• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Referensi Pada Perpustakaan Umum Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Referensi Pada Perpustakaan Umum Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan untuk melayani umum. Karateristik mendasar yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum adalah bahwa umumnya didukung oleh pajak dan diatur oleh sebuah badan untuk melayani kepentingan pelayanan umum. Perpustakaan Umum terbuka untuk semua dan setiap anggota masyarakat umum dapat mengakses koleksi (Wikipedia Indonesia, 2004).

Menurut Sudarsono (2006, 301), pengertian Perpustakaan Umum adalah : Pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi penggunanya. Layanan diberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun status sosial.

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), Perpustakaann Umum adalah : “Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta bahan lainnya untuk kepentingan masyarakat umum”.

(2)

Pendapat lainnya yang dikemukakan oleh Hasugian, Joner (2009, 77), bahwa Perpustakaan Umum adalah :

Sebuah Perpustakaan atau sistem Perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya Perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh kalangan masyarakat, baik yang berasal dari kalangan tua-muda, pria dan wanita, untuk mencari dan memperoleh berbagai tambahan informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan Umum didanai dari sumber pendanaan yang berasal dari masyarakat pajak dan retribusi tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum tentunya memiliki tujuan sesuai dengan jenis Perpustakaannya dan masyarakat yang dilayani. Begitu juga dengan Perpustakaan Umum memiliki tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini ada beberapa tujuan Perpustakaan Umum menurut para ahli antara lain :

Dalam Buku Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO, yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46), bahwa Perpustakaan Umum memiliki empat tujuan utama, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan kehidupan yang lebih baik.

(3)

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006, 31), tujuan Perpustakaan Umum adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Yusuf (1996, 18), secara umum disebutkan tujuan Perpustakaan Umum adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan Perpustakaan secara efektif dan efisien.

4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.

(4)

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa tujuan Perpustakaan Umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat dan menggunakan sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan secara murah, mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya dan terampil bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan masyarakat umum dan berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengembangkan. Perpustakaan Umum memiliki tugas dan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat. Perpustakaan Umum memiliki beberapa fungsi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu :

Dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992, 5), Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk :

1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informative).

3. Menyediakan bahan-bahan yang digunakan bagi rekreasi (rekreatif). 4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan rujukan bagi anggota masyarakat 5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat

dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif). 6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6), Perpustakaan Umum berfungsi untuk :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

(5)

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke Perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain.

7. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan

8. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh masyarakat mitra kerja lainnya.

9. Menjalin kerjasama dengan Perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana/prasarana.

10. Pengelolaan dan ketatausahaan Perpustakaan.

Sedangkan menurut Yusuf (1996, 21), bahwa fungsi Perpustakaan Umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif.

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca. 2. Fungsi Informatif.

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya, yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural.

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi.

(6)

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi dan peranan Perpustakaan Umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebarluaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi kultural, serta fungsi rekreasi seluruh masyarakat.

2.2 Persepsi

Persepsi merupakan pandangan atau anggapan seorang terhadap suatu objek yang dapat diukur melalui pengalaman dan panca indera. Persepsi akan mempengaruhi reaksi seseorang terhadap suatu objek. Jika yang timbul adalah persepsi yang bersifat positif, maka kemungkinan timbulnya sikap dan tingkah laku yang bersifat mendukung. Sebaliknya jika yang timbul persepsi yang bersifat negative, maka kemungkinan timbulnya penolakan atau tidak adanya dukungan.

Menurut Widyatun (2004, 110), bahwa persepsi adalah : “Tanggapan atau proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita akan melihat, mendengar, merasakan, member serta meraba (kerja panca indera) disekitar kita”.

Sedangkan menurut Suwarno (2009, 52), bahwa persepsi adalah :

Proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan pengindraan seseorang.

(7)

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Miftah Toha, yang dikutip oleh Martini (2004, 154), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah :

1. Faktor Internal : Perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan, kejiwaan, nilai dan kebutuhan, minat, dan motivasi.

2. Faktor Eksternal : latar belakang keluarga, sumber informasi, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, hal-hal yang baru dan familiar atau ketidakasingan akan suatu objek.

2.2.2 Proses Persepsi

Menurut Widyatun (2004, 111), bahwa proses terjadinya persepsi adalah : Karena objek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera, kemudian objek atau stimulus tadi dibawa ke otak menjadi adanya respon yang berupa kesan atau respon yang dibalikkan kembali lagi ke panca indera menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja panca indera berupa pengalaman dari hasil otak.

2.2.3 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo, yang dikutip oleh Walgito (2004, 98), bahwa syarat-syarat terjadinya sebuah persepsi adalah :

1. Adanya objek yang dipersepsi.

2. Adanya perhatian yang merupakan langkahpertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

3. Adanya alat indera/reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus.

(8)

2.3 Pemustaka

Pemustaka adalah pengguna sebuah Perpustakaan yang berasal dari kalangan masyarakat, baik dari kalangan tua, muda, pria, dan wanita tanpa membedakan perbedaan golongan agama, ras, suku, bangsa dan tingkat sosial dari masyarakat.

Menurut Suwarno (2009, 80), pemustaka adalah : “Pengguna fasilitas yang

disediakan oleh Perpustakaan, baik koleksi maupun buku/bahan pustaka maupun fasilitas lainnya”.

Berdasarkan UU. No. 43, Tahun 2007 pasal 1 ayat 9, Pemustaka adalah : “Pengguna dari Perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok, orang, masyarakat,

atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan Perpustakaan”.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa pemustaka adalah orang yang memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan oleh Perpustakaan Umum.

2.4 Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan salah satu kegiatan pokok di Perpustakaan

untuk mendayagunakan koleksi referensi kepada pengguna. Perpustakaan Umum

menyediakan pelayanan referensi agar pengguna dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dengan gratis, mudah, cepat dan akurat.

(9)

Sedangkan menurut Murniaty (2006, 5), yang dikutip dari American Library Association (ALA) bahwa :

Reference service is part of the library service that is directly associated with the user in providing information and use of the library for the benefit of study and research”.

(Pelayanan referensi merupakan bagian dari pelayanan Perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pengguna didalam menyediakan informasi dan pemanfaatan Perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset). Dan pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutarno (2006, 89), bahwa layanan referensi adalah : “Layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di Perpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi secara langsung yang berhubungan dengan pengguna dalam memberikan informasi dan untuk kepentingan studi dan penelitian.

2.4.1 Tujuan Layanan Referensi

Setiap kegiatan pelayanan di Perpustakaan Umum bertujuan untuk membantu pengguna untuk mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Layanan referensi memiliki tujuan dalam pelaksanaannya.

Menurut Rahayuningsih (2007, 104), bahwa pelayanan referensi mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat. 2. Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih

luas.

(10)

Sedangkan menurut Widyawan (2012, 5), tujuan layanan referensi adalah : Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka mencakup pencarian informasi, menggunakan sumber informasi yang ada di Perpustakaan dan memberikan layanan secara adil dan tidak memihak, serta mempromosikan nilai informasi untuk pemecahan masalah kesenjangan informasi.

Pendapat lain oleh Murniaty (2006, 6), bahwa tujuan layanan referensi antara lain sebagai berikut :

1. Mengarahkan pengguna Perpustakaan menemukan informasi yang ia butuhkan dengan cepat dan tepat.

2. Mengusahakan pengguna Perpustakaan menelusuri informasi dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.

3. Mengusahakan pengguna Perpustakaan menggunakan setiap koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, tujuan layanan referensi adalah membantu pengguna menelusur informasi dan menggunakan koleksi secara gratis, mudah, cepat dan tepat.

2.4.2 Fungsi Layanan Referensi

Dalam pencapaian tujuan dari layanan referensi, layanan referensi harus menjalankan fungsinya dengan baik.

Menurut Rahayuningsih (2007, 104), bahwa fungsi layanan referensi yaitu : 1. Informasi.

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhan pengguna Perpustakaan akan informasi.

2. Bimbingan.

Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna.

3. Pengarahan/instruksi.

(11)

Sedangkan menurut Murniaty (2006, 7), bahwa fungsi pelayanan referensi : 1. Fungsi pengawasan.

Maksud dari pengawasan tersebut adalah untuk mengamati kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pengguna Perpustakaan.

2. Fungsi informasi.

Memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna, dan sesegera mungkin menyampaikan informasi yang memang segera harus diketahui oleh pengguna.

3. Fungsi bimbingan.

Memberikan bimbingan kepada pengguna Perpustakaan untuk mencari atau menemukan bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat sesuai dengan bidang masing-masing dan bagaimana cara menggunakannya, serta untuk mencari atau menemukan informasi yang dikehendaki.

4. Fungsi instruksi.

Memberikan pengarahan dan petunjuk bagaimana cara memanfaatkan Perpustakaan.

5. Fungsi bibliografi.

Mengenalkan kepada pengguna daftar bacaan yang menarik dan hal ini akan bermanfaat bagi pengguna yang sedang melakukan penelitian.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi dari layanan referensi adalah sebagai fungsi informasi, fungsi bimbingan, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan, dan fungsi bibliografi.

2.5 Jenis Layanan Referensi 2.5.1 Sistem Pelayanan referensi

(12)

2.5.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka

Sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan yang ada di Perpustakaan, dimana memungkinkan/memperbolehkan dan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dengan sendirinya,membaca, dan meminjam bahan koleksi yang diinginkan/dibutuhkan.

Menurut Darmono (2001, 139), bahwa sistem layanan terbuka adalah : “Sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,

menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi Perpustakaan”.

Sedangkan menurut Darmono (2001, 140), Ada beberapa keunggulan yang dapat diambil apabila Perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka yaitu :

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki Perpustakaan.

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga Perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab dibagian lain.

Selain Kelebihan dari sistem layanan terbuka, menurut pendapat Darmono (2001, 140). sistem layanan terbuka juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah 2. dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 3. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan

dengan sistem yang bersifat tertutup.

(13)

5. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

2.5.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem pelayanan tertutup adalah sistem yang dimana pengguna tidak diperbolehkan dengan sendirinya/dengan bebasnya mengambil bahan koleksi Perpustakaan dari dalam rak, melainkan harus dibanru oleh petugas/pegawai untuk mengambilnya, sementara bahan koleksi tersebut tidak dapat dipinjam untuk dibawa pulang.

Menurut Lasa (1994, 5), Sistem layanan tertutup adalah : “Suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri bahan koleksi Perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam melalui daftar/katalog yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas”.

Sedangkan menurut Lasa (1995, 4), ada beberapa keuntungan sistem layanan tertutup antara lain :

1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat.

2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

4. Tidak memerlukan meja baca.

Pendapat lainnya oleh Lasa (1995, 5), selain keuntungan, sistem layanan tertutup mempunyai beberapa kelemahan antara lain :

1. Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi

2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam

3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam

(14)

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari, memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi, sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengguna mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi.

2.5.2 Unsur-Unsur Layanan Referensi

Layanan referensi sebagai penyedia informasi untuk kebutuhan pengguna dilihat unsur-unsur layanannya.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 108-112), ada tiga unsur layanan referensi yaitu :

1. Pertanyaan yang diajukan, maksudnya seorang pustakawan layanan referensi harus sabar dan bersikap sopan dalam menanyakan kembali pertanyaan pemustaka yang masih kabur sehingga pertanyaan tersebut jelas dan dimengerti oleh pustakawan. Pustakawan perlu mencatat setiap pertanyaan agar bias dijadikan rujukan untuk layanan selanjutnya.

2. Bantuan dalam penelusuran, maksudnya seorang pustakawan mengembangkan teknik untuk mewawancarai pemustaka, lalu menganalisa maksud pertanyaan pemustaka, dan selanjutnya melakukan penelusuran didekat pemustaka. Jika hasil penelusuran belum memenuhi kebutuhan informasi pemustaka maka pustakawan mencarikan informasi pada pusat-pusat informasi.

(15)

Sedangkan menurut Eilen Abel, yang dikutip moleh Widyawan (2012, 13), bahwa unsur-unsur layanan referensi adalah sebagai berikut :

1. Pemustaka merupakan unsur layanan yang perlu diperhatikan perkembangannya mulai dari golongan umur, latar belakang yang beragam, dan pemustaka generasi digital native. Interaksi yang bisa dilakukan oleh pemustaka 24 jam dengan adanya tersedia fasilitas interaktif, para pemustaka tidak hanya berperan sebagai pengguna informasi melainkan telah berperan aktif sebagai pencipta informasi. 2. Sumber informasi merupakan unsur yang tidak kalah penting untuk

diikuti perkembangannya pada era informasi yang melimpah-limpah pada saat ini. Banyak penjaja/penjual (vendor), yang menyediakan situs web dan pangkalan data utuh (full text), yang bisa diakses gratis sehingga perkembangan sumber informasi semakin bervariasi seperti hypertext dan hypermedia.

3. Teknologi merupakan unsur yang mesti diikuti oleh Perpustakaan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Kecanggihan teknologi telah banyak dirasa oleh semua jasa pelayanan informasi seperti penggunaan jasa internet untuk kelangsungan layanannya. Pada saat ini telah banyak Perpustakaan yang menyediakan fasilitas teknologi nirkabel sehingga mendorong pemustaka untuk berkunjung dengan adanya kemudahaan akses internet.

4. Perpustakaan merupakan unsur penyimpanan, pengolahan, dan pelestarian sumber-sumber informasi atau koleksi baik dalam bentuk cetak/non cetak. Perkembangan informasi dan sumber-sumber informasi yang semakin pesat yang sulit untuk diatasi jumlahnya maka perpustakaan harus mampu menghadapi masalah ruangan penyimpanan koleksi tercetak dan perubahan bentuk penyimpanan koleksi karena perkembangan teknologi.

5. Pustakawan merupakan unsur perantara antara sumber-sumber informasi dengan pemustaka intermediary. Pustakawan haruslah luwes dan selalu siaga dalam menghadapi perubahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pustakawan referensi :

a. Pemanfaat Web 2.0 untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh. b. Skenario information commons untuk medapatkan energi dan

pandangan untuk memandu strategi.

c. Menjadi mitra para pengembang e-learning dan memberi bantuan dalam perkuliahan.

d. Keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan intranets guna menggambarkan kebutuhan informasi masing-masing kelompok.

(16)

Pendapat lain oleh Muchdlor (2012, 2), bahwa unsur-unsur dari layanan referensi adalah :

1. Tata ruang referensi dipisahkan dari ruang layanan lain, pintuk masuk tersendiri untuk menjaga keamanan koleksi, dan dekat pintu masuk tersedia meja pustakawan referensi secara langsung bias memberi bantuan pada pemustaka dalam penelusuran.

2. Koleksi yang berada di ruangan referensi dan ruangan layanan lainnya bisa digunakan pustakawan referensi guna memenuhi kebutuha pemustaka. 3. Pustakawan referensi merupakan perantara ataupun penghubung koleksi

dengan pemustaka maka pustakawan harus memenuhi standar kompetensi pustakawan referensi.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan disimpulkan bahwa, unsur-unsur layanan referensi adalah pemustaka Perpustakaan, bantuan penelusur, sumber informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi.

2.5.3 Jenis-Jenis Koleksi Layanan Referensi

Koleksi layanan referensi merupakan koleksi rujukan yang menjawab persoalan-persoalan yang sering muncul dalam berbagai bidang ilmu.

Koleksi layanan referensi tidak hanya terbatas hanya buku saja, tetapi juga meliputi segala macam bentuk tercetak dan elektronik.

(17)

Sedangkan menurut Lasa (2011, 4), yang dikutip oleh junaida, bahwa jenis-jenis koleksi layanan referensi antara lain :

1. Kamus (Dictionary), adalah kumpulan kata-kata. Kamus memberikan pertolongan pembaca yang menemukan kesulitan tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara penggunaanya juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang diberi foto, grafik maupun gambar untuk memperjelas arti. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

2. Ensiklopedi (Encyclopedia), merupakan salah satu koleksi referensi yang banyak dipergunakan pemakai. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah. Contoh : Americana, Brittanica, Colliers dan World Book”.

3. Bibliografi (Bibliography), terdiri dari kata ”bibliografi” yang berasal dari bahasa Yunani kuno/Greek Biblion” yang berarti buku dan Grapheine berarti menulis. Kemudian arti ini berkembang menjadi pengertian menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yag disusun menurut aturan maupun pola tertentu.

4. Sumber Biografi, berasal dari kata “Bio” berarti hidup, dan “Grapheine” yang berarti menulis dan mencatat. Maka biografi diartikan catatan maupun tulisan-tulisan tentang riwayat hidup seseorang atau beberapa orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat hidup ini ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi. Contoh : Biografi nasional (Biografi yang mencantumkan sejumlah nama, tokoh dalam bidangnya dalam suatu negara), dan Biografi khusus (Biografi yang hanya mencantumkan nama-nama orang yang ahli atau tokoh dalam bidang tertentu).

5. Indeks (Index), dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi. Misalnya; IP (indeks prestasi/Index Prestation), berarti menunjukkan prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain sebagainya.

6. Abstrak (Abstrac), adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasannya bersifat ilmiah.

(18)

8. Directori (Directory), koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti: alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga tertentu.

9. Almanak (Almanac), mula-mula almanak diartikan sebagai kalender, penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudia arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu tertentu. Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta informasi dasar tentang berbagai hal sejak soal-soal pertanian sampai pada binatang. Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis, olahraga serta soal-soal statistik pertanian.

10. Buku Tahunan (Yea r Book), adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, jenis koleksi referensi adalah kamus (dictionary), ensiklopedia (encyclopedy), bibliografi (bibliography), indeks, abstrak, buku pedoman/handbook & guidebook, directori (directory), almanak (almanac), dan buku tahunan (year book).

2.6 Pemanfaatan Koleksi Referensi

Pemanfaatan koleksi referensi mengandung arti adanya aktifitas memanfatkan koleksi layanan referensi untuk mancapai tujuan tertentu. Aktifitas pemanfaatan koleksi referensi berkaitan erat dengan pembinaan di Perpustakaan Umum dalam memberikan pelayanan informasi kepada pengguna demi tercapainya tujuan Perpustakaan Umum.

Dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711), Pemanfaatan adalah : “Pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah,

(19)

Menurut Darmono (2001, 32), bahwa Pemanfaatan Perpustakaan adalah : Berkenan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan Perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan Perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan Perpustakaan Umum yang sering dilakukan oleh berbagai Perpustakaan Umum. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna agar dapat memanfaatkan semua sarana layanan Perpustakaan Umum dengan mudah. Pengguna mengunjungi Perpustakaan Umum untuk memenuhi kebutuhannya akan berbagai informasi yang beraneka ragam. Perpustakaaan Umum menyediakan koleksi-koleksi yang terpilih dan tepat guna untuk mendapatkan berbagai jenis informasi. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Umum, maka Perpustakaan Umum harus menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan pustaka.

Sedangkan menurut Handoko (2007, 28), yang dikutip oleh Handayani, bahwa :

Dari segi pengguna pemanfaatan perpustakaan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal meliputi : a. Kebutuhan :

Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan informasi. b. Motif :

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

c. Minat :

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terahadap sesuatu. 2. Faktor eksternal meliputi :

a. Kelengkapan koleksi :

Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

b. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna :

Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.

c. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.

(20)

2.6.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna memanfaatkan koleksi layanan referensi sesuai dengan kebutuhan, dengan waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur dan mengetahui bagaimana pengguna Perpustakaan memanfaatkan koleksi layanan referensi pada Perpustakaan Umum .

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 322), : “Frekuensi didefenisikan sebagai kekerapan”.

Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (2002, 425), : “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.

Dari pernyataan diatas dapat dinyatakan disimpulkan bahwa frekuensi adalah merupakan kekerapan atas sejumlah pengulangan dari kejadian tertentu yang terjadi dengan teratur.

2.6.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi

Pemanfaatan koleksi referensi merupakan bagian dari kebutuhan pengguna berupa layanan rujukan. Banyak ragam cara yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan koleksi referensi di Perpustakaan, tergantung dari pengguna yang membutuhkannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711), : “Pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah, kemudian mendapat imbuhan pe-an yang berati proses, cara dan perbuatan memanfaatkan”.

(21)

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan Perpustakaan Umum adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pemanfaatan layanan Perpustakaan Umum dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut mengetahui cara memanfaatkan setiap layanan yang tersedia serta mengetahui manfaat dari setiap pelayanan tersebut.

Pemanfaatan Perpustakaan Umum berarti adanya aktifitas mamanfaatkan Perpustakaan Umum untuk mencapai tujuan tertentu. Aktifitas memanfaatkan Perpustakaan berkaitan erat dengan pembinaan koleksi Perpustakaan dalam usaha untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengguna Perpustakaan Umum demi tercapainya tujuan dari sebuah Perpustakaan Umum..

Menurut pendapat Darmono (2001, 32), menyatakan bahwa : “Pemanfaatan Perpustakaan berkenan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan Perpustakaan”.

Bimbingan pemanfaatan Perpustakaan Umum merupakan salah satu bentuk layanan yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna Perpustakaan Umum agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan dengan mudah.

Menurut handoko (2007, 28) yang dikutip oleh Handayani, bahwa :

Dari segi pengguna pemanfaatan Perpustakaan bahan pustaka di Perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal meliputi : a. Kebutuhan.

(22)

b. Motif.

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

c. Minat.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 2. Faktor eksternal meliputi :

a. Kelengkapan koleksi.

Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

b. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna.

Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.

c. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.

Dalam penelitian ini yang menjadi fasilitas informasi adalah koleksi. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa dua faktor yang mempengaruhi pengguna dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah faktor internal yang meliputi, (kebutuhan, motif, dan minat).Sedangkan faktor eksternal yang meliputi, (kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas dalam pencarian informasi).

2.7 Peran Pustakawan

Pengguna masih memerlukan bantuan dalam pemanfaatan layanan referensi. Hal ini dikarenakan pengguna kurang memahami sistem yang ada pada Perpustakaan Umum. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna dalam pemanfaatan setiap koleksi layanan referesi.

Menurut Suhernik (2006, 73), bahwa Pustakawan adalah :

(23)

Sedangkan menurut Sulistyo-basuki (1993, 8), bahwa pustakawan adalah : Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan Perpustakaan dalam usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan Ilmu Perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Pendapat lain oleh Muntashir (2005, 17), bahwa peranan pustakawan adalah : Kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada pengguna Perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan informasi, bimbingan dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI BIJI MANGGA (Mangifera indica) DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN.. ANI

Bencana yang terjadi memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat zona merah terutama untuk masyarakat Desa Berastepu.. Dampak yang dirasakan masyarakat

data-data tersebut sesuai dengan fokus penelitian. Kegiatan analisis pada tahap ketiga adalah menarik kesimpulan. dan verifikasi. Sejak pengumpulan data peneliti berusaha

[r]

skripsi ini dengan baik yang berjudul “Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Hunian Tetap Desa Berastepu di Hamparan Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten

oleh Barat, dan didukung serta diperkuat dengan perangkat media masa yang mereka miliki. Tersebarnya narkotika dengan segala jenis dan perkembangan

Penggunaan lahan dalam suatu Sub DAS yang diperuntukkan bagi lahan kelapa sawit yang mendapatkan perlakuan pemupukan dan pengaruh curah hujan dapat menyebabkan tergerusnya

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 174/P/2012 tentang Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional