DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
SEKOLAH DASAR KELAS IV
I. KELAYAKAN
ISI
A. CAKUPAN MATERI
Butir 1 Kelengkapan materi
Materi yang disajikan mencakup ruang lingkup pokok bahasan atau materi pokok yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Deskripsi
Materi yang disajikan tentang cara-cara berperilaku baik menurut agama Buddha, riwayat Pangeran Siddharta dalam kisah Perayaan Membajak Sawah, ritual dalam Pujabakti agama Buddha, serta pengenalan terhadap sejarah beberapa candi-candi terkenal di Indonesia untuk menumbuhkan keyakinan dan pemahaman agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Riwayat Pangeran Siddharta 2. Perilaku yang Baik
3. Puja Bakti
4. Candi-candi Buddhis di Indonesia
Butir 2 Keluasan materi
Deskripsi Materi (termasuk contoh dan latihan) yang disajikan mencerminkan jabaran minimal (fakta, konsep, prinsip dan doktrin) yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD).
1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Perayaan Membajak Sawah
¾ Menceritakan peristiwa membajak sawah ¾ Menjelaskan makna peristiwa membajak sawah 2. Perilaku yang Baik
¾ Menerapkan Dharma yang membuat seseorang menjadi lemah lembut dan baik hati (Khanti – Soracca) ¾ Memberikan pertolongan sejati (Pubhakari) dan mewujudkan rasa berterima kasih (Katannukatavedi) ¾ Mengakui kesalahan, memperbaiki diri, meminta maaf dan memberi maaf
3. Puja Bakti
¾ Menjelaskan makna, tujuan, dan manfaat melaksanakan puja bakti ¾ Membiasakan diri untuk selalu melakukan puja bakti setiap hari 4. Candi-candi Buddhis di Indonesia
Butir 3 Kedalaman materi
Deskripsi Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik, dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Tingkat kesulitan dan kerumitan materi mencakup rincian materi pokok serta pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Perayaan Membajak Sawah
¾ Menceritakan suasana perayaan membajak sawah
¾ Menjelaskan sikap Pangeran Siddharta ketika perayaan membajak sawah berlangsung
¾ Menceritakan dua keajaiban yang terjadi pada diri Pangeran Siddharta bertepatan dengan perayaan membajak sawah ¾ Menceritakan rasa hormat Raja Sudhodana atas peristiwa yang terjadi pada perayaan membajak sawah
2. Perilaku yang Baik
¾ Menjelaskan pengertian sikap sabar
¾ Memberikan contoh sikap orang yang sabar dalam kehidupan sehari-hari ¾ Menjelaskan manfaat memiliki sifat sabar
¾ Menerapkan sifat sabar dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat ¾ Meneladani cara menolong makhluk lain dalam kisah ‘Sutasoma”
¾ Menjelaskan manfaat memberikan pertolongan kepada orang/makhluk lain
¾ Membedakan cara menolong orang/makhluk lain bagi manusia biasa dan seorang Bodhisatta
¾ Menjelaskan cara berterima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan/berbuat kebaikan ¾ Menerapkan rasa berterima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan / berbuat kebaikan ¾ Menerapkan sikap berani mengakui kesalahan, memperbaiki diri, meminta dan memberi maaf
3. Puja Bakti
¾ Mengerti makna, tujuan dan manfaat melaksanakan Puja Bakti
¾ Menjelaskan tempat-tempat untuk melaksanakan puja bakti, seperti : vihara, cetiya, arama, candi, pagoda, kelenteng/Bio/Miao, Kuil ¾ Menjelaskan sikap-sikap dalam upacara
¾ Mendeskripsikan macam-macam puja bakti
¾ Menyebutkan tata cara kebaktian yang dilakukan, baik di sekolah, di rumah, maupun di vihara atau cetiya ndan rumah ibadah lainnya. ¾ Menjelaskan tugas pemimpin kebaktian
¾ Menjelaskan pengertian altar
¾ Menjelaskan patung Buddha dan benda-benda persembahan yang terdapat di altar ¾ Menerapkan puja bakti di rumah, di sekolah, dan di vihara
4. Candi-candi Buddhis di Indonesia
¾ Menyebutkan candi-candi Buddhis yang ada di Indonesia ¾ Menyebutkan secara singkat manfaat mengunjungi candi
B. KETEPATAN MATERI
Butir 4 Keakuratan konsep, doktrin dan definisi
Deskripsi Konsep, doktrin dan definisi yang disajikan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep, doktrin dan definisi yang berlaku menurut Buddha Dharma, digunakan secara tepat sesuai dengan tema pada materi sajian yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir.
Khanti adalah suatu kebajikan yang penting dan dapat diterjemahkan sebagai sabar. Khanti berarti kesabaran, dapat menahan diri secara wajar pada waktu menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Kesabaran adalah suatu kebajikan yang penting, yang mencakup sikap menahan hawa nafsu, kemauan untuk mengampuni, dan toleran.
Butir 5 Keakuratan fakta dan data
Deskripsi Fakta dan data (contoh dan latihan) yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) yang diajarkan dalam Buddha Dharma dan mendukung materi sajian untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
Orang yang melatih kesabaran memiliki hati yang dingin, sebagai pertanda seseorang yang telah dapat menerapkan Dharma dalam kehidupannya. Hati yang dingin, tidak akan memiliki kecemasan, kebingungan atau ketidak sabaran, yang menjadi ciri umat Buddha yang baik. Sebaliknya, hati yang panas menunjukkan betapa sedikitnya Dharma dalam hatinya.
Butir 6 Keakuratan contoh dan kasus
Deskripsi Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) yang diajarkan dalam Buddha Dharma untuk meningkatkan keyakinan dan pemahaman peserta didik.
Sebagai siswa, cara melatih kesabaran adalah dengan cara : tidak menyontek walaupun sulit, dan tetap berusaha sesuai dengan kemampuan masing-masing, jika dihina dan dicaci haruslah bersabar dan selalu mendoakan agar orang lain sejahtera.
Butir 7 Keakuratan gambar dan ilustrasi
Butir 8 Keakuratan istilah
Deskripsi Agar istilah-istilah keagamaan bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya,dapat menggunakan bahasa Pali, Sanskerta, Mandarin, Jepang, Tibet dan lainya yang disajikan sesuai dengan Buddha Dharma.
Khanti (Pali) atau Khsanti (Sanskerta) berarti kesabaran
Butir 9 Keakuratan acuan pustaka
Deskripsi Pustaka acuan yang digunakan dalam teks, simbol, lambang dan bahasa sesuai dengan Buddha Dharma.
- Dharma K. Widya, Menjadi Umat Buddha, Jakarta : Magabudhi-Wandani-Patria, 2004
- Mahathera Sumangala, Y.A., Buddhadharma untuk Anak, Jakarta, Yayasan Penerbit Karaniya, Anggota Ikapi, 1997
- Widyadharma S. Maha Pandita, Riwayat Hidup Buddha Gotama, Jakarta, Penerbit Cetiya Vatthu Daya, 1999
- Dan lainnya (lebih kurang 20 judul buku)
C. MATERI PENDUKUNG PEMBELAJARAN
Butir 10 Kesesuaian materi dengan perkembangan agama Buddha
Deskripsi Materi yang disajikan aktual yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan agama Buddha.
Kebaktian artinya puja bakti. Kebaktian atau puja bakti adalah merupakan salah satu perwujudan dari keyakinan (saddha) terhadap Tuhan YME, Buddha, Dharma dan Sangha. Umat Buddha dapat melaksanakan kebaktian umum di vihara, cetiya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keyakinan kepada Buddha, Dharma dan Sangha.
Butir 11 Penyajian Contoh konkret dan faktual
Deskripsi Contoh konkret dan faktual yaitu sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) pada kehidupan Sang Buddha dan umat Buddha masa kini.
Kebaktian atau puja bakti dapat dilakukan di vihara, cetiya, arama, candi,klenteng dan di tempat-tempat tertentu. Umat Buddha biasanya melakukan puja bakti di pagi dan sore hari. Tujuan melakukan puja bakti di pagi hari adalah untuk mengingatkan seseorang agar sadar akan ajaran yang telah diulang, untuk sepanjang hari. Sedangkan tujuan melakukan puja bakti di sore hari adalah untuk melihat kembali apakah sepanjang hari tersebut telah melaksanakan apa yang telah ditetapkan di pagi harinya.
Butir 12 Penyajian Gambar, simbol dan ilustrasi aktual
Deskripsi Gambar, simbol dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan atau perbandingan sesuai dengan materi sajian dalam Buddha Dharma.
Butir 13 Menggunakan contoh dan kasus di Indonesia
Deskripsi Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan ajaran Buddha Dharma dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia.
Pada umumnya candi-candi Buddhis adalah perbesaran dari stupa. Namun stupa masih tetap ada di bagian atas atau samping bangunan candi. Di Indonesia, stupa-stupa ditempatkan di bagian atas dari candi-candi. Candi-candi Buddhis di Indonesia antara lain : candi Borobudur, Pawon, Mendut, Sewu, Sari, Plaosan di Jawa Tengah, candi Jago dan candi Kidal di Jawa Timur, candi Muaratakus di Riau.
Butir 14 Pengembangan lingkungan sebagai sumber belajar
Deskripsi Uraian yang disajikan selain bersumber dari teks-teks Buddha Dharma, juga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam rangka pembelajaran kontekstual.
Siswa diajak mengenal tempat-tempat bersejarah, atau ber-Dharmayatra ke candi-candi Buddhis untuk meningkatkan keyakinan
Butir 15 Apresiasi terhadap keanekaragaman budaya, adat istiadat, agama, dan tidak bias gender, serta menghindari persoalan Suku, Ras dan Golongan
Deskripsi Uraian, contoh, dan latihan yang disajikan dapat membuka wawasan dan pemahaman peserta didik untuk mengenal dan menghargai perbedaan budaya, adat-istiadat, agama, dan tidak bias gender, serta menghindari persoalan Suku, Ras dan Golongan dalam kehidupan sehari-hari yang majemuk, sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
Selain ber-Dharmayatra ke candi-candi Buddhis, siswa dapat juga diajak mengenal dan berkunjung ke tempat-tempat ibadah agama-agama lain, atau candi-candi bercirikan agama Hindu.
Butir 16 Pengembangan kecakapan sosial
Deskripsi Uraian, contoh, dan latihan dapat menciptakan interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan sosialnya sesuai dengan Buddha Dharma.
D. MENDORONG KEINGINTAHUAN
Butir 17 Mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif
Deskripsi Penyajian materi dapat mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, melalui metode pembelajaran yang sesuai (misalnya metode diskusi, simulasi, bermain peran, inkuiri) sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
• Demonstrasi : Siswa mampu melaksanakan kebaktian bersama warga kelas
• Inkuiri : bercerita berkaitan dengan materi sajian yang dibahas
Butir 18 Memuat tugas, latihan, dan evaluasi untuk umpan balik
Deskripsi Pada setiap bab diberikan tugas dan latihan. Tugas yang diberikan dapat didasarkan dari dalam maupun dari luar teks. Latihan didasarkan pada uraian materi ajaran Buddha Dharma yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir bab. Evaluasi didasarkan pada uraian materi yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir buku.
¾ Tugas : tugas pribadi, tugas kelompok
¾ Latihan : demonstrasi, hafalan, bermain peran, isian singkat ¾ Evaluasi : uji kompetensi bentuk pilihan berganda
II. KELAYAKAN PENYAJIAN A. TEKNIK PENYAJIAN
Butir 19 Konsistensi sistematika sajian dalam bab
Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas (memiliki pendahuluan, isi, penutup, dan evaluasi). Materi : Altar
Pendahuluan : Altar adalah suatu tempat atau meja sembahyang, yang terletak di depan Bhaktisala. Altar dalam suatu vihara atau cetiya tidak sama besar dan tingginga, tergantung pada tempat puja baktinya, agar kelihatan serasi dan menyenangkan dipandang. ....
Isi : Altar merupakan tempat patung Sang Buddha diletakkan. Adanya altar ... Penutup : ... lilin, bunga, dupa, air dan persembahan-persembahan lain.
Butir 20 Keruntutan konsep
Deskripsi Penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, dan yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi ajaran Buddha Dharma dari bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya.
Contoh salah satu materi mengenai Puja Bakti : 1. Pengertian Puja Bakti / Kebaktian 2. Macam-Macam Kebaktian
2.1. Kebaktian Pembukaan Pendidikan Agama Buddha 2.2. Kebaktian Penutupan Pendidikan Agama Budhda 2.3. Kebaktian Umum
3. Puja Bakti di Rumah 4. Evaluasi
Butir 21 Kesesuaian ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) dengan materi yang disajikan
Deskripsi Ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) yang disajikan memperjelas materi yang diuraikan. Untuk kelas IV, sajian ilustrasi seimbang dengan uraian (teks). Ilustrasi berasal dari lingkungan sekitar yang sesuai dengan konteks menurut ajaran Buddha Dharma.
B. PENDUKUNG PENYAJIAN
Butir 22 Pembangkit motivasi belajar pada awal bab
Deskripsi Terdapat uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar dan pemahaman peserta didik.
1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Perayaan Membajak Sawah Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Menceritakan suasana perayaan membajak sawah
¾ Menjelaskan sikap Pangeran Siddharta ketika perayaan membajak sawah berlangsung
¾ Menceritakan dua keajaiban yang terjadi pada diri Pangeran Siddharta bertepatan dengan perayaan membajak sawah ¾ Menceritakan rasa hormat Raja Sudhodana atas peristiwa yang terjadi pada perayaan membajak sawah
2. Perilaku yang Baik
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu : ¾ Menjelaskan pengertian sikap sabar
¾ Memberikan contoh sikap orang yang sabar dalam kehidupan sehari-hari ¾ Menjelaskan manfaat memiliki sifat sabar
¾ Meneladani cara menolong makhluk lain dalam kisah ‘Sutasoma”
¾ Menjelaskan manfaat memberikan pertolongan kepada orang/makhluk lain
¾ Membedakan cara menolong orang/makhluk lain bagi manusia biasa dan seorang Bodhisatta ¾ Menjelaskan cara berterima kasih kpd orang yang telah memberikan pertolongan/berbuat kebaikan ¾ Menerapkan rasa berterima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan / berbuat kebaikan ¾ Menerapkan sikap berani mengakui kesalahan, memperbaiki diri, meminta dan memberi maaf
3. Puja Bakti
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Mengerti makna, tujuan dan manfaat melaksanakan Puja Bakti
¾ Menjelaskan tempat-tempat untuk melaksanakan puja bakti, seperti : vihara, cetiya, arama, candi, pagoda, kelenteng/bio/miao, kuil/ ¾ Menjelaskan sikap-sikap dalam upacara
¾ Mendeskripsikan macam-macam puja bakti
¾ Menyebutkan tata cara kebaktian yang dilakukan, baik di sekolah, di rumah, maupun di vihara atau cetiya dan rumah ibadah lainnya. ¾ Menjelaskan tugas pemimpin kebaktian
¾ Menjelaskan pengertian altar
¾ Menjelaskan patung Buddha dan benda-benda persembahan yang terdapat di altar ¾ Menerapkan puja bakti di rumah, di sekolah, dan di vihara serta rumah ibadah lainnya. 4. Candi-candi Buddhis di Indonesia
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Menyebutkan candi-candi Buddhis yang ada di Indonesia ¾ Menyebutkan secara singkat manfaat mengunjungi candi
¾ Mengikuti Dharmayatra ke tempat-tempat bersejarah dalam agama Buddha untuk meningkatkan keyakinan (saddha) Butir 23 Contoh-contoh soal dalam setiap bab
Deskripsi Terdapat contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi ajaran Buddha Dharma. Soal-soal yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi ajaran Buddha Dharma dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab, serta pada setiap akhir buku terdapat soal-soal Uji Kompetensi yang memuat materi keseluruhan isi buku, untuk mencapai tujuan SK dan KD.
• Pada saat perayaan membajak sawah, Pangeran Siddharta bermeditasi di bawah pohon …. • Ucapan terima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan kepada kita disebut …. • Hari Uposatha biasanya jatuh pada tanggal ….
• Pemugaran terakhir Candi Borobudur dilaksanakan dengan bantuan ....
Butir 24 Kata Pengantar
Butir 25 Pendahuluan
Deskripsi Uraian pada awal buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran Buddha Dharma., sistematika buku, kurikulum yang diacu, cara belajar yang harus diikuti, keterangan tentang adanya beberapa contoh uraian serta evaluasi soal yang bersifat tematik.
Butir 26 Daftar Isi
Deskripsi Garis besar isi buku yang disertai nomor halaman.
Butir 27 Daftar Pustaka
Deskripsi Daftar buku bacaan dan buku rujukan yang diawali dengan nama pengarang (diurutkan secara alfabetis), judul buku, tempat dan nama penerbit, tahun terbitan.
- Dharma K. Widya, Menjadi Umat Buddha, Jakarta : Magabudhi-Wandani-Patria, 2004
- Mahathera Sumangala, Y.A., Buddhadharma untuk Anak, Jakarta, Yayasan Penerbit Karaniya, Anggota Ikapi, 1997
- Widyadharma S. Maha Pandita, Riwayat Hidup Buddha Gotama, Jakarta, Penerbit Cetiya Vatthu Daya, 1999
- Dan lain sebagainya (lebih kurang 20 judul buku)
C. PENYAJIAN PEMBELAJARAN
Butir 28 Keterlibatan peserta didik
Deskripsi Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi – misalnya dengan mengajak peserta didik mengerjakan latihan, kuis, melengkapi gambar serta menyelesaikan kasus secara berkelompok).
Bentuk Instrumen :
1. Kuis – menyusun gambar, dan menceritakan kembali
Butir 29 Kesesuaian dengan karakteristik ajaran Buddha Dharma
Deskripsi Metode dan pendekatan penyajian diarahkan ke metode inkuiri dan pengembangan psikomotorik, di akhir setiap bab minimum memuat materi atau latihan yang dapat dipraktekkan dan dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
• Siswa mampu melaksanakan dan mempraktekkan cara memimpin kebaktian pembukaan dan penutupan pendidikan agama Buddha
• Siswa memahami dan dapat mengerjakan semua latihan dan evaluasi (uji kompetensi) yang disediakan
D. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR
Butir 30 Ketertautan antarbab atau subbab atau alinea
Deskripsi Penyampaian pesan antara subbab dengan bab lain atau subbab dengan subbab atau antaralinea dalam subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
Butir 31 Keutuhan makna dalam bab atau subbab atau alinea