• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesehatan Pohon di Jalur Hijau Kota Medan Bagian Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesehatan Pohon di Jalur Hijau Kota Medan Bagian Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan Kota

Definisi hutan kota (Urban Forest) menurut Fakuara (1987) adalah

tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya (Miardini, 2006).

Menurut PP No. 63 tahun 2002 Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah

perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh pejabat yang berwewenang dengan tujuan untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur

lingkungan, sosial dan budaya.

Peranan Hutan Kota

Hutan kota memiliki beberapa peranan penting, diantaranya yaitu sebagai identitas kota, pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara, penyerap dan penjerap partikel timbal, penyerap dan penjerap debu

semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon monoksida, penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, penahan angin,

penyerap dan penapis bau, mengatasi penggenangan air, mengatasi intrusi air laut, produksi terbatas, ameliorasi iklim, dan pengelolaan sampah (Dahlan, 1992).

(2)

meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

Tipe Hutan Kota

Menurut Miardini (2006), tipe-tipe hutan kota adalah sebagai berikut: a. Tipe Pemukiman

Hutan kota di daerah pemukiman dapat berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan. Taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam

pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai,

bermain dan sebagainya. b. Tipe Kawasan Industri

Suatu wilayah perkotaan pada umumnya mempunyai satu atau beberapa

kawasan industri. Limbah dari industri dapat berupa partikel, aerosol, gas dan cairan dapat mengganggu kesehatan manusia. Di samping itu juga dapat menimbulkan masalah kebisingan dan bau yang dapat mengganggu kenyamanan.

Hutan kota dapat dibangun untuk menghindari dan memperkecil dampak akibat adanya kawasan industri.

c. Tipe Rekreasi dan Keindahan

Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi badan yang sudah penat dan jenuh dengan kegiatan rutin, supaya siap

menghadapi tugas yang baru. Untuk mendapatkan kesegaran diperlukan suatu masa istirahat yang terbebas dari proses berpikir yang rutin sambil menikmati

(3)

d. Tipe Pelestarian Plasma Nutfah

Hutan konservasi mengandung tujuan untuk mencegah kerusakan perlindungan dan pelestarian terhadap sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang

memenuhi kriteria ini antara lain: kebun raya, hutan raya dan kebun binatang. Ada dua sasaran pembangunan hutan kota untuk pelestarian plasma nutfah yaitu

sebagai tempat koleksi plasma nutfah, khususnya vegetasi secara ex-situ dan sebagai habitat, khususnya untuk satwa yang akan dilindungi atau dikembangkan.

e. Tipe Perlindungan

Selain dari tipe yang telah disebutkan di atas, areal kota dengan mintakat ke lima yaitu daerah dengan kemiringan yang cukup tinggi yang ditandai dengan 5

tebing-tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga dengan membangun hutan kota agar terhindar dari bahaya erosi dan longsoran.

f. Tipe Pengamanan

Hutan kota tipe pengamanan adalah jalur hijau di sepanjang tepi jalan bebas hambatan. Dengan menanam perdu yang liat dan dilengkapi dengan jalur pohon pisang dan tanaman yang merambat dari legum secara berlapis-lapis, akan dapat

menahan kendaraan yang keluar dari jalur jalan. Sehingga bahaya kecelakaan karena pecah ban, patah setir ataupun karena pengendara mengantuk dapat

dikurangi.

Karakteristik dan Kesehatan Pohon

Tanaman yang sehat adalah tanaman yang dapat menjalankan

fungsi-fungsi fisiologisnya dengan bailk, misalnya proses potosintesis dan respirasi, proses metabolisme, penyerapan dan trasnlokasi zat hara, serta penyerapan air.

(4)

mengakibatkan terganggunya proses proses fisiologis tersebut, selanjutnya akan menimbulkan kerusakan dan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangnan tanaman dan menurunkan kuantitas dan kualitas

hasil (Enda, J dan Novizan, 2002)

Pertumbuhan dan hasil tumbuhan bergantung pada ketersediaan hara dan

air di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tumbuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan berkemungkinan besar

juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia. Patogen tumbuhan, cuaca yang tidak

menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah penyebab yang sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan. Apabila tumbuhan diganggu oleh patogen atau oleh keadaan lingkungan tertentu dan salah satu atau

lebih dari fungsi tersebut terganggu sehingga terjadi penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan menjadi sakit. Penyebab utama penyakit baik berupa organisme hidup patogenik (parasit) maupun faktor lingkungan fisik (fisiopath).

(Yunasfi, 2002).

Kerusakan pada Pohon

Kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh patogen, serangga, polusi udara dan kondisi alamiah lain serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon. Untuk

monitoring kesehatan pohon, tanda-tanda dan gejala-gejala kerusakan dicatat, didefenisikan, apakah kerusakan dapat mematikan pohon atau memberi pengaruh

(5)

Kerusakan tanaman atau bagian tanaman tidak hannya disebabkan oleh serangan hama dan penyakit tanaman. Disamping faktor genetik, pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti ketersediaan air dan unsur

hara, perubahan suhu, kelembapan udara, dan intensitas cahaya. Selain itu ada juga Organisme pengganggu tanaman. Organisme perusak tanaman

dikelompokkan menjadi 3 golongan:

1. Hewan atau binatang pengganggu dan perusak tanaman misalnya serangga, moluska, dan mamalia

2. Penyakit yang disebabkan oleh jasad mikro seperti jamur, bakteri dan virus

3. Gulma yaitu tanaman yang tidak diharapkan kehadirannya pada suatau area pertanian

(Enda, J dan Novizan, 2002).

Tipe kerusakan biasanya sangat spesifik dan masing-masing mempunyai nilai yang spesifik pula. Kanker pada bagian batang memberikan risiko kerusakan lebih tinggi dibanding dengan kerusakan oleh pembengkokan batang. Lokasi

kerusakan ditentukan berdasarkan atas kedudukan kerusakan pada bagian batang pokok dan pada bagian tajuk. Batang pokok merupakan lokasi yang mempunyai

nilai kerusakan lebih tinggi dibanding bagian tanaman yang lain, makin dekat dengan permukaan tanah nilai kerusakan lebih tinggi. Keparahan merupakan faktor lain yang menentukan nilai penting suatu kerusakan dan batas minimalnya

ditentukan berdasarkan atas proporsi bagian tanaman yang rusak. Kanker batang yang lebar luka terbesarnya lebih dari 20% lingkar batang tempat kanker terjadi

(6)

Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Pohon

Secara alamiah yang termasuk pengganggu tanaman dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pengganggu yang termasuk jasad hidup (organisme hidup-non biotis/ abiotis) Hama ialah jasad pengganggu yang merupakan sejenis makhluk hidup yang

termasuk kepada kelompok hewan atau binatang. Serangga dapat merusakan tanaman dengan cara:

a) memakan bagian tanaman dengan cara menggerek batang, ranting, buah atau

biji

b) menghisap cairan sel-sel tanaman terutama daun

c) menyebabkan bengkak/ puru pada bagian tertentu d) menyebabkan kanker pada batang/ bagian berkayu

e) meletakkan telur pada bagian tanaman, mengambil bagian tanaman untuk

dijadikan sarang

f) menularkan jasad pengganggu gulma yaitu jasad pengganggu yang merupakan sebangsa jenis tumbuhan tingkat tinggi yang bukan termasuk ke dalam penyebab

penyakit biotis. Gulma bersifat mengganggu, merugikan merusak kalau ditinjau dari segi sifat dan keberadaannya.

2. Pengganggu yang bukan jasad hidup

Bencana alam lingkungan seperti banjir, erosi, kekeringan, longsor yang disebabkan oleh faktor dan unsur iklim serta cuaca. Kekeliruan (yang bukan

secara alamiah) yang secara tak langsung sebagai akibat tindakan kurang hati-hati atau kurang lengkapnya prasyarat tumbuh dan kesalahan budidaya.

(7)

Kerusakan mekanis pada pohon biasanya berbentuk suatu luka terbuka pada kulit kayu, walaupun ada pula kerusakan mekanis sampai menyebabkan matinya pohon yaitu karena disambar petir. Kerusakan mekanis pada pohon dapat

terjadi disebabkan oleh luka pada kulit dan kayu pohon, kebakaran pada pohon, hujan es atau salju yang menyebabkan daun rontok

(Djafarudin, 1996 dalam Natalia, 2014). Tipe-tipe Kerusakan Pohon

Menurut Mangold (1997), tipe-tipe kerusakan pada adalah sebagai berikut:

1. Kanker

Kanker dapat disebabkan oleh berbagai agen tetapi lebih sering

disebabkan oleh jamur. Kulit kambium dimatikan dan diikuti dengan kematian kayu dibawah kulit. Matinya kayu di bawah kulit tersebut bisa disebabkan oleh agen penyebab kerusakan yang memang melakukan penetrasi hingga ke kayu.

Hal ini menimbulkan daerah jaringan yang mati akan semakin dalam dan luas atau membentuk gall yang disebabkan oleh jamur karat pada akar, batang atau cabang.

2. Busuk Hati, Tubuh Buah dan Indikator Lapuk Lanjut

Tubuh buah pada batang utama, batang tajuk dan pada titik percabangan

adalah indikator lapuk kayu ”Punky Wood” atau kayu gembol timbul bila ada lubang yang besarnya lebih dari lebar suatu pensil terjadi pada batang utama. 3. Luka Terbuka

Suatu luka atau serangkaian luka yang ditunjukkan dengan mengelupasnya kulit atau kayu bagian dalam telah terbuka dan tidak ada tanda lapuk lanjut.

(8)

sebagai luka terbuka, jika memenuhi nilai ambang tetapi luka-luka yang tidak mengganggu keutuhan kayu batang utama dikeluarkan (tidak termasuk).

4. Resinosis atau gumosis

Daerah resin atau gum (cairan) eksudasi pada cabang atau batang. 5. Batang patah kurang dari 0,91 m

Akar-akar putus di dalam karak/pada 0,91m dari batang baik karena galian atau terluka sebagai contoh, akar-akar yang terluka pada suatu jalan, terpotong atau luka oleh binatang. Batang patah/rusak pada daerah batang

(dibawah dasar dari tajuk hidup dan pada pohon masih hidup). 6. Malformasi

Malformasi (perubahan bentuk) ialah berubah bentuk tanaman atau alat serta organnya.

7. Akar Patah atau Mati

Akar-akar di luar 0,91 m dari batang yang terluka atau mati. 8. Mati ujung

Kematian dari ujung batang tajuk yang disebabkan oleh salju, serangga,

penyakit atau sebab-sebab lainnya. 9. Cabang Patah atau mati

Cabang yang patah atau mati. Cabang mati terdapat pada batang atau batang tajuk di luar daerah tajuk hidup.

10. Percabangan berlebihan atau brum di dalam darah tajuk hidup.

Brum adalah suatu gerombolan ranting yang padat, tumbuh di suatu tempat yang sama terjadi di dalam darah tajuk hidup. Termasuk struktur

(9)

11. Kerusakan kuncup daun atau tunas

Termakan serangga, terkerat atau daun terkeliat, kuncup atau tunas terserang > 50%, pada sekurang-kurangnya 30% dari daun, kuncup atau tunas.

12. Perubahan warna daun

Sekurang-kurangnya 30% dari daun yang terganggunya 50%. Daun

terganggu harus lebih dari beberapa warna yang lain dari warna hijau. Jika pengamat tidak yakin bahwa warna daun itu hijau, maka anggaplah warna itu hijau dan bukan warna lain.

13. Lain-lain (digunakan bila tidak ada penjelasan lain yang lebih sesuai).

Menurut Dahlan (1992) dalam Nugraha (2014), luka terbagi menjadi 2

bagian, yaitu: a) luka yang terbatas hanya pada kulit luar saja dan b) luka yang terjadi pada kulit luar, kulit dalam dan juga luka pada kayu gubal dan kayu teras. Semua bentuk dan ukuran luka dapat berfungsi sebagai tapak infeksi, mulai dari

luka yang ditimbulkan oleh serangga makroskopik sampai luka karena aktivitas pemotongan batang serta cabang. Banyak patogen yang memanfaatkan luka sebagai tapak infeksi alternatif dan mengambil keuntungan melalui jaringan yang

menjadi rentan.

Penyakit busuk akar disebabkan oleh cendawan. Gejalanya adalah

kelayuan dan kematian tanaman secara cepat, perubahan warna kuning pada daun, pertumbuhan kerdil, gugur daun sebelum waktunya. Penyakit kanker batang penyebabnya adalah cendawan. Gejalanya yaitu, mula mula batang

(10)

gum/ getah/ belendok, pembusukan meluas dengan cepat dan mengakibatkan tanaman mati (Tjahjadi, 1989).

Kerusakan kanker, konk dan cabang patah atau mati yang ditemukan

merupakan kerusakan yang disebabkan oleh karena terserang jamur. Kerusakan kanker batang disebabkan oleh serangan Phytophthora palmivora, Cytospora

(minor), dan Hypoxylon mammatum (minor). Pada kerusakan konk dan cabang

patah atau mati disebabkan karena terserang oleh jamur S. commune, sehingga untuk memberantasnya diperlukan fungisida serta membuka ruang tumbuh yang

lembab (Stalin., dkk,2013). Pemeliharaan Pohon

Tanaman akan tumbuh dengan baik bila tanaman yang dipilih toleran dengan lingkungan tempat penanaman. Metode penanaman yang benar akan menyiapkan tempat yang menjamin dengan baik pertumbuhan akar dan tajuk.

Pemeliharaan yang tepat akan menjamin pertumbuhan dengan kecepatan yang normal, terhindar dari gangguan hama penyakit dan vandalisme. Sebaliknya jika faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan tersebut tidak tepat, maka tanaman

akan tumbuh lamban, tidak menampilkan sifat fisik yang diinginkan, dan bahkan tanaman akan sewaktu waktu tumbang (Nasrullah, 2005).

Pemeliharaan pohon dibedakan dalam dua bagian, yaitu pemeliharaan umum dan pemeliharaan khusus terhadap pohon yang tidak normal. Pemeliharaan umum mencakup pemindahan tanaman, pemupukan, pemangkasan, perlakuan

(11)

penyakit, penyiraman, kontrol kerusakan dan sebagainya (Pirone 1972 dalam Natalia, 2015).

Tingkat pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan intensif, semi intensif, dan

eksktensif. Jalur hijau jalan termasuk kedalam tingkatan semi intensif seperti 1) penyiangan, pengendalian gulma, 2) penggemburan tanah, pengaerasian tanah, 3)

penyiraman, irigasi, 4) pemupukan, 5) penyulaman tanaman, 6) pengendalian hama dan penyakit (Arifin, 2002).

Tindakan pemeliharaan ini bertujuan untuk menanggulangi atau mencegah

terjadinya penyebab kerusakan dan merawat pohon yang rusak sehingga pohon dapat menjalankan fungsi fisiologisnya secara normal. Kerusakan yang

disebabkan oleh jamur dapat diberantas dengan menggunakan membuka ruang tumbuh yang lembab. Penggunaan fungisida dapat bermacammacam misalnya dengan cara penyemprotan, pengolesan, fumigasi (Stalin., dkk, 2013).

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pada hakekatnya Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi

atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang

bersangkutan. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian data-data/fakta-fakta yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan

pengumpulan, penataan, pengolahan dan penganalisisan data/ fakta spasial hingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu

(12)

Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri

atas data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para

penggunanya dapat membuat peta dan menganalisis informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih

padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biayayang

diperlukan (Prahasta, 2009).

Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pohon di Jalur Hijau Kota Medan Bagian Utara

Sejalan dengan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian

mengenai penyebaran pohon dapat diperbaharui dengan satu teknologi yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan teknologi tersebut dapat menghemat

waktu, biaya dan dapat memudahkan dalam pengambilan dan pengolahan data penelitian (Aryawan, 2014).

Salah satu fungsi tools SIG yang paling powerful dan mendasar adalah

integrasi data dengan cara baru. Salah satu contohnya adalah overlay, yang memadukan layers data yang berbeda. SIG juga dapat mengintegrasikan data

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2017 berdasarkan Pasal

[r]

[r]

Pengaruh Konstruksi Sumur Terhadap Kandungan Bakteri Eschercia coli Pada Air Sumur Gali Di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol Heriyani Hasnawi 2012 Di

Pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw berbasis media card sort pada materi Wawasan Nusantara Pendidikan Kewarganegaraan di laksanakan dengan membentuk dua

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Wanita Usia Subur yang Melakukan Pemeriksaan IVA dalam Upaya Deteksi Kanker

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Kramat melalui wawancara dengan petugas kesehatan menunjukkan dari ke lima desa wilayah kerja Puskesmas