• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Job Characteristic Terhadap Cyberloafing pada Karyawan Telekomunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Job Characteristic Terhadap Cyberloafing pada Karyawan Telekomunikasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena hampir semua masyarakat sudah mengenal dan mengetahui internet. Hal ini dikarenakan internet mempunyai fungsi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat secara cepat dan mempermudah masyarakat dalam mencari informasi. Terlebih lagi perkembangan internet saat ini semakin canggih, yang awalnya hanya bisa diakses melalui komputer, namun sekarang sudah tersedia gadgetyang bisa dibawa kemana-mana (Febriana, 2014).

Internet sudah banyak digunakan yang dibuktikan dengan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta jiwa (Susanto, 2012). Sedangkan pada akhir tahun 2013, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta orang (Pitoyo, 2014).Data diatas menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun.

(2)

rentang usia 12-34 tahun. APJII (2012) mengatakan bahwa jika dilihat dari profil penggunanya, internet digunakan oleh 53,3% pekerja.

Hasil survei dari MarkPlus Insightmenyatakan bahwa sekitar 40% atau sekitar 24,2 juta orang dari pengguna internet di Indonesia mengakses internet lebih dari 3 jam setiap harinya. Lalu sekitar 56,4% pengguna internet termasuk “bargain hunter” yang rela berjam-jam berselancar di internet untuk mencari

informasi dan penawaran yang terbaik akan kebutuhannya (Valentino, 2013).

Dari sisi kegunaannya, internet dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, diantaranya mengirim dan menerimae-mailsebesar 95,75%;mencari berita/informasi sebesar 78,49%;barang/jasa sebesar 77,81%; mendapatkan informasi lembaga pemerintahan (tender) sebesar 65,07%;sertasosial media sebesar 61,23%. Data di atas diilustrasikan oleh grafik di bawah ini.

(3)

Walaupun e-mailpaling banyak digunakan, namun media sosial seperti Facebook dan Twitter juga merupakan situs yang sering diakses oleh pengguna

internet.Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, menyatakan bahwa untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam mengakses per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobiledalam mengakses per harinya. Sementara pengguna twitter, berdasarkan

data PT Bakrie Telecom, ada 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta(Kominfo, 2013).

(4)

Cyberloafing mempunyai dampak positif dan negatif (Ozlar & Polat,

2012). Beberapa dampak positif yang dialami oleh perusahaan yaitu memberikan bantuan kepada karyawan saat mereka merasa bosan, lelah, atau stres. Dampak positif ini juga terjadi pada periode/waktu yang singkat sehingga tidak mengganggu tugas yang sedang dikerjakan karyawan (Vitak, Crouse, & Larouse, 2011).

Stanton(2002) menemukan bahwa karyawan yang sering menggunakan internet memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada yang kurang sering menggunakannya (Staton, 2002; Vitak, Crouse & LaRouse, 2011). Garrettdan Danziger (2008) menemukan hubungan positif antara produktivitas yang diharapkan dari manfaat internet dan aktivitas cyberloafing(Vitak, Crouse & LaRouse, 2011). Cyberloafingjuga memiliki fungsi sebagai‘office toy’ untuk mengurangi stres kerja, menginspirasi dan meningkatkan kreativitas karyawan(Anandarajan & Simmers, 2005; Vitak, Crouse & LaRouse, 2011). Selain itu cyberloafing juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dan membuat seluruh karyawan merasa bahagia (Vitak, Crouse & LaRouse, 2011).

(5)

yang melanggar norma-norma perusahaan secara signifikan dapat mengancamkesejahteraan perusahaan atau karyawan, atau keduanya (Beugre& Daeryeong, 2006).

Pada tahun 2012, Learnstuff.com membuat rincian bagaimana situs-situs seperti Facebook dan Twitterdapat melemahkan produktivitas karyawan. Karyawan akan terganggu ketika adatweetsetiap 10menit. Dibutuhkan sekitar 23 menit bagi karyawan untuk fokus kembali kepada pekerjaannya (Graves, 2013).

Banyaknya perusahaan atau organisasi di Indonesia yang memberikan akses internet tanpa batas kepada karyawannya dapat menjadi keputusan yang fatal bagi kinerja karyawan itu sendiri. Hal ini dikarenakan ketika karyawan mengakses internet untuk keperluan pribadinya, jaringan untuk mengakses internet menjadi lambat. Selain itu, dapat membuat karyawan mengalokasikan waktunya hanya untuk mengakses internet yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya dan dapat merusak kosentrasi karyawan sehingga penyelesaian pekerjaannya menjadi lambat dan hasilnya tidak optimal (Antariksa, 2012).

Cyberloafing yang dilakukan karyawan disebabkan oleh beberapa faktor

(Ozler & Polat, 2012) yaitu: Pertama, faktor individual dilihat dari karyawan yang cenderung untuk terlibat dalam norma-norma sosial dan kode etik pribadi tentang penggunaan internet dan cyberloafing. Kedua, faktor situasi dilihat dari perilaku cyberloafingyang biasanya terjadi ketika individu memilikiakses ke internet di

(6)

organisasi tertentu yang dapat mempengaruhi kecenderungan karyawan untuk melakukan cyberloafing. Cyberloafing yang dirasakan oleh satu rekan kerja, dukungan manajerial untuk menggunakan internet, norma-norma sosial, pembatasan penggunaan internet, konsekuensi positif dan negatif serta sikap kerja yang mempengaruhi perilaku cyberloafing(Ozlar & Polat, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan Ozlar &Polat (2012),job characteristicdapat menyebabkan cyberloafingyang dilakukan karyawan untuk

menghilangkan kebosanan danmeningkatkan kreativitas. Di sisi lain, pekerjaan yang tugasnya harus kreatif cenderung memiliki tuntutan tugas yanglebih bervariasi sertamembosankan, sehingga karyawan cenderung memotivasi karyawan untukcyberslacking atau kebiasaan(Vitak, dkk, 2011).

Job characteristic adalah prediksi individu mengenai tugas yang sesuai dengan pekerjaannya yang meliputi skill variety, task identity, task significance, autonomy dan feedback (Hackman & Oldham, 1980; Zabihi, Khanzadeh, Alipoor,

&Malek, 2012). Secara spesifik definisi juga mencakup adanya task condition, dimana individu dapat memprediksi keberhasilannya ditempat kerja.

Ada lima dimensi dari job characteristic (Hackman & Oldham, 2005)antara lain yaituskill variety, task identity, task significance, autonomy, dan feedback. Pertama, skill variety yaitusejauh mana pekerjaan memiliki berbagai

tugas dan menggunakan banyak keterampilan dan kemampuan karyawan. Kedua, task identityyaitu sejauh mana pekerjaan melibatkan sebuah produk atau proses

(7)

memiliki arti atau kepentingan. Keempat yaituautonomy adalah sejauhmana pekerjaan memungkinkan kebebasan dan keleluasaan dalam menentukan prosedur kerja dan penjadwalan. Dan kelima yaitufeedback adalah sejauhmana pekerjaan telah dibangun dalam mekanisme dimana individu mendapatkan informasi tentang efektifitas kerja.

Peneliti akan melakukan penelitian di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi di Indonesia. PT Telkom atau perseroan merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full servise and network provider) yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dibidang

telekomunikasi, informasi, media dan edutainment (TIME). Selain itu, perusahaan ini memiliki jaringan internet dalam melaksanakan pekerjaan.

Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat menggunakan internet tanpa batas karena perusahaan menggunakan internet untuk melaksanakan perkerjaan. Bahkan untuk melakukan absensi dilakukan dengan login menggunakan internet. Walaupun pekerjaannya menggunakan internet tanpa batas, ketika karyawan memakai kuota atau kapasitas yang besar dalam pekerjaannya maka IT akan langsung bertanya kapada karyawan tersebut. Situasi menggunakan internet tanpa batas tersebut memungkinkan karyawan melakukan cyberloafing. Hal ini diperkuat dengan pernyataan subjek di bawah ini:

(8)

untuk apa menggunakan kapsitas besar. Jika memang untuk pekerjaan, maka IT mengizinkan menggunakan kapasitas yang besar. Selain itu, kalau ada situs yang sering dikunjungi, pasti sama IT langsung di blok.”

(Diskusi Umum, 06 Maret 2015)

PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat memiliki tuntutan kerja yang tinggi sehingga para karyawan tidak memiliki waktu luang yang banyak dalam melakukan cyberloafing. Ketika karyawan melakukan cyberloafing untuk relaksasi dan menghilangkan kepenatan dalam bekerja maka cyberloafing tidak menjadi ancaman bagi perusahaan. Karyawan di PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat dilarang mengunjungi situs lain jika mengganggu jaringan dan pekerjaan.Selain itu, karyawan di PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat memiliki persepsi positif mengenai pekerjaannya (Mifta, 2013). Hal ini diperkuat dengan pernyataan subjek di bawah ini:

“Saya juga terkadang menggunakan internet untuk baca berita atau baca hal lainnya. Ketika saya bosan dan lelah bekerja, saya istirahat dengan mengakses internet.”

(Komunikasi Personal, 03 Maret 2015)

“Bukan larangan tapi memang dilarang karena langsung di blok sama IT. Tapi main halus, kalau sudah 15 menit dibuka pasti langsung di blok. Dikarenakan pekerjaan kami berkaitan dengan internet dan harus ada jaringan internet jika bekerja, jadinya ketika ada yang buka situs-situs yang memerlukan kapasitas yang besar jadi jaringan lambat dan pekerjaan kami terganggu.”

(Diskusi Umum, 06 Maret 2015)

(9)

job characteristic dan dianggap dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku

karyawan.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh job characteristic terhadap cyberloafingpada karyawanPT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:

Apakah ada pengaruh job characteristic terhadap cyberloafing pada karyawan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui pengaruh job characteristic terhadap cyberloafing pada karyawan.

(10)

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dilakukannya penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini, yaitu:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya penelitian dibidang Psikologi Industri & Organisasi, yaitu mengenai pengaruh job characteristic dengan cyberloafing pada karyawan.

b. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbanganbagi penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan denganjob characteristicdan cyberloafing.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu:

(11)

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikan penulisan.

BAB II: Landasan Teori

Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori tentang cyberloafing dan job characteristic.

BAB III: Metode Penelitian

Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen dan alat ukur yang digunakan,prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data. BAB IV: Analisa dan Pembahasan Data

Berisikan uraian gambaran mengenai analisa data dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori yang ada.

BAB V: Kesimpulan dan Saran

Gambar

Grafik 1.Kegunaan Internet

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Bararulya- Maaf seperti yang sudah kita kerj akan beberapa

Low back pain pada petani padi lansia sebelum dilakukan senam tai chi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Posyandu lansia Desa Banjardowo Kecamatan Jombang

Banyaknya pembatalan penjualan yang disebabkan penolakan pengajuan kredit dari bank maupun konsumen tersebut berubah pikiran dan terjadi pembatalan sepihak

Melalui pembagian kelompok sosial tersebut dapat diketahui bahwa kepercayaan masyarakat terhadap kesenian Badut Topeng dalam hal ini lebih dominan dari pada yang tidak..

Menurut Ahmad Isnanto sebagai Branch Operating Manager PT Mandala Finance tbk cabang Bangka, Usaha Dagang Kaset Riski dinyatakan layak mendapatkan pinjaman kredit Modal