• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit - Analisis Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Tingkat produktivitas Hasil Panen Padi di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit - Analisis Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Tingkat produktivitas Hasil Panen Padi di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit

adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi

(kontraprestasi) yang akan terjadi pada kehidupan yang akan datang.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit dapat berupa uang

atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan

antara bank sebagai kreditur dan nasabah penerima kredit sebagai debitur, dengan

perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban

masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan

bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji

terhadap perjanjian yang telah dibuat.

2.1.1 Tujuan Kredit

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam

perdagangan mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit

b. memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada

c. melaksanakan kegiatan operasional bank

d. memenuhi permintaan kredit dari masyarakat

(2)

f. menambah modal kerja perusahaan

g. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2.1.2 Jenis-jenis Kredit

Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka

secara garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai dan kredit

tidak tunai. Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan

pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, golongan

debitur dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam bentuk

pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan letter of

credit (L/C)( Djohan, 2000).

Secara keseluruhan dari jenis-jenis kredit dapat dibedakan yaitu :

a. Jenis kredit secara umum

• Kredit komersial yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan

atau perorangan untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit

ini maka perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus

juga meningkatkan perolehan laba usaha

• Kredit konsumsi yaitu jenis kredit yang diberikan biasanya kepada

perorangan untuk tujuan konsumsi misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit

kendaraan dan lain-lain.

b. Jenis kredit berdasarkan tujuan pembiayaan

• Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan

atau perorangan untuk menambah modal kerjanya.

• Kredit investasi adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan

untuk pembelian mesin-mesin, kendaraan, peralatan dan pembangunan

(3)

c. Dilihat dari segi jangka waktu, kredit dapat dibedakan :

• Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka waktu sampai dengan satu

tahun, biasanya kredit modal kerja.

• Kredit jangka menengah, adalah kredit dengan jangka waktu diatas satu tahun

sampai dengan lima tahun biasanya kredit yang digunakan untuk pembelian

kendaraan, peralatan dan mesin-mesin secara partial.

• Kredit jangka panjang, adalah kredit dengan jangka waktu diatas lima tahun,

yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru dan

pembiayaan proyek jangka panjang.

d. Kredit pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi

• Kredit pertanian, adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor

pertanian termasuk perkebunan, perikanan, dan kehutanan.kredit dapat

diberikan dalam bentuk kredit modal kerja atau kredit investasi.

• Kredit pertambangan, adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor

pertambangan meliputi eksplorasi dan eksploitasi.

• Kredit perindustrian, adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan

pabrik-pabrik, manufaktur dari segala sektor.

• Kredit konstruksi adala kredit yang diberikan kepada kontraktor untuk

pembiayaan pembangunan proyek sampai dengan proyek selesai.

• Kredit perdagangan, restoran dan hotel adalah kredit yang diberikan untuk

membantu kebutuhan modal perdagangan antar kota, antar pulau dan

perdagangan lokal serta untuk restoran dan hotel-hotel.

e. Jenis penggunaan kredit

• Kredit usaha, adalah kredit yang digunakan untuk pembiayaan dalam bentuk

(4)

• Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk pembelian

barang-barang konsumsi bukan dalam bentuk usaha

2.2 Pengertian Kredit Usaha Rakyat ( KUR)

Kredit Usaha Rakyat yang disingkat dengan KUR adalah kredit atau

pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam

bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan

untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah

namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah

memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya

sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam

rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank

pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri

dan BNI Syariah . Kredit Usaha Rakyat ini diluncurkan pada November 2007

oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Instruksi Presiden No. 6

Tahun 2007 tentang Kebijakan Pemerintah melalui percepatan pengembangan

sektor riil dan pemberdayaan UMKM.

2.2.1 Tujuan dan Sasaran Program Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan

sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan

aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat

kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan

modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha

produktif melalui program penjaminan kredit. Sasaran program KUR adalah

(5)

kemandiriannya pada kluster program sebelumnya. Harapannya agar kelompok

masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema pendanaan yang berasal

dari lembaga keuangan formal seperti Bank, koperasi, BPR dan sebagainya.

Dilihat dari sisi kelembagaan maka sasaran KUR adalah UMKMK ( Usaha Mikro,

Kecil, Menengah dan koperasi). Sektor usaha yang diperbolehkan untuk

memperolrh KUR adalah semua sektor usaa produktif.

2.2.2 Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Ada tiga pilar penting dalam pelaksanaan program ini KUR, diantaranya

yaitu:

a. Pemerintah, yaitu Bank Indonesia (BI) dan Departemen Teknis (Departemen

Keuangan, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen lautan

dan Perikanan, Departemen Perindustrian, dan Kementerian Koperasi dan

UKM). Pemerintah berfungsi membantu dan mendukung pelaksanaan

pemberian berikut penjaminan kredit.

b. Lembaga penjaminan yang berfungsi sebagai penjamin atas kredit dan

pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan.

c. Perbankan sebagai penerima jaminan berfungsi menyalurkan kredit kepada

UMKM dan Koperasi. Bertindak sebagai lembaga penjaminan dalam program

ini adalah PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (PT. Askrindo) dan

Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo). Sedangkan

pihak ketiga yaitu Bank Penyalur terdiri dari enam Bank Umum dan tiga belas

Bank Pembangunan Daerah (BPD)

2.2.3 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat

Kredit usaha rakyat terbagi atas 3 tingat pembagian suku bunga kredit.

(6)

kredit maksimal 22% per tahun, KUR Ritel dengan plafon dari Rp 20 Juta sampai

dengan Rp 500 Juta dikenakan suku bunga kredit maksimal 13 per tahun, dan

KUR Linkage dengan plafon sampai dengan 2 Milyar. Kur Linkage

biasanyabmenggunakan lembaga lain seperti Koperasi, BPR dan lembaga

Keuangan non Bank.

2.2.4 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) No. 135/PMK.05/2008 tentang fasilitas penjaminan kredit

usaha rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.

10/PMK.05/2009. Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.

135/PMK.05/2008 tentang fasilitas penjaminan kredit, Beberapa ketentuan yang

dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

A. UMKM yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif

yang Feasible namun belum Bankable dengan ketentuan:

1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapatkan kredit/

pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan melalui Sistem Informasi

Debitur ( SID) pada saat permohonan kredit/pembiayaan diajukan dan

belum pernah memperoleh fasilitas kredit program dari pemerintah.

2. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal nota

kesepakatan bersama, penjaminan KUR dan sebelum addendum I

(tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan

dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan

pembiayaan kredit program lainya.

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank pelaksana dengan UMKM yang

(7)

B. KUR disalurkan kepada UMKM untuk modal kerja dan investasi dengan

ketentuan:

1. Untuk kredit sampai dengan Rp 5 juta tingkat bunga kredit atau margin

pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 20-21% efektif

pertahun.

2. Untuk kredit diatas Rp 5 juta sampai dengan Rp 500 juta tingkat bunga

kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau

setara 12-13% efektif pertahun.

3. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai

dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku

Menurut penulis kelayakan usaha adalah layak atau tidaknya suatu usaha

bisnis atau usaha untuk dijalankan. Kelayakan usaha adalah indikator bagi bank

umum untuk menyalurkan kredit usaha kepada UMKM – UMKM yang bertujuan

untuk menghindari resiko kerugian dimasa yang akan datang, kerugian tersebut

adalah macetnya pengembalian kredit usaha yang dilakukan UMKM yang akan

merugikan pihak bank atau pihak manapun yang telah memberikan kredit

usahanya.

2.2.5 Persyaratan UMKM Dalam Menerima KUR

Dokumen legalitas dan perizinan yang minimal pada saat debitur

mengajukanKUR kepada Bank:

1. Identitas diri nasabah, seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga (SK) dll.

2. Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan

(8)

4. Catatan pembukuan atau laporan keuangan

5. Salinan bukti agunan.

2.2.6 Kendala Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Dalam pelaksanaanya terdapat berbagai kendala yang timbul dalam

penyaluran KUR. Berbagai kendala tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Adanya persepsi yang keliru dimasyarakat bahwa KUR merupakan kredit

yang dijamin sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam kenyataannya KUR

merupakan kredit yang sumber dananya sepenuhnya dari bank. Karena persepsi

yang keliru tersebut, banyak debitur yang tidak memenuhi kewajiban

membayar angsuran sampai dengan lunas sehingga menimbulkan kredit macet

yang cukup tinggi.

2. Banyak masyarakat mengangagap bahwa penyaluran KUR tanpa agunan selalu

sebesar Rp 5 juta. Padahal penyaluran KUR harus disesuaikan dengan

kemampuan usaha agar debitur tidak terbebani dalam membayar angsuran.

3. Sesuai dengan ketentuan pemerintah yang diatur dalam peraturan Menteri

Keuangan No. 10 tahun 2009, KUR hanya bisa diberikan kepada calon debitur

yang belum pernah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari perbankan yang

dibuktikan melalui SID. Dalam kenyataanya banyak calon debitur yang telah

mendapat kredit atau pembiayaan dari perbankan sehingga tidak bisa lagi

dibayar dengan fasilitas KUR.

4. Banyak calon debitur yang tidak bisa memenuhi persyaratan dari bank seperti

identitas diri yang tidak lengkap maupun kondisi usaha yang belum layak

(9)

5. Untuk beberapa bank penyaluran KUR terkendala karena keterbatasan bank

untuk menjangkau lokasi calon debitur yang relatif jauh sehingga penyebaran

KUR masih belum merata dan terfokus dikota besar.

2.2.7 Pengaruh Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Program penyaluluran kredit untuk pengembangan usaha rakyat oleh

pemerintah, bekerjasama dengan perbankan merupakan langkah positif dalam

upaya mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan sebagai pondasi

perekonomian daerah. Program ini sekaligus menunjukan masih cukup besarnya

komitmen pemerintah terhadap kehidupan masyarakat bawah yang umumnya

menggantungkan hidup dari usaha mikro, kecil dan menengah atau juga dapat

disebut usaha rakyat.

Pemerintah membuat kebijakan dalam penyaluran kredit usaha rakyat untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu dengan :

1. Memprioritaskan penyalurannya teradap bidang-bidang usaha produktif pada

sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri dan lain-lain.

2. Penyaluran kredit harus diikuti dengan bantuan teknis pelatihan dan

pendampingan.

3. Penyalurannya dilakukan terhadap bidang usaha rakyat yang mempunyai

potensi berkembang dengan baik, namun kekurangan dana untuk

pembiayaanya.

4. Persyaratan untuk mendapatkan kredit tidak rumit dan tidak banyak sehingga

mudah diakses oleh pelaku usaha.

2.3 Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam golongan

(10)

tahun, hanya satu kali produksi, setelah berproduksi maka akan mati atau

dimatikan. Tanaman padi dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok

berdasarkan keadaan berasnya, cara dan tempat bertanam, dan menurut umurnya

(AAK, 1990). Tahapan proses produksi tanaman padi, antara lain :

1.Pembibitan.

2.Pengolahan Tanah

3.Penanaman

4.Pemeliharaan Tanaman

5.Pemanenan

6.Pasca Panen

2.3.1 Pengelolaan Tanaman Padi

Cara menanam padi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya .

Berikut akan dibahas mengenai bagaimana menanam padi beserta cara

pengendalian hama dan pengganggu tanaman.

1. Persiapan bibit padi dan penanaman

Membuat persemaian merupakan langkah awal dalam budidaya.

Pembuatan persemaian memerlukan persiapan sebaik-baiknya, sebab benih di

persemaian akan menentukan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu persemaian

harus benar-benar mendapat perhatian agar harapan untuk mendapatkan bibit padi

yang sehat sekaligus subur dapat tercapai. Hal yang perlu diperhatikan adalah

penggunaan benih padi dengan kebutuhan benih 25-30 kg/ha. Buat bedengan

berukuran lebar 1 m, panjang 4 m, dan tinggi 20-30 cm. Pada laan seluas 1 ha

dibutuhkan 4 bedengan. Untuk menghindari serangan ama tikus, sebaiknya tempat

persemaian dikelilingi pagar plastik. Berikan pupuk sebanyak 1 kg untuk 4

(11)

pinda tanam saat berumur 18 hari. Penaman padi dilakukan dengan jumlah satu

tanam per titik tana. Keuntungan cara menanam padi sawah menggunakan sistem

ini adalah memberikan ruang cukup untuk pengaturan air, mengoptimalkan caaya

matahari, pengendalian hama, dan penyakit juga lebi mudah serta pemupukan

lebih berdaya guna.

2. Pemeliharaan tanaman padi

Penyulaman

Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 minggu. Penyulaman

dilakukan jangan terlalu tua karena mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi

nantinya menjadi tidak seragam, sehingga pemanenan kurang serempak.

Sanitasi Lahan dan Pengairan

Sanitasi lahan pada budidaya meliputi : Penyiangan ( pengendalian rumpu/

gulma), pencabutan tanaman padi terserang hama dan penyakit. Hal utama yang

perlu dilakukan dalam pengairan adalah pengaturan air agar tetap dalam kondisi

baik.. tinggi air tidak lebih dari 1 cm. Pengaturan air terus dilakukan sampai 10

hari menjelang panen.

Pemupukan

Melakukan pemupukan selama budidaya merupakan salah satu hal yang perlu

mendapat perhatian serius, karena nutrisi tanaman padi harus tetap tersedia

sepanjang masa untuk menghasilkan produksi optimal. Pemupukan biasanya

dilakukan 3 kali yaitu saat padi berumur 7 hari, 20 hari, dan 35 hari setelah tanam.

Pupuk diberikan sesuai dengan kebutuhan petani padi.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit padi adalah musuh besar pada petani padi. Yang mana hama

(12)

padi diserang dengan hama dan penyakit maka dilakukan penyemprotan pestisida

sesuai dengan hama dan penyakitnya.

Panen

Padi dapat dipanen saat biji padi suda menguning. Panen menurut perkiraan umur

tergantung pada jenis benih padi yang ditanam ada yang panen ketika padi

berumur kurang dari 100 hari, ada juga yang panen setelah padi berumur lebih

dari 100 hari.

2.4 Pengertian Usahatani

Menurut Suratiyah (2006) usahatani merupakan ilmu yang mempelajari

tentang bagaimana cara petani mengelola input atau faktor - faktor produksi

(tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan

efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga

penerimaan usahataninya meningkat.

Suratiyah (2006) juga mengatakan usahatani terdiri dari usahatani

swasembada sejati dan usahatani niaga. Usahatani sejati merupakan usahatani

yang secara murni sungguh diusahakan untuk memperoleh produksi yang

diperlukan untuk

menutupi keperluan primer dari keluarga petani. Sedangkan usahatani niaga

merupakan usahatani yang telah melakukan pengelolaan atas dasar teknologi dan

ekonomi perusahaan dan ditujukan untuk memenuhi keperluan pasar. Usahatani

dapat dikatakan berhasil bila sudah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Usahatani harus menghasilkan cukup produksi untuk membayar biaya

semua alat-alat yang diperlukan.

b. Usahatani harus dapat menghasilkan produksi yang dapat dipergunakan

(13)

c. Usahatani harus dapat meningkatkan upah tenaga kerja petani dan

keluarganya yang dipergunakan dalam usahatani secara layak.

d. Usahatani yang bersangkutan harus paling sedikit berada dalam keadaan

seperti semula, jadi harus dapat memelihara diri sendiri.

e. Usahatani harus dapat pula membayar tenaga kerja petani sebagai manajer

yang harus mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan,

bilamana, dimana, dan bagaimana.

Mengelola usahatani untuk meningkatkan produksi, petani harus mampu

mengkombinasikan beberapa faktor produksi seoptimal mungkin, sehingga

dengan demikian dapat meningkatkan produksi dan penerimaan serta sekaligus

dapat meningkatkan taraf hidup petani untuk sendiri dan keluarga.

2.5 Pengertian Teori Produksi

Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai

barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang

digunakan dalam proses poduksi dan output adalah barang dan jasa yang

dihasilkan dalam suatu proses produksi (Fauzi 2007 : 90). Produksi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai guna

atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi

semua aktifitas menciptakan barang dan jasa.

Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka produksi pertanian dapat

dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung

(14)

penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan

pemeliharaan..

2.5.1 Faktor Produksi

Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk

menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. Faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Sukirno:2011),

antara lain:

a. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat

kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.

b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya.

Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk

menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.

Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi

tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk

menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Berikut adalah

penjelasan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian.

a) Lahan

Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk

diusahakan usahatani misalnya sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah

pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian.

Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasi ke

ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan,

maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Sukirno: 2011).

(15)

Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus

untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan

dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan,

pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di

persemaian. Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih

tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik

benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh

pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut

merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para

penangkar benih atau kebun-kebun benih. Varietas yang ditanam hendaknya

selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek

kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit.

c) Pupuk

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, tanaman

memerlukan bahan makanan berupa unsur hara, baik unsur hara makro maupun

unsur hara mikro. Jika tanah untuk media tumbuh tidak tersedia cukup unsur hara

yang diperlukan, maka harus diberikan tambahan unsur-unsur tersebut ke dalam

tanah. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman, hal ini dapat

berpengaruh bila dosis yang diberikan tepat

(Sukirno :2011).

Penambahan unsur hara dapat dilakukan melalui pemupukan sehingga

diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain menggantikan unsur

(16)

Pemberian pupuk merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi

tanaman. Konsepsi pemupukan berimbang menyarankan agar dalam budidaya

d. Curahan Tenaga Kerja

Sukirno (2011) yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah “Penduduk

yang berumur 10 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan

sedang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.”

Adapun menurut Suritiyah (2011) bahwa penggolongan tenaga kerja berdasarkan

umur pada usahatani terdiri dari dua golongan yaitu tenaga kerja anak-anak (umur

10 - <15 tahun) dan tenaga kerja dewasa ( umur ≥ 15 tahun) dengan standar

konversi 7 jam kerja efektif/ hari. Faktor tenaga kerja disini dapat dilihat dari

jumlah curahan kerja. Dalam usahatani tenaga kerja dibedakan atas dua macam

yaitu menurut sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari

dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya

didasarkan atas spesialisasi pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam

bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.

Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi

oleh skala usaha, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja

cenderung semakin meningkat. Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja

biasanya digunakan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan

“Hari Orang Kerja” atau HOK. Namun, tidak selamanya penambahan dan

pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi,

karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah tetapi kualitas dari tenaga

(17)

2.6 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan

ketergantungan (fungsional) antara tingkat output yang digunakan dalam proses

produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Pada umumnya setiap proses

harus menggunakan fungsi produksi. Kegiatan produksi melibatkan dua variabel

yang mempunyai hubungan fungsional atau saling mempengaruhi yaitu :

a. Berapa output yang harus diproduksi

b. Berapa input yang akan dipergunakan.

Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q + f (K, L, R.T)

Dimana:

Q = Output K = Kapital/ modal L = Labor/ tenaga kerja

R = Resources/ sumber daya alam T = Teknologi

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi

merupakan fungsi yang dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang

yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis dari input yang

digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya

perubahan pada output ( Sukirno, 2011)

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya rata-rata

produksi padi per hektar adalah masalah kesuburan tanah, pemakaian pupuk, bibit,

cara bercocok tanam, gulma pengganggu dan sebagainya. Secara alami tingkat

kesuburan tanah akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu, terutama

(18)

diperbaiki dengan menggunakan pemupukan yang tepat. Pemakain pupuk yang

baik dan tepat waktu dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan

produktivitas padi per hektar. Selama ini petani lebih banyak menggunakan pupuk

anorganik seperti urea dan lainnya, daripada pupuk organik seperti kompos pupuk

kandang dan sebagainya. Penggunaan pupuk anorganik ini dapat mengurangi

kesuburan tanah. Sehingga pemerintah menganjurkan kepada petani untuk

menggunakan pupuk organik. Dalam memilih bibit, petani padi pada umumnya

menggunakan bibit yang sudah merupakan turunan beberapa kali. Hal ini tentu

saja akan menyebabkan hasil yang kurang baik dibandingkan bibit yang masih

murni. Anggapan petani bahwa bibit yang baik bila ditanam lagi dapat

memberikan hasil yang baik pula, sudah searusnya diluruskan.

Faktor lain yang menyebabkan produktivitas padi per hektar adalah cara

bercocok tanam. Ada sebagian petani melakukan pelanggaran waktu tanam yang

tidak sesuai dengan jadwal tanam sesuai anjuran pemerintah, misalnya setelah

berhasil panen langsung menanam lagi dengan pengolaha tanah yang tergesa-gesa

tanpa memperhatikan keadaan tanah kembali menjadi baik. organisme

pengganggu juga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas padi perhektar,

bahkan dapat menyebabkan gagal panen.

Organisme penganggu dapat berupa serangga, ulat, burung, tikus dan

sebagainya. Pemberantasan jasa penganggu mempunyai cara-cara tersendiri sesuai

jenisnya. Salah satu jenis penganggu yang banyak merugikan petani adalh jenis

serangga. Pemberantasan yang dilakukan petani adalah dengan menggunakan

pestisida. Penggunaan pestisida yang kurang tepat tidak akan memberikan hasil

yang optima. Penggunaan pestisida yang tidak proporsional selain dapat

(19)

pencemaran lingkungan. Akibatnya, rata-rata produksi padi per hektar akan

mengalami penurunan.

2.8 Pengertian Produktivitas

Produktivitas merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan

suatu industri atau perusahaan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat.

Tingkat produktivitas yang dicapai merupakan indikator seberapa efesien

perusahaan dalam mengkombinasikan sumber daya ekonomisnya saat ini.

Menurut Herjanto, produktivitas merupakan sebagai hubungan antara output yang

dihasilkan dengan input digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau

usaha dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi

perbandingannya berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan.

Dari beberapa pengertian produktivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil

masukan. Keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang dipakai

dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas kerja yaitu

jumlah produksi yang dapat dihasilkan dalam waktu tertentu.

2.8.1 Faktor yang mempengaruhi produktivitas Adapun yang mempengaruhi produktivitas yaitu :

a. Kemampuan, adalah kecapakan yang dimiliki berdasarkan

pengetahuan lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah

kemampuan tenaga kerja.

b. Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak

(20)

c. Situasi dalam keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan

keadaan dimana semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta

sistem kopensasi yang ada.

d. Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha

meningkatkan produktivitas.

e. Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan

pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas.

f. Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi

produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi

mempertahankan produktivitas.

2.8.2 Cara mengukur Produktivitas

Secara umum produktivitas dapat diukur dengan rumus :

Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa perbaikan produktivitas

(productivity improvement) hanya akan terjadi jika :

- Output naik dan input turun

- Output naik dan input tetap

- Output naik dan input naik dengan kenaikan output lebi besar dari kenaikan

input

- Output tetap dan input turun

- Output turun dan input turun dengan penurunan input lebih besar dari

penurunan output.

Selain itu bisa dilihat jika :

- P < 1, maka disebut less productivity

(21)

- P = 1, maka disebut equally produktivity

2.9 Tantangan petani dalam peningkatan produktivitas komoditas pertanian padi sawah.

Pembangunan pada sektor pertanian merupakan kebutuhan pokok berupa

bahan pangan utama khususnya beras semakin tahun akan semakin meningkat

sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kondisi

perekonomian masyarakat. Penerapan teknologi pertanian seperti penggunaan

benih unggul bermutu dan penggunaan pupuk yang berimbang juga telah banyak

membantu meningkatkan hasil pertanian. Namun disisi lain kelompok tani

sebagian besar nampaknyakurang mampu untuk menghimpun dana atau modal

untuk dapat memenuhi kebutuhanya dalam berusaha tani, khususnya dalam

penyediaan sarana produksi yang tepat jumlah dan tepat waktu. Tanaman pangan

yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani di Indonesia adalah padi

sebagai penghasil beras.

Di Indonesia, beras merupakan mata dagangan sangat penting, sebab beras

merupakan bahan makanan pokok dan merupakan sumber kalori bagi sebagian

besar penduduk. Sebagian besar masyarakat masih tetap menghendaki agar

pasokan beras tersedia sepanjang waktu, terdistribusi secara merata dan harganya

stabil serta terjangkau. Pada waktu yang lalu, pembangunan pertanian lebih

terfokus pada peningkatan produksi terutama padi, sehingga pembangunan

sektor-sektor lainnya terabaikan.

Permasalahan dan tantangan dalam upanya pengamanan produksi padi

serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat semakin

berat dan kompleks. Permasalahan dan tantangan yang dimaksud antara lain

(22)

a. Teknologi dalam penerapan usaha taninya masih konvesional, sehingga

mengakibatkan produksi padi sawah rendah.

b. Alih fungsi lahan, menyebabkan lahan produksi untuk usaha tani semakin

sempit.

c. Perkembangan penduduk yang semakin meningkat, seiring denga itu akan

menyebabkan kebutuhan pangan terutama padi akan meningkat.

d. Skala usaa tani yang relatif sempit, sehingga mengakibatkan sulitnya

meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas

e. Fluktuasi produksi musiman yang mengakibatkan berfluktuasinya harga

padi

f. Produktivitas, mutu dan efesiensi usaha tani padi sawah yang masih renda.

g. Permodalan dan kelembagaan. Masalah ini merupakan masalah yang

sering terjadi dikalangan petani khususnya petani kecil. Hal ini disebabkan

karena sistem perbankan yang kurang peduli kepada petani. Ditandai

dengan sulitnya persyaratan administrasi untuk memperoleh modal, serta

adanya jaminan yang memberatkan petani pada lembaga perbankan yang

bersangkutan karena lembaga perbankan tidak mau mengambil resiko

pada usaha kecil. Sedangkan banyak petani kecil tidak memilki jaminan

yang sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh lembaga perbankan.

2.10 Penelitian Terdahulu

Syofwan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Peranan Kredit

Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten

Langkat: Studi Kasus Bank BRI Kecamatan Gebang”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa besarnya modal kredit usaha rakyat terhadap perubahan

(23)

KUR maka akan semakin tinggi pula perubahan tingkat pendapatan yang akan

diperoleh oleh pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Dimana setiap

kenaikan modal KUR pendapatan pengusaha usaha mikro dan kecil di Kecamatan

Gebang juga akan meningkat.

Nur Ummamah (2008) dalam penelitiannya berjudul “ Pengaruh Jumlah

Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap persentase perubahan jumlah modal usaha

pada Pengusaha Kue Bagiak di Kabupaten Banyuwangi”. Dalam penelitiannya

Perusahaan Kue Bagiak banyak hal yang harus diperhatikan untuk dapat

memperhatikan, memperlancar, serta meningkatkan usaha yang dimilikinya. Jadi

seluruh pemilik perusahaan Kue Bagiak yang menjadi responden dalam penelitian

ini berupaya untuk dapat meningkatkan modal usaha yang dimilikinya. Hasil

penelitian menunjukan bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi jumlah

peningkatan modal usaha yang dimiliki perusahaan kue bagiak tersebut,

diantaranya yaitu dengan melakukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada

bank. Adanya pinjaman KUR yang dilakukan, secara otomatis modal usaha Kue

Bagiak akan meningkat. Hal ini dikarenakan jumlah pinjaman KUR yang diterima

oleh pemilik perusahaan Kue Bagiak sepenuhnya digunakan sebagai modal usaha

guna meningkatkan omzet penjualan perusahaan tersebut. Dan diketahui bahwa

jumlah pinjaman KUR memberikan kontribusi yang positif terhadap jumlah

peningkatan usaha.

Semara (2013) dalam penelitiannya berjudul “Efektivitas dan Dampak

Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan dan Kesempatan

Kerja Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar. Dalam penelitian

yang dilakukan menunjukan bahwa kota denpasar yang saat ini merasakan

(24)

peningkatan yang cukup. Hasil perhitungan dari dampak KUR terhadap variabel

pendapatan UMKM Kota Denpasar menunjukan hasil Chi square hitung sebesar

20,250 lebih dari Chi Square tabel sebesar 3,84 yang berarti Ho ditolak. Nilai

perbandingan tersebut menunjukan bahwa jumpal pendapatan UMKM diKota

Denpasar lebih meningkat setelah mengikuti program KUR di Bank BRI

(25)

2.11 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan

penelitian ini adala sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka koseptual diatas menunjukan peranan kredit usaha rakyat di

kecamatan Air Putih yang ditinjau melalui indikator produksi padi dan luas lahan

tanaman padi. Kedua indikator tersebut dianalisis setelah petani padi menerima

KUR. Melalui kedua indikator tersebut penulis akan menunjukan bagaimana

produktivitas tanaman padi di Kecamatan Air Putih setelah adanya kredit usaha

rakyat.

Produktivitas padi

di Kecamatan Air

Putih

Luas Lahan padi setelah Kredit Usaha

Rakyat (KUR) Produksi padi setelah

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Transmisi adalah salah satu dari sistem pemindah tenaga dari mesin ke diferensial kemudian keporos axle yang mengakibatkan roda dapat berputar dan menggerakkan

Berdarasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pemanfaatan Daana Desa Dalam Pembangunan Desa Biring Ere Kecamatan Bungoro Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat penurunan tekanan darah dan peningkatan ketenangan jiwa setelah diberikan pelatihan dzikir pada lansia

Saat ini proses perencanaan pembuatan sistem pengelolaan air terpadu akan dilaksanakan mulai semester kedua, tetapi karena kondisi curah hujan mulai menunjukkan

Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan Sistem Kesehatan. Pada intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas

biasa, sehingga mampu meningkatkan motivasi dalam proses pembelajarannya, dan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pun lebih baik daripada siswa yang proses

Sebagaimana dikemukakan oleh Fatttah (2003) bahwa” kualitas hasil pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran.” Kualitas proses pembelajaran yang