i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE
TALKING STICK
PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN
KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR
KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
NAILUL HANA
115-14-139
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI MEDIA TEKA-TEKI SILANG DAN METODE
TALKING STICK
PADA SISWA KELAS V MI MAARIF KUTOWINANGUN
KELURAHAN KUTOWINANGUN LOR
KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
NAILUL HANA
115-14-139
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
vi DEKLARASI
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Nailul Hana
NIM : 115-14-139
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyataan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkanankan dipublikasikan pada e-repository IAIN
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
اَيْوُّدلا َتاَيَحْلا ُمُكَّوَّرُغَت َلََف
ُر ْوُرَغْلا ِ َّللَّاِب ْمُكَوَّرُغَي َلَ َو
Maka janganlah sekali-kali engkau membiarkan
kehidupan dunia ini memperdayakanmu
(Q. S Fatir [35]: 5)
PERSEMBAHAN
Atas ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Ayahanda Akuwan dan
Ibunda Wahyuni karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya
lah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita dan
merekalah yang selalu memberiku semangat tanpa adanya dukungan dari
mereka aku bukanlah apa-apa.
2. Adik-adikku Lailatus Sa’diyah yang selalu mendukungku untuk mencapai
cita-cita, yang selalu mengerti dengan keadaanku walau kita dipisah dengan jarak
viii
3. Sim Mbah saya Mbah Surati yang selalu ingat kepadaku dan selalu
mengkhawatirkanku dikala aku jauh.
4. Bapak Muniri S. Pd. Yang ikut membantuku dalam menyelesaikan skripsi dan
memberi semangat dikala aku lengah.
5. Sahabatku semuanya santri Rumah Tahfidz daarul ilmi, yang telah menemani
aku melalui masa-masa kuliah yang sangat menyibukkan, memberi nasehat
ketika aku luput dan menjadi penyemangatku disaat aku rapuh.
6. Teman-temanku di kampus baik teman-teman PGMI, PPL, KKN, dan teman
ix
KATA PENGANTAR
الله الرحمن الرحيم مسب
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Media Teka-Teki
Silang Dan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V Mi Maarif Kutowinangun
Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018 ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh
gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman
sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu
kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi penulis,
penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari
banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,
x
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran yang membangun kepada penulis.
4. Bapak Dr. Winarno S. Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk
membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
6. Bapak Khurur Rozad, S.Pd.I selaku Kepala MI Ma’arif Kutowinangun yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
madrasah yang beliau pimpin.
7. Bapak Ahmad Muniri, S.Pd.I selaku wali kelas V MI Ma’arif
Kutowinangun yang berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh
siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa
semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat
xii ABSTRAK
Hana, Nailul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Pejuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Media Teka-Teki Silang Dan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V Mi Maarif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno S. Si., M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, MediaTeka-teki Silang, Metode Talking Stick,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dan penerapan media teka-teki silang dan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangu Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Kutowinangun yang terdiri dari 24 siswa yaitu 17 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
xiii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
xiv
D. Kegunaan Penelitian ... 6
1. Keguanaan teoritis ... 7
2. Keguanaan praktis ... 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
1. Hipotesis Tindakan ... 8
2. Indikator Keberhasilan ... 9
F. Metode Penelitian ... 9
1. Jenis Penelitian ... 10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
G. Rancangan Penelitian ... 10
H. Subjek Penelitian ... 13
I. Langkah-langkah Penelitian ... 15
J. Metode Pengumpulan Data ... 16
1. Tes ... 16
2. Observasi ... 16
3. Dokumentasi ... 17
K. Instrumen Penelitian ... 17
L. Pengumpulan Data ... 19
M. Analisis Data ... 19
N. Sistematika Penulisan ... 20
xv
1. Hasil Belajar ... 21
a. Pengertian Hasil Belajar ... 22
b. Macam-macam Hasil Belajar ... 24
c. Penilaian Hasil Belajar ... 27
d. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Hasil Belajar ... 29
2. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 32
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 32
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 33
c. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ... 35
3. Media Teka-Teki Silang ... 45
a. Pengertian Teka-teki Silang ... 45
b. Langkah-langkah Pembelaran Media Teka-teki Silang ... 46
c. Kelebihan dan Kelemahen Pembelaran Media Teka-teki Silang ... 46
4. Metode Talking Stick ... 47
a. Pengertian Metode Talking Stick ... 47
b. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 48
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Talking Stick ... 49
B. Kajian Pustaka ... 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Maarif Kutowinangun ... 54
xvi
2. Visi dan Misi MI Maarif Kutowinangun ... 55
3. Letak Geografis MI Maarif Kutowinangun ... 56
4. Kurikulum MI Maarif Kutowinangun ... 56
5. Keadaan Sarana Prasarana MI Maarif Kutowinangun ... 56
6. Daftar siswa dan tenaga kependidikan ... 57
7. Prestasi Akademik dan Non Akademik Siswa MI Maarif Kutowinangun ... 58
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 61
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 61
1. Perencanaan (Planning) ... 62
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 62
3. Pengamatan (Observation) ... 64
4. Refleksi (Reflection) ... 65
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 66
1. Perencanaan (Planning) ... 67
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 67
3. Pengamatan (Observation) ... 70
4. Refleksi (Reflection) ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 72
1. Diskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus ... 72
2. Diskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 75
xvii
B. Pembahasan ... 94
1. Hasil Rekapitulasi ... 94
2. Pra Siklus ... 95
3. Siklus I ... 96
4. Siklus II ... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 104
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V ... 14
Tabel 2.1 SK dan KD IPS SD/MI Kelas V Semester II ... 44
Tabel 3.1 Daftar Sarana Prasarana MI Maarif Kutowinangun ... 57
Tabel 3.2 Data Siswa MI Maarif Kutowinangun ... 57
Tabel 3.3 Data Guru MI Maarif Kutowinangun ... 58
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 73
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 77
Tabel 4.3 Pengamatan Guru Siklus I ... 79
Tabel 4.4 Pengamatan Siswa Siklus I ... 83
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 88
Tabel 4.6 Pengamatan Guru Siklus II ... 90
Tabel 4.7 Pengamatan Siswa Siklus II ... 92
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 116
Lampiran 3 Dokumentasi ... 126
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 131
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 133
Lampiran 6 Daftar Nilai Siklus I ... 136
Lampiran 7 Daftar Nilai Siklus II ... 138
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 140
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 143
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 146
Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 148
Lampiran 12 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 151
Lampiran 13 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 152
Lampiran 14 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 154
Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 155
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ... 156
Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi ... 157
Lampiran 18 Surat Penunjukan Dosen Pembibing Skripsi ... 159
Lampiran 19 Nilai SKK ... 160
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk
kepribadian manusia seutuhnya dengan jalan membina seluruh potensi
yang ada pada diri anak didik baik jasmani maupun rohani (Rasimin,
2012: 81). Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara
faktor-faktor yang telibat di dalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses
sederhana yang menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat
secara jelas dilihat dalam proses belajar yang terjadi di lembaga
pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala guru mengajarkan
nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid, dan murid karena
menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses
belajar (Yaya, 2007: 45).
Seperti ayat Al-Quran yang menerangkan tentang pendidikan Surat
Ar-Rahman ayat 1-4 sebagai berikut:
َمَّلَع . ُهَّمْحَّرلا
. َنَايَبْلا ُهَمَّلَع . َناَسْوِ ْلَا َقَلَخ . َنا ْرُقْلا
(Raab) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Quran.
Dia menciptakan manusia. Mengajarkan pandai berbicara/Al-Bayan.
Allah adalah dzat yang maha mendidik. Dalam surat ini digunakan
kata Ar-Rahman salah satu nama Asmaul Husna yang berarti maha
pemurah. Al-Quran adalah firman-firman Allah yang disampaikan oeleh
2
yang beribadah bagi siapa yang membacanya, menjadi bikti kebenaran
mukjizat Nabi Muhammad SAW. Al-Bayan berarti jelas, namun ia tidak
terbatas pada ucapan, tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, termasuk
seni dan raut muka. Guru memberikan ilmu pengetahuan sebagaimana
Allah yang telah menjadi pendidik semua makhluk hidup, dari mulai dia
lahir hingga mati.
Idealnya suatu proses pembelajaran dibutuhkan strategi yang tepat
khususnya dalam pembelajaran IPS yang telah dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Dengan optimalnya pelaksanaan
pembelajaran IPS maka permasalahan sosial bisa dicegah dan dikurangi.
Dengan demikian, Pembelajaran harus mampu memberikan bekal kepada
siswa untuk berpikir kritis, logis, analisis, sistematis, dan kreatif. Untuk
memberikan bekal kepada siswa maka diperlukan pembelajaran yang
inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa agar mata pelajaran
tersebut bukan lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang hafalan dan
membosankan yang akan berimbas pada rendahnya minat belajar siswa
pada pelajaran. Pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik akan
mempengaruhi mutu proses pembelajaran yang berujung pada tidak
tercapainya tujuan pendidikan (Jejen, 2015: 9).
Pada umumnya, ilmu didefinisikan sebagai jenis pengetahuan,
3
diperoleh dengan cara-cara tertentu, berdasarkan kesepakatan diantara para
ilmuwan. Ilmu ini pada umumnya dibagi menjadi tiga bidang: ilmu-ilmu
pasti dan alam, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora (Dawan, 1996: 527).
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan disiplin ilmu yang dapat
dipelajari dengan mengamati manusia, bumi dan fenomena-fenomena
yang terjadi disekitarnya. Manusia sendiri mengenal empat cabang Ilmu
Pengetahuan Sosial yaitu: (1) Sejarah, cabang ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa berharga manusia. (2)
Ekonomi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang
kegiatan-kegiatan ekonomi seperti jual-beli, produksi-konsumsi, badan
usaha dan lain-lain. (3) Geografi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang bumi dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di
dalamnya. (4) Sosiologi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang seluk beluk kehidupan sosial manusia, dari cabang
ilmu pengetahuan sosial di atas tentunya mempermudah manusia dalam
mengelompokkan setiap fenomena ilmu pengetahuan sosial yang terjadi.
Proses Pembelajaran di sekolah dasar harus bersifat terpadu dengan
perkembangan anak baik perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral,
maupun emosional. Dengan kata lain pengembangan bahan ajar dan proses
pembelajaran di sekolah dasar harus bertolak dari prinsip ketercernaan
4
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu yang menentukan kualitas
pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat
dengan materi yang yang diajarkan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MI Maarif
Kutowinangun, peneliti mendapatkan informasi bahwa pembelajaran
IPS kelas V materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
pada tahun pelajaran 2018 yang berjumlah 24 siswa, yaitu hanya 10 siswa
atau 42% yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 14
siswa atau 58% yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu
dengan nilai 61. Hal ini berarti masih banyak siswa yang belum mencapai
KKM dan dengan kata lain siswa masih menganggap materi tersebut
sulit untuk dipahami. Penyebab permasalahan ini antara lain: 1) masih
kurangnya penerapan metode pembelajaran pada proses pembelajaran,
guru yang mengajar masih menggunakan metode ceramah yang terkesan
monoton dan membuat siswa menjadi bosan dan jenuh, sehingga
pembelajaran menjadi tidak maksimal dan siswa susah memahami materi
yang disampaikan, 2) kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS, 3) kurangnya aplikasi langsung dalam penerapan
pembelajaran IPS, 4) kurangnya pemahaman siswa, 5) kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran IPS, serta 6) masih ada siswa yangbermain
5
Mengatasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi pembelajaran
yang lebih menarik yang dapat menambah minat belajar siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran tanpa adanya rasa keterpaksaan. Salah satu
cara pembelajaran yang dianggap cocok untukmemecahkan permasalahan
di atas adalah Media Teka-Teki Silang. Media Teka-Teki Silang dapat
digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan
tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung (Himsyah Zaini.
2012: 71). Selain menggunakan Media Teka-Teki Silang, metode yang
dapat dijadikan alternatif untuk memecahkan permasalahan di atas adalah
metode Talking Stick. Metode ini secara langsung mengajak siswa untuk
berperan aktif dalam pelajaran. Metode pembelajaran talking stick
merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat.
Dengan menggunakan metode ini sangat bermanfaat karena guru mampu
menguji kesiapan siswa, melatih keterampilan siswa dalam membaca dan
memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk
terus siap dalam situasi apapun (Huda, 2003: 224). Metode dan media
pembelajaran aktif seperti ini yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada pelajaran IPS kelas V MI Maarif
Kutowinangun.
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik
untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
6
Kelas V MI Maarif Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah apakah penerapan media teka-teki silang dan metode
talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester
II MI Maarif Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester II MI Maarif
Kutowinangun Kelurakan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 melalui media teka-teki silang dan
metode talking stick.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
7 1. Kegunaan Teoritis
a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPS siswa
kelas V MI Maarif Kutowinangun melalui media teka-teki silang
dan metode talking stick.
b. Menambah pengetahuan dalam penggunaan media teka-teki silang.
c. Menambah wawasan tentang metode talking stick.
d. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Guru
1. Dengan menggunakan media teka-teki silang dan metode
talking stick membantu guru dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran.
2. Menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Bagi Siswa
1. Siswa MI Maarif Kutowinangun memperoleh pembelajaran
pelajaran IPS yang lebih menarik, menyenangkan, dan
memungkinkan dirinya untuk memahami materi IPS dengan
digunakannya metode talking stick dalam pembelajaran.
2. Dengan menggunkan media teka-teki silang Meningkatkan
8
3. Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat,
ide, pertanyaan, dan saran.
4. Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
c. Bagi Sekolah
1. Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan
lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih
harmonis.
2. Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya
para guru yang kreatif, inovatif, dan profesional.
d. Bagi Pendidikan
Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin
profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah bahwa
media teka-teki silang dan metode talking stick dapat meningkatkan
hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
9
Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran
2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media teka-teki silang dan metode talking stick ini
dikatakan berhasil apabila indikator yang diaharapkan telah tercapai.
Adapun indikator pembelajaran yang peneliti paparkan adalah sebagai
berikut:
a. Ketuntasan Individu
Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteri
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 61.
b. Ketuntasan Klasikal
Menurut Trianto (2009: 241) siklus akan berhenti apabila
persentase nilai lebih dari 85% dari total anak didik dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 61.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting,
sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan
hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang yang akan mengadakan
penelitian ilmiah dengan menggunakan suatu metode yang sesuai
dengan apa yang akan diselidiki maka akan mendapatkan data yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memperoleh data dan
10
permasalahan, diperlukan suatu pedoman penelitian yang disebut
metodologi penelitian.
Metode yang digunakan dalam penulisan penelitin skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis pelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam
pelajaran IPS.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Maarif Kutowinangun
Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga.Bahwa di MI tersebut terdapat beberapa topik yang dirasa
peneliti menarik untuk diteliti.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 April 2018 sampai
tanggal 23 April 2018 yang meliputi pengamatan observasi dan
tindakan langsung yang dilakukan di kelas.
G. Rancangan Penelitian
Berdasarka fenomena di atas peneliti mengadakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian
11
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.
Beberapa alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Melalui PTK guru akan menjadi peka dan tanggap terhadap segala
sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran di kelasnya .
2. Dalam melaksanakan tahap-tahap PTK, guru akan mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian kegiatan
untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelasnya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas penelitian ini menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berikut langkah-langkah dari
penelitiannya:
1. Perencanaan (Planning)
Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai
usulan solusi permasalahan. Rencana dibuat setelahmelakukan analisis
permasalahan dan menemukan penyebab atau akar permasalahan
dengan cara membuat RPP dan akan dilaksanakan ke tahap
selanjutnya.
2. Pelaksanaan (Action)
Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan
yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah
12 3. Pengamatan (Observasition)
Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya observasi
dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
4. Refleksi (Reflektion)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari
bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia. (Suharsimi, 2006:19).
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam satu
siklus. Bila seorang guru sebagai peneliti menghadirkan kembali apa
yang telah dilakukan di kelas dalam bentuk deskripsi, guru tersebut
akan melihat dengan lebih jelas mengenai pengalaman-pengalaman
dalam mengajar di kelas. Pengalaman mengajarnya yang terjadi
sehari-hari telah dihadirkan kembali dalam bentuk deskripsi tersebut akan
menjadi cermin bagi dirinya. Proses melihat kembali dirinya
melalui “cermin” tersebut yang nantinya dapat membantu guru
sebagai peneliti untuk berefleksi.
Hasil refleksi tersebut sangat berguna untuk merencanakan
siklus berikutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama akan menjadi
13
hingga terbentuk beberapa siklus yang saling terkait dalam satu
penelitian tindakan.
Adapun gambar tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
Arikunto dkk (2008: 16).
H. Subjek Penelitian
Adapun subjek yang dikenai dalam penelitian adalah kelas V MI
Maarif Kutowinangun Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 24 anak didik,
yang terdiri dari laki-laki 17 siswa, perempuan 7 siswa dan guru yang
mengampu mata pelajaran IPS. Penulis sebagai peneliti. Penulis Perencanaan
Siklus I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi Siklus II
PerencanPengam atan aan
Pengamatan
14
mengambil subjek kesas V karena dari sekian kelas hanya kelas V yang
tertinggal hasil belajarnya terutama pada pelajaran IPS. Mayoritas siswa
berasal dari golongan keluarga kelas menengah dengan mata pencaharian
bervariasi seperti petani, pegawai, pedagang dan masih banyak lagi.
Tabel 1.1
Daftar Nama Siswa Kelas V
No Nama Jenis Kelamin
1. Anha Gyanendra Galang A. Laki-laki
2. Ahmad Ihsan An’im Laki-laki
3. Abdillah Alfa Kannajma Laki-laki
4. Djaduk Hendian Wibisono Laki-laki
5. Jamaludin Saputro Laki-laki
6. Muhammad Alfin Dwi Nugroho Laki-laki
7. Muhammad Fachrudin Laki-laki
8. Muhammad Mahrus Fikri Laki-laki
9. Muhammad Niam Sukron Laki-laki
10. Maulana Yusuf Danu Sarutra Laki-laki
11. Putra Giota Kapindo Laki-laki
12. Muhammad Reza Atoillah Laki-laki
13. Najwa Farida Shofa Perempuan
14. Azra Falihanun Ulayya Perempuan
15. Awwalya Farah Ikhsani Perempuan
16. Alya Risca Al Haris Perempuan
15
18. Siti Nuranjani Perempuan
19. Yassie Nadine Aulianata Perempuan
20. M. Tata Pradita Laki-laki
21. Rio Alfin Setyono Laki-laki
22. M. Raffi Abdus Rachardyansyah Laki-laki
23. Ahmad Lutfi Sya’bani Laki-laki
24. Faza Jellys Hidayatullah Laki-laki
I. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan bahwa
dalam penelitian tindakan kelas(PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi:
perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action), Pengamatan
(Observation), dan Refleksi (Reflection).
Adapun langkah-langkah penelitian sbagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
a. Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia
b. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas V MI
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d. Menetapkan media dan motode pembelajaran yaitu media teka-teki
silang dan metode talking stick
16 f. Membuat lembar observasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (penerapan metode talking stick)
dan kegiatan penutup.
3. Observasi
Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan
cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan mengacu
pada lembar observasi yang telah disiapkan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi
atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk
memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan
tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah
penelitian.
J. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode pengumpulan data yang
diperlukan diperoleh melalui:
17
Tes merupakan alat pengukur data dalam penelitian. Tes ialah
seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang
dijadikan penetapan skor angka. Jenis tes yang digunakan peneliti
adalah teshasil belajar (Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 131). Tes
digunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar
siswa.
2. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Teknik
ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari
dan menggali data melalui pengamatan secara langsung dan
mendalam terhadap subjek dan objek penelitian (Paizaluddin dan
Ermalinda, 2013: 113). Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran IPS
dengan diterapkannya metode talking stick dan menggunakan media
teka-teki silang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar baik
melalui foto maupun video atau rekaman (Sugiyono, 2013: 312).
18
untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan
tes yag dilakukan.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah sebagai berikut:
1. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
IPS melalui metode talking stick.
a. Lembar observasi guru
Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini
menurut Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek
diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru
dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan
belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup
kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut/follow up.
b. Lembar observasi siswa
Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam
19
2. Tes/evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS terkait
materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan metode talking
stick. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang
berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera.
4. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah
diadakan tindakan siklus I, siklus II, dst.
L. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari nilai UTS pelajaran IPS dan
diperoleh dari pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan peneliti selama
2 siklus, serta data-data dokumentasi yang lain.
M. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum
dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada
tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif
sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis
20
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa.
Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan
rumus (Djamarah, 2005: 262):
P = x 100%
P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah siswa
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,
2010: 204):
X =
X = Nilai rata-rata
X = Jumlah nilai
N = Jumlah siswa
N. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian
ini, penulis menulis dengan sistematika sebagai berikut :
Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto danpersembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
21
Bab I Pendahuluan, dalam bab pendahuluan terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode
penelitian, rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpulan
data, analisis data, sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan
landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian.
Bab III Pelaksanaan penelitian dalam bab ini deskripsi
pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi
hasil penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari
22 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar
a. Pengertiang hasil belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua
kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian
hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus
input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar
mengajar, setelah mengalami siswa berubah perilakunya
dibanding sebelumnya. (Purwanto, 2009:44)
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
23
aspek-aspek perubahan perilaku bergantung pada apa yang
dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep.Dalam
peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta
didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam
tujuan peserta didik. Tujuan peserta didik merupakan deskripsi
tentang perubahan perilaku yang diinginkan ataudeskripsi produk
yang menunjukkanbahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely,
1980). (Achmad, 2016:71)
Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPS materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah
kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan,
pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya
perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dengan nilai KKM yaitu 61.Dalam penelitian ini,
setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika memperoleh nilai ≥ 61, dan suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥
85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan
24
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang berbeda dengan sekolah lain
(Trianto, 2012: 241).
b. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses
(aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk
lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:
6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami
serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,
atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan.
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8)
25
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
W.S.Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa
melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa
jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan
itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh
siswa. Berdasakan pandangan Winkel, dapat diketahui bahwa
hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental,
fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
26
Indrawati dalam Susanto (2013: 9-10) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kogitif, maupun psikomotorik)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau
prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang
telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (falsifikasi).
Indrawati menyebutkan bahwa ada enam aspek
keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan
eksperimen. Kemudian Indrawati membagi keterampilan
proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses
tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,
pengukuran, prediksi, dan interference), dan keterampilan
proses terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun
tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel,
memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun
hipotesis, menentukan variabel secara operasional,
merencanakan penyelidikan, dan melakukan (eksperimen).
3) Sikap
Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap
27
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun
objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa,
sikap ini lebih di arahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang
sangat berperan adalah domain kognitif.
c. Penilaian Hasil Belajar
Elis dan Rusdiana (2015:57-59) dalam bukunya
menjelaskan pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga
ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.
1) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotorik
adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik,
misalnya menulis, memukul, melompat, dan sebagainya.
28
psikomotoriksering diabaikan. Kemampuan afektif
berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah
yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
29
Dengan demikian, aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Untuk itu, afektif
dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang.Hal ini karena merancang
pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah
seperti pembelajaran kognitif dan psikomotorik.
d. Faktor-faktor yang Mempengatuhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:
a) Faktor jasmani (fisiologis)
Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasidan pengetahuan. Khususnya
yang disajikan di kelas (Muhibbin Syah, 2010: 130).
30
Faktor rohani siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:
(1) Inteligensi siswa
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa
tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,
semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa
maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.
Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi
seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses (Muhibbin Syah, 2010: 131).
(2) Sikap siswa
Sikap (attitude) siswa yang positif kepada guru
dan mata pelajaran yang disajikan merupakan awal
yang baik bagi proses belajar siswa. sebaliknya
sikap siswa yang negatif kepada guru dan mata
pelajaran apalagi diiringi kebencian kepada guru
atau mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan
belajar siswa (Muhibbin Syah, 2010: 132).
31
Menurut Chaplin, bakat (aptitude) adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing (Muhibbin Syah, 2010: 133).
(4) Minat siswa
Menurut Reber, minat (interest) minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah,
2010: 133).
(5) Motivasi siswa
Menurut Gleitaman, motivasi ialah keadaan
internal organisme manusia yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,
motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk
bertingkah laku secara terarah (Muhibbin Syah, 2010:
134).
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa menurut Purwanto
(2004: 104), meliputi:
32
Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Keluarga memegang peranan
penting karena keluarga adalah sekolah pertama. Dalam
keluargalah seseorangdapat membina kebiasaan, cara
berpikir, sikap, dan cita-cita yang mendasari
kepribadiannya. Lingkungan sosual inilah yang dapat
mempengaruhi minat karena kebiasaan yang telah ada
pada lingkungan-lingkungan tersebut.
b) Faktor non sosial
Faktor non sosial meliputi gedung sekolah dan
letaknya,
tempat tinggal dan letaknya, keadaan belajar, waktu belajar
dan
sebagainya. Hal ini terkait dengan sarana dan fasilitas
yang menunjang minat seseorang.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Definisi Social Studies yang pertama kali dikemukakan
oleh Edgar Bruce Wesley (dalam Barr, Bart, & Shermis,
1977:1-2), tampaknya tidak berlebihan jika disebutkan sebagai
pilar historis. Ia mengemukakan bahwa “Social Studies are the
33
Social Studies merupakan ilmu-ilmu sosial yang bertujuan untuk
pendidikan. (Dadang, 2015:9).
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya
mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.
(Rasimin,
2012:42).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dimasukkan dalam
studi/penelitian ini adalah “Suatu mata pelajaran yang
mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada
kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan
tata negara”. (Syafruddin, 2005:23)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang di
dalamnya mempelajari atau mengkajikehidupan sosial yang
bahan kajiannya menggabungkan bidang-bidang sosial dan
humaniora.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut permendiknas No 22 tahun 2006 tentang
34
1) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai
warga negara yang baik, sadar sebagai mekhluk ciptaan Tuhan,
sadar akan hak dan kewajibanya sebagai warga bangsa,
bersikap demokratisdan bertanggung jawab, memiliki
identitas dan kebanggaan nasional.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri
untuk memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan
kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut
berpartisipasi delam memecahkan masalah-masalah sosial.
3) Melatih belajar mandiri, di samping belajar untuk
membangun kebersamaan, melului program-program
pembelajaran yang lebih kreatid inovatif.
4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan ketrampilan sosial.
Melalui pembelajaran IPS, diharapkan siswa memiliki
kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang
terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Menumbuhkan rasa senang terhadap setiap aktivitas sosial,
sehingga, melahirkan kebiasaan sosial yang sesuai dengan
nilai, norma, dan ketentuan yang ada. Secara tidak langsung
juga akan menimbulkan kesadaran dan kepeduolian terhadap
masyarakat dan lingkungan.
5) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap
35
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari
pendidikanIPS sebenarnya erat kaitanyadengan pendidikan
karakter. Sepertimenumbuhkan rasa peduli dalam memahami
lingkungan sekitar, mampu mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuananalisis terhadapkondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis.Sehingga dengan pembelajaran IPS akan dapat
menumbuhkan manusia yang berpikir kritis, logis, analistis,
sistematis, dan kreatif dan peka terhadap lingkungan.
c. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan,
yaituperjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik
dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh. Perjuangan
diplomasi dilakukandengan cara menggalang dukungan dari
negara-negara lain dan lewatperundingan-perundingan.
1) Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan
Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk
mengambilalih kekuasaan.Pasukan Sekutu diboncengi
Belanda.Belanda ingin menguasai Indonesia lagi.Rakyat
Indonesia tidak senang Belanda kembalike bumi
pertiwi.Terjadilah pertempuran-pertempuran.Pertempuran
36
Medan, dan kota-kotalainnya. Mari kita pelajari beberapa
pertempuran ini!
a) Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di
Surabaya pada tanggal25 Oktober 1945.Komandan pasukan
Sekutu yang mendarat di Surabayaadalah Brigjen A.W.S
Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentaraJepang
dan membebaskan interniran(tawanan perang).
Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia
menyambut kedatangantentara Sekutu tersebut dengan
tangan terbuka.Namun, Sekutu mengabaikan uluran tangan
tersebut.Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutumenyerbu
penjara Kalisosok.Mereka berhasil membebaskan
KolonelHuiyer.Kolonel Huiyer ialah seorang perwira
angkatan laut Belanda yangditawan Jepang.
Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di
seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia.
Dalam berbagai serangan itu,pasukan Sekutu terjepit.Pada
tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapatmenguasai
tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.Komandan
Sekutumenghubungi Presiden Sukarno untuk
37
kehancuran.Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta,
AmirSyarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di
Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada
tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatanuntuk
menghentikan tembak-menembak.Namun, pada sore
harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International,
tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen
Mallabytewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9
November 1945, pimpinanSekutu di Surabaya
mengeluarkanultimatum. Isi ultimatum itu adalah:“Semua
pemimpin dan orang-orangIndonesia yang bersenjata
harusmelapor dan meletakkan senjatanyadi tempat-tempat
yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diridengan
mengangkat tangan. Bataswaktu ultimatum tersebut
adalahpukul 06.00 tanggal 10 November1945.Jika sampai
batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya
akan diserang dari darat, laut, dan udara”.
b) Pertempuran Ambarawa
“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya
tentara Sekutudi bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel
di Semarang.Tentara Sekutumendarat di Semarang pada
38
untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang diJawa
Tengah.
Kedatangan Sekutu semula disambut baik oleh
rakyat Semarang.Bahkan, Gubernur Jawa Tengah
menawarkan bantuan bahan makanan
dankeperluan-keperluan lainnya.Pihak Sekutu pun berjanji untuk tidak
mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Bentrokan bersenjata mulai timbul di
Magelang.Bentrokan itu mulaimeluas menjadi pertempuran
antara pasukan Sekutu dengan pejuang
Indonesia.Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi
NICA. NICAadalah singkatan dari Netherlands Indies Civil
Administration,yaitu pemerintahan peralihan Belanda.
NICA hendak membebaskan tawanan perangBelanda di
Magelang dan Ambarawa.
Setelah diadakan perundingan antara Presiden
Sukarno dengan Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu
kemudian meninggalkan Magelangmenuju Ambarawa pada
tanggal 21 November 1945.Para pejuang Indonesia yang
dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan
Sekutuyang mundur ke Ambarawa.Di desa Jambu, pasukan
39
oleh Sastrodiharjo.Di desa Ngipik,pasukan Sekutu diserang
pejuang Indonesia yang dipimpin olehSuryosumpeno.
c) Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal
23 Maret 1946. Peristiwa ini menunjukkan semangat rakyat
Bandung rela mengorbankan jiwa raga, harta dan benda
untuk m,empertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa
Bandung Lautan Api terjadi antara TKR melawan sekutu
yang diboncengi NICA dipimpin oleh kapten Gray. Para
pejuang TKR dipimpin oleh A.H. Nasution, karena keadaan
tidak seimbang para pejuang sebelum meninggalkan kota
Bandung, gedung-gedung penting, jembatan, jalan
dihancurkan dan dibakaroleh TKR agar tidak dimanfaatkan
oleh sekutu. Dalam peristiwa tersebut gugur seorang
pejuang yaitu Muhammad Toha.
d) Pertempuran 5 Hari di Semarang
Pertemuan berlangsung antara para pemuda melucuti
tentara Jepang, terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945.Para
tawanan perang angkatan laut Jepang kurang lebih 400
orang bergabung dengan Kidobutai pimpinan Mayor Kido
di Jatingaleh pelakukan perlawanan. Pertemuan 5 hari di
Semarang korban ditaksir 2.000 orang pemuda dan rakyat
40
Kepala Laboratorium Semarang Dokter Karyadi. Untuk
mengenang dibangun Tugu Muda.
e) Perang Puputan Margarana
Perang Puputan terjadi pada tanggal 20 November
1946 di Margarana Bali antara TRI melawan Belanda.TRI
dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai.Pada awalnya TRI dapat
mengusir Belanda dan Tabana.TRI bertempur sampai titik
darah penghabisan.I Gusti Ngurah Rai gugur dalam
pertempuran tersebut.
f) Peristiwa Biak
Rakyat Biak menyerang tangsi Soredo dan Kamp
NICA yang dipimpin oleh Silas Papare, F. Kaseipo,
Lodewijk, Samuel Kawat, Marten Indey, Rusukorem, dan
Sunggere, berlangsung pada tanggal 14 Maret 1948. Usaha
rakyat Biak gagal, pimpinannya dihukum mati dan para
pengikutnya dihukum seumur hidup.
g) Peristiwa Balikpapan Kalimantan Timur
Perstiwa Balikpapan berlangsung pada bulan Januari 1947
antara rakyat Balikpapan melawan Sekutu.Pelopor
perjuangan antara lain Kasmani, Dsuki, R.P. Yuwono,
41
korban dari kalangan rakyat.Pahlawan yang gugur
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sanga-Sanga.
h) Pertempuran Medan Area
Terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 antara TKR
melawan Sekutu.TKR dipimpin oleh Ahmad Ther dan
Teuku Muhammad Hasan sedangkan Sekutu dipimpin oleh
Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly.
i) Pertempuran di Sulawesi Selatan
Terjadi pada tanggal 3 November 1946 dipimpin
oleh Robert Wolter Monginsidi.
j) Pertempuran di Palembang
Pertempuran di Palembang disebabkan kerena
Sekutu meluaskan daerahnya ke tempat lain yang semula
hanya diizinkan mendiami Talang Semut. Pertempuran
Palembang terjadi selama 5 hari 5 malam berlangsung pada
bulan Januari 1947 di bawah pimpinan Letnan Kolonel
Carmichdel.
2) Perjuangan Diplomasi
42
Perjanjian berlangsung di Cirebon pada tanggal 10
November 1946. Indonesia diwakili oleh Sulton Syahrir
dan Belanda diwakili oleh Van Mook
Isi perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:
(1) Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia
atas Jawa, Madura dan Sumatra.
(2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama
membentuk negara Indonesia Serikat dengan nama
Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara
bagiannya adalah Republik Indonesia.
(3) Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk
Uni-Indonesia Belanda yang diketuai oleh Ratu
Belanda.
b) Perjanjian Renville
Perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal 17
Januari 1948. Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut:
(1) Belanda hanya mengakui wilayah Republik Indonesia
atas Jawa Tengah, Jogjakarta, sebagian kecil Jawa
Barat, Jawa Timur dan Sumatra.
(2) Ibu kota RI dipindahkan ke Jogjakarta karena Jakarta
termasuk dalam wilayah pendudukan Belanda.
43
Perundingan antara Indonesia Belanda berjalan
berlarut-larut.Akhirnya perjanjian Roem-Royen berhasil
ditandatangi pada tanggal 7 Mei 1949. Isi perjanjian
Roem-Royen adalah sebagai berikut:
(1) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke
Yogyakarta.
(2) Menghentikan gerakan-gerakan militer dan
membebaskan semua tahanan politik.
(3) Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai
bagian dariNegara Indonesia Serikat.
(4) Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB,
antara Belandadan Indonesia setelah Pemerintah
Republik Indonesia kembali keYogyakarta.
d) Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sebagai tindak lanjut Perjanjian Rum-Royen, pada
tanggal 23 Agustussampai dengan 2 November 1949
diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB)di Den
Haag.Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta,
delegasiBFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau
Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh
Sultan Hamid II.Delegasi Belanda dipimpinoleh Mr. van
44
Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB
adalah sebagai berikut.
(1) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan
Belanda akanmenyerahkan kedaulatan kepada RIS pada
akhir bulan Desember 1949.
(2) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia
Belanda.
(3) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan
kedaulatan olehBelanda.
Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
KMB sangat memuaskan rakyat Indonesia.Akhirnya
kedaulatan negara Indonesia diakui olehpihak
Belanda.Seluruh rakyat Indonesia menyambut hasil KMB
dengansuka cita.
3) Peranan Beberapa Tokoh Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia
a) Jendral Soedirman
b) Jendral Urip Sumoharjo
c) Bung Tomo dan Sutomo
d) Ir. Soekarno
e) Drs. Muhammad Hatta
f) Sri Sultan Hamengkubuwono IX
45
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI Kelas V Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat
Media pembelajaran Teka-Teki Silang merupakan sistem
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengingat pelajaran yang berlangsung baik secara individu
maupun dengan bekerjasama. Teka-teki silang dapat digunakan
sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan