• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Pencapaian Paket Bali sebagai Penyelesaian Doha Development Agenda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Latar Belakang Pencapaian Paket Bali sebagai Penyelesaian Doha Development Agenda"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

La ta r Be la ka n g Pe n ca p a ia n Pa ke t Ba li

s e ba ga i Pe n ye le s a ia n D o h a D e v e lo p m e n t A g e n d a

W in a n d a Pu th u Ta rn i

Program Studi Ilm u H ubun gan In tern asion al Un iv ersitas Airlan gga

AB S TRAK

Paket Bali y an g disepak ati pada perun din gan Kon feren si Tin gkat M en teri, KTM W TO IX , di Bali, m en y elesaikan 10 persen dari totalDoha Dev elopm en t Agen da (DDA). Paket Bali berisi tiga poin pen tin g DDA, Perjan jian Fasilitasi Perdagan gan , beberapa isu pertan ian dan pem ban gun an serta n egara kuran g berkem ban g. Pen capaian Paket Bali din ilai telah m en jadi k em ajuan pen tin g bagi perun din gan DDA, m en gin gat kegagalan pen capaian pen y elesaian atas isu-isu DDA dalam forum KTM -KTM sebelum n y a. Jika KTM -KTM sebelum n y a gagal karen a perten tan gan kepen tin gan n egara m aju dan berkem ban g y an g sulit m en capai kon sesi, lalu bagaim an a KTM W TO IX berhasil m en capai pen y elesaian sebagian DDA? Un tuk m en jelaskan faktor y an g m em pen garuhi keberhasilan digun akan pen dekatan pow er Barn ett dan Duv all den gan terkon sen trasi pada kon sep structural pow er, serta teori perm ain an k eseim ban gan N ash. Faktor pen in gkatan structural pow er n egara berk em ban g serta dicapain y a titik keseim ban gan N ash baik oleh Am erika Serikat dan In dia dalam KTM W TO IX kem udian tam pak sebagai dua faktor pen tin g y an g m em pen garuhi tercapain y a Paket Bali sebagai pen y elesaian DDA.

K a t a k u n c i : DDA, Paket Bali, KTM W TO IX , structural pow er, keseim ban gan N ash.

The Bali package w hich agreed at the 9th M in isterial Con feren ce forum in Bali, W TO M C9, has com pleted 10 percen t of the total Doha Dev elopm en t Agen da (DDA). The Bali package con tain s three im portan t DDA poin ts, a Trade Facilitation Agreem en t, sev eral agricultural issues, dev elopm en t an d a less dev eloped coun try issues. The achiev em en t of the Bali Package con sidered as an im portan t m ileston e for DDA n egotiation s, giv en the failure to achiev e com pletion of an y DDA issues in prev ious M C forum s. If the prev ious M C failed to reach com pletion of DDA issues because of the con flict of in terest of dev eloped an d dev elopin g coun triesw hich alw ay s happen s, so the agreem en t difficult to achiev e, then how did the W TO M C9 succeed in achiev in g 10 percen t DDA com pletion ? The factors that in fluen ce success are explain ed by usin g Barn ett an d Duv all pow er approach, focus on the con cept of structural pow er, as w ell as N ash's equilibrium gam e theory . In creasin g structural pow er of dev elopin g coun tries an d the achiev em en t of N ash's equilibrium poin ts both by the Un ited States an d In dia in the W TO M C9 in dicates tw o im portan t factors that affecting the achiev em en t of the Bali Package as the com pletion of DDA.

(2)

Doha Dev elopm en t Agen da (DDA)m erupakan putaran perun dingan perdagan gan WTO setelah Putaran Uruguay. DDA sesuai den gan kesepakatan pada KTM IV seharusn ya diselesaikan pada tahun 20 0 5. Nam un ternyata penyelesaian, bahkan hanya sebagian , sekitar 10 persen dari total agen da, baru dapat dihasilkan pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO IX pada tahun 20 13 di Bali m elalui Paket Bali(Firdaus, 20 14). Paket ini m em uat tiga elem en pentin g diantaranya Perjanjian Fasilitasi Perdagan gan (Agreem en t on Trade Facilitation), beberapa kesepakatan atas sektor pertanian salah satun ya adalah public stock-holdin g atau dukun gan dom estik berupa subsidi untuk ketahanan pangan serta isu-isu pem ban gun an dan negara kuran g berkem bang. Meskipun hanya m en yelesaikan 10 persen dari total agenda, m en urut Direktur J enderal WTO, Roberto Azevedo, Paket Bali m erupakan pencapaian WTO yang signifikan sekaligus sebagai batu lon catan pen tin g bagi pen yelesaian DDA secara keseluruhan (WTO, 20 13). Dikatakan dem ikian karena pada perun dingan KTM-KTM sebelum nya pen yelesaian agen da DDA ini sulit dihasilkan sebab selalu diwarnai den gan pertentangan kepentingan antara n egara m aju dan berkem bang yan g sulit m en capai konsesi terkait agenda-agenda DDA. J ika sebelum n ya selalu gagal m encapai konsesi lalu m en gapa dalam perun dingan KTM WTO IX di Bali DDA ini akhirnya dapat m en capai penyelesaian, walaupun hanya sebagian, 10 persen agen danya? Faktor yang kem udian m en sukseskan pencapaian tersebut sehingga m em buat KTM WTO IX ini berbeda yang kem udian akan dijelaskan lebih lan jut.

Pe rke m ba n ga n Pe ru n d in ga n D D A m e la lu i Fo ru m KTM W TO

Perun dingan DDA, yan g disebut juga sebagai Putaran Doha, dim ulai sejak KTM IV di Doha Qatar pada tahun 20 0 1 dengan m en gusun g sem bilan -belas isu. Kesem bilan-belas isu tersebut diantaranya adalah isu pertanian yang salah satun ya tentan g dukungan dom estik, Trade-related Aspects of In tellectual property R ights (TRIPS); hubungan antara perdagan gan dan investasi; fasilitasi perdagan gan; ketentuan an ti-dum pin g dan subsidi; dan isu lainnya (Firdaus, 20 14). Dalam perkem ban gann ya, perun dingan dalam Putaran Doha ini sulit untuk m encapai konsesi atas pen yelesaian agenda-agenda dalam DDA. Setelah KTM IV di Doha, perundingan berlanjut m elalui KTM V tahun 20 0 3 di Cancun yang berakhir tanpa kesepakatan penyelesaian DDA dan m en gakibatkan kerugian serius untuk m em ajukan Putaran Doha (Fergusson, 20 11). Kebuntuan penyelesaian DDA di Cancun berlanjut pada tahun 20 0 5 ketika KTM VI dilaksanakan di Hong Kon g. Bahkan pada bulan J uli 20 0 6, ketika seharunya dihasilkan kesim pulan dari KTM di Hong Kong, perundingan untuk m enyelesaikan DDA terhenti sam a sekali karen a tidak tercapai kesepakatan antara negara-n egara an ggota(Lokollo, 20 10 ). Kem un duran pen yelesaian DDA berlanjut hingga KTM VII yang baru dilaksanakan 4 tahun setelahnya yaitu di tahun 20 0 9. Dalam KTM VII anggota sepakat un tuk tidak m erundingkan isu DDA. Bahasan yan g diutam akan adalah terkait upaya m em perkuat sistem perdagangan m ultilateral WTO dalam m en ghadapi tantangan lingkungan global saat in i(Lokollo, 20 10 ). Kem udian KTM VIII dilaksanakan di tem pat yan g sam a pada tahun 20 11. KTM ini berakhir dengan m enyepakati elem en-elem en arahan politis (political guidan ce) yang akan m en entukan program kerja WTO dan DDA dua tahun ke depan (Kem en terian Luar Negeri Indonesia, t.t.). Den gan dem ikian dapat diketahui bahwa sejak KTM IV hingga KTM VIII belum dapat disepakati perjan jian apapun sebagai upaya penyelesaian DDA. Hingga di tahun 20 13 m elalui KTM IX yang dilaksanakan di Bali akhirnya m enyepakati Paket Bali den gan Perjanjian Fasilitasi Perdagangan yang disebut m em berikan arti penting bagi perkem bangan WTO sekaligus m en jadi perjanjian perdagan gan m ultilateral pertam a yang disepakati sejak berdirinya WTO pada tahun 1995 (Auboin, et. al., 20 15).

(3)

Agriculture (AOA). Dalam proposalnya n egara berkem bang m en untut ken aikan batas “de m inim is”, bukan lagi 10 persen n am un 15 persen dari nilai produksi nasional gun a m en yesuaikan perubahan harga saat ini dan berlaku secara perm an en di WTO. Meskipun ditentan g oleh Am erika Serikat, India tetap pada sikap tidak akan m enyetujui Paket Bali jika proposal G33 tidak diwujudkan. Sikap India ini akhirnya m em buat Am erika Serikat m en awarkan peace clause. Nam un hingga pertem uan tan ggal 6 Desem ber 20 13 berakhir India tetap bersikeras pada tun tutan nya. Pada tan ggal 7 Desem ber 20 13 sikap India akhirnya m elunak dan m en yetujui peace clause sehingga Paket Bali sebagailan gkah awal penyelesaian DDAberhasil disepakati. Peace clause m erupakan in terim solution (solusi sem en tara) yang m em berikan kelon ggaran selam a 4 tahun pada negara-n egara berkem ban g untuk m en capai ketahanan pangan dengan “de m inim is” 15 persen dan n egara harus m elakukan notifikasi peace clause pada Com m ittee on Agriculture (COA) WTO.

Dua faktor yang tam pak m ensukseskan pencapaian Paket Bali, yang belum terlalu kuat dan bahkan tidak terlihat padaKTM-KTM sebelum KTM WTO IX, diantaranya adalah adan ya peningkatan structural pow er negara berkem ban g serta dicapainya titik keseim ban gan N ash optim al oleh kelom pok negara m aju dan berkem bang. Sebenarn ya faktor pen ingkatan structural pow er n egara berkem bang, dalam KTM WTO IX khususn ya ditun jukkan oleh India, telah terlihat sebelum KTM WTO IX di Bali. Nam un jika sebelum nya peningkatan structural pow er ini belum m am pu m en dorong disepakatin ya penyelesaian agen da-agen da DDA, dalam KTM WTO IX ini faktor tersebut berhasil karen a didukung oleh faktor tercapainya titik keseim ban gan N ash optim al oleh Am erika Serikat dan India.

Fa kto r Pe n in gka ta n S t r u c t u r a l P o w e r

Pow er atau kekuasaan dalam ilm u Hubun gan Internasional m erupakan salah satu konsep dalam perpektif realism e yang dilihat sebagai kem am puan satu n egara dalam m enggunakan sum berdaya m aterial yang dim iliki untuk m em buat n egara lain m elakukan apa yan g n egara tersebut inginkan (Barn ett dan Duvall, 20 0 5). Lebih lan jut,pow er juga dijelaskan sebagai suatu pen garuh yan g dihasilkan dan ada dalam relasi social, yang m ana m em bentuk kapasitas aktor un tuk m enentukan kondisi dan takdir m ereka. Barnett dan Duvall (20 0 5)juga m em bagipow er m en jadi em pat jenis yaitu com pulsory , in stitusion al, structural, dan productiv e pow er.Dari em pat jenis pow er di atas, yan g paling sesuai digun akan untuk m elihat keberhasilan pencapaian Paket Bali adalah structural pow er.

Structural pow er berkaitan den gan struktur, hubun gan internal dari posisi struktural, dan m en en tukan aktor sebagai m akhluk sosial seperti apa (Barnett dan Duvall, 20 0 5). Selain itu m en urut Fels, structural pow er juga dapat dipaham i sebagai pow er yang dim iliki aktor karena pem bentukan struktur atau kontrol atas struktur dalam hubungan in tern asional (Pustovitovskij dan Krem er, 20 11). Relasi pow er yang dapat m enggam barkan bagaim an a structural pow er dalam interaksi adalah hubungan tuan-budak serta pem ilik m odal dan buruh. Dalam con toh ini dapat dilihat bagaim ana pem ilik m odal m en gatur buruh karen a dalam struktur pem ilik m odal m em iliki kapabilitas lebih besar daripada buruh. Dengan dem ikian terdapat dua cara yan g m en un jukkan hasil kerja dari structural pow er dalam m en en tukan nasib dan kondisi eksisten si aktordapat dilihat yang pertam a dari posisi struktural yang ada kem udian m engalokasikan kapasitas dan keuntungan yang berbeda atas m asing-m asing aktor (Barnett dan Duvall, 20 0 5). Kedua adalah m em bentuk pem aham an diri dan kepentin gan subyektif m asing-m asin g aktor.

(4)

pertum buhan ekonom i oleh an ggota kun ci kelom pok negara berkem bang. Pertum buhan in i tam pak m en ingkat signifikan sejak 20 0 7 hingga 20 13. Dapat dilihat dari data ken aikan GDP, pertum buhan GDP, serta penin gkatan perdagan gan in ternasional.

Gra fik Pe rtu m bu h a n GD P Ta h u n a n ( %)

Sum ber : World Ban k, 20 0 8 - 20 13

Grafik tersebut m en un jukkan bahwa dalam hal pertum buhan GDP, China berada dalam posisi paling atas, walaupun m em ang prosentasenya m engalam i naik turun sejak tahun 20 0 8 hingga 20 13. Diikuti dengan India, Indon esia, dan Brazil yang juga naik turun setiap tahunn ya n am un tetap lebih tinggi diban ding dengan pertum buhan Am erika Serikat. Dari sini dapat diketahui bahwa pertum buhan yang tinggi dari negara-negara berkem ban g ini dapat m em buat n egara berkem ban g sem akin diperhitungkan dan dapat dipandan g sebagai ancam an jika pertum buhan ini terus berlan jut. Bahkan n egara berkem bang disebut juga telah m en jadi pem ain utam a dalam perdagan gan dunia (Ali danStan cil, 20 0 9). Negara berkem bang yang dim aksud adalah anggota BRIC, Brazil, Rusia, India, dan China, yan g m an a tiga diantaranya adalah anggota kelom pok negara berkem ban g dalam forum WTO.

Bukan han ya ditun jukkan m elalui GDP, bahkan perdagangan negara berkem bang juga m en galam i peningkatan . Di tahun 20 0 9 dapat dilihat adanya pertum buhan yang cukup signifikan pada ketiga n egara pem ain utam a dalam koalisi n egara berkem bang, India, China, Brazil. Ketiga n egara tersebut total m enyum bang 11,8 persen perdagangan dunia, den gan peningkatan tiga kali lipat dari tahun 20 0 0 yan g hanya 3,3 persen.Bahkan pertum buhan ini sudah ditun jukkan dengan penin gkatan ekspor pada ketiga n egara tersebut yang m en galam i peningkatan pada tahun 20 0 6. Pertum buhan ketiga negara dalam perdagan gan dunia yan g signifikan ini dilihat bukan hanya berdam pak pada m ereka sendiri nam un juga m em berikan peningkatan perdagangan pada n egara berkem ban g lain walaupun dalam tingkatan pertum buhan dibawah m ereka (Wang, Medianu, dan Whalley, 20 11). Pada dasarn ya perkem bangan dalam perdagan gan negara berkem ban g juga disebabkan m eningkatn ya kerjasam a perdagan gan den gan negara berkem ban g lain, m isalnya an tara India dan China. Perdagan gan bilateral antara China dan India telah tum buh sem akin signifikan juga, ditun jukkan dengan ekspor dari China ke In dia yang m elonjak dari US$ 68 6 juta m enjadi US$ 14,5 m iliar (Ali dan Stan cil, 20 0 9). Selain m en ingkatkan perdagan gan negara berkem bang, kerjasam a perdagan gan bilateral antar negara berkem ban g juga sem akin m en guatkan koalisi kelom pok negara berkem ban g di WTO. Pen guatan koalisi negara berkem bang kem udian dapat disebut sebagai salah satu faktor dari luar yang juga m em pen garuhi structural pow er n egara berkem ban g dalam perundingan WTO.

Penguatan koalisi sebagai faktor dari luar ini selaras den gan pen dapat Pustovitovskij dan Krem er (20 11), yang selain m enjelaskan goods atau sum berdaya dan n eeds sebagai kebutuhan suatu n egara, juga m en jelaskan m engenai Outside Option (OO) sebagai faktor penting bagi pertim ban gan lebih lanjut structural pow er (Pustovitovskij dan Krem er, 20 11). OO dapat didefinisikan sebagai pilihan yang tersedia bagi seoran g aktor dalam situasi tawar

(5)

m en awar untuk m endapatkan kepentingannya adalah sam a atau lebih baik m elalui rekan negosiasi alternatif yang m un gkin (Schneider, 20 0 5 dalam Pustovitovskij dan Krem er, 20 11). OO kem udian dapat digam barkan den gan adanya penguatan koalisi. Selaras dengan hal ini J ohn S. Odell (20 0 6) m en jelaskan m engen ai beberapa hal yang m am pu m em buat negara berkem bang dapat berperan aktif m em pengaruhi hasil negosiasi, diantaranya adalah rancangan koalisi, strategi dan koalisi, serta interaksi subjektif dinam is. Berbicara m engen ai penguatan koalisi, sebenarnya pertum buhan ekonom i juga m en jadi faktor pendukung penguatan. Selain itu faktor pen guatan kerjasam a perdagangan bilateral antar negara berkem bang serta sem akin aktifnya negara berkem bang dalam penyam paian kepentin gan dan berpartisipasi dalam perundin gan WTO juga dapat dikatakan sebagai faktor pendukun g. Penguatan ini bahkan dapat dilihat sejak 20 0 6, nam un belum begitu kuat, ketika negara berkem bang diikutsertakan dalam perun dingan green room yan g m erupakan lingkaran inti dalam perundingan WTO tem pat pengam bilan keputusan .

Structural pow er kelom pok negara berkem bang pada KTM WTO IX yang dikatakan m enin gkat karena dua faktor diatas dapat ditun jukkan den gan pen awaran peace clause Am erika Serikat pada India. Hal ini m enunjukkan Am erika Serikat dan negara m aju bersedia untuk m engakom odasi tun tutan India dan n egara berkem bang den gan m en awarkan peace clause. Pen gakom odasian seperti inilah yang kem udian m em bedakan KTM WTO IX dengan KTM-KTM sebelum nya yang sulit m en capai konsesi karena m asing-m asing pihak berpegang teguh pada kepentingan asing-m asin g-asing-m asing tanpa berpikir un tuk m en gakom odasi kepentingan pihak lain. Sesuai pendapat Steinberg (dalam Hopewell, 20 12), dalam sebagian besar sejarah sistem perdagan gan m ultilateral, n egara-n egara berkem bang sangat terpinggirkan dan sebagian besar kepen tingan m ereka diabaikan. Lebih dari itu, peningkatan structural pow er juga dilihat oleh Direktur J enderal Pascal Lam y (20 12), adan ya peningkatan pow er negara berkem bang dikatakan telah m en ggeser keseim ban gan kekuasaan dan m ereka tidak lagi hanya bertin dak sebagai pen erim a kebijakan nam un juga sem akin m em pen garuhi pola dan lin gkup perdagangan internasional.

Ke p e n tin ga n Am e rika S e rika t d a n In d ia a ta s Pa ke t B a li

Titik keseim bangan N ash dapat dipaham i sebagai suatu konsep yang m en gacu pada hasil yang didapat dari suatu negosiasi yang m elibatkan dua pem ain atau lebih dengan strategi m asing-m asing serta m asing-m asing pem ain diasum sikan m em iliki inform asi strategi lawan. Sehingga pertan yaan pentin g yang harus diketahui oleh pem ain adalah jika strategi lawan konstan m aka apakah keun tungan optim al dapat diperoleh jika pem ain ini tetap pada strategin ya atau m en gubah strateginya. Keseim ban gan N ash dapat dipaham i sebagai kondisi ketika pem ain m en ggun akan strategi yang palin g optim al baginya, den gan keuntungan yan g lebih besar dan biaya lebih sedikit, dalam m enghadapi strategi terten tu yang digunakan oleh lawan. Den gan dem ikian untuk m en en tukan titik keseim bangan N ash yang perlu diperhatikan adalah keuntungan dari setiap kom bin asi strategi m asing-m asing pem ain dan kem ungkinan keun tun gan yang akan didapat jika strategi dirubah. Dikatakan m encapai keseim ban gan N ash ketika satu kom bin asi strategi m enghasilkan keuntungan optim al diban ding kom binasi strategi lain den gan m engubah strategi pem ain atas strategi lawan yang konstan. Sebelum m em bahas m en gen ai bagaim ana perhitun gan keuntungan dan kerugiann ya perlu diketahui terlebih dahulu m engen ai bagaim an a kepentin gan In dia dan Am erika Serikat, sebagai pem ain paling m enonjol dalam perundingan KTM WTO IX, atas Paket Bali.

(6)

(aksesibilitas fisik) dan keterjan gkauan m akanan (aksesibilitas ekon om i individu) (J ain , 20 16). Sehingga un tuk India walaupun telah berhasil dalam swasem bada beras dan gandum , nam un pem erintahn ya dikatakan m asih belum dapat m en jam in ketahanan pan gan di India karena m asyarakat belum m am pu m en jangkau bahan pan gan seim ban g den gan baik. Dilihat dari tinggin ya angka kelaparan dan kekurangan gizi. Ham pir seperem pat penduduk India m en galam i kelaparan pada tahun 20 13, an gka ini m en em patkan India pada perin gkat ke 63 indeks kelaparan global oleh The In tern ation al Food Policy Research In stitute (IFPRI) dan angka ini telah m en em patkan India dalam 'tin gkat m engkhawatirkan' (Majum der, 20 13). Lebih dari itu m enurut FAO, hingga tahun 20 13 setidaknya terdapat lebih dari 20 0 juta orang kekurangan gizi di India (Dom ínguez, 20 13). Tingginya an gka kelaparan dan kekuran gan gizi ini sebenarnya bukan karena tidak dipenuhinya dim ensi pertam a ketahanan pangan seperti yang telah dijelaskan sebelum nya. Nam un lebih karena tidak dipenuhi dim en si kedua yaitu ten tang aksesibilitas ekon om i, berkaitan dengan tidak terjangkaun ya harga pangan seim ban g untuk m asyarakat m iskin di India. Oleh karena itu pem erintah India kem udian m em buat suatu kebijakan untuk m engatasi m asalah ketahanan pangan ini yaitu N ation al Food Security Act (NFSA) yang terbit pada tahun 20 13. Pada dasarnya dalam undang-un dang tersebut ditegaskan bahwa n egara m em iliki kewajiban untuk m enjam in ketersediaan pangan dan nutrisi dalam setiap tahap kehidupan warganya, dengan m em astikan ketersediaan dengan kuantitas dan kualitas yang cukup den gan harga yang terjan gkau. Program ketahanan pangan ini disebut sebagai yang terbesar di dunia dengan m en jangkau lebih dari 8 0 0 juta oran g dan m enyediakan 60 kg gandum untuk tiap orang per tahun dengan harga sekitar 10 persen dari ritel saat ini (OECD, 20 14). N ation al Food Security Act 20 13sendiri dikatakan m en yediakan subsidi untuk 75 persen penduduk pedesaan dan 50 persen penduduk perkotaan, yang m encakup sekitar dua pertiga populasi (Departem en Pangan dan Distribusi Public India, t.t.). Meskipun NFSA baik bagi ketahan an pangan India nam un kenaikan subsidi atau dukun gan dom estik m elalui NFSA ini juga m em bawa kekhawatiran terkait den gan aturan dukungan dom estik yan g diterapkan di WTO yang term asuk dalam Agreem en t of Agriculture. Sesuai aturan WTO dukungan dom estik yang m asuk dalam kategori am ber box dengan “de m in im is” m aksim al hanya boleh 10 persen. Sedangkan dengan peningkatan subsidi NFSA, diperkirakan total dukungan dom estik India akan m elebihi “de m in im is” tersebut. Oleh karen anya India m em perjuangkan perubahan aturan dukungan dom estik m elalui proposal G33 tentan g public stock holdin g. Dalam proses perundingannya telah m elahirkan peace clause yan g ditawarkan Am erika Serikat dan telah m en yebabkan pen utupan KTM WTO IX ditunda sehari karen a India bersikeras tidak akan m en yetujui Paket Bali jika proposal G33 tersebut tidak disetujui. Sebab dengan disetujuinya proposal G33 m aka India akan am an dari sangsi WTO apabila m en erapkan NFSA yang bertujuan m engatasi m asalah ketahanan pan gan.

(7)

Ta be l D a m p a k Eko n o m i d a n Ke u a n ga n d a ri Kris is

Sum ber :Fin ancial Reform Project – Econom ic Policy Group, 20 0 9

Salah satu tindakan yan g dilakukan Am erika Serikat untuk pem ulihan krisis ini dapat dilihat den gan usaha Am erika Serikat un tuk m eningkatkan ekspor agar m am pu m enciptakan lapan gan pekerjaan den gan gaji tin ggi (Anonim , 20 16). Hal ini diupayakan dengan tindakan Obam a pada 20 10 . Dalam pidatonyapada J anuari 20 10 , Obam a m enyatakan bahwa Am erika Serikat m en etapkan tujuan perdagangan baru yaitu m elipatgandakan ekspor dalam jangka waktu lim a tahun (Anon im , 20 10 ). Dalam pidatonya Obam a juga m enyebutkan pen ingkatan ini akan m endukung dua juta ten aga kerja m asyarakat Am erika Serikat. Untuk m ewujudkan tujuan ini Obam a m eluncurkan N ation al Export In itiativ e (NEI) yang bertugas untuk m em bantu petani dan usaha kecil gun a m enum buhkan ekspor dan kontrol ekspor m ereka sesuai dengan keam an an n asional Am erika Serikat. Lebih penting dalam pidatonya in i Obam a juga m enyatakan akan m en cari pasar baru secara agresif dengan akan m elanjutkan pem ben tukan kesepakatan perdagangan Doha yang akan m em buka pasar global (Anonim , 20 10 ). Dari sini terlihat alasan penting dari usaha Am erika Serikat untuk m ewujudkan Paket Bali yang didalam nya berisi kesepakatan Perjanjian Fasilitasi Perdagangan. Perjanjian Fasilitasi Perdagan gan sendiri berisi aturan dalam perdagan gan yang bertujuan untuk m en yederhanakan perdagan gan dan m engurangi biayanya, m en gurangi “red tape”, dan birokrasi bea cukai yan g bertujuan untuk m en ingkatkan kecepatan dan efisiensi prosedur perdagan gan dan kepabean yang akhirnya berdam pak pada m en urunnya biaya perdagan gan global.

Titik Ke s e im ba n ga n N a s h d e n ga n Pa ke t B a li

(8)

Ma triks Pe rm a in a n Am e rika S e rika t d a n In d ia p a d a Pe ru n d in ga n KTM W TO IX In d ia

Menurunkan

Kepentingan/ tun tutan

Tetap pada

kepen tingan / tuntutan

Am e rika S e rika t

Menurunkan kepen tingan /

tuntutan (1, 1) (-1 , -1)

Tetap pada kepen tingan /

tuntutan (-1 , -1) (0 , 0 )

Keterangan :

 Pem ain : Am erika Serikat dan India

 Strategi :

Menurunkan kepentin gan :

- Bagi Am erika Serikat m en urunkan kepen tin gan adalah dengan m engakom odasi

kepen tingan India m elalui peace clause dengan m en gubah “de m inim is” m enjadi 15 persen den gan syarat berlaku 4 tahun .

- Bagi India m en urunkan kepentingan berarti m en gorban kan sebagian kepentingan awalnya den gan m enerim a peace clause dari Am erika Serikat.

Tetap pada kepen tingan / tuntutan :

- Bagi Am erika Serikat tetap adalah dengan tidak m engakom odasi kepen tingan In dia den gan m em pertahankan “de m inim is” 10 persen.

- Bagi India tetap berarti tidak akan m enyetujui Paket Bali jika proposal G33 tidak diwujudkan.

 Hasil :

(1) :

- Bagi Am erika Serikat m erupakan insen tif untuk dicapainya kepentin gan atas

Perjanjian Fasilitasi Perdagangan

- Bagi In dia m erupakan insentif untuk dicapainya kepen tingan atas kesepakatan

terkait isu public stockholdin g, perubahan “de m inim is” m en jadi 15 persen.

( -1 ) :

- Bagi Am erika Serikat m erupakan insentif untuk hilangnya kepentingan atas

Perjanjian Fasilitasi Perdagangan

- Bagi In dia m erupakan insentif untuk hilangnya kepentin gan atas kesepakatan terkait isu public stockholdin g, perubahan “de m inim is” m enjadi 15 persen.

1

2

3

(9)

(0 ):

- Bagi Am erika Serikat m erupakan insentif untuk hilangnya kepentingan atas

Perjanjian Fasilitasi Perdagangan, nam un “de m inim is” 10 persen m am pu dipertahankan sehingga tidak m endistorsi perdagan gan.

- Bagi India m erupakan insentif untuk am an nya kepentingan atas kesepakatan terkait isu public stockholdin g karena tidak digan ggu den gan pen erapan terbatas hanya 4 tahun, nam unIndia m erugi dengan tidak am annya penerapan NFSA berkaitan dengan ancam an sangsi WTO karena m elewati “de m inim is”.

Dalam m atriks di atas yang m erupakan titik keseim bang N ash adalah pada kotak nom or satu dan em pat. Seperti dijelaskan sebelum nya titik keseim bangan N ash terjadi ketika kedua pem ain tidak akan m endapat keuntungan lebih baik jika m engubah strategin ya dalam m en anggapi strategi lawan yang tetap. Kedua kotak tadi m en un jukkan kom bin asi strategi den gan keuntun gan lebih besar dibanding kom binasi strategi lainnya. Nam un kotak pertam a m en un jukkan keuntun gan lebih optim al dibanding dengan kotak keem pat.

Kotak satu m en un jukkan insen tif satu m asing-m asing untuk Am erika Serikat dan India. Insentif ini m erupakan perolehan dari penerapan strategi saling m enurunkan kepentingan baik oleh Am erika Serikat m aupun India. Satu sebagai insentif ini bagi India adalah perhitungan untuk keun tungan dari keputusan disetujuin ya isu public stockholdin g, den gan m en gubah “de m inim is” m en jadi 15 persen m eskipun dalam jangka waktu em pat tahun. Den gan disepakatinya Paket Bali, yang m em uat kesepakatan ini, m aka In dia dapat diuntungkan. Perubahan “de m in im is” ini dapat m enjam in dan m endukung pen erapan kebijakan NFSA India untuk ketahanan pangan bagi m asyarakat India. Sehingga den gan jan gka waktu em pat tahun tersebut, NFSA ini dapat dim aksim alkan oleh India sam bil m en un ggu keputusan final untuk isu ini.

Den gan pen erapan NFSA yang am an, India bukan han ya dapat m em aksim alkan pen guatan ketahanan pangan m elalui NFSA, nam un India juga akan am an dari an cam an sangsi WTO karena subsidi pangan yang m elebihi “de m inim is” seperti aturan “de m inim is” sebelum nya. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan sebagian besar m asyarakatnya yang hidup dari pertanian . Sederhananya insen tif yang akan didapat India adalah terkait den gan terjam in nya kepentin gan ketahanan pangan dengan kenaikan “de m inim is” hingga 15 persen tersebut.

Begitu pula untuk Am erika Serikat yang juga m em ilih strategi m en urun kan kepentingan nya den gan m enawarkan peace clause pada India akan m en dapat insen tif satu, yaitu terkait den gan tercapainya Perjan jian Fasilitasi Perdagangan . Satu keuntungan pada Am erika Serikat adalah dukungan atas upaya pem ulihan diri dari krisis. Selain itu hal in i dapat m en dukung tujuan perdagan gan baru Obam a un tuk m elipatgandakan ekspor dan m em buka lapan gan kerja dengan peningkatan kegiatan ekspor tersebut. Insentif yang didapat kedua pihak dengan strategi saling m en urunkan kepen tingann ya in i dinilai lebih m enguntungkan diban ding dengan strategi lain . Sebagaim ana terlihat pada kotak kedua, tiga dan em pat.

(10)

Perdagan gan dan public stockholdin g karena baik Am erika Serikat dan India tetap pada kepen tingan nya sehingga Paket Bali sulit untuk disepakati karena m asih adan ya pertentangan kepen tingan yan g sam a-sam a tinggi ini. Sehingga keduanya tidak rugi dan tidak un tun g karena tetap pada keputusan m asing-m asin g. Pilihan strategi seperti ini yan g m en jadi alasan m engapa pada KTM-KTM sebelum nya sulit untuk m enyepakati pen yelesaian DDA. Dari dua keseim ban gan N ash tadi dapat dilihat bahwa pilihan strategi dua n egara, baik Am erika Serikat m aupun In dia, un tuk saling m en urun kan kepentingann ya adalah pilihan terbaik. Insentif dari pilihan aksi reaksi strategi ini lebih tinggi dibandin g den gan insentif dari titik keseim bangan kedua den gan m asing-m asing tetap pada kepen tingan nya. Pilihan strategi m enurunkan kepentingan inilah yan g kem udian m elahirkan kesepakatan Paket Bali.

Lebih lan jut untuk kotak kedua dan tiga tidak dapat disebut sebagai keseim ban g N ash karena jika strategi lawan tetap pem ain akan m endapat insen tif lebih besar dengan m en gganti strategi awal den gan strategi lain. Sehingga ada pilihan lebih baik dengan insen tif lebih besar untuk m en ghadapi lawan daripada strategi tersebut. Dapat dilihat dari kotak kedua dan ketiga yang m enunjukkan insen tif m inus satu untuk m asing-m asing pem ain . Minus satu ini untuk nilai tidak tercapain ya kepentingan pada Perjanjian Fasilitasi Perdagan ganoleh Am erika Serikat dan public stockholdin g oleh In dia karen a Paket Bali tidak dapat disepakati, sehingga keduanya sam a-sam a m enderita kerugian. In sentif ini dapat ditingkatkan dengan m en gubah strategi m asing-m asin g m ereka. Inilah m engapa tidak disebut den gan titik keseim ban gan N ash.

Pada kotak kedua terlihat kom bin asi strategi Am erika Serikat tetap pada kepen tin gann ya sedangkan India m em ilih untuk m enurunkan kepen tingann ya. H al ini akan m enyebabkan tidak dapat disepakati Paket Bali karena tidak dicapai kesepakatan terkait isu public stockholdin g. Dengan kom binasi ini m aka Am erika akan m erugi dengan m inus satu. Nilai m inus satu ini dari kegagalan disetujuin ya Perjanjian Fasilitasi Perdagangan karen a Paket Bali, yan g diputuskan berdasarkan prinsip single un dertakin g, tidak dapat diputuskan . Am erika dapat m eningkatkan insen tifnya dengan m en gubah strateginya m enjadi m en urunkan kepentin gannya dengan insentif satu.

Begitupula den gan India apabila m em ilih un tuk m enurunkan kepentin gann ya m aka India juga akan m erugi den gan m inus satu, karen a kepen tingan nya dalam isu kebijakan pangan tidak dapat terwujud karena gagaln ya kesepakatan untuk Paket Bali. India ini juga dapat m en gubah strategi un tuk m em perbesar keuntungan den gan insentif satu dengan strategi tetap pada kepen tingan , apabila dihadapkan pada strategi Am erika Serikat, tetap pada kepen tingan nya, yang konstan . Den gan dem ikian m aka kom bin asi di kotak dua ini lebih m erugikan diban ding dengan kotak satu yang telah dijelaskan sebelum nya. H al ini juga berlaku pada kotak ketiga yang m ana m asing-m asing pem ain juga m em iliki pilihan strategi lain yang dapat dipilih gun a insen tif yang lebih besar dibanding kom binasi strategi pada kotak tiga. Kom bin asi strategi ini juga m enun jukkan tidak akan tercapainya Paket Bali karena India m em ilih strategi tetap pada kepen tingann ya.

(11)

Ke s im p u la n

Akhirnya dapat dikatakan bahwa keberhasilan pencapaian kesepakatan penyelesaian DDA den gan kesepakatan Paket Bali ini berhasil dihasilkan pada KTM WTO IX karen a dua faktor. Pertam a adalah karena adanya penin gkatan structural pow er negara berkem ban g yan g lebih signifikan. Ditun jukkan dengan peningkatan pow er, khususnya ekonom i, beberapa anggota koalisi n egara berkem bang. Bukan hanya GDP dan pertum buhan GDP yan g m eningkat, nam un keikutsertaan n egara berkem ban g dalam perdagan gan intern asional juga m eningkat. Lebih dari itu, pen guatan koalisi negara berkem ban g juga m em pengaruhi penin gkatan structural pow er negara berkem bang dalam WTO. Peningkatan ini ditun jukkan dengan sem akin aktifnya n egara berkem bang pada perundingan WTO. Misalnya den gan keikutsertaan n egara berkem bang pada perundingan green room atau ditun jukkan bagaim ana kepen tingan negara berkem bang in i diakom odasi oleh n egara m aju m elalui peace clause pada KTM WTO IX. Selain itu, faktor lain yan g juga m em pengaruhi keberhasilan pencapaian Paket Bali adalah dicapainya keseim ban gan N ash den gan penerapan strategi saling m enurunkan kepen tingan baik oleh Am erika Serikat m aupun India pada perundingan KTM WTO IX. Kom binasi strategi ini m en ghasilkan keun tun gan paling optim al un tuk kedua n egara dibandin g kom binasi strategi lain. Pilihan untuk m en gganti strategi juga akan m enghasilkan kerugian atau m ungkin keuntun gan tapi tidak seoptim al pilihan strategi saling m enurunkan kepen tingan ini. Den gan pertim ban gan inilah Paket Bali kem udian berhasil disepakati bukan hanya oleh negara m aju nam un juga n egara berkem bang. Inilah yan g kem udian m em bedakan perundingan KTM WTO IX ini den gan KTM-KTM sebelum nya yan g sering m engalam i kegagalan dalam perundingan untuk m em utuskan penyelesaian DDA.

D a fta r Pu s ta ka

B u ku

Odell, J ohn S., ed. N egotiatin g Trade : Dev elopin g Coun tries in the W TO an d N AFTA. Cam bridge : Cam bridge University Press, 20 0 6.

J u rn a l

Barnett, Michael dan Raym on d Duvall. “Power in Intern ational Politics”. Dalam In tern ation al Organ ization , Vol. 59, N o. 1. The IO Foundation , 20 0 5. http:/ / www.rochelleterm an .com / ir/ sites/ default/ files/ Barn ett%20 and%20 Duvall%20 20 0 5.pdf (diakses pada tanggal 25 April 20 17).

J ain, Shaleen. “Food Security in India: Problem s and Prospects”. Dalam OIDA In tern ation al Journ al of Sustain able Dev elopm en t. Ontario : Ontario Internation al Developm ent Agen cy, 20 16. http:/ / www.oidaijsd.com / Files/ 0 9-0 1-0 1.pdf (diakses pada 25 Oktober 20 17).

Lokollo, Erna Maria. “Dari Konferensi Cancun , Mexico (20 0 3)-ke Pertem uan StockTakin g WTO (20 10 ) : Perjuan gan Panjang Negosiasi Pertanian Negara Berkem bang”. Dalam An alisis Kebijakan Pertan ian, Volum e 8 N o. 2. Bogor : Pusat Sosial Ekonom i dan Kebijakan Pertanian, 20 10 . http:/ / pse.litbang.pertanian.go.id/ in d/ pdffiles/ ART8 -2b.pdf (diakses pada pada tanggal 14 Februari 20 17).

(12)

Swager, Philip. “The Cost of the Financial Crisis: The Im pact of the Septem ber 20 0 8

Econom ic Collapse”. Dalam Fin an cial Reform Project. 20 0 9.

http:/ / www.pewtrusts.org/ ~ / m edia/ assets/ 20 10 / 0 4/ 28 / costofthecrisisfinal.pdf (diakses pada tanggal 28 Septem ber 20 17).

Tam m en, Ronald L., et al. Pow er Tran sition Theory. 20 11.

https:/ / static1.squarespace.com / static/ 576ef1a0 be65941edd8 0 fcf7/ t/ 578 d56e22e69cf bb1192c4cf/ 1468 8 8 0 611440 / Power+Transition +Theory.pdf (diakses pada tanggal 20 J uni 20 17).

Wang, J in g, Dan a Medianu, dan J ohn Whalley. The Con tribution of Tion gkok, In dia dan Brasil to N arrow in g N orth-South Differen ces in PDB/ Capita, W orld Trade Shares, dan M ark et Capitalization. National Bureau of Econom ic Research, 20 11. http:/ / www.nber.org/ papers/ w1768 1 (diakses pada tan ggal 18 Septem ber 20 17).

Artike l, Ko ra n d a n Ta blo id On lin e

Anonim . “Text : Obam a’s State of the Union Adress”. The N ew York Tim es, 27 J an uari 20 10 . http:/ / www.nytim es.com / 20 10 / 0 1/ 28 / us/ politics/ 28 obam a.text.htm l (diakses pada tanggal 15 Oktober 20 17).

Dom ínguez, Gabriel. “Pangan Murah bagi Warga Miskin In dia”. DW On lin e, 15 J uli 20 13. http:/ / www.dw.com / id/ pangan-m urah-bagi-warga-m iskin -india/ a-16948 98 1 (diakses pada tanggal 8 Oktober 20 17).

Fergusson, Ian F. W orld Trade Organ ization N egotition s : The Doha Dev elopm en t Agen da. Congression al Research Service, 20 11. https:/ / fas.org/ sgp/ crs/ m isc/ RL320 60 .pdf (diakses pada tanggal 13 Februari 20 17).

Firdaus. “H asil Kesepakatan Bali WTO yang Seim bang dan Inklusif”. Tabloid Diplom asi, 72 (VII), J an uari 20 14. http:/ / www.tabloiddiplom asi.org/ index.php/ 20 17/ 0 4/ 0 5/ tabloid-diplom asi-januari-20 14-versif-pdf (diakses pada 3 J anuari 20 17).

Lokollo, Erna Maria. “Dari Konferensi Cancun , Mexico (20 0 3)-ke Pertem uan StockTakin g WTO (20 10 ) : Perjuan gan Panjang Negosiasi Pertanian Negara Berkem bang”. Dalam An alisis Kebijakan Pertan ian, Volum e 8 N o. 2. Bogor : Pusat Sosial Ekonom i dan Kebijakan Pertanian, 20 10 . http:/ / pse.litbang.pertanian.go.id/ in d/ pdffiles/ ART8 -2b.pdf (diakses pada pada tanggal 14 Februari 20 17).

Majum der, Sanjoy. “PBB: Satu dari Delapan Oran g di Dunia Kelaparan”. BBC On lin e, 1

Oktober 20 13.

http:/ / www.bbc.com / in donesia/ dunia/ 20 13/ 10 / 1310 0 1_ pbb_ kelaparan_ gizi (diakses pada tanggal 5 Oktober 20 17).

W e bs ite Re s m i

Ali, Shim else dan Ben n ett Stan cil. “Developing Countries Changing the World of Trade”. Novem ber 20 0 9. http:/ / carn egieendowm ent.org/ 20 0 9/ 11/ 19/ developing-countries-changing-world-of-trade-pub-24190 (diakses pada tan ggal 23 J uli 20 17).

Anonim . “National Export Initiative (NEI)”. 16 J uli 20 16. https:/ / www.export.gov/ article?id=National-Export-Initiative-NEI (diakses pada tanggal 15 Oktober 20 17).

Auboin, Marc et. al. World Trade Report 20 15 : Speeding up trade: ben efits an d challenges of im plem en ting the WTO Trade Facilitation Agreem ent. 20 15 https:/ / www.wto.org/ english/ res_ e/ publications_ e/ wtr15_ e.htm (diakses pada tanggal 15 Februari 20 17).

Departem en Pangan dan Distribusi Public India.N ation al Food Security Act (N FSA)20 13. t.t. http:/ / dfpd.nic.in/ nfsa-act.htm (diakses pada tanggal 29 Septem ber 20 17).

Kem en terian Luar Negeri In donesia. W orld Trade Organ ization (W TO). t.t.

(13)

OECD. “Feeding In dia: Prospects and challenges in the n ext decade”. Dalam OECD-FAO

Agricultural Outlook 20 14. OECD Publishing, 20 14. https:/ / www.oecd.org/ tad/ policyn otes/ india-agriculture.pdf (diakses pada tan ggal 29 Septem ber 20 17).

WTO. Azev êdo: “The W TO H as Truly Deliv ered”. Desem ber 20 13.

https:/ / www.wto.org/ english/ n ews_ e/ spra_ e/ spra16_ e.htm (diakses pada tan ggal 10 Oktober 20 17).

La p o ra n / Ka rya Ilm ia h / S krip s i

Gambar

Grafik Pertum buhan GDP Tahunan (%)

Referensi

Dokumen terkait

menimba ilmu agama Islam bagi para pelajar atau santri.

Panitia Pelaksana Tes Khusus (Uji Kesehatan dan Uji Keterampilan) Penerimaan Calon Mahasiswa Baru Non Reguler Program Studi PJKR dan D II PGSD Penjas FIK Universitas

1 2011 Penelusuran Dokumen Abstrak Skripsi Mahasiswa sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Kualitas Penulisan Tugas Akhir di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (Penelitian

Universitas Padjadjaran n Pengabdian Kepada Masyarakat uliah Kerja Nyata Mahasiswa 2012.. Lokasi KKNM -PPMD Integratif Gelombang I Periode

watak kultural yang relatif berbeda di antara kedua masyarakat ini, dan juga berkaitan dengan pengalaman historis yang relatif berbeda baik dalam proses dan

Dalam mempelajari gizi masyarakat ada berbagai aspek penting yang berhubungan dengan gizi diantaranya sifat sosial, budaya dan psikologis dari

[r]

Hasil sintesis kemudian diuji menggunakan spectra IR untuk mengetahui keberhasilan sintesis dengan melihat gugus fungsi, kemudian silika gel dan silika termodifikasi