II-1
Rencana Tata Ruang Wilayah m emuat arahan struktur ruang d an pola ruang. Struktur ruang a dalah susunan p usat-pusat p ermukiman d an sistem jaringan prasarana dan sarana yang b erfungsi s ebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara h irarkis memiliki h ubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi p eruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi p eruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang u ntuk fungsi budidaya. Pembangunan b idang Cipta Karya harus memperhatikan ar ahan struktur dan pola ruang yang tertua ng dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tu juan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan l ingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan d ampak negatif terhadap lingkungan a kibat pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 2.1.
Rencana Tata R uang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Renca na Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, a.
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, b.
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah c.
nasional,
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan p erkembangan d.
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, e.
Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan f.
BAB II
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang g.
harus diperhatikan dari RTRWN untuk d itindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a.
Kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi a tau berpotensi sebagai simpul i.
utama kegiatan ekspor-impor at au p intu gerbang menuju kawasan internasional,
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai p usat ii.
kegiatan industri d an jasa skala n asional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai s impul iii.
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) b.
Kriteria:
Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai simpul i.
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai pusat ii.
kegiatan industri d an jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul iii.
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) c.
Kriteria:
Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas i.
dengan negara tetangga,
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu g erbang ii.
II-3
Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama tra nsportasi yang iii.
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi iv.
yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) d.
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan b erdasarkan kepentingan:
Pertahanan dan keamanan, i.
diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan a.
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah b.
pembuangan a munisi dan p eralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, d aerah uji coba sistem persenjataan, d an/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau c.
kecil terluar yang b erbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
Pertumbuhan ekonomi, ii.
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, a.
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, e.
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan f.
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produ ksi sumber g.
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. h.
Sosial dan budaya iii.
Merupakan tempat pelestarian dan p engembangan a dat istiadat atau a.
budaya nasional,
merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri b.
bangsa,
merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi c.
dan dilestarikan,
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, d.
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau e.
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. f.
Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi iv.
Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu a.
Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam b.
strategis n asional, p engembangan a ntariksa, serta tenaga atom d an nuklir
Memiliki sumber daya alam strategis nasional c.
Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan p engembangan d.
antariksa
Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau e.
Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. f.
Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. v.
Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, a.
Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang b.
Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora d an/atau fauna yang c.
hampir punah atau d iperkirakan a kan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
Memberikan perlindungan keseimbangan tata g una air yang setiap d.
II-5
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro e.
Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup f.
Rawan bencana alam nasional g.
Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai h.
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Tabel 2.1
Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat
Tabel 2.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) 2.2.
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN d alam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. a.
Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: b.
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi iv.
Pertahanan dan Keamanan v.
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: c.
Arahan pengembangan pola ruang: i.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a.
Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya b.
seperti pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana p ola ruang dan iii.
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan a.
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng b.
Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng c.
Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng d.
II-7
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan e.
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang f.
Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.
Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau 2.3.
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci d an operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang a ntara lain a.
mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan p ola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan b.
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang k hususnya c.
untuk bidang Cipta Karya seperti pe ngembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, p ersampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; a.
Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; b.
Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; c.
Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali. d.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan D aerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i.
Arahan pengembangan pola ruang: i.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)
Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti b)
pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.
pengembangan prasarana sarana air minum, air li mbah, persampahan, dan drainase
Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya
ii.
untuk bidang Cipta Karya.
II-9
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota 2.5.
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Rua ng Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam R TRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan d alam p enyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi v.
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya b)
seperti pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan ii.
seperti pengembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang d.
IV-1
Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu menggambarkan kondisi KabupatenOgan Komering Ulu dari berbag ai aspek. Dari profil Kabupaten Ogan Komering
Ulu diharapkan dapat tercermin kondisi Kabupaten Ogan Komering Ulu terkait
dengan Rencana Program Investasi I nfrastruktur Jangka Menengah (RPI 2-JM).
Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri dari gambaran kondisi geografis dan
administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai
topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengena i
geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai kondisi sosial
dan ekonomi.
2.1. Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah
Ditinjau dari aspek jumlah penduduk sebelum pemekaran, Kabupaten Ogan
Komering Ulu merupakan salah satu kabupate n yang memiliki jumlah penduduk
terbesar di Propinsi Sumatera Selatan. Adanya pemekaran wilayah Kabupaten
OKU menjadi 3 Kabupaten (Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan)
menyebabkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten OKU harus terbagi menjadi
tiga sentra, termasuk diantaranya potensi penduduk dimana 25,02 persen
penduduk bertempat tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Secara Administratif, Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan tahun 2009
dibagi dalam 12 wilayah kecamatan. Jumlah penduduk Kabup aten Ogan
Komering Ulu Tahun 2009 berjumlah 333.562 orang. dengan luas wilayah
361.760 Hektar. Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara
103040’ Bujur Timur sampai dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’
sampai dengan 4055’ Lintang Selatan.
Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040 ’ Bujur Timur
sampai dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’ sampai dengan 4055 ’
Lintang Selatan.
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 14 Kabupaten/Kota yang
ada di Provinsi Sumatera Selatan, yang memiliki 12 (dua belas) kecamatan,
dengan luas wilayah 4.797,06 Km2.
BAB II
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 15 Kabupaten/Kota yang
ada di Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 4.797,06 km 2 . Dilihat
dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040 ’ Bujur Timur sampai
dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’ sampai dengan 4055 ’ Lintang
Selatan.
Secara Adminstratif Kabupaten Ogan Komering Ulu berbatasan dengan :
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Muaradua dan
Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Semendo dan
Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Cemp aka dan
Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Ogan Ilir Lubuk Batang
16,84%
Peninjauan 13.23%
Ulu Ogan 6.52% 2,44%
Lbk Raja 1.90%
Bat.Barat 3.73%
Smdg Aji 14,88%
Pengandonan 10.86%
IV-3
Untuk Gambaran Topografi kabupaten OKU adalah sbb :Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan Kabupaten tert ua yang ada di
Provinsi Sumatera Selatan, yanng memiliki 11 kecamatan, dengan ketinggian
168 meter dari permukaan laut untuk Kecamatan Baturaja Barat, sedangkan
kecamatan yang paling rendah Yaitu Kecamatan Peninjauan dengan ketinggian
38 meter dari permukaan laut.
2.2. Potensi Wilayah Kabupaten OKU
2.2.1 Gambaran Geologi
Jenis – jenis tanah yang dijumpai di wilayah Kabupaten Ogan Komering
Ulu meliputi jenis tanah aluvial, regosol, andosol, latosol, litosol, asosiasi litosol
dan latosol serta komplek tanah podsolik dan litosol yang tersebar disetiap
kecamatan.
a. Macam Bentuk Tanah
Keadaan tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagian besar
bergunung-gunung dan berbukit-bukit.
b. Kandungan Tanah
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitia n Tanah di Bogor pada
tahun 1970, susunan tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu berupa
batuan Granit, Diorit, dan Trias yang terdapat di kanan kiri Kota Baturaja.
Sedangkan kandungan tanah di Kecamatan Pengandonan adalah tanah
yang terdiri dari Padsolik merah kuning.
2.2.2 Gambaran klimatologi
Secara umum, Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim tropis dan basah
dengan temperatur bervariasi antara 22 ºC sampai dengan 31 ºC. Semakin ke
arah utara temperatur udaranya semakin tinggi (semakin panas). Kabupaten
Ogan Komering Ulu termasuk daerah yang bercurah hujan tinggi. Pada tahun
2009 curah hujan bervariasi antara 2 mm sampai dengan 380 mm. Curah hujan
terendah dijumpai di Kecamatan Baturaja Timur pada bulan Agustus, sementara
curah hujan yang terti nggi dijumpai di Kecamatan Peninjauan terjadi di bulan
April. Curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Januari sampai bulan Mei dan
Luas total Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah sekitar 361.760 Hektar. Dari
total luas tersebut sekitar 36,91 persennya berupa hutan belukar, 25,48 persen
diusahakan untuk perkebunan rakyat, perkebunan besar maupun perkebunan
rakyat dengan komoditi unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan tanaman
tahunan lainnya, dengan penyebara hampir merata di seluruh wilayah kabupaten.
Untuk tanaman bahan makanan dan tanaman semusim lainnya tampaknya
kurang berpotensi di kabupaten ini. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum
ada jaringan irigasi tehnis yang tersedia, dis amping pengaruh iklim yang
cenderung panas. Namun demikian, dalam skala tidak besar petani tetap
mengusahakan tanaman bahan makanan mapun tanaman semusim untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk dijual.
Selain yang disebut di atas di daerah ini terd apat pusat latihan militer khususnya
milik TNI AD yang meliputi kawasan yang cukup luas, sehingga menjangkau
wilayah 3 kabupaten, baik OKU, OKU Selatan maupun OKU Timur, kawasan
tersebut lebih dikenal dengan sebutan OMIBA (Objek Militer Baturaja).
2.2.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi
Tabel 4.3
IV-5
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkatpendidikan penduduk yang makin meningkat dan berkualitas maka dapat
diharapkan kualitas kehidupan masyarakat juga akan membaik. Untuk itu upaya
pemerintah untuk meningkatkan wajib belajar dari 6 tahun menjadi 9 tahun harus
didukung semua pihak dan pemerintah juga harus mampu memfasilitasi sarana
dan prasarana pendidikan yang diperlukan.
Untuk itu sarana dan prasarana pendidikan yang semakin bermutu dan
menyebar ke seluruh daerah/kecamatan harus pula diupayakan realisasinya,
seperti pengadaan gedung sekolah dan penambahan tenaga pengajar / guru.
Jumlah sekolah dasar yang ada bai k sekolah dasar negeri maupun swasta di
kabupaten ini berjumlah 471 unit gedung sekolah. Sedangkan jumlah Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah sekolah negeri berjumlah 95 unit
gedung yang tersebar di seluruh kecamatan dan sekolah swasta berjumla h 71
unit gedung, dengan jumlah ruang belajar 333 ruangan untuk negeri dan 146
ruangan untuk swasta. Jumlah murid SLTP negeri seluruhnya berjumlah 10.555
murid dan SLTP swasta berjumlah 4.288 murid. Sehingga jumlah seluruh murid
SLTP) berjumlah 56 427 murid.
Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu
yaitu berjumlah 58 unit gedung SMU negeri dan 51 unit gedung SMU swasta,
dengan jumlah ruang belajar sebanyak 156 buah untuk negeri dan 108 buah
untuk swasta. Jumlah murid SMU baik negeri maupun swasta seluruhnya
berjumlah 6.166 murid.
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan sarana
kesehatan lainnya merupakan hal yang mutlak guna mewujudka n derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik. Disamping sarana fisik berupa bangunan
dan prasarana lain, tentu saja dukungan sumber daya manusia di bidang
kesehatan yang berkualitas dan dalam jumlah yang memadai menjadi faktor
kunci bagiupaya penyehatan masyarakat.
Secara umum, pelayanan kesehatan masyarakat diarahkan kepada :
a. Pelayanan kesehatan pendududuk
b. Pelayanan kesehatan terhadap tenaga produktif
c. Usaha preventif kesehatan dan sebagainya
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelayanan k esehatan meliputi
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dan diupayakan agar
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, utamanya masyarakat pedesaan
dengan golongan ekonomi lemah sehingga diharapkan mereka dapat pula
menikmati pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik.
Sampai dengan tahun 2009, jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu berjumlah 3 unit, yaitu 1 rumah sakit umum, 1 rumah sakit swasta
dan satu rumah sakit milik TNI-AD (DKT). Sedangkan jumlah puskesmas
sebanyak 14 buah, puskesmas pembantu 44 buah, balai pengobatan 7
buah dan rumah bersalin sejumlah 3 buah.
Tenaga medis/kesehatan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu selama
tahun 2009 adalah dokter umum berjumlah 23 orang, dokter spesialis seba nyak
10 orang, dokter gigi berjumlah 4 orang, bidan berjumlah 206 orang, perawat
berjumlah 148 orang, dan tenaga kesehatan lainnya berjumlah 124 orang.
Dilihat dari jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ulu, maka penyakit y ang banyak diderita masyarakat selama tahun
2009 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu
IV-7
penyakit influensa tercatat 32.592 penderita, penyakit malaria 5. 297 danlain-lain.
2.3. Demografi dan Urbanisasi
Ditinjau dari aspek jumlah penduduk sebelum pemekaran, Kabupaten Ogan
Komering Ulu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk
terbesar di Propinsi Sumatera Selatan. Adanya pemekaran wilayah Kabupaten
OKU menjadi 3 Kabupaten (Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan)
menyebabkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten OKU harus terbagi menjadi
tiga sentra, termasuk diantaranya potensi penduduk dimana 25,02 persen
penduduk bertempat tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Sebagaimana daerah yang sedang berkembang lainnya, jumlah penduduk
Kabupaten Ogan Komering Ulu selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal itu dikarenakan telah semakin banyaknya perbaikan serta kemajuan
pembangunan yang dilakukan pemerintah khususnya di bidang pendidikan,
kesehatan, keluarga berencana dan akses informasi yang terbuka lebar bagi
penduduk. Menurut hasil Pendataan Penduduk dan Pendaftaran Pemilih
Berkelanjutan (P4B), total jumlah penduduk Kabupa ten Ogan Komering Ulu
tahun 2003 sebesar 278.645 jiwa, pada kwartal pertama tahun 2004 meningkat
menjadi 283.995 jiwa, dan pada akhir tahun 2009 meningkat menjadi 333.562
jiwa.
Penyebaran penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu di 12 Kecamatan yang
ada ternyata tidak merata. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk
lebih memilih tinggal di kecamatan yang potensial secara ekonomi dan memiliki
fasilitas umum dan sosial yang lebih lengkap dibandingkan kecamatan lainnya
yang masih tertinggal. Kecamatan B aturaja Timur sebagai ibukota Kabupaten
Ogan Komering Ulu mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 93.652 jiwa
(28,08 persen), disusul Kecamatan Peninjauan dengan penduduk sebesar
40.625 jiwa (12,18 persen). Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di
Kecamatan Ulu Ogan yaitu hanya sebanyak 8.166 jiwa.
Dari sisi kepadatan penduduk per kilometer, maka kecamatan Baturaja Timur
merupakan kecamatan yang terpadat penduduknya yaitu mencapai 629,09 jiwa
penduduknya paling jarang yaitu hanya 34,60 jiwa per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk Kabupaten OKU secara keseluruhan adalah 92,21 jiwa per
km2.
Salah satu indikator yang dapat menunjukkan komposisi penduduk menurut jenis
kelamin pada kurun wakt u tertentu adalah rasio jenis kelamin. Rasio jenis
kelamin ini memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk
perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009
adalah sebesar 105,88 ini menunjukkan setiap terdapat 100 pend uduk
perempuan di Kabupaten Ogan Komering Ulu akan terdapat 105 sampai 106
penduduk laki-laki.
Hal ini berarti penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di Kabupaten Ogan
Komering Ulu hampir seimbang jumlahnya. Secara absolut dari 333.562 jiwa
penduduk pad a tahun 2009, terdapat 171.542 jiwa penduduk laki-laki dan
162.020 jiwa penduduk perempuan. Konsekwensi dari kondisi tersebut,
pemerintah harus dapat membuka lapangan kerja dan menyediakan fasilitas
pendidikan yang luas dan merata ke berbagai wilayah di Ka bupaten Ogan
Komering Ulu. Karena seiring dengan budaya patriarki yang masih kental di
masyarakat, dimana laki-laki bertanggung jawab terhadap urusan non-domestik
rumahtangga, maka bila penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendidikan
penduduk tidak segera diprioritaskan, dikhawatirkan dapat memancing timbulnya
tindak kriminalitas dan ekses negatif lain di masyarakat.
Perubahan struktur umur penduduk merupakan perubahan demografis yang
selalu mendapat perhatian dalam berbagai analisi kependudukan. Komp osisi
penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Ogan Komering Ulu masih
menunjukkan dominasi penduduk usia muda yang jumlahnya lebih besar
Penduduk usia (0-14) tahun dan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas
diasumsikan sebagai penduduk yang non p roduktif, sedangkan penduduk
usia (15-64) tahun dianggap sebagai penduduk produktif yang diartikan mampu
melakukan kegiatan yang bernilai secara ekonomis. Pada tahun 2009 diperoleh
angka ketergantungan (dependecy ratio) sebesar 47 persen. Apabila angka
dependency ratio tersebut semakin tinggi, ini mengindikasikan bahwa tingkat
ekonomi penduduk masih cenderung rendah dan harus terus diupayakan
IV-9
Tabel 2.1Jumlah penduduk, luas daerah dan rata-rata penduduk per km2
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Isu startegis sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPIMD dan 3.1.
RTRM Kabupaten
Kawasan Strategis Nasional (KSN) a.
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis
Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara n asional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan n egara, ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa
kepentingan, yaitu:
IV-11
pertumbuhan ekonomib.
sosial dan budaya c.
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi d.
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup e.
Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah
dipaparkan pada bab sebelumnya.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) b.
Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional
atau P KSN adalah kawasan perkotaan yang d itetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan
PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15,
yaitu sebagai berikut:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas b atas
dengan negara tetangga
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang
internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi
yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun
daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada
bab sebelumnya.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) c.
Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah N asional, Pusat Kegiatan N asional atau
PKN adalah kawasan p erkotaan yang berfungsi u ntuk m elayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan P KN dilakukan
berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat p ada pasal 14, yaitu sebagai
a. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi
c. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan m egapolitan, kawasan
metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau
kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi d.
Indonesia (MP3EI)
Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2 011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi In donesia
2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) merupakan ar ahan strategis dalam percepatan dan
perluasan pembangunan e konomi In donesia untuk periode 15 (lima belas)
tahun terhitung sejak tahun 2 011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan
melengkapi dokumen perencanaan.
Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi at au
sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor
konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan u ntuk mempermudah
identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi at au sentra
produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.
KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:
Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan a.
Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI b.
Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra c.
produksi di masing-masing KPI
IV-13
dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 2.3
Tabel 2.3
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO KORIDOR KPI
(1) (2) (3)
1 Koridor Ekonomi (KE)
Sumatera
2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten DKI Jakarta
4 Koridor Ekonomi (KE)
Kalimantan
Kutai Kertanegara
Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang
Kotawaringin Barat
Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau
Penajam Paser Utara
5 Koridor Ekonomi (KE)
Sulawesi
Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare
Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang
Banggai Bitung
6 Koridor Ekonomi (KE) Papua –
Kep. Maluku
Merauke (Mifee) Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) e.
Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi
Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu d alam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang d itetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK
terdiri atas satu atau beberapa zona, a ntara lain pengolahan e kspor, logistik,
industri, pengembangan te knologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya.
Pembentukan KEK ter sebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang
didirikan di In donesia, pemerintah k abupaten/kota, d an pemerintah provinsi,
yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat
menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan b erdasarkan usulan
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang
diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah
IV-15
Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :sesuai dengan Rencana T ata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi a.
mengganggu kawasan lindung;
adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
b.
kabupaten/kota yang bersangkutan;
terletak pada posisi yang dekat dengan j alur perdagangan c.
internasional at au dekat dengan jalur pelayaran internasional di In donesia
atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;
mempunyai batas yang jelas. d.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus d ipaparkan
pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2011
NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1) (2) (3)
1 Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke
2 Kabupaten Pandeglang, Banten
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy