• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip FT Cidera Olahraga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prinsip FT Cidera Olahraga"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prinsip FT Cidera Olahraga

• a. Tujuan pengobatan

• b. Kapan dimulai

(3)

R Rest, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh. Rest atau immobilisasi dapat diberikan dengan elastic bandage, Soft cast, gips, brace, splinting dll.

I Ice, yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengen tujuan untuk menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi. Pemberian kompress es ini lebih baik diberikan dalam waktu 10 menit dengan interval dari pada terus menerus. Seperti telah diketahui bahwa terapi es yang lama akan menyebabkan vasokonstriksi setelah itu justru akan terjadi vasodilatasi.

C Compression, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang berlebih. Compression diberikan dengan elastic bandage, atau dengan bahan elastis lainnya misalnya ankle dekker, knee dekker dll.

 

E Elevation, yaitu menaikkan anggota tubuh yang cidera agar dapat membantu pengembalian darah ke jantung (venous return).

(4)

H Heat, Pemberian panas justru akan meningkatkan perdarahan.

 

A Alcohol, akan meningkatkan pembengkakan.

 

R Running atau exercise terlalu dini akan memburuk cidera.

 

M Massage tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.

(5)

Masa Pemulihan

Tujuan utama Fisioterapi pada cidera olahraga setelah

masa akut terlampaui adalah mengembalikan fungsi

semaksimal mungkin. Sesuai dengan paradigma

fisioterapi pengembalian fungsi fisiologis ini bersifat

menyeluruh yaitu mulai dari pengembalian fungsi sel,

jaringan, organ sampai kepada sistem gerak yang

aplikatif

terhadap

gerakan

olahraga

sehingga

(6)

Modalitas Fisioterapi

• 1. Cold

• 2. Hidroterapi

• 3. Elektropterapi

• 4. Streghtening exercise

• 5. Loosening exercise

• 6. Streching

(7)

Pemilihan Modalitas

Fase

Perkiraan

waktu

Gambara

n klinis

Modalitas Alasan

Initial Akut 3 hari cidera Bengkak, nyeri tekan dan nyeri gerak

Cryo, ES, IC, US, Laser, manual traksi MLPP Menurunkan bengkak, nyeri Respon

inflamasi Hari 1 - 6 Bengkak, nyeri gerak, nyeri tekan, hangat

Rest, Cryo, ES, IC, US, Laser, latihan ringan Menurunkan bengkak, nyeri. Efek non termal Fibroblastic

repair Hari 4 - 10 Nyeri tekan, nyeri gerak dan bengkak Termal, ES, Laser, US, latihan dan manual terapi Memperbaiki jaringan sesuai fungsi Maturation

remodeling Lebih 7 hari Gannguan gerak dan fungsi

Latihan

(8)

Perlu Perhatian

• Karakteristik atlit ;Umur, Karakteristik personal,

Pengalaman,Tingkatan latihan, Tehnik ,

Kurangnya pemanasan, Kompetisi yang intensif,

Problem kesehatan, General meaures

(9)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi Capsule-ligament Contractu re Non capsular / Capsular-patt Joint Play Movement (JPM)

US

SWD

Capsule-ligament Laxity Hypermo bile /unstable Passive test,

Active stab. test

ES

Modality

Capsule-ligament Inflamation Pain, Nyeri gerak

Palpation,

Stretch test

SWD/MWD

pulse

TENS/IFC

Diagnosis

(10)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi Tendo-muscular Inflamatio n Nyeri kontraksi, Lemah krn nyeri Palpation, isometric test, Stretch test US pulseTENS/IFC Tendo-muscular Weakness

atrophy Lemahnya muscle performan ce MMT/Isometric /isotonic strength test MF Tendo-muscular Tightness /contractur Spasm/ Pendek

Contract relax -

stretch /length test ES under tension

Diagnosis

(11)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi

Bursae Inflamati

on

Pain (in move)

Compression test US

Tulang Fracture Pain, deformity fungsioles a

Axial test,

compression test US

Vaculair Venous /lymph edeme

Edeme

(Distal) Pitting test ES under pressure

Diagnosis

(12)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi Capsule-ligament Contractu re Non capsular / Capsular-patt Joint Play Movement (JPM) Joint Mobilization Manipulation Capsule-ligament Laxity Hypermo bile /unstable Passive test, Active stab. test

Active (NM)

stabilization exc

.

Passive

stabilization

Capsule-ligament Inflamation Pain, Nyeri gerak

Palpation,

Stretch test Tapping, bandaging.

Transverse friction

Diagnosis

(13)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi Tendo-muscular Inflamatio n Nyeri kontraksi, Lemah krn nyeri Palpation, isometric test, Stretch test Tapping, bandaging.Transv friction, stretching manipulate Tendo-muscular Weakness

atrophy Lemahnya muscle performan ce MMT/Isometric /isotonic strength test Strengthening exc isometric /isotonic /PRE Tendo-muscular Tightness /contractur Spasm/ Pendek

Contract relax - stretch /length test

Contract relax exc. Contract relax-stretching

Diagnosis

(14)

Jaringan Patologi Gang grk

& fungsi Tes khusus Prosedur Intervensi

Bursae Inflamati

on

Pain (in move)

Compression test Istirahat, hindari kompresi, perbaikan sirk

Tulang Fracture Pain, deformity fungsioles a

Axial test,

compression test Immobilisasi, pencegahan komplikasi

Vaculair Venous /lymph edeme

Edeme

(Distal) Pitting test Venous / lymph drainage

Diagnosis

(15)

INTERVENSI PD CONTUSION

• Cidera benturan

• Haematom disertai nyeri dan bengkak lokal

• RICE (rest, ice, compression, elevation)

menghindari HARM (heat, alcohol, running,

massage)

• Penerapan diathermy atau pemanasan superficial

• Massage strocking dan effleurage diberikan yang

pada posisi elevasi

(16)

CONTUSION.

• Pada kasus ini dapat diberikan diathermy,

yaitu MWD (efektif utk otot), atau SWD

(efektif utk jaringan ikat).

• Tujuan utamanya membantu proses

resorbsi sisa metabolism dan radang.

(17)

INTERVENSI PD SPRAIN

LIG.

• Kerobekan mikroskopis krn peregangan pd

capsule-ligamentair

• Pd aktualitas tinggi dg RICE dan hindari HARM

• Kompres es sd. 24-36 jam bersamaan elevation & rest

• Pembebatan dgn. elastic bandage sd 1-3 minggu

• Ssd hr 3 dan tingkat aktualitas rendah

strocking dan

effleurage,

• Kasus kronik ssd 3 mgg diberikan transverse friction

• Mobilisasi sendi secara hati-hati dan bertahap diberikan

ssd hr ke 4

(18)

Ligament Sprain

SWD kontraplanar; dosis utk aktualitas tinggi pulsed SWD

nonthermal waktu pendek dan frekwensi 2 kali sehari

• Aktualitas rendah dgn subthermal waktu normal setiap

hari atau selang sehari

US dosis intensitas 1 w/cm2 pada actualitas tinggi dan

waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer.

• Pada aktualitas rendah dengan intensitas 1,5 – 2 w/cm2.

• Gerakan sirkuler dipilih mengingat arah serabutnya yang

(19)

INTERVENSI PD INSTABILITAS &

SUBLUXATIO

• Instabilitas: kelemahan atau kerobekan capsule-ligament sendi, pd subluxatio posisi sendi bergeser.

• Subluxatio AC joint, Shoulder joint, lumbosacral, C1-2

• Pd inspeksi/gerak aktif tampak/terdengar subluxatio

• ROM > normal pd satu atau lebih arah gerak sendi dgn empty end feel

• Edeme pd regio distal (ankle oedeme) dan hydrops lokal • Kompres es sd. 24-36 jam.

• Stabilisasi pasif dgn tapping ditambah elastic bandage atau splint sd 3 mgg

• Massage teknik lymph & venous drainage

• Mobilisasi sendi traksi-translasi hanya ssd stabilitas tercapai atau kemudian terjadi kontraktur > 3 mgg

(20)

Instabilitas

• FES (fuctional electrical stimulation): utk

otot-otot stabilisator sendi

utk

meningkatkan dan merangsang stabilisasi

sendi.

(21)

INTERVENSI PD

DISLOKASI

• Perpindahan bagian ujung tulang pembentuk

sendi dari posisi normalnya

• empty joint socket

• keterbatasan fungsi gerak, nyeri dan perdarahan

• Luksasi berulang

Habitual dislocation

(22)

Subluxatio dan dislocation

• Sama dengan instabilitas sendi,

(23)

INTERVENSI PD MUSCLE

CRAMP

• Ketegangan otot lokal

shg nyeri hebat saat

kontraksi

• Stress

; kurang kadar garam dan gang sirkulasi

krn hambatan vascular

• Ketegangan otot agonis, sendi tertarik ke satu

arah ROM penuh, nyeri hebat, palpasi teraba

tonus otot sangat tinggi dan nyeri tekan

(24)

Kram otot

• Pada kram otot dapat digunakan MWD

dosis suthermal yang praktis atau SWD

dosis subthermal.

(25)

INTERVENSI PD STRAIN &

TENDINITIS

• Kerobekan mikroskopis otot/tendon oleh kontraksi/regangan maksimal >> elastisitas dan stabilitasnya.

• Isometric test positif dan stretch test positif springy ef palpasi positif pd lokasi patologi

• RICE dan menghindari HARM. Kompres es s.d. 24-36 jam pertama bersamaan elevasi dan istirahat

• Massage ssd hari ke 4 untuk menghilangkan oedeme dgn teknik

lymph & venous drainage dan relaksasi dgn teknik relaxing massage • Transverse friction ssd 3 mgg untuk melepas perlekatan, dilanjutkan

(26)

Strain dan tendinitis

US pd otot dan tendon cidera utk memacu proses

penyembuhan luka.

• Intensitas sesuai aktualitas patologi: aktualitas

tinggi dosis intensitas 1 w/cm2 dan bila aktualitas

rendah dgn intensitas 1,5 – 2 w/cm2.

(27)

INTERVENSI PD RUPTUR

OTOT/TENDON

• Oleh tarikan berlebihan/krn tidak siapnya otot menerima beban lebih, shg robek

• Besarnya robek total/parsial, lokasi badan otot; peralihan otot ke tendon, bag tendon, dan perlekatan pd tulang.

• Riwayat bunyi robek, tampak otot besar lokal,ada celah. • Kontraksi otot nyeri hebat,

• Teraba spasm dgn tenderness pd titik rupture, • Rupture total saat diregang empty end feel.

• Intervensi penerapan RICE pd aktualitas tinggi,dmn Kompres es sd 36 jam, bersamaan elevasi dan istirahat

• Massage hari ke 4 untuk hilangkan oedeme dan relaksasi.

• Transverse friction intensif ssd 3 mgg, dan dilanjutkan dengan peregangan otot dengan teknik contract relax-stretching.

(28)

Ruptur tendon / otot

• Sama dgn strain yaitu penerapan US yang

diberikan pada otot dan tendon yang

(29)

INTERVENSI PD

MYOSINOVITIS

• Repetitive Strain/sprain proses degenerasi dini. Seberapa contoh akibat repetitive strain misalnya Myosinovitis, dimana terjadi rasa sakit yang timbul dari otot yang overuse dan ada krepitasi bila

bergerak. Repetitive strain/sprain ini dapat terjadi dimana saja dalam kegiatan olahraga tergantung dari jenis olahraganya.

• Pada asesmen teraba taut band dan twisting dengan tenderness otot yang menyebar dalam pola teretentu bila ditekan (myofascial pain).

• Intervensi dengan manual stretching dan transverse friction pada trigger point. Kadang diberikan terapi dingin sebelum dan

(30)

Myosinovitis

• Penggunaan US diatas otot patologis, utk

persiapan sebelum manipulasi otot dan memacu

proses penyembuhan luka.

• Intensitas diatur 1,5 – 2 w/cm2.

• Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA

transducer.

(31)

INTERVENSI PD

TENDOSYNOVITIS

• Pengkasaran/pembenjolan permukaan luncur

tendon dgn selubungnya

• De quervain syndrome (jari macet) extensor

pollicis brevis dan abductor pollicis longus.

• Oedeme pd lateral wrist finkelstein’s test positif

• Teknik tapping atau penggunan wrist abduction

(32)

INTEVENSI PD

PERIOSTITIS

• Nyeri pada perlekatan tendon/ligament

• Karena overstretch, oleh beban berlebihan

• Nyeri tekan dan nyeri regang, tanda

inflamasi

• Aktualitas tinggi RICE

(33)

Periostitis

• US utk memacu proses penyembuhan

luka.

• Intensitas dipilih 1 w/cm2 pada aktualitas

tinggi dan 1,5 – 2 w/cm2 pada aktualitas

rendah.

(34)

INTERVENSI PD FRAKTUR

• Oleh benturan langsung

• Nyeri bengkak hebat, hilangnya fungsi, hematome dan krepitasi • X ray

• Reposisi dan fiksasi dr orthopaedi

• Fisioterapi cegah dan perkecil komplikasi kontraktur, kelemahan dan atrofi otot, thrombophlebitis dan komplikasi organ lain yang terkait • Isometric exc sejak awal

• Massage untuk lymph & venous drainage dan relaxation.

• Traksi dan translasi pada pembatasan ROM untuk menanggulangi kontraktur.

(35)

Frakture

• Pada fraktur sangat tergantung jaringan

mana yang akan diobati. Pada sendi dapat

diberikan diathermy atau US, tetapi bila

untuk modulasi nyeri dapat digunakan

TENS.

Referensi

Dokumen terkait

Usia pembibitan olahraga di Indonesia ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan yaitu pada usia Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ditinjau

Dari hasil verifikasi, diperoleh bahwa semua metode yang terpilih untuk masing- masing pelumas adalah representatif dan berdasarkan hasil validasi diperoleh bahwa tidak

Secara keseluruhan nilai standarisasi yang dihitung dan sudah dibandingkan dengan nilai pengujian measurment content BAY BDSLN2 Pole A memiliki nilai measurment content

Pihak pariwisata mengatur semua unsur-unsur yang terlibat dalam manajemen seperti: (1) orang yang akan bekerja [manusia] (masyarakat Kototinggi); (2) keuangannya,

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

 Sebagai produk pembelajaran, murid kemudian diminta untuk menyajikan laporan hasil pengukuran benda-benda di lingkungan sekitarnya yang merupakan bangun datar

Anak merupakan indi?idu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain

– Obyek-obyek persepsi yang berdekatan akan cenderung diamati sebagai suatu kesatuan..