• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media internet guna meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi untuk mendukung pelaksanaan KTSP di SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 : sebuah penelitian tindakan kelas - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan media internet guna meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi untuk mendukung pelaksanaan KTSP di SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 : sebuah penelitian tindakan kelas - USD Repository"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA INTERNET GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN KTSP DI SMA NEGERI 6

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

LELLY SESTYANINGRUM NIM: 051324028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGGUNAAN MEDIA INTERNET GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN KTSP DI SMA NEGERI 6

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

LELLY SESTYANINGRUM NIM: 051324028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juli 2009

Penulis

(6)
(7)

vi

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

Keluarga adalah harta terindah di dunia ini, maka jagalah

mereka dan buatlah mereka bangga pada dirimu.

Hidup di dunia ini hanya sekali,,. Jangan kamu sia-siakan

Percaya diri, tidak mudah menyerah dan ketekunan adalah

kunci keberhasilan.

Jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah kamu

dapat...teruslah berkarya.

SKRIPSI INI AKU PERSEMBAHKAN UNTUK:

Bapak Moch. Sholeh dan ibu Siti Waliyah tercinta...

Adikku Dhonna Sischa Ningtyas...

(8)

vii ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA INTERNET GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BRLAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI

UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN KTSP DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) LELLY SESTYANINGRUM

051324028

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan media internet sebagai media pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Action Classroom Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Yogyakarta pada bulan April-Mei 2009. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X6 sedangkan objek penelitian adalah motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa melalui penggunaan media internet berupa web blog.

Masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang berbeda. Motivasi belajar diukur dengan menggunakan kuesioner, partisipasi diukur melalui observasi, sedangkan prestasi belajar siswa diukur dengan menggunakan nilai ulangan harian. Target keberhasilan motivasi adalah 66% dari jumlah keseluruhan siswa kelas X6 (35 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinnggi maupun tinggi. Target keberhasilan tingkat partisipasi yaitu 74% siswa dari keseluruhan siswa kelas X6 (35 siswa) berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Target keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa dari keseluruhan siswa kelas X6 (35 siswa) mengalami ketuntasan belajar.

(9)

viii ABSTRACT

THE APPLICATION OF INTERNET TO INCREASE SUDENTS’ MOTIVATION, PARTICITIPATION AN LEARNING ACHIEVEMENT OF ECONOMICS SUBJECT

FOR SUPPORTING THE IMPLEMENTATION OF KTSP IN 6 STATE SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN ACADEMIC PERIOD OF 2008/2009

(A classroom Action Research) LELLY SESTYANINGRUM

051324028

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purpose of this research is to analyze whether there is any progress of students’ motivation, participation, learning achievement by implementing internet learning media. The type of this research is a classroom action research , which its purpose is improve the learning quality in the classroom. This research was conduced in 6 State Senior High School Yogyakarta from April to May 2009. The subjects in this research were the tenth grade students who belong to six class, whereas the objects of this research were motivation, participation, and students’ learning achievement by applying internet web blog.

Each variable in this research was measured by using different instruments. The learning motivation was measured by using questionnaire; participation was measured by observation, and students’ learning achievement was measured by using daily rehearsal value. The target of motivational successfulness was 66% from total amout of 35 studens very high or high motivational level. The target of participation successfulness was 74% student from 35 studens who were actively participate in learning process. The target of achievement successfulness was 60% students from 35 students who have learning completeness.

The results of this research are: (1) the application of internet web blog increases studens’ learning motivation: pre-implementation of action there were 54% students who have very high or high motivational level, and post-implementation of action I are 66,6% student and during the implementation of action II are 78,8% students; (2) the application of internet web blog increases the students’ learning achievement: pre-implementation action there was only 68% students who actively participate in learning process, and

post-implementation of action I increases into 81,81% students and during the post-implementation of action II are 87,87%; (3) the students’ learning achievement level pre-implementation

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Pd. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar dan penuh perhatian memberi dukungan, arahan dan telah meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau, sehingga memberikan motivasi yang tinggi kepad penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas segala bimbingan, nasehat dan telah bersedia meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto, terima kasih atas segala dukungan dan saran yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari bapak.

(11)

x

7. Bapak Drs. Rubiyanto M.M., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Dwi Aspariningsih, selaku guru pengampu Ekonomi kelas X, terima kasih atas bimbingan, dukungan, kesabaran, saran dan telah meluangkan waktu bagi penulis di tengah kesibukan mengajar.

9. Para siswa kelas X6 , terima kasih banyak atas partisipasi dan kerja sama yang baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

10. Ayahku Mochammad Sholeh dan Ibuku Siti Waliyah, terima kasih atas segala kasih sayang yang telah diberikan selama ini kepada penulis. Terima kasih juga atas segala dukungan, doa, dan material yang diberikan kepada penulis.

11. Dona dan Eya , terima kasih atas segala dukungan dan pengertian kalian. Terima kasih juga untuk Eya yang kadang temenin Mbak Lelly ketika mengerjakan tugas skripsi dan memberikan canda-canda yang yang membuat tugas Mbak menjadi terasa ringan.

12. Pakde Tarto, Budhe Sumar dan Ino di Makasar, terima kasih atas dukungan dan doa yang kalian berikan.

(12)

xi

14. Kurnia Martika (Nia) sahabatku, terima kasih buat semua dukungan, saran, masukan dan semangat serta waktu yang telah kamu berikan disela kesibukan kamu, sehingga penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi.

15. Ika, Dwi, Lia, Rinda dan Yose, terima kasih atas support-nya dan persahabatan kalian selama ini.

16. Nia, Ige, Rinda, Yose, Ika, Lia, Andri, Ita, Prima dan Ketrin, terima kasih telah setia menunggu penulis ketika ujian.

17. Ika, Ketrin dan Yose, terima kasih atas kebersamaan kalian selama menyelesaikan skipsi.

18. Temen-teman PE 2005 (Mas Ari, Mas Ige, Anton, Jojo, Rinto, Hendri, Darwis, Dwi, Tina, Nian, Nia, Rinda, Yose, Lia, Andri, Ita, Ketrin, Kiki, Prima, Meri dan Lesti). Terima kasih atas kebersamaan kita selama kuliah.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimaksih.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penyusunan skripsi pada masa-masa yang akan datang sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

(14)

xiii

E. Batasan Masalah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Paradigma Strategi Pembelajaran yang Efektif... 8

1. Proses Pendidikan dan Strategi Pembelajaran ... 8

2. Kegiatan Pembelajaran ... 9

3. Teori Pembelajaran ... 10

B. Peran Media dalam Dunia Pendidikan ... 15

1. Pengertian Media ... 15

2. Jenis Media ... 16

3. Manfaat Media ... 20

4. Ciri-ciri Media ... 23

5. Prinsip-prinsip Penggunaan Media ... 23

6. Multimedia Pembelajaran ... 24

C. Multimedia sebagai Media Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan ... 26

D. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan ... 30

(15)

xiv

1. Motivasi ... 33

2. Partisipasi ... 41

3. Prestasi Belajar ... 41

4. Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 46

D. Variabel ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 56

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 56

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 60

C. Sistem Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 63

D. Kurikulum SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 64

E. Organisasi Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 72

F. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 73

(16)

xv

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 78

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Siklus I ... 80

1. Perencanaan ... 80

2. Tindakan ... 89

3. Pengamatan ... 92

4. Refleksi ... 102

B. Siklus II ... 105

1. Perencanaan ... 105

2. Tindakan ... 106

3. Pengamatan ... 109

4. Refleksi ... 119

C. Siklus III ... 121

BAB VI PENUTUP ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran Bagi Guru Pamong ... 123

C. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 12 DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvi DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Penilaian Acuan Patokan ... 47

Tabel III.2 Indikator Motivasi Belajar ... 48

Tabel III.3 Kriteria Motivasi Belajar ... 50

Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner ... 51

Tabel III.5 Indikator Keberhasilan Partisipasi ... 52

Tabel III.6 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 54

Tabel VI.1 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 67

Tabel VI.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 69

Tabel VI.3 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas XI dan XII IPA SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 70

Tabel VI.4 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 72

Tabel VI.5 Pendidikan Guru SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 74

(19)

xviii

Tabel V.1 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum

Implementasi Tindakan (Based Line) ... 81 Tabel V.2 Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa Sebelum

Implementasi Tindakan (Based Line) ... 83 Tabel V.3 Nilai Ulangan Ekonomi (Based line) ... 86 Tabel V.4 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Setelah

Implementasi Tindakan I ... 92 Tabel V.5 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

Sebelum Implementasi Tindakan dan Setelah Implementasi

Tindakan I ... 93 Tabel V.6 Hasil Observasi Partisipasi Setelah Implementasi Tindakan I ... 94 Tabel V.7 Rekap Hasil Observasi Partisipasi Siswa Sebelum

Implementasi dan Setelah Implementasi Tindakan I ... 96 Tabel V.8 Hasil Ulangan Harian Sesudah Implementasi Tindakan I ... 98 Tabel V.9 Rekap Hasil Ulangan Harian Siswa Sebelum Implementasi

dan Sesudah Implementasi Tindakan I ... 99 Tabel V.10 Rekap Hasil Ketercapaian Semua Variabel Siklus I ... 101 Tabel V.11 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sesudah

(20)

xix

Sesudah Implementasi Tindakan I dan Tindakan II ... 110 Tabel V.13 Hasil Observasi Partisipasi Siswa Setelah

Implementasi Tindakan II ... 110 Tabel V.14 Rekap Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa

Setelah Implementasi Tindakan I dan Tindakan II ... 113 Tabel V.15 Hasil Ulangan Harian Sesudah Implementasi Tindakan II ... 115 Tabel V.16 Rekap Hasil Ulangan Harian Siswa Sesudah

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 128

Lampiran 2 Lembar Observasi Partisipasi Siswa ... 132

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 134

Lampiran 4 Materi dan Tugas ... 159

Lampiran 5 Soal Ulangan Harian ... 174

Lampiran 6 Perhitungan Manual ... 179

Lampiran 7 Hasil Observasi Partisipasi Siswa ... 183

Lampiran 8 Hasil Ulangan Harian Ekonomi ... 190

Lampiran 9 Refleksi Siswa ... 194

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian ... 196

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 202

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media masa yang pesat saat ini mempengaruhi hampir semua

bidang termasuk dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh media

sangat kuat terhadap semua elemen masyarakat. Sudah saatnya dunia pendidikan

mulai memberi perhatian lebih terhadap pengaruh-pengaruh yang kemungkinan

dapat ditimbulkan oleh media massa. Oleh karena itu diperlukan peran serta seluruh

elemen dalam dunia pendidikan untuk menanamkan media literacy (“melek media”)

dalam masyarakat. Guru sebagai elemen terpenting dalam dunia pendidikan

mempunyai peranan penting untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya

pengetahuan media literacy ini.

Adanya implementasi KTSP menuntut kemandirian guru dan kepala sekolah

untuk membina hasrat belajar peserta didik. Membina hasrat belajar dapat

dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan mendayagunakan fasilitas dan

sumber belajar secara optimal, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat

dilaksanakan secara optimal pula. Dalam hal ini, kreativitas guru dan peserta didik

perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat

pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna dalam implementasi kurikulum

(23)

Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus

mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif

mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih

konkret. Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan

implementasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Sedikitnya ada dua cara memanfaatkan fasilitas dan sumber belajar dalam

implementasi KTSP dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pertama,

membawa sumber belajar ke dalam kelas. Dari aneka ragam macam bentuk sumber

belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, terutama dalam

pembentukan kompetensi dasar peserta didik. Hal tersebut misalnya membawa tape

recorder ke kelas, atau menghadirkan tokoh masyarakat sebagai manusia sumber.

Kedua, membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada. Adakalanya

terdapat sumber belajar yang penting dan menunjang kompetensi dasar, tetapi tidak

dapat membawa ke dalam kelas karena mengandung resiko yang tinggi, atau

karakteristik yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas. Misalnya

museum (Mulyasa, 2008: 71-73).

Mengamati keadaan yang terjadi di lapangan, khususnya yang terjadi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta dalam pembelajaran ekonomi di sekolah guru belum

memaksimalkan fasilitas yang telah tersedia sekolah secara optimal dalam proses

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas sudah berjalan dengan baik, namun

(24)

penggunaan media yang monoton sehingga siswa di kelas menjadi bosan dan ramai

atau berbicara dengan teman sehingga tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai.

Penggunaan metode dan media yang monoton menyebabkan kebanyakan

siswa tidak mengikuti pelajaran ekonomi secara aktif di kelas. Berdasarkan hasil

observasi dan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi

kelas X-6, diketahui bahwa siswa yang mempunyai tingkat motivasi sangat tinggi

maupun tinggi sebesar 54%, tingkat siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran 68% dan prestasi siswa yang tuntas belajar yaitu 31,5% (Pra

Observasi, 2009). Dalam kelas tersebut masih ada beberapa siswa yang masih

memiliki tingkat motivasi, partisipasi dan prestasi yang rendah. Siswa kelas X-6

yang mempunyai tingkat motivasi rendah sekitar 46%, tingkat partisipasi rendah

sekitar 32% dan tingkat prestasi rendah sekitar 68,5%. Tingkat motivasi siswa yang

masih rendah disebabkan karena: 1) siswa malas untuk belajar, belajar hanya ketika

akan ujian dan mendapat pujian dari orang lain; 2) siswa malas belajar jika pelajaran

bersifat hafalan; 3) siswa mudah putus asa ketika menemui soal yang sulit ( Pra

Observasi, 2009).

Tingkat partisipasi siswa kelas X-6 yang rendah ditandai dengan:

1) penggunaan metode dan media belajar yang monoton menyebabkan siswa

menjadi bosan dan cenderung tidak memperhatikan, 2) siswa cenderung berbicara

dengan teman ketika pelajaran berlangsung, 3) siswa tidak bertanya ketika ada

materi yang belum jelas, 4) siswa tidak mengerjakan tugas dari guru dengan baik

(25)

dalam memahami materi (Pra Observasi, 2009). Tingkat prestasi siswa kelas X6

yang rendah disebabkan karena siswa mengalami kebingungan dalam memahami

materi. Kebingungan dalam memahami materi ini disebabkan ketika guru

menjelaskan siswa tidak memperhatikan dengan baik.

Keadaan tersebut diatas diduga karena kegiatan belajar mengajar tidak

menggunakan media belajar secara optimal, sebab media yang digunakan oleh guru

monoton. Maka, melihat hal tersebut perlu adanya terobosan baru dalam kegiatan

belajar mengajar yang manggunakan media, khususnya media internet. Dengan

adanya fasilitas internet di sekolah maka salah satu strategi yang dapat digunakan

guru untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar adalah

dengan menggunakan media internet. Peneliti menggunakan media internet karena

saat ini siswa sudah tidak asing lagi dengan adanya internet. Selain itu, di sekolah

tersebut belum memaksimalkan media pembelajaran dengan menggunakan media

internet. Media internet yang telah disediakan masih sebatas untuk mencari

data-data, mencari artikel, gambar, membuka friendster atau facebook oleh siswa. Oleh

karena itu, peneliti ingin membuat terobosan baru membuat materi dan tugas yang

telah disediakan di situs internet sehingga siswa dapat mengakses materi belajar

sebelum kegiatan pembelajaran sehingga siswa telah siap mengikuti pelajaran ketika

dikelas dan telah siap dengan materi-materi yang ada serta pengetahuan lain yang

mereka dapat dari mengakses internet.

Dengan fasilitas internet di sekolah akan lebih memudahkan siswa untuk

(26)

adalah misal dengan web blog. Dengan adanya materi pelajaran yang dapat diakses

di internet, peneliti berharap dengan menggunakan media internet berupa web blog

dalam pembelajaran dapat menjadi media alternatif yang dapat menunjang siswa

untuk belajar sehingga diharapkan penggunaan media dengan web blog dapat

meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa sehingga akan meningkatkan

pula prestasi siswa .

Beranjak dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: ”PENGGUNAAN MEDIA INTERNET GUNA

MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN KTSP DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari penelitian tindakan kelas ini

dapat ditarik rumusan masalah; bagaimana penggunaan media internet dapat

meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 6

(27)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi

belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta melalui penggunaan media internet

berupa web blog.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini lebih dikhususkan untuk guru dan siswa namun tidak

menutup kemungkinan bahwa penelitian ini juga berguna bagi pihak-pihak lain.

1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat banyak bagi peneliti,

manfaat yang diperoleh adalah peneliti dapat mengetahui pembelajaran yang

seperti apa yang dapat menimbulkan motivasi, partisipasi serta prestasi siswa

dalam belajar. Peneliti juga mendapat bekal kelak jika menjadi seorang guru.

2. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan motivasi, partisipasi serta prestasi belajar siswa. Guru juga

dapat menggunakan atau membuat web blog untuk materi pembelajaran

(28)

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi sekolah bahwa

menggunakan media internet berupa web blog dapat membantu siswa untuk

meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi siswa belajar.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian yang

selanjutnya dan dapat digunakan untuk menambah referensi dalam

mengembangkan pengetahuan tentang penelitian tindakan, khususnya

penggunaan media belajar dengan internet.

E. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tidak semua masalah

akan dicakup semua mengingat banyak media pembelajaran yang digunakan.

Peneliti membatasi pada media internet berbasis web blog sebagai media

pembelajaran yang digunakan untuk diteliti guna meningkatkan motivasi, partisipasi

(29)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Strategi Pembelajaran yang Efektif 1. Proses Pendidikan dan Strategi Pembelajaran

Dilihat dari strategi pembelajaran, proses pendidikan mencakup tiga

hal penting yaitu pendidik (Tutor), proses pembelajaran, dan peserta didik

(warga belajar). Dalam konsep ini proses pendidikan itu tidak lain adalah

proses interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik melalui proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran mengacu pada proses pendidikan

seperti itu yang akan mencakup tujuan belajar yang ingin dicapai, pelaku

pembelajar, isi atau kegiatan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran,

dan sarana belajar yang diperlukan. Dengan demikian strategi pembelajaran

dapat dikatakan sebagai pola yang direncanakan dan ditetapkan secara

sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan pembelajaran. Pada sisi

lain, strategi pembelajaran itu tidak lain adalah upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Secara lebih konkrit

dan operasional, strategi pembelajaran sering diberi pengertian sebagai

pendekatan, metode dan teknik, media, sumber belajar, pengelompokkan

peserta didik untuk mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik dengan

(30)

lingkungannya, serta upaya pengukuran terhadap proses, hasil, dan/atau

dampak kegiatan pembelajaran (Sudjana, 2005:6).

2. KegiatanPembelajaran

Mengenai pelatihan itu sendiri lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa

pelatihan merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik terhadap

peserta didik di tempat atau panti pelatihan yang tersedia atau disediakan

untuk kegiatan pelatihan seperti di tempat kerja, kantor, bangunan umum,

dan sekolah. Pada perkembangan kemudian, kegiatan pembelajaran sering

dilakukan dalam ruangan khusus yang disebut kelas yang memiliki

keuntungan yang berupa, pertama, pembelajaran di kelas lebih efektif karena

didukung oleh fasilitas, alat bantu, dan situasi pembelajaran yang kondusif,

kedua, hubungan antara pendidikan dan peserta didik dengan bahan belajar

dan lingkungan belajar semakin jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa pelatihan sebagai pengembangan dari magang merupakan

pembelajaran peserta didik secara bekelompok yang memiliki karakteristik

tersendiri dan umumnya dilakukan di dalam ruangan atau ruang kelas pada

tempat pelatihan. Pembelajaran di dalam kelas merupakan pengembangan

lebih lanjut dari kegiatan belajar magang dan pelatihan. Pembelajaran di

dalam kelas berkembang sangat pesat di dunia pendidikan formal yang

kemudian diikuti pengembangannya di dunia pendidikan nonformal. Pada

(31)

pembelajaran mandiri melalui berbagai fasilitas modul pembelajaran

sehingga kemudian dikembangkan pula apa yang disebut pembelajaran jarak

jauh. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan,

membawa perkembangan pembelajaran dengan memanfaatkan media

internet, maka dikenal kemudian dengan e-learning (belajar melalui

pemanfaatan internet dan sejenisnya).

3. Teori Pembelajaran

Strategi pembelajaran berkait pula dengan teori-teori

pembelajaran. Oleh karena itu perlu dibahas-ulang mengenai teori

pembelajaran dalam kaitannya dengan strategi pembelajaran. Teori

pembelajaran dan strategi pembelajaran berangkat dari asumsi dasar bahwa

manusia itu pasif sebagai obyek yang akan bergerak atau memunculkan

respons bila terjadi adanya stimulus. Di sisi lain, manusia itu aktif sebagai

subyek dimana selalu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,

sehingga dengan demikian terbentuklah kegiatan belajar sebagai suatu cara

perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh adanya usaha yang

disengaja dan merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Dalam

kaitan dengan proses belajar ini muncullah kemudian berbagai teori belajar

yang dikenal seperti teori koneksionisme, kondisioning, gestalt, dan teori

medan. Tetapi yang ingin disampaikan adalah terjadinya berbagai

(32)

belajar. Ada sejumlah prinsip belajar yang perlu diketahui yaitu

(1) perkembangan kognitif, (2) mekanisme stimulus-respon-penguatan

dalam pembentukan dan perubahan tingkahlaku, (3) pandangan humanis

dimana belajar merupakan kebutuhan peserta didik, (4) pandangan andragogi

dimana belajar itu adalah keterlibatan peserta didik, (5) pendangan reformasi

sosial yang menekankan pentingnya kesadaran kritis dalam belajar,

(6) pandangan perubahan sikap yaitu berubahnya keyakinan, perasaan, dan

perilaku, (7) pandangan belajar yang menekankan pada

masalah-proyeksi-aktualisasi diri, (8) pandangan belajar sebagai bagian esensial dari

pemberdayaan, dan (9) pandangan belajar sebagai pembelajaran prima

(Sudjana, 2005:8). Prinsip-prinsip belajar tersebut di atas selalu memiliki

kaitan dengan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dimana kegiatan

pembelajaran itu adalah (1) interaksi antara proses dan hasil, (2) belajar

keterampilan, (3) belajar pengetahuan yang berupa informasi dan konsep,

(4) belajar sikap yaitu perubahan minat, nilai, pendapat, dan prasangka, dan

(5) belajar itu adalah kemampuan pemecahan masalah.

a. Teori Konstruktivisme

Teori kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan itu apabila tidak

sesuai. Hakekat dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus

(33)

dapat diturunkan dari kontruktivisme ialah bahwa anak-anak memperoleh

banyak pengetahuan di luar sekolah, dan pendidikan seharusnya

memperhatikan hal itu dan menunjang proses alamiah ini. Prinsip-prinsip

yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan

membangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak

pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam

proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum

menekankan partisipasi siswa dan (6) guru adalah fasilisator (Suparno, 1997:

73). Guru mengambil prinsip konstruktivisme untuk menyusun metode

mengajar yang lebih menekankan keaktifan siswa baik dalam belajar sendiri

maupun bersama dalam kelompok.

b. Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif memiliki dua konotasi, yaitu dapat dartikan sama

dengan istilah kognisi (cognition), dan juga sebagai pendekatan kognitif

(cognitive approach) di dalam psikologi (Maltin dalam Suharnan, 2005:1).

Pertama, di dalam kognisi maka psikologi kognitif dipandang sebagai suatu

cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktivitas

pikiran manusia, misalnya proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran

dan pemecahan masalah. Kedua, sebagai suatu pendekatan maka psikologi

kognitif dapat dipandang sebagai cara tertentu di dalam mendekati berbagai

(34)

psikologi yang lain. Misal, psikologi behaviorisme menekankan pada aspek

perilaku yang dapat diamati secara langsung.

Psikologi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu studi ilmiah

mengenai proses-proses mental atau aktivitas pikiran. Proses mental atau

pikiran ini meliputi bagaimana seseorang memperoleh informasi, dan

bagaimana informasi itu kemudian direpresentasikan dan ditransformasikan

sebagai pengetahuan, bagaimana pengetahuan itu disimpan di dalam ingatan

kemudian dimunculkan kembali, bagaimana pengetahuan itu digunakan

seseorang untuk mengarahkan sikap-sikap dan perilaku-perilakunya (Maltin

dalam Suharnan,2005:2). Dengan kata lain, psikologi kognitif memfokuskan

studi-studinya pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi

sehingga menjadi pengetahuan yang disimpan di dalam ingatan, kemudian

menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau

aktivtas-aktivitasnya.

Teori Pigeat memandang bahwa proses berfikir merupakan aktivitas

gradual dari fungsi intelektual, yaitu dari berfikir konkret menuju abstrak.

Berarti perkembangan kapasits mental memberikan kemampuan baru yang

sebelumnya tidak ada .Perkembangan intelektual adalah kualitatif, bukan

kuantitatif. Intelegensi terdiri atas tiga aspek, yaitu (Djaali,2007:76):

struktur, isi, dan fungsi. Struktur ialah pola tingkah laku yang dapat diulang.

Menurut Piaget, struktur intelektual terbentuk pada individu waktu ia

(35)

memudahkan individu itu menghadapi tuntutan yang makin meningkat dari

lingkungannya. Isi ialah pola tingkah laku spesifik, ketika seseorang

menghadapi suatu masalah. Fungsi ialah yang berhubungan dengan cara

seseorang mencapai kemajuan intelektual. Fungsi terdiri dari atas dua

macam fungsi invarian, yaitu organisasi dan adaptasi.

Organisasi berupa kecakapan seseorang dalam menyusun proses fisik

dan psikis dalam bentuk sistem yang koheren, sedangkan adaptasi adalah

kemampuan seseorang dalam menyesuaikan dengan lingkungan. Adaptasi

terdiri atas dua macam proses komplementer, yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses penggunaan struktur atau kemampuan individu

untuk menghadapi masalah dalam lingkungannya; sedangkan akomodasi

adalah proses perubahan respon individu terhadap stimulasi (Djaali,

2007:76)

Jadi, perkembangan kognitif tergantung pada akomodasi. Oleh

karena itu, siswa harus diberikan suatu areal yang belum diketahui, agar

siswa dapat belajar. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan

usaha-usaha untuk dapat mengakomodasi. Situasi atau area itulah yang akan

mempermudah perkembangan kognitif.

Menurut Bruner (1960 dalam Uno, 2006:12-13) mengusulkan

teorinya yang disebut free discovery learning. Menurut teori ini, proses

(36)

pada siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi,

dsb) melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan menjadi

sumbernya. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara induktif untuk

memahami suatu kebenaran umum.

B. Peran Media dalam Dunia Pendidikan 1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara kharifah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai

alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan

menyusun kembali informasi visual/ verbal. Media juga dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat

terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih,

2007:10).

Media menurut AECT (Assosiation of Education and

Communication Tecnology) adalah segala sesuatu yang dipergunakan orang

untuk menyalurkan pesan (Uno, 2007:113). Kemudian Asosiasi Pendidikan

Nasional (National Education Assosiation/NEA) memberikan batasan media

sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta

(37)

Sedangkan menurut Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Menurut Marshall Mcluhan (dalam Harjanto, 2005:246), media

adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang

lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Menurut Olson

(dalam Miarso, 2005:457) media sebagai teknologi untuk menyajikan,

merekam, membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui

rangsangan indera tertentu, disertai penstrukturan informasi.

2. Jenis Media

Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk suatu

proses pembelajaran. Mulai dari media yang sederhana, konvesional, dan

murah harganya, hingga media yang komleks, rumit modern dan harganya

sangat mahal. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter da

kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.

Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan

media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal

dengan kerucut pengalaman (Cone Experience). Kerucut pengalaman Dale

mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan

diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung,

pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman

(38)

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale

memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari,

proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses

mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan

pengajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa.

Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin

(39)

Pada umumnya ada beberapa jenis media pembelajaran menurut

Angkowo dan Kosasih (2007:12-13) yang biasa digunakan dalam proses

pembelajaran:

1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,

kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua

dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid

model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama.

3) Media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan

lain-lain.

4) Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran

akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian

pesan serta isi pelajaran saat itu. Selain itu, pembelajaran bermedia dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan gaya

yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan

informasi. Jadi, untuk menggunakan media yang sesuai dengan materi

(40)

Menurut Harjanto (2005:238), ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan

adalah: 1) relevansi pengadaan media pendidikan edukatif; 2) kalayakan

pengadaan media pendidikan edukatif; 3) kemudahan pengadaan media

pendidikan edukatif. Sedangkan menurut Wilkinson (Angkowo dan

Kosasih,2007:14), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih

media pembelajaran, yakni:

1) Tujuan

Media yang hendak dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran

yang dirumuskan.

2) Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari

benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila

yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media

film atau video akan lebih tepat. Wilkinson (dalam Angkowo dan

Kosasih, 2007:14), menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang

bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.

3) Keadaan siswa

Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda

(41)

tangkap siswa dan besar kecilnya kelemahan siswa perlu

dipertimbangkan.

4) Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, media itu tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.

Menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar,

peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi

keprluan sisa atau guru.

5) Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,

hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

3. Manfaat Media

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar

interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih

afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media

(42)

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda

antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan

informasi diantara siswa dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,

gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga

membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,

tidak monoton dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif,

sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara

maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak

harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan

sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami

pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi

(43)

verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika

diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan

mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun

dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu

belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar

lingkungan sekolah.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak

mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif

lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan

(44)

4. Ciri-ciri Media

Media pembelajaran adalah semacam alat bantu dalam pembelajaran

antara guru dan siswa, baik dalam kelas maupun di luar kelas, pada dasarnya

media pembelajaran merupakan suatu perantara dan digunakan dalam rangka

pendidikan. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya

membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran,

perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka, secara umum ciri-ciri media

pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar dan

diamati melalui panca indera (Angkowo dan Kosasih, 2007:11).

5. Prinsip-prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media

pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan

diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami

materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari

sudut kebutuhan siswa. Menurut Sanjaya (2006:171) agar media

pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada

sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

(45)

yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi

pembelajaran.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.

d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan

efisiensi.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

pengoperasiannya.

6. Multimedia Pembelajaran

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih

media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi

secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

multimedia linier dan multimedia interaktif.

Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapai

dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.

Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contoh: TV dan film.

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat

pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga

pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Contoh mutimedia interaktif: http://ippnusby.wordpress.com/2008/08/18/,

(46)

Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sehingga

multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang

digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan

pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang

belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan

berkendali

(http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-pembelajaran/17/02/2009).

Dalam proses pembelajaran, multimedia pembelajaran memiliki

manfaat, yaitu: 1) memperbesar benda yang sangat kecil dan tampak oleh

mata, seperti bakteri, kuman; 2) memperkecil benda yang sangat besar yang

tidak mungkin dihadirkan kesekolah,seperti gajah, gunung dll;

3) menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung

cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya mesin dll;

4) menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang;

5) menyajikan benda atau peristiwa berbahaya, seperti letusan gunung

merapi,, harimau dll; 6) meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa

(47)

C. Multimedia sebagai Media Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

dalam dunia pendidikan, selain media-media yang telah disebutkan diatas ada

media baru yaitu multimedia. Multimedia adalah sistem komunikasi interaktif

yang berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan dan

mengakses kembali informasi yang berisi teks, grafik, suara video dan animasi.

Komputer adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan yang

besar alat pendidikan. Program pembelajaran berbasis komputer meliputi salah

satunya adalah CAI (Computer-Assisted Intruction) yang telah dikembangkan

dan telah membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan

membantu murid dalam belajar. Komputer sebagai alat pelajaran (CAI)

mempunyai keuntungan, yakni: 1) Dapat membantu murid dan guru dalam

pelajaran; 2) CAI memiliki banyak kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera

seperti membuat perhitungan, gambaran dan memberikan bermacam-macam

informasi yang tak mungkin dikuasai oleh manusia manapun; 3) CAI sangat

fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran

atau penyusun kurikulum; dan 4) CAI dan mengajar oleh guru dapat saling

melengkapi.

Dalam pembelajaran, penggunaan metode ceramah membuat siswa

bosan sehingga motivasi dan partisipasi ketikan proses belajar menurun dan

bertendensi dengan menurunya prestasi mereka. Salah satu alternatif untuk

(48)

Dengan ada media siswa menjadi aktif ketika proses belajar mengajar

berlangsung dan tidak hanya menerima pelajaran. Dengan demikian, siswa aktif

berpartisipasi, sehingga ini dapat meningkatkan motivasi mereka. Dengan

meningkatnya motivasi serta partisipasi mereka diharapkan prestasi belajar

merekapun ikut meningkat.

Dengan adanya multimedia pembelajaran tersebut bertujuan untuk

mempermudah peserta didik dalam belajar dan mendapatkan sumber belajar.

Jadi, dengan adanya mutimedia khususnya multimedia interaktif, proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik dan dapat membuat peserta didik lebih

kritis terhadap lingkungan disekitar mereka. Seperti telah disebutkan diatas

jenis multimedia interaktif salah satu meliputi akses internet dan web blog.

1. Internet

Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia

bisnis, akan tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya.

Perkembangan teknologi informasi lebih terasa manfaatnya dengan hadirnya

jaringan internet yang memanfaatkan satelit sebagai media transformasi.

Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat memungkinkan

seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan

teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah,

cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi

diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi

(49)

Asal usul internet berasal dari jaringan komputer yang dibentuk pada

tahun 1972. jaringan tersebut disebut dengan Arpanet yaitu jaringan

komputer yang dibentuk oleh departmen pertahanan Amerika Serikat.

Adapun definisi dari internet yaitu kumpulan yang luas dari jaringan

komputer besar dan kecil yang saling berkesinambungan menggunakan

jaringan komunikasi yang ada diseluruh dunia (Tretter, 1996:6). Secara

umum dapat dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan

untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer

yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan komputer-komputer itu

berkomunikasi satu sama lain.

Dalam hal pendidikan, hadirnya internet sangat memberikan banyak

manfaat yang ditimbulkan dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

Apabila dibandingkan dengan media-media pembelajaran yang lain,

kehadiran internet memberikan perubahan yang cukup besar dalam cara

seseorang belajar, berinteraksi, melakukan penelitian, berkomunikasi dan

berdiskusi.

Dalam dunia pendidikan, melalui teknologi internet kita dapat

mendapatkan berbagai informasi tentang materi-materi belajar secara

mandiri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung motivasi belajar.

Adapun teknologi ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang ditimbulkan.

Kelebihan yang dimiliki internet yaitu: 1) memungkinkan akses informasi ke

(50)

menjelajah dunia dari rumah, sekolah, kampus, kantor dan perusahaan;

4) adanya fasilitas untuk berinteraksi dengan orang lain dari seluruh penjuru

dunia yang tertarik pada tema yang sama; 5) merupakan komunikasi dua

arah, tanya jawab, megobrol, membuat web sendiri, mengirim berita kemana

saja. Sedangkan kelemahan dari internet yaitu, 1) biaya mahal, karena untuk

mengoperasikannya membutuhkan kelengkapan seperti komputer, modern

ISP (Internet Service Provider) dan saluran telepon; 2) diperlukan

kemampuan mengoperasikan komputer; 3) dibutuhkan ketelitian terhadap

informasi yang ada, periksa kebenarannya, sebab tidak semua informasi

benar atau baik untuk kita (Angkowo dan Kosasih, 2007:24).

2. Web Blog

Dalam internet tidak asing dengan istilah www (word-wide web) jika

ingin mengakses di internet. The web adalah alat hiperteks yang memberi

kesempatan mencari dan mengumpulkan data berdasarkan kata-kata kunci.

Saat ini untuk mencari sebuah informasi sangatlah mudah dan sangat luas.

Dalam internet telah dikenal istilah blog. Kata blog dipakai sebagai

kependekan dari Web blog. Web blog adalah online journal atau online diary

yang dipublikasikan lewat internet dan boleh dibaca oleh siapa saja (Agung,

2004: 2). Menurut Roger Yim, seorang kolumnis San Fransisco Gate,

menuliskan bahwa sebuah blog adalah persilangan antara diary seseorang

dan daftar link di internet. kemudian Scoot Rosenberg dalam kolom di

(51)

batasan website yang lebih bernyawa daripada sekadar kumpulan link, tapi

kurang introspektif daripada sebuah diary yang disimpan di internet

(Mulyanto, 2008:1).

Berkembang pesatnya dunia blog saat ini, blog nantinya dapat

dimanfaatkan sebagai media pendidikan yang efektif dari sistem

pembelajaran. Dengan pembelajaran menggunakan blog siswa dapat belajar

dimanapun dan kapanpun. Dengan peran dari internet ini sangat membantu

sekali, terutama pemberian informasi. Dalam dunia pendidikan, peran

internet dapat membantu siswa dalam memperkaya suatu pengetahuan.

Siswa tidak hanya mendapatkan informasi pengetahuan dari buku dan guru

saja, tetapi melalui internet siswa dapat mendapat informasi bahkan hingga

dunia.

D. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan

Perkembangan teknologi infomasi dan komunikasi sebagai artefak telah

berlangsung begitu pesat hingga menembus batas-batas negara. Alvin Toffler

(dalam Miarso, 2005:302) menggambarkan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi pertanian; gelombang kedua

titandai dengan adanya teknologi industri; dan gelombang tiga merupakan

(52)

Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu

teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi

segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,

manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi

merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk

memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya.

Intinya, teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas

tentang segala keiatan pengelolaan, dan transfer informasi antar media (Nuhadi,

2004:208).

Teknologi informasi dan komunikasi ini pantas digunakan dalam

lingkungan akademis karena dapat memberikan berbagai bantuan yang sangat

bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penerapan teknologi

informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi

lembaga pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen

pendidikan. Keberhasilan dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi

manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga

pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan teknologi informasi

dalam lembaga pendidikan berarti menunda kelancaran pendidikan dalam

menghadapi persaingan global. Pemanfaatan teknologi informasi diperuntukan

bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan kualita

(53)

disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang sesungguhnya dapat

digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan

dalam efisien waktu dan tenaga. Penghematan waktu dan kecepatan penyajian

informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan

kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas

komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa

lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan

pengetahuannya

(http://www.kamadeva.com/index-menu-news-newsid-tiduniapendidikan.htm/17/02/2009).

Pada hakikatnya teknologi dalam pendidikan adalah suatu disiplin yang

berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada

serangkaian prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan. Teknologi

pendidikan itu sendiri merupakan suatu bidang yang berkepentingan dengan

usaha memudahkan proses belajar dengan ciri-ciri khas 1) memberikan perhatian

khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing sasaran

didik, 2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar, dan

3) menerapkan pendekatan sistem.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah

memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses

pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan

TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: 1) dari pelatihan ke

(54)

line atau saluran; 4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja; 5) dari waktu siklus

ke waktu nyata (http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=43. 23/11/2008).

E. Pentingnya Motivasi, Partisipasi dan Prestasi Belajar Bagi Siswa 1. Motivasi

a. Pengetian Motivasi

Motivasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran karena peran

dari motivasi tersebut dapat mempengaruhi partisipasi dan prestasi

belajar siswa di kelas. Kata ”motif”, diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Berawal dari kata ”motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan/mendesak (Sardiman, 2007:73). Ada dua prinsip yang dapat

digunakan untuk meninjau motivasi, ialah: (1) motivasi dipandang

sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan membantu kita

menjelaskan kelakuan kita amati dan untuk memperkirakan

kelakuan-kelakuan lain pada seseorang, (2) kita menentukan karakter dari proses

(55)

Menurut Donald (dalam Sadirman, 2007:73-74) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Pengertian motivasi ini mengandung 3 elemen penting, yaitu:

(1) motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu; (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi

seseorang; dan (3) motivasi dirancang karena adanya tujuan. Dengan ke

tiga elemen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai

sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut

dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk

kemudia bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena

adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya

mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu,

guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik dari

siswa. Dengan adanya motivasi maka peserta didik dapat mengikuti

proses belajar mengajar dengan baik dan peserta didik terdorong untuk

(56)

b. Tipe-tipe Motivasi 1) Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:89-90). Sebagai contoh, seorang

siswa melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapatkan

pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah

lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Oleh

sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak berkait

dengan aktivitas belajarnya.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman,

2007:90). Motivasi ekstrinsik juga dapat dimaksud sebagai bentuk

motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan

dengan aktivitas belajar (Winkel, 1984:27). Sebagai contoh,

(57)

harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh

teman-temannya. Jadi, yang pentong bukan belajar karena ingin mengetahui

sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai baik.

Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tersebut

sama pentingnya. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat

dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis guru. Jadi, sebaiknya guru

mengenal adanya motivasi-motivasi tersebut.

c. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu,

maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan

”keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang bersama-sama

menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor

psikis, yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah

dalam gairah/ semagat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel,

1984:27).

d. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dengan mengetahui definisi motivasi di atas, perlu ditegaskan

(58)

sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal,

jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin

berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut

ada tiga fungsi motivasi (Sardiman, 2007:85):

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaiaan prestasi. Seseorang

melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang

baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain,

dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasasi adanya motivasi,

(59)

baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan

tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

e. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun

seringkali mengalami kegagalan tetapi justru akan tetap dapat

meningkatkan motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996: 88):

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus

menerus dalam waktu lama.

2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.

3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh.

4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah

belajar.

5) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah sendiri

f. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik

intrinsik maupun ekstrinsik sagat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar

(60)

memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. dalam kaitan

itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah

bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang

tepat, dan kadang-kadang juga kurang bisa sesuai. Hal ini guru harus

hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan

belajar para anak didik.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu (Sardiman, 2007: 91-95):

1) memberiangka, angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang terutama justru untuk mencapai

angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai

ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik. Angka-angka yang

baik itu bagi para siswa nerupakan motivasi yang sangat kuat; 2) hadiah,

hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut; 3) saingan/kompetisi, dapat digunakan

sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa; 4) ego-involvement, menumbuhkan kesadaran

kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya

(61)

diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga

diri; 5) memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar jika

mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga

merupakan sarana motivasi; 6) mengetahui hasil, dengan mengetahui

hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa

untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar

meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,

dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat; 7) pujian, apabila ada

siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu

diberi pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik; 8) hukuman, sebagai

reinforment yang negatif tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak bisa

menjadi alat motivasi; 9) hasrat untuk belajar, berarti pada diri anak

didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang

tentu hasilnya akan lebih baik; 10) minat, proses belajar akan berjalan

lancar jika disertai dengan minat; dan 11) tujuan yang diakui, dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

Gambar

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale ....................................................................
Tabel V.14
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

TRANSPOSITION WORD OF DEVERBAL NOUNS USED IN THESIS ABSTRACT OF ENGLISH EDUCATION PROGRAM STUDENTS UNDERGRADUATED ON 2012 OF STATE ISLAMIC COLLEGE OF PALANGKA

Puji dan syukur penul is panjatkan kehadirat Allah SubhanahuWaTa’ala atas rahmat, karunia, bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang

Hasil penelitian kombinasi media ampas kelapa sawit dan dedak padi berdasarakan hasil Analisis Varian (ANAVA) menunjukan bahwa kombinasi media pada perlakuan A 50 % amapas

Dengan definisi bahwa segitiga siku-siku merupakan segitiga yang besar salah satu sudutnya merupakan jumlah dari dua sudut lainnya, menjadi benar bila besar sudut keliling yang

Berhubung dengan meningkatnya harga sejak tahun 1950 maka tarip-tarip pos (porto dan bea) untuk dalam negeri, mulai tanggal 1 Pebruari 1951 diubah dengan keluarnya

Solusi yang ditawarkan pada Model Divided Transit Material Processing (Fehr, 2006) pada pengelolaan limbah padat domestik adalah dengan melakukan pengurangan sampah

Tingkat stres lansia di PSTW Jara Mara Pati Singaraja sesudah diberikan senam otak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tingkat stres

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah