Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 1
BAB III
–
ARAHAN KEBIJAKAN
DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA
KARYA
3.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan
Ruang
3.1.1. Arah Pembangunan Bidang Cipta Karya
3.1.1.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Visi pembangunan dalam RPJMN 2015-
2019 adalah : “
Terwujudnya
Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-Royong
”.
Misi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 2
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun dalam RPJMN 2015-2019 terdapat Sembilan agenda prioritas
(Nawa Cita) sebagai berikut :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur
permukiman pada periode 2015-2019, yaitu:
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 3
9,6 juta rumah tangga dalam pencapaian pengentasan kumuh 0
persen.
b. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh
penduduk Indonesia melalui :
▪
pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di 3.099
kawasan MBR, 2.144 Ibukota Kecamatan, 16.983 desa, 7.557
kawasan khusus, dan 28 regional;
▪
Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH) sebanyak 381.740
unit;
▪
Fasilitasi optimasi bauran sumber daya air domestik di 27 kota
metropolitan dan kota besar;
▪
Fasilitasi 38 PDAM sehat di kota metropolitan, kota besar, kota
sedang dan kota kecil;
▪
Fasilitasi business to business di 315 PDAM;
▪
Fasilitasi restrukturisasi utang 394 PDAM;
▪
Peningkatan jumlah PDAM Sehat menjadi 253 PDAM,
penurunan jumlah PDAM kurang sehat menjadi 80 PDAM, dan
penurunan jumlah PDAM sakit menjadi 14 PDAM.
c. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah
domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen
pada tingkat kebutuhan dasar yaitu
▪
untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik
dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat di
430 kota/kab (melayani 33,9 juta jiwa), penambahan
pengolahan air limbah komunal di 227 kota/kab (melayani 2,99
juta jiwa), serta peningkatan pengelolaan lumpur tinja
perkotaan melalui pembangunan IPLT di 409 kota/kab;
▪
untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 4
▪
untuk sarana prasarana drainase permukiman dalam
pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan
permukiman;
▪
kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye
serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.
d. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung di
kawasan perkotaan melalui fasilitasi peningkatan kualitas bangunan
gedung dan fasilitasnya di 9 kabupaten/kota, fasilitasi peningkatan
kualitas sarana dan prasarana di 1.600 lingkungan permukiman,
serta peningkatan keswadayaan masyarakat di 55.365 kelurahan.
3.1.1.2.
Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan
demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya
infrastruktur dasar (jalan dan air) sudah terpenuhi terlebih dahulu. Beberapa
arahan dalam bidang Cipta Karya, sesuai dengan arahan Renstra Cipta
Karya 2015-2019 adalah terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasar
masyarakat,
dengan
indikator
meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100% dan
sanitasi layak menjadi 100%; pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel, dengan
indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan
permukiman tidak layak menjadi 0%; dan pengembangan infrastruktur
perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian atau yang
biasa disebut target 100-0-100.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 5
penanganan kawasan kumuh serta penanganan sanitasi yang layak melalui
agenda 100-0-100.
Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengidentifikasi data kawasan
permukiman kumuh yaitu 37.407 Ha yang tersebar di 2.883 kawasan di 415
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dari 415 kabupaten/kota tersebut,
sebanyak 129 kabupaten/kota telah menetapkan kawasan permukiman
kumuh di wilayahnya dengan surat keputusan Walikota/Bupati sebagai syarat
mendapatkan program Pemerintah (APBN).
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
3.1.2.1. Arahan RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 6
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi. b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 7
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya,
atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c. memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 8
f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup g. rawan bencana alam nasional
h. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, merupakan pada Kabupaten Kampar terdapat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu PKW Bangkinang dan tidak terdapat PKSN di Kabupaten Kampar. Untuk kawasan strategis nasional berdasarkan RTRWN, di Kabupaten Kampar terdapat KSN Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh.
3.1.2.2. Arahan RTRW Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 9
Berdasarkan dokumen materi teknis RTRW Provinsi Riau, di Kabupaten Kampar Pekanbaru terdapat Kawasan Strategis Provinsi sebagai berikut :
1. Kawasan Candi Muara Takus dan sekitarnya berdasarkan sudut kepentingan Sosial Budaya
2. Kawasan Strategis PLTA Koto Panjang berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
3.1.2.3. Arahan RTRW Kabupaten
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan. c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya
yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 10
Penetapan kawasan strategis kota dinilai berdasarkan sudut kepentingannya, antara lain sebagai berikut:
1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi; 2. kawasan yang mempunyai nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya;
3. kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
4. kawasan yang mempunyai nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi daya dukung lingkungan hidup
Berdasarkan kajian potensi dan perannya terhadap Kabupaten Kampar serta visi kota yang akan di capai sampai dengan akhir tahun perencanaan maka kawasan strategis di Kabupaten Kampar ditetapkan sebagai berikut:
i. Dari sisi kepentingan ekonomi adalah
1. Kawasan perbatasan dengan Kota Pekanbaru yang meliputi sebagian Kecamatan Tapung, Kecamatan Tambang, Kecamatan Perhentian Raja, dan kecamatan Siak Hulu.
2. Kawasan Perkotaan Bangkinang yang merupakan ibukota Kabupaten Kampar.
ii. Dari sisi kepentingan lingkungan adalah:
1. Kawasan Konservasi pada perbatasan dengan Sumatera Barat
2. Kawasan Waduk Koto Panjang
iii. Dari sisi kepentingan sosial budaya adalah kawasan Candi Muara Takus
3.1.2.3.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang Bidang Terkait Cipta Karya
Arahan pengembangan pola ruang terkait cipta karya terdiri dari : 1. Kawasan permukiman
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 11
sehingga mempunyai nilai tambah atau mempunyai kemnfaatan besar bagi semua pihak. Adapun kawasan perbatasan yang dimaksud adalah:
• Kecamatan Tambang
• Kecamatan Tapung Hilir
• Kecamatan Tapung
• Kecamatan Perhentian Raja
• Kecamatan Siak Hulu
2. Kawasan RTH
Undang
-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan Kota untuk menyediakan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) sebesar 30% dari luas wilayahnya, yang terdiri dari 20% RTH
Publik dan 10% RTH Privat. Mengacu pada peraturan yang lebih
teknis mengenai pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH pada
kawasan perkotaan, yang dimaksud dengan RTH Publik adalah RTH
yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten
yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
Sedangkan RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang
perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara
lain
berupa
kebun
atau
halaman
rumah/gedung
milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan (Permen PU Nomor
05/PRT/M/2008).
Ruang terbuka hijau kota di Kabupaten Kampar diarahkan dibangun
pada pusat-pusat permukiman atau ibukota kecamatan dengan luas
sekurang-kurangnya 30% dari luas kawasan perkotaan.
3.1.2.3.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Bidang Cipta Karya
A. Pengembangan Prasarana Sarana Air Minum
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 12
Rencana pengembangan pelayanan air bersih mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Rencana pengembangan jumlah dan kepadatan penduduk. b. Rencana Struktur Tata Ruang dan Jaringan Jalan.
c. Potensi dan masalah pengembangan air bersih.
d. Program strategis Pemerintah Kabupaten Kampar dalam pengembangan air bersih.
Berdasarkan wilayah pelayanannya, sistem penyediaan air bersih dibedakan atas sistem air bersih perkotaan ditujukan untuk melayani kebutuhan domestic (rumah tangga) dan kebutuhan non domestik (perkantoran, perdagangan, jasa, industri, dan lain-lain), sedangkan sistem penyediaan air bersih pedesaan terutama untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Penyediaan air bersih perkotaan diarahkan menggunakan Sistem Instalasi Pengolahan Air Lengkap (SIPAL) jaringan perpipaan, sedangkan untuk air bersih perdesaan diarahkan menggunakan Sistem Instalasi Pengolahan Air Sederhana (SIPAS) jaringan sederhana.
B. Pengembangan Prasarana Air Limbah
Sistem pembuangan air limbah di wilayah Kabupaten Kampar menggunakan dua sistem yaitu sistem sanitasi setempat (on-site sanitation) dan sistem sanitasi terpisah (off-site sanitation). Sistem sanitasi terpisah di wilayah Kabupaten Kampar masih bersatu dengan saluran pembuangan air hujan (combine sewer system), dengan jenis saluran terbuka dan tertutup. Pengelolaan air limbah yang direncanakan adalah sistem sanitasi terpisah. Hal ini dilakukan mengingat sistem ini menjamin keamanan terhadap pencemaran lingkungan dan cukup menguntungkan dari segi luas lahan, kesehatan maupun estetika. Secara ideal dalam sistem ini harus dibuat fasilitas pelayanan berupa pipa-pipa tertutup untuk menggantikan fasilitas yang sudah tidak memenuhi syarat.
Rencana arahan pengembangan prasarana saluran pembuangan limbah di wilayah Kabupaten Kampar bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang sehat dan ekonomis. Untuk beberapa wilayah dengan karakteristik tertentu, perlu diterapkan pengelolaan air limbah dengan sistem sanitasi setempat semi komunal. Sistem sanitasi setempat semi komunal ini diarahkan pada lokasi dengan karakteristik:
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 13
b. Daerah kumuh dengan kepadatan bangunan tinggi dan belum terjangkau pelayanan air bersih dari PDAM.
c. Daerah dengan kondisi pelayanan prasarana buruk dan pertumbuhan penduduk tinggi.
C. Pengembangan Prasarana Persampahan
Hasil prediksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (Kepmenkimpraswil No. 534/2001), maka jumlah timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (2030) adalah sebesar 5.080,01 m3/hari yang terdiri dari timbulan sampah area Non Komersial (NK) sebesar 2.962,01 m3/hari dan area Komersial (K) sebesar 2.118,00 m3/hari.
Rencana prasarana persampahan ini mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Rencana pengembangan jumlah dan kepadatan penduduk b. Rencana Struktur Tata Ruang dan Jaringan Jalan
c. Potensi dan masalah pengembangan persampahan
Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka Rencana Prasarana Persampahan di Wilayah Kabupaten Kampar dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada tahun 2030, tingkat pelayanan prasarana persampahan di area Non Komersial adalah 80%, (sesuai dengan ketentuan dari Standar Pelayanan Minimal
b. Khusus untuk Area Komersial rencana prasarana persampahannya dibuat tersendiri dan dikelola oleh Badan atau lembaga yang mengelola kawasan tersebut.
c. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun rencana ini perlu didukung dengan studi Amdal yang lebih komprehensif. Secara umum, persyaratan lokasi TPA tersebut adalah jenis tanah kedap air, wilayah tidak produktif, tidak mencemarkan sumber air, jarak dari pusat daerah pelayanan ± 10 km, bebas banjir, tidak berlokasi di danau, sungai dan laut serta untuk lokasi TPA > 25 km dari kota perlu dipertimbangkan adanya transfer terpusat. TPA untuk pemenuhan kebutuhan pengolahan sampah Kabupaten Kampar adalah:
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 14
3) TPA untuk wilayah selatan dikembangkan di Kecamatan Kampar Kiri
D. Pengembangan Prasarana Drainase
Sarana drainase yang ada di Kabupaten Kampar lebih banyak mengikuti pola dan drainase jalan, khususnya di kawasan pusat kota. Kontruksi saluran dibuat dari pasangan bata dan beton, sedangkan dibagian pinggiran lebih banyak dalam bentuk saluran tanah.
Kawasan prioritas pengelolaan drainase adalah:
a. Seluruh kawasan perkotaan dan sekaligus menjadi pusat pelayanan, mulai dari PKW, PKLp, PPK maupun PPL
b. Kawasan strategis c. Kawasan industri d. Kawasan wisata e. Kawasan permukiman
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 15
Gambar 3. 1 Konsepsi Pembangunan Infrastruktur melalui Pendekatan
Wilayah
Pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di Pulau Sumatera,
terdapat :
1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauhuni-Bandar
Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api
2. WPS pusat pertumbuhan terpadu Metro Medan-Tebing
Tinggi-Dumai-Pekanbaru
3. WPS pusat pertumbuhan terpadu Batam-Bintan
4. WPS Baru terpadu Sibolga-Padang-Bengkulu
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 16
Gambar 3. 2 Konsep Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 17
Gambar 3. 3 Konsep Wilayah Pengembangan Strategis Metro Medan
–
Tebing Tinggi
–
Dumai
–
Pekanbaru
3.1.4. Arahan RPJMD
3.1.4.1. Visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kampar
menetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Kampar yang hendak diwujudkan
pada Tahun 2016 adalah:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani,
Berakhlak dan Bermoral, Menuju Kehidupan yang Sehat, Sejahtera,
Serta Berdaya Saing pada Tahun 2016”
Visi Pembangunan tersebut harus dapat diukur untuk mengetahui
tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang ingin dicapai pada Tahun 2016 di
Kabupaten Kampar, dengan ukuran sebagai berikut:
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 18
2. Yang madani dapat dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari
tingkat keadilan dan kesetaraan perkembangan ekonomi, kemajuan dan
kesejahteraan diukur dari tingkat kemakmuran yang tercermin pada
tingkat pendapatan dan pembagiannya.
3. Tingkat kehidupan yang sehat dan sejahtera, juga dapat diukur
berdasarkan berbagai indikator sosial yang pada umumnya berkaitan
dengan kualitas sumberdaya manusia. Suatu daerah dikatakan makin
maju dan sejahtera apabila makin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Hal ini tercermin pada tingkat pendidikan terendah serta tingkat
partisipasi pendidikan.
4. Kemajuan dan kesejahteraan suatu daerah juga dapat diukur
berdasarkan indikator kependudukan, termasuk derajat kesehatan. Ada
kaitan yang erat antara kemajuan suatu daerah dengan laju
pertumbuhan penduduk. Daerah yang sudah maju dan sejahtera
ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil, angka
harapan hidup yang lebih tinggi, dan kualitas pelayanan sosial yang
lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang
makin baik akan tercermin dalam produktifitas yang makin tinggi.
5. Daerah yang berdaya saing dan sejahtera juga ditandai oleh peran
serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan,
baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan keamanan. Selain
unsur-unsur tersebut, daerah yang maju dan sejahtera juga harus
didukung dengan infrastruktur yang maju.
6. Berdaya saing (
competitive
) adalah salah satu ukuran kemajuan yang
dicapai. Berdaya saing disini dimaksudkan bahwa Kabupaten Kampar
menjadi kabupaten yang diperhitungkan di Provinsi Riau, baik dari segi
kualitas pemerintahan, tingkat kesejahteraan, pemerataan, pelayanan,
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 19
Tabel 3. 1 Visi, Pokok-Pokok Visi, dan Penjelasan Visi Tahun 2011-2016
Kabupaten Kampar
No.
Visi
Pokok-Pokok Visi
Penjelasan Visi
1.
Terwujudnya
efektif
dalam
segala
aspek
kehidupan
terutama dalam peranya
membangun
Kesejahteraan
dan
keadialan yang diladasi
oleh nilai ahlak dan moral
yang
ada
di
dalam
1. Kemajuan ekonomi yang
diukur dari tingkat
pertumbuhan ekonomi
yang stabil dan meningkat
2. Tigkat pertumbuhan
ekonomi secara sektoral
yang stabil dan berimbang
3. Tingkat kemajuan
infrastruktur yang semakin
baik dan merata kesemua
wilayah
4. Kualitas kesehatan
penduduk yang semakin
baik dan akses pelayanan
kesehatan yang semakin
baik dan merata
5. Laju pertumbuhan
penduduk yang semakin
rendah
6. Angka harapan hidup
yang semakin tinggi,
Daerah yang sejahtera
ditandai oleh peran serta
rakyat secara nyata dan
efektif
dalam
segala
aspek kehidupan, baik
ekonomi, sosial, politik,
maupun
pertahanan
yang lebih baik dari
daerah lain khususnya di
provinsi Riau
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 20
No.
Visi
Pokok-Pokok Visi
Penjelasan Visi
4. Pelayanan publik dan
sosial yang semain baik
dan merata
5. Penyediaan infrastruktur
yang semamin baik dan
merata
kerja masing- masing,
dengan kualifikasi atau
kualitas
tertentu,
sehingga dapat sejajar
atau bahkan lebih tinggi
dengan daerah lain.
Sumber : RPJMD Kabupaten Kampar 2011-2016
3.1.4.2. Misi
Pencapaian visi di atas, dilakukan dengan misi sebagai berikut:
1. Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa,
menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang
menjamin sistem sosial bermasyarakat dan bernegara dalam
menghadapi tantangan global.
2. Mewujudkan masyarakat yang berpendidikan untuk meningkatkan
SDM yang bermartabat melalaui penguasaan IPTEK yang ditopang
oleh sendi-sendi ilmu, iman dan peradaban, untuk menghasilkan
manusia yang berdaya saing global.
3. Mengembangkan potensi SDA dan potensi masyarakat untuk
membangun pondasi ekonomi kerakyataan yang kokoh.
4. Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang dapat
menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan misi di atas, terdapat tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai dalam RPJMD Kabupaten Kampar tahun 2011-2016, antara lain
sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Misi, Tujuan dan Sasaran PembangunanTahun 2011-2016
Misi I
Tujuan
Sasaran
Mengembangkan
masyarakat yang
1. Masyarakat
agamis/beriman
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 21
1. Meningkatnya peran keagamaan
dalam pembangunan.
3. Masyarakat berbudaya 1. Meningkatnya kunjungan wisata.
2. Meningkatnya promosi dan
investasi pariwisata, seni, dan
budaya, serta pelestarian cagar
budaya.
4. Masyarakat menghargai
kesetaraan gender
1.
Meningkatnya peran perempuan
di lembaga pemerintahan dan
swasta.
2.
Menurunnya tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
5. Masyarakat
berkesadaran hukum
1.
Terlaksananya kepastian
hukum, rasa keadilan,dan
ketertiban masyarakat.
2.
Meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap peraturan
dan hukum yang berlaku.
3.
Meningkatnya pemahaman
prinsip
‐
prinsip dasar hukum dan
HAM.
1. Meningkatnya kapasitas dan
profesionalisme aparatur
pemerintahan daerah dan desa
serta lembaga pemerintah.
1. Meningkatnya aksesibilitas dan
pemerataan pendidik- an
khususnya bagi masya- rakat
miskin.
2. Meningkatnya mutu pendi- dik,
Tenaga kependidikan dan
manajemen sekolah.
3. Meningkatnya minat dan
budaya gemar membaca
masyarakat serta layanan
perpustakaan.
2. Peningkatan kualitas
kependudukan
1. Meningkatnya kesadaran akan
kerukunan masyara- kat.
2. Meningkatnya partisipasi
pemuda dalam pembangu- nan
daerah.
3. Meningkatnya partisipasi
stakeholder dalam
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 22
Misi I
Tujuan
Sasaran
4. Meningkatnya pembinaan
olahraga edukasi dan dukungan
olahraga prestasi.
1. Meningkatnya kuantitas dan
kualitas pelayanan publik.
2. Meningkatnya kepuasan kualitas
pelayanan publik.
1. Memperkuat ekonomi
masyarakat
melalu
pemberdayaan ekonom
kerakyatan
1. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi daerah dan pemerataan
pendapatan.
2. Meningkatkan peran Lembaga
Keuangan Mikro di pedesaan.
2. Peningkatan
1. Meningkatnya PAD Kab.
Kampar.
2. Meningkatkan sumber PAD
berdasarkan pola ruang.
3. Peningkatan Investasi
dalam memperkuat
pondasi ekonomi
daerah
1. Meningkatnya peran investasi
swasta
2. Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat.
1. Meningkatnya prosentase rumah
dan lingkungan sehat.
2. Meningkatkan jumlah penduduk
yang memiliki jaminan
kesehatan.
3. Meningkatkan prilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
kesehatan
1. Meningkatnya peran swasta
dalam pelayanan kesehatan.
Misi V
Tujuan
Sasaran
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 23
1. Meningkatnya peran masyarakat
dalam pembangunan
1. Meningkatnya sarana dan
prasarana ekonomi untuk
menunjang sentra ekonomi.
Sumber : RPJMD Kabupaten Kampar 2011-2016
3.1.4.3. Strategi
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, maka ditetapkanlah strategi
yang merupakan kegiatan, mekanisme, atau sistem untuk mengantisipasi
secara menyeluruh dan memaksimalkan pencapaian tujuan ke depan melalui
pendekatan rasional. Adapun rumusan strategi pembangunan Kabupaten
Kampar 2011-2016 sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Sasaran dan Strategi Pembangunan Tahun 2011-2016
Kabupaten Kampar
Misi Sasaran Strategi
I 2. Meningkatnya fungsi dan peran agama dalam masyarakat.
Peningkatkan nilai‐nilai agamis dan
berakhlak mulia dalam masyarakat
3. Meningkatnya peran keagamaan dalam pembangunan.
Peningkatan peran keagamaan
dalam pembangunan.
4. Meningkatnya kunjungan wisata. Peningkatan kunjungan dan
lama tinggal wisatawan
5. Meningkatnya promosi dan investasi pariwisata, seni, dan budaya, serta pelestarian cagar budaya.
Peningkatnya promosi dan
investasi pariwisata, seni, dan
budaya, serta pelestarian cagar
budaya pelestarian aset seni
budaya daerah
6. Meningkatnya peran perempuan di lembaga pemerintahan dan swasta.
Peningkatnya peran
perempuan di lembaga
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 24
Misi Sasaran Strategi
7. Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Penurunan tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
8. Terlaksananya kepastian hukum, rasa keadilan,dan ketertiban masyarakat.
Peningkatan pemahaman hak
dan kewajiban warga Negara
9. Meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap peraturan dan
hukum yang berlaku
10. Meningkatnya pemahaman prinsip‐ prinsip dasar hukum dan HAM.
Peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap prinsip‐ prinsip
dasar hukum dan HAM
11. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintahan daerah dan desa serta lembaga pemerintah.
1. Peningkatan kinerja dan profesionalisme aparatur dan lembaga pemerintah
2. Peningakatan fasilitasi dan pelatihan aparatur pemerintahan desa
3. Peningkatan pemberian pelayanan prima bagi masyarakat
4. Peningkatan pelaksanaan koordinasi pemerintah pada dinas/instansi terkait secara periodik dan berkelanjutan
5. Peningkatan pelaksanaan bimtek untuk implementasi perundang‐ undangan
II 4. Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin.
Peningkatan aksesibilitas dan
pemerataan pendidikan khususnya
bagi masyarakat miskin
5. Meningkatnya mutu pendidik, Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah.
Peningkatan mutu pendidik,
Tenaga kependidikan dan
manajemen sekolah
6. Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan.
Peningkatan minat dan budaya
gemar membaca masyarakat serta
layanan perpustakaan
7. Meningkatnya kesadaran akan kerukunan masyarakat.
1. Peningkatan Penyelenggaraan pemerintahan yang terukur 6. Peningkatan pemahaman hak dan
kewajiban warga negara
8. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah.
1. Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah 2. Peningkatan prestasi kepemudaan
dan olahraga
9. Meningkatnya partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 25
Misi Sasaran Strategi
stakeholder dalam pembangunan
daerah
10. Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi.
Peningkatan pembinaan
olahraga edukasi dan dukungan
olahraga prestasi
11. Meningkatnya mutu ketenagakerjaan. Peningkatan mutu ketenaga
kerjaan.
12. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
Peningkatan kuantitas dan
kualitas pelayanan publik.
13. Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan publik.
Peningkatan kepuasan kualitas
pelayanan public
14. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua urusan.
Peningkatan kualitas database
dalam format digital di semua
urusan
Peningkatan Sistem Informasi
yang berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). 15. Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
16. Meningkatnya informasi melalui media massa.
Peningkatan informasi melalui
media massa
17. Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna.
3. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan
Peningkatan pertumbuhan
ekonomi daerah dan pemerataan 1. Meningkatkan peran Lembaga Keuangan
Mikro di pedesaan
Peningkatan peran Lembaga
Keuangan Mikro di pedesaan 2. Meningkatnya PAD Kab. Kampar. Peningkatan kontribusi PAD
dari semua sektor 3. Meningkatkan sumber PAD berdasarkan
pola ruang.
Peningkatan sumber PAD
berdasarkan pola ruang
4. Meningkatnya peran investasi swasta Peningkatan peran investasi swasta dalam pembangunan
5. Menurunnya tingkat pengangguran Peningkatan pengunaan tenaga
kerja tempatan oleh pihak swasta I
V
4. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan melalui akreditasi
Puskesmas dan RS
5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan kesehatan ibu dan
anak serta status gizi masyarakat
6. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 26
Misi Sasaran Strategi
kesehatan masyarakat
7. Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat.
Peningkatan prosentase rumah
dan lingkungan sehat
8. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan.
Peningkatan jumlah penduduk
yang memiliki jaminan kesehatan.
9. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.
Peningkatan standarisasi
lingkungan sehat dan prilaku hidup
bersih
10. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan.
Peningkatan peran swasta
dalam pelayanan kesehatan
Peningkatan kemitraan
pemerintah dan dunia usaha, dalam
pelayanan kesehatan
V2. Meningkatnya pembangunan kawasan strategis.
Peningkatan pembangunan
kawasan strategis
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan.
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur pedesaan
4. Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan lingkungan.
1. Peningkatkan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan dengan
membangun sektor-sektor unggulan.
2. Peningkatan peranan sektor sektor yang non unggulan dengan
memperhatikan dampaknya pada kehidupan sosial dan lingkungan hidup
5. Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi untuk menunjang sentra ekonomi.
Peningkatan sarana dan
prasarana ekonomi untuk
mempercepat pertumbuhan
ekonomi melalui optimalisasi,
pemanfaatan lahan, diversifikasi,
intensifikasi serta pengembangan
sentra ekonomi
3.1.4.3.1. Arah Kebijakan Bidang CIpta Karya
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 27
infrastruktur yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
.
3.1.4.3.2.
Program Bidang Cipta Karya dan Kebutuhan AnggaranKebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten Kampar lima
tahun ke depan merupakan kelanjutan kebijakan pembangunan sebelumnya.
Berikut adalah program bidang cipta di Kabupaten Kampar :
1) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
2) Program Pengembangan Perumahan
3) Program Pengembangan Kawasan Permukiman
4) Program Pembangunan Saluran Drainase
5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
6) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 28
Tabel 3. 4 Program Pembangunan Daerah Tahun 2011-2016 Bidang Cipta Karya Kabupaten Kampar
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Program perencanaan tata ruang Pengembangan kawasan industri
Dinas Cipta karya dan tata ruang
Program perencanaan tata ruang Koordinasi Rencana dan Penerapan Tata Ruang (keg)
1 1 1 1 1 Bappeda
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat Tumbuh
Penyusunan perencanaan pengembangan wilayah dan Sosialisasi (keg)
1
1
1
Bappeda
Program Pemanfaatan Ruang Pengembangan kawasan
agrowisata dan agropolitan
Dinas Cipta karya dan tata ruang
Program Kerjasama pembangunan Terjalinnya koordinasi kerjasama pembangunan (keg)
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 29
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Perencanaan Pembangunan daerah Koordinas, Penyusunan perencanaan prasarana wilayah dan SDA (dokumen)
2 10 11 10 8 Bappeda
Program Pengembangan perumahan
Peningkatkan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan dengan membangun sektor-sektor unggulan
Dinas Cipta Karya dan Tata ruang/Bag Kesra Setda Kampar
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Peningkatan peranan sektor sektor yang non unggulan dengan memperhatikan dampaknya pada kehidupan sosial dan lingkungan hidup.
Dinas Cipta Karya dan Tata ruang
Program lingkungan Sehat Perumahan
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 30
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Peningkatan peranan sektor sektor yang non unggulan dengan memperhatikan
dampaknya pada
kehidupan sosial dan lingkungan hidup.
Dinas Cipta Karya dan Tata ruang
Program lingkungan Sehat Perumahan
Dinas Cipta Karya dan Tata ruang
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Dinas pasar, kebersihan & pertamanan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
BLH
Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Tersedianya air sehat layak minum (%)
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 31
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Meningkatnya kebutuhan infrastruktur pedesaan yang telah terlayani (%)
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program Pembangunan saluran Drainase/Gorong-Gorong
Pembangunan saluran Drainase dan gorong gorong (%)
1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase penduduk yang terlayani pengelolaan sampah
- - - - Badan lingkungan hidup
Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Jumlah TPA sampah dengan sistem sanitary landfill
Dinas Pasar, kebersihan dan
pertamanan
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 32
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Penanganan sanitasi dan higienitas pasar khususnya kios/los penjualan daging (ayam, sapi)
Program Pengelolaan RTH 100 100 100 100 100 Badan
lingkungan hidup
Program Pengelolaan RTH Dinas Pasar,
kebersihan dan
pertamanan
Program Pengelolaan RTH Meningkatnya luas dan
kualitas TRH (Ha)
5 25 30 40 50 Dinas Kehutanan
Program Pengendalian Banjir Meningkatnya wilayah yang telah tertangani (%)
5 10 20 25 25 BPBD
Program Pengendalian banjir
2.300m 2.700 m
3.000 m
3.600 m
3.900m
Dinas Bina Marga dan Pengairan
Program Pencegahan dini dan penaggulangan korban bencana alam
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 33
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target SKPD
Penanggung Jawab
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana 25 25 25 25 BPBD
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan bahaya kebakaran
Dinas Sosial dan Tenaga Kertja
Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana
40 15 15 15 BPBD
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 34
3.1.4.4. Kebijakan Keuangan DaerahSuatu program prioritas, baik strategis maupun operasional, kinerjanya
merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas
yang dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD
dengan kepala daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan
penyelenggaraan aspek strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan
urusan pemerintahan dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat
diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung dipengaruhi oleh visi dan misi
kepala daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada beberapa urusan untuk
mendukung visi dan misi serta program kepala daerah terpilih, tidak berarti
bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan.
Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan
sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis
dilakukan pada identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan
(wajib dan pilihan).Setelah program prioritas diketahui baik berasal dari
perumusan strategis maupun dari rumusan permasalahan pembangunan
daerah, selanjutnya perhitungan pagu indikatif masing-masing program
dipisahkan menjadi pagu indikatif untuk program prioritas yang berhubungan
dengan program pembangunan daerah (strategik) dan pagu indikatif untuk
program-program yang berhubungan dengan pemenuhan penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah. Perumusan indikasi rencana program prioritas
yang disertai kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil
verifikasi terhadap rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif dari setiap rancangan Renstra SKPD.
3.1.4.5. Indikator Kinerja
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 35
pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek
kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun
atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi
kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Indikator
kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil
indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau
kompositnya (impact).
Penetapan Indikator Kinerja Daerah dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kampar
tahun 2011-2016 meliputi :
1. Aspek
kesejahteraan
masyarakat,
aspek
dengan
fokus
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi, fokus
kesejahteraan masyarakat dan focus seni budaya dan olahraga.
2. Aspek pelayanan umum yang meliputi urusan wajib dan pilihan.
3. Aspek daya saing daerah dengan focus kemampuan ekonomi
daerah, focus fasilitas wilayah/infrastruktur, focus iklim berinvestasi
dan fokus sumberdaya manusia.
3.2. Rencana Strategi Infrastruktur Bidang CIpta Karya
3.2.1. Arahan Rencana Kawasan Permukiman (RKP) Kabupaten/Kota
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada;
b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaanprogram sektoral bidang Cipta Karya di daerah;
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 36
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang tertuang di berbagai dokumen; dan
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
3.2.1.1. Tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Berdasarkan dokumen RP2KP Kabupaten Kampar yang disusun tahun 2014, tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Kampar yaitu:
“Terwujudnya Permukiman dan Infrastruktur Permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan, guna menuju kehidupan yang sehat,
sejahtera dan berdaya saing”
Berdasarkan rumusan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka menghasilkan rumusan kebijakan sebagai berikut:
1. Melakukan penataan pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman sesuai regulasi di dalam rencana tata ruang
2. Meningkatan cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur permukiman perkotaan
3. Menumbuhkembangkan kapasitas kelembagaan, peran serta masyarakat dan sistem pembiayaan terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
3.2.1.2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (kabupaten/kota)
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang tergambar dalam dokumen RP2KP Kabupaten Kampar adalah upaya perwujudan dari Visi dan Misi yang telah disusun. Berikut strategi dan rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan :
Tabel 3. 5
Strategi dan Program Pembangunan Kawasan PermukimanNO STRATEGI PROGRAM PEMBANGUNAN 1 Mewujudkan dan Meningkatkan
Pemanfaatan Lahan
Permukiman Padat Perkotaan yang layak hunian
• Perencanaa pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 37
NO STRATEGI PROGRAM PEMBANGUNAN 2 Mengendalikan Dan Mencegah
Berkembangnya potensi Kawasan Permukiman Kumuh
prasarana infrastruktur permukiman perkotaan.
• Pengadaan dan pembangunan RUSUNAWA
• Pengadaan dan pembangunan Rumah susun hunian (RSH) kawasan industri
• Perencanaan dan pembangunan IPAL
• Perencanaan dan Pembangunan IPAL B3
• Revitalisasi Kawasan Kumuh
• Penertiban status kepemilikan lahan
• Penertiban status penggunaan lahan
• Penyusunan RDTR
• Penertiban perizinan Pendirian ijin bangunan (IMB)
• Penguatan peraturan perundangan
• Sosialisasi rencana tata ruang
• Pengadaan sertifikasi lahan kawasan permukiman
• Pengembangan manajemen permukiman dan infrastruktur permukiman berbasis masyarakat
• Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
• Pembangunan infrastruktur stasiun antara dan tempat pemrosesan akhir sampah
• Perencanaan TPA Regional
• Pembangunan TPA Regional
• Peningkatan/ Pembangunan TPST/ 3R
• Program pengelolaan sampah berbasis masyarkat
• Penguatan peraturan pengelolaan sampah
• Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dan ME
• Pengad. dan Pemas. Bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum Kap 2.5 L/det
• Pengad/ Pemas Paket SPAM Kap. 40 l/dt Lengkap dgn prasarana pendukung
• Rehabilitasi/ Peningkatan/ Pembangunan Infrastruktur Drainase Perkotaan
• Perencanaan dan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
• Program perluasan cakupan pelayanan MCK Umum
• Program pembinaan teknis pengelolaan air limbah
• Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kawasan
• Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan sadar sanitasi sehat
• Pengembangan manajemen infrastruktur permukiman berdasarkan pemberdayaan masyarakat
• Peningkatan kualitas infrastruktur berbasis masyarkat
• Penguatan kelembagaan antar instansi, masyarakat dan pengembang
3 Memperkuat Peraturan Daearah Tentang Pengendalian Dan Penataan Kawasan Permukiman Kota
4 Meningkatkan system
pengelolaan persampahan yang berkelanjutan
5 Meningkatkan cakupan pelayanan air minum
6 Meningkatkan system drainase perkotaan yang terpadu dan tertata
7 Meningkatkan pengelolaan limbah
8 Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan
9 Menjalin Kerjasama Berbagai Pihak Untuk Mendorong
Peningkatan Investasi Dibidang Pembangunan Perumahan.
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 38
3.2.1.3. Penetapan kawasan permukiman prioritasKawasan permukiman prioritas merupakan kawasan yang dijadikan obyek dan sasaran prioritas penanganan berdasarkan penilaian terhadap urgenitas dan tingkat kemendesakannya akan kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Sehingga perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas dilakukan dengan memperhatikan kondisi yang ada, yaitu melalui proses inventarisasi potensi dan permasalahan yang dilakukan bersama-sama dengan pemangku kepentingan daerah yang sangat memahami kondisi pemukiman yang ada diwilayahnya masing-masing dan juga mempertimbangkan rencana dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat yaitu pemerintah kabupaten Kampar.
Berdasarkan hasil skoring dengan berbagai indikator penilaian dari program SPPIP/RP2KP maka diperoleh kawasan prioritas sebagai berikut :
• Prioritas 1: Bangkinang
• Prioritas 2: Taratak Buluh
• Prioritas 3: Tarai Bangun
• Prioritas 4: Rimbo Panjang
• Prioritas 5: Tanah Merah
• Prioritas 6: Pandau Jaya
• Prioritas 7: Kubang Jaya
• Prioritas 8: Karya Indah
• Prioritas 9: Patapahan
• Prioritas10: Tambang
• Prioritas 11: Lipat Kain
• Prioritas 12: Kota Garo
• Prioritas 13: Sungai Pagar
• Prioritas 14: Batu Basurat
3.2.2. Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota (RISPAM)
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 39
3.2.2.1. Rencana Sistem PelayananPenentuan daerah pelayanan baik perpipaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP) didasarkan pada rencana pengembangan daerah, kepadatan penduduk, pola pembangunan dan perkiraan kebutuhan air minum. Dengan demikian sistem penyediaan air minum yang direncanakan akan lebih efisien. Daerah pelayanan yang direncanakan adalah Kabupaten Kampar yang mencakup 21 Kecamatan yang terdiri dari 250 Kelurahan/Desa. Daerah pelayanan yang akan dijangkau oleh sistim penyediaan air bersih dirancang dan disesuaikan berdasarkan :
• Urgensi kebutuhan air dan Kepadatan hunian
• Kemudahan atas penjangkauan sistim daerah pelayanan, Efisiensi dan
ekonomi dan biaya
Rencana daerah pelayanan air minum di lokasi studi meliputi daerah Ibu Kota Kecamatan, Pusat Pemukiman, Perdagangan, urban dan fasiltas sosial masyarakat serta wilayah rawan air bersih. Rencana untuk memenuhi kebutuhan terhadap daerah yang akan mendapatkan air minum dari sistem perpipaan penyediaan air bersih, mengacu pada beberapa pertimbangan, yaitu :Daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan :
• Meningkatkan kualitas pelayanan pada daerah yang saat ini sudah
mempunyai sumber air minum tapi belum cukup kuantitasnya dan dirasakan sangat kekurangan pada saat musim kering
• Memberikan pelayanan air minum pada daerah yang saat ini telah
terbangun tetapi belum mendapat pelayanan air bersih.
Justifikasi dari kriteria kebutuhan air dan rencana daerah pelayanan antara lain disebabkan :
• Skenario Pertumbuhan Kawasan Perumahan Pemukiman dilaksanakan
secara intensif/ekstensif, Skenario pola pengembangan Pertambangan, perkebunan danindustri , Skenario pola pengembangan perdagangan dan jasa
• Tingkat perkembangan penduduk yang cukup besar akan mempercepat
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 40
• Tingkat perkembangan yang tinggi/sedang/rendah, akan memberikanpeluang untuk berimigrasi bagi penduduk ke kelurahan/desa tersebut karena tingkat kualitas lingkungan masih dalam keadaan baik.
Tabel 3. 6
Pembagian Zone Geografis SPAMBab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 41
Arahan system pelayanan air minum diKabupaten Kampar yaitu :
• Sistem Perpipaan yaitu Optimalisasi dan peningkatan Sistem IKK Eksisting
Kecamatan Bangkinang, Kecamatan Siak Hulu, Kecamatan Kampar Timur, Kecamatan Bangkinang Sebrang, Kecamatan Tambang. Sedangkan untuk system Non Perpipaan (BJP) diarahkan di Zona Tengah, Utara dan Selatan serta kawasan sulit/rawan air.
• Sistem Perpipaan yaitu Kecamatan Tapung Hulu, Kecamatan Tapung
Kecamatan Salo, Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Rumbio Jaya, Kecamatan Bangkinang Barat, Kecamatan Kampar Timur dan Kecamatan XII Koto Kampar serta Kecamatan Kampar Kiri. Sedangkan untuk system Non Perpipaan (BJP) diarahkan di Zona Utara dan Selatan serta kawasan sulit/rawan air.
• Sistem Perpipaan yaitu Sistem IKK Eksisting, Kecamatan Tapung Hulu,
Kecamatan Tapung, Kecamatan Tapung Hilir dan Kecamatan Gunung Sahilan.
• SIstem Non Perpipaan diarahkan dipedesaan di Zona Utara dan Selatan
serta optimalisasi dan peningkatan BJP eksisting
• Sistem Perpipaan yaitu Kecamatan dengan system IKK (Eksisting) di Zona Tengah, Utara dan Selatan serta interkoneksi pada Zona Tengah. Sistem Non Perpipaan diarahkan dipedesaan di Zona Utara dan Selatan serta optimalisasi dan peningkatan BJP eksisting
3.2.2.2. Rencana Pengembangan SPAM
Sasaran penyusunan master plan air minum adalah untuk pelayanan air minum tahun 2010-2030. Adapun Grand Strategi Pengembangan SPAM Kabupaten Kampar yaitu :
• Optimalisasi, Rehabilitasi dan peningkatan Sistem IKK Eksisting dan BJP
Eksisting
• Kawasan pemukiman perkotaan, pusat perdagangan dan jasa (Zona
Tengah) dan Zona Utara (Industri, Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan dan Zona Selatan kawasan potensi dan wilayah pengembangan baru (industri, Pertanian dan Perkebunan)
• Pengembangan SPAM ke Wilayah Kawasan Perkotaan (Zona Tengah)
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 42
• Perluasan Cakupan Pelayanan Air Bersih dalam rangka PeningkatanKeadilan Layanan melalu sistem BJP
• Sistem Interkoneksi, Rehabilitasi dan Optimalisasi Eksisting Sistem
(Program jangka panjang) dimana interkoneksi ini terbangun dan direnanakan setelah system IKK di Zona Tengah secara teknis memenuhi, handal dan baik.
• Pemanfaatan Idle Kapasitas Produksi Terpasang dimasa mendatang
terutama sistem pelayanan pada Zona Tengah .
• Melaksanakan Pembinaan Teknis NSPM O dan P
• Memobilisasi Alternatif Pendanaan Investastasi Infrastruktur Penyediaan Air
Minum
• Mendorong Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, SDM dan Penyehatan
PDAM
• Penyusunan Studi Kelayakan Dan DED Program Jangka Pendek dan
Menengah Sistem
• Penyediaan Air Bersih kawasan berkembang dan potensi
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 43
Bab II
–
Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
III - 44
3.2.2.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air MinumDalam suatu sistim penyediaan air minum biasanya tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai kepada konsumen. Biasanya terdapat kebocoran disana sini yang biasanya disebut kehilangan air. Kebocoran/kehilangan air yang berasal dari instalasi itu sendiri, pecucian unit-unit instalasi dan keperluan air bersih untuk karyawan, pada pipa distribusi dan sekunder, pada alat meter air kesalahan administrasi dan juga untuk pemadam kebakaran/penyiraman tanah.
Kehilangan air pada sistim ini diusahakan sekecil mungkin, di antaranya dilakukan dengan mengoperasikan instalasi yang benar, pemasangan sambungan pipa transmisi dan distribusi dengan baik, penggunaan peralatan meter air yang baik dan ketelitian dalam laporanadministrasi. Kehilangan air pada tahun pengamatan adalah antara 25 % sampai 30.%. Untuk perencanaan ini kehilangan air dibatasi sebesar lebih kurang 30 % dari kebutuhan.
Adapun upaya untuk mengatasi kebocoran air ini yaitu:
1. Program penanganan Real Losses, mencakup 4 (empat) komponen utama, yaitu :
• Pendeteksian kebocoran air secara lebih efektif.
• Pengelolaan tekanan air dan pengendalian level tekanan air.
• Membenahi sistem, dengan pemeliharaan,penggantian dan rehabilitasi.
• Meningkat kan kecepatan dalam merespon laporan untuk perbaikan
kebocoran pipa.
2. Program penanganan Apparent Losses, mencakup 4 (empat) komponen utama, yaitu :
• Menurunkan kesalahan pada meter air (meter error), dengan cara
pengujian, perekatan yang baik, dan penggantiannya.
• Menurunkan kesalahan oleh manusia (human error), dengan cara
pelatihan, standarisasi, pelaporan dan auditing..
• Menurunkan kesalahan oleh komputer (computer error), dengan cara
auditing, checking, analisa rutin, upgrade.
• Menurunkankan pencurian air, dengan cara pendidikan, tindakan hukum,