BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017, penelitian dilakukan di Laboratorium Kosmetologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitis (AD GF 2000), batang pengaduk,cawan penguap, cetakan gel, gelas arloji (pyrex) gelas beker (pyrex), gelas ukur (pyrex), kertas perkamen,pipet tetes, penangas air, spatula, termometer dan wadah gel.
3.2.2 Bahan
Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah glukomanan,gom xantan,propilen glikol, natrium benzoat, minyak nilam, minyak apel dan akuades.
3.3 Prosedur Penelitian
xantan memiliki sifat gel yang solid dan rapuh, sedangkan glukomanan memiliki sifat gel yang semi-solid dan kental.
Pencampuran kedua bahan diharapkan dapat menghasilkan gel yang solid dan elastis. Formula yang digunakan yaitu variasi rasio perbandingan dari gluko manan dan gom xantan dengan lima formula. Gel yang baikdapat dilihat dari tekstur yang kenyal, elastis dan tidak mudah patah akan mempengaruhi laju penguapan air dan minyak atsirisehingga lebih tahan lama dalam penggunaan. Penelitian tahap kedua yaitu dengan menggunakan variasikonsentrasi minyak apel sebagai bahan pewanginya dengan penambahan minyak nilam 1% sebagai bahan fiksatif. Setelah mendapatkan konsentrasi minyak apel yang terbaik maka selanjutnya akan diuji ketahanan wanginya selama penyimpanan di tempat yang berbeda beda yaitu diruangan suhu kamar,ruangan yang diberi kipas angin dan ruangan yang ber-AC (Nasarah, 2015).
3.4 Formula Sediaan Gel Pengharum Ruangan
Formula yang digunakan pada penelitian ini merupakan formula yang dimodifikasi dari formula standar menurut Fitrah (2013). Formula standar dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan formula modifikasi Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Formula standart (210 gram).
Komposisi Bahan Bobot (gr)
Campuran karagenan dan
Penelitian pendahuluan (orientasi), telah dilakukan pembuatan basis gel menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 3% yaitu 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70, 20:80, 10:90.
Hasil uji organoleptik basis gel yang diperoleh rapuh, mengalami sineresis dan belum memenuhi persyaratan gel yang baik yaitu basis gel yang keras, elastis dan tidak mudah patah. Konsentrasi variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan ditingkatkan menjadi 4%. Formula orientasi basis gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Formula orientasi basis gel pengharum ruangan menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4%(50 gram)
Komposisi Formula Basis Gel
B1 B2 B3 B4 B5
B1: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 90:10 B2: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 80:20 B3: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 70:30 B4: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 60:40 B5: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 50:50
3.4.1 Pembuatan basis gel pengharum ruangan
Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dipanaskan dalam gelas beker pada suhu 75°C. Glukomanan ditambahkan aduk hingga larut, lalu dimasukkan gom xantan dan diaduk kembali. Selanjutnya natrium benzoatditambahkan sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen. Gelas beker diangkatdari penangas lalu diaduk hingga suhunya turun mencapai 65°C. Setelah itu ditambahkan propilen glikol diaduk hingga homogen, dituang ke dalam cetakan gel dan dibiarkan dalam suhu ruang hingga membentuk gel.
3.5 Pembuatan Gel Pengharum Ruangan
Hasil uji organoleptik, basis gel terbaik yang di peroleh berdasarkan teksturnya yaitu Formula B2 yang merupakan formula basis gel hasil dari variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4% dalam perbandingan 80:20.
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan basis gel yang terbaik adalah mencari konsentrasi minimal dari minyak apel yang dapat digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan. Orientasi pembuatan gel pengharum ruangan dilakukan menggunakan basis gel dengan formulaB2konsentrasi minyak apel sebesar 1%, 2% dan 3%. Menurut Kaya, dkk., (2015), bahan fiksatif dalam pembuatan pembuatan gel pengharum ruangan konsentrasi minyak nilam terbaik yang digunakan adalah 1%.
Formula orientasi gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyak apel dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Formula orientasi gel pengharum ruangan dari rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan variasi konsentrasi minyak apel (50 gram)
Keterangan:
Formula dengan konsentrasi minyak apel 1% Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% Formula dengan konsentrasi minyak apel 3%
Hasil orientasi pembuatan gel pengharum ruangan konsentrasi 1% aroma yang dihasilkan tidak wangi. Konsentrasi 2% yang dihasilkan memiliki aroma apel,Tahap penelitian selanjutnya konsentrasi minyak apel yang digunakan adalah mulai dari 2% dan ditingkatkan menjadi 4%, 6%dan 8%. formula gel pengharum ruangan dari rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan variasi konsentrasi minyak apel dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Formula gel pengharum ruangan dari rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan variasi konsentrasi minyak apel (100 g)
F1: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 2% F2: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 4% F3: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 6% F4: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 8%
3.5.1 Proses pembuatan gel pengharum ruangan dengan menggunakan minyak apel
Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dimasukkan kedalam
gelas beker kemudian dipanaskan di atas penangas air pada suhu 75°C.
Glukomanan dimasukkan ke dalam gelas beker diaduk hingga larut lalu
dimasukkan gom xantan dan diaduk kembali. Natrium benzoat ditambahkan
sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen sampai tidak terbentuk
gumpalan-gumpalan kecil. Gelas beker diangkat dari penangas lalu diaduk hingga
suhunya turun mencapai65oC. Setelah itu ditambahkan propilen glikol diaduk
hingga homogen, kemudian ditambahkan minyak apel dan minyak nilam, diaduk
kembali sampai homogen. Selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan gel dan
dibiarkan dalam suhu ruang hingga membentuk gel.
3.6 Prosedur Pengujian 3.6.1 Uji kestabilan gel
Uji kestabilan gel meliputi uji organoleptik dan nilai sineresis. 3.6.1.1 Uji organoleptik
3.6.1.2 Nilai sineresis
Kestabilan gel diuji dengan menghitung dan membandingkan tingkat sineresis antar sampel. Gel yang telah terbentuk pada wadah plastik ditimbang bobotnya (Mo) lalu dipindahkan ke dalam plastik resealable yang telah diberi
kode sampel. Gel disimpan pada oven bersuhu 30o
Sebelum disimpan pada wadah plastik, permukaan gel dikeringkan
terlebih dahulu dengan tisu kering agar tidak ada zat cair yang ikut tertimbang.
Data yang dihitung adalah persen sineresis dengan perhitungan sebagai berikut: C dalam keadaan plastik
terbuka. Setelah 24 jam, gel dikeluarkan dari oven dan ditimbang bobot akhirnya
(Mi) (Kaya, dkk., 2015).
3.6.2 Uji kesukaan (hedonic test)
Uji kesukaan (hedonic test) adalah metode uji yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesukaan terhadap pengharum ruangan dengan menggunakan
lembar penilaian. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian
adalah 6 orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang (Badan
Standar Nasional, 2006).
Uji kesukaan (hedonic test) dilakukan untuk menentukan konsentrasi
minyak apel terbaik pada gel pengharum ruangan. Panelis diminta untuk
mengungkapkan kesan pribadinya tentang tingkat kesukaan sediaan gel
pengharum ruangan. Skala yang digunakan yaitu 1 (tidak suka), 2 (kurang suka),
mengisi kuesioner yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada
Lampiran 8 halaman 60.
3.6.3 Uji penguapan zat cair
Uji penguapan zat cair dilakukan dengan menimbang bobot gel setiap minggu selama 4 minggu. Dari uji ini, diperoleh besar penurunan bobot gel setiap minggunya dan penurunan bobot setelah 4 minggu penyimpanan. Penurunan bobot gel pengharum ruangan diperoleh dengan menghitung selisih bobot gel pada minggu sebelumnya (Mn-1) dengan bobot gel pada saat penimbangan (Mn
Persen total penguapan zat cair dihitung dengan rumus (Fitrah, 2013).
). Besar selisih bobot merupakan jumlah zat cair yang menguap.
Persen total penguapan zat cair = 100% Mo
M4 Mo
x −
Persen bobot gel sisa dihitung dengan rumus berikut:
Persen bobot gel sisa = 100%
Uji ketahanan wangi pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui
kekuatan wangi gel pengharum ruangan selama penyimpanan, yang dinilai oleh
panelis dengan cara mencium wangi dari sediaan gel yang telah disimpan atau
digunakan pada setiap tempat diantaranya yaitu pada ruangan suhu kamar,
ruangan ber-AC dan ruangan yang diberi kipas angin. Pengujian dilakukan
dengan cara membandingkan kekuatan wangi gel uji dengan gel standar (gel
pengharum ruangan yang baru dibuat) dengan skala kekuatan wangi 5 – 1, dimana
wangi). Saat pengujian, gel diposisikan 45o
3.6.5 Analisis statistika
di bawah hidung dengan jarak 20 cm
dan wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah hidung. Sampel
standar dibuat kembali pada hari yang sama sebelum dilakukan pengujian.
Pengujian dilakukan pada H7, H14, H21 dan H28 dengan panelis yang sama. Data
yang diperoleh dari lembar penilaian (kuisioner), ditabulasi dan ditentukan nilai
kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis
(Mas, 2013).
Analisis statistika digunakan untuk menghitung nilai kesukaan rata-rata dari setiap panelis dari data yang telah dihasilkan pada uji kesukaan (hedonic test) dan nilai kesukaan uji ketahanan wangi (Nasarah, 2015).
Nilai kesukaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus:
n
1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95% : Keseragaman nilai kesukaan
X
: Nilai kesukaan rata-rataXi : Nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,…,n S : Simpangan baku nilai kesukaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Organoleptik
4.1.1 Pemilihan gel terbaik
Pada penelitian tahap pertama dilakukan pembuatan basis gel dengan menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanandan gom xantan dengan konsentrasi 4% untuk mendapatkan tekstur gel terbaik yaitu keras, elastis, dan tidak mudah patah. Variasi rasio perbandingan glukomanan : gom xantan yaitu sebesar 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 dan 50:50.
Formulasi pemilihan basis gel pengharum ruangan terbaik pada penelitian tahap pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tekstur basis gel pengharum ruangan dari variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4%
Formula elastis, dan mudah patah
B2 80 : 20 Gel yang terbentuk kenyal, elastis, dan tidak mudah patah
B3 70 : 30 Gel yang terbentuk kenyal,elastis dan mudah patah
B4 60 : 40 Gel yang terbentuk kenyal, mudah patah dan mengalami sineresis
B5 50 : 50 Gel yang terbentuk sangat rapuh (lembek), mudah patah dan mengalami sinersis
Keterangan:
Hasil dari Tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa basis gel terbaik adalah B2 yaitu dengan perbandingan glukomanan dan gom xantan sebesar 80 : 20, dimana tekstur gel yang dihasilkan keras, elastis dan tidak mudah patah. Hal ini dikarenakan jumlah glukomanan yang digunakan lebih besar dibanding jumlah gom xantan. Glukomanan dapat membentuk gel yang tidak mudah rusak, mampu mengurangi tegangan permukaan bila dicampurkan dengan gom xantan dan dapat menutupi sifat rapuh gel dari gom xantan. Kombinasi glukomanan dengan gom xantan menghasilkan gel yang lebih elastis dan tidak sineresis, gel yang terbentuk bersifat reversible (Ozu, et.al 1993). Konsentrasi bahan pembentuk gel yang lebih besar memiliki kandungan selulosa yang lebih besar pula sehingga akan memberikan tekstur gel yang lebih baik dan elastis (Imeson, 2000).
4.1.2 Nilai sineresis
Pada pengujian ini digunakan formula gel pengharum ruangan tanpa bahan pewangi (minyak apel) dan bahan fiksatif (minyak nilam). Pada penelitian ini sinersis menunjukkan kestabilan gel dalam mempertahankan air yang tertangkap didalamnya. Sineresis adalah peristiwa keluarnya air dari dalam gel yang disebabkan oleh terbentuknya gel yang semakin mengeras dan mengerut akibat proses pendinginan (Fardiaz, 1989). Apabila nilai sineresis yang dihasilkan semakin tinggi, maka gel yang dihasilkan semakin berair dan mudah patah, sedangkan jika nilai sineresis yang dihasilkan semakin rendah maka gel yang dihasilkan menjadi elastis tidak berair dan tidak mudah patah (Mas, 2013).
Tabel 4.2 Persentase sineresis dari basis gel pengharum ruangan menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4%
B1: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 90:10 B2: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 80:20 B3: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 70:30 B4: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 60:40 B5: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 50:50
Berdasarkan Tabel 4.2, formula B3,B4 dan B5 memiliki nilai sineresis
yang tinggi dan melebihi 1%. Formula B1 dan B2 memiliki sineresis terkecil dan
dibawah 1% yaitu 0,60% dan 0,88% sehingga gel yang dihasilkan lebih stabil
daripada formula yang lain. Pada formula B1 memiliki sineresis 0,60 tapi gel yang
terbentuk keras, kenyal, tidak elastis, dan mudah patah. Susut bobot tersebut
terjadi karena gel mengalami sineresis (Fardiaz, 1989). Hal ini dikarenakan,
semakin banyak glukomanan yang digunakan, semakin kuat memerangkap air dan
hidrokoloid sehingga air tidak keluar dari permukaan gel. Selain itu, semakin
banyak gom xantan yang digunakan semakin tinggi sineresis yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan karena sifat gom xantan tidak dapat membentuk gel, tetapi
membentuk cairan yang sangat kental. Formula B2 memiliki sineresis 0,88
dimana basis dari kombinasi glukomanan dan gom xantan (80:20) adalah basis gel
yang terbaik yaitu gel yang terbentuk kenyal, elastis dan tidak mudah patah.
Gom xantan pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan viskositas,
tidak secara teknis membentuk gel. Gom xantan membentuk gel yang reversible
jika di kombinasikan dengan gluko manan (Takigami, 2000). Manfaat nyata dari
gom xantan dapat terlihat apabila gom xantan dikombinasi dengan bahan lain.
Sineresis pada gel merupakan fenomena yang alami, air yang berlebihan akan keluar dari matriks gel. Peristiwa ini dapat diminimalkan dengan menentukan konsentrasi penyusun hidrokoloid yang tepat serta penambahan bahan pembentuk gel yang mendukung. Sineresis gel dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, konsentrasi garam dan konsentrasi polisakarida (Kaya, et al.2015).
4.2 Pemilihan Aroma Terbaik Minyak Apel
Wangi merupakan parameter penting dalam suatu produk gel pengharum
ruangan karena parameter ini yang menentukan suka atau tidaknya panelis
terhadap wangi suatu gel pengharum ruangan. Aroma wangi dihasilkan dari
senyawa-senyawa volatil yang terdapat pada minyak atsiri (Mas, 2013).
Pada penelitian tahap pertama selain menentukan formula gel yang paling
stabil, juga menentukan aroma terbaik minyak apel sebagai pewangi dari gel
pengharum ruangan dengan menggunakan variasi konsentrasi minyak apel yang
selanjutnya akan digunakan penelitian tahap berikutnya.
Konsentrasi minyak apel yang digunakan pada tahap penelitian yaitu 2, 4,
6 dan 8%. Konsentrasi 10 % tidak digunakan dalam pemilihan konsentrasi minyak
apel, karena aroma yang dihasilkan lebih tajam, sehingga pemilihan konsentrasi
hanya sampai 8%. Aroma terbaik yang dihasilkan yaituaromaminyak apel dengan
konsentrasi 8% pada formula 4. Hasil pemilihan aroma terbaik dapat dilihat pada
Tabel 4.3 Hasil uji kesukaan (hedonik) pemilihan wangi terbaik dari 4 sediaan gel pengharum ruangan dengankombinasi glukomanan dan gom xantan dari variasi konsentrasi minyak apel.
Panelis Formula
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Berdasarkan pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F1, F2, dan F3 cukup disukai
oleh panelis, dan F4 disukai oleh panelis. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang
digunakan pada pembuatan gel pengharum ruangan seperti gom xantan memiliki
aroma yang kurang sedap, sehingga apabila konsentrasi minyak apel yang
oleh bahan-bahan tersebut. Pada formula F4, merupakan formula yang terbaik
karena gel yang dihasilkan memiliki aroma apel yang wanginya banyak disukai
panelis. Hal ini disebabkan konsentrasi minyak apel yang digunakan lebih
tinggidari pada konsentrasi minyak apel yang lainnya, sehingga aroma yang
ditimbulkan oleh bahan-bahan yang lain seperti gom xantan dapat tertutupi.
Wangi dari gel pengharum ruangan dipengaruhi oleh seberapa besar
konsentrasi bahan pewangi dan fiksatif yang ditambahkan pada produk. Semakin
banyak minyak apel yang ditambahkan ke dalam produk maka wanginya akan
semakin disukai, sebaliknya semakin sedikit konsentrasi minyak apel dan
konsentrasi minyak nilam yang ditambahkan maka aroma wanginya semakin
kurang disukai.
Minyak nilam memiliki aroma yang menyengat, sehingga penggunaan minyak nilam berlebih dapat menyebabkan aroma wangi terganggu (Mas, 2013).
4.3 Uji Kesukaan (hedonic test)
Data yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya dengan analisis statistika untuk setiap sediaan dengan mencari hasil
Tabel 4.4 Data nilai uji kesukaan (Hedonic test) gel pengharum ruangan dengan variasi konsentrasi minyak apel
Panelis Formula
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Hasil dari perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap formula yaitu:
a. F1 memiliki interval nilai nilai kesukaan 2 – 2,96, untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil dari nilai terkecil yaitu 2 (kurang suka).
c. F3 memiliki interval nilai kesukaan 3,42 - 4,1, untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,42 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).
d. F4 memiliki interval nilai kesukaan 3,76 – 4,32, untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,76 dan dibulatkan menjadi 4 (suka).
Berdasarkan hasil uji kesukaan (hedonic test) diketahui bahwa gel pengharum ruangan yang disukai panelis adalah formula F4 (formula dangan konsentrasi minyak apel 8%). Gel pengharum ruangan yang cukup disukai panelis F2 dan F3, F1 kurang disukai. Hal ini mungkin dikarenakan formula F1mengandung konsentrasi minyak apel terendah yaitu 2% oleh karena itu kurang disukai oleh panelis. Sedangkan formula F4 memiliki konsentrasi minyak apel yang tinggi yaitu 8% sehingga aroma yang dihasilkan lebih wangi, lembut dan khas.
4.4 Uji Penguapan Zat Cair
Tabel 4.5 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan suhu kamar
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Gambar 4.1 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan suhu kamar.
Berdasarkan Gambar 4.1 persentase bobot gel sisa pengharum ruangan pada ruangan suhu kamar yang terbesar terdapat pada formula F4 yaitu 55,23% dan persentase yang terkecil terdapat pada formula F1 yaitu 44,09%. Hasil persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada ruangan suhu kamar dapat
Formula Bobot gel sisa (%)
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
F1 90,59 78,08 60,32 44,09
F2 93,46 80,65 65,06 50,52
F3 95,90 83,13 69,18 53,36
disimpulkan bahwa formula yang terbaik adalah formula F4 yaitu formula dengan konsentrasi minyak apel 8% dengan konsentrasi minyak nilam 1%.
Tabel 4.6 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan yang diberi kipas angin.
Formula Bobot gel sisa (%)
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
F1 76,85 38,04 22,83 15,41
F2 80,01 51,43 31,59 16,72
F3 92,11 55,15 40,57 19,97
F4 92,34 60,36 44,42 21,03
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Gambar 4.2 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan yang diberi kipas angin.
15,41%. Hasil persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada suhu kamar yang diberi kipas dapat disimpulkan bahwa formula terbaik adalah F4 yaitu formula dengan konsentrasi minyak apel 8% dan minyak nilam 1%.
Tabel 4.7 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan ber-AC
Formula Bobot gel sisa (%)
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
F1 87,35 72,73 49,94 38,67
F2 89,92 77,09 55,90 42,15
F3 92,49 81,00 61,07 45,60
F4 92,23 81,35 64,82 50,48
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Gambar 4.3 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan ber-AC.
Dari hasil persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada ruangan ber-AC dapat disimpulkan bahwa formula terbaik adalah formula F4 yaitu formula dengan konsentrasi minyak apel 8% dan minyak nilam 1%.
Tabel 4.8 Persentase total penguapan zat cair gel pengharum ruangan berdasarkan ruang peletakan
Ruangan Uji Total penguapan zat cair (%)
F1 F2 F3 F4
Ruangan suhu kamar 55,91 49,47 46,63 44,76 ruangan yang diberi
kipas angin
84,58 83,27 80,02 78,96
Ruangan ber-AC 61,32 57,86 54,39 49,51
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Gambar 4.4 Persentase total penguapan zat cair gel pengharum ruangan berdasarkan ruang peletakan
minggu pengujian diperoleh hasil bahwa penguapan zat cair paling rendah terdapat pada gel pengharum ruangan yang diletakkan di suhu kamar dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 44,76%, diikuti pada ruangan ber-AC dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 49,51% dan total persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat yang paling tinggi adalah pada ruangan yang diberi kipas angin sebesar 78,96%. Semakin besar persentase penguapan zat cair berarti semakin banyak jumlah zat cair yang menguap. Semakin besar jumlah zat cair yang menguap berarti ketahanan wanginya semakin berkurang. Berbagai tempat peletakkan gel, gel yang diletakkan pada ruangan yang diberi kipas angin memiliki persantase penguapan zat cair yang terbesar dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain.
Konsentrasi pewangi yang digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan berdasarkan hasil analisis yang diperoleh ternyata memberikan pengaruh pada nilai susut bobot gel pengharum ruangan yang diperoleh, hal ini dapat dilihat dari nilai susut bobot gel pengharum ruangan yang diperoleh sampai dengan akhir masa pemakaian yaitu bahwa semakin tinggi/besar konsentrasi pewangi digunakan maka gel pengharum ruangan akan memiliki bobot akhir lebih besar dibandingkan dengan gel pengharum ruangan dengan konsentrasi pewangi yang lebih kecil. Adanya minyak nilam sebagai komponen bahan fiksatif juga turut berperan dalam mencegah pelepasan pewangi yang lebih besar (Kaya, dkk., 2015).
lain. Gel yang diletakkan pada ruangan suhu kamar memiliki persentase penguapan zat cair yang paling kecil. Hal ini disebabkan karena kontak gel dengan udara pada ruangan suhu kamar tidak signifikan sehingga ketahanan wangi gel yang diletakkan pada suhu kamar lebih besar dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain.Total persentase penguapan zat cair berbanding terbalik dengan ketahanan wangi gel pengharum ruangan, semakin tinggi total persentase penguapan zat cair maka semakin kecil ketahanan wangi gel pengharum ruangan tersebut. Gel pengharum ruangan yang memiliki persentase bobot sisa terbesar berarti memiliki persentase total penguapan zat cair terkecil. Susut bobot gel pengharum ruangan dipengaruhi oleh suhu dan seberapa banyak konsentrasi minyak apel dan bahan fiksatif (minyak nilam), semakin banyak minyak atsiri yang terkandung dalam produk maka laju penguapan akan semakin rendah. Teknik pengadukan juga dapat mempengaruhi susut bobot, karena semakin homogen suatu larutan maka kestabilan gel akan lebih baik dan penguapan dapat dihambat.
Glukomanan sebagai bahan pembentuk gel juga mempengaruhi susut
bobot gel pengharum ruangan karena glukomanan berfungsi meningkatkan
kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan mencegah pemisah bahan
yang tidak larut. Glukomanan sebagai gelling agent jika dikombinasikan dengan
gom xantan yang merupakan non-gelling agent dapat meningkatkan viskositas,
sehingga gel yang dihasilkan lebih elastis dan dapat menurunkan penguapan zat
4.5 Uji Ketahanan Wangi
Ketahanan wangi merupakan parameter penting yang ada pada gel
pengharum ruangan. Ketahanan wangi merupakan lama gel pengharum ruangan
dapat melepas wangi hingga habis. Hal ini berkaitan dengan kecepatan penguapan
bahan pewangi. Ketahanan wangi ditentukan oleh konsentrasi bahan pewangi,
bahan penghalangpenguapan pewangi, dan zat pengikat bahan pewangi.
Berdasarkan penelitian ini, digunakan bahan pewangi berupa minyak apel,
penahan penguapan bahan pewangi berupa matriks gel, dan zat pengikat wangi
(fiksatif) berupa minyak nilam.
Uji ketahanan wangi dilakukan untuk mengetahui ketahanan wangi dari
gel pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan yang berbeda-beda
yaitu pada ruangan suhu kamar, ruangan yang diberi kipas angin dan ruangan
ber-AC. Uji ketahanan wangi dinilai oleh panelis dengan cara mencium wangi dari gel
pengharum ruangan dan data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan
analisis statistika. Hasil nilai kesukaan ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar
dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada ruangan suhu kamar
Formula Lama Penyimpanan (Minggu)
1 2 3 4
Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar yang diberi kipas angin dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada ruangan yang diberi kipas angin.
Formula Lama Penyimpanan (Minggu)
1 2 3
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan ber-AC dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada ruangan ber-AC
Formula Lama Penyimpanan (Minggu)
1 2 3 4
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2% F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4% F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6% F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
kontak langsung udara terhadap gel tersebut maka gel akan cepat kering dan menyusut, semakin mengering dan menyusut gel pengharum ruangan maka wanginya akan semakin hilang. Minggu ke empat gel pengharum ruangan yang disimpan pada ruangan yang diberi kipas angin wangi yang di hasilkan tidak memberikan aroma apel, maka dari itu perhitungan ketahanan wangi pada minggu ke empat tidak dilakukan. Berdasarkan penilaian dari panelis, formula F4 (formula dengan konsentrasi minyak apel 8% ) yang disimpan pada ruangan suhu kamar, ruangan yang diberi kipas angin dan ruangan ber-AC menghasilkan skala wangi yang lebih tinggi pada minggu ke-1, yaitu pada ruangan suhu kamar menghasilkan nilai ketahanan wangi 3,60 – 4,31 pada suhu ruangan yang diberi kipas 3,78 – 5,09 dan pada ruangan ber-AC 3,92 – 4,47. Penulisan nilai akhir ketahanan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan, sehingga didapat nilai 4 (agak wangi). Sedangkan minggu ke-4 skala ketahanan wangi mengalami penurunan tetapi formula F4 memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada formula F1, F2 dan F3 pada setiap ruang uji. Nilai ketahanan wangi formula F4 minggu ke-4 pada ruangan suhu kamar yaitu 1,73 – 2,10, pada ruangan yang diberi kipas angin yaitu 1,51 – 1,92 dan pada ruangan ber-AC yaitu 1,55 – 2,04. Penulisan nilai akhir kekuatan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan sehingga didapat nilai 2 yang berarti kurang wangi. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya bahan yang menguap, semakin lama waktu penyimpanan maka semakin banyak bahan
yang menguap sehingga ketahananwangi mengalami penurunan selain itu dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan ruangan uji, suhu ruangan dan sirkulasi
Ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan juga dipengaruhi oleh
bobot gel sisa dan penguapan zat cair. Semakin kecil bobot yang hilang atau
semakin besar bobot yang tersisa berarti semakin sedikit minyak atsiri dan air
yang telah menguap, artinya semakin besar ketahanan wangi gel tersebut (Fitrah,
2013). Ketahanan wangi juga dipengaruhi oleh penambahan zat fiksatif. Zat
pengikat (fixative) adalah suatu senyawa yang memiliki daya menguap yang lebih
rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau
mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi. Menurut Ketaren (1975) zat
pengikat yang baik digunakan adalah memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau
atau berbau wangi. Titik didih minyak nilam adalah (280, 37ºC). Pada umumnya
zat pengikat yang digunakan dapat berasal dari bahan nabati, bahan hewani, dan
zat pengikat yang dibuat secara sintetis. Zat pengikat nabati pada umumnya
berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri yang
bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar wangi, minyak kayu cendana, dan
minyak nilam. Pada penelitian ini digunakan zat pengikat nabati yang berasal dari
golongan minyak atsiri yaitu, minyak nilam.
tersebut memiliki sifat lekat yang baik dan tahan lama. Hal ini dikarenakan, minyak nilam memiliki sifat yang baik untuk dijadikan bahan fiksatif (Nasharuddin, 2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
a. Variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4% yang terbaik sebagai basis gel adalah formula B2 (80:20). b. Konsentrasi pewangi minyak apel yang paling disukai pada sediaan gel
pengharum ruangan yaitu 8%.
5.2 Saran