• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERJEMAHAN DAN ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERJEMAHAN DAN ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 1 TAHUN 1 9 8 9

TENTANG PENERJEMAHAN DAN/ ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN UNTUK

KEPENTINGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa unt uk melaksanakan ket ent uan Pasal 15 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 t ent ang Hak Cipt a sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987, dipandang perlu mengat ur lebih lanj ut hal-hal mengenai pelaksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aan unt uk kepent ingan pendidikan, ilmu penget ahuan, dan penelit ian dan pengembangan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 t ent ang Hak Cipt a (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3271) sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 t ent ang Perubahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 t ent ang Hak Cipt a (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3362);

MEMUTUSKAN :

(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :

1. Pendidikan adalah usaha at au kegiat an unt uk menyiapkan pesert a didikan melalui lembaga bimbingan, pengaj aran dan/ at au lat ihan bagi peranannya dimasa yang akan dat ang.

2. Ilmu penget ahuan adalah penget ahuan t ent ang suat u bidang yang disusun secara sist emat is menurut met oda-met oda t ert ent u yang dapat digunakan unt uk menerangkan gej ala-gej ala t ert ent u dalam bidang t ersebut .

3. Penelit ian dan pengembangan adalah usaha ilmiah yang sist emat is unt uk menemukan hal-hal yang baru, memecahkan sesuat u masalah, menguj i kebenaran hipot esa at au t eori, dan mencari penerapan prakt is.

BAB II

PELAKSANAAN PENERJEMAHAN DAN/ ATAU PERBANYAKAN

Pasal 2

(3)

dan/ at au memperbanyaknya di wil ayah Negara Republ ik Indonesia.

Pasal 3

(1) Permint aan at au kemudian pembebanan kewaj iban sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2 diberit ahukan ol eh Ment eri Kehakiman at as nama Pemerint ah set el ah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a.

(2) Pemberit ahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Ment eri Kehakiman dengan surat t ercat at mel al ui dinas Pos dan bil amana dimungkinkan mel al ui sal uran diplomat ik.

Pasal 4

(1) Pernyat aan kesediaan unt uk memenuhi permint aan guna melaksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan t ersebut di wil ayah Negara Republ ik Indonesia disampaikan ol eh Pemegang Hak Cipt a kepada Ment eri Kehakiman sel ambat -l ambat nya dal am wakt u 8 (delapan) bulan t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya surat pemberit ahuan Ment eri Kehakiman oleh dinas Pos.

(2) Pel aksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan harus t el ah mul ai dil akukan ol eh Pemegang Hak Cipt a sel ambat -l ambat nya dalam wakt u 18 (delapan belas) bulan t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya surat pemberit ahuan t ersebut oleh dinas Pos.

(4)

Pasal 5

Dal am keadaan t ert ent u, Pemerint ah dapat mempert imbangkan permint aan Pemegang Hak Cipt a unt uk t idak mel aksanakan penerj emahan dan perbanyakan cipt aan t ersebut sekal igus, melainkan hanya memperbanyak saj a.

Pasal 6

Apabil a dal am wakt u sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (1) Pemegang Hak Cipt a secara t ert ul is menyat akan t idak bersedia memenuhi permint aan unt uk melaksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2, at au t idak memberi t anggapan sama sekal i, maka kepada Pemegang Hak Cipt a yang bersangkut an diberit ahukan adanya kewaj iban unt uk memberikan lisensi kepada badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an unt uk melaksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aannya di wilayah Negara Republik Indonesia.

Pasal 7

(1) Apabil a Pemegang Hak Cipt a secara t ert ul is menyat akan t idak bersedia unt uk memenuhi kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, at au t idak memberi t anggapan sama sekali, Pemerint ah mel aksanakan sendiri penerj emahan dan at au perbanyakan t ersebut dengan memberikan imbal an yang waj ar kepada Pemegang Hak Cipt a.

(2) Pelaksanaan lebih lanj ut ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri Kehakiman set elah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a dan Ment eri Keuangan.

(5)

Cipt a.

Pasal 8

Hak Cipt a at as karya t erj emahan diakui sebagai cipt aan t ersendiri dan mendapat kan perlindungan berdasarkan Undang-undang Hak Cipt a, dengan ket ent uan bahwa hak moral Pemegang Hak Cipt a harus diperhat ikan.

Pasal 9

(1) Pemerint ah mel akukan pengawasan at as peredaran dan pemanf aat an karya cipt aan yang dihasil kan dari pel aksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Semua karya t erj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aan yang dihasil kan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini hanya diperunt ukkan bagi kepent ingan pendidikan, pengembangan ilmu penget ahuan, dan kegiat an penelit ian dan pengembangan, sert a hanya unt uk memenuhi kebut uhan pemakaian di wil ayah Negara Republik Indonesia.

(6)

BAB III

PENILAIAN TENTANG KEPENTINGAN DAN PERLUNYA DILAKUKAN PENERJEMAHAN

DAN/ ATAU

PERBANYAKAN SUATU CIPTAAN

Pasal 10

Penilaian bahwa suat u cipt aan pent ing dan bermanf aat bagi perkembangan dan kemaj uan pendidikan, ilmu penget ahuan, dan penelit ian dan pengembangan, sehingga karenanya perlu unt uk dit erj emahkan dan at au diperbanyak di wil ayah Negara Republ ik Indonesia, dil akukan ol eh Ment eri Kehakiman dengan memperhat ikan pert imbangan Dewan Hak Cipt a.

Pasal 11

(1) Lembaga pendidikan baik yang diselenggarakan ol eh Pemerint ah maupun swast a di Indonesia, dan lembaga-lembaga lainnya yang berkepent ingan at as kemaj uan ilmu penget ahuan sert a kegiat an penelit ian dan pengembangan, dapat menyampaikan usul kepada Ment eri Kehakiman unt uk menet apkan bahwa suat u cipt aan perlu dit erj emahkan dan at au diperbanyak di wilayah Negara Repubhk Indonesia.

(2) Usul-usul sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan melalui Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan dengan t embusan kepada Ment eri at au Pimpinan Lembaga yang lingkup t ugas, t anggung j awab dan kewenangannya mencakup bidang yang berkait an dengan cipt aan t ersebut .

(7)

dicapai, manf aat past i yang akan diperoleh, dan lain-lain hal yang mendasari usul t ersebut .

Pasal 12

Apabil a dal am wakt u yang bersamaan dit erima dua usul at au l ebih yang menyangkut bidang kepent ingan yang sama dan mengandung mat eri yang hampir sama, maka Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan waj ib memberikan pert imbangan yang j el as apakah usul t ersebut dipilih salah sat u at au perlu dipert imbangkan semuanya.

Pasal 13

(1) Dengan meniperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Ment eri Kehakiman menet apkan perset uj uan at au penolakan t erhadap usul dan pert imbangan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 dan Pasal 12.

(2) Perset uj uan at au penolakan t erhadap usul dan pert imbangan t ersebut , dan penet apan bahwa sesuat u cipt aan waj ib dit erj emahkan dan/ at au diperbanyak di wil ayah Negara Republ ik Indonesia, berikut pembebanan kewaj iban t erhadap Pemegang Hak Cipt a, dil akukan Ment eri Kehakiman set el ah memperhat ikan pert imbangan Dewan Hak Cipt a.

BAB IV

TATA CARA PEMBERITAHUAN PERMINTAAN DAN PEMBEBANAN KEWAJIBAN

Pasal 14

(8)

mencant umkan:

a. al asan yang j el as yang mendasari permint aan;

b. j udul at au nama cipt aan;

c. permint aan unt uk menerj emahkan dan/ at au memperbanyak cipt aan t ersebut di wilayah Negara Republ ik Indonesia;

d. j umlah t erj emahan dan/ at au perbanyakan yang diperlukan dengan menunj uk perincian t iap-t iap volume cipt aan;

e. bat as wakt u unt uk menyat akan kesediaan dan/ at au pemberit ahuan apakah Pemegang Hak Cipt a akan melaksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan t ersebut , cara pemenuhan permint aan yang akan dit empuh, dan dalam hal dit empuh melalui perj anj ian/ lisensi, nama dan badan hukum Indonesia yang dit unj uknya;

f . hak-hak yang dimil iki Pemegang Hak Cipt a;

g. lain-lain hal yang perlu unt uk diket ahui Pemegang Hak Cipt a.

(2) Apabila dalam j angka wakt u 4 (empat ) bulan t erhit ung sej ak t anggal penerimaan oleh dinas pos surat pemberit ahuan kedua t idak dikembalikan oleh dinas Pos, maka pemberit ahuan it u dianggap t elah dit erima oleh Pemegang Hak Cipt a dan unt uk it u diberlakukan ket ent uan Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 15

(9)

dimaksud dal am Pasal 4 ayat (2).

(2) Apabila pelaksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan t ersebut akan dilakukan melalui pemberian lisensi t et api Pemegang Hak Cipt a menghadapi kesul it an karena t idak diperol ehnya kesepakat an mengenai besarnya royal t i at au t at a cara pembayarannya, Ment eri Kehakiman at as permint aan pihak-pihak yang bersangkut an dapat melakukan upaya-upaya yang diperlukan bagi t ercapainya kesepakat an t ersebut .

Pasal 16

(1) Apabil a dal am wakt u sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (1) Pemegang Hak Cipt a sama sekal i t idak memberikan t anggapan at as permint aan unt uk mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan, at au menol aknya, maka Ment eri Kehakiman menyampaikan surat pemberit ahuan mengenai adanya kewaj iban unt uk memberi l isensi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 kepada Pemegang Hak Cipt a yang bersangkut an.

(2) Surat pemberit ahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang t at a cara dan hal -hal sebagaimana diat ur dal am Perat uran Pemerint ah ini.

(3) Dal am hal berl angsung keadaan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), maka pemberian l isensi dimint a agar t el ah t erl aksana dalam j angka wakt u 10 (sepuluh) bulan t erhit ung sej ak t anggal dit erimanya surat pemberit ahuan oleh dinas Pos.

Pasal 17

(10)

sekal i, sedangkan surat -surat pemberit ahuan yang dikirimkan mel al ui Dinas Pos kepadanya t idak dikembal ikan kepada Ment eri Kehakiman, at au t idak j uga mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 16 ayat (2), maka Ment eri Kehakiman set el ah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a menet apkan bahwa penerj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aan dil akukan sendiri ol eh Pemerint ah.

(2) Ment eri Kehakiman set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri l ain yang t erkait , menunj uk badan usaha mil ik negara yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an unt uk dan at as nama Pemerint ah mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aan yang bersangkut an.

Pasal 18

Ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 17 berl aku pul a apabil a badan hukum Indonesia yang diberi l isensi ol eh Pemegang Hak Cipt a unt uk menerj emahkan dan/ at au memperbanyak sesuat u cipt aan di wil ayah Negara Republ ik Indonesia t ernyat a t idak mel aksanakannya dalam wakt u yang dit et apkan.

Pasal 19

(1) Penet apan bahwa pelaksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan akan dil akukan sendiri ol eh Pemerint ah diberit ahukan oleh Ment eri Kehakiman dengan surat t ercat at kepada Pemegang Hak Cipt a mel al ui dinas Pos at au bil amana mungkin melalui saluran diplomat ik.

(11)

dan t at a cara penyerahannya didasarkan at as Perat uran Pemerint ah ini.

BAB V IMBALAN

Pasal 20

(1) Ment eri Kehakiman set el ah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a menet apkan besarnya imbal an yang harus diberikan kepada Pemegang Hak Cipt a at as penerj emahan dan/ at au perbanyakan cipt aan yang dil akukan sendiri ol eh Pemerint ah.

(2) Penet apan besarnya imbalan dilakukan dengan memperhat ikan komponen at au unsur biaya dan t at a cara perhit ungannya yang l azim digunakan dal am l isensi penerbit an.

Pasal 21

(1) Penyerahan imbalan dilakukan dengan cara yang cepat , mudah dan langsung kepada Pemegang Hak Cipt a.

(2) Pelaksanaan ket ent uan t ent ang penyerahan imbalan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri Kehakiman set elah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a dan Ment eri Keuangan.

Pasal 22

(12)

BAB VI PENUTUP

Pasal 23

Perat uran Pemerint ah ini mul ai berl aku pada t anggal dit et apkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 14 Januari 1989

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 14 Januari 1989

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA t t d

(13)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1 9 8 9

TENTANG

PENERJEMAHAN DAN ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN, ILMU

PENGETAHUAN,

DAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

UMUM

Pembangunan Nasional bert uj uan mewuj udkan masyarakat adil dan makmur, secara mat eriil dan spirit ual berdasarkan Pancasil a.

Dengan arah sepert i it u, kemaj uan yang diinginkan bukan saj a unt uk bidang-bidang yang bersif at lahiriah sepert i kebut uhan pangan, papan, sandang, dan kesehat an. Kemaj uan yang diinginkan bukan j uga semat a-mat a pemenuhan kebut uhan bat iniah sepert i rasa aman, pendidikan, keadilan, kebebasan mengemukakan pendapat yang bert anggung j awab, dan lain-lain. Yang ingin diwuj udkan adalah adanya kesel arasan ant ara keduanya. Kesel arasan ant ara manusia dengan Tuhan-nya, dan ant ar kehidupan masyarakat . it u sendiri baik dalam art i sebagai sat u bangsa maupun dalam kerangka kehidupan ant ar bangsa. Hal yang t erakhir ini perlu memperoleh perhat ian, karena pada dasarnya t uj uan Negara sebagaimana t ercant um dal am Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 ant ara l ain adal ah unt uk ikut sert a mewuj udkan ket ert iban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.

(14)

pelaksanaannya, dan hasil yang dapat dicapai, akan sangat dipengaruhi oleh kualit as manusia yang mendukungnya. Pengert ian mengenai hal di at as menj adi pent ing, karena semuanya menunj ukkan hakekat pembangunan nasional sebagai upaya pembangunan manusia dan masyarakat Indonesia seut uhnya, yait u manusia Indonesia yang t umbuh dengan segala rasa, karsa, dan cipt anya.

Pemahaman ini menunj ukkan bet apa perlunya perhat ian yang lebih besar t erhadap sumber daya manusia. Yang dimaksudkan sudah barang t ent u, kualit as manusia dalam keut uhannya, yang dengan rasa, karsa, dan cipt anya t elah menyuburkan dan meningkat kan harkat dan mart abat mel al ui karya-karya int el ekt ual mereka.

Ilmu penget ahuan, seni dan sast ra, adalah karya cipt a yang pada dasarnya merupakan karya int el ekt ual . Karya-karya sepert i it u t idak sekedar memil iki art i sebagai hasil akhir, t et api j uga sekal igus merupakan kebut uhan yang bersif at lahiriah dan bat iniah. Ol eh karenanya, pengembangan dan perlindungan karya di bidang ilmu penget ahuan, seni, dan sast ra t idak mungkin dil epaskan dari usaha unt uk lebih mengembangkan sumber daya manusia Indonesia.

(15)

Namun begit u, mungkin pula t erj adi bahwa berdasarkan penelit ian kemudian t ernyat a bahwa sesuat u cipt aan sangat diperlukan bagi kemaj uan penyelenggaraan pendidikan, pengembangan ilmu penget ahuan, at au bagi kemaj uan kegiat an penelit ian dan pengembangan di Indonesia, t et api cipt aan t ersebut belum t ersedia di Indonesia at au t idak cukup t ersedia karena sangat t erbat asnya impor. Karenanya, sudah pada t empat nya pul a apabil a Pemerint ah mengusahakan agar Pemegang Hak Cipt a at as cipt aan t ersebut bersedia menerj emahkan dan/ at au memperbanyaknya di wil ayah Indonesia. Dengan begit u, lat ar belakang pemikiran dan sekaligus t uj uan daripada ini semua, adalah t ersedianya dal am j uml ah yang cukup sesuat u cipt aan, yang dinilai sangat pent ing bagi perkembangan dan kemaj uan bidang-bidang di at as. Pert anyaan yang mungkin t imbul adal ah, apabil a masal ahnya hanya t ersedianya cipt aan, yang diperl ukan dal am j uml ah yang cukup, dapat kah permint aan it u segera diat asi ol eh Pemegang Hak Cipt a dengan j al an menambah pemasukannya (ekspor) ke Indonesia kepada rekannya di Indonesia, sebel um masal ahnya berkembang menj adi obyek yang diat ur l ebih l anj ut dal am Perat uran Pemerint ah ini. Jawabnya sudah barang t ent u dapat saj a hal it u dil akukan, sebab hal it u berart i dihindarkannya al asan-al asan yang menj adi dasar diberl akukannya pembebanan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

Ia dapat memenuhinya dengan mengekspor sesuai dengan prakt ek perdagangan buku yang lazim, at au memberi lisensi bagi penerj emahan dan/ at au perbanyakannya di Indonesia.

(16)

dit empuhnya harus mel al ui pemberian l isensi kepada badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang ant ara l ain penerbit an, semest inya t idak menimbul kan masal ah karena memang cara it ul ah yang pal ing prakt is dan real ist ik. Penent uan syarat -syarat nya pada dasarnya j uga t et ap diserahkan kepada kesepakat an kedua pihak yang bersangkut an. Dengan demikian, asas kebebasan berkont rak, j uga t et ap dij unj ung t inggi.

Hanya apabil a Pemegang Hak Cipt a t idak bersedia mel akukannya, Pemerint ah yang akan mel aksanakannya sendiri. Sekal ipun demikian, hal ini t et ap berlangsung dengan pemberian imbalan yang sewaj ar mungkin. Cara perhit ungan imbalan it upun, dilakukan dengan cara-cara yang l azim dil akukan dal am perl isensian di bidang it u. Sesuai dengan ket ent uan Undang- undang Hak Cipt a, kewenangan unt uk it u hanya ada pada Pemerint ah. It upun baru dapat dilakukan set el ah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a.

Dengan l at ar bel akang pemikiran di at as, Perat uran Pemerint ah ini disusun sebagai penj abaran Pasal 15 Undang-undang Hak Cipt a.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Angka 1

Cukup j el as

Angka 2

Cukup j el as

Angka 3

(17)

Pasal 2

Dengan ket ent uan ini maka cipt aan yang menj adi obyek pengat uran Perat uran Pemerint ah ini hanya dibat asi pada cipt aan yang benar-benar dinilai pent ing dan karenanya diperlukan bagi kemaj uan pendidikan, pengembangan ilmu penget ahuan, sert a kegiat an penelit ian dan pengembangan.

Apabila cipt aan t ersebut berwuj ud buku, maka yang dimaksudkan adalah yang berbahasa asing.

Adapun cipt aan yang menj adi obyek dal am Pasal ini adal ah yang selama (t iga) t ahun sej ak diumumkan, belum pernah

dit erj emahkan dan/ at au diperbanyak di wil ayah Negara Republ ik Indonesia.

Art i pengumuman dalam ket ent uan ini adalah sama dengan pengert ian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hak Cipt a. Pengumuman it u mungkin dilakukan di Indonesia at au dimanapun j uga.

Pasal 3

Ayat (1)

Dal am hal ini Ment eri Kehakiman bert indak unt uk dan at as nama Pemerint ah, set el ah mendengar pert imbangan Dewan Hak Cipt a sebagaimana dimaksud dal am Perat uran Pemerint ah Nomor 14 Tahun 1986 t ent ang Dewan Hak Cipt a.

Ayat (2)

(18)

bidang kebudayaan dengan Negara dari Pemegang Hak Cipt a yang bersangkut an.

Pasal 4

Ayat (1)

Pernyat aan t ersebut pada dasarnya bersif at kesediaan unt uk memenuhi permint aan. Oleh karena yang pent ing adalah t ersedianya cipt aan, maka Pemegang Hak Cipt a bol eh melakukannya dengan cara :

Pert ama, segera mengekspor at au menambah ekspor cipt aan t ersebut ke Indonesia;

Kedua, melalui perj anj ian lisensi guna menerj emahkan dan/ at au memperbanyak cipt aan t ersebut di Indonesia;

Ket iga, gabungan kedua cara t ersebut .

Jangka wakt u 8 (delapan) bulan dinilai cukup unt uk mempert imbangkan permint aan dan memberikan j awaban. Kapan harus dilaksanakan, periksa penj elasan berikut nya.

Tanggal penerimaan surat oleh dinas Pos yang t ert era pada bukt i pengiriman surat t ercat at , digunakan sebagai saat mulai dihit ungnya j angka wakt u unt uk pelaksanaan penerj emahan dan/ at au perbanyakan. Pemil ihan t anggal penerimaan ol eh dinas Pos ini, semat a-mat a karena penggunaan j asa Pos, t el ah umum diket ahui dan lazim digunakan

Ayat (2)

(19)

menerj emahkan dan/ at au memperbanyak cipt aannya di wil ayah Negara Republik Indonesia.

Ket ent uan ini diperlukan unt uk mencegah upaya yang bersif at semu dari Pemegang Hak Cipt a, yait u sekedar menyat akan kesediaan saj a t et api t idak mewuj udkannya dal am

langkah-langkah yang kongkrit .

Dal am hal pemberian l isensi, j angka wakt u sel ama 18 (del apan belas) bulan t ersebut memberikan kesempat an yang sangat cukup kepada Pemegang Hak Cipt a unt uk menemukan rekan usaha di Indonesia yang dapat diaj ak bekerj a sama dalam rangka penerj emahan dan/ at au perbanyakan. Seandainya kesediaan t ersebut pada akhirnya baru diberikan pada bulan ke delapan sej ak adanya pemberit ahuan yang pert ama kal i, sisa wakt u selama sepuluh bulan it upun dipandang masih cukup.

Ayat (3)

Pemegang Hak Cipt a t idak diij inkan unt uk mel aksanakan sendiri secara l angsung di Indonesia. Kerj a sama t ersebut harus dilakukan dengan badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an di Indonesia. Bahwa sebagai penerbit badan hukum t ersebut j uga memiliki unit at au f asilit as percet akan; t idaklah menj adi masalah. Sebaliknya t idak dibolehkan apabila kerj a sama it u dilakukan dengan badan hukum yang semat a-mat a hanya berusaha di bidang percet akan. Unt uk kel ancaran pel aksanaannya, apabil a perl u Pemerint ah membant u Pemegang Hak Cipt a dengan menyampaikan daf t ar badan hukum serupa it u, at au alamat asosiasi-nya.

Pasal 5

(20)

t epat , at au kesulit an penerj emah unt uk memenuhi permint aan menyel esaikan penerj emahan t ersebut dal am wakt u t ert ent u berhubung dengan banyaknya penerj emahan yang harus disel esaikannya.

Dal am hal demikian, Pemerint ah dapat mempert imbangkan bahwa pel aksanaannya baru dipenuhi t erbat as pada perbanyakan. Dengan demikian dal am kasus sepert i ini yang diperbanyak adal ah cipt aan yang asl i. Hal ini berart i hanya penundaan kewaj iban penerj emahan. Bil amana kesul it an sebagai di at as t el ah t erat asi, maka penerj emahan dan perbanyakan harus segera dil akukannya. Di lain pihak, apabila Pemerint ah dapat menunj ukkan penerj emah yang mampu melaksanakannya dengan benar dan t epat , Pemerint ah menyampaikannya kepada Pemegang Hak Cipt a. Dal am hal ini, Pemerint ah t idak mempert imbangkan permint aan unt uk hanya mel aksanakan perbanyakan saj a.

Pasal 6

Langkah ini dit empuh set elah langkah pert ama yang berupa permint aan dan dengan t et ap memberikan kebebasan t ent ang cara pelaksanaan yang begit u lunak, t idak dit anggapi at au dit olak ol eh Pemegang Hak Cipt a. Dal am hal demikian, kepada Pemegang Hak Cipt a kemudian diberit ahukan unt uk mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan t ersebut dengan cara memberikan l isensi kepada badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an unt uk menerj emahkan dan/ at au memperbanyak cipt aannya t ersebut .

(21)

t ersebut haruslah yang berusaha di bidang penerbit an.

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 8

Hasil t erj emahan pada dasarnya merupakan karya t ersendiri, yang karenanya memperoleh perlindungan sebagai cipt aan. Sekalipun begit u, hak moral yang ant ara lain meliput i nama Pemegang Hak Cipt a, t ermasuk nama pencipt anya, unt uk dicant umkan secara lengkap dalam karya t erj emahan t ersebut harus t et ap diperhat ikan dan dipenuhi.

Pasal 9

Ayat (1)

Pengawasan ini dimaksudkan agar usaha-usaha unt uk membuat agar cipt aan t ersedia secara cukup berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini, benar-benar mencapai sasaran yait u kemaj uan pendidikan, ilmu penget ahuan, dan kegiat an penelit ian dan pengembangan.

Ayat (2)

(22)

diekspor.

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 10

Dengan ket ent uan ini, maka t idak set iap orang dapat menyat akan bahwa sesuat u cipt aan pent ing bagi kegiat an pendidikan, ilmu penget ahuan, dan kegiat an penelit ian dan pengembangan di Indonesia. Bidang-bidang t ersebut pent ing bagi kemaj uan Bangsa dan Negara. Karenanya, yang menil ai adal ah Pemerint ah dal am hal ini Ment eri Kehakiman.

Kewenangan ini dilakukan dengan memperhat ikan pert imbangan Dewan Hak Cipt a.

Pasal 11

Ayat (1)

Usul harus dat ang dari l embaga yang langsung mengelola at au menj alankan kegiat an pendidikan, at au yang berkepent ingan dengan pembinaan dan usaha unt uk memaj ukan ilmu penget ahuan, sert a kegiat an penelit ian dan pengembangan.

Lembaga sepert i ini, dapat dimiliki Pemerint ah maupun swast a.

(23)

f ungsional dan t erpusat .

Hasil penelit ian selanj ut nya disusun dengan memperhat ikan pert imbangan dari Ment eri at au Pimpinan Lembaga yang bersangkut an. Dengan disert ai pendapat t erhadap hasil penelit ian, usul t ersebut selanj ut nya disampaikan kepada Ment eri Kehakiman. Dilingkungan Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan, t ugas ini diselenggarakan oleh sat uan organisasi yang dit et apkan oleh Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan.

Ayat (2)

Bila usul t ersebut menyangkut kepent ingan penelit ian dan pengembangan di bidang t eknologi indust ri, maka t embusan usul harus disampaikan kepada Ment eri Perindust rian dan Ket ua Badan Pengkaj ian dan Penerapan Teknol ogi (BPPT).

Bila usul menyangkut kepent ingan pendidikan, t embusan usulan disampaikan kepada Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan. Begit u set erusnya bila menyangkut kepent ingan ilmu penget ahuan, t embusannya disampaikan kepada Ket ua Lembaga Ilmu Penget ahuan Indonesia.

Ment eri at au Pimpinan Lembaga t ersebut , secepat nya memberikan pert imbangan dan saran t erhadap usul t adi, dan sel anj ut nya menyampaikannya kepada Ment eri Kehakiman melalui Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ayat (3)

Cukup j el as, dan sel anj ut nya l ihat pul a penj el asan Pasal 14 ayat (1).

Pasal 12

Seringkali t erdapat beberapa cipt aan, misalnya buku, yang membahas cabang Ilmu penget ahuan yang sama.

(24)

kesamaan yang mut l ak. Biasanya masing-masing memil iki kel ebihan dari yang l ain at au sebal iknya. Bil a perbedaan diant aranya begit u besar, maka hal it u berart i memil iki sif at sal ing mel engkapi. Dal am hal ini, Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan pendapat kepada Ment eri Kehakiman unt uk mempert imbangkan semuanya, at au beberapa diant aranya.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Ment eri Kehakiman mengkaj i dan mempert imbangkan usulan dan saran t ersebut bersama Dewan Hak Cipt a.

Pert imbangan Dewan Hak Cipt a disampaikan secara resmi kepada Ment eri Kehakiman sesuai dengan t at a cara dan prosedur kerj a yang dit et apkan Dewan Hak Cipt a.

Pasal 14

Ayat (1)

Pencant uman hal-hal yang perlu diket ahui t ersebut dimaksudkan unt uk memberikan kej elasan bagi Pemegang Hak Cipt a.

Surat pemberit ahuan disampaikan dengan cara sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3.

Ayat (2)

Dengan ket ent uan ini, diharapkan Pemegang Hak Cipt a segera memberikan t anggapan at as surat pemberit ahuan t ent ang perset uj uan at au penolakannya.

(25)

yang j el as. Perset uj uan unt uk memenuhi permint aan disert ai dengan penj elasan t ent ang cara dan rencana pelaksanaannya : akan mel akukannya dengan memperbanyak pemasukan (ekspor) ke Indonesia, at au dengan memberikan lisensi, at au gabungan kedua cara t ersebut . Kalau kesediaan unt uk hanya memperbanyak disebabkan karena kesulit an memperoleh t enaga at au badan penerj emah yang dapat melakukan penerj emahan dengan benar dan t epat , Ment eri Kehakiman dapat memberikan bant uan dengan memberit ahukan alamat t enaga at au badan penerj emah yang diket ahuinya.

Pasal 15

Ayat (1)

Mengenai cara pel aksanaan, periksa penj el asan Pasal 14 ayat (2). Tet api kalau ia melihat bahwa penerj emahan dan/ at au perbanyakan mel al ui cara sel ain pemasukan (ekspor) ke Indonesia merupakan cara yang lebih mengunt ungkan, ia t idak dapat melakukannya sendiri di Indonesia.

Unt uk it u, ia perlu menunj uk dan bekerj asama dengan badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an. Kerj asama sepert i it u, biasanya berl angsung dal am bent uk perj anj ian pemberian l isensi. Apabil a cara it u dit empuh, maka kedua bel ah pihak bebas unt uk merundingkan syarat -syarat nya sendiri.

Bagi Pemerint ah, yang pent ing adal ah t ersedianya cipt aan t ersebut di Indonesia.

(26)

Ayat (2)

Bant uan t ersebut t idak berart i campur t angan. Sebab pada dasarnya hal it u diserahkan sepenuhnya kepada pihak-pihak yang bersangkut an.

Hanya kalau usaha t ersebut benar-benar menghadapi j alan bunt u, Ment eri Kehakiman membant u mencarikan pemecahannya, ant ara lain dengan menawarkan cara penghit ungan yang waj ar dan berl aku, sert a dengan memperhat ikan daya bel i masyarakat Indonesia pada umumnya.

Pasal 16

Ayat (1)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mengat ur kemungkinan bila sampai dengan lewat nya j angka wakt u 8 (delapan) bulan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (1) Pemegang Hak Cipt a sama sekal i t idak memberikan j awaban at as surat pemberit ahuan, at au baru pada saat -saat t erakhir menyat akan penolakan t erhadap permint aan unt uk mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan. Dalam hal ini, Ment eri Kehakiman memberit ahukan secara t ert ul is dan langsung t ent ang adanya kewaj iban unt uk memberi lisensi kepada badan hukum Indonesia yang berusaha di bidang ant ara lain penerbit an.

Ayat (2)

Pemberit ahuan t ersebut dil akukan secara t ert ul is, l angsung kepada Pemegang Hak Cipt a, dan mencant umkan hal -hal sebagaimana diat ur dal am Pasal 14 ayat (1).

Ayat (3)

(27)

t idak ada t anggapan sama sekal i, maka kepada Pemegang Hak Cipt a disediakan wakt u unt uk segera memberi l isensi dal am wakt u 10 (sepuluh) bulan.

Jangka wakt u t ersebut pada dasarnya adal ah sel isih wakt u ant ara j angka wakt u yang disediakan unt uk pal ing l ambat mel aksanakan penerj emahan dan/ at au perbanyakan dal am Pasal 4 ayat (2), dengan j angka wakt u unt uk pemenuhan permint aan yang disediakan dal am Pasal 4 ayat (1). Dengan sendirinya sisa j angka wakt u 10 (sepuluh) bulan t ersebut , sudah t ermasuk di dal amnya unt uk j uga mulai melaksanakan penerj emahan dan at au perbanyakan t ersebut . Oleh karena it u, bila pernyat aan t idak bersedia at au menolak unt uk memenuhi permint aan t ersebut berlangsung lebih awal, sisa wakt u t ersebut berart i dapat l ebih panj ang, sampai berakhirnya j angka wakt u 18 (delapan belas) bulan sepert i diat ur dalam Pasal 4 ayat (2) t adi.

Pasal 17

Ayat (1)

Ket ent uan ini dengan demikian diberlakukan dalam hal Pemegang Hak Cipt a t idak bersedia mel aksanakan kewaj iban, at au t idak menanggapi sama sekali pemberit ahuan t ent ang kewaj iban, at au kal au menyat akan kesediaan t et api t idak mul ai mel aksanakannya dalam wakt u yang dit ent ukan. Ket ent uan ini j uga diberlakukan dal am hal serupa, sepert i diat ur dal am Pasal 15 ayat (1).

Ayat (2)

(28)

Pasal 18

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mencegah t imbulnya semacam persekongkolan ant ara Pemegang Hak Cipt a dan badan hukum Indonesia yang menerima l isensi yang merugikan Bangsa dan Negara. Jangka wakt u t ersebut adalah sama dengan j angka wakt u pel aksanaan yang disediakan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (2).

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Yang diberikan adalah imbalan, dan bukan royalt i at aupun gant i rugi.

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Sekal ipun namanya imbal an, t et api t idak berart i bahwa penet apan besar at au j uml ahnya kemudian dapat dil akukan t anpa dasar. Penet apan besarnya imbalan t et ap dengan memperhat ikan komponen at au unsur biaya yang lazim digunakan dalam penghit ungan biaya-biaya dalam usaha penerbit an dengan l isensi.

Dengan begit u, pada dasarnya penet apan imbalan it upun berlangsung dengan waj ar.

Pasal 21

Ayat (1)

(29)

t idak t ert unda-t unda.

Mudah, dalam art i sedikit mungkin prosedur yang harus dil ewat i dan t anpa perant ara/ pihak ket iga lainnya (broker).

Pengiriman imbalan dilakukan dengan j asa bank.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 22

Cukup j el as

Pasal 23

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan yang datang dalam proses klarifikasi teknis adalah Direktur Perusahaan, jika diwakili diwajibkan membawa surat kuasa/tugas bermaterai

[r]

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kausalitas yakni untuk menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana

Dapat membentuk segitiga, sebab memenuhi sifat jumlahan dari dua sisi-sisinya lebih panjang dari sisi yang lainnya danSelisih panjang dari sisi-sisinya kurang dari panjang sisi

[r]

Rhizomucor miehei also showed the potentiality to produce linoleic acid, linolenic acid, eicosapentaenoic acid and docosahexaenoic acid with cane molasses, wheat bran and pollard

sebuah perancangan interior Desain interior Bali Music Independent Centre untuk.. mendapatkan data yang relatif lengkap dan akurat metode pengumpulan data

As a bright fixed income portfolio manager, you decide to buy 100 bonds of each of the 2 “Electric” sector bonds, that is Siemens trading at 110 euros and Philips trading at