• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam dan Suhu Fermentasi Terhadap Mutu Kimchi Lobak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam dan Suhu Fermentasi Terhadap Mutu Kimchi Lobak"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Lobak Putih (Raphanus sativus L.)

Klasifikasi tanaman lobak adalah Spermatophyte dengan sub divisi

Angiospermae dalam kelas Dicotyledoneae. Lobak termasuk ordo Papaveralas

dan merupakan famili Crusiferae atau Brassicaceae serta termasuk dalam genus

raphanus. Secara spesifik nama spesies lobak Raphanus sativus L. (Ali dan Rahayu, 1999)

Daikon, mooli, atau lobak putih (Raphanus sativus var. longipinnatus) berasal dari Bahasa Jepang daikon yang berarti akar besar. Pada varietas lain yang lebih bulat di Korea, lebih dikenal dengan Lobak Korea. Sedangkan varietas di

China disebut dengan lo-bo yang diambil dari bahasa Kanton lòhbaahk. Di Inggris yang lebih dipengaruhi oleh Asia Selatan, menyebut mooli selain daripada

daikon. Dalam bahasa Hokkien yang sering digunakan di Singapore dan Malaysia,

daikon atau lobak putih disebut dengan chhài-thâu (Wikipedia1, 2013).

Pada umumnya tanaman lobak siap dipanen pada umur 3-4 minggu untuk

varietas genjah dan antara 8-14 minggu untuk varietas China. Pada tingkat ini,

umbi masih lunak, tidak begitu getir, lunak dan renyah, dan biasanya sudah

mencapai ukuran yang sesuai untuk pemasaran. Lobak harus dipanen pada tingkat

kemasakan ini, sebelum berempelur dan berserabut (Pantastico, 1989).

Lobak dapat dimakan mentah, dimasak, diolah menjadi acar, dan produk

yang dikeringkan. Rasa getir lobak disebabkan oleh senyawa 4-metiltio-3-butenil

isotiosianat, kandungannya beragam menurut jenisnya, tetapi dapat dimodifikasi

(2)

Varietas dan jenis lobak

Menurut Novary (1999), di pasaran dikenal beberapa jenis lobak,

perbedaan jenis lobak tersebut umumnya didasarkan atas warna dan bentuk

umbinya, antara lain:

 Lobak lokal

Jenis lobak yang banyak dibudidayakan petani di Indonesia dan dijumpai

di pasaran. Umbinya berbentuk bulat memanjang dengan ujung meruncing atau

tumpul dengan panjang + 20 cm dan berat 0,5 kg, warna umbi putih dengan rasa

agak pedas tetapi segar. Beberapa petani memanennya saat umbinya berukuran

kecil dengan panjang antara 5-10 cm sehingga sering disebut lobak mini.

 Daikon

Merupakan jenis lobak berasal dari Jepang yang dibudidayakan di

Indonesia, khususnya daerah Cipanas. Umbi daikon berukuran panjang 60 cm dan

berat 2 kg, yang karena ukurannya sehingga sering disebut dengan lobak raksasa.

Memiliki bau yang tidak begitu sengak, tidak berasa getir, bahkan agak manis,

daikon justru kurang disukai konsumen. Jenis ini sering dipanen ketika

panjangnya antara 30-40 cm.

 Radish

Merupakan jenis lobak yang banyak dibudidayakan di Asia, Eropa, dan

Amerika, dengan penggemar radish umumnya adalah penduduk di China, Taiwan,

Korea, Jepang, Eropa, dan Amerika. Dibanding jenis lainnya, ukuran radish relatif

kecil, warna kulit beragam (umumnya berwarna merah), bagian daging berwarna

putih, garing, dan agak manis. Radish dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu

(3)

Kandungan nutrisi lobak

Lobak kaya akan vitamin C dan B1 serta mineral Ca, P, dan Fe. Jenis

sayur-sayuran ini juga merupakan penyumbang serat yang baik dalam menu

makanan. Selain penyumbang vitamin dan mineral, lobak mampu memperbaiki

fungsi kerja ginjal dan dapat menghilangkan lendir dalam kerongkongan

(Novary, 1999).

Daikon memiliki kandungan energi makanan yang rendah, dimana dalam

penyajian 100 gram mengandung 90 kjoule atau 22 kalori, namun menghasilkan

34% kandungan vitamin C yang diperlukan sesuai dengan RDI (Reference Daily Intake). Selain itu daikon juga mengandung enzim myrosinase (EC 3.2.1.147, thioglucoside glucohydrolase, sinigrinase, dan sinigrase) (Wikipedia1, 2013).

Pada umbi segar kaya akan kandungan vitamin C sebanyak 15 mg dalam

100 gram atau 25% dari RDI merupakan antioksidan larut air yang dibutuhkan

tubuh untuk sintesa kolagen, mencegah radikal bebas, kanker, inflamasi, dan

membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu juga mangandung folat yang

tinggi, vitamin B6, riboflavin, tiamin dan mineral seperti besi, magnesium,

tembaga, dan kalsium. Sebagai tambahan, lobak juga mengandung fitokimia yang

merupakan agen detoksifikasi, serta xantin, lutein, -karoten yang merupakan

flavonoid antioksidan. Kapasitas absorbansi radikal oksigen sebesar 1736 µmol

TE/100gram (http://www.nutrition-and-you, 2013). Kandungan nutrisi lobak segar diuji nilai gizinya oleh USDA(United State Department of Agriculture) dapat

(4)

Tabel 1. Kandungan nutrisi lobak (Raphanus sativus) segar, mentah per 100 g

Sumber: USDA National Nutrient Database, 2002.

Manfaat lobak

Lobak putih mudah untuk dimasak dan tidak boleh overcook. Tekstur lobak akan berubah menjadi lunak dan juicy menyerap aroma bumbu yang dimasak bersama dengan lobak. Lobak tidak mengandung pati namun terkandung

protein, karbohidrat, dan gula. Dalam bidang kesehatan, lobak bermanfaat untuk

ginjal, biji lobak baik sebagai stimulan buang air kecil, pencahar, dan pencernaan

(5)

Sejak dahulu, masyarakat China mempercayai bahwa dengan

mengkonsumsi lobak dan sayur kelompok Brassiscaceae memiliki manfaat bagi kesehatan karena kandungan kalori yang rendah yaitu 16 kal/100 g, sumber anti

oksidan, elektrolit, mineral, vitamin, dan serat pangan yang baik. Lobak

mengandung isotiosianat, yang merupakan komponen anti oksidan disebut juga

dengan sulfrofan, studi menunjukkan bahwa sulfrofan dapat mencegah prostat,

kanker payudara, kolon dan ovarium dengan menghambat pertumbuhan dan

memberikan efek sitosin pada sel kanker (http://www.nutrition-and-you, 2013). Pakar kesehatan di Filipina bernama Herminia de Guzman Ladion

memasukkan lobak sebagai tanaman obat untuk penyembuhan Alipunga atau

dermatophytosis yang sering disebut dengan penyakit “Athlete’s Foot”. Penyakit

ini merupakan suatu bercak pada kulit yang ditandai dengan adanya

gelembung-gelembung kecil dan gatal disertai dengan pecahan luka pada kaki maupun tangan

khususnya di celah-celah jari. Cara pengobatannya adalah diambil sari lobak dan

dibubuhkan pada bagian infeksi (Rukmana, 1995).

Penelitian terbaru tentang lobak di bidang kesehatan menemukan bahwa

lobak memiliki efek anti kanker karena kandungan lignin yang dapat

meningkatkan daya hidup makrofag untuk menlenyapkan sel kanker. Selain itu,

lobak juga mengandung enzim yang dapat merusak nitrosamin karsinogenik

sehingga memberikan efek anti kanker (Baidu, 2013).

Kimchi

Kimchi adalah produk yang dipersiapkan dari berbagai varietas kubis,

seperti kubis China yang dibersihkan dan dipotong bagian yang tidak diinginkan,

(6)

bumbu yang komposisi utamanya bubuk cabai merah (Capsicum annuum L.), jahe, bawang putih, bawang-bawang varietas Allium, dan lobak. Bahan-bahan tersebut

dicampur dan difermentasi serta dikemas untuk memastikan kematangan dan

keawetan produk dari produksi asam laktat pada suhu rendah (Codex, 2001).

Kimchi dikenal dengan karakteristiknya yang pedas karena banyaknya

kandungan bubuk cabai dalam produk kimchi. Walaupun demikian, ada beberapa

kimchi yang dibuat tanpa menggunakan bubuk cabai tetapi menggunakan bawang

putih dan jahe serta bahan-bahan lainnya dapat memberikan rasa pedas. Sayuran

yang digunakan dalam pembuatan kimchi bervariasi seperti, kubis, timun, dan

lobak. Kimchi disajikan dalam keadaan dingin dan tidak disterilisasi setelah

dikemas dalam botol, namun dapat diganti dengan pasteurisasi (Hui, et al., 2005). Standar kimchi yang ditentukan Codex (2001) dapat dilihat dari Tabel 2.

Tabel 2. Standar mutu kimchi menurut Codex

Komposisi Keterangan

Kandungan mineral < 0,03%

Kandungan garam 1-4%

Total asam (mis: asam laktat) < 1% Kriteria mutu:

Warna Warna merah dari bubuk cabe merah

Rasa Rasa produk pedas dan asin

Tekstur Tekstur produk tegar, renyah dan garing

Bahan Tambahan Pangan yang diijinkan:

Asam asetat Sesuai batas GMP

Asam laktat Sesuai batas GMP

Asam sitrat Sesuai batas GMP

Monosodium L-Glutamat Sesuai batas GMP Disodium 5’-guanilat Sesuai batas GMP Disodium 5’-inosinat Sesuai batas GMP

Sorbitol Sesuai batas GMP

Karagenan Sesuai batas GMP

(7)

Karakteristik kimchi berbeda tergantung dengan varietas bahan baku yang

digunakan, metode proses, bumbu, lokalitas dan sifat fungsional kimchi. Kimchi

dapat diklasifikasikan atas dua kelompok, yaitu kimchi dan mul-kimchi (kimchi dengan penambahan air). Kimchi tanpa penambahan air termasuk baechu kimchi (potongan kubis), tongbaechu kimchi (kubis utuh), yeolmoo kimchi (lobak muda),

kakkdugi (kimchi lobak yang berbentuk kubus) sedangkan mul-kimchi termasuk

baik kimchi (baechu kimchi dengan penambahan air), dongchimi (kimchi lobak dengan penambahan air), dan nabak kimchi (kimchi dengan potongan lobak dan kubis) (Mheen, 2010).

Kandungan nutrisi kimchi

Kimchi memiliki kandungan bioaktif yang memiliki manfaat bagi tubuh,

komponen-komponen tersebut disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Komponen bioaktif dalam kimchi

Komponen kimia Sumber Efek

Benzilsiotiosianat Kubis Antibiotik

Senyawa Indol Sayuran Allium Antikarsinogenik

Tiosianat Cabai merah Stimuli imun

Sistosterol Kubis Menurunkan Kolesterol

Dialilsulfat Sayuran Allium Antikarsinogenik Dialilsulfit Sayuran Allium Antioksidan Dialilmetilsulfit Sayuran Allium Fibrinolitik

Gingerol Jahe Laksatif

Gingerin Jahe Sekresi neuropeptida

Capsaicin Cabai merah Antagonistik

Bakteri Asam Laktat Kimchi Antibiotik

Bakteriosin Kimchi Meningkatkan fungsi sel T

L-(+) asam laktat Kimchi Laksatif

Asetilkolin Kimchi Laksatif

Dekstran Kimchi Laksatif

Asam amino -butirat Kimchi Laksatif

Asetat Kimchi Antibiotik

(8)

Penyimpanan kimchi kubis selama 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan,

didapatkan total asam, total padatan terlarut, dan kandungan vitamin C pada sayur

dengan perlakuan penambahan saus kedelai dan merica mengalami penurunan

yang signifikan. Hal tesebut dapat dipengaruhi oleh penyimpanan dan

penambahan bumbu (Shin, et al., 2012).

Kimchi lobak (kkakdugi)

Ada beberapa variasi dalam kimchi lobak (kkakdugi) yang bahan dan penyajiannya memiliki kemiripan antara lain:

Kkakdugi, kimchi lobak dari potongan lobak yang berbentuk kubus.

Gul kkakdugi, yang disajikan dengan saus tiram mentah, masa simpan kimchi

ini lebih singkat daripada kimchi umumnya

Gegeolmu kkakdugi, terbuat dari lobak gegeol (lobak produksi daerah Yeolju)

Myeongtae seodeori kkakdugi, terbuat dari insang ikan Pollock Alaska.

Suk kkakdugi, dibuat dengan perebusan lobak yang telah dipotong

Musongsongi, umumnya dikonsumsi di dalam istana yang berasal dari kata

songsong karena lobak dipotong-potong berbentuk kubus dan kecil. Komposisi dan fungsi kimchi menurut UBC (2012).

 Sayur-sayuran

Merupakan sumber karbohidrat pada fermentasi kimchi, dimana terjadi

perubahan menjadi gula sederhana dan asam laktat.

 Bawang putih, jahe, dan bawang perai

Sebagai pemberi rasa serta berperan dalam bakterisidal dan sterilisasi dengan

kandungan sulfur dan propilen dari bahan-bahan ini. Selain itu juga berfungsi

(9)

 Garam

Pemberi rasa pada kimchi, mengurangi aktivitas air dan kelembaban dari

bahan untuk menghambat mikroba pembusuk yang tidak diinginkan, menarik air

dari dalam jaringan sayuran sehingga memungkinkan terjadi fermentasi.

 Bubuk cabai merah

Sebagai pemberi rasa pedas dan meningkatkan proses fermentasi kimchi serta

berperan dalam bakterisidal dan sterilisasi. Menurut Suyanti (2009) kandungan

vitamin C cabai merah mengalahkan buah-buahan, yaitu 50-180 mg/100g.

 Campuran apel, pir, dan bawang bombay

Sebagai pemanis alami pengganti gula pasir.

 Cuka ikan

Sebagai sumber protein dan asam amino serta meningkatkan kualitas sensori

pada kimchi.

Adapun perbandingan komposisi dalam pembuatan kimchi lobak dan

kimchi lobak air dapat dilihat dari Tabel 4.

Tabel 4. Standarisasi perbandingan komposisi kimchi lobak dan kimchi lobak air

Komposisi Berat (g)

Kimchi lobak Kimchi lobak air

Lobak 100 50,6 + 10,8

Konsentrasi garam akhir (%) 2,5

(10)

Kong et al., (2005) pada penelitiannya melakukan standarisasi metode pembuatan kimchi lobak dan kimchi lobak air dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagram skema standarisasi metode pembuatan kimchi lobak (yulmoo kimchi) dan kimchi lobak air (yulmoo mool-kimchi).

Dalam proses fermentasi bahan pangan, garam bermanfaat untuk

membatasi pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan mencegah pertumbuhan

sebagian besar organisme lain. Bakteri tertentu toleran dan tumbuh dalam larutan

berkadar garam tinggi. Mekanisme garam sebagai pengawet pada bahan pangan

adalah garam diionisasikan, setiap ion menarik molekul-molekul air di sekitarnya.

Makin besar kadar garam, makin banyak air yang ditarik oleh ion hidrat.

Sayur-sayuran segar bila dimasukkan ke dalam larutan berair akan menjadi lunak dalam

(11)

mengganggu bakteri asam laktat yang sudah ada untuk tumbuh, sehingga

dihasilkan asam yang cukup untuk ikut membantu kerja garam (Buckle, 1985).

Tiap-tiap mikroba memiliki suhu pertumbuhan yang optimum, sehingga

diperlukan pengaturan suhu substrat yang optimum agar memperoleh hasil yang

maksimum. Misalnya dalam fermentasi susu dan produksi asam asetat, pada suhu

0oC ditemukan aktivitas mikroba yang kecil dan pada suhu 7oC terdapat sedikit

pertumbuhan organisme dan perubahan cita rasa yang lebih cepat (Buckle, 1985).

Mikroba yang berperan dalam fermentasi kimchi

Sebelum proses pematangan, L. mesentroides merupakan mikroorganisme yang dominan, dan yang mendominasi pematangan kimchi merupakan genus

Lactobacillus. Dominasi Lactobacillus pada tahap pematangan selanjutnya tergantung pada suhu fermentasi, L. plantarum dan L. brevis mendominasi fermentasi pada 20 - 30oC sedangkan pada suhu 5 - 7oC didominasi oleh

L. maltaromicus dan L. bavaricus. Lactobacillus plantarum adalah mikroba homofermentatif dan penghasil asam D-L-laktat tertinggi dari spesies

lactobacillus sebanyak 3-4 kali lebih tinggi (Lee, 1994).

Mikroorganisme utama yang berperan dalam fermentasi kimchi adalah

bakteri asam laktat yang bersifat anaerob fakultatif, mikroaerob, ataupun anaerob.

Bakteri asam laktat memberikan lingkungan yang asam sehingga ragi dapat

berpoliferasi dan menghasilkan vitamin dan bahan lain, seperti asam amino bagi

bakteri asam laktat. Peningkatan jumlah bakteri asam laktat dan ragi dapat

disebabkan kombinasi simbiosis dimana pH menurun dan terjadi peningkatan

(12)

Akibat aktivitas antipatogen kimchi, Clostridium perfringens tidak tampak setelah fermentasi kimchi selama 2 hari, Staphylococcus aureus dan

Salmonella typhymurium tidak tampak setelah 4 hari, dan Listria monocytogene, Vibrio parahaemolyticus, dan E. Coli tidak tampak setelah 5 hari fermentasi kimchi (Lee, 2001).

Fermentasi kimchi dilakukan oleh aktivitas bermacam-macam mikroba

dari bahan baku, namun didominasi oleh bakteri asam laktat. Secara umum,

bakteri asam laktat berguna untuk mencegah pertumbuhan mikroba patogen dan

pembusuk dengan memproduksi asam-asam organik, hidrogen peroksida diasetil,

dan bakteriosin. Bakteri asam laktat yang ditemukan adalah Leuconostoc, Lactobacilus, Streptococcus, Pediococcus dan Lactococcus (Mheen, 2010).

Adapun reaksi yang terjadi pada proses fermentasi asam laktat ialah

glukosa diubah menjadi asam piruvat melalui proses glikolisis membentuk 2

molekul asam piruvat dan 2 molekul energi (NADH). NADH (Nikotinamida

adenin dinukleotid hidrida) diubah kembali menjadi NAD+ saat pembentukan

asam laktat dari asam piruvat. Asam piruvat kemudian mengalami dehidrogenasi

piruvat dan menghasilkan asam laktat (James, dkk., 2008).

Gambar 2. Reaksi fermentasi asam laktat Piruvat

Laktat dehidrogenase

(13)

Kerusakan dari produk-produk fermentasi dan yang diasamkan

Aktivitas air sangat erat kaitannya dengan stabilitas dan keawetan pangan.

Diantara faktor penyebab kerusakan pangan adalah adanya mikroba pembusuk,

baik kapang, khamir maupun bakteri. Mikroba pembusuk dapat merusak pangan

apabila tersedia air bebas yang cukup untuk pertumbuhannya, semakin banyak air

bebas maka pertumbuhan akan semakin cepat (Kusnandar, 2011).

Bila dibiarkan produk-produk bahan pangan yang difermentasi dan yang

diasamkan akan cepat mengalami kerusakan. Pada umumnya diperlukan adanya

proteksi terhadap aktivitas mikroba yang memetabolisme asam yang terbentuk,

sehingga memberi peluang bagi mikroba lain untuk berkembang. Penyimpanan

dingin bahan pangan yang difermentasi dan diasamkan perlu untuk mengawetkan

produk selama beberapa bulan (Desrosier, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi kimchi

Mheen (2010) menyatakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi

fermentasi kimchi adalah mikroorganisme, suhu, konsentrasi garam, karbohidrat

yang dapat difermentasi, nutrisi lain yang mendukung atau komponen

penghambat pada bahan baku seperti oksigen dan pH serta faktor-faktor lainnya

sebagai berikut.

 Garam

Penggaraman merupakan salah satu faktor yang mengontrol fermentasi

dan pengawetan kimchi pada berbagai suhu. Penggaraman dapat dilakukan

dengan larutan garam dan penggaraman langsung, namun pada penggaraman

(14)

akhir kimchi. Konsentrasi garam optimum yang dapat diterima dalam kimchi

adalah sebesar 2-3%.

 Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi fermentasi

kimchi, dimana fermentasi kimchi terjadi secara alami pada bahan baku.

Kematangan kimchi tergantung pada suhu fermentasi sesuai dengan perubahan

pH dan keasaman. Pada fermentasi kkakdugi dalam varian suhu 4oC, 10oC, dan

20oC, pH semakin menurun, kandungan gula bebas semakin menurun, kandungan

volatil seperti metil alil sulfit menurun sedangkan asam laktat meningkat.

 Bahan baku

Bahan baku utama kimchi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bahan baku

utama, bumbu, dan bahan baku optional. Pada kkakdugi, bahan baku utama

adalah lobak putih. Termasuk bumbu adalah bawang putih, bubuk cabai merah,

daun bawang, jahe, dan cuka ikan. Sedangkan daun perai, peterseli, sawi, pir, pati,

MSG (monosodium glutamate) termasuk bahan baku optional.

 Pengawet alami

Kimchi yang terlalu matang merupakan kimchi yang aktivitas bakteri

asam laktat terlalu tinggi, sehingga cara untuk mencegahnya adalah dengan

mengontrol aktivitas mikroba tersebut. Bahan-bahan herbal, sayur dan buah dapat

digunakan sebagai pengawet, namun penggunaan herbal memberikan kualitas

sensori yang lebih rendah karena mempengaruhi rasa kimchi.

 Starter

Selama tahap-tahap fermentasi alami kimchi, populasi mikroba terbesar

(15)

diproduksi oleh BAL. Asam-asam organik yang diproduksi selama fermentasi

tersebut disebut dengan asidifikasi kimchi. Setelah tahap tersebut, mikroba lain

turut berperan sehingga menghasilkan tekstur lunak pada kimchi.

Bahan-Bahan yang Ditambahkan

Dalam penelitian ini peneliti menambahkan sejumlah bahan untuk

menggantikan beberapa komoditi sebagai bumbu kimchi lobak, yaitu lengkuas

sebagai pengganti jahe serta daun jeruk sebagai pengganti daun perai. Hal ini

peneliti lakukan untuk menghasilkan kimchi lobak yang memiliki aroma lebih

baik.

Lengkuas digunakan sebagai bumbu masak yang bisa menimbulkan aroma

khas. Selain itu, lengkuas bermanfaat bagi tubuh kita karena mengandung minyak

atsiri, eugenol, sekuisterpen, pinen, metil, sinamat, kamferida, galangan, galangol,

dan kristal kuning. Lengkuas bisa digunakan sebagai obat masuk angin, gabak,

panu, eksim, koreng, radang lambung, dan usus perut lemah (Saparinto dan

Hidayati, 2006).

Galangal atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan lengkuas

merupakan tanaman rhizome yang termasuk dalam famili Zingiberaceae yang berasal dari Indonesia, umumnya digunakan dalam bahan masakan dan

bermanfaat obat. Dalam bentuk segar, galangal memiliki rasa yang lebih kuat

dibandingkan dengan jahe umumunya (Wikipedia3, 2013).

Daun jeruk purut banyak dimanfaatkan dalam masakan tom yum di

Thailand dan Laos, masakan Krueng di Kambodia, dan Sayur Asem di Indonesia.

(16)

menambah aroma dalam masakan. Kandungan stereokimia pada daun jeruk purut

Gambar

Tabel 1. Kandungan nutrisi lobak (Raphanus sativus) segar, mentah per 100 g
Tabel 2. Standar mutu kimchi menurut Codex
Tabel 3. Komponen bioaktif dalam kimchi
Tabel 4. Standarisasi perbandingan komposisi kimchi lobak dan kimchi lobak air
+3

Referensi

Dokumen terkait

Telur bebek asin yang memiliki mutu paling baik dari semua parameter seperti organoleptik, ada tidaknya bakteri patogen dan jumlah total bakteri didapatkan pada

Berdasarkan hasil analisis kadar protein tauco menunjukkan bahwa kadar protein tauco dengan perlakuan variasi konsentrasi starter 0,9% memilki kadar protein tertinggi sebesar

Berdasarkan hasil penelitian (Nauni S,.2008) pada fermentasi asam laktat dari lobak menyebutkan bahwa konsentrasi garam dan lama fermentasi yang tepat untuk menghasilkan

Selanjutnya, Supriyono (2008) menyatakan bahan fermentasi yang dilakukan pada suhu 45,5°C dengan waktu fermentasi 6, 8 dan 10 jam berbeda dengan waktu fermentasi sehingga

Total bakteri asam laktat rebung dan persen kadar air dipengaruhi dengan baik oleh konsentrasi garam, sedangkan kadar abu, lemak, protein, warna, aroma dan tekstur kimchi

Fermentasi yang digunakan pada pembuatan pikel lobak yaitu, fermentasi spontan dengan kondisi anaerob, fermentasi spontan adalah fermentasi bahan pangan dimana

Berdasarkan hasil analisis kadar protein tauco menunjukkan bahwa kadar protein tauco dengan perlakuan variasi konsentrasi starter 0,9% memilki kadar protein tertinggi sebesar

Rasa dari telur asin ayam dapat di terima panelis yaitu pada suhu 65ᵒC dengan konsentrasi 20%, dan 25% penilaian untuk telur asin rata-rata skor yaitu 3 dengan rasa telur yaitu asin,