• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Landasan Teori yang mendukung konsep kreatif ini adalah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Landasan Teori yang mendukung konsep kreatif ini adalah:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode

Landasan Teori yang mendukung konsep kreatif ini adalah: 4.1.1 Teori Desain Grafis

Menurut “Taschen” dalam Buku “Graphic Design for the 21st Century Design Grafis selalu hadir disetiap kehidupan kita Sepanjang kehidupan kita sehari-hari kita dikelilingi dan dibumbui oleh pesan grafis. Memang mereka telah menjadi bagian begitu banyak dari setiap kehidupan modern seperti contoh dari hal – hal yang biasa kita lakukan sehari – hari yaitu dari billboard, kemasan sereal, iklan ,logo pada pakaian dan identitas perusahaan televisi yang sering kita lihat tetapi hanya pada tingkat bawah sadar. Desainer grafis bersaing untuk membentuk komunikasi yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga sering intelektual Masyarakat. Untuk tujuan ini mereka dapat menarik perhatian secara berani dan langsung atau perlahan dengan ambiguitas visual atau kode makna ganda tampilan. Penampilan yang menarik sehingga mendapatkan perhatian inilah yang dibutuhkan dalam Promosi event untuk Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa. Dibutuhkan suatu style yang menentukan dan mencerminkan identitas dari Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa yang dapat diterapkan dalam Promosi event Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa dengan Media Pendukung lainnya.

4.1.2 Teori promosi

Freddy Rangkuti menuliskan bahwa tantangan terbesar dalam menyusun strategi promosi yang kreatif dan membuat program promosi dalam bentuk komunikasi secara terpadu adalah menentukan strategi dan program promosi mana yang paling efektif untuk menghasilkan dampak yang sangat besar terhadap penjualan. Era persaingan global, down sizing, pasar yang sedang tumbuh, meningkatnya compability technology, convergence technology communication, serta berbagai tantangan persaingan, mengharuskan perusahaan untuk berinovasi dan kreatif dalam menyusun strategi dan program- program promosi agar menang bersaing. Akumulasi strategi dan program promosi yang tepat akan menghasilkan identitas merek yang lebih baik. Memiliki identitas merek yang lebih baik harus berorientasi pada pelanggan, bukan berorientasi kepada produk. Apabila perusahaan terlalu berorientasi pada produk, tindakan ini akan mudah sekali ditiru karena sebaik apapun kualitas produk yang kita hasilkan, dalam waktu relative singkat pasti pesaing sudah dapat menirunya.

Sampai saat ini Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa belum pernah membuat event- event promosi untuk kesenian tari tradisional yang mereka ajarkan. Kesenian Tari Tradisional Indonesia tentu harus dipromosikan dengan baik terutama kepada anak- anak untuk menjaga dan melestarikan Tari Tradisional Indonesia. Selain itu menari juga sehat dan indah, banyak manfaat lain yang dapat digali dari menari terutama untuk perkembangan pertumbuhan anak-anak.

(2)

4.1.3 Teori Logo

Menurut “Surianto Rustan, S.Sn.” Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain.banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ symbol pada Identitas Visual. Bila logotype adalah elemen tulisan pada logo, maka umumnya orang beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar istilah logogram ini telah mengalami perubahan makna dikarenakan kemiripan kata dengan logotype. Sebenarnya logogram adalah sebuah symbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Berdasarkan fungsi awal logo, maka criteria utama yang tidak dapat dipungkiri adalah: Harus unik. Mencerminkan dan mengangkat citra entitasnya sekaligus membedakannya dengan yang lain, Harus dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka waktu selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama. Diluar kriteria dasar itu, ada beberapa kriteria umum yang bersifat fisik yang dilihat dari factor bentuk, warna, dan ukuran. Kriteria ini dapat digunakan sebagai acuan dasar, menjadi semacam check list dalam mendesain logo. Namun kriteria ini tidak bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk berubah dimasa depan seiring dengan perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis dan bidang- bidang yang terkait dengannya, seperti teknologi, komunikasi, dan lain- lain.

Gambar 1.1

Untuk Logo Festival TATRANAKI “Festival Tari Tradisional Anak Indonesia” sendiri akan terdiri dari Logogram dan Logotype yang digabungkan. dari keseluruhan Logo untuk Festival TATRANAKI “Festival Tari Tradisional Anak Indonesia” harus dapat menarik Target Audience. Logo dibuat Berwarna, penggunaan minimal logotype juga harus diperhatikan guna keterbacaan logo pada ukuran kecil.

4.1.4 Teori Layout

Menurut “Surianto Rustan, S.Sn.” dalam bukunya yang berjudul “Layout dasar dan penerapannya” Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media terentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses atau tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya.namun definisi layout dalam perkembanganyya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu sama dengan mendesain desain dan layout yang kita lihat di masa kini sebenarnya adalah hasil perjalanan dari proses eksplorasi kreatif manusia yang tiada henti dimasa lalu. Menyelami prose situ akan memperkaya wawasan seorang desainer sekaligus membuatnya lebih bijaksana dalam berkarya selain itu Layout yang dikerjakan

(3)

melalui proses dan tahapan yang benar bukan tidak mungkin akan berdampak positif pada tujuan apa pun yang ingin dicapai desainer melalui karya desain yang dibuatnya.

Untuk penerapan desain layout Promosi event untuk Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa, tentu akan mengacu pada dasar penerapan layout yang terdiri dari tulisan, ilustrasi, dan elemen lainnya sesuai dengan teori diatas dengan layout yang informatif untuk target market dan target audience yang dituju.

4.1.5 Style

Setiap Sanggar Seni pasti memiliki gaya tersendiri yang membedakan dirinya dari Sanggar Seni lain. Gaya tersebut menggambarkan identitas dan kepribadian dari suatu perusahaan. Dan semua itu yang nantinya akan menentukan persepsi yang ditangkap oleh masyarakat. Untuk itu, sebelum memulai pengerjaan proyek Promosi Tugas Akhir kali ini, style yang akan digunakan benar-benar mencerminkan Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa yaitu tetap mengacu pada “Tradisional” dengan penggabungan antara tulisan, dan ilustrasi.

4.1.6 Positioning

Dalam Buku “Positioning, Diferensiasi, dan Brand” oleh “Hermawan Kertajaya” Positioning adalah bagaimana brand anda bisa masuk dan menguasai benak pelanggan. Positioning sendiri bertujuan untuk memperkenalkan Brand Identity, tapi untuk membuktikan janji Positioning maka Brand harus mempunyai Integritas

Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa sendiri memposisikan dirinya sebagai satu-satunya Sanggar yang mengajarkan beranekaragam Tari Asli Tradisional Indonesia. 4.1.7 Teori Warna

Menurut “Albert Munsell” Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. ,warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu

memberikan kesan pada seseorang sbb :

1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).

2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian 3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau

kehidupan spesifik

4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta.

(4)

5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati- hati.

6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.

7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan,pasukan perdamaian, kepuasan.

8. Pink, warna yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali.

9. Orange, warna yang identik dengan musim gugur, penuh kehangatan, halloween. 10. Coklat, warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor,

bumi.

11. Ungu, warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan.

Untuk desain Promosi Event untuk Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa akan menggunakan kombinasi warna- warna klasik dan cheerfull agar masuk pada target market dan target audience yang ingin dicapai.

4.1.8 Tipografi

Menurut Danton Sihombing dalam bukunya ‘Tipografi Dalam Desain Grafis’, tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Salah satu aktivitas penting dalam kehidupan manusia adalah berkomunikasi, baik itu dalam melakukan kegiatan belajar, bekerja maupun bermain. Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan partisipan dari kegiatan berkomunikasi, baik dari si pengirim pesan maupun selaku si penerima pesan.

Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan si penerima pesan. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat tulis yang efektif. Dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada diotak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat, bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional. Penggunaan bahasa tulis yang baik dan tepat dapat mengurangi atau bahkan menghindari terjadinya distorsi dalam berkomunikasi.

Untuk tipografi yang akan digunakan dalam promosi event untuk Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa, menggunakan jenis font Sans Serif.

(5)

4.1.9 Teori Ilustrasi

Ilustrasi adalah menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi. Mengenai gambar atau ilustrasi dapat diungkapkan melalui gambar tangan ataupun melalui fotografi atau keduanya. Fungsi utama dari ilustrasi ini adalah untuk informasi visual tentang produk, pendukung teks, tentang penekanan suatu kesan tertentu atau sebagai penangkap mata untuk menarik calon pembeli untuk membaca teks. Berdasarkan kegunaannya, ilustrasi dengan gambar pada kemas dapat ditampilkan berupa barang produknya secara penuh atau gambar detailnya ataupun gambar yang berupa hiasan, atau ornamen yang simbolis saja. Ilustrasi melalui gambar fotografi sering digunakan untuk meyakinkan kualitas isi barang; karena lebih menampilkan kenyataan benda tersebut.

Hal ini terutama sering dipakai pada kemasan barang makanan. Dengan fotografi lebih mampu menggambarkan bahan dasar alami dari isi produk tersebut (sayur segar, buah-buahan, daging, ikan dan lain-lain). Transformasi Fungsi Gambar dalam Ilustrasi: Dari Dekorasi Visual, Interpretasi Visual, Jurnalis Visual sampai Opini Visual Merunut Akarjalar Ilustrasi Dunia: Dari Heteronomi ke Otonomi Ketika kita membicarakan gambar dalam konteks Ilustrasi berarti memperbincangkan gambar dalam bingkai fungsi.

Sisi fungsi sangat melekat dalam kata ‘Ilustrasi’. Hal ini terjadi karena dalam sejarahnya kata “Illustrate” muncul akibat pembagian tugas fungsional antara teks dan gambar. Dari etimologinya Illustrate berasal dari kata ‘Lustrate’ bahasa Latin yang berarti memurnikan atau menerangi. Sedangkan kata ‘Lustrate’ sendiri merupakan turunan kata dari * leuk- (bahasa Indo-Eropa) yang berarti ‘cahaya’ (Grolier Multimedia Encyclopedia 2001). Dalam konteks ini Ilustrasi adalah gambar yang dihadirkan untuk memperjelas sesuatu yang bersifat tekstual. Untuk Promosi event, Ilustrasi akan menjadi lebih dominan dari fotografi karena target primer dari promosi event ini adalah anak- anak. Kenapa menggunakan media ilustrasi? Karena Ilustrasi dapat membangun daya imaginatif anak-anak. Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Usia tersebut menjadi masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu. Teknik menggunakan ilustrasi gambar harus menarik, lucu, sehingga anak dapat mendengarkan dan memusatkan perhatian lebih besar daripada pesan gambar yang ingin disampaikan. Ilustrasi gambar yang digunakan sebaiknya cukup besar dilihat oleh anak dan berwarna serta urut dalam menggambarkan jalan cerita yang disampaikan. Mengapa tidak menggunakan media fotografi? Fotografi terkesan realis, sedangkan target primer dari promosi ini adalah Anak-anak, tentu akan menjadi kurang menarik jika terlalu realis.

(6)

4.2 Strategi Kreatif

A. Strategi Komunikasi Sasaran Primer : 1. Demografis

• Anak Laki-laki dan Perempuan. • Usia 6th – 14th .

• Tingkat Pendidikan: Sekolah Dasar – Sekolah Menengah Pertama. • Tingkat perekonomian menengah kebawah.

2. Geografis

Tinggal di daerah perkotaan, khususnya di Jakarta. 3. Psikografis

Anak-anak yang sejak kecil tertarik dan berminat pada Kesenian Tari Tradisional Indonesia, dan membutuhkan satu acuan untuk menunjang kegemarannya itu.

4. Behavioral

• Memiliki kecintaan pada Tarian Tradisional Indonesia. • Percaya diri.

Sasaran Sekunder :

• Orang tua yang ingin anaknya dapat memiliki kegiatan yang positif, dan berguna untuk bakat, prestasi anaknya, serta kegiatan promosi Tari Tradisional yang dikemas dengan baik untuk anak-anaknya.

• Masyarakat yang gemar menonton event Tari Tradisional Indonesia. 4.2.1 Positioning

Positioning Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa.

Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa sendiri memposisikan dirinya sebagai satu-satunya sanggar yang mengajarkan beraneka ragam Tari Tradisional Asli Indonesia.

Positioning Promosi Event.

Satu-satunya event yang menggugah minat anak-anak jaman sekarang khususnya di Jakarta untuk mencintai beraneka ragam Tari Tradisional Indonesia.

4.2.2 USP (Unique Selling Preposition)

Yang membedakan Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa adalah keaslian dan keanekaragaman Tari Tradisional Indonesia yang diajarkan Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa tetap dipertahankan hingga sekarang guna untuk mempertahankan dan melestarikan Seni Tari Tradisional Indonesia. Banyak sanggar lain yang sudah bercabang seperti adanya tarian kontemporer dan lain-lain. Selain itu menari juga memiliki manfaat lain yang belum diketahui masyarakat khususnya anak-anak dan orangtua. Dengan menari, dapat mengasah perkembangan otak kiri dan otak kanan. Jika tidak melibatkan kedua fungsi otak itu, ketidakseimbangan akan terjadi bagi diri anak sehingga Potensi salah satu otak itu akan lemah dan semakin lemah. pembiasaan penggunaan kedua fungsi otak itu sangat bermanfaat dalam pertumbuhan diri anak.

(7)

4.2.3 Pendekatan

1. Rational Benefit

• Promosi Event berupa Festival Tatranaki “Festival Tari Tradisional Anak Indonesia”yang dapat menjadi kepercayaan pemerintah dalam mempromosikan Budaya Indonesia berupa Tari Tradisional Indonesia ke masyarakat khususnya anak-anak dan pecinta seni Tari Tradisional baik yang didalam negeri, maupun di luar negeri, dan tetap terjaga kelestariannya.

2. Emotional Benefit

• Dapat menggugah anak-anak untuk belajar Tari Tradisional Indonesia. • Menimbulkan rasa kagum dan ingin melestarikan Tari Tradisional

Indonesia setelah menonton event tersebut.

• Karena sering tampil di muka umum membuat para penari menjadi timbul rasa percaya diri dan semakin cinta terhadap tari tradisional. 4.2.4 Keywords • Festival • Pagelaran • Tari Tradisional • Anak-anak 4.2.5 Keyfact

• Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa dapat menjadi kepercayaan pemerintah dalam mempromosikan Tari Tradisional Indonesia ke masyarakat luas baik yang didalam negeri maupun di luar negeri.

• Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa terus menjaga kelestarian Budaya Indonesia, terutama pada bidang Tari Tradisional Indonesia, sehingga akan tetap terjaga hingga Generasi penerus kita selanjutnya.

• Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa tidak terlalu mencari keuntungan, hanya dari uang iuran setiap anak didiknya. Modal awal dari sanggar ini adalah modal dengkul, dan tidak ada subsidi dari manapun, mereka berjuang karena kecintaannya terhadap Tari Tradisional Indonesia, maka sampailah hingga saat ini.

• Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa saling Asah Asuh Asih melalui Seni Tari Tradisional Indonesia dan menjunjung Budaya Indonesia sampai ke akar Budaya itu sendiri, Benar-benar dijaga kelestariannya.

• Menari juga memiliki manfaat yang baik untuk mengasah perkembangan otak kiri dan otak kanan. pembiasaan penggunaan kedua fungsi otak itu sangat bermanfaat untuk membentuk keseimbangan otak anak, yang sangat

baik untuk perkembangan diri anak.

4.2.6 Behavioral

• Senang menonton pagelaran Tari Tradisional Indonesia.

• Memiliki rasa Cinta terhadap Kesenian Tari Tradisional Indonesia. • Senang Menari Tari Tradisional Indonesia.

4.2.7 Moods

(8)

4.2.8 Strategi Desain 4.2.8.1 Tone and Manner

Komunikatif, Edukatif, Tradisional, Menyenangkan 4.2.8.2 Strategi Verbal

Bahasa yang akan digunakan adalah bahasa baku/ formal tetapi menyenangkan, mengingat target market: anak- anak, dan target audience Orang tua.

4.2.8.3 Strategi Komunikasi

Penyebaran promosi dilakukan ke sekolah-sekolah SD hingga SMP dengan menempelkan Poster, Surat Undangan Flyer, dan X Banner. Dimana saat ini di sekolah-sekolah mulai diadakan ekstra-kulikuler Belajar Tari Tradisional Indonesia, sehingga akan dapat menarik minat anak-anak untuk melestarikan Tari Tradisional Indonesia, karena dari Anak-anak Tari Tradisional Indonesia dapat terus beregenerasi mengikuti perkembangan jaman, sehingga dapat terus dilestarikan. Selain itu penyebaran promosi juga melalui media Print Ad yang bertujuan dapat menarik para masyarakat, khususnya Orang Tua dan Anaknya untuk ikut hadir dalam acara FESTIVAL TATRANAKI “Festival Tari Tradisional Anak Indonesia” untuk melihat kekayaan Tari Tradisional Indonesia yang Beraneka- ragam, dan tentunya kita harus menjaga dan melestarikannya.

4.3 Strategi Visual 4.3.1 Warna

Menggunakan warna-warna yang menggambarkan kehangatan, dan Tradisional untuk menyesuaikan pendekatan pada Target Market dan Target Audience. 4.3.2 Tipografi

Menggunakan jenis huruf Sans Serif untuk penulisan berbagai informasi yang ada, agar dapat menarik perhatian Target Market dan Target Audience.

4.4 Visual

Visual menggunakan Ilustrasi anak-anak dengan Digital Painting. Ilustrasi disesuaikan dengan Target Market dan Target Audience.

4.5 Pemilihan Media

Untuk pemilihan media yang digunakan sebagai media yang mendukung promosi event Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa kali ini adalah : Poster, Flyer, Brosur, Print Ad, Spanduk, Umbul-umbul, Booklet, Merchandise (Baju, Selendang, pin, Mug, Tas), Name Tag, Flag Chain, X banner, Stand Pameran (Panggung, Stand Pameran untuk Ticket dan Penukaran Merchandise, Stand Pameran untuk Pendaftaran Tari Tradisional Indonesia di Sanggar Seni dan Budaya Paduraksa), Ticket, Stempel, dan Display.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuklah “kelompok ahli” sementara dengan meminta satu siswa dari tiap kelompok siswa bergabung dengan siswa lain yang ditugasi bagian yang sama. Beri siswa dalam kelompok ahli

1 Penulis sarikan berdasarkan Penetapan Perkara Nomor 626/Pdt.G/2008/PA.Rbg.. undangan yang berlaku. Namun jika ditelaah lebih mendalam, ada sedikit kekeliruan landasan

Kesadaran hukum adalah setiap orang menaati aturan- aturan atau norma-norma hukum yang dibuat oleh pemerintah. Selain norma hukum yang berlaku itu, ada pula norma-norma lainnya,

Selain itu, hal yang menyebabkan inefisiensi dalam penggunaan kapasitas yang tersedia pada tiap mobil dan ketidakoptimalan dalam proses distribusi perusahaan

Hasil penelitian sebelumnya tahun 2003 di Desa Sigeblog, nyamuk tersebut juga ditemukan lebih aktif menggigit mulai sore hari dengan umpan orang.. Menurut Takken

1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. 2) Ingatkan kepada peserta bahwa kegiatan sosial itu meskipun ditujukan kepada para

Bahwa aduan Pengadu pada point 5 (lima) menyatakan Teradu tidak pernah mengurdurkan diri sebagai Anggota dan Pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Papua adalah TIDAK

Telah dilakukan penelitian pada 25 pasien mengenai biodistribusi pada pemeriksaan renografi menggunakan teknik in-vivo dan in-vitro dalam kedokteran nuklir yang