• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJAR"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA

MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE

TALKING STICK

PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN

KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

NAILUL HANA

115-14-139

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN INDONESIA

MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE

TALKING STICK

PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN

KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

NAILUL HANA

115-14-139

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(4)
(5)
(6)

vi DEKLARASI

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Nailul Hana

NIM : 115-14-139

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyataan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperkanankan dipublikasikan pada e-repository IAIN

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

اَيْوُّدلا َتاَيَحْلا ُمُكَّوَّرُغَت َلََف

ُر ْوُرَغْلا ِ َّللَّاِب ْمُكَوَّرُغَي َلَ َو

Maka janganlah sekali-kali engkau membiarkan

kehidupan dunia ini memperdayakanmu

(Q. S Fatir [35]: 5)

PERSEMBAHAN

Atas ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Ayahanda Akuwan dan

Ibunda Wahyuni karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya

lah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita dan

merekalah yang selalu memberiku semangat tanpa adanya dukungan dari

mereka aku bukanlah apa-apa.

2. Adik-adikku Lailatus Sa’diyah yang selalu mendukungku untuk mencapai

cita-cita, yang selalu mengerti dengan keadaanku walau kita dipisah dengan jarak

(8)

viii

3. Sim Mbah saya Mbah Surati yang selalu ingat kepadaku dan selalu

mengkhawatirkanku dikala aku jauh.

4. Bapak Muniri S. Pd. Yang ikut membantuku dalam menyelesaikan skripsi dan

memberi semangat dikala aku lengah.

5. Sahabatku semuanya santri Rumah Tahfidz daarul ilmi, yang telah menemani

aku melalui masa-masa kuliah yang sangat menyibukkan, memberi nasehat

ketika aku luput dan menjadi penyemangatku disaat aku rapuh.

6. Teman-temanku di kampus baik teman-teman PGMI, PPL, KKN, dan teman

(9)

ix

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Media Teka-Teki

Silang Dan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V Mi Maarif Kutowinangun

Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran

2017/2018 ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh

gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah

Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman

sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu

kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi penulis,

penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari

banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,

dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi

ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,

(10)

x

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran yang membangun kepada penulis.

4. Bapak Dr. Winarno S. Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk

membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN

Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

6. Bapak Khurur Rozad, S.Pd.I selaku Kepala MI Ma’arif Kutowinangun yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di

madrasah yang beliau pimpin.

7. Bapak Ahmad Muniri, S.Pd.I selaku wali kelas V MI Ma’arif

Kutowinangun yang berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh

siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa

semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Hana, Nailul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Pejuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Media Teka-Teki Silang Dan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V Mi Maarif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno S. Si., M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, MediaTeka-teki Silang, Metode Talking Stick,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dan penerapan media teka-teki silang dan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangu Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Kutowinangun yang terdiri dari 24 siswa yaitu 17 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

(14)

xiv

D. Kegunaan Penelitian ... 6

1. Keguanaan teoritis ... 7

2. Keguanaan praktis ... 7

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

1. Hipotesis Tindakan ... 8

2. Indikator Keberhasilan ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian ... 10

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

G. Rancangan Penelitian ... 10

H. Subjek Penelitian ... 13

I. Langkah-langkah Penelitian ... 15

J. Metode Pengumpulan Data ... 16

1. Tes ... 16

2. Observasi ... 16

3. Dokumentasi ... 17

K. Instrumen Penelitian ... 17

L. Pengumpulan Data ... 19

M. Analisis Data ... 19

N. Sistematika Penulisan ... 20

(15)

xv

1. Hasil Belajar ... 21

a. Pengertian Hasil Belajar ... 22

b. Macam-macam Hasil Belajar ... 24

c. Penilaian Hasil Belajar ... 27

d. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Hasil Belajar ... 29

2. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 32

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 32

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 33

c. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ... 35

3. Media Teka-Teki Silang ... 45

a. Pengertian Teka-teki Silang ... 45

b. Langkah-langkah Pembelaran Media Teka-teki Silang ... 46

c. Kelebihan dan Kelemahen Pembelaran Media Teka-teki Silang ... 46

4. Metode Talking Stick ... 47

a. Pengertian Metode Talking Stick ... 47

b. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 48

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Talking Stick ... 49

B. Kajian Pustaka ... 49

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Maarif Kutowinangun ... 54

(16)

xvi

2. Visi dan Misi MI Maarif Kutowinangun ... 55

3. Letak Geografis MI Maarif Kutowinangun ... 56

4. Kurikulum MI Maarif Kutowinangun ... 56

5. Keadaan Sarana Prasarana MI Maarif Kutowinangun ... 56

6. Daftar siswa dan tenaga kependidikan ... 57

7. Prestasi Akademik dan Non Akademik Siswa MI Maarif Kutowinangun ... 58

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 61

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 61

1. Perencanaan (Planning) ... 62

2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 62

3. Pengamatan (Observation) ... 64

4. Refleksi (Reflection) ... 65

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 66

1. Perencanaan (Planning) ... 67

2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 67

3. Pengamatan (Observation) ... 70

4. Refleksi (Reflection) ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 72

1. Diskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus ... 72

2. Diskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 75

(17)

xvii

B. Pembahasan ... 94

1. Hasil Rekapitulasi ... 94

2. Pra Siklus ... 95

3. Siklus I ... 96

4. Siklus II ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V ... 14

Tabel 2.1 SK dan KD IPS SD/MI Kelas V Semester II ... 44

Tabel 3.1 Daftar Sarana Prasarana MI Maarif Kutowinangun ... 57

Tabel 3.2 Data Siswa MI Maarif Kutowinangun ... 57

Tabel 3.3 Data Guru MI Maarif Kutowinangun ... 58

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 73

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 77

Tabel 4.3 Pengamatan Guru Siklus I ... 79

Tabel 4.4 Pengamatan Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 88

Tabel 4.6 Pengamatan Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.7 Pengamatan Siswa Siklus II ... 92

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 116

Lampiran 3 Dokumentasi ... 126

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 131

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 133

Lampiran 6 Daftar Nilai Siklus I ... 136

Lampiran 7 Daftar Nilai Siklus II ... 138

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 140

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 143

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 146

Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 148

Lampiran 12 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 151

Lampiran 13 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 152

Lampiran 14 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 154

Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 155

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ... 156

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi ... 157

Lampiran 18 Surat Penunjukan Dosen Pembibing Skripsi ... 159

Lampiran 19 Nilai SKK ... 160

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk

kepribadian manusia seutuhnya dengan jalan membina seluruh potensi

yang ada pada diri anak didik baik jasmani maupun rohani (Rasimin,

2012: 81). Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara

faktor-faktor yang telibat di dalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses

sederhana yang menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat

secara jelas dilihat dalam proses belajar yang terjadi di lembaga

pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala guru mengajarkan

nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid, dan murid karena

menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses

belajar (Yaya, 2007: 45).

Seperti ayat Al-Quran yang menerangkan tentang pendidikan Surat

Ar-Rahman ayat 1-4 sebagai berikut:

َمَّلَع . ُهَّمْحَّرلا

. َنَايَبْلا ُهَمَّلَع . َناَسْوِ ْلَا َقَلَخ . َنا ْرُقْلا

(Raab) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Quran.

Dia menciptakan manusia. Mengajarkan pandai berbicara/Al-Bayan.

Allah adalah dzat yang maha mendidik. Dalam surat ini digunakan

kata Ar-Rahman salah satu nama Asmaul Husna yang berarti maha

pemurah. Al-Quran adalah firman-firman Allah yang disampaikan oeleh

(21)

2

yang beribadah bagi siapa yang membacanya, menjadi bikti kebenaran

mukjizat Nabi Muhammad SAW. Al-Bayan berarti jelas, namun ia tidak

terbatas pada ucapan, tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, termasuk

seni dan raut muka. Guru memberikan ilmu pengetahuan sebagaimana

Allah yang telah menjadi pendidik semua makhluk hidup, dari mulai dia

lahir hingga mati.

Idealnya suatu proses pembelajaran dibutuhkan strategi yang tepat

khususnya dalam pembelajaran IPS yang telah dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis. Dengan optimalnya pelaksanaan

pembelajaran IPS maka permasalahan sosial bisa dicegah dan dikurangi.

Dengan demikian, Pembelajaran harus mampu memberikan bekal kepada

siswa untuk berpikir kritis, logis, analisis, sistematis, dan kreatif. Untuk

memberikan bekal kepada siswa maka diperlukan pembelajaran yang

inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa agar mata pelajaran

tersebut bukan lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang hafalan dan

membosankan yang akan berimbas pada rendahnya minat belajar siswa

pada pelajaran. Pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik akan

mempengaruhi mutu proses pembelajaran yang berujung pada tidak

tercapainya tujuan pendidikan (Jejen, 2015: 9).

Pada umumnya, ilmu didefinisikan sebagai jenis pengetahuan,

(22)

3

diperoleh dengan cara-cara tertentu, berdasarkan kesepakatan diantara para

ilmuwan. Ilmu ini pada umumnya dibagi menjadi tiga bidang: ilmu-ilmu

pasti dan alam, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora (Dawan, 1996: 527).

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan disiplin ilmu yang dapat

dipelajari dengan mengamati manusia, bumi dan fenomena-fenomena

yang terjadi disekitarnya. Manusia sendiri mengenal empat cabang Ilmu

Pengetahuan Sosial yaitu: (1) Sejarah, cabang ilmu pengetahuan sosial

yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa berharga manusia. (2)

Ekonomi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang

kegiatan-kegiatan ekonomi seperti jual-beli, produksi-konsumsi, badan

usaha dan lain-lain. (3) Geografi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari tentang bumi dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di

dalamnya. (4) Sosiologi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari tentang seluk beluk kehidupan sosial manusia, dari cabang

ilmu pengetahuan sosial di atas tentunya mempermudah manusia dalam

mengelompokkan setiap fenomena ilmu pengetahuan sosial yang terjadi.

Proses Pembelajaran di sekolah dasar harus bersifat terpadu dengan

perkembangan anak baik perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral,

maupun emosional. Dengan kata lain pengembangan bahan ajar dan proses

pembelajaran di sekolah dasar harus bertolak dari prinsip ketercernaan

(23)

4

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran

yang dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu yang menentukan kualitas

pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat

dengan materi yang yang diajarkan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MI Maarif

Kutowinangun, peneliti mendapatkan informasi bahwa pembelajaran

IPS kelas V materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

pada tahun pelajaran 2018 yang berjumlah 24 siswa, yaitu hanya 10 siswa

atau 42% yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 14

siswa atau 58% yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu

dengan nilai 61. Hal ini berarti masih banyak siswa yang belum mencapai

KKM dan dengan kata lain siswa masih menganggap materi tersebut

sulit untuk dipahami. Penyebab permasalahan ini antara lain: 1) masih

kurangnya penerapan metode pembelajaran pada proses pembelajaran,

guru yang mengajar masih menggunakan metode ceramah yang terkesan

monoton dan membuat siswa menjadi bosan dan jenuh, sehingga

pembelajaran menjadi tidak maksimal dan siswa susah memahami materi

yang disampaikan, 2) kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPS, 3) kurangnya aplikasi langsung dalam penerapan

pembelajaran IPS, 4) kurangnya pemahaman siswa, 5) kurang aktif dalam

mengikuti pembelajaran IPS, serta 6) masih ada siswa yangbermain

(24)

5

Mengatasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi pembelajaran

yang lebih menarik yang dapat menambah minat belajar siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran tanpa adanya rasa keterpaksaan. Salah satu

cara pembelajaran yang dianggap cocok untukmemecahkan permasalahan

di atas adalah Media Teka-Teki Silang. Media Teka-Teki Silang dapat

digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan

tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung (Himsyah Zaini.

2012: 71). Selain menggunakan Media Teka-Teki Silang, metode yang

dapat dijadikan alternatif untuk memecahkan permasalahan di atas adalah

metode Talking Stick. Metode ini secara langsung mengajak siswa untuk

berperan aktif dalam pelajaran. Metode pembelajaran talking stick

merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat.

Dengan menggunakan metode ini sangat bermanfaat karena guru mampu

menguji kesiapan siswa, melatih keterampilan siswa dalam membaca dan

memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk

terus siap dalam situasi apapun (Huda, 2003: 224). Metode dan media

pembelajaran aktif seperti ini yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi pada pelajaran IPS kelas V MI Maarif

Kutowinangun.

Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik

untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

(25)

6

Kelas V MI Maarif Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah apakah penerapan media teka-teki silang dan metode

talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester

II MI Maarif Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester II MI Maarif

Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 melalui media teka-teki silang dan

metode talking stick.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan

(26)

7 1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPS siswa

kelas V MI Maarif Kutowinangun melalui media teka-teki silang

dan metode talking stick.

b. Menambah pengetahuan dalam penggunaan media teka-teki silang.

c. Menambah wawasan tentang metode talking stick.

d. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

1. Dengan menggunakan media teka-teki silang dan metode

talking stick membantu guru dalam mengatasi permasalahan

pembelajaran.

2. Menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang

dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Bagi Siswa

1. Siswa MI Maarif Kutowinangun memperoleh pembelajaran

pelajaran IPS yang lebih menarik, menyenangkan, dan

memungkinkan dirinya untuk memahami materi IPS dengan

digunakannya metode talking stick dalam pembelajaran.

2. Dengan menggunkan media teka-teki silang Meningkatkan

(27)

8

3. Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat,

ide, pertanyaan, dan saran.

4. Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

c. Bagi Sekolah

1. Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan

lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih

harmonis.

2. Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat

mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya

para guru yang kreatif, inovatif, dan profesional.

d. Bagi Pendidikan

Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin

profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah bahwa

media teka-teki silang dan metode talking stick dapat meningkatkan

hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan

(28)

9

Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran

2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media teka-teki silang dan metode talking stick ini

dikatakan berhasil apabila indikator yang diaharapkan telah tercapai.

Adapun indikator pembelajaran yang peneliti paparkan adalah sebagai

berikut:

a. Ketuntasan Individu

Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteri

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 61.

b. Ketuntasan Klasikal

Menurut Trianto (2009: 241) siklus akan berhenti apabila

persentase nilai lebih dari 85% dari total anak didik dalam satu

kelas mendapat nilai ≥ 61.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting,

sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan

hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang yang akan mengadakan

penelitian ilmiah dengan menggunakan suatu metode yang sesuai

dengan apa yang akan diselidiki maka akan mendapatkan data yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memperoleh data dan

(29)

10

permasalahan, diperlukan suatu pedoman penelitian yang disebut

metodologi penelitian.

Metode yang digunakan dalam penulisan penelitin skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis pelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam

pelajaran IPS.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Maarif Kutowinangun

Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga.Bahwa di MI tersebut terdapat beberapa topik yang dirasa

peneliti menarik untuk diteliti.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 April 2018 sampai

tanggal 23 April 2018 yang meliputi pengamatan observasi dan

tindakan langsung yang dilakukan di kelas.

G. Rancangan Penelitian

Berdasarka fenomena di atas peneliti mengadakan penelitian

tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian

(30)

11

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama.

Beberapa alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Melalui PTK guru akan menjadi peka dan tanggap terhadap segala

sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran di kelasnya .

2. Dalam melaksanakan tahap-tahap PTK, guru akan mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian kegiatan

untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelasnya.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas penelitian ini menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berikut langkah-langkah dari

penelitiannya:

1. Perencanaan (Planning)

Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai

usulan solusi permasalahan. Rencana dibuat setelahmelakukan analisis

permasalahan dan menemukan penyebab atau akar permasalahan

dengan cara membuat RPP dan akan dilaksanakan ke tahap

selanjutnya.

2. Pelaksanaan (Action)

Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya

perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan

yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah

(31)

12 3. Pengamatan (Observasition)

Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya observasi

dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

4. Refleksi (Reflektion)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari

bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia. (Suharsimi, 2006:19).

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam satu

siklus. Bila seorang guru sebagai peneliti menghadirkan kembali apa

yang telah dilakukan di kelas dalam bentuk deskripsi, guru tersebut

akan melihat dengan lebih jelas mengenai pengalaman-pengalaman

dalam mengajar di kelas. Pengalaman mengajarnya yang terjadi

sehari-hari telah dihadirkan kembali dalam bentuk deskripsi tersebut akan

menjadi cermin bagi dirinya. Proses melihat kembali dirinya

melalui “cermin” tersebut yang nantinya dapat membantu guru

sebagai peneliti untuk berefleksi.

Hasil refleksi tersebut sangat berguna untuk merencanakan

siklus berikutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama akan menjadi

(32)

13

hingga terbentuk beberapa siklus yang saling terkait dalam satu

penelitian tindakan.

Adapun gambar tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

Arikunto dkk (2008: 16).

H. Subjek Penelitian

Adapun subjek yang dikenai dalam penelitian adalah kelas V MI

Maarif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir

Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 24 anak didik,

yang terdiri dari laki-laki 17 siswa, perempuan 7 siswa dan guru yang

mengampu mata pelajaran IPS. Penulis sebagai peneliti. Penulis Perencanaan

Siklus I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi Siklus II

PerencanPengam atan aan

Pengamatan

(33)

14

mengambil subjek kesas V karena dari sekian kelas hanya kelas V yang

tertinggal hasil belajarnya terutama pada pelajaran IPS. Mayoritas siswa

berasal dari golongan keluarga kelas menengah dengan mata pencaharian

bervariasi seperti petani, pegawai, pedagang dan masih banyak lagi.

Tabel 1.1

Daftar Nama Siswa Kelas V

No Nama Jenis Kelamin

1. Anha Gyanendra Galang A. Laki-laki

2. Ahmad Ihsan An’im Laki-laki

3. Abdillah Alfa Kannajma Laki-laki

4. Djaduk Hendian Wibisono Laki-laki

5. Jamaludin Saputro Laki-laki

6. Muhammad Alfin Dwi Nugroho Laki-laki

7. Muhammad Fachrudin Laki-laki

8. Muhammad Mahrus Fikri Laki-laki

9. Muhammad Niam Sukron Laki-laki

10. Maulana Yusuf Danu Sarutra Laki-laki

11. Putra Giota Kapindo Laki-laki

12. Muhammad Reza Atoillah Laki-laki

13. Najwa Farida Shofa Perempuan

14. Azra Falihanun Ulayya Perempuan

15. Awwalya Farah Ikhsani Perempuan

16. Alya Risca Al Haris Perempuan

(34)

15

18. Siti Nuranjani Perempuan

19. Yassie Nadine Aulianata Perempuan

20. M. Tata Pradita Laki-laki

21. Rio Alfin Setyono Laki-laki

22. M. Raffi Abdus Rachardyansyah Laki-laki

23. Ahmad Lutfi Sya’bani Laki-laki

24. Faza Jellys Hidayatullah Laki-laki

I. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan bahwa

dalam penelitian tindakan kelas(PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi:

perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action), Pengamatan

(Observation), dan Refleksi (Reflection).

Adapun langkah-langkah penelitian sbagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

a. Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia

b. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas V MI

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

d. Menetapkan media dan motode pembelajaran yaitu media teka-teki

silang dan metode talking stick

(35)

16 f. Membuat lembar observasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (penerapan metode talking stick)

dan kegiatan penutup.

3. Observasi

Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan

cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan mengacu

pada lembar observasi yang telah disiapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan

eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi

atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk

memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan

tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah

penelitian.

J. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode pengumpulan data yang

diperlukan diperoleh melalui:

(36)

17

Tes merupakan alat pengukur data dalam penelitian. Tes ialah

seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

dijadikan penetapan skor angka. Jenis tes yang digunakan peneliti

adalah teshasil belajar (Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 131). Tes

digunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar

siswa.

2. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Teknik

ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari

dan menggali data melalui pengamatan secara langsung dan

mendalam terhadap subjek dan objek penelitian (Paizaluddin dan

Ermalinda, 2013: 113). Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran IPS

dengan diterapkannya metode talking stick dan menggunakan media

teka-teki silang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dengan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar baik

melalui foto maupun video atau rekaman (Sugiyono, 2013: 312).

(37)

18

untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan

tes yag dilakukan.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah sebagai berikut:

1. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati

secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

IPS melalui metode talking stick.

a. Lembar observasi guru

Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini

menurut Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek

diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru

dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan

belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup

kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut/follow up.

b. Lembar observasi siswa

Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam

(38)

19

2. Tes/evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS terkait

materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

3. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran

kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan metode talking

stick. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang

berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera.

4. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang

digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah

diadakan tindakan siklus I, siklus II, dst.

L. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari nilai UTS pelajaran IPS dan

diperoleh dari pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan peneliti selama

2 siklus, serta data-data dokumentasi yang lain.

M. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum

dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada

tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif

sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis

(39)

20

Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah

terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam

penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan

rumus (Djamarah, 2005: 262):

P = x 100%

P = Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Jumlah siswa

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,

2010: 204):

X =

X = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

N. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian

ini, penulis menulis dengan sistematika sebagai berikut :

Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto danpersembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

(40)

21

Bab I Pendahuluan, dalam bab pendahuluan terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode

penelitian, rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah

penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpulan

data, analisis data, sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan

landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian.

Bab III Pelaksanaan penelitian dalam bab ini deskripsi

pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi

hasil penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari

(41)

22 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertiang hasil belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua

kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian

hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus

input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar

mengajar, setelah mengalami siswa berubah perilakunya

dibanding sebelumnya. (Purwanto, 2009:44)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

(42)

23

aspek-aspek perubahan perilaku bergantung pada apa yang

dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep.Dalam

peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta

didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam

tujuan peserta didik. Tujuan peserta didik merupakan deskripsi

tentang perubahan perilaku yang diinginkan ataudeskripsi produk

yang menunjukkanbahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely,

1980). (Achmad, 2016:71)

Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPS materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah

kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan,

pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya

perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya

Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), dengan nilai KKM yaitu 61.Dalam penelitian ini,

setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)

jika memperoleh nilai ≥ 61, dan suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥

85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan

(43)

24

masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang berbeda dengan sekolah lain

(Trianto, 2012: 241).

b. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses

(aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk

lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:

6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari

materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut

Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru

kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami

serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,

atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung yang ia lakukan.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8)

(44)

25

pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

W.S.Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa

melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa

jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan

itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh

siswa. Berdasakan pandangan Winkel, dapat diketahui bahwa

hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental,

fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan

mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

(45)

26

Indrawati dalam Susanto (2013: 9-10) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kogitif, maupun psikomotorik)

yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau

prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang

telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan

terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Indrawati menyebutkan bahwa ada enam aspek

keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,

pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan

atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan

eksperimen. Kemudian Indrawati membagi keterampilan

proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses

tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,

pengukuran, prediksi, dan interference), dan keterampilan

proses terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun

tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel,

memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun

hipotesis, menentukan variabel secara operasional,

merencanakan penyelidikan, dan melakukan (eksperimen).

3) Sikap

Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap

(46)

27

cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun

objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau

tindakan seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa,

sikap ini lebih di arahkan pada pengertian pemahaman

konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang

sangat berperan adalah domain kognitif.

c. Penilaian Hasil Belajar

Elis dan Rusdiana (2015:57-59) dalam bukunya

menjelaskan pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga

ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.

1) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar

yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang

melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotorik

adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik,

misalnya menulis, memukul, melompat, dan sebagainya.

(47)

28

psikomotoriksering diabaikan. Kemampuan afektif

berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk

mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah

yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau

(48)

29

Dengan demikian, aspek kognitif adalah

subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental

yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke

tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Untuk itu, afektif

dirasakan penting oleh semua orang, namun

implementasinya masih kurang.Hal ini karena merancang

pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah

seperti pembelajaran kognitif dan psikomotorik.

d. Faktor-faktor yang Mempengatuhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara

garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:

a) Faktor jasmani (fisiologis)

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera

penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa

dalam menyerap informasidan pengetahuan. Khususnya

yang disajikan di kelas (Muhibbin Syah, 2010: 130).

(49)

30

Faktor rohani siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:

(1) Inteligensi siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa

tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,

semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.

Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi

seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses (Muhibbin Syah, 2010: 131).

(2) Sikap siswa

Sikap (attitude) siswa yang positif kepada guru

dan mata pelajaran yang disajikan merupakan awal

yang baik bagi proses belajar siswa. sebaliknya

sikap siswa yang negatif kepada guru dan mata

pelajaran apalagi diiringi kebencian kepada guru

atau mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan

belajar siswa (Muhibbin Syah, 2010: 132).

(50)

31

Menurut Chaplin, bakat (aptitude) adalah

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Bakat

dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi

sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing (Muhibbin Syah, 2010: 133).

(4) Minat siswa

Menurut Reber, minat (interest) minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah,

2010: 133).

(5) Motivasi siswa

Menurut Gleitaman, motivasi ialah keadaan

internal organisme manusia yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,

motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk

bertingkah laku secara terarah (Muhibbin Syah, 2010:

134).

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa menurut Purwanto

(2004: 104), meliputi:

(51)

32

Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Keluarga memegang peranan

penting karena keluarga adalah sekolah pertama. Dalam

keluargalah seseorangdapat membina kebiasaan, cara

berpikir, sikap, dan cita-cita yang mendasari

kepribadiannya. Lingkungan sosual inilah yang dapat

mempengaruhi minat karena kebiasaan yang telah ada

pada lingkungan-lingkungan tersebut.

b) Faktor non sosial

Faktor non sosial meliputi gedung sekolah dan

letaknya,

tempat tinggal dan letaknya, keadaan belajar, waktu belajar

dan

sebagainya. Hal ini terkait dengan sarana dan fasilitas

yang menunjang minat seseorang.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Definisi Social Studies yang pertama kali dikemukakan

oleh Edgar Bruce Wesley (dalam Barr, Bart, & Shermis,

1977:1-2), tampaknya tidak berlebihan jika disebutkan sebagai

pilar historis. Ia mengemukakan bahwa “Social Studies are the

(52)

33

Social Studies merupakan ilmu-ilmu sosial yang bertujuan untuk

pendidikan. (Dadang, 2015:9).

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran

yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya

mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.

(Rasimin,

2012:42).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dimasukkan dalam

studi/penelitian ini adalah “Suatu mata pelajaran yang

mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada

kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan

tata negara”. (Syafruddin, 2005:23)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang di

dalamnya mempelajari atau mengkajikehidupan sosial yang

bahan kajiannya menggabungkan bidang-bidang sosial dan

humaniora.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut permendiknas No 22 tahun 2006 tentang

(53)

34

1) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai

warga negara yang baik, sadar sebagai mekhluk ciptaan Tuhan,

sadar akan hak dan kewajibanya sebagai warga bangsa,

bersikap demokratisdan bertanggung jawab, memiliki

identitas dan kebanggaan nasional.

2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri

untuk memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan

kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut

berpartisipasi delam memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Melatih belajar mandiri, di samping belajar untuk

membangun kebersamaan, melului program-program

pembelajaran yang lebih kreatid inovatif.

4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan ketrampilan sosial.

Melalui pembelajaran IPS, diharapkan siswa memiliki

kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang

terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Menumbuhkan rasa senang terhadap setiap aktivitas sosial,

sehingga, melahirkan kebiasaan sosial yang sesuai dengan

nilai, norma, dan ketentuan yang ada. Secara tidak langsung

juga akan menimbulkan kesadaran dan kepeduolian terhadap

masyarakat dan lingkungan.

5) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap

(54)

35

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari

pendidikanIPS sebenarnya erat kaitanyadengan pendidikan

karakter. Sepertimenumbuhkan rasa peduli dalam memahami

lingkungan sekitar, mampu mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuananalisis terhadapkondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis.Sehingga dengan pembelajaran IPS akan dapat

menumbuhkan manusia yang berpikir kritis, logis, analistis,

sistematis, dan kreatif dan peka terhadap lingkungan.

c. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan,

yaituperjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik

dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh. Perjuangan

diplomasi dilakukandengan cara menggalang dukungan dari

negara-negara lain dan lewatperundingan-perundingan.

1) Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk

mengambilalih kekuasaan.Pasukan Sekutu diboncengi

Belanda.Belanda ingin menguasai Indonesia lagi.Rakyat

Indonesia tidak senang Belanda kembalike bumi

pertiwi.Terjadilah pertempuran-pertempuran.Pertempuran

(55)

36

Medan, dan kota-kotalainnya. Mari kita pelajari beberapa

pertempuran ini!

a) Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di

Surabaya pada tanggal25 Oktober 1945.Komandan pasukan

Sekutu yang mendarat di Surabayaadalah Brigjen A.W.S

Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentaraJepang

dan membebaskan interniran(tawanan perang).

Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia

menyambut kedatangantentara Sekutu tersebut dengan

tangan terbuka.Namun, Sekutu mengabaikan uluran tangan

tersebut.Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutumenyerbu

penjara Kalisosok.Mereka berhasil membebaskan

KolonelHuiyer.Kolonel Huiyer ialah seorang perwira

angkatan laut Belanda yangditawan Jepang.

Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di

seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia.

Dalam berbagai serangan itu,pasukan Sekutu terjepit.Pada

tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapatmenguasai

tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.Komandan

Sekutumenghubungi Presiden Sukarno untuk

(56)

37

kehancuran.Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta,

AmirSyarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di

Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada

tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatanuntuk

menghentikan tembak-menembak.Namun, pada sore

harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International,

tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen

Mallabytewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9

November 1945, pimpinanSekutu di Surabaya

mengeluarkanultimatum. Isi ultimatum itu adalah:“Semua

pemimpin dan orang-orangIndonesia yang bersenjata

harusmelapor dan meletakkan senjatanyadi tempat-tempat

yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diridengan

mengangkat tangan. Bataswaktu ultimatum tersebut

adalahpukul 06.00 tanggal 10 November1945.Jika sampai

batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya

akan diserang dari darat, laut, dan udara”.

b) Pertempuran Ambarawa

“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya

tentara Sekutudi bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel

di Semarang.Tentara Sekutumendarat di Semarang pada

(57)

38

untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang diJawa

Tengah.

Kedatangan Sekutu semula disambut baik oleh

rakyat Semarang.Bahkan, Gubernur Jawa Tengah

menawarkan bantuan bahan makanan

dankeperluan-keperluan lainnya.Pihak Sekutu pun berjanji untuk tidak

mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Bentrokan bersenjata mulai timbul di

Magelang.Bentrokan itu mulaimeluas menjadi pertempuran

antara pasukan Sekutu dengan pejuang

Indonesia.Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi

NICA. NICAadalah singkatan dari Netherlands Indies Civil

Administration,yaitu pemerintahan peralihan Belanda.

NICA hendak membebaskan tawanan perangBelanda di

Magelang dan Ambarawa.

Setelah diadakan perundingan antara Presiden

Sukarno dengan Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu

kemudian meninggalkan Magelangmenuju Ambarawa pada

tanggal 21 November 1945.Para pejuang Indonesia yang

dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan

Sekutuyang mundur ke Ambarawa.Di desa Jambu, pasukan

(58)

39

oleh Sastrodiharjo.Di desa Ngipik,pasukan Sekutu diserang

pejuang Indonesia yang dipimpin olehSuryosumpeno.

c) Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal

23 Maret 1946. Peristiwa ini menunjukkan semangat rakyat

Bandung rela mengorbankan jiwa raga, harta dan benda

untuk m,empertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa

Bandung Lautan Api terjadi antara TKR melawan sekutu

yang diboncengi NICA dipimpin oleh kapten Gray. Para

pejuang TKR dipimpin oleh A.H. Nasution, karena keadaan

tidak seimbang para pejuang sebelum meninggalkan kota

Bandung, gedung-gedung penting, jembatan, jalan

dihancurkan dan dibakaroleh TKR agar tidak dimanfaatkan

oleh sekutu. Dalam peristiwa tersebut gugur seorang

pejuang yaitu Muhammad Toha.

d) Pertempuran 5 Hari di Semarang

Pertemuan berlangsung antara para pemuda melucuti

tentara Jepang, terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945.Para

tawanan perang angkatan laut Jepang kurang lebih 400

orang bergabung dengan Kidobutai pimpinan Mayor Kido

di Jatingaleh pelakukan perlawanan. Pertemuan 5 hari di

Semarang korban ditaksir 2.000 orang pemuda dan rakyat

(59)

40

Kepala Laboratorium Semarang Dokter Karyadi. Untuk

mengenang dibangun Tugu Muda.

e) Perang Puputan Margarana

Perang Puputan terjadi pada tanggal 20 November

1946 di Margarana Bali antara TRI melawan Belanda.TRI

dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai.Pada awalnya TRI dapat

mengusir Belanda dan Tabana.TRI bertempur sampai titik

darah penghabisan.I Gusti Ngurah Rai gugur dalam

pertempuran tersebut.

f) Peristiwa Biak

Rakyat Biak menyerang tangsi Soredo dan Kamp

NICA yang dipimpin oleh Silas Papare, F. Kaseipo,

Lodewijk, Samuel Kawat, Marten Indey, Rusukorem, dan

Sunggere, berlangsung pada tanggal 14 Maret 1948. Usaha

rakyat Biak gagal, pimpinannya dihukum mati dan para

pengikutnya dihukum seumur hidup.

g) Peristiwa Balikpapan Kalimantan Timur

Perstiwa Balikpapan berlangsung pada bulan Januari 1947

antara rakyat Balikpapan melawan Sekutu.Pelopor

perjuangan antara lain Kasmani, Dsuki, R.P. Yuwono,

(60)

41

korban dari kalangan rakyat.Pahlawan yang gugur

dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sanga-Sanga.

h) Pertempuran Medan Area

Terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 antara TKR

melawan Sekutu.TKR dipimpin oleh Ahmad Ther dan

Teuku Muhammad Hasan sedangkan Sekutu dipimpin oleh

Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly.

i) Pertempuran di Sulawesi Selatan

Terjadi pada tanggal 3 November 1946 dipimpin

oleh Robert Wolter Monginsidi.

j) Pertempuran di Palembang

Pertempuran di Palembang disebabkan kerena

Sekutu meluaskan daerahnya ke tempat lain yang semula

hanya diizinkan mendiami Talang Semut. Pertempuran

Palembang terjadi selama 5 hari 5 malam berlangsung pada

bulan Januari 1947 di bawah pimpinan Letnan Kolonel

Carmichdel.

2) Perjuangan Diplomasi

(61)

42

Perjanjian berlangsung di Cirebon pada tanggal 10

November 1946. Indonesia diwakili oleh Sulton Syahrir

dan Belanda diwakili oleh Van Mook

Isi perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:

(1) Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia

atas Jawa, Madura dan Sumatra.

(2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama

membentuk negara Indonesia Serikat dengan nama

Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara

bagiannya adalah Republik Indonesia.

(3) Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk

Uni-Indonesia Belanda yang diketuai oleh Ratu

Belanda.

b) Perjanjian Renville

Perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal 17

Januari 1948. Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut:

(1) Belanda hanya mengakui wilayah Republik Indonesia

atas Jawa Tengah, Jogjakarta, sebagian kecil Jawa

Barat, Jawa Timur dan Sumatra.

(2) Ibu kota RI dipindahkan ke Jogjakarta karena Jakarta

termasuk dalam wilayah pendudukan Belanda.

(62)

43

Perundingan antara Indonesia Belanda berjalan

berlarut-larut.Akhirnya perjanjian Roem-Royen berhasil

ditandatangi pada tanggal 7 Mei 1949. Isi perjanjian

Roem-Royen adalah sebagai berikut:

(1) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke

Yogyakarta.

(2) Menghentikan gerakan-gerakan militer dan

membebaskan semua tahanan politik.

(3) Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai

bagian dariNegara Indonesia Serikat.

(4) Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB,

antara Belandadan Indonesia setelah Pemerintah

Republik Indonesia kembali keYogyakarta.

d) Konferensi Meja Bundar (KMB)

Sebagai tindak lanjut Perjanjian Rum-Royen, pada

tanggal 23 Agustussampai dengan 2 November 1949

diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB)di Den

Haag.Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta,

delegasiBFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau

Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh

Sultan Hamid II.Delegasi Belanda dipimpinoleh Mr. van

(63)

44

Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB

adalah sebagai berikut.

(1) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan

Belanda akanmenyerahkan kedaulatan kepada RIS pada

akhir bulan Desember 1949.

(2) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia

Belanda.

(3) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan

kedaulatan olehBelanda.

Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam

KMB sangat memuaskan rakyat Indonesia.Akhirnya

kedaulatan negara Indonesia diakui olehpihak

Belanda.Seluruh rakyat Indonesia menyambut hasil KMB

dengansuka cita.

3) Peranan Beberapa Tokoh Dalam Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia

a) Jendral Soedirman

b) Jendral Urip Sumoharjo

c) Bung Tomo dan Sutomo

d) Ir. Soekarno

e) Drs. Muhammad Hatta

f) Sri Sultan Hamengkubuwono IX

(64)

45

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI Kelas V Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat

Media pembelajaran Teka-Teki Silang merupakan sistem

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengingat pelajaran yang berlangsung baik secara individu

maupun dengan bekerjasama. Teka-teki silang dapat digunakan

sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Data Siswa MI Maarif Kutowinangun Kelurahan
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar; (2) perbedaan persepsi mahasiswa

Prijodarminto (1994: 249) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor

Pada pemeliharaan tanpa pemupukan masih terlihat adanya pakan buatan pada saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup banyak sebesar 50%, sedangkan pada perlakuan

komunikasi budaya harus memiliki kemampuan, dimana harus mengerti satu sama lain, harus menerima perbedaan dalam segi apapun, dan apabila itu tercapai akan menjadi

Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows dan hasil analisis regresi yang diperoleh akan dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana

Pada musim hujan produk yang dihasilkan cukup baik karena kebutuhan akan air dapat tercukupi, namun saat musim kemarau datang kebutuhan akan air kurang

Berdasarkan uraian diatas, wilayah kerja Puskesmas Mranggen I Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai daerah endemik DBD dan anak usia sekolah berisiko

Data primer diperoleh peneliti melalui hasil kuesioner tertutup yang diisi oleh responden, yang berisi pendapat dan fenomena dari obyek penelitian ini, yaitu