• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO KECAMATAN SEMPOR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO KECAMATAN SEMPOR SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K

(PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA

DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK BALITA

DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO

KECAMATAN SEMPOR

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan Oleh

Cahya Aminah A11300866

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Skripsi, Juli 2017

Cahya Aminah 1), Isma Yuniar 2), Wuri Utami 3)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG P3K TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN

CEDERA ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO KECAMATAN SEMPOR

ABSTRAK

Latarbelakang, cedera adalah masalah kesehatan di Indonesia dan di dunia dan merupakan penyebab utama kematian pada bayi. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan dalam kasus luka-luka di rumah tangga adalah melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang pentingnya penanganan luka yang tepat. Hasil penelitian pendahuluan diperoleh bahwa pengetahuan orang tua masih kurang dimana tingkat pengetahuan tentang penanganan cedera pada anak balita yang mengalami cedera dilakukan dengan kurang tepat.

Tujuan, penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak usia balita di rumah tangga di desa Tunjungseto kecamatan Sempor.

Metodepenelitian, Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan one group pre-post test design without control.Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposif sampling pada 50 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji paired sample t test.

Hasil penelitian, menunjukan bahwa pengetahuan orang tua sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori cukup (71,7%) kemudian sesudah diberikan pendidikan kesehatan berada dalam kategori baik (93,7%). Pendidikan kesehatan menggunakan media slide power point, demondtrasi, dan pembagian leaflet sangat mempengaruhi pemahaman ibu tentang pertolongan pertama pada kecelakaan dalam penanganan cedera.

Kesimpulan, terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak balita di rumah tangga.

Rekomendasi, untuk peneliti selanjutnya bisa meneliti faktor lain yang mempengaruhi pendidikan kesehatan seperti sosial, budaya, pengalaman, dan pekerjaan.

Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan P3K, Cedera 1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIES Muhammadiyah Gombong

(8)

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Minithesis, July 2017

Cahya Aminah 1), Isma Yuniar 2), Wuri Utami 3)

EFFECT OF HELATH EDUCATION ABOUT THE FIRST AID TO THE PERENTS LEVEL OF KNOWLEDGE IN HANDLING CHILDREN UNDER

FIVE INJURIES AT HOME IN TUNJUNGSETO VILLAGE SEMPOR DISTRICT

ABSTRACT

Background, injury is a health problem in Indonesia and in the world and is the leading cause of death in childrens. Some prevention efforts that can be done in the case of injuries in the household is to conduct health education to increase knowledge and awareness of parents about the importance of proper handling of injuries. Preliminary results showed that the knowledge of parents still less where the level of knowledge about handling injuries among children under five are injured do with less precise.

Objective, the objective of this research is to finding the effect of health education about first aid to the perents on the level knowledgeof parental in handling injury children under five at home in Tunjungseto Village, Sempor Subdistrict.

Methods, this reasearch use the quasi experimental method with the one-group pre-post test design without control. The samples of this reasearch consisted of 50 respondents. They were taken by using he purposive sampling method. The data of reasearch were analyzed by using the paires sample t test.

Result,this reasearch found that the parents level of knowledge before being given a health eduction was at a moderate level of knowledge (71,1%) and significantly increasing after being given a health education up to a good level of knowledge (93,7%).

Conclusions, the collected data were than analyzed the paires sample t test and showed p-value=0.000 (p= 0,005) whichmeans the alternetive hypothesis is accepted, so there is an effect of health education about first aid to the perents level of knowledge in handling injury children under five at home in Tunjungseto Village, Sempor Subdistrict

Suggestion, the further studies research can examine other factors that affect health education such as social, cultural, experience, and employment.

Keywords: heath education, knowledge of first aid, injury

1. Bachelor Nursing Student, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong 2. Lecture, Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan keuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak Balita Di Desa Tunjung Seto Kecamatan

Sempor”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, doa, serta kerjasama yang luar biasa dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua, Ibu Nuraini yang telah melahirkan penulis, kepada Ibu Partinah dan Bapak Pardiyo, yang selalu mendoakan, dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaika perkuliahan dan tugas akhir ini. Tidak lupa kakak-kakak tersayang dan seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Herniyatun, M. Kep Sp. Mat. Selaku Kepala STIKES Muhammadiyah Gombong

3. Ibu Isma Yuniar,. M Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

4. Ibu Isma Yuniar., M. Kep dan Ibu Wuri Utami., M. Kep selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dengan sabar memberikan arahan, saran dan perbaikan serta motivasi kepada penulis selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Kepala Puskesmas Sempor I yang telah memberi persetujuan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Tunjungseto

6. Kepala Desa Tunjungseto serta seluruh staf desa yang telah memberi persetujuan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan akademik yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

(10)

Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dai kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Gombong, Juli 2017

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

3.P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ) ... 17

4. Anak ... 21

5. Cedera ... ... 21

B. Kerangka Teori... 30

C. Kerangka Konsep ... 31

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

1. Pengetahuan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan P3K .... 47

2. Pengetahuan Sesudah Diberkan Pendidikan Kesehatan P3K ... 48

(13)

DAFTAR TABEL

Keaslian Penelitian ... 7

Kerangka Teori... 31

Kerangka Konsep ... 32

Tabel Definisi Operasional ... 37

Tabel Kisi-Kisi ... 38

Distribusi Data Demografi Responden Di Desa Tunjongseto Kecamatan Sempor Pada Tahun 2017 ... 47

Distribusi Statistik Deskriptif Pengetahuan Orang Tua Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi Pendidikan Kesehatan Tentang P3k ... 48

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Permohonan Kuesioner

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Kuesioner Penelitian

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Lampiran SAP

Lembar Obsevasi

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petugas Medis Darurat dan Kemanusiaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dr. Zvijay Nath Kyaw Win mengatakan bahwa kalangan anak di Asia Tenggara, termasuk Indonesia memiliki resiko tinggi menjadi korban kecelakaan, menurutnya setiap tahun kalangan anak-anak hingga umur 19 tahun yang meninggal dunia akibat kecelakaan rata-rata sekitar 830.000 di dunia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010) menyatakan bahwa setiap tahun, hampir 1 juta anak meninggal karena kecelakaan dan lebih dari puluhan juta anak-anak lainnya mengalami luka berat yang memerlukan penanganan rumah sakit. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukan adanya kecenderungan penurunan proporsi jatuh dari 58% menjadi 40,9%. Berdasarkan karakteristik proporsi jatuh terbanyak pada penduduk usia, 1 tahun. Tiga urutan terbanyak jenis cedera yang dialami penduduk adalah luka lecet/memar (70,9%), terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%). Adapun proporsi terbanyak untuk tempat terjadinya cedera yaitu di jalan raya (42,8%), rumah (36,5%), area pertanian (6,9%) dan sekolah (5,4%). Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 Angka Kematian Balita tahun 2013 adalah 11,06 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 ada 11,82 per 1.000 kelahiran hidup kemudian turun pada tahun 2015 yaitu sebesar 11,4 per 1.000 kelahiran hidup. Kecelakaan darat pada anak sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan pada tahun 2010 sebesar 19,2%. Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak. Kecelakaan yang biasanya terjadi adalah jatuh, terbakar, tenggelam dan kecelakaan lalu lintas.

(16)

2

otot-otot besar dan salah satunya dipengaruhi oleh interaksi orangtua terhadap anak utamanya dalam bentuk stimulasi. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang jika dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Kusbiantoro, 2014). Perkembangan motorik anak menunjukan kemampuan aktifitas yang lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi terhadap benda-benda yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik seperti berlari, berjalan, melompat menjadi sangat luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna. (Supartini, 2004).

Bagi sebagian besar manusia rumah merupakan tempat hunian keluarga digunakan untuk menjaga keamanan dari gangguan luar seperti bencana alam, serangan binatang buas, cuaca yang tidak menentu seperti hujan, panas, angin, badai dan lain-lain, sebagai tempat beristirahat untuk tubuh dan jiwa, sebagai tempat tumbuh dan beraktifitas. Saat ini perubahan gaya hidup menjadi semakin berkembang termasuk berbagai macam fasilitas yang tujuannya untuk memudakan manusia dalam menjalankan aktifitasnya, namun terkadang fasilitas tersebut dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat kecelakaan atau cedera pada anak-anak, keadaan ini dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Banyak orang berpendapat bahwa rumah adalah tempat paling aman untuk melindungi anak-anak dari bahaya maupun kejahatan dari luar, tetapi sebagian besar orang-orang tidak sadar sebenarnya kecelakaan ringan maupun berat justru banyak terjadi di dalam rumah.

(17)

3

pada usia anak-anak mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan hampir seluruh waktunya dihabiskan di rumah dan sekitarnya.

Menurut Kuswadji, seorang dokter ahli keselamatan kerja, setiap kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah menjadi tanggung jawab orang tuanya sebab, pada anak yang berusia di bawah lima tahun, pada dasarnya belum bisa menjaga dirinya sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keamanan di dalam rumahnya (Magfuri, 2014). Untuk menjaga dan merawat balita di rumah juga perlu melibatkan seluruh anggota keluarga karena orang-orang disekitar balita juga memiliki peran penting. Tugas kesehatan keluarga adalah mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat, sebab penanganan yang salah dapat menimbulkan akibat yang buruk, cacat bahkan kematian pada korban (Dinkes, 2014). Pengetahuan dan perilaku dari manusia sendiri sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban (Sudiharto & Sartono, 2011).

(18)

4

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amalia Rizqiani (2016) tentang

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang tua Dalam Penanganan Cedera Anak Toddler Di Rumah

Tangga” yang dilakukan di Tegalwangi Kasihan Bantu Yogyakarta hasilnya adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang first aid box. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.

Berdasarkan laporan data dari Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen tahun 2015 Puskesmas Sempor I didapatkan bahwa angka kematian balita cukup tinggi yaitu terdapat lebih dari 7 kasus.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari di dapatkan data jumlah anak usia balita di Desa Tunjungseto yaitu sebanyak 250 anak dan terdapat 4 buah Posyandu balita. Studi pendahuluan juga dilakukan terhadap 5 orang tua yang memiliki anak usia balita, hasilnya kelima orang tua tersebut mengetahui bahaya cedera yang mengancam anaknya seperti terjatuh, terkena benda tajam, dan terkena luka bakar dan mengetahui cara pencegahannya yaitu menjaga agar lantai tidak licin, menjauhkan benda tajam dan yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak. Sebanyak 2 diantara orang tua tersebut sudah mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang tua menyebutkan bahwa anaknya pernah mengalami cedera di rumah seperti terjatuh, terbakar, terkena air panas, dan juga luka karena benda tajam. Tetapi dalam penanganaanya orang tua belum tahu cara menangani cedera (terjatuh, tersayat, keracunan, dan luka bakar) dengan benar dan dari ke lima orang tua tersebut belum ada yang memiliki perlengkapan P3K di rumahnya.

(19)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah

“Adakah pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak balita di rumah tangga di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang P3K terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera anak balita di rumah tangga di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang penanganan cedera anak balita di rumah tangga sebelum diberikan pendidikan tentang P3K di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.

b. Mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang penanganan cedera anak balita di rumah tangga setelah diberikan pendidikan tentang P3K di Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor.

D. Manfaat

1. Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari berbagai sumber kepada masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya P3K di rumah tangga.

2. Orang Tua

(20)

6

3. Pusat Pelayanan Kesehatan

(21)

Daftar Pustaka

Abidin, Nandung L. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Aspirasi Benda Asing Pada Anak Toddler Terhadap Pengetahuan

Ibu Di Kelurahan Donohuan Dan Kabupaten Boyolali. STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Andryawan, Teguh Prakoso. (2013). Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan.http://andryawanbisnis.files.wordpress.com/2013/04/p3kle

ngkap.pdf. Diakses: 9 Januari 2017.

Amrican Collage of Emergency Physicians. (2013). Emergency Medical Treatment and Labor (EMTALA). www.acep.org/News-media-top-banner/EMTALA/. Diakses: 6 Januari 2017.

Amin & Adryawan. (2013). Prinsip dan Tujuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. http://www.aminudin.com/2013/02/prinsip-dan-tujuan-pertolonganpertama.html. Diakses: 7 Januari 2017

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta: Jakarta.

Atak, N., Karaoğlu, L., Korkmaz, Y., Usubütün, S. A Household. (2010). Survey: Unintentional Injury Frequency And Related Factors Among Children

Under Five Years In Malatya. The Turkish Journal of Pediatrics. 52:285-293 Bamboa. (2015). Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Campak Terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Ibu. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN: 2339-1731.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Depkes RI., 1992. UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Depkes RI. Depkes, RI. (2010). Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tingkat

(22)

Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2013. Kebumen: DinKes Kebumen.

Dewi, Ratna., Indarwati. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang bahaya cedera dan cara pencegahannya dengan raktik pencegahan cedera pada anak usia toddler di kelurahan blumbang kecamatan tawangmangu kabupaten karanganyar. Gaster, Vol. 8, No. 2 Agustus 2011 (750-764).

Fitriani, Shinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khoiron, Sulastri & Suryandani, Dewi.(2014). Effectiveness of Health Education Using Media Leafleat and Power Point Slide Media on Knowledge, Attitude,

and Behaviou Change Early Detection of Cervical Cancer PKK Working in

The Public Health Kartasura Sukoharjo. Surakarta : Muhammadiyah Surakarta University

Kusbiantoro.D. (2014). Praktik Pencegahan Cedera Pada Anak Usia Toddler Ditinjau Dari Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Bahaya Cedera

Di Kecamatan Kembang Kabupaten Lamongan.. Surya,

Vol.02,No.XVIII,Juni 2014.

Kusbiantoro.D. (2015). Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di TK ABA 1 Lamongan. Surya, Vol.07,No.01

Kuschitawati, S., Magetsari, R., & Nawi, N. (2007). Faktor Risiko terjadinya cedera pada anak usia sekolah dasar. http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3620 .

Diakses: 19 November 2014.

Magfuri, A. (2014). Buku Saku Keterampilan Dasar P3K & Kegawatan di Rumah. Jakarta: TIM.

Margareta, Shinta. (2012). Buku Cerdas P3K: 101 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Yogyakarta : Niaga Swadaya.

Mubarok, W.I. (2011). Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(23)

_____________. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam & Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

OHS and Injury Management. (2012). Basic first aid kit contents. The Univesity of Melbourne. Melbourne.

Profil Kesehatan Indonesia 2015. (2016). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20Kesehatan%20Indo nesia%202008.pdf . Diakses 5 Januari 2017.

Putra, Dony Setawan H. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak Edisi I Cetakan 2.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2 02013.pdf. Diakses: 5 Januari 2017.

Rizqiani, Amalia. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan First Aid Box Terhadap Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak Toddler

Di Rumah Tangga. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rompas, Sefti. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual Di SMK

Fajar Bolaang Mongondow Timur.skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Savitri, E & Rahayu, F. (2011). P3 Untuk Ananda di Rumah. Solo: Metagraf. Sartono & Sudiharto.(2011).Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life

Support.Jakarta : CV. Sagung Seto.

(24)

Septiana. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Sekehatan Reproduksi Di SMP Islam Rumaha Ciputat.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sudiharto & Sartono. (2011). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sudiatmoko. (2011). Tindakan Awal Sebelum Medis. Kalasan: Rona Pancaran Ilmu. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Susilo, Rakhmat. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Swasanti, W., & Putra, S. (2013). Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.

Yogyakarta:Katahati.

Swasanti, Niluh. (2014). Panduan Praktis Pertolongan Pertama Pada Kedaruratan.

Yogyakarta: Katahati.

The Royal Children’s Hospital Melbourne. (2009). Child Safety Handbook: Aguide To Injury Prevention For Parents Of 6-12 Year Olds. http://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/safetycentre/ChildSafety Handbook.pdf . Diakses: 7 Januari 2017

Thygerson, Alton. (2009). Pertolongan Pertama. Jakarta : Erlangga

Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta : Nuha Medika

Wong, L. Donna. (2008). Buku ajar keperawatanpedriatik. Jakarta: EGC

(25)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

Studi S1 Keperawatan

Sekt. : Jl. Yos Sudarso No. 461 Telp, (0287)472433 GOMBONG - 54412

www.stikesmuhgombong.ac.id

LEMBAR PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, Dengan ini saya;

Nama : Cahya Aminah NIM : A11300866

Program Studi : S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Alamat : Jl. Yos Sudarso 461 Gombong

Saya adalah mahasiswi semester 8 (delapan) Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhamadiyah Gombong.

Memberitahukan bahwa saya akan melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Terhadap Tingkaat Pengetahuan Orang Tua Dalam Penanganan Cedera Anak

Balita Di Rumah Tangga ”

Oleh karena itu saya harapkan peran serta saudara/saudari sebagai responden untuk mengisi kuesioner yang saya berikan. Saya sangat mengharap kerjasama dan kejujuran anda dalam mengisi kuesioner ini. Jawaban yang diberikan semata-mata hanya berguna untuk penelitian ilmiah atau pengembangan ilmu pengetahuan saja, tanpa ada maksud lain.

Atas bantuan dan kerjasama saudara saya ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb

Gombong, Mei 2017

(26)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Identitas dan hasil kuesioner saudara akan saya jaga kerahasiaannya. Saya menggunakan kuesioner ini hanya untuk penelitian. Saya berharap jawaban yang anda berikan adalah berdasarkan pengetahuan Anda sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas anda. Informasi yang anda berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, Anda dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.

Gombong, 2017 Peserta

(27)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN P3K TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA

ANAK BALITA DI RUMAH TANGGA DI DESA TUNJUNGSETO KECAMATAN SEMPOR

I. PROSEDUR PENGISIAN KUESIONER

1. Baca dengan teliti pertanyaan sebelum memberi menjawaban.

2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan kondisi perasaan yang pernah anda rasakan atau anda alami.

3. Jawablah dengan jujur tanpa pengaruh orang lain

4. Jawaban yang saudara berikan cukup dengan memberikan tanda (X) pada kolom yang telah disediakan.

II. IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden : (Diisi oleh peneliti) 2. Usia : Tahun

3. Alamat :_____________________ 4. Jenis kelamin : Laki-laki, Perempuan 5. Hubungan dengan Anak :

Orang tua

(28)

III. PENGETAHUAN TENTANG P3K 1. Tujuan P3K adalah ?

a. Mencegah terjadinya cedera tambahan karena pertolongan yang tidak tepat

b. Memperparah terjadinya kerusakan atau cedera

c. Mencegah tejadinya cedera minimum karena pertolongan yang lambat.

2. Tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan jiwa adalah pertolongan pertama yang ?

a. Cepat dan tepat b. Cepat dan tidak tepat c. Lambat dan tepat IV. PERALATAN P3K

3. Bagaimana cara penggunaan obat merah, betadine? a. Dicampurkan ke air, untuk membersihkan luka b. Dituangkan langsung ke luka

c. Dicampurkan ke air, lalu diminum

4. Jika anak anda mengalami nyeri atau demam apa yang anda berikan? a. Tablet Paracetamol/Ibuprofen

b. Tablet Promag/ Antasida c. Obat batuk syrup

5. Penanganan untuk meringankan iritasi dari ruam/kemerahan gunakan obat?

a. Krim Hidrokortison. b. Obat Merah/Betadine c. Obat Batuk

6. Perban digunakan untuk?

a. Menutup/membungkus luka b. Menyembuhkan luka

(29)

7. Alat yang digunakan untuk memotong pita, kasa atau pakaian jika terjadi cedera?

a. Gunting tajam b. Pisau

c. Cutter

8. Peralatan apa saja yang ada di dalam kotak P3K? a. Obat batuk syrup

b. Paracetamol/Ibuprofen

c. Pembalut, kapas, plester, kasa steril, bidai, thermometer, alcohol 70%

9. Cairan yang digunakan untuk mensterilkan alat? a. Air Panas

b. Air Dingin

c. Cairan Alcokol 70% V. PENANGANAN CEDERA

10. Cedera apa saja yang biasa terjadi di rumah, kecuali ? a. Jatuh, tersayat

b. Demam tinggi, c. Keracunan, luka bakar

11. Jika anak terjatuh dan terdapat memar, untuk mempercepat hilangnya memar menggunakan?

a. Oleskan pasta gigi b. Oleskan Trombopop gel c. Oleskan minyak goreng

12. Jika anak mengalami tanda-tanda patah tulang pada daerah kaki maka biarkan pada posisinya dan ikat kuat-kuat dengan kain pada mata kaki dan lutut, hal ini bertujuan agar?

a. Mempertahankan posisi, agar tidak menambah cedera b. Menambah kesakitan yang dialami anak

(30)

13. Penanganan pertama yang dilakukan saat anak tersayat dan mengalami perdarahan kecil?

a. Cuci bersih luka lalu, tekan daerah luka untuk mengurangi/menghentikan perdarahan

b. Berikan betadine langsung ke luka c. Biarkan saja

14. Berapa lama penekanan yang dilakukan saat terjadi perdarahan? a. 10 menit/sampai aliran darah berkurang/tidak mengalir b. 60 menit/sampai pegal

c. 90 menit/sampai lemas

15. Saat penanganan bagaimana posisi anak atau korban yang terkena sayatan?

a. Duduk atau tiduran dengan posisi luka dinaikan setinggi jantung b. Tengkurap dengan posisi luka dinaikan setinggi kepala

c. Setengah duduk dengan posisi luka lebih rendah dari posisi jantung

16. Penanganan yang dilakukan jika anak mengalami keracunan? a. Bebaskan jalan nafas, beri minum air hangat untuk anak yang

masih sadar

b. Segera dudukan anak, berikan minum air panas untuk anak yang masih sadar

c. Segera dudukan anak, berikan minum dingin untuk anak yang masih sadar

17. Jika pakaian anak terkena cairan yang bersifat korosif (merusak atau mengikis) apa yang seharusnya kita lakukan?

a. Siram dengan air panas b. Siram dengan air dingin

(31)

18. Pertolongan pertama yang tidak boleh diberikan saat mengalami luka bakar yaitu?

a. Basuh luka bakar dengan air b. Mengoleskan pasta gigi

c. Tutup luka dengan kain bersih, dingin dan basah

19. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada luka bakar yaitu? a. Oleskan pasta gigi

b. Segera basuh luka bakar dengan air. c. Oleskan minyak goreng

20. Apa yang dapat dilakukan jika luka bakar berat? a. Oleskan pasta gigi

b. Tutup luka bakar dengan kain bersih, dingin, dan basah lalu bawa ke puskesmas /RS

(32)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN :Penanganan Cedera

SUB POKOK BAHASAN : P3K dalam Penanganan Cedera Pada Anak Balita

SASARAN : Orang tua yang memiliki anak usia balita

TEMPAT :Desa Tunjungseto

HARI/TANGGAL : Mei 2017

WAKTU : 30 menit

A. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, orang tua yang memiliki anak balita (1-5 tahun) mengetahui tentang P3K dan penanganan cedera di rumah tangga

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyulhan selama 1x45 menit, orang tua balita (1-5 tahun) mengetahui:

a. Pengertian P3K

b. Peralatan P3K dan fungsinya c. Penanganan cedera di rumah tangga

B. Metode Pelaksanaan

Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi

C. Startegi pelaksanaan

(33)

kontrak waktu

D. Media dan alat bantu

- Lembar Balik (Slide Power Point) - Proyektor

- Leaflet

E. Setting tempat

(34)

F. Evaluasi

Evaluasi diberikan melalui pertanyaan terbuka, dengan daftar pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa tujuan dari adanya P3K?

2. Sebutkan apa saja perlengkapan dan fungsinya dalam penanganan P3K?

3. Jelaskan bagaimana penanganan cedera pada anak balita dirumah tangga?

G. Daftar Pustaka

Ameican Collage of Emergency Physicians. (2013). Emergency Medical Treatment and Labor (EMTALA). Available from: www.acep.org/News-media-top-banner/EMTALA/. [Accessed: 13 January 2017]

Savitri, E & Rahayu, F. (2011). P3 Untuk Ananda di Rumah. Solo: Metagraf.

Swasti, W., & Putra, S. (2013). Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.

(35)

Lampiran

A. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

1. Untuk melatih seseorang dalam menangani cedra dengan tepat dan cepat. 2. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cedera tambahan karena

pertolongan yang tdak tepat.

3. Memberi pertolongan pada cedera atau penyakit yang datangnnya mendadak.

4. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat diharapkan untuk menyelamatkan jiwa. (Magfuri, 2014)

B. Daftar peralatan dalam penanganan P3K

1) Acetaminophen, Ibuprofen, dan Aspirin. Aspirin tidak boleh diberikan untuk anak-anak atau remaja dibawah usia 19 tahun.

2) Obat batuk dan obat sirup, pastikan untuk memberikan obat dan dosis yang sesuai dengan usia. Beberapa obat flu juga mengandung acetaminophen atau ibuprofen, jadi hati-hatilah untuk menghindari overdosis. Sebagai orang tua harus berhati-hati dari bahaya tersedak saat memberikan obat untuk anak.

3) Obat alergi, obat ini mungkin dalam bentuk cair, krim atau injeksi epinefrin seperti yang diarahkan oleh dokter. Jangan gunakan cairan antihistamin dan krim pada saat yang sama.

4) Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam. Perhatikan bahwa dosis krim berbeda-beda, maka hubungi dokter untuk dosis yang tepat.

5) Tablet dekongestan, berhati-hati dari dosis untuk usia yang tepat.

6) Obat luar, ada macam-macam obat luar yang bias digunakan antara lain:

Mercurochroom, biasa disebut dengan obat merah, betadine untuk membersihkan luka dengan cara dicampurkan ke air, obat tetes mata untuk mengatasi mata gatal berair atau karena iritasi, dan salep zink untuk mengobati luka bakar (Magfuri, 2014)

7) Obat Gosok

(36)

menghangatkan kulit, untuk mengurangi rasa pegal, linu, sakit, nyeri (Magfuri, 2014).

Perban dan persediaan cedera/ perawatan luka lain menurut ACEP

1) Perban dari aneka ukuran untuk menutupi luka kecil dan goresan, penutup perban atau pembalut butterfly, perban segitiga atau mitela untuk membungkus luka dan membuat gendongan lengan, elastic warps untuk membungkus pergelangan tangan, pergelangan kaki, lutut, dan cedera siku. Rol kasa dua inch dan 4 inch untuk menutup luka besar dan goresan, pita perekat untuk menjaga kasa tetap di tempat.

2) Pembalut

Pembalut merupakan selembar kain yang berguna untuk: a) Menahan kasa penutup luka.

b ) Menahan pembengkakan.

c ) Menahan agar bagian badan yang cedera tidak bias bergerak untuk meminimalisir cedera yang lebih parah.

d ) Pembalut ada bermacam-macam diantaranya adalah mitela, platenga, funda pembalut jenis ini berbahan dasar kain. Ada juga elastic verban yang bias digunakan untu mengurangi

mobilisasi sendi.

3) Kapas ini khusus digunakan pengobatan, berguna untuk pembersihan atau pencucian luka.

4) Kasa steril Merupakan lembaran-lembaran kain kasa yang telah disterilkan dan dibungkus sepotong-sepotong. Gunanya untuk menutup luka kecil yang telah diobati, lalu dibalut atau diplester. 5) Gunting tajam untuk memotong pita, kasa atau pakaian.

Antiseptik wipes untuk mensterilkan luka atau tangan, antibiotik salep untuk mensterilkan dan melindungi luka dari infeksi.

(37)

resiko infeksi ketika merawat luka terbuka. d. Perlengkapan lainnya

1) Thermometer untuk mengukur suhu, untuk bayi dibawah usia 1 tahun menggunakan thermometer rektal. Jangan gunakan thermometer berbasis merkuri, petroleum jelly untuk melumasi thermometer dubur.

2) Calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal dan iritasi dari gigitan serangga, aloe vera gel untuk meredakan masalah kulit termasuk luka bakar, gatal-gatal dan kulit kering.

3) Bidai digunakan untuk paha dan betis, gunting untuk memotong plester atau kasa, pisau lipat, lampu senter, dan alcohol 70% untuk mensterilkan alat.

C. Macam cedera di rumah tangga dan penanganannya

1. Jatuh

Kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah diakibatkan karena jatuh: kebanyakan karena mereka bermain sepeda, bermain di kursi dan juga saat berlarian. Aktivitas bermain anak menjadi faktor penentu jauhnya anak-anak: hal itu dikarenakan permainan mereka yang penuh resiko atau karena mereka didorong oleh teman sepermainan mereka. Jatuh paling sering terjadi setelah bayi berusia 4 bulan ketika bayi belajar berguling, namun jatuh dapat terjadi pada setiap usia. Anjuran terbaik yaitu jangan pernah meletakkan anak pada usia berapapun tanpa adanya pengawasan pada permukaan yang tinggi yang tidak teruji perlindungannya (Wong, 2008).

(38)

kuat-kuat pada mata kaki dan lutut, sehingga dapat efektif mengimobilisasikan fraktur tersebut. Gunakan kain untuk mengimobilisasi daerah yang fraktur agar tidak menambah cedera (Swasanti & Putra, 2014).

Ketika anak jatuh segera periksa anak, apakah ada luka atau memar pada kepala atau perut. Jika ada luka besar atau robek dan berdarah, anak muntah, memar di perut yang makin bertambah besar, segera bawa ke RS untuk penangannan segera. Jika tidak ada luka yang terjadi muntah, atau hanya memar di kepala, tidak perlu di bawa ke RS. Memar lambat laun akan menghilang karena diserap tubuh. Namun memar akan lebih capat hilang jika kita mengolesinya dengan trombopop gel, atau secara tradisional dengan beras dan kencur yang ditumbuk dan dioleskan pada daerah memar, berilah obat antinyeri atas resep dokter. (Lucy dan Endang, 2011)

2. Tersayat

Luka yang didapatkan oleh anak biasanya dikarenakan terjatuh saat bermain. Lantai rumah yang licin atau basah karena air atau minyak juga dapat menyebabkan anak jatuh, dan juga saat anak bermain dngan benda-benda tajam seperti pisau, garpu, jarum maupun tusuk gigi juga dapat menimbulkan cedera.

(39)

3. Tersengat listrik

Banyak rumah yang berisi sejumlah peralatan listrik. Anak usia toddler mengalami peningkatan kemampuan motorik halus dan kasar sehingga beresiko terkena sengatan listrik. Jika anak terkena sengatan listrik hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah segera matikan arus listrik. Jika hal ini tidak memungkinkan, penolong berdiri pada tempat yang kering, lapisi benda (karet, Koran yang digulung tebal, buku atau kayu) dan gunakan benda yang sama ditangan, pukul atau tarik korban dari kontak dengan tangan kosong. Beberapa pertolongan pertama terdiri atas penutupan luka dengan menggunakan kasa steril atau selembar kain bersih sampai pasien mencapai rumah sakit (Swasanti & Putra, 2014). 4. Keracunan

Orangtua harus memperhatikan penempatan cairan kimia agar tidak tertelan oleh anak, sebab jika tertelan hal ini dapat membahayakan anak. Jika cairan kimia tertelan oleh anak hal yang harus dilakukan orangtua adalah tempatkan anak dalam posisi pemulihan dan jalan udara harus dipertahankan lancar. Perlu untuk memberikan ventilasi artifisial. Jika mengetahui catat waktu pada saat racun tertelan. Jika racun adalah suatu yang korosif, mulut dan kulit sekitarnya harus dengan perlahan dibersihkan dengan air hangat. Minuman dapat diberikan untuk pasien yang sadar. Bahan korosif dapat tertumpah keatas baju, jika demikian area yang terkena harus dihilangkan atau potong kain sebelum kulit dibawahnya terbakar. Lakukan pembilasan lambung bila anak menelan bahan kimia dengan memberikan air garam (Swasanti & Putra, 2014).

5. Luka bakar

Luka bakar adalah luka di kulit yang disebabkan olh api, caira adam dan basa, serta listrik. Menurut kedalaman, luas, dan lokasi luka bakar dibagi menjadi tiga derajat, yaitu sebagai berikut:

(40)

timbul setelah 1 atau 2 hari. Contohnya, luka bakar karena sinar matahari.

b. Derajat 2 (sedang): kulit kemerahan dan melepuh.

c. Derajat 3 (berat): luka bakar dalam dan meliputi seluruh jaringan kulit. Kulit melepuh dan muncul bentuk hangus kehitam-hitaman atau putih mati.

Pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu, segera membasuh/mengguyur daerah luka bakar dengan air dingin sebanyak-banyaknya. Jika luka bakar ringan, lanjutkan sampai rasa sakit hilang sekitar satu setengah jam. Jika luka bakar berat, tutup luka bakar dengan kain bersih, dingin, dan basah. Jaga agar anak tetap hangat. Jangan mengoleskan salep, pasta gigi, dan lain-lain di daerah luka bakar. Jika luka bakar luas dan dalam (derajat 2 dan 3) segera bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera. Dokter akan menganjurkan rawat inap untuk memberikan cairan infus, antibiotik, perawatan luka steril, suntikan antitetanus, dan jika perlu operasi plastik (Lucy dan Endang, 2011).

Pencegahan agar tidak terjadi luka bakar pada anak-anak dapat dilakukan dengan menjauhkan korek api, steker listrik, dan termos air panas dari anak-anak, serta tidak menyimpan bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar di dalam rumah (Lucy dan Endang, 2011).

(41)

Tindakan pertolongan pertama pada luka bakar dilakukan dengan cara berikut:

a) Luka bakar ringan

Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan dengan menggunakan air dan sabun tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati, setelah luka benar-benar bersih dapat diberikan krim antibiotic seperti sulfadiazine, tutup luka dengan pembalut atau perban, ketika istirahat bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya (lebih tinggi dari jantung).

b) Luka bakar sedang (kurang dari 20%)

Rendam bagian yang luka dengan air dingin sampai rasa nyeri reda, jangan mengupas bagian luka yang melepuh, biarkan saja, bersihkan luka dari kotoran, setelah luka bersih dapat diberikan krim antibiotic, jika diperlukan dapat diberikan antibiotic per oral untuk mencegah dan atau meminimalkan dampak infeksi.

c) Luka bakar berat (lebih dari 20%)

Berikan bantuan pernafasan (masker oksigen) kepada korban, segera mungkin bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

d) Luka bakar karena agen kimia berbahaya

(42)

P3K

(Pertolongan Pertama

(43)

Cedera adalah suatu

akibat dari adanya

benturan atau bahan

yang dapat melukai

tubuh.

(44)

Tujuan P3K

Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cedera

tambahan karena pertolongan yang tidak tepat.

Tindakan pertolongan pada cedera atau penyakit yang

datangnya mendadak.

Pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat

diharapkan untuk menyelamatkan jiwa.

(45)

Peralatan dalam Penanganan P3K

Sebuah tempat yang berisikan

alat-alat pertolongan pertama yang dapat

digunakan saat terjadi keadaan

darurat atau cedera pada seseorang.

(46)

Perlengkapan P3K

(47)

Obat luar

obat merah, betadine

salep zink untuk

mengobati luka

bakar

Obat tetes mata untuk

mengatasi mata gatal,

berair, iritasi

(48)

Antalgin untuk

menghilangkan rasa

sakit/ nyeri dan

demam.

Aspirin tidak boleh

diberikan untuk anak-anak

atau remaja dibawah usia

19 tahun.

Acetaminophen, Paracetamol,

Ibuprofen, dan Aspirin

(49)

Obat alergi, obat ini mungkin dalam bentuk cair, krim

Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam.

(50)

• Obat Gosok

Obat-obat gosok seperti

balsam dan minyak

angin ini berguna untuk

menghangatkan kulit,

untuk mengurangi rasa

pegal, linu, sakit, nyeri

(51)

Peralatan Kotak Obat/P3K

Pembalut

Kapas

Bidai

Thermometer Alcohol 70%

(52)

Pembalut/Perban

Pembalut merupakan selembar kain yang

berguna untuk:

Menahan kasa penutup luka.

Menahan pembengkakan.

Menahan agar bagian badan yang

cedera tidak bisa bergerak untuk

meminimalisir cedera yang lebih parah.

(53)

Kapas

Kapas ini khusus

digunakan pengobatan,

berguna untuk

pembersihan atau

pencucian luka

Kasa steril

12

(54)

Bidai

Digunakan untuk paha dan

betis. Untuk menahan atau

mengistirahatkan anggota

gerak.

Thermometer

Untuk mengukur

suhu tubuh. Jika

anak mengalami

demam.

13

Gunting Tajam

Untuk memotong

(55)
(56)

Kecelakaan Yang Banyak Terjadi Di

Rumah Tangga

Jatuh

/Trauma

Tersayat

Luka Bakar Keracunan

(57)

1. Jatuh/Trauma

Jatuh/trauma sering terjadi

pada bayi yang mulai bisa

tengkurap, duduk, atau

berdiri.

Ketika anak jatuh segera

periksa:

Memar lambat laun akan

menghilang karena diserap

tubuh, namun akan lebih

cepat hilang jika diolesi

dengan trombopop gel.

(58)

Jika anak terjatuh/terbentur

di daerah kepala

Jika setelah jatuh anak

muntah-muntah, segera bawa

ke dokter karena hal ini

merupakan salah satu tanda

adanya benturan otak atau

mungkin perdarahan otak.

Jika anak terjatuh/terbentur

di daerah perut

Perhatikan anak: apakah rewel,

periksa kulit perut apakah ada

luka, memar dan nyeri tekan.

Awasi selama 1x24 jam,

apakah perut anak bertambah

besar dan kembung

Jika tanda gejala tersebut

muncul segera ke RS.

(59)

Pencegahan Trauma/Jatuh

Jauhkan anak dari benda

tajam dan barang pecah

belah.

Awasi lingkungan disekitar

anak.

Jika anak mengalami

tanda-tanda patah tulang

penanganan pertama yang

dapat dilakukan adalah

biarkan pada posisinya dan

ikat kuat-kuat dengan kain

pada mata kaki dan lutut,

hal ini bertujuan untuk

mempertahankan posisi,

agar tidak menambah

cedera.

(60)

2. Tersayat

Penanganan pertama dari luka adalah

menghentikan perdarahan kecil dengan

menekan luka

Kulit sekitar area harus dicuci bersih dan

kemudian gunakan sebuah pembalut untuk

menutup

Luka yang besar akan mengalami

perdarahan lebih banyak dan membutuhka

penanganan segera. Tutup luka.

(61)

Duduk atau berbaring dengan posisi

luka dinaikkan setinggi jantung.

Penekanan pada luka harus

dipertahankan selama kira-kira 10

menit.

Segera setelah aliran darah

berkurang gunakan pembalut atau

kain bersih untuk diletakkan diatas

luka

(62)

3. Keracunan

Jika racun adalah suatu

yang merusak ataupun

mengikis, mulut dan kulit

sekitarnya harus dengan

perlahan dibersihkan

dengan air hangat.

Minuman dapat diberikan

untuk pasien yang sadar.

21

Kulit muka memerah.

Banyak keringat.

Muntah.

Diare.

Timbulnya luka bakar.

Telinga berbunyi hingga

tuli.

Sesak napas hingga henti

napas.

Kejang

Terciumnya bau yang khas

akibat zat beracun atau

ditemukan penyebab

keracunan disekitar anak

anda.

(63)

22

Jika cairan kimia tertelan oleh

anak hal yang harus dilakukan

orangtua adalah tempatkan

anak dalam posisi pemulihan

dan jalan Nafas harus

dipertahankan lancar.

Usahakan jangan membuat

posisi kepala menunduk.

Jika mengetahui catat waktu

pada saat racun tertelan.

(64)

Terkena Bahan merusak

atau pun mengikis dapat

tertumpah keatas baju,

penanganannya area yang

terkena harus dihilangkan

atau potong kain

sebelum kulit

dibawahnya terbakar.

Catatan Pencegahan

Keracunan

Orangtua harus

memperhatikan

penempatan cairan kimia

agar tidak tertelan oleh

anak, sebab jika tertelan hal

ini dapat membahayakan

anak.

(65)

4. Luka Bakar

Luka bakar adalah luka di kulit yang

disebabkan oleh api, cairan asam dan

basa, serta listrik.

(66)

Menurut kedalaman, luas, dan lokasi luka bakar

dibagi menjadi tiga derajat, yaitu sebagai berikut:

Derajat 1 (ringan)

Luka bakar tidak

menyebabkan lepuh seketika.

Pada derajat ini kulit

kemerah-merahan dan terasa

sakit. Lepuh akan timbul

setelah 1 atau 2 hari.

Contohnya, luka bakar karena

sinar matahari.

(67)

Kulit kemerahan dan melepuh.

Luka bakar dalam dan meliputi

seluruh jaringan kulit. Kulit

melepuh dan muncul bentuk

hangus kehitam-hitaman atau

putih mati.

Derajat 2 (sedang):

Derajat 3 (berat):

(68)

Pertolongan pertama

yang harus dilakukan

Jika luka bakar berat, tutup

luka bakar itu dengan kain

bersih, dingin, dan basah.

Jangan mengoleskan pasta gigi

dan lain-lain di daerah luka

bakar.

Jika luka bakar lua dan

dalam (derajat 2&3) segera

bawa anak ke puskesmas

atau rumah sakit terdekat

untuk mendapatkan

pertolongan segera.

(69)

Pencegahan yang

dapat dilakukan:

Menjauhkan korek api,

steker listrik, termos

air panas, serta tidak

menyimpan bahan

bakar atau bahan yang

mudah terbakar di

dalam rumah.

(70)

Untuk mencegah terjadinya

kerusakan atau cedera tambahan karena pertolongan yang tdak tepat

Pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangat diharapkan untuk menyelamatkan jiwa.

Perlengkapan dalam Penangaan P3K: 1. Obat Merah: atau betadine untuk membersihkan luka dengan cara mencampurkan ke air.

2. Obat tetes mata: untuk mata gatal berair atau karena iritasi

3. Paracetamol, Ibuprofen, Tablet Antalgin: untuk

menghilangkan rasa nyeri dan demam.

Obat Kulit:

4. Krim hidrokortison, untuk meringankan iritasi dari ruam.

• Perban

• Gunting Tajam

• Plester

• Alcohol 70% untuk mensterilkan alat

(71)

Derajat 2:kemerahan dan melepuh

Derajat 3: luka bakar dalam. Kulit melepuh dan muncul bentuk hangus kehitaman atau putih mati.

Pertolongan Pertama:

Segera guyur daerah luka dengan menggunakan air dingin sebanyak-banyaknya. Jika luka bakar ringan sampai rasa sakit reda/hilang. Jika luka bakar berat, tutup luka dengan kain bersi, dingin, dan basah. Jangan mengoleskan pastagigi dll di daerah luka bakar. Jika luka bakar derajat 2 & 3 segera bawa anak ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

1. Jatuh/Trauma

Periksa kepala jika anak mengalami muntah segera bawa ke dokter dan periksa daerah perut jika anak rewel periksa adanya luka, memar dan nyeri tekan, jika perut anak bertambah besar dan kembung segera bawa ke RS untuk mendapat tindakan lebih lanjut. Jika hanya ada bekas luka memar maka oleskan trombopop gel agar memar lebih cepat hilang.

1. Tersayat atau terkena benda tajam

Penanganan pertama dari luka adalah

menghentikan perdarahan. Jika luka dengan perdarahan kecil, penekanan keras akan membantu menghentikan perdarahan dalam waktu yang sangat singkat.

Kulit sekitar area harus dicuci bersih dan kemudian gunakan sebuah pembalut untuk menutup Luka yang besar akan

mengalami perdarahan lebih banyakdan membutuhkan penanganan segera

2. Keracunan

Jika cairan kimia tertelan oleh anak hal yang harus dilakukan orangtua adalah

tempatkan anak dalam posisi pemulihan dan jalan udara harus dipertahankan lancar. Jika racun adalah suatu yang merusak ataupun mengikis, mulut dan kulit sekitarnya harus dengan perlahan dibersihkan dengan air hangat. Minuman dapat diberikan untuk pasien yang sadar. 4. Luka Bakar

Luka bakar adalah luka di kulit yang disebabkan oleh api, caira asam dan basa, serta listrik.

(72)

Kuesioner P3K

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(73)

Pretest

Statistic Std. Error

PRETEST Mean 71.70 .922

95% Confidence Interval for

Mean

Std. Deviation 6.516

Minimum 60

Maximum 80

Range 20

Interquartile Range 5

Skewness -.613 .337

(74)

Postest

Statistic Std. Error

POSTEST Mean 93.70 .913

95% Confidence Interval for

Mean

Std. Deviation 6.453

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 10

Skewness -1.033 .337

(75)

Pretest-Postest

Descriptives

KELOMPOK Statistic Std. Error

NILAI PRETEST Mean 71.70 .922

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation 6.516

Minimum 60

Maximum 80

Range 20

Interquartile Range 5

Skewness -.613 .337

Kurtosis -.622 .662

POSTEST Mean 93.70 .913

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation 6.453

Minimum 80

Maximum 100

Range 20

Interquartile Range 10

(76)

Tests of Normality

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Paired Sample T-Test

(77)
(78)
(79)

Gambar

Tabel Definisi Operasional .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Gambar3.1 Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terhadap Sikap Masyarakat Dalam Penanganan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Peran orang tua dalam hal penanganan diare belum menunjukan peningkatan, seperti peran orang tua dalam mencegah dehidrasi, dengan tidak memberikan cairan yang

Hasil penelitian menunjukkan hasil uji paired sample t- testpengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah promosi kesehatan disimpulkan terdapat pengaruh

Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi data demografi orang tua untuk skrinning, kuesioner tingkat pengetahuan orang tua dalam penanganan cedera

Pengasuhan orang tua tunggal berada pada kategori cukup baik, dengan menganalisis angket yang dibagikan kepada 28 responden, mengenai pola asuh orang tua yang

Hasil penelitian ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan P3K terhadap pengetahuan juga terhadap motivasi dalam menolong korban kecelakaan lalu

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan sebelum dan sesudah penelitian pada orang tua dengan anak yang

Menurut pendapat peneliti, pengetahuan yang cukup pada responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan akan kurang nya informasi atau pendidikan kesehatan