• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Isi Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Isi Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang menganut ideologi terbuka. Ideologi terbuka sendiri dapat diartikan sebagai ideologi yang dengan bebas dapat menerima atau menolak segala hal, baik itu positif maupun negatif dari lingkungan luar atau dengan kata lain ideologi yang mengikuti segala kemajuan yang terjadi di dunia. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut menerima arus globalisasi dari luar.

Arus globalisasi bagi bangsa Indonesia memunculkan dampak positif dan dampak negatif tersendiri. Dampak positif yang dapat kita lihat sekarang ini salah satunya adalah muncul berbagai produk–produk berteknologi tinggi yang dapat membantu pekerjaan manusia, selain itu lebih mudahnya kita memperoleh berita maupun ilmu pengetahuan diberbagai jejaring sosial dan masih banyak lagi dampak positif lainnya. Tetapi dibalik itu semua, kita sendiri harus sadar bahwa arus globalisasi juga memunculkan dampak negatif, seperti contohnya semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia yang banyak ditiru oleh masyarakat, sehingga dengan demikian jika tidak dicegah nilai–nilai budaya di Indonesia sedikit demi sedikit akan luntur dan menghilang. Selain itu dampak negatif lainnya berkaitan dengan munculnya berbagai macam produk berteknologi tinggi yang akan membuat masyarakat terlena akan kehebatan dan keindahan produk tersebut sehingga dengan mudahnya masyarakat membelanjakan uangnya. Sikap seperti ini dalam masyarakat lebih sering disebut sebagai sikap boros atau sikap yang dimiliki seseorang dengan tingkat belanja yang luar biasa.

(2)

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. Bagaimana perilaku konsumtif masyarakat timbul sebagai akibat dari adanya globalisasi ?

2. Bagaimana cara mencegah perilaku konsumtif ?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan karya tulis ilmiah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui bahwa perilaku konsumtif masyarakat timbul sebagai

akibat dari adanya globalisasi.

2. Untuk mengetahui cara mencegah perilaku konsumtif.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan karya tulis ilmiah ini ada dua, yaitu: Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada seluruh kalangan masyarakat terutama kepada generasi muda dalam memperkaya wawasannya mengenai perilaku konsumtif .

Manfaat praktis

1. Agar masyarakat terutama generasi muda dapat mengaplikasikan cara mencegah perilaku konsumtif dalam kehidupan sehari-hari.

2. Diharapkan setelah mengetahui bahaya dari perilaku konsumtif, masyarakat dapat lebih baik dalam mengatur keinginannya.

(3)

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika bab sari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut. BAB I : Pendahuluan, meliputi : Latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian teori, meliputi : Globalisasi, perilaku konsumtif, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif.

BAB III : Metode penulisan, meliputi : Jenis penulisan, objek penulisan, waktu dan tempat penelitian, prosedur penulisan, dan pengumpulan data.

BAB IV : Hasil penulisan dan pembahasan, meliputi : a. Hasil penulisan.

b. Pembahasan.

(4)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Globalisasi

Globalisasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi berasal dari kata globe / global, yaitu dunia atau bola dunia. Dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara umum dan keseluruhan, yang berkaitan dengan dunia. Termasuk di dalamnya adalah kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan.

Memang globalisasi tidak dapat diartikan secara satu per satu dalam bidang kehidupan. Akan tetapi, masing-masing bidang saling berkaitan antara satu sistem dengan sistem lainnya.

Anthony Giddens (2001) mengklasifikasikan 3 (tiga) kelompok tentang pandangan terhadap globalisasi, yaitu kelompok skeptis, kelompok hipenglobalis (radikal), dan kelompok tentang transformatif.

1. Kelompok Skeptis

Menurut kelompok ini, globalisasi bukan sesuatu yang baru. Tingkat saling ketergantungan ekonomi yang terjadi sekarang sudah pernah terjadi di masa lalu. Bedanya, kini intensitas interaksi antarbangsa dan negara tersebut kian meningkat. Pendukung kelompok ini adalah Paul Hirst dan Graham Thomson.

2. Kelompok Hiperbola

(5)

perubahan-perubahan baru. Artinya, kekuatan pasar lebih berkuasa daripada pemerintah sehingga negara-negara kehilangan sebagian besar kekuasaannya untuk mengontrol perekonomiannya sendiri. Secara tidak langsung sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Penganut pandangan ini adalah Kenichi Ohmae. 3. Kelompok Transformatif

John Naisbitt, Toffler, maupun Friedman berpendapat bahwa masyarakat dunia dewasa ini sedang memasuki era masyarakat informasi yang beralih dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Artinya, terknologi informasi mampu menembus batas-batas wilayah kekuatan suatu negara.

B. Perilaku Konsumtif

Konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Menurut Sumartono (Al-Ghifari, 2003, h.142) seseorang yang konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. membeli produk untuk menjaga status, penampilan, dan gengsi.

2. memakai sebuah produk karena adanya unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk tersebut.

3. adanya penilaian bahwa dengan memakai atau membeli produk dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.

4. membeli produk dengan pertimbangan harga bukan karena manfaat dan kegunaannya.

(6)

7. mencoba produk sejenis dengan dua merk yang berbeda.

Grinder (1978) lebih lanjut menjelaskan tentang karakteristik individu yang berperilaku konsumtif, yaitu :

1. pola konsumsi yang bersifat foya-foya. 2. boros

3. tidak bisa menunda kepuasan

4. selalu merasa tidak puas jika belum memiliki barang yang didinginkan

5. meterialistik atau hasrat memiliki benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli barang-barang dan jasa yang sifatnya kurang diperlukan dan hanya mementingkan faktor keinginan dan kesenangan dibandingkan dengan faktor kebutuhan.

(7)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Ada tiga tokoh yang berpendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumti, diantaranya adalah Zumrotin, Swasta Flan Handoko, dan Engel.

1. Menurut Zumrotin (1996), perilaku konsumtif ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagai berikut.

a. Naiknya pendapatan. Perkembangan bidang ekonomi membawa dampak pada masyarakat, salah satunya adalah naiknya pendapatan. Kenaikan ini diikuti penambahan kebutuhan hidup masyarakat, tidak hanya dalam mutu dan jumlah tetapi juga ragamnya. Misal saja, dulu masyarakat membeli perabot rumah tangga yang sesuai dengan kebutuhannya, sekarang dalam membeli perabot rumah tangga masyarakat sudah mempertimbangkan merek dan gengsi.

b. Iklan. Media masssa berfungsi mengkomunikasikan suatu produk kepada masyarakat dengan iklannya. Iklan merupakan alat produsen untuk mempromosikan produknya. Iklan yang gencar akan mengakibatkan rasa ingin tahu pada masyarakat, rasa ingin tahu ini terobati bila masyarakat atau konsumen telah memakai atau memiliki peroduk tersebut.

(8)

2. Menurut Swasta Flan Handoko (1987) adadua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang. Pertama, yaitu faktor eksternal yang terdiri atas (1) kebudayaan, (2) kelas sosial, (3) kelompok sosial dan kelompok referensi, dan (4) keluarga. Dan kedua adalah faktor internal yang terdiri atas (1) motivasi, (2) pengamatan dan belajar, serta (3) kepribadian dan konsep diri.

3. Menurut Engel (1973), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ditinjau dari konsumen. Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi beberapa faktor yang pada intinya dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor internal meliputi (1) motivasi dan harga diri, (2) pengamatan dan proses belajar, (3) kepribadian dan konsep diri.

(9)

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Tulisan ini bersifat deskriptif mengenai Perilaku Konsumtif Masyarakat Akibat Adanya Globalisasi. Karya tulis ilmiah ini ditunjang oleh beberapa sumber baik dari media cetak seperti buku, maupun media elektronik seperti komputer yang menggunakan layanan internet.

B. Objek Penulisan

Masyarakat yang saat ini sedang terlena dan terbuai akan segala kemajuan yang timbul akibat arus globalisasi saat ini menjadi objek yang sangat penting untuk diteliti.

C. Waktu dan Tempat Penulisan

Penulis membutuhkan waktu selama 2 minggu untuk mencari segala referensi dan informasi mengenai perilaku konsumtif masyarakat dikarenakan arus globalisasi. Pencarian materi dimulai dari tanggal 28 Desember 2014 – 07 Januari 2015, dan mulai dari tanggal 08 Januari – 10 Januari 2015 adalah tahap penyelesaian.

D. Prosedur Penulisan

Setelah beberapa data dan informasi terkumpul, maka selanjutnya data yang terkumpul akan diseleksi untuk kemudian diuraikan dan dibahas dalam pokok pembahasan.

(10)

Data dan materi yang diuraikan dalam karya tulis ilmiah ini diperoleh dengan cara studi pustaka yakni dari berbagai sumber, baik dari media cetak seperti buku maupun dari media elektronik seperti internet.

BAB IV

HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penulisan

Perkembangan dunia industri mempengaruhi pola perilaku manusia, khususnya masyarakat Indonesia. Indonesia bagaikan surga bagi para negara industri. Ada dua faktor penyebab hal tersebut, pertama disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, yakni sekitar 250 juta jiwa. Oleh sebab itu negara kita menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan bagi negara-negara industri. Kemudian alasan kedua dikarenakan negara kita secara industri kurang memiliki produk yang bisa ditawarkan ke dunia internasional. Tidak adanya produk nasional membuat kita hanya menjadi negara impor atau dengan istilah lain hanyalah sebagai tempat bersaingnya negara-negara industri.

Dari berbagai data yang telah diperoleh sudah sangat jelas bahwa arus globalisasi mengambil peran yang amat penting untuk membentuk masyarakat yang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif sebagai salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan arus globalisasi nyatanya saat ini telah mencemari masyarakat Indonesia, masyarakat saat ini sudah tidak segan-segan menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk memenuhi hasratnya semata dan tanpa memperhatikan manfaat atau kegunaan dari barang ataupun jasa yang telah ia beli.

(11)

pada fungsinya, hanya eksistensi semata yang kebanyakan diburu oleh masyarakat yang telah berperilaku konsumtif.

B. Pembahasan

1. Perilaku Konsumtif Masyarakat Sebagai Akibat dari Adanya Globalisasi

Masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam keadaan transisional, artinya mereka sedang bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju ke masyarakat industri modern yang matrealistik. Berbicara mengenai budaya konsumtif di zaman yang super maju dalam konteks teknologi dan sarana prasarana seperti saat ini seakan memperlihatkan bahwa masyarakat sedang terbuai di dalamnya. Jika kita amati lingkungan sekitar kita khususnya di kota-kota besar, segala fasilitas dan kebutuhan telah tersedia sehingga kita hanya membutuhkan uang untuk membeli semua itu.

Selama ini dibenak masyarakat budaya atau perilaku konsumtif hanya berlaku dalam konteks makanan saja, akan tetapi sebenarnya konteks perilaku konsumtif sangatlah luas. Contoh perilaku konsumtif yaitu penggunaan listrik yang berlebih dikarenakan perabotan elektronik rumah yang sangat banyak, penggunaan air yang sangat tinggi, pemakaian pulsa baik pulsa internet ataupun pulsa telepon yang tidak dapat terkendali, maupun pembelian brand-brand mahal sebagai wujud dari eksistensi sosial, dll.

(12)

atau tidak bagi dirinya. Nilai guna tidak lagi penting di sini, melainkan nilai tanda atau sign value sebagai identitas sosial sangat dinomor satukan. Contoh paling konkret adalah ketika seseorang pergi karaokean bersama teman-temanya hanya untuk bersenang-senang walaupun sebenarnya ia tidak menyukai hal tersebut, selain itu masih banyak lagi contoh yang lainnya. Seringkali kasus seperti ini ditemukan pada masyarakat urban atau perkotaan. Budaya urban kini telah melekat erat pada kehidupan di kota-kota besar di Indonesia. Gaya kehidupan yang sebelumnya tidak disebut sebagai budaya, telah merambah ke semua kalangan masyarakat yang tengah menjalani kehidupan di kota. Kota tak lagi berbudaya nenek moyang kita, adat-istiadat seperti tata krama yang dulu dijaga oleh generasi pendahulu kian hari kian luntur oleh budaya-budaya baru yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Identitas sebagai masyarakat yang berbudaya bangsa Indonesia kini tidak lagi terjaga.

Tuntutan zaman yang semakin maju mau tak mau membuat masyarakat juga ikut mengikutinya. Karena asumsi publik mengatakan jika orang itu tidak mengikuti trend yang ada maka dia akan dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Hal itulah yang membuat masyarakat mau tidak mau harus mengikuti pola hidup yang seperti itu.

(13)

Berkonsumsi tentu merupakan proses yang netral dan tak bisa dihindari, namun apabila dilakukan secara berlebihan akan melahirkan gaya hidup konsumtif. Lebih jauh, dalam budaya konsumtif terjadi kerancuan-kerancuan mengenai apa yang benar-benar diperlukan dan mana yang sekedar kebutuhan semu. Pada banyak kasus, perilaku konsumtif kelas menengah tidak didasarkan lagi pada needed theory, yang mengedepankan kebutuhan-kebutuhan dasar yang memang harus dipenuhi. Namun sekarang bergeser pada praktik perilaku konsumsi yang didasarkan pada rasa keinginan semata, yang pastinya gengsi mejadi salah satu pendorong perilaku konsumtif tersebut. Maka tak heran ketika melihat grafik investasi dan saving selalu bergerak turun dari waktu ke waktu. Dan hal yang paling diresahkan oleh pemerintah adalah harus menyadari bahwa masyarakat indonesia termasuk dalam kategori penggemar berat barang import dalam hal elektronik, fashion dll.

Wabah budaya konsumtif seperti sekarang ini sangat mencemaskan, bukan karena ia terkait dengan persoalan etika dan rapuhnya karakter anak bangsa. Hal yang berbahaya sebenarnya adalah ketergantungan masyarakat pada barang-barang impor yang niscaya akan mematikan pasar produk lokal. Taruhannya adalah daya tahan per-ekonomian nasional. Budaya konsumtif seakan menjadi undangan terbuka bagi kapitalisme global untuk leluasa menyetir pola pikir, gaya hidup, selera, bahkan ideologi kelas menengah kita sesuai dengan nilai yang melekat pada barang yang mereka hasilkan. Melihat ancaman besar seperti itu, tampaknya kita harus mencari cari jurus jitu untuk meredam penyebaran budaya konsumtif tadi. Jika tidak, kita harus rela menerima kenyataan jadi bangsa yang kehilangan jati diri.

Memang tidak mudah terhindar dari pola hidup konsumtif. Namun harus disadari pola hidup konsumtif itu sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun bagi negara. Jadi sebagai masyarakat yang baik terapkan hidup positif dan jangan biarkan diri kita menjadi manusia yang konsumtif.

(14)

Cara mencegah perilaku konsumtif pada dasarnya berhubungan dengan bagaimana cara kita mengatur keuangan yang kita miliki. Perilaku konsumtif sendiri muncul akibat kurang pintarnya kita untuk membedakan hal yang perlu kita beli dengan hal yang ingin kita beli.

Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah perilaku/ budaya konsumtif, antara lain.

1. Biasakanlah untuk menyisihkan sedikit uang untuk ditabung.

2. Menabunglah mulai dari nominal yang paling kecil seperti uang Rp 1000 atau Rp 2000. Karena kadangkala ketika menabung dengan jumlah yang besar, hati kecil merasa sayang dan ingin membelanjakannya kembali.

3. Buat target pengeluaran setiap hari hingga tiap bulan dan jangan sampai over (berlebihan). Berfikirlah sebelum membeli karena hal yang tidak penting bisa ditunda dan utamakanlah yang paling penting. Kontrol nafsu belanja dan jangan terpikat dengan produk yang mahal serta jangan biarkan rasa gengsi menguasai diri anda.

4. Camkan bahwa kebutuhan dan keinginan berbeda. Sehingga hal yang merupakan kebutuhan lebih diutamakan ketimbang hal lainnya. Contoh kebutuhan adalah sembako, air, listrik dsb. Sedangkan keinginan contohnya adalah motor merek terbaru, handphone terbaru, dan sebagainya yang sesungguhnya belum tentu bermanfaat.

5. Gunakan uang sebijak mungkin untuk kepentingan utama barulah kepentingan sekunder dan sisanya tabunglah di bank.

(15)
(16)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi secara umum berasal dari kata globe / global, yaitu dunia atau bola dunia, sehingga globalisasi dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara umum dan keseluruhan yang berkaitan dengan dunia. Sedangkan konsumtif adalah perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat mencemaskan, hal ini dapat dilihat dari sikap masyarakat yang ada di kota-kota besar. Masyarakat tidak segan-segan mengeluarkan uangnya untuk membeli barang ataupun jasa tanpa melihat manfaat atau kegunaan dari barang atau jasa tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berperilaku konsumtif hanya memuaskan hasratnya semata-mata tanpa memikirkan hal yang lainnya. Perilaku konsumtif ini sendiri merupakan dampak negatif dari arus globalisasi, masuknya berbagai barang-barang impor berteknologi tinggi ke Indonesia dapat dikatakan sebagai pemicu timbulnya perilaku konsumtif di masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan isi dari keseluruhan materi yang ada di dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyarankan beberapa hal diantaranya, yaitu sebagai berikut.

(17)

2. Upayakanlah untuk mendahulukan hal yang kita butuhkan ketimbang hal yang kita inginkan.

3. Berusahalah untuk hidup hemat dan tidak boros. 4. Cintailah prosuk-produk buatan dalam negeri.

(18)
(19)

LAMPIRAN

SURAT PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

Sehubungan dengan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi PKn, saya bermaksud mengajukan beberapa judul Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi tugas PKn semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Nirwana Putri Baso

kelas : XII IPA 2

nis : 12170

Dengan ini saya mengajukan 3 judul dengan tema Globalisasi, yaitu :

1. Perilaku konsumtif masyarakat akibat adanya globalisasi

2. Pengaruh globalisasi terhadap penanganan penyakit serius

3. Maraknya angka penipuan akibat pengaruh globalisasi

Demikianlah, beberapa pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah dengan tema Globalisasi.

Jeneponto, 04 Desember 2014

Hormat saya, Yang menyetujui

Referensi

Dokumen terkait

Dampak negatif dari era globalisasi saat ini adalah bergesernya norma dan nilai moral sehingga menjadi lebih lunak (bisa ditawar). Anak-anak dan remaja adalah generasi yang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Manfaat dan fungsi kedudukan atap rumah di Indonesia yang cenderung miring

Arus beban dan tegangan beban dapat positif atau negatif seperti pada gambar.

Sebuah fenomena sosial terkait dengan dampak globalisasi dan pandangan masyarakat saat ini dalam menentukan arah kemajuan menjadi hal yang menarik untuk diangkat sebagai

Keterkaitan ketiga fenomena di atas, dan dampak yang ditimbulkannya terhadap perilaku curah hujan di beberapa kawasan Indonesia bagian barat, khususnya kawasan Sumatera Barat

Teknologi komunikasi saat ini sangat berkembang dengan pesat, hal itu memunculkan banyak dampak positif maupun negatif bagi para manusia penikmatnya yang tidak pernah

Dampak iklan obat terhadap perilaku konsumsi obat pada ibu rumah tangga Kelurahan Bendungan Kecamatan Gajah Mungkur RT 005 / RW 002 dengan mempertimbangkan

Sehingga metode konvensional ini dilihat tidak tepat untuk mata pelajaran menganalisis rangkaian listrik pada KD menganalisis rangkaian arus bolak-balik Dampak langsung dari hal