• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Pengaduk Sabun Cair Bahan Baku Minyak Jelantah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Alat Pengaduk Sabun Cair Bahan Baku Minyak Jelantah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sabun Cair

Sabun telah ditemukan oleh orang Mesir Kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kedelapan, namun ditemukan kembali selama zaman renaisans. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad ke-18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau (Lubis, 1999).

Sabun cair diproduksi untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, pencucian tangan, pencucian piring ataupun alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Karakteristik sabun cair tersebut berbeda-beda untuk setiap keperluannya, tergantung pada komposisi bahan dan proses pembuatanya. Keunggulan sabun cair antara lain mudah dibawa berpergian dan lebih higenis

karena biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat (Wijana dkk, 2005).

Sabun cair merupakan proses saponifikasi, yaitu hidrolisi lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam KOH (minyak dipanaskan dengan KOH) sampai terhidrolisis sempurna. Asam lemak yang berkaitan dengan natrium ini dinamakan sabun. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol, selain C12 dam C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat (Ketaren, 1986).

(2)

pewarna dan pewangi dapat dilakukan pada saat sabun mencapai light trace (adonan sabun berbentuk seperti fla) (Dalimunthe, 2009).

Sumber lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan dasar sabun dapat berasal dari hewani (lemak babi dan lemak sapi) maupun dari nabati (tumbuhan kelapa, palem dan minyak zaitun). Alkali yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan KOH yang dapat membuat sabun menjadi cair, sedangkan alkali yang digunakan untuk membuat sabun padat digunakan larutan NaOH (Ketaren, 1986).

Syarat Mutu Sabun Cair

Syarat mutu sabun cair yang ditetapkan SNI digunakan untuk men-standarkan produk masal yang nantinya akan digunakan oleh semua orang hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun cair, yaitu jumlah kadar air, asam lemak bebas, bagian tidak terlarut dalam alkohol. Berikut adalah tabel karateristik dan syarat mutu dari sabun cair.

Tabel 1. Karakteristik dan Syarat Mutu Sabun Cair

Karakteristik Syarat Mutu

Kadar air (%) Maks 15

Asam Lemak Bebas (%) Maks 2.5

Bagian tidak terlarut dalam Alkohol (%) Maks 2.5 (SNI 06-3532, 1994)

Minyak Goreng Jelantah

(3)

Sebanyak 49% dari total permintaan minyak goreng adalah konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk keperluan industri, termasuk diantaranya industri perhotelan dan restoran-restoran. Selama pengorengan, minyak goreng akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi ± 170-180 oC dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, hidrolisis dan polimerisasi yang menghasilkan senyawa-senyawa hasil degradasi minyak seperti

keton, aldehid dan polimer yang merugikan kesehatan manusia (Wijana dkk, 2005).

Mengkonsumsi minyak jelantah dapat memicu munculnya asam lemak trans yang akan mempengaruhi HDL kolestrol, LDL kolestrol serta total kolestrol yang merupakan sistem metabolisme darah, penyumbatan pembuluh darah dan akhirnya berujuk ke penyakit jantung, serta dapat menimbulkan rasa gatal pada

tengorokan dan memicu meningkatnya pertumbuhan sel kanker (Small Crab, 2012).

Pemurnian Minyak Goreng

Pemurnian merupakan tahap pertama dari proses pemanfaatan minyak goreng bekas, yang hasilnya dapat di gunakan sebagai minyak goreng kembali atau sebagai bahan baku produk untuk pembuatan sabun cuci piring cair. Tujuan utama pemurnian minyak goreng ini adalah menghilangkan rasa bau yang tidak enak, warna yang jurang menarik dan memperpanjang daya simpan digunakan kembali (Wijana dkk, 2005).

(4)

Penghilangan Bumbu (despicing)

Proses penghilangan bumbu despicing langkah ini dilakukan jika memang minyak goreng bekas yang digunakan sangat buruk kualitasnya. Langkah pertama proses pemurnian adalah menyaring minyak terlebih dahulu (filtering), kemudian mengendapkannya dengan cara mendiamkannya, kedua memisahkan kotoran yang disebabkan oleh bumbu agar unsur seperti protein karbohidrat, garam dan lainya dapat terurai. Proses ini dikenal dengan istilah despicing, proses ini sama sekali tidak mengurangi asam lemak bebas dalam minyak ( Syamsudin, 2008).

Netralisasi

Netralisasi merupakan proses untuk menurunkan nilai asam lemak bebas (Free Fatty Acid ; FFA) dari minyak goreng bekas dengan mereaksikan asam lemak bebas (FFA) tersebut dengan larutan basa. Sabun yang terbentuk pada awal proses netralisasi tidak dapat larut dalam minyak dan dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Selain itu proses nentralisis juga untuk menghilangkan bahan penyebab warna gelap, sehingga minyak menjadi lebih jernih. Bahan yang digunakan untuk proses penetralisasian pada percobaan ini adalah Kalium Hidroksida (KOH) (Lestari, 2010).

Peranan Mekanisasi Pertanian

(5)

Pemilihan tingkat teknologi alat dan mesin pertanian harus didasarkan pada :

- teknologi yang tepat guna, yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat dengan lebih menekankan kepada appropriate technology - alat dan mesin pertanian yang akan dikembangkan harus dapat mendorong

terbentuknya industri pembuatan alat dan mesin pertanian di dalam negeri. (Rizaldi, 2006).

Komponen Alat Pengaduk

Motor listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor litrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan separti mesin untuk menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi untuk pertanian, untuk kipas angin serta mesin pendingin (Djoekardi, 1996)

Setiap mesin sesudah dirakit, porosnya menonjol hingga ujung penutup (lubang pelindung) pada sekurang-kurangnya suatu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah cakra sabuk mesin (Pulley) atau sebuah gandengan untuk menghubungkan kesuatu pengerak mula (pada generator) atau kesuatu mesin yang akan digerakan (Daryanto, 2002).

Menurut Soenarta dan Furuhama (2002) motor listrik mempunyai keuntungan sebagai berikut:

(6)

3. udara tidak ada yang dihisap, juga tidak ada gas buang, karena itu tidak perlu mengukur polusi lingkungannya dan membuat ventilasi. Tetapi di ruang yang berbahaya terhadap percikan api, perlu digunakan motor listrik agar tidak terjadi kebakaran.

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros, diklasifikasikan menurut bebanya yaitu: poros transmisi (line shaft), spindel (spindle), dan gandar (axle) (Sularso dan suga, 2004).

Poros umumnya berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran bentuk dari poros adalah silinder baik pejal maupun berongga. Namun ukuran diameternya tidak selalu sama. Biasanya dalam permesinan, dibuat bertangga agar bantalan, roda gigi maupun Pulley mempunyai dudukan dan penahan agar dapat diperoleh ketelitian mekanisme (Pratomo dan Irawanto, 1983).

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah poros adalah:

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin dll. 2. Kekakuan poros

(7)

ketidak telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama. (Achmad, 2006).

Pulley

Pulley adalah kombinasi beberapa puli tetap dan puli penggerak, cakra

(8)

Pemasangan pulley antara lain dapat dilakukan dengan cara: 1. Horizontal

Pemasangan Pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan Pulley terletak pada sumbu mendatar.

2. Vertikal

Pemasangan Pulley di dunakan secara tegak dimana letak pasangan Pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian sabuk yang sehingga mungkin akan menimbulkan getaran pada mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).

Rumus yang digunakan untuk menghitung percepatan putaran atau ukuran roda transmisi adalah:

SD(penggerak) = SD(yang digerakan) ... (1)

Dimana S adalah kecepatan Pulley (rpm) dan D adalah diameter Pulley (mm) (Smith dan Wilkes, 1990).

Logam yang Digunakan

Baja tahan karat (Stainless Steel)

Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar, yakni :

1. Baja tahan karat ferit

(9)

kromium sekitar 13 % - 20 % dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan.

2. Baja tahan karat austenit

Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.

3. Baja tahan karat martensit

Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja yang mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan. (Amanto dan Haryanto, 1999).

Besi

Besi adalah logam putih seperti perak, dapat dipoles, keras, dapat ditempa, dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetik. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak kedelapan di bumi ini setelah Silikon, juga merupakan unsur logam terbanyak ketiga pada lapisan kulit bumi setelah Aluminium dan Silokon. Bijih besi yang banyak dikenal diantaranya Magnetite

(Fe3O4), Hermanite (Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2) (Amanto dan Haryanto, 1999).

Bantalan

(10)

lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung. Bantalan radial, arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah gerak lurus sumbu poros, arah beban bantalan ini sejajar sumbu poros. Dan bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros (Sularso dan Suga, 2004).

Menurut Anwir (1982) bantalan dengan gesekan menggelinding memiliki keuntungan sebagai berikut:

1. Kerugian gesekan kecil, juga di waktu awal gerak. 2. Jumlah minyak pelumas yang akan digunakan sedikit. 3. Keausannya sedikit.

4. Bantalan hanya sedikit membutuhkan pengawasan 5. Tidak mengalami kesulitan waktu percobaan berjalan 6. Penyesuaian bantalan tidak perlu dilakukan.

Sabuk-V

(11)

Gambar 1. Konstruksi Sabuk-V

Bilamana pemindahan daya menggunakan dua roda transmisi beralur, hubungan antara jarak ke dua titik pusat sumbu roda transmisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus berikut :

L = 2C + 1.57 (D + d) + (D – d)2/4C ... (2) dimana :

L = panjang efektif sabuk, inci (mm)

C = jarak antara ke dua sumbu roda transmisi yang besar inci (mm) D = diameter luar efektif roda transmisi yang besar, inci (mm) d = diameter luar efektif roda transmisi yang kecil, inci (mm) (Smith and Wilkes, 1990).

Menurut Sularso dan Suga (2004), Sabuk-V digunakan untuk menurunkan putaran maka perbandingan yang umum di gunakan adalah:

n1/n2 = Dp/Dp

... (3)

dimana:

(12)

Dalam perdagangan terdapat macam ukuran sabuk. Namun mendapaat sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitunggan umumnya sukar.

Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai:

C =

b+ √b2- 8 (Dp- dp) 2

8

... (4)

b = 2L – 3,14 (Dp + dp) ... (5) dimana:

C = jarak antara kedua sumbu roda transisi (mm) L = panjang efektif sabuk (mm)

Dp = diameter Pulley yang digerakan Dp = diameter pulley penggerak

Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih (Smith dan Wilkes, 1990).

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

(13)

Kapasitas Alat = Pr a a

a

... (6)

Rendemen

Rendemen adalah presentase produk yang didapatkan dengan membandingkan berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga didapat kehilangan berat proses pengolahan. Rendamen didapat dengan cara menimbang berat akhir bahan yang dihasilkan dari proses di bandingkan dengan berat bahan awal.

Rendemen = Berat sabun cair yang dihasilkan

Berat Bahan Baku x % ... (7)

Analisis Ekonomi

Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok =

[

+ ���]

C ... (8)

dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi) 1. Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

(14)

dimana:

Dt = biaya penyusutan tiap akhir tahun (Rp/tahun) P = harga beli (Rp)

S = nilai akhir (10% dari P) (Rp) n = perkiraan umur ekonomi (tahun)

t = umur perkiraan mesin/alat pada permulaan tahun berikutnya (Hidayat dkk, 1999).

2) Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya :

I = � +

... (10)

dimana :

i = total persentase bunga modal dan asuransi

3) Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

4) Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 - 1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

2. Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :

Biaya reparasi

=

, % �−

(15)

Biaya karyawan / operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Hidayat dkk, 1999).

Break even point

Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usahan yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada disebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila disebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan.

Analisis titik impas juga digunakan untuk :

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.

2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi untuk peralatan produksi.

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi

(Waldyono, 2008).

(16)

Untuk mendefinisikan antara titik impas pada keuntungan (P) nol dan titik impas dengan kontribusi keuntungan, keuntungan sebelum pajak (P) perlu diperha tikan, yakni:

S = FC + P

SP - VC ... (5)

dimana:

S = sales variabel (produksi) (Kg) FC = fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp)

P = profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. SP = selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi)(Rp)

VC = variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp) (Waldiyono, 2008).

Net present value

Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)

pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal per hitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi.

Cash flow yang benefitsaja perhitungannya disebut dengan present

worth of benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost (PWC).Sementara itu NPV diperoleh

dari PWB dikurangi PWC, yakni:

NPV = PWB - PWC ... (6) PWB = present worth of benefit

(17)

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV ialah NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak

NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan (Giatman, 2006).

Internal rate of return

Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount

rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 –

NP

NP −NP (i1– i2) ...(14)

dimana : i1 = Suku bunga bank paling atraktif i2 = Suku bunga coba-coba

(18)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan Maret Maret – Mei 2015

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Baja U (UND), Plat besi, Puli ( Pulley ), Motor listrik, Sabuk V ( V- belt ), Baut dan mur, Bearing (bantalan), stainless steel padu (poros), dan Kabel deck.

Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Mesin Las, Mesin Bor, Mesin gerinda, Gergaji Besi, Water pass, Palu, Tang, Kunci pas dan ring

Metodologi Penelitian

(19)

Komponen Alat

Alat pengaduk untuk pembuatan sabun cair yang di gunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa komponen utama yaitu :

1. Rangka alat

Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi U (UND). Alat ini mempunyai panjang 75 cm, tinggi 86,5 cm, dan lebar 59,7 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan motor listrik berdaya 3/4 HP, 1400 rpm dan output 323 rpm.

3. Poros Motor

Poros motor berfungsi sebagai dudukan Pulley. Juga sebagai penerus gaya dari motor listrik diteruskan Pulley.

4. Bearing (Bantalan)

Bearing berfungsi sebagai dudukan poros dan agar poros tidak mengalami

aus.

5. Pulley penggerak

Pulley penggerak berfungsi sebagai penerima putaran dari poros dan sebagai dudukan sabuk-V, dengan diameter Pulley pengerak 3 inci dan diameter Pulley yang digerakan 13 inci.

6. Sabuk-V

(20)

7. Poros pengaduk

Poros pengaduk berfungsi sebagai tempat dudukan pulley pengaduk dan juga sebagai penghubung putaran yang diterima pulley pengaduk untuk di teruskan ke pengaduk. Gambar teknik dapat dilihat di lampiran.

8. Pengaduk

Pengaduk berfungsi untuk mengaduk bahan baku didalam berbentuk baling-baling. Gambar teknik dapat dilihat di lampiran.

9. Wadah pengadukan

Wadah pengadukan berfungsi sebagai tempat bercampurnya bahan baku yang diaduk mempunyai diameter 30 cm, dan tinggi 40 cm

10.Kompor Gas

Kompor gas berfungsi untuk memanaskan bahan baku.

Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat, dan mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian. a. Pembuatan alat

Adapun langkah-langkah dalam membuat alat pengaduk sabun cair ini yaitu :

1. Merancang bentuk alat pengaduk sabun cair.

2. Menggambar serta ditentukan ukuran alat pengaduk sabun cair

(21)

4. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar teknik alat

5. Memotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

6. Melakukan pengelasan dan pengeboran untuk pemasangan kerangka alat. 7. Menggerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan. 8. Melakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan

menambah daya tarik alat.

9. Merangkai komponen-komponen alat pengaduk sabun cair.

10. Memasang sabuk V pada motor listrik dan puli untuk menghubungkan tenaga putar dari motor listrik terhadap puli yang sudah terhubung dengan poros sebagai sumber tenaga untuk mengaduk bahan.

b. Persiapan bahan

1. Disiapkan minyak jelantah yang telah dimurnikan. 2. Diukur volume Minyak jelantah sebesar 5 liter . 3. Bahan siap untuk diolah.

Prosedur penelitian

 Disiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

 Dihidupkan kompor dijaga pada suhu proses 45 oC.  Dihidupkan alat pengaduk untuk pembuatan sabun cair.

(22)

 Dimasukan bahan mulai dari surfaktan, CMC, ekstrak dan air yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. proses pengadukan bahan kedalam wadah pengaduk diatur sesuai dengan ciri-ciri visual bahan yang terjadi yaitu bahan mulai terbentuk larutan sabun.

 Dihitung waktu berapa lama hingga sabun cair dihasilkan.  Dimatikan alat pengaduk sabun cair.

 Diambil hasil sabun cair dari wadah pengaduk.  Dihitung volume sabun cair yang didapat.

 Dilakukan perhitungan pada tiap-tiap parameter yang telah ditentukan.  Dilakukan hingga sebanyak 3 kali ulangan

Parameter yang Diamati

Penentuan Kadar Air dan Zat Menguap pada 105oC

Penentuan kadar air sabun cair adalah mengetahui kadar air yang terdapat pada sabun cair dengan cara pemanasan dengan suhu 150 oC sebagai salah satu indikator apakah sabun batang yang diproduksi telah lulus standarisasi atau tidak.

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)

(23)

Bagian Tidak Larut dalam Alkohol

Bagian tak larut dalam alkohol ialah bagian sabun yang tidak larut dalam larutan alkohol, seperti ampas-ampas dari bekas penggorengan pada proses penggorengan, ataupun ampas-ampas pada ekstrak-ekstrak komoditi yang digunakan (Wijaya, 2014).

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya sabun cair yang dihasilkan (L) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengadukan (jam). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (6) pada tinjauan pustaka.

Rendemen

Rendemen didapat dengan menghitung berat hasil setelah pengadukan dengan berat bahan sebelumnya. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (7) pada tinjauan pustaka.

Analisis Ekonomi

1. Biaya pengadukan sabun cair limbah minyak jelantah

Perhitungan biaya pengolahan sabun cair dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya pokok. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (8) pada tinjauan pustaka.

a.Biaya tetap

Menurut Hidayat dkk (1999), biaya tetap terdiri dari :

(24)

2. Biaya bunga modal dan asuransi. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (10) pada tinjauan pustaka.

3. Biaya pajak

Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 1% pertahun dari nilai awalnya. b.Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari: 1.Biaya listrik (Rp/Kwh) = Rp. 1.465

2. Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan (11) pada tinjauan pustaka.

3. Biaya Operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

2. Break Event Point

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan (BEP) maka dapat dihitung

berdasarkan persamaan (12) pada tinjauan pustaka.

3. Net Present Value (NPV)

(25)

digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (13) pada tinjauan pustaka.

Dengan kriteria :

- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan, layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan.

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan serta dikembangkan. - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan.

4. Internal Rate of Return (IRR)

Gambar

Gambar 1. Konstruksi Sabuk-V

Referensi

Dokumen terkait

Karya visual itu sendiri, berbagai karya desain dalam aplikasi media apapun baik dari aspek konteks dan konten!. Data aspek ini menguraikan isi, komposisi, layout, visual,

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Sumber daya yang memiliki keahlian Manajer Proyek harus dapat memilih dan mengatur sumber daya yang tepat pada waktu yang tepat9. Dalam hal ini termasuk kemampuan untuk

Proposisi ( preposition ) merupakan kalimat yang bernilai benar ( true ) atau salah ( false ), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya, yang digunakan dalam penalaran2. Kebenaran

Sensus merupakan cara pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diamati satu per satu (banyak data sama dengan banyaknya anggota populasi);1. Sampling merupakan

by classifying the rival firms based on the cumulative abnormal return at event day and one day after the event day it is found that the vertical acquisition announcement affect

Bagi pendidik, penelitian yang telah dilaksanakan pada subtema daur air diharapkan dapat memberikan gambaran untuk pendidik mengenai pengembangan multimedia berbasis

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Alat – alat Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung akan melaksanakan Pelelangan sederhana Ulang dengan pascakualifikasi secara