• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS. setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda beda dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS. setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda beda dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1.Pengertian Kinerja

Pada dasarnya kinerja merupakan suatu hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda – beda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.

Menurut Fitt (dalam Mangkunegara, (2001:9) bahwa kinerja adalah persyaratan sejauh mana seseorang telah memainkan bagiannya dalam melaksanakan strategi organisasi dalam memperhatikan kompotensi-kompotensi yang menyatakan relevan bagi organisasi apakah organisasi dalam suatu peranan tertentu secara umum.

Menurut Rivai dan Basri (2006:309) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesusai dengan tanggung jawab dengan hasil yang seperti diharapkan..

Pendapat lain dikemukakan oleh Wahyosumidjo (2002:430) mendefisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja. Lebih lanjut ditegaskan lagi bahwa kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang disumbangkan oleh seseorang atau kelompok dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi.Kinerja sebagai hasil – hasil fungsi pekerjaan / kegiatan

(2)

seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode watu tertentu (Tika,2006).. Gomes, Faustino Cardoso (2000:162) Mengemukakan kinerja adalah catatan outcome dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan karyawan selama suatu periode waktu tertentu.

Menurut Nawawi. Kinerja adalah Hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik / mental maupun non fisik/non mental.

Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi atau hasil kerja seseorang dalam suatu pekerjan yang ditugaskan oleh pimpinan dan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2.2.Pengertian Pegawai

Menurut Paul Pigors dan Charles A. Miers, (2001:87) buku personal administrasi : 13 pegawai adalah Seni memperoleh, memajukan dan memelihara kecakapan, kekuatan kerja sedemikian rupa untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dan tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomi yang maksimum.

Menurut kamus ilmiah Alex MA. (2004:484) Pegawai adalah karyawan atau anggota persenolia kantor pekerja resmi (Negara atau pemerintah).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian pegawai adalah prinsip yang bersifat strategis di dalam suatu instansi pemerintahan di mana pegawai mempunyai kedudukan yang penting, karena pegawai merupakan salah

(3)

satu pelaksana pemerintahan baik itu pimpinan maupun bawahan untuk menyelenggarakan tugas dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

2.3.Pengertian Kinerja Pegawai

Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2001:67), yang menyatakan bahwa : Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Prawirosentono (2002:2), yang menyatakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Pendapat lain mengenai definisi kinerja yang diberikan oleh Veithzal Rivai (2005:15), sebagai berikut : Kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.

Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapai baik perserorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawabnya masing - masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.

(4)

2.4.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Pasolong (2008 : 186) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kemampuan, kemauan, energi, teknologi, kompensasi dan keamanan.

1. Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari dua segi yaitu :

a. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan kegiatan mental.

b. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas – tugas yang menuntut stamina, kecakatan, kekuatan dan keterampilan.

2. Kemauan

Kemauan atau motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi. Kemauan atau motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor yaitu : Pengaruh lingkungan fisik yaitu setiap pegawai menghendaki lingkungan fisik yang baik intuk berkerja, lampu yang terang, ventilasi udara yang nyaman, sejuk, bebas dari gangguan suara berisik.

3. Energi

Energi adalah pemercik api yang menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi yang mencukupi perbuatan kreatif pegawai terhambat.

(5)

Teknologi adalah tindakan fisik dan mental oleh seseorang untuk mengubah bentuk atau isi dari objek atau ide. Jadi teknologi dikatakan sebagai ‘tindakan yang dikerjakan oleh individu atau suatu objek dengan atau tanpa bantuan alat atau alat mekanikal, untuk membuat beberapa perubahan terhadap obkek tersebut. 5. Kompensasi

Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa atas kinerja dan bermanfaat baginya.

6. Keamanan

Keamanan adalah sebuah kebutuhan manusia yang fundamental, karena pada umumnya orang menyatakan lebih penting keamanan pekerjaan dari pada gaji atau kenaikan pangkat.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa kinerja akan berjalan dengan baik dan tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksanakan apabila pegawai memiliki enam faktor yang telah disebutkan diatas.

2.5.Unsur – Unsur Kinerja Pegawai

Menurut Siswanto (2001 ; 231) mengemukakan bahwa pada umumnya unsur- unsur yang dinilai dalam kerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran dan kepemimpinan.

1). Kesetiaan : Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh dengan kesebaran dan tanggung jawab.

(6)

2). Prestasi Kerja : Prestasi kerja adalah kinerja yang di capai oleh seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

3). Tanggung Jawab : Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik – baiknya dan tepat waktu serta berani membuat resiko atas keputusan yang diambilnya.

4). Ketaatan : Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwewenang.

5). Kejujuran : Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

6). Kerja Sama : Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerrja untuk berkerja brsama – sama dengan orang lain untuk menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah di tetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar – besarnya.

7). Kepemimpinan : Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas.

(7)

2.6.Penilaian Kinerja Pegawai

Siagian (2002: 304) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai yang di dalamnya terdapat berbagai faktor seperti :

1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan.

2. Penilaian yang dilakukan serangkaian tolak ukur tertentu yang relastik. Berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan secara obyektif.

3. Hasil penilaian harus di sampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan lima maksud :

a. Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi dorongan kuat bagi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi pada masa yang akan datang.

b. Apabila penilaian tersebut bersifat negative maka pegawai yang bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa mengambil brbagai langkah yang diperlikan untuk mengatasi elemahan tersebut.

c. Jika seseorang mendapat penilaian yang tidak obyektif kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan sehingga pada akhirnya ia dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

d. Hasil penilaian yang dilakukan secra berkala itu terdokumentasi secara rapi dalam arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tak ada informasi yang

(8)

hilang, baik yang sifanya menguntungkan maupun merugikan pegawai yang bersangkutan.

e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan pegawai yang diambil mengenai mutasi pegawai.

2.7.Tujuaan Dan Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Davis (2001 : 340) mempunyai beberpa tujuan dan mamfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai yaitu :

1. Pervormance improvorment. Memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustmen. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya. 3. Plancament decision. Menentukan promosi, transfer, demotion.

4. Training and development needs. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai. 7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa

saja kesalahan yang terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama bidang informasi.

(9)

2.8.Kajian Relevan

Yanti Djamalu melakukan penelitian tentang kinerja pegawai di Kantor Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan bahwa hasil penelitian menunjujkan kinerja pegawai di Kantor pengadilan Tinggi Agama Provinsi Gorontalo belum optimal. Di tinjau dari kondisi yang di temukan sebagian dari pegawai kurang memanfaatkan waktu dalam hal menyelesaikan tugas yang bisa di selesaikan dalam satu hari dan kurangnya motivasi untuk bekerja sehingga mengurangi semangat kerja pegawai. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di Kantor Pengadilan Tinggi Agama yaitu faktor kemampuan dan faktor kepribadian. Selain faktor-faktor tersebut tingkat kinerja pegawai belum optimal dan kurangnya motivasi pimpinan terhadap Kinerja Pegawai.

Referensi

Dokumen terkait

Dari perbandingan jumlah pergantian rute (Tabel 4.19) dan durasi rute Tabel 4.5 , dapat disimpulkan bahwa rute yang dipilih oleh metode yang diusulkan lebih stabil daripada

Berdasarkan hasil perolehan dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa “Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dapat

S.S.T, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir

Dalam rangka masukan perbaikan dalam penyusunan rancangan standar mutu gaharu (SNI 7531:2011), parameter kadar resin dan komposisi kimia dimasukkan dalam penentuan kelas

Berdasarkan AD/ART yang ada, terdapat 3 jenis keanggotaan PPNI, dan sudah diatur mekanisme pendaftaran, pemberian Nomor anggota dan pemberian KTA, mekanisme harus dapat

Adapun hasil dari tugas akhir ini diperoleh informasi tentang penerapan layanan multimedia untuk mobile-phone berbasis SIP serta parameter dan spesifikasi minimum mobile-phone

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengolahan tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis, pemberian mulsa tidak memberikan

Stratifikasi Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke  pelapisan sosial yang lebih