• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien yang Menderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Pirngadi, Medan Mengenai Penyakit Jantung Koroner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien yang Menderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Pirngadi, Medan Mengenai Penyakit Jantung Koroner"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung, sehingga mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara optimal. Penyempitan pembuluh darah tersebut disebabkan oleh pengendapan kalsium dan endapan lemak berwarna kuning yang dikenal dengan aterosklerosis (AHA, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang memiliki resiko kematian yang cukup tinggi, dan menyerang manusia dalam berbagai golongan umur. Saat ini penderita penyakit jantung cenderung meningkat. Setiap tahun diperkirakan 17.3 juta orang meninggal akibat penyakit jantung, merepresentasikan 31% dari kematian global. Sebanyak 7.4 juta diantaranya terjadi akibat penyakit jantung dan 6.7 juta akibat stroke (WHO, 2015).

Di belahan negara dunia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang Amerika. Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 600.000 orang meninggal karena PJK. Di seluruh dunia, jumlah penderita pada penyakit jantung koroner ini semakin bertambah. Pada saat ini, kematian global semakin meningkat akibat penyakit jantung terjadi pada kalangan masyarakat miskin dan kaya. PJK sering terjadi secara tiba-tiba dari keadaan stabil menjadi tidak stabil atau akut (HIMAPID, 2008).

Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, diagarkan bahwa angka kematian akibat PJK akan meningkat 137% pada laki-laki dan 120% pada wanita, padahal di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-laki dan 29% pada wanita. Pada tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya (HIMAPID, 2008).

(2)

2

Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus serta penyakit kronik lain merupakan 63% penyebab kematian diseluruh dunia dengan membunuh 36 juta orang per tahun. Di Indonesia, PJK masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitasnya semakin meningkat. Dari laporan Badan Litbangkes Kemenkes RI pada tahun 2013 , provinsi dengan prevalensi penyakit jantung koroner pada umur 15 tahun dan keatas tertinggi ialah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 4.4%. Kemudian diikuti dengan Sawesi Tengah sebanyak 3.8% dan Sulawesi Selatan 2.9%. Padahal prevalensi terendah di Riau, Lampung, dan Jambi dengan provinsinya 0.3%, 0.4%, dan 0.5% masing-masing (Depkes RI, 2013).

PJK merupakan penyakit yang mengancam nyawa, namun penyakit ini dapat dicegah, terdapat banyak sekali faktor resiko untuk terjadinya penyakit ini. Faktor resikonya dikelompokan kepada dua yaitu faktor resiko dapat dimodifikasikan dan faktor resiko tidak dapat dimodifikasikan. Antara faktor resiko yang dapat dimodifikasikan adalah hiperlipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, sindrom metabolik, diet lemak yang tinggi kalori, stress, gaya hidup yang tidak aktif secara fisik dan ciri-ciri kepribadian tertentu. Di samping itu, faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasikan adalah usia, etnis, riwayat keluarga penyakit arteri koroner dan jenis kelamin laki-laki. Ini karena, data menunjukkan bahawa laki-laki jauh lebih banyak menderita PJK dibanding perempuan. Perempuan lebih cendorong untuk menderita setelah menopause. Hormon estrogen memiliki efek proteksi terhadap terjadinya aterosklerosis di pembuluh darah koroner (Yazdani et al., 2013).

Penyakit jantung dapat bertambah dengan cepat jika tidak diberikan pencegahan yang berupa layanan informasi kesehatan jantung atau fasilitas kesehatan yang lengkap. Antara upaya yang dapat dilaksanakan adalah melalui menerangkan tentang pola hidup sehat, seperti menghindari kebiasaan merokok, berolaraga, konsumsi makanan yang berkhasiat dan juga menghindari makanan yang mengandungi tinggi kolesterol. Selain itu, disediakan juga rumah sakit yang lengkap dengan semua peralatan dan kondisi yang nyaman (M.Johari, 2003).

(3)

3

Meningkatnya angka penderita PJK yang dilaporkan setiap tahun adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang faktor resiko penyakit jantung dan juga kurangnya upaya dalam mencegah penyakit tersebut. Pencegahan terhadap PJK harus dilaksanakan secepat mungkin. Terdapat dua jenis pencegahan yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit jantung dengan cara menurunkan faktor-faktor resiko, sedangkan pencegahan sekunder adalah mencegah timbulnya serangan ulangan atau kematian (Galih Farizal, 2012).

Dengan itu, penelitian ini bertujuan unuk melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pirngadi Medan mengenai penyakit jantung koroner.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan pertanyaan penelitian seperti berikut :

1. Bagaimanakah pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita Penyakit jantung Koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pirngadi Medan mengenai penyakit jantung koroner.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pirngadi Medan mengenai penyakit jantung koroner.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien yang menderita penyakit jantung koroner mengenai penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pringadi Medan.

(4)

4

2. Mengetahui sikap pasien yang menderita penyakit jantung koroner terhadap pengetahuan mengenai penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pringadi Medan.

3. Mengetahui perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pringadi Medan.

4. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner mengenai penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pringadi Medan.

5. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner mengenai penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR Pringadi Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Dijadikan bahan bacaan dan sumber rujukan umum.

2. Sebagai referensi dan mengiatkan peran petugas lainnya dalam upaya menurunkan angka kejadian dan kematian penyakit jantung koroner. 3. Memberi informasi dan penjelasan kepada pasien yang menderita penyakit

jantung koroner pentingnya pengetahuan penyakit jantung koroner dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan seharian.

4. Menambahkan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kompentasi penulis dalam melakukan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian penyakit jantung koroner pada pasien rawat jalan di RSUD

PERBEDAAN INTAKE SERAT, NATRIUM, DAN ANTIOKSIDAN ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG.. NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI

PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI..

Hubungan Rasio Lingkar Pinggang Pinggul dengan Profil Lipid pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Poliklnik Jantung RSUD Dr. Faktor-Faktor Risisko

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas responden memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang cukup baik iaitu sebanyak 65 orang (65%) bagi pengetahuan, 60

Dalam keadaan normal, dimana arteri koroner tidak mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan kebutuhan jaringan otot miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran darah

Jika beban kerja suatu jaringan menigkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat pada jantung yang sehat, arteria koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak

Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan sekunder Penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD