Lampiran 1. Materi Intervensi
RO T I T A W A R
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti
(yeast) dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak
dan bahan-bahan lain seperti coklat, kismis, dan sukade. Roti umumnya dijual dalam
bentuk roti manis dan roti tawar.
Jenis-jenis roti berdasarkan cara pengolahannya :
1. Roti yang dikukus Contoh : Bakpao
2. Roti yang digoreng Contoh : Donat
3. Roti yang dipanggang. Contoh : Aneka roti tawar dan
roti manis
Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan roti tawar beserta
fungsinya :
1. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan bahan utama yang biasa digunakan untuk pembuatan roti
tawar. Hal ini karena di dalam tepung terigu mengandung protein (yang disebut gluten)
yang akan menyebabkan pengembangan serta keelastisan adonan. Banyaknya
kandungan protein dalam tepung terigu dipengaruhi oleh banyaknya kandungan gluten
dari tepung tersebut. Gluten terdiri dari 2 zat utama yaitu gliadin dan glutenin. Kedua
zat ini bila bereaksi dengan air akan membentuk gluten yang dapat menahan gas dan
menyebabkan pengembangan pada roti. Tepung gandum yang berprotein rendah akan
menyebabkan struktur roti mudah hancur sedangkan bila menggunakan tepung
berprotein tinggi akan menyebabkan roti lebih mengembang dan elastis (Bennion &
Hughes, 1970).
Macam-macam tepung terigu berdasarkan kandungan proteinnya :
a. tepung terigu berkadar protein rendah 8-9%, mempunyai sifat gluten yang kurang
baik yang cocok untuk membuat cake, biskuit, dan kue-kue kering yang tidak
b. tepung terigu berkadar protein sedang 10-11%, dihasilkan dari penggilingan
campuran gandum soft dan hard yang mempunyai sifat gluten sedang. Cocok untuk
pembuatan mie.
c. terpung terigu berkadar protein tinggi 11-13%, dihasilkan dari penggilingan 100%
gandum hard, mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat yang cocok untuk pembuatan
roti beragi (Arpah, 1993).
2. Ragi roti (yeast)
Proses yang paling penting dan mendasar dalam pembuatan roti adalah proses
fermentasi yang dilakukan oleh ragi roti. Yeast akan mengkatalisis produksi gas
karbondioksida dan etil alkohol selama proses fermentasi. Ragi roti sendiri tidak dapat
mengawali pembentukan gas dalam adonan, namun dalam tahapan selanjutnya khamir
merupakan salah satu komponen utama yang berfungsi mengembangkan, mematangkan,
memproduksi senyawa-senyawa gas dan aroma adonan melalui fermentasi adonan yang
dilakukan. Suhu optimum fermentasi adonan adalah 27 oC. Proses proofing adalah proses fermentasi akhir setelah adonan dibentuk, ditimbang dan dimasukkan ke dalam
loyang sebelum akhirnya adonan dipanggang dalam oven. Pada tahap ini gluten menjadi
halus dan meluas serta penampakan proofing, volume adonan berkembang menjadi dua
kali lipat. Suhu proofing yang baik adalah antara 32 – 380C dengan kelembaban relatif (RH) 80 – 85 % selama 15 – 45 menit (Susanto, 1998).
Perubahan-perubahan yang terjadi selama fermentasi antara lain :
♠ Fermentasi karbohidrat menjadi CO2, etanol, dan sejumlah kecil senyawa-senyawa
yang bila bergabung dengan protein akan berperan sebagai precursor flavour
♠ Improving sebagai gasretention dan leavening . (Matz, 1992).
3. Mentega putih
Mentega putih adalah lemak padat yang umumnya berwarna putih dan mempunyai titik
cair, sifat plastis dan kestabilan tertentu. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran
dua macam lemak atau lebih, atau dengan cara hidrogenasi. Mentega putih ini banyak
digunakan dalam bahan pangan terutama pada pembuatan kue dan roti yang
dipanggang. Di dalam roti dan kue, lemak berfungsi sebagai bumbu yang memperbaiki
citarasa, struktur, tekstur, keempukan serta memperbesar volume roti dan kue (Ketaren,
4. Susu
Susu dapat meningkatkan absorbsi air, sehingga roti menjadi lebih empuk. Susu
memberikan toleransi yang lebih baik selama peragian atau pada fase pembentukan.
Selain itu, susu dapat memperbaiki warna kulit roti serta penampilan akhir yang lebih
baik. (Matz, 1992).
5. Gula
Gula juga berperan dalam pembuatan roti tawar yaitu sebagai pemanis, memberi
flavour, sebagai sumber makanan yeast pada proses fermentasi (Matz, 1992). Selain
memberi rasa manis gula berfungsi untuk melunakkan roti, mengikat udara yang
terperangkap ketika pembuatan adonan serta menjaga kelembaban roti. Namun terlalu
banyak gula justru akan merusak tekstur (Bennion & Hughes, 1970).
6. Garam
Garam dalam pembuatan roti adalah untuk memberikan rasa gurih pada roti, mengontrol
waktu fermentasi, menambah elastisitas dan keliatan gluten. jumlah garam yang
ditambahkan biasanya antara 1,75 - 2,5 %. Penggunaan garam yang terlalu rendah akan
menghasilkan roti yang hambar dan sebaliknya bila berlebihan, fermentasi oleh yeast
akan terhambat. Garam yang digunakan hendaknya yang bermutu baik yaitu bersih,
bebas dari bahan - bahan yang tidak larut, bebas dari zat - zat kimia yang dapat
mengganggu fermentasi, halus, tidak menggumpal serta mudah larut (Marliyati et al.,
1999).
7. Air
Fungsi utama air adalah untuk menghidrasi tepung sehingga dapat membentuk adonan
yang baik. Air juga berfungsi sebagai pelarut dari bahan - bahan lain seperti garam,
gula, susu bubuk dan lain sebagainya. Banyaknya air yang ditambahkan dalam
pembuatan adonan roti akan menentukan mutu dari roti yang dihasilkan (Marliyati et
al., 1999).
S IFA T IN D ERA W I BA H A N PA N G A N
Pengujian inderawi merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengujian
terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan mempergunakan indera manusia
termasuk indera penglihat, pembau, perasa dan peraba. Dalam penilaian terhadap bahan
pangan, sifat pertama kali yang menentukan diterima atau ditolaknya bahan tersebut
warna, aroma dan tekstur suatu bahan pangan merupakan sifat-sifat yang muncul karena
menyangkut selera seseorang. Ketertarikan konsumen terhadap bahan pangan
tergantung pada inderanya. Dalam memberikan penilaian indera berperan sebagai alat
pembau, penglihat, perasa, dan peraba.
Ada 6 tahap yang terjadi selama seseorang menilai suatu bahan :
1. menerima bahan
2. mulai mengenali bahan
3. mengadakan klasifikasi sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan tersebut
4. mengingat-ingat bahan yang telah diamati
5. menguraikan sifat-sifat inderawi dari bahan tersebut
6. mengadakan evaluasi terhadap bahan tersebut berdasarkan sifat inderawi yang
dimilikinya.
Sifat-sifat yang dinilai dengan indera (sensorik) antara lain :
a. Indera penglihatan
Sifat penglihatan atau kenampakan merupakan sifat pertama yang diamati oleh
konsumen sedangkan sifat-sifat yang lain akan dinilai kemudian. Alat penglihat
memberikan sensori warna, kenampakan dan bentuk visualisasi bahan pangan.
Termasuk dalam sifat penglihatan, yaitu: warna, kilap, bentuk dan ukuran, cacat, kotor,
bersih dan lain-lain.
b. Indera perabaan
Sifat perabaan tidak terdapat secara khusus pada alat tubuh seperti sifat yang lain.
Perabaan terjadi hampir di seluruh permukaan kulit dengan kepekaan yang
berbeda-beda. Beberapa daerah seperti rongga mulut, bibir, tangan mempunyai kepekaan yang
tinggi terhadap perabaan. Sifat perabaan misalnya: keras lunaknya, ulet tidaknya, dan
lain-lain.
Sifat perabaan umumnya dikaitkan dengan tiga hal, yaitu:
1. Struktur. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun bahan, ataupun
perabaan dengan jari.
2. Tekstur. Tekstur merupakan sensori tekanan yang dapat diamati dengan mulut
(pada waktu digigit, dikunyah dan ditelan). Ada bermacam-macam penginderaan tekstur
yang dapat dinilai meliputi kebasahan, kering, keras, halus, kasar, renyah, berminyak,
3. Konsistensi. Sedangkan konsistensi merupakan sebab yang berhubungan dengan
sifat karakteristik bahan seperti tebal, tipis, halus.
c. Indera pembau
Indera pembau digunakan untuk menilai bau-bauan suatu produk. Alat pembau terdapat
pada rongga hidung. Alat pembau memberikan informasi tentang bau suatu bahan.
Bau-bauan atau (aroma) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan
indera pembau. Untuk menghasilkan bau, zat-zat bau harus dapat menguap, sedikit larut
dalam lemak. Dalam pengujian inderawi bau lebih kompleks dari pada rasa. Bau
(aroma) dari suatu produk dapat diamati baik dengan cara membau maupun merasakan.
Zat yang menghasilkan bau sering lebih kuat diamati dengan merasakan dari pada
dengan membau.
d. Indera pengecap(perasa)
Alat ini terdapat dalam rongga mulut pada permukaan lidah dan sebagian langit-langit
rahang atas untuk menilai rasa dari suatu produk pangan. Empat macam rasa dasar yaitu
manis, asin, asam, dan pahit. Dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat mudah
dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Rangsangan yang diterima oleh otak karena rangsangan elektris yang diteruskan dari sel
perasa sebenarnya sangat kompleks. Kualitas empat rasa dasar dipengaruhi oleh
konsentrasinya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari salah satu rasa, tetapi
merupakan gabungan berbagai macam rasa secara terpadu sehingga menimbulkan cita
rasa yang utuh. Rasa suatu bahan pangan merupakan hasil kerja sama indera-indera
yang lain.
S IFA T S EN S O RI D A N FIS IK RO T I T A W A R
1) Warna
Warna merupakan salah satu faktor mutu bahan pangan yang banyak menentukan
penerimaan konsumen. Dalam memilih makanan orang sering tertarik pada warnanya
kemudian aroma, rasa dan nilai gizi. Warna dapat berfungsi sebagai isyarat penting
dalam persepsi konsumen dan sering digunakan untuk membangkitkan perasaan dan
suasana tertentu. Warna makanan memiliki sugesti terhadap aroma, flavor, maupun
tekstur.
Istilah aroma diartikan sebagai sensasi baru yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia
senyawa volatil yang tercium oleh syaraf-syaraf oleh faktor yang berada dalam rongga
hidung ketika bahan pangan masuk ke mulut. Sensasi atau rangsangan tersebut
senantiasa akan menimbulkan kelezatan, yang kemudian dapat mempengaruhi tingkat
atau daya penerimaan konsumen terhadap suatu produk pangan tertentu. Oleh karena
itu, penerimaan suatu produk pangan dapat berkurang bila terjadi penyimpangan
bau/aroma meskipun memiliki penampilan visual/warna yang disukai.
3) Rasa
Rasa juga dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap suatu produk. Rasa terbentuk
akibat adanya tanggapan rangsang kimia oleh indera perasa, dan kemudian kesatuan
interaksi antara sensasi rasa, aroma, tekstur dan mouth feel akan membentuk
keseluruhan cita rasa atau flavor produk pangan yang dinilai. Secara umum makanan
yang masuk ke dalam rongga mulut akan merangsang saraf penerima bau.
4) Keempukan
Keempukan ditunjukkan dengan besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk
memampatkan/menekan/mengempeskan makanan oleh gigi dalam satu gigitan. Cara
untuk mengetahui adalah dengan mengunyah makanan tersebut menggunakan gigi
geraham.
5) Kepadatan
Adalah kemampuan makanan untuk tetap utuh/kompak/padat dan tidak hancur menjadi
butiran-butiran (serpihan-serpihan) kecil. Cara mengetahui kepadatan suatu makanan
dapat dilakukan dengan merasakan pada saat pertama kali dikunyah sebelum hancur.
6) Kelengketan
Adalah sifat makanan yang mudah tertinggal (lengket menempel) di langit – langit
mulut atau gigi setelah dikunyah. Cara mengetahui kelengketan suatu makanan adalah
dengan mengunyah makanan tersebut dan dirasakan makanan yang tertinggal di gigi
atau di langit-langit mulut.
7) Elastisitas
Adalah kemampuan makanan untuk merenggang kembali secepat mungkin ke bentuk
semula setelah mendapat tekanan. Cara untuk mengetahui elastisitas makanan dapat
dilakukan dengan menekan makanan tersebut menggunakan jari lalu dilihat
Lampiran 2. Lembar Kuesioner
LEM BA R KU ES IO N ER
EV A LU A S I KERA G A M A N PEN ILA IA N S EN S O RI D A N S IFA T FIS IK PRO D U K
RO T I T A W A R PA D A KELO M PO K PA N ELIS A N A K REM A J A
Tanggal pelaksanaan :
Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan mengenai roti tawar. Anda dimohon
mengisi kuesioner ini untuk membantu pelaksanaan skripsi. Data pribadi anda akan
dijamin kerahasiaannya. Terimakasih.
A. Data Pribadi Responden
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis kelamin : Laki – laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
Uang saku perhari : (a). < Rp. 5000,00
(b). Rp. 5000,00 – Rp. 10000,00
(c). > Rp. 10000,00
Sampel : Roti Tawar
B. Pertanyaan Pendahuluan
1. Apakah anda mengetahui produk roti tawar?
Tahu
Tidak tahu
2. Apakah anda pernah mengkonsumsi produk roti tawar?
Pernah (Dilanjutkan ke no. 3)
3. Bila “PERNAH“, berapa rata-rata frekuensi Anda dalam mengkonsumsi roti tawar (dalam 1 minggu)?
1 – 3 kali
4 – 7 kali
8 – 10 kali
lebih dari 10 kali
C. Pertanyaan Spesifik
Di hadapan Anda telah disajikan produk roti tawar dan anda dipersilakan memberikan
penilaian dengan memberi tanda (X) pada rentang nilai antara 0 – 10 (pada titik-titik
dan termasuk garis di antara titik-titik) yang anda pilih untuk masing – masing
pertanyaan di bawah ini :
1. Warna adalah suatu sifat bahan yang berasal dari adanya rangsang cahaya yang
jatuh ke indera mata.
Menurut anda bagaimana dengan warna produk roti tawar tersebut?
0 5 10 gelap cukup terang
2. Aroma adalah sesuatu yang dapat diamati dengan menggunakan indera pembau
(hidung).
Aroma apa yang tercium dari roti tawar tersebut?
Yeast / ragi roti
Susu
Telur
Mentega
Lainnya...(sebutkan!)
Menurut Anda, bagaimana dengan ketajaman aroma roti tawar tersebut?
0 5 10
keterangan :
Tidak tajam : aromanya tidak tercium sama sekali
Cukup : aromanya ada tapi sedikit yang tercium
Tajam : aromanya sangat tercium (aromanya sangat kuat)
3. Kemanisan merupakan sifat makanan yang dipengaruhi oleh banyak sedikitnya gula
yang digunakan.
Bagaimana dengan kemanisan roti tawar tersebut?
0 5 10
tidak manis cukup manis
keterangan :
Tidak manis : rasa gulanya tidak terasa sama sekali
Cukup : rasa gulanya ada tetapi sedikit yang terasa
Manis : rasa gulanya sangat terasa
4. Keempukan dalam uji sensori produk makanan adalah kekuatan yang dibutuhkan
oleh gigi geraham untuk mengunyah makanan di dalam mulut.
Bagaimana dengan keempukan produk roti tawar tersebut?
0 5 10
tidak empuk cukup empuk
keterangan :
Semakin empuk makanan maka semakin sedikit tenaga yang dibutuhkan untuk
mengunyah makanan tersebut.
5. Kepadatan (cohesiveness) adalah sifat makanan yang dapat membentuk
Menurut Anda bagaimana dengan kepadatan roti tawar tersebut setelah dikunyah ?
0 5 10
remah cukup padat
keterangan :
Remah : makanan menjadi serpihan setelah dikunyah, misalnya crackers
Cukup : makanan masih agak menyatu dan sedikit menjadi sepihan setelah
dikunyah
Padat : makanan masih menyatu (kompak/padat) setelah dikunyah,
misalnya kue moho
6. Kelengketan (adhesiveness) dalam uji sensori produk makanan adalah sifat makanan
yang masih tertinggal (menempel) di gigi setelah dikunyah di dalam mulut.
Menurut anda bagaimana dengan kelengketan makanan tersebut ?
0 5 10
tidak lengket cukup lengket
keterangan :
Tidak lengket : makanan tidak akan tertinggal/menempel di gigi setelah
dikunyah
Cukup : makanan akan tertinggal/menempel di gigi setelah
Lengket : makanan akan tertinggal/ menempel di gigi setelah dikunyah
7. Elastisitas (springiness) dalam uji sensori produk makanan adalah kemampuan
makanan untuk meregang kembali ke bentuk semula setelah mendapat tekanan
Menurut anda, bagaimana dengan daya elastisitas produk tersebut?
0 5 10
tidak elastis cukup elastis
keterangan :
Tidak elastis : makanan tidak dapat meregang kembali ke bentuk semula
setelah ditekan
Cukup : akan meregang kembali setelah ditekan tapi tidak seperti bentuk
semula
Elastis : makanan akan meregang kembali ke bentuk semula setelah
ditekan
8. Secara keseluruhan (overall) bagaimana produk ini ?
0 5 10
Lampiran 3. Gambar-gambar Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Pengujian Sensoris Minggu I
Gambar 2. Intervensi sebelum Pengujian
No. Nama
Jns
Lampiran 5. Data Penilaian Responden Minggu I – IV
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 5 5 5 8 4 2 9 7 5 3 3 3 4 1 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 7 5
2 7 8 6 8 7 7 9 8 7 7 6 6 6 6 6 6 7 8 7 7 7 7 7 7 7 8 7 7 7 7 7 7
3 5 5 5 8 5 2 5 7 4 5 3 5 4 2 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 8 8 7 8 8 5 7 8 7 8 3 8 7 7 6 6 7 7 7 7 7 8 7 8 8 7 8 7 7 5 4 9
5 4 6 5 6 9 2 9 8 5 5 3 3 2 4 4 0 9 7 9 10 5 0 10 10 7 8 5 9 5 1 8 10
6 7 5 4 10 5 0 10 10 8 5 0 10 4 0 5 0 5 0 0 10 5 0 10 10 7 5 5 10 5 0 4 5
7 4 4 1 3 6 6 5 3 5 5 1 5 6 6 5 1 2 3 3 4 6 6 5 2 5 5 5 5 5 7 5 5
8 7 8 7 6 7 3 8 9 7 6 6 8 7 8 9 7 7 7 7 8 7 7 8 7 9 8 9 7 7 5 10 9
9 5 3 2 3 7 5 9 8 4 0 1 9 3 3 5 1 7 4 4 4 5 3 5 8 6 5 5 4 7 6 4 9
10 7,5 6,5 3,5 5,5 5 5,5 8,5 7,5 4,5 6,5 1,5 8,5 4,5 8,5 4,5 0,5 9,5 4,5 3,5 7 7,5 7,5 6,5 5 9,5 4,5 7,5 6,5 8,5 6,5 6,5 9,5
11 6 7 5 3 6 2 1 4 6 8 3 5 5 3 5 2 4 4 4 4 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 7
12 7 3 3 7 5 4 6 7 5 5 3 5 5 1 5 2 7 2 4 4 5 2 5 5 5 5 3 6 7 1 8 7
13 4,5 5,5 4,5 4,5 6,5 5,5 5,5 5,5 6,5 5,5 5,5 2,5 5,5 4,5 5,5 5,5 6 5,5 6,5 7 5,5 5,5 5,5 7,5 6,5 6 5,5 7,5 4,5 4,5 4,5 6,5
14 8 7 5 7 6 7 10 9 7 6 5 10 10 9 10 1 10 9 9 10 9 9 10 9 10 9 9 9 10 9 10 9
15 8 9 5 10 8 2 6 10 8 6 5 9 5 1 6 5 8 7 9 8 10 6 9 9 8 9 8 9 5 6 10 9
16 8 5 3 7 5 0 3 10 5 9 3 5 5 0 9 5 8 9 5 5 5 0 5 9 5 9 4 5 5 0 4 8
17 7 7 3 6 7 6 10 7 6 5 3 5 6 5 8 0 6 5 6 7 6 6 6 9 7 6 6 9 7 6 4 10
18 7 5 5 4 6 5 4 7 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 6 6 6 5 6 5 6 5 4 7 5 5 5
19 6 4 6 6 7 3 5 6 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 6 5
20 9 10 7 10 9 7 5 10 2 2 1 10 10 3 3 0 10 9 8 9 8 4 9 10 7 8 8 10 9 4 8 9
21 6 7 4 10 5 6 8 7 7 7 0 8 7 8 7 1 7 6 6 7 7 7 8 6 7 6 3 8 8 5 8 6
22 7 5 4 10 8 0 2 10 8 4 0 10 4 1 9 1 5 5 0 9 8 7 9 9 5 5 5 9 10 7 7 9
23 8 5 5 5 5 5 9 9 9 6 1 5 10 0 10 0 5 7 6 7 6 3 7 8 5 5 5 5 3 5 8 5
24 8 8 9 8 6 6 8 8 6 3 2 5 5 5 5 0 5 5 6 7 6 5 7 8 6 6 6 7 3 5 6 7
25 6 5 0 2 5 6 8 6 2 0 0 9 2 0 8 5 5 4 4 10 5 6 10 10 5 6 2 10 6 5 5 9
26 7 9 6 2 5 5 6 6 5 4 0 3 8 8 1 1 6 4 4 7 6 6 8 5 8 8 5 4 5 6 7 5
27 9 5 5 4 5 1 5 10 2 4 5 5 10 5 5 5 5 9 5 5 6 5 5 5 4 5 5 3 3 5 5 10
28 7 5 6 5 6 4 6 10 6 5 6 6 5 6 5 5 5 6,5 5 5 5 6 6 10 5 5 6 5 5 4 7 10
29 3,5 5 0,5 9,5 3,5 0,5 6,5 5 5 2,5 3,5 5 5 5 5 0,5 5,5 9,5 6,5 7 3,5 2,5 6 8 6 5 6,5 7 5,5 2 9 8,5
30 6 5 5 5 2 5 9 8 8 9 8 6 6 9 7 8 8 9 6 6 7 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8
31 7 7 1 10 7 7 8 8 5 6 1 5 5 8 7 6 7 6 5 8 6 5 6 6 10 2 1 7 5 2 9 7
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Texture Analyzer
11/6/2006 rotitawar 1 3 155,848 0,288580404 0,9934668 0,008054451 11/6/2006 rotitawar 2 3 201,975 0,247295241 0,9507597 -0,019833347 11/6/2006 rotitawar 3 3 134,766 0,46327059 1,2424067 -0,120216488 11/6/2006 rotitawar 4 3 232,442 0,345855387 1,1763302 -0,020452424 11/6/2006 rotitawar 5 3 226,931 0,277141581 1,0411847 -0,008762739 11/6/2006 rotitawar 6 3 198,285 0,455736285 1,3571067 -0,057232785 11/6/2006 rotitawar 7 3 174,355 0,447449593 1,1805262 -0,073212612 11/6/2006 rotitawar 8 3 215,215 0,470298104 1,3866523 -0,041450356 11/6/2006 rotitawar 9 3 279,978 0,34344032 1,1590588 -0,011525991 11/6/2006 rotitawar 10 3 280,145 0,491720266 1,2510679 -0,028325833
Pengujian II
11/13/2006 rotitawar 1 3 152,229 0,397118263 1,2675866 -0,026632143 11/13/2006 rotitawar 2 3 241,3 0,478754887 1,2234103 -0,053477538 11/13/2006 rotitawar 3 3 309,668 0,493601719 1,2954277 -0,037334368 11/13/2006 rotitawar 4 3 148,2 0,477962195 1,2140752 -0,072474633 11/13/2006 rotitawar 5 3 134,62 0,385967243 1,1718435 -0,051393318 11/13/2006 rotitawar 6 3 325,424 0,465734786 1,2212484 -0,039029593 11/13/2006 rotitawar 7 3 213,367 0,490107639 1,3217824 -0,034844539 11/13/2006 rotitawar 8 3 147,922 0,407097926 1,099155 -0,061521671 11/13/2006 rotitawar 9 3 140,582 0,385931109 1,1730964 -0,00331358 11/13/2006 rotitawar 10 3 151,102 0,410952229 1,2531016 -0,045011575
Pengujian III
11/20/2006 roti tawar 5 3 225,346 0,440321031 1,1560527 -0,033324796 11/20/2006 roti tawar 6 3 210,236 0,481324908 1,2700163 -0,038029035 11/20/2006 roti tawar 7 3 316,085 0,513096528 1,2343378 -0,004747698 11/20/2006 roti tawar 8 3 208,449 0,458933723 1,1332072 -0,038482636 11/20/2006 roti tawar 9 3 308,108 0,479409058 1,151581 -0,003520831 11/20/2006 roti tawar 10 3 300,504 0,449791152 1,1841168 -0,009858506
Pengujian IV
Lampiran 7. Data StatistikHasil Pengukuran Texture Analyzer
Pengujian I
Maximum Minimum Mean Median Coefficient Standard TRUE
of Variance Deviation
SamplePassed 100,00%
Sample Height 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 0,00% 0.00000 cm
Hardness 280.15 gf 134.77 gf 209.99 gf 208.59 gf 21,67% 45.497 gf
Cohesiveness 0,49172 0,2473 0,38308 0,39665 22,88% 0,087641
Springiness 1.3867 cm 0.95076 cm 1.1739 cm 1.1784 cm 11,73% 0.13773 cm
Adhesiveness 0.0080545 kgf.mm -0.12022 kgf.mm -0.037296 kgf.mm -0.024389 kgf.mm 95,87% 0.035756 kgf.mm Number of Rows
that Passed 10
Number of Rows
that Failed 0
Pengujian II
Maximum Minimum Mean Median Coefficient Standard TRUE
of Variance Deviation
SamplePassed 100,00%
Sample Height 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 0,00% 0.00000 cm
Hardness 325.42 gf 134.62 gf 196.44 gf 151.67 gf 35,04% 68.840 gf
Cohesiveness 0,4936 0,38593 0,43932 0,43834 9,81% 0,043119
Springiness 1.3218 cm 1.0992 cm 1.2241 cm 1.2223 cm 5,06% 0.061979 cm
Adhesiveness -0.0033136 kgf.mm -0.072475 kgf.mm -0.042503 kgf.mm -0.042021 kgf.mm 43,07% 0.018305 kgf.mm Number of Rows
that Passed 11
Number of Rows
Pengujian III
Maximum Minimum Mean Median Coefficient Standard TRUE
of Variance Deviation
SamplePassed 100,00%
Sample Height 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 0,00% 0.00000 cm
Hardness 316.08 gf 160.45 gf 241.60 gf 238.36 gf 22,55% 54.485 gf
Cohesiveness 0,5131 0,40462 0,46476 0,46917 6,19% 0,028764
Springiness 1.2914 cm 1.0406 cm 1.1682 cm 1.1538 cm 6,43% 0.075172 cm
Adhesiveness 0.0030431 kgf.mm -0.070254 kgf.mm -0.026664 kgf.mm -0.032582 kgf.mm 80,34% 0.021422 kgf.mm Number of Rows
that Passed 11
Number of Rows
that Failed 0
Pengujian IV
Maximum Minimum Mean Median Coefficient Standard TRUE
of Variance Deviation
SamplePassed 100,00%
Sample Height 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 3.0000 cm 0,00% 0.00000 cm
Hardness 294.83 gf 152.14 gf 193.68 gf 171.43 gf 22,78% 44.112 gf
Cohesiveness 0,48001 0,38631 0,4428 0,4505 6,91% 0,030587
Springiness 1.4160 cm 1.1157 cm 1.2833 cm 1.3032 cm 7,64% 0.098061 cm
Adhesiveness 0.019317 kgf.mm -0.085189 kgf.mm -0.040658 kgf.mm -0.056785 kgf.mm 82,22% 0.033427 kgf.mm Number of Rows
that Passed 11
Number of Rows