• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap orang pasti pernah belajar didalam hidupnya. Belajar itu sendiri adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, sejak dilahirkan hingga manusia mati. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Proses belajar bisa dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah, yaitu masyarakat dan keluarga. Belajar juga bisa melalui jalur formal, nonformal dan jalur informal. Apabila proses belajar diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap (Arsyad, 2006). Sebab proses belajar disekolah dijalankan berdasarkan kurikulum dan program pembelajaran yang telah disusun secara sistematis.

Pembelajaran hakikatnya adalah proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (2011) Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan aman, oleh sebab itu penting bagi guru mempelajari dan menambah wawasan pembelajaran. Dari proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dapat diartikan bahwa perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan

▸ Baca selengkapnya: dalam setiap karya ada dua aktivitas yang penting dipahami yaitu

(2)

tingkah lakunya, keterampilannya dalam bercakap, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lain yang ada pada setiap individu.

Pendidikan merupakan proses internalisasi budaya dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab (Depdiknas, 2011). Proses internalisasi budaya dapat dilakukan dalam penanaman karakter pada diri seseorang yang akan diaktualisasi dalam proses kehidupannya. Pendidikan bukan hanya sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga merupakan sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturasi dan sosialisasi ) sehingga dalam prosesnya, seorang anak tidak hanya dibekali dimensi kognitif, tetapi juga dimensi afektif dan psikomotor. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokulikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah (Depdiknas, 2011). Terdapat banyak subjek mata pelajaran yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah kepada murid-uridnya. Salah satunya adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Ilmu Pengetahuan Alam, atau yang lebih familiar disingkat IPA merupakan nama mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi / Astrofisika, dan Geologi. IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Fenomena-fenomena alam yang dipelajari dalam IPA berasal dari fakta-fakta yang ada di alam dan hasil abstraksi pemikiran manusia. Menurut Gagne (2010), IPA

(3)

harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gejala alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri. Proses pembelajaran IPA bertujuan untuk memahami gejala-gejala alam sehingga terjadi perubahan pemahaman terhadap konsep IPA pada diri peserta didik, akibat dari proses belajar IPA di sekolah dan mengaplikasikannya secara langsung adalah untuk memecahkan masalah IPA di lingkungan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa media untuk menunjang dan mempermudah peserta didik dalam memahami mata pelajaran IPA.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal. Materi pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media sangat membantu peningkatan prestasi belajar siswa dan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Gagne dalam Karti Soeharto (2003) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu, Robert Hanick, dkk dalam Angkowo (2007) mendefinisikan media merupakan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Kedudukan media yang telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memilih dan mendesain media yang sesuai. Pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan

(4)

para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Dalam penggunaan media, guru tidak perlu terlalu banyak memberikan penjelasan verbalistik. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa, media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara guru dan peserta didik.

Berdasarkan observasi awal pada bulan maret 2016 yang telah dilakukan oleh peneliti, SDN Pangongseyan 1 Torjun telah ditunjuk sebagai salah satu sekolah yang menerapkan beberapa media pembelajaran pada tahun ajaran 2014/2015. Sekolah ini menerapkan dua kurikulum pembelajaran yaitu kurikulum 2013 yang digunakan kelas 1-3 Sekolah Dasar dan kurikulum KTSP 2006 dari kelas 4-6 Sekolah Dasar. Dari pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah SDN Pangongseyan 1 Torjun. Sekolah ini berada di pinggiran Kabupaten Sampang, dimana jarak untuk menjangkau tempat ini cukup jauh dari kota. Sehingga penerapan media ini sangatlah menarik perhatian peneliti karena keadaan tempat sekolah yang jauh dengan tempat untuk membeli alat-alat yang digunakan untuk membuat media. Sehingga penerapan media di sekolah ini dulunya sangat jarang dan pada saat-saat sekarang ini ada beberapa guru yang menerapkan media dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik untuk belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Penggunaan Media Pembelajaran IPA Materi Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Pangongseyan 1 Torjun” untuk mengetahui media apa saja yang digunakan oleh guru mata pelajaran serta alasan guru menggunakan media pembelajaran tersebut.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, bisa didapat rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara guru memilih jenis media yang akan digunakan untuk mengajarkan pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun?

2. Bagaimana cara guru menerapkan media pembelajaran IPA materi

mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan pada siswa kelas V di SDN Pangongseyan I Torjun?

3. Bagaimana respon siswa mengenai media yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun?

1.3. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui cara guru memilih jenis media yang akan digunakan

untuk mengajarkan pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun 2. Untuk dapat mengetahui cara guru menerapkan media pembelajaran IPA

materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun.

(6)

3. Untuk dapat mengetahui respon siswa mengenai media yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan I Torjun.

1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitin ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya perkembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). b. Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Masukan bagi guru sebagai faktor utama penentu berhasilnya suatu tujuan pembelajaran adalah salah satunya dengan memahami keinginan siswa dan jalan yang paling efektif untuk guru tersebut adalah menggunakan media karena anak pada usia sekolah dasar lebih suka praktik dibandingkan dengan teori.

2. Bagi Peserta Didik

Dengan adanya penerapan media-media tersebut dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan dengan mudah sehingga dapat menambah wawasan mereka.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi sekolah terutama dalam pemahaman mengenai media pembelajaran yang dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang diinginkan.

(7)

1.5. Definisi Istilah

Pelaksanaan penelitian yang berjudul “ Analisis penggunaan media pembelajaran IPA pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas V SDN Pangongseyan 1 Torjun” peneliti memberikan beberapa definisi istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap penelitian ini. Adapun definisi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Media

Media adalah suatu alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal. Menurut Gagne (dalam Karti Soeharto, 2003) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

2. IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam baik tentang tumbuhan, binatang, fenomena-fenomena alam, dan planet-planet. Menurut Drost (2003), IPA Mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, dan di luar angkasa, baik yang bisa diamati indera maupun yang tidak diamati indera.

Referensi

Dokumen terkait

SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2).. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN a) Pemenuhan tenaga b) Peningk sarana pelayanan primer c) Pemenuhan prasarana pendukung d) Inovasi

Penilaian pelaksanaan pemantauan dan evaluasi menggunakan formulir sebagaimana pada Lampiran Pada akhir pelaksanaan penelitian, setiap peneliti melaporkan

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 137 orang, 41 orang merupakan pelanggan PSAB dan 96 orang merupakan masyarakat pengguna sumber air bersih

yang meliputi: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Permasalahan yang ditelaah adalah

[r]

Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara inovasi produk dengan kepuasan pelanggan Rabbani pada pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa