TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Hias
Tanaman hias adalah tanaman bunga-bungaan atau segala bentuk tanaman yang menghasilkan bunga (organ generatif).Sejalan dengan perkembangan jaman dan kemajuan keberadaban manusia, tanaman hias diartikan sebagai segala jenis tanaman yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan seni.Pada mulanya bunga potong ditujukan untuk kuntum bunga (organ generatif) beserta tangkainya atau sedikit cabang (terlepas dari tanaman induknya) yg dimanfaatkan sebagi bahan hiasan maupun kegunaan yang lebih luas lainnya (Acquaah, 2002).
Tanaman hias dan bunga memberikan jasa atau manfaat yang amat besar bagi kehidupan manusia.Akhir akhir ini bunga dijadikan pengharum, kerajinan, makanan dan ramuan obat.Tanaman hias dimanfaatkan sebagai penyaman dan pengindah lingkungan hidup disamping potensial untuk dijadikan komoditas perdagangan antar negara di dunia (Rukmana, 1997).
Tanaman hias berdasarkan morfologi dapat diklasifikasikan menjadi golongan herba dan golongan tanaman hias berkayu antara lain sebagai berikut :1.Golongan Herba Tanaman hias herba adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, pada umumnya jenis ini banyak digunakan untuk tanaman indoor. Kelompok herba ini dapat dikelompokkan lagi, yaitu:
a. Siklus hidup
a. Annual (semusim) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya kurang dari setahun.
b. Biannual adalah tanaman hias yang pertumbuhan vegetatifnya terjadi pada tahun pertama dan masa reproduktifnya (berkembang biak) pada tahun berikutnya.
c. Perenial (tahunan) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya sangat panjang. Salah satu contoh tanaman hias kelompok ini adalah adalah lidah mertua (Sansevieria spp).
b. Berdasarkan fungsi
a. Bedding Plant merupakan tanaman pelindung tanaman lainnya. Contohnya adalah: Petunia spp, dan marigold (Tagetes spp).
b. Hanging plant (tanaman gantung), tanaman hias yang penanamannya dalam pot gantung misalnya geranium, pakis.
c. Houseplant merpakan tanaman indoor atau tanaman rumah. Misalnya adalah lidah mertua (Sansevieria spp ).
2. Golongan Tanaman Hias Berkayu
Tanaman hias kelompok ini berbeda dalam ukuran dan pola pertumbuhannya.Beberapa jenis dapat menggugurkan daunnya jika terjadi perubahan cuaca, yang disebut decidous, dan kelompok kedua adalah tanaman yang tidak menggugurkan daunnya disebut evergreen.Kelompok tanaman hias berkayu ini ada yang berbentuk semak, menjalar, ataupun pohon. Tanaman berkayu dapat digabungkan penanamannya dengan kelompok herba
(Octora, 2014).
Pembudidayaan tanaman hias dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.Langkah langkah pembudidayaan yang dapat dilakukan adalah melakukan penyediaan media tanam, penyiraman tanaman, pemupukan, penempatan tanaman pada lingkungan yang sesuai dan menjaga kesehatan tanaman/keindahan tanaman (Sukarsa, 2013).
Potensi Ekonomi Tumbuhan Hias
Selama ini telah dikenal banyak terdapat jenis tumbuhan liar yang dikemudian hari mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan manusia.Kondisi iklim yang kondusif di daerah tropis dapat menjadi modal dasar dalam
pengembangan tanaman hias di dalam negeri.Dengan ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pembangunan industri tanaman hias dapat diarahkan pada industri kerakyatan yang berdaya saing. Di sisi lain prospek pasar dalam dan luar negari sangat cerah seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, tumbuhnya industri pariwisata dan berkembangnya tuntutan keindahan lingkungan sekitar (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2005).
Hutan Lindung Kecamatan Lumban Julu
Hutan lindung (protected forest) adalah suatu kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Undang-undang RI no 41/1999 tentang Kehutanan menyebutkan : “Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah”. Dari pengertian di atas tersirat bahwa hutan lindung dapat ditetapkan di wilayah hulu sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah tangkapan hujan (catchment area), di sepanjang aliran sungai bilamana dianggap perlu, di tepi-tepi pantai (misalnya pada hutan bakau), dan tempat-tempat lain sesuai fungsi yang diharapkan (Sabiet, 2010).
Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.Ibukota kabupaten ini terletak di Balige.Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 2.021,80 km2 dengan total penduduk 173.129 jiwa.Wilayah
kabupaten Toba Samosir berada pada ketinggian 300-2200 meter di atas
permukaan laut.Keadaan permukaan tanah (topografi) wilayah Kabupaten Toba
Samosir sebagian besar adalah berbentuk daerah wilayah yang bergunung dan
dataran rendah serta disusul dengan wilayah berbukit dan yang landai (43%
daerah miring, 28,75% daerah terjal, 15,26% daerah datar), struktur tanahnya labil
dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Sesuai dengan letak
geografis, kabupaten Toba Samosir yang berada di garis Khatulistiwa.
Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah
dengan suhu berkisar antara 17°C - 29°C dan rata-rata kelembaban udara 85,04%.
Kabupaten ini memiliki 16 kecamatan termasuk di dalamnya kecamatan Lumban
Julu.Seluruh kawasan kecamatan Lumban Julu yang luasnya 3671 hektare itu
termasuk didalamnya adalah hutan Lindung Lumban Julu. Posisi geografis
Kecamatan Lumban Julu terletak antara 2°29’-2°39’ LU dan 99°02’-99°15’ BT
serta berada sekitar 1200 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayahnya
89,9 km². Kecamatan ini di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Simalungun dan Kabupaten Asahan, di sebelah selatan berbatasan dengan Danau
Toba, di sebelah barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kecamatan Ajibata
serta di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kecamatan
Bonatua Lunasi (Badan Pusat Statistika Kabupaten Toba Samosir, 2013).