan permukiman, kawasan peruntukkan permukiman seluas kurang lebih 13.455 hektar terdiri atas:

1. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 9.480 hektar meliputi:

permukiman perkotaan PKW; permukiman perkotaan PKL; dan

permukiman perkotaan PPK termasuk Pembangunan Kawasan

Permukiman di Kertajati Aerocity; dan

2. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 3.975 hektar meliputi :

permukiman perdesaan PPL; dan permukiman desa.

Kawasan peruntukkan lainnya, kawasan peruntukkan lainnya terdiri atas :

1. Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa, meliputi : pengembangan

perdagangan dan jasa pada pusat kegiatan PKW dan PKL; peningkatan sistem informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional, nasional dan internasional apabila dikaitkan dengan pembangunan BIJB, Jalan Tol, dan Jalur Kereta Api; peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok masyarakat yang efektif dan efisien; peningkatan perlindungan konsumen, pasar tradisional dan kesadaran penggunaan produksi dalam negeri; dan penguatan akses dan jaringan perdagangan ekspor;

2. Kawasan peruntukkan BIJB dan Kertajati Aerocity, meliputi :

(45)

pengembangan kawasan Kertajati Aerocity seluas kurang lebih 3.200 hektar; dan

3. Kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan, meliputi : Batalyon

Infanteri 321 di Kecamatan Cigasong; Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di Kecamatan Majalengka; Pangkalan Udara S.Sukani di Kecamatan Ligung; dan Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah kabupaten.

Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26 kecamatan, dengan karakteristik wilayah yang berbeda menimbulkan keberagaman; baik potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Dalam rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan adanya kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi, hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang yang akan dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk mengoptimalkan masing-masing wilayah, sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan 20 tahun.

Sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan di Kabupaten Majalengka berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Perkotaan :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Kondisi ini terjadi di Perkotaan Kadipaten yang

(46)

menghubungkan PKN Bandung dan PKN Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau pusat kecamatan dengan kemampuan pelayanan dan kelengkapan fasilitas dan utilitas paling tinggi dibandingkan dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang wilayah yang termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Dawuan.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten/Kota atau beberapa kecamatan. PKL diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di setiap kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk mendorong berfungsinya PKL. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PKL adalah Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing dan Talaga.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh,

Ligung, Sumberjaya, Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih,

Bantarujeg, Maja, Argapura dan Banjaran.

2. Pusat Kegiatan Perdesaan :

Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu kawasan permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa, yang terdiri dari PPL Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma.

(47)

Tabel 2.5.

Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

A. Pusat Kegiatan Perkotaan

1. Pusat Kegiatan Wilayah

a. PKW Kadipaten Kadipaten, Dawuan

Sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial, pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri.

2. Pusat Kegiatan Lokal a. Perkotaan

Majalengka

Majalengka, Cigasong, Panyingkiran

Sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial, industri, pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.

Sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB, pengembangan kawasan perkotaan

“aerocity”, dan pertanian.

c. Perkotaan

Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk pengembangan perumahan dan pertanian.

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata, terminal regional, pertanian, perikanan dan peternakan.

e. Perkotaan Cikijing Cikijing, Cingambul, Banjaran, Argapura

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan perkotaan, terminal regional dan industri kecil.

f. Perkotaan Talaga Talaga, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Malausma

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional.

3. Pusat Pelayanan Kawasan a. Perkotaan

Kasokandel

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mesin S80ME-C7 milik MAN yang bermesin diesel mengkonsumsi 155 grams (5.5 oz) bahan bakar per kWh dan menghasilkan efisiensi sebesar 54.4%, sehingga

Sebagai naskah Sunda Kuno, Fragmen Carita Parahyangan merupakan salah satu naskah Sunda dari abad XVI Masehi yang berbahan lontar dan ditulis dalam bahasa serta aksara Sunda

Retribusi terminal yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bus umum, tempat

Untuk menjadikan rumah sakit yang bersih maka harus memenuhi kriteria- kriteria dengan melakukan upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan rumah sakit, maka dibutuhkan

[r]

Dalam dimensi globalisasi di bidang ekonomi, terdapat dua jenis sistem kelembagaan yang menghambat pertumbuhan berbasis inovasi dengan membuat penghalang insentif..

Menurut Gunadi (2012), rekonsiliasi fiskal adalah suatu cara untuk menyesuaikan atau mengoreksi seperlunya oleh karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan atau

Memberikan teguran/sanksi kepada pejabat perbendaharaan Satker yang terlambat dalam menyelesaikan tagihan sesuai waktu yang telah ditentukan. Membuat SPM per output dalam satu