• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi kecerdasan spiritual mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 Yogyakarta tahun 2015 dan usulan topik-topik bimbingan klasikal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi kecerdasan spiritual mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 Yogyakarta tahun 2015 dan usulan topik-topik bimbingan klasikal"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2012 YOGYAKARTA TAHUN 2015 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Cynthia Wulandary Tampi NIM: 111114026. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2012 YOGYAKARTA TAHUN 2015 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun oleh: Cynthia Wulandary Tampi NIM: 111114026. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Bagi Tuhan tak ada yang mustahil dan tak ada yang mustahil bagi orang percaya. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Roma 12:12 Jangan hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. Matius 21:22 Doa orang benar, bila didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16b. (ThomaMs Alva Edison Everyday may not be good, but there is something good. Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Orangtuaku tercinta Opa dan omaku tercinta Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Orang-orang yang ku cinta Teman-teman BK Angkatan 2011. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. DESKRIPSI KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2012 YOGYAKARTA TAHUN 2015 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Cynthia Wulandary Tampi Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan kecerdasan spiritual mahasiswa. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 yang berjumlah 68 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kecerdasan spiritual mahasiswa yang mencakup sembilan tanda-tanda kecerdasan spiritual, yaitu bersikap fleksibel, kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui atau melewati rasa sakit, kualitas hidup yang diilhami oleh visi yang didasari oleh nilai-nilai, keengganan melakukan sesuatu hal yang merugikan, kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan "holistik"), kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" atau "Bagaimana jika?" untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, dan mandiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat tiga tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa yaitu, rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong rendah kecerdasan spiritualnya, ada 29 (43%) mahasiswa yang tergolong sedang kecerdasan spiritualnya, dan ada 39 (58%) mahasiswa yang tergolong tinggi kecerdasan spiritualnya. Berdasarkan item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual mahasiswa termasuk sedang, peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkannya.. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. THE SPIRITUAL INTELEGENCE DESCRIPTION OF GUIDANCE AND COUNSELING FACULTY OF SANATA DHARMA UNIVERSITY STUDENT CLASS OF 2012 YOGYAKARTA 2015 AND SUGGESTION OF CLASICAL GUIDANCE TOPICS. By: Cynthia Wulandary Tampi Sanata Dharma University 2015 This research purposed to gets spiritual intelligence of guidance and counseling faculty of Sanata Dharma University student class of 2012 and makes suggestion of classical guidance topics to increase the spiritual intelligence of university student. The research is a description research with survey method. The subject of this research are all the 68 students of Guidance and Counseling faculty of Sanata Dharma class of 2012. The instrument of this research is a questioner that reveals the students spiritual intelligence that includes nine signs of spiritual intelligence that is flexibility in act, self awareness, the ability to face and take advantage of the suffering, the ability to face and beyond the unwilling to do something harmed, the tendency to look the connection of many things ("holistic" view), the real willingness to ask "why?" or "how it?" to find the basic answer, and be autonomous. The data analysis technique that used is categorized the spiritual intelligence of Guidance and Counseling faculty of Sanata Dharma University students class of 2012 based on Azwar criteria. There are three level of student spiritual intelligence that is low, medium, and high. The research result shows that: there is no (0%) student that have low spiritual intelligence, 29 (43%) students have medium spiritual intelligence, and 39 (58%) students have high spiritual intelligence level. Based to the questioner items that shows that the spiritual intelligence of students is medium, the writer suggest the guidance classical topics that suitable 8iop[hon increase it.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, hikmat, dan penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian laporan penelitian dalam bentuk skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang dengan sangat sabar dan tulus telah memberikan waktu, perhatian, motivasi, petunjuk, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis. 4. Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2011, atas kebersamaan selama empat tahun. 5. Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2012, atas kesediaannya mengisi kuesioner ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………..….......... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….…..... ii. HALAMAN PENGESAHAN………………………….………………….... iii. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….….... iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………..….... v. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...….... vi. ABSTRAK…………………………………………………………………... vii. KATA PENGANTAR………………………………………………….….... ix. DAFTAR ISI……………………………………………………………….... xi. DAFTAR TABEL………………………………………………………….... xiv. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xv. BAB I PENDAHULUAN……………………………………...……………. 1. A. Latar Belakang Masalah………………………………,.………...…... 1. B. Identifikasi Masalah……………………………………..…............... 4. C. Pembatasan Masalah…...………………………………..……..…...... 5. D. Rumusan Masalah……………………………………..…….……...... 5. E. Tujuan Penelitian…………………………………………….……..... 5. F. Manfaat Penelitian..……………………………...….…….................. 5. G. Definisi Operasional Variabel.……………………………………..... 6. BAB II LANDASAN TEORI…...................................................................... 8. A. Tingkat Perkembangan Mahasiswa...................................................... 8. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Macam-macam Kecerdasan…………………………......................... 13. 1. Definisi Kecerdasan Jamak............................................................ 13. 2. Jenis Kecerdasan………................................................................ 14. C. Kecerdasan Spiritual............................................................................ 16. 1. Definisi Kecerdasan Spiritual........................................................ 16. 2. Kecerdasan Spiritual pada Masa Dewasa Awal............................ 18. 3. Tanda-tanda Kecerdasan Spiritual yang telah Berkembang dengan Baik.................................................................................. 4. Manfaat Kecerdasan Spiritual Bagi Kehidupan............................ 19 23. 5. Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual pada Mahasiswa………………............................................................. 26. 6. Faktor-faktor yang Menghambat Perkembangan Kecerdasan Spiritual………………….............................................................. 31. 7. Menjadi Orang Tua yang Cerdas Secara Spiritual......................... 34. BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 38. A. Jenis Penelitian..................................................................................... 38. B. Subjek Penelitian.................................................................................. 38. C. Instrumen Penelitian............................................................................. 39. D. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 43. E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 47. F. Teknik Analisis Data............................................................................. 47. BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIKTOPIK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL............ 50. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. A. Hasil Penelitian Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012..................................................................................... B. Pembahasan ……….............................................................................. 50 52. C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal yang Sesuai untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD......... 55. BAB V PENUTUP............................................................................................ 61. A. Kesimpulan........................................................................................... 61. B. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 61. C. Saran..................................................................................................... 62. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 63. LAMPIRAN..................................................................................................... 65. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1.. Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Spiritual………................ 42. Tabel 2.. Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid................... 45. Tabel 3.. Kriteria Guilford.................................................................. 47. Tabel 4.. Norma Kategorisasi.............................................................. 49. Tabel 5.. Kategori Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012……............................................................ Penggolongan Item Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012 Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor…………….............................................. Item-Item Kuesioner Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012 yang Menunjukkan Bahwa Kecerdasan Spiritualnya Sedang…...................................... Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012 yang Kecerdasan Spiritualnya Masih Rendah………....................................... Tabel 6.. Tabel 7.. Tabel 8.. xiv. 51. 56. 57. 58.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.. Kuesioner.......................................................................... 65. Lampiran 2.. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.................................... 70. Lampiran 3.. Tabulasi Data Penelitian..................................................... 74. ABSTRACT. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena memiliki kecerdasan yang telah diberikan saat masih di dalam kandungan. Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Tuhan yang menjadikan manusia berbeda dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya, dengan berfikir dan belajar secara terus menerus. Yaumi & Ibrahim (2013: 13-22) mengungkapkan bahwa ada sembilan jenis kecerdasan, yaitu: kecerdasan verbal, kecerdasan logis, kecerdasan visual, kecerdasan. jasmaniah,. kecerdasan. berirama,. kecerdasan. intrapersonal,. kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, dan kecerdasan eksistensial atau spiritual. Gardner (Zohar & Marshall, 2000: 4) mengungkapkan bahwa dari berbagai jenis kecerdasan ada tiga kecerdasan utama, yaitu: IQ (Intellectual Quotient), EQ (Emotional Quotient) ada kecerdasan SQ (Spiritual Quotient). Zohar & Marshall (Sunar, 2010: 14) mengatakan bahwa IQ bekerja umtuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (Spiritual Quotient) menunjuk pada kondisi 'pusat diri'. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan yang terjadi. SQ merupakan jenis kecerdasan yang paling penting, karena merupakan landasan dalam membangun kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Dengan kata lain, SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita karena hanya manusia yang memiliki jenis kecerdasan ini (Sunar, 2010). SQ mengintegrasikan semua kecerdasan kita, menjadikan kita makhluk yang benarbenar untuh secara intelektual, emosional, dan spiritual (Zohar & Marshall, 2000). Kecerdasan spiritual bukan doktrin agama yang mengajak umat manusia untuk cerdas dalam memilih atau memeluk salah satu agama yang dianggap benar. Kecerdasan spiritual berkaitan dengan cara orang dalam mengelola, menghadapi dan memecahkan masalah. Kecerdasan spiritual ini meliputi hasrat untuk hidup bermakna yang memotivasi manusia untuk senantiasa mencari makna hidup sehingga hidupnya lebih bahagia. Orang yang taat beragama belum tentu memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, begitupun sebaliknya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk spiritual, yakni makhluk yang selalu bertanya tentang hal-hal yang mendasar. Misalnya, mengapa manusia dilahirkan, apa makna kehidupan, apakah ada kehidupan lain setelah kehidupan dunia ini? Untuk menjawabnya diperlukan kecerdasan spiritual. Wujud kecerdasan spritual adalah dorongan untuk beramal, berfikir positif, dan mencari.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. hikmah di balik setiap keputusan Allah (Sunar, 2010). Dengan kata lain dengan kecerdasan spiritual kita dapat menghadapi dan memecahkan persoalan dengan berfikir positif dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Kecerdasan spiritual juga sangat penting dimiliki mahasiswa sebagai calon konselor agar dapat membantu menyembuhkan dan membangun diri menjadi pribadi yang utuh dan mampu membantu konselinya kelak. Zohar & Marshall (2000) mengatakan bahwa banyak sekali di antara manusia yang saat ini menjalani hidup yang penuh luka dan berantakan. Untuk itu SQ adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh serta dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu perguruan tinggi. Dilihat dari tahap perkembangannya, mahasiswa digolongkan ke dalam fase dewasa awal. Individu yang berada pada masa dewasa awal berusaha menjadi semakin dewasa dalam menjalani hidup. Dalam fase remaja individu masih labil dan pada saat memasuki fase dewasa awal individu diharapkan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Mahasiswa program studi Ilmu Bimbingan dan Konseling, sebagai calon konselor diharapkan mampu memahami berbagai konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan yang sedang dihadapinya. Prodi Bimbingan dan Konseling membekali mahasiswa untuk memberikan bantuan kelak kepada konselinya antara lain dengan memberikan layanan bimbingan kelompok, konseling individual dan konseling kelompok..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Mahasiswa yang belajar di program studi Bimbingan dan Konseling dibekali untuk dapat membantu memecahkan masalah konseli dan juga mampu memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapi. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling juga sebagai calon konselor atau guru Bimbingan dan Konseling juga diharapkan dapat bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan, disiplin, dan dapat memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya kelak. Peneliti mendapat kesan bahwa masih ada mahasiswa yang tidak jujur saat ujian, kurang disiplin, dan masih ada mahasiswa yang tidak melakukan tugas serta. tanggung. jawabnya. dengan. baik.. Semua. itu. dapat. dipandang. mengindikasikan kurang tingginya kecerdasaan spiritual mahasiswa. Perlulah dilihat seberapa tinggi tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 Yogyakarta tahun 2015. Kalau ternyata belum setinggi yang diharapkan, dapatlah diusulkan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkannya. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi kecerdasan spiritual mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012? 2. Apakah ada perbedaan antara mahasiswa pria dan wanita dalam dalam hal kecerdasan spiritual? 3. Apa pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi mahasiswa?.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 4. Apakah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kebahagiaan? 5. Apakah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari? C. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada masalah nomor 1, yaitu mengenai tingginya kecerdasan spiritual dari mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. D. Rumusan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingginya kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. Pertanyaan yang dicoba dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa tinggi kecerdasan spiritual mahasiswa prodi BK USD angkatan 2012? 2. Topik-topik mana yang sesuai untuk membantu mahasiswa prodi BK USD yang masih tergolong rendah kecerdasan spiritualnya? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingginya kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. 2. Merumuskan topik-topik yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan spiritual mahasiswa prodi BK USD..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya tentang tingkat kecerdasan spiritual pada mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. 2. Manfaat praktis a. Bagi dosen Prodi BK USD Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan berupa informasi mengenai kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012, yang kiranya dapat memberikan inspirasi mengenai hal yang perlu dilakukan oleh prodi Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kecerdasan spiritual mahasiswa. b. Bagi penulis 1) Memperoleh pengalaman melakukan penelitian dalam mengungkap tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. 2) Memperdalam pengetahuan tentang kecerdasan spiritual..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. G. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan spiritual dimaksudkan untuk menunjukkan berbagai hal dalam diri manusia, yaitu bersikap fleksibel, memiliki kesadaran yang tinggi, kemampuan untuk. menghadapi. dan. memanfaatkan. penderitaan,. kemampuan. untuk. menghadapi dan melampaui rasa sakit, memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi yang didasari oleh nilai-nilai, memiliki keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, memiliki kecenderungan nyata untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal, kecenderungan untuk bertanya untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, semakin mandiri (memiliki kemudahan untuk melawan konvensi) seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan uraian tentang tingkat perkembangan mahasiswa, macammacam kecerdasan, dan kecerdasan spiritual. A. Tingkat Perkembangan Mahasiswa Mahasiswa berasal dari kata maha yang berarti besar atau tinggi dan siswa yang berarti pelajar. Dengan kata lain mahasiswa adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi. Mahasiswa pada tahap perkembangannya berada pada fase dewasa awal yang berusia 18 – 40 tahun (Hurlock, 1980). Hurlock (1980: 246-252) mengatakan bahwa ciri-ciri masa dewasa awal, sebagai berikut: 1. Masa pengaturan Masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode "pertumbuhan" dan masa dewasa merupakan masa "pengaturan" (settle down). Saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab baru sebagai orang dewasa. Ini berarti bahawa pria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Banyak orang muda mencoba berbagai pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka dan yang akan memberi kepuasan yang lebih permanen. 2. Usia produktif 8.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang menikah berperan sebagai orang tua pada saat ia berusia dua puluh atau pada awal tiga puluh; beberapa sudah menjadi kakek/nenek sebelum masa dewasa awal berakhir. Orang yang belum menikah karena menyelesaikan pendidikan atau sedang memulai kehidupan kariernya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa ia mampu berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar tiga puluhan. 3. Masa bermasalah Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah masa dewasa awal menjadi lebih intensif dengan diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak-anak muda hampir tidak mempunyai waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. 4. Masa ketegangan emosional Sekitar awal atau pertengahan umur tigapuluhan, kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora merupakan ciri tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluh, hal itu umumnya nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orangorang muda tergantung dari masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian masalah tersebut. Kekhawatiran utama mungkin terpusat pada pekerjaan mereka, karena mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat yang mereka harapkan, atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah pernikahan atau peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu secara emosional, sehingga ada yang memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri. 5. Masa keterasingan sosial Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier dengan demikian hubungan persahabatan dan keakraban masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan yang akrab..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. 6. Masa komitmen Pada saat menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa yang mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru,. memikul tanggung jawab baru, dan membuat komitmen-. komitmen baru. Meskipun pola-pola hidup, tanggung jawab dan komitmenkomitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmenkomitmen di kemudian hari. 7. Masa ketergantungan Walaupun telah memasuki masa dewasa awal pada usia 18 tahun, dan status ini memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau penuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. Ada orang-orang muda yang membenci ketergantungan ini, walaupun mereka menyadari bahwa hal itu perlu agar mereka memperoleh pendidikan yang dibutuhkan bagi pekerjaan pilihan mereka. Tetapi banyak juga mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua mereka, dari lembagalembaga pendidikan atau dari pemerintah namun merasa bahwa hal itu.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. adalah wajar dan mereka merasa tidak perlu patuh pada mereka yang telah membiayai pendidikan yang memungkinkan mereka memasuki karier yang dipilihnya. Mereka mengharapkan dan menuntut otonomi yang sama dengan teman-teman seusia mereka yang membiayai diri sendiri secara mandiri. 8. Masa perubahan nilai Banyak nilai di masa anak-anak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kacamata orang dewasa. 9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru Dalam masa dewasa ini gaya hidup baru yang paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orang tua. Sebagai pengganti masa perkenalan muda-mudi gaya tradisional, banyak orang muda zaman sekarang menganggap hubungan seks sebelum perkawinan sebagai suatu bagian masa perkenalan yang dapat diterima. Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru memang selalu sulit, terlebih bagi kaum muda zaman sekarang karena persiapan yang mereka terima sewaktu masih anak-anak dan di masa remaja biasanya tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya hidup yang baru. 10. Masa kreatif Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya melalui hobi dan ada yang menyalurkannya. melalui. pekerjaan. yang. memungkinkan. ekspresi. kreativitas. B. Macam-macam Kecerdasan 1. Definisi Kecerdasan Jamak Teori inteligensi ganda (multiple intelligences atau MI) ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner (Suparno, 2004: 17-18). Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang nyata dalam situasi yang bermacam-macam. Tekanan pada persoalan nyata ini sangat penting karena seseorang dikatakan berinteligensi tinggi bila dia dapat menyelesaikan persoalan dalam hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Kecerdasan adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan dalam lingkungan, kemampuan untuk memberikan alasan dan berfikir abstrak, kemampuan untuk memahami hubungan, mengevaluasi dan menilai, serta kapasitas untuk meghasilkan pikiran-pikiran produktif dan original. Kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran (Yaumi & Ibrahim, 2013: 11)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. 2. Jenis Kecerdasan Gardner (Yaumi & Ibrahim 2013: 13-22) mengungkapkan bahwa ada sembilan jenis kecerdasan, yaitu: a.. Kecerdasan verbal - linguistik Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik untuk mempengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan sehari-hari. kecerdasan ini. adalah kemampuan untuk. menggunakan bahasa termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing untuk mengekspreikan apa yang ada di dalam pikiran serta memahami orang lain. b.. Kecerdasan logis - matematik Kecerdasan matematik adalah kemampuan mengolah angka atau kemampuan menggunakan logika atau akal sehat dan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola serta aturan.. c.. Kecerdasan visual - spasial Kecerdasan visual - spasial. adalah. kemampuan. seseorang. untuk. memvisualisasikan gambar di dalam kepala (membayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang dikaitkan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni arsitektur..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. d.. Kecerdasan jasmaniah - kinestetik Kecerdasan. jasmaniah. -. kinestetik. adalah. kemampuan. untuk. menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. e.. Kecerdasan berirama - musik Kecerdasan berirama - musik adalah kapasitas berfikir dalam musik untuk mampu. mendengarkan. pola-pola. dan. mengenal. serta. mungkin. memanipulasinya. f.. Kecerdasan intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.. g.. Kecerdasan interpersonal Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain.. h.. Kecerdasan naturalistik Kecerdasan. naturalistik. adalah. kemampuan. dalam. melakukan. kategorisasi dan membuat hierarki terhadap keadaaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam. i.. Kecerdan eksistensial - spiritual Kecerdan eksistensial - spiritual diyakini sebagai kecerdasan yang paling esensial dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan berbagai jenis kecerdasan lain seperti kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. sosial. Gardner (Gunawan, 2007) tidak menggunakan istilah kecerdasan spiritual, tetapi kecerdasan eksistensial. Menurut Gardner, istilah spiritual ini mempunyai konotasi yang berbeda di setiap agama atau aliran kepercayaan. Oleh karena itu, ia menggunakan istilah yang netral, yaitu eksistensial. Tetapi peneliti tetap menggunakan istilah kecerdasan spiritual. C. Kecerdasan Spiritual 1. Definisi Kecerdasan Spiritual Spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini berasal dari Bahasa Latin spiritus, yang berarti napas. Roh bisa diartikan sebagai energi kehidupan, yang membuat manusia dapat hidup, bernapas dan bergerak (Yaumi, 2012: 24). Zohar & Marshall (2000: 4) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi serta memecahkan persoalan makna dan nilai yang memungkinkan individu untuk menempatkan prilaku dan hidupnya dalam konteks makna yang lebih luas. Sunar (2010:11) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual adalah potensi untuk menempatkan prilaku dan hidup dalam konteks yang lebih luas dan kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan dan jalan hidup seseorang menjadi lebih bermakna. Painton 2009 (Yaumi, 2012:25) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual adalah suatu kecerdasan yang diarahkan untuk menyelesaikan.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. persoalan makna, dan nilai. Artinya, suatu kecerdasan yang menempatkan tindakan dan kehidupan manusia dalam konteks makna yang lebih luas yakni kemampuan untuk mengakses suatu jalan kehidupan yang bermakna. Secara umum, kita dapat meningkatkan SQ kita dengan merenung untuk bertanya kepada diri sendiri mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna di balik sesuatu, menjangkau diluar kita, dan lebih berani (Zohar dan Marshall, 2000). SQ adalah potensi anugerah Tuhan yang dimiliki setiap manusia sejak lahir berbarengan dengan potensi-potensi manusiawi lain yaitu IQ (intelectual quotient) dan EQ (emotional quotient). SQ dapat berkembang jika dilatih, SQ juga perlu asupan yang tepat agar tumbuh dan menjadi kokoh. Asupan SQ antara lain adalah firman-firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci agamaagama. Agama mengajak manusia agar menjadi cerdas SQ, menjadi mengerti tentang hakekat keberadaannya dan keberadaan Tuhan dalam hidupnya. Sayangnya banyak manusia yang belajar agama kemudian berhenti pada pemahaman semata atau sekedar pada tataran religiusitas tanpa mencoba menyentuh hakikat-hakikat hidup dan kehidupan (Sunar, 2010 : 258-259). Kecerdasan spiritual diyakini sebagai kecerdasan yang paling esensial dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan berbagai jenis kecerdasan lain seperti kecerdasan intelektual, emosional, dan kecerdasan sosial. Kecerdasan spiritual itu bersandar pada hati dan terilhami sehingga jika.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. seseorang memiliki kecerdasan spiritual, maka segala sesuatu yang dilakukan akan berakhir dengan sesuatu yang menyenangkan. Segala sesuatu harus selalu diolah dan diputuskan melalui pertimbangan yang dalam yang terbentuk dengan menghadirkan pertimbangan hati nurani (Yaumi & Ibrahim, 2013: 22). Seseorang yang memiliki kemampuan spiritual tentunya lebih mampu berfikir arif dan bertindak bijak, bisa menjadi lebih humanis dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika dalam pergaulan (Sunar, 2010: 247). Makna (meaning) merupakan suatu yang signifikan dalam kehidupan manusia, merasakan situasi, memiliki dan mengarah pada suatu tujuan. Nilai-nilai (values) adalah kepercayaan, standar dan etika yang dihargai. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tidak selalu beragama. Tetapi, orang yang beragama memiliki kecerdasan spiritual yang lebih kompleks karena di dalam agama diajarkan bagaimana umat manusia berbagi, saling mengasihi, dan menghargai sang pencipta. 2. Kecerdasan Spiritual pada Masa Dewasa Awal Safaria (2007: 65-66) mengatakan ada empat ciri tingkat kecerdasan spiritual pada masa dewasa awal, yaitu: a. Pribadi sudah mulai menyadari bahwa dia tidak bisa lagi tergantung dari pendapat orang-orang di sekitarnya. Namun tanggung jawab atas pilihan tersebut terletak di tangannya sendiri..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. b. Pribadi sudah dapat untuk melakukan refleksi kritis dan meninjau kembali segala sesuatunya sehingga menjadi lebih relevan dan eksplisit bagi keseluruhan dirinya. a. Individu atau orang menginginkan memiliki diri yang autentik dan mandiri dalam menentukan pilihan hidup dan segala hal yang berkaitan dalam kegiatannya. b. Pada tahap ini individu ingin menunjukkan keakuannya dan identitas dirinya yang merupakan pilihan terbaik. 3. Tanda-tanda Kecerdasan Spiritual yang telah Berkembang dengan Baik Zohar & Marshall (2000: 14) mengungkapkan tanda-tanda kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan baik, sebagai berikut: a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif) Dalam situasi tertentu atau situasi yang tidak diharapkan seseorang dapat memberikan tanggapan terhadap orang, kejadian atau hal tertentu. Tindakan spontan ini mengandung kesegaran layaknya seorang bocah, tanpa pembiasaan, pengkondisian, prasangka, ketakutan dari masa silam dan tanpa bersikap terlalu sopan melebihi yang diperlukan. Tindakan spontan juga mengandung keberanian untuk menempatkan diri dalam situasi tertentu dan dengan rela sanggup mengambil suatu tanggung jawab terhadap situasi itu. Keberanian ini juga mengandung risiko untuk merasa tak nyaman, seperti ditertawakan. Kesanggupan untuk beranggung jawab ini mengandung kesadaran. diri.. Orang.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. menyadari dirinya menjadi bagian dari orang lain dan dunia sehingga dengan rela bertanggung jawab terhadapnya. b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi Tingkat kesadaran diri yang tinggi berarti mengetahui apa yang diyakini, apa yang dihargai, dan apa yang memotivasinya secara mendalam. Kesadaran diri ini berarti juga mengetahui untuk apa hidup dan untuk apa akan mati. Kesadaran diri seperti ini akan membawa orang yang. bersangkutan. dengan. pusat. terdalam. diri. batinnya. dan. memungkinkannya untuk membaharui dirinya terus-menerus. Dengan kesadaran diri orang mampu untuk mendengarkan panggilan diri batin atau nuraninya. Orang juga dapat lebih merasakan damai yang mendalam. c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan Mengambil manfaat dari kemalangan berarti mampu belajar dari penderitaan. Mampu memanfaatkan penderitaannya berarti mampu belajar dari kesalahannya dan memanfaatkannya. Melalui kesalahan orang. dapat. mengetahui. batas-batas. kemampuannya.. Dengan. pengetahuan ini orang akhirnya juga terdorong untuk melampauinya. Kemampuan ini meliputi sikap jujur atas penderitaan yang dialami, kelemahan, kekeliruan yang telah dilakukan dan berani menanggung kepedulian serta rasa malu yang mungkin timbul. Lebih jauh lagi, memanfaatkan penderitaan menuntut pengakuan bahwa tidak semua masalah. dapat. dipecahkan,. meskipun. orang telah. menggunakan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. kemampuan yang dimilikinya. Pengakuan seperti ini dapat memberikan kearifan dan kematangan. Orang dapat berdamai dengan kehidupannya yang diwarnai dengan penderitaan, kelemahan dan kesalahannya. Akhirnya orang dapat menghadapi penderitaan dalam hidupnya dengan ringan hati sehingga orang dapat melampaui penderitaannya. d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit Memiliki ketabahan ketika menghadapi dan melampaui rasa sakit tersebut. e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai Mempunyai suatu kerinduan hati akan sesuatu yang belum ada dan ideal. Kerinduan ini membuatnya bermimpi dan memotivasi hidupnya. Melalui motivasi yang dibangkitkan dalam diri, akhirnya visi melahirkan realitas baru dan yang ideal. Visi yang seperti ini tentu didasarkan pada nila-nilai yang mendalam, seperti kebaikan, keindahan, keadilan, iman, loyalitas, kesucian, dan lain sebagainya. Hidup yang terbimbing oleh visi dan nilai-nilai seperti itu tentu jelas arah atau sasaran yang hendak dicapai di masa depan. f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu Memiliki sikap enggan melakukan suatu hal yang dapat menyebabkan kerugian. g. Kecenderungan. untuk. (berpandangan "holistik"). melihat. keterkaitan. antara. berbagai. hal.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Memiliki kemampuan untuk melihat suatu permasalahan dari berbagai sisi dan melihat bahwa setiap persoalan mempunyai setidaknya dua sisi. Orang yang demikian tentu juga mampu melihat hubunganhubungan antara berbagai hal. Lebih dalam lagi, orang yang berpandangan holistik mampu melihat yang tak-terbatas dalam hal yang terbatas. Selalu reflektif dan berpikir luas. Orang yang berpikir holistik juga menjalani hidup di atas sebuah panggung yang lebih luas, sangat sensitif terhadap kerja batin dan merasa ikut bertanggung jawab dalam keseluruan serta sadar bahwa keseluruhan mempengaruhi diriya dan orang lain. g. Kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" atau "Bagaimana jika?" untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar Memiliki kecenderungan mengajukan pertanyaan mendasar "Mengapa?" adalah orang yang termotivasi secara mendalam untuk memahami segala sesuatu sampai ke akar-akarnya atau intinya. Karena itu ia tidak menerima begitu saja suatu keadaan, pendapat, keputusan, aturan dan lain sebagainya. Ia akan menanyakan alasan-alasan, cara kerja dan dasar dari keadaan, pendapat, keputusan atau aturan yang ada. Bertanya "Mengapa?" membawa orang melampaui apa yang ada, situasi saat. ini. dan. mendorong. orang. mengeksplorasi. masa. depan.. Kecenderungan untuk bertanya "Mengapa?" sesungguhnya menyelami.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. pontensialitas-pontensialitas yang ada dan mengubahnya sehingga menjadi aktualitas. h. Otonomi atau mandiri. Seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan perbuatan tanpa tergantung pada orang lain. 4. Manfaat Kecerdasan Spiritual Bagi Kehidupan Peneliti menemukan sekurangnya enam manfaat SQ bagi kehidupan manusia (Zohar & Marshall, 2000: 12-14), yaitu: a. SQ membantu orang untuk menjadi kreatif. Orang menggunakan SQ saat ia menjadi fleksibel, luwes, berwawasan luas, dan spontan secara aktif. Orang menjadi kreatif berarti mampu menciptakan suatu yang baru sama skali atau menggabungkan dan mengolah apa yang sudah ada sehingga menjadi suatu yang lebih baru. b. SQ membantu orang untuk menghadapi masalah eksistensial. Ketika orang merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran, larut dalam masa lalu dan kesedihan. Dengan menggunakan SQ orang disadarkan akan keadaan tersebut dan memampukannya mengatasi masalah-masalah eksistensialnya dan dapat berdamai dengan masalah tersebut. c. SQ menjadi pedoman disaat orang berada "di ujung" "Ujung" adalah perbatasan antara keteraturan dan kekacauan, antara mengetahui diri kita atau sama sekali kehilangan jati diri. SQ membantu.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. orang disaat berada di antara kekacauan dan melampaui sesuatu yang dapat dihadapi. Pada saat seperti inilah pemahaman orang akan makna yang mendalam dan intuitif serta hati nurani kita menjadi pedoman saat berada di ujung. d. SQ membantu orang untuk menjadi cerdas secara spiritual dalam beragama. SQ membawa orang ke pusat segala sesuatu, ke. kesatuan dibalik. perbedaan, ke potensi di balik ekspresi nyata. SQ memampukan orang menghubungkan makna dengan jiwa yang mendasar di balik ajaran semua agama formal. Dengan demikian penghayatan iman orang tidak picik, eksklusif, tidak fanatik, dan tidak berprasangkan buruk terhadap orang yang memeluk agama lain. Disinilah nampak kualitas penghayatan iman seseorang. e. SQ membantu orang memungkinkan orang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. Emosi-emosi intrapersonal atau di dalam diri, dan emosi-emosi interpersonal yaitu yang sama-sama dimiliki kita maupun orang lain atau yang kita gunakan untuk berhubungan dengan orang lain. Namun, EQ semata-mata tidak dapat membantu kita untuk menjembatani kesenjangan itu. SQ-lah yang membuat kita mempunyai pemahaman tentang siapa diri kita dan apa makna segala sesuatu bagi kita, dan bagaimana semua itu.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. memberikan suatu tempat di dalam dunia kita kepada orang lain dan makna-makna mereka. f. SQ membantu orang untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh karena kita memiliki potensi untuk itu. Orang memiliki pengalaman-pengalaman, visi, ketegangan antara apa yang dapat dilakukan dan apa yang mungkin dilakukan. Orang juga memiliki egoisme, ambisi, gambaran tentang kebaikan, keindahan, kesempurnaan, pengorbanan dan lain sebagainya. Akan tetapi, orang juga memiliki. gambaran-gambaran. transpersonal. terhadap. kebaikan,. keindahan, kesempurnaan, kedermawanan, pengorbanan, dan lain-lain. SQ membantu orang untuk tumbuh dan menyatukan apa yang ada dalam dirinya dan menjalani hidupnya pada tingkat yang lebih dalam dan luas. g. SQ membantu kita untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati, dan asal-usul sejati dari penderitaan dan keputusasaan. Orang terkadang sering berusaha merasionalkan begitu saja masalah semacam ini, atau terhanyut secara emosional dan hancur karenanya, Agar kita memiliki kecerdasan spiritual secara utuh, terkadang kita harus membayangkan dan mengingat adanya neraka, mengetahui akibat dari putus asa, menderita, sakit, dan kehilangan sehingga tetap tabah menghadapinya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. 5. Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual pada Mahasiswa Kecerdasan spiritual tidak selalu identik dengan agama, walaupun salah satu sumber dari kecerdasan spiritual bisa terdapat di dalam agama. Kecerdasan spiritual adalah suatu pengalaman yang universal, tidak hanya ditemui dalam rumah ibadah tetapi juga ditemui di dalam keseluruhan kehidupan. manusia,. dalam. setiap. segi. dan. aspek. dalam. hidup.. Mengembangkan kecerdasan spiritual adalah termasuk tugas perkembangan manusia. Cara memgembangkan kecerdasan spiritual (Safaria, 2007: 92-119), sebagai berikut: a. Melalui doa dan ibadah. Melalui doa dan ibadah kepada Tuhan, seseorang akan dibimbing jiwanya menuju pencerahan spiritual. Orang tua untuk itu sangat perlu senantiasa mengingatkan anak tentang pentingnya berdoa dan beribadah dengan khusuk. Sebab sebagai makhluk spiritual, anak memiliki potensi kebutuhan dasar spiritual yang harus dipenuhinya, yang muaranya akan menumbuhkan kesadaran spiritual yang tinggi dan meningkatkan pemahaman spiritual anak akan adanya hubungan dirinya dengan Tuhan. Lewat doa-doa yang dipanjatkan yang meresap dalam jiwa anak. Doa yang meresap dalam jiwa ini akhirnya akan menjadi penuntun dan kekuatan untuk melawan setiap godaan negatif lingkungannya. Melalui doa dan pelaksanaan ibadah yang konsisten serta ikhlas, seseorang akan mendapatkan penghayataan spiritual yang akan membawannya pada.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. kebermaknaan spiritual. Sebab doa akan menghasilkan ketenangan, dikala seseorang mendapatkan kesulitan. Dimana doa akan menjadi kekuatan yang mendorong seseorang untuk terus maju menghadapi segala hambatan dan tantangan dalam hidupnya. b. Melalui cinta dan kasih sayang Banyak kondisi yang mempengaruhi seseorang dalam proses perkembangannya. Beberapa kondisi yang mempengaruhi adalah sikap orang-orang yang berada di sekelilingnya. Sikap cinta dan kasih sayang yang cukup, merupakan sumber utama bagi perkembangan kecerdasan spiritual dalam diri seseorang. Cinta merupakan sumber kehidupan bagi semua orang. Cinta memberikan rasa damai dan aman yang akan memungkinkan seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Cinta membuat seseorang terus tumbuh dan berkembang mencari identitasnya sendiri. Cinta menyebabkan mereka bisa tertawa, senang dan bahagia. Tentu saja sikap penuh cinta dan kasih dari orang-orang di sekeliling akan sangat berarti. Sikap ibu yang menunjukkan rasa cintannya, perhatian dan kasih sayang akan membuat anak merasa berharga di mata kedua orang tuanya. Anak yang dicintai akan lebih berbahagia dibandingkan dengan anakanak yang tidak dicintai. Cinta membuat seseorang membentuk konsep diri yang positif, yang pada akhirnya akan membuat mereka lebih menghargai diri mereka sendiri. Cinta kasih dalam keluarga akan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. membuat seseorang merasa aman dan nyaman. Seseorang akan banyak belajar tentang arti cinta dan kasih sayang melalui keluarganya dan pada akhirnya akan mampu mencintai dan menghargai orang lain. c. Melalui keteladanan orang tua Keteladanan orang tua menjadi salah satu sarana membimbing anak dalam meningkatkan kebermaknaan spiritualnya. Orang tua menjadi contoh bagi anak karena orang tua adalah figur yang terdekat dengan anak. Apa yang dilakukan orang tuanya, biasanya anak selalu berusaha untuk mencontohnya. Jika orang tua rajin beribadah maka anak juga akan terpengaruh dengan kebiasaan tersebut, sebaliknya jika orang tua malah banyak melakukan perbuatan buruk, maka anak lama kelamaan akan meniru perbuatan tersebut. Dalam membimbing anak, sebaiknya orang tua tidak hanya dalam perkataan saja tetapi juga menunjukkannya melalui perbuatan. Sehingga apa yang dikatakan orang tua memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar, karena terwujud dalam tindakan orang tua sehari-hari. Jika orang tua mengatakan pada anak jangan berbohong, sementara orang tua sering membohongi anak, maka nasehat-nasehat orang tua akan sia-sia. Jika orang tua menegaskan pada anak untuk menepati jani, maka orang tualah yang pertama-tama harus menepati janjinya. Sehingga anak betul-betul akan meresapi makna perbuatannya tersebut..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. d. Membentuk kebiasaan bertindak dalam kebajikan. Orang tua dapat mendorong anaknya untuk membiasakan diri bertindak dalam kebajikan. Jika anak mampu memunculkan tindakan yang baik maka kemudian orang tua memujinya dan memberikan hadiah yang disukai anak. Orang tua juga menunjukkan pada anak bahwa mereka juga membiasakan diri untuk bertindak dalam kebajikan, sehingga anak semakin termotivasi untuk menirunya dan membiasakan dirinya bertindak dalam kebajikan. e. Mengasah dan mempertajam hati nurani Hati nurani perlu diasah melalui doa dan kebiasaan bertindak benar. Hati nurani akan terhambat untuk berkembang secara optimal jika masih dikuasai oleh hawa nafsu. Selain itu jika kekurangan akan kasih sayang maka seseorang akan tumbuh menjadi orang yang suka membenci dan marah yang dapat menghambat perkembangan hati nuraninya. Seseorang akan melampiaskan kemarahan dan rasa dendamnya tanpa rasa bersalah sehingga tidak mampu merasakan penderitaan orang lain. Untuk itu peranan orang tua sangat penting untuk harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan anaknya akan cinta dan kasih sayang yang menjadi fondasi awal perkembangan hati nuraninya. Seseorang yang merasa ditolak atau diabaikan oleh keluarganya akan menjadi seseorang yang keras hati, membenci dirinya sendiri dan orang lain, serta cenderung akan menjadi seseorang yang memiliki.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. kepribadian antisosial. Orang tersebut akan dikuasai oleh dorongan untuk menyakiti orang lain, akibat kehidupannya sendiri yang tersakiti dan tidak pernah dicintai keluarganya. Untuk itulah kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam diri seseorang harus dipenuhi, sehingga mampu mendorong tumbuhnya hati nurani yang sehat. f. Menerapkan pola asuh yang positif dan konstruktif Sering kali banyak orang tua berlaku sewenang-wenang dan otoriter terhadap anaknya. Orang tua memaksa anak untuk. mengikuti. kehendaknya, orang tua tidak memedulikan keinginan anaknya sama sekali. Anak tidak dianggap sebagai manusia yang memiliki kebutuhan, hak yang sama sebagai manusia, dan pribadi yang harus di hargai. Tetapi menganggap anak sebagai objek dari keinginan orang tuanya. Akibatnya anak menderita lahir dan batin, jiwanya merasa hampa dan merasa dirinya tidak berharga sama sekali dalam keluarganya. Bagaimanapun anak memiliki memiliki hak-hak yang harus dihargai orang tuanya. Ia juga memiliki kebebasan untuk menentukan hidupnya, sepanjang masih dalam batasan yang positif. Setiap anak adalah unik dan jika keunikan tersebut dihambat maka akan menghambat perkembangan serta potensi anak secara maksimal. Ketika orang tua menghargai pendapat dan keinginan anaknya, maka saat itu juga orang tua mendorong anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. g. Menciptakan iklim religius dan kebermaknaan spiritual dalam keluarga Menciptakan iklim religius dalam keluarga merupakan salah satu cara yang paling efektif unuk mempercepat tumbuhnya kecerdasan spiritual seseorang. Melalui iklim religius dan kebermaknaan spiritual akan mendorong tumbuhnya kesadaran spiritual yang optimal. Seseorang akan disadarkan bahwa dia memiliki Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, dan menjadi sadar bahwa dia juga adalah makhluk spiritual. Iklim religius dan pendidikan agama dalam keluarga akan membentuk hati nurani yang memiliki prinsip kebenaran dalam diri yang akhirnya akan membentuk kesadaran spiritual yang kokoh sebagai landasan tumbuhnya pemahaman spiritual. Melalui pendidikan agama yang sehat dalam keluarga maka seseorang akan mengenal konsep tentang perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan Spiritual Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual (Safaria, 2007: 47-59), yaitu: a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan satuan sosial terkecil dari manusia yang mempunyai fungsi paling penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Keluarga tidak saja mencukupi kebutuhan psikologis manusia seperti kasih sayang, cinta, dan perhatian tetapi juga kebutuhan fisik seperti makan, minum, atau tempat tinggal. Keluarga yang harmonis akan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. membantu pertumbuhan kecerdasan spiritual sesorang, seperti: 1) kehidupan beragama yang baik di dalam keluarga, 2) mempunyai waktu bersama antar sesama anggota keluarga, 3) Mempunyai komunikasi yang hangat, terbuka, dan intim antar anggota keluarga, 4) Saling menghargai antar sesama anggota keluarga, 5) Masing-masing anggota keluarga merasa memiliki keterikatan yang kuat sebagai suatu kelompok, 6) Bila terjadi permasalahan dalam keluarga, maka hal tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan konstruktif. Sedangkan keluarga yang tidak harmonis akan menghambat perkembangan kecerdasan spiritual seperti kematian salah satu orang tua bisa menajdi penghambat perkembangan kecerdasan spiritual anak, orang tua bercerai, hubungan kedua orang tua tidak harmonis (penuh konflik), suasana rumah tangga yang penuh ketegangan, distres, konflik, orang tua sibuk dan jarang di rumah juga menjadi salah satu faktor yang menghambat terbentuknya kebermaknaan spiritual seseorang. b. Lingkungan masyarakat Salah satu yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual adalah pengaruh lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang kurang menjunjung tinggi nilai-nilai moral akan menghambat sesorang dalam mengembangkan kecerdasan spiritual..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. c. Kelompok teman sebaya dan narkoba Teman sebaya sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan spiritual seseorang. Terutama ketika anak memasuki usia remaja dan berorientasi sosial mengikuti pengaruh teman sebaya. Pada saat memasuki masa remaja seseorang memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi untuk terjerumus dalam berbagai perbuatan buruk. Banyak remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba pertama kali dipengaruhi oleh teman sebayanya. Dengan alasan setia kawan dan solidaritas atau alasan biar dianggap modern. Akhirnya seseorang mencoba narkoba. Pada akhirnya dari sekedar coba-coba mereka kemudian menjadi pencandu. berat. dan. semakin. terjerumus. dalam. narkoba. yang. menghancurkan masa depan. Terkadang narkoba tidak hanya menyerang kalangan remaja saja, namun dapat menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini dapat menjadi penghambat perkembangan kecerdasan spiritual jika seseorang tergoda untuk menggunakan narkoba atau tergiur akan penghasilan dari mengedarkan narkoba, karena pikiran dan perasaan sesorang sudah terpengaruh oleh narkoba. d. Pornografi. Saat ini wabah pornografi di Indonesia sudah sangat membahayakan bahkan sangat rawan. Setiap saat dan setiap detik seseorang bisa memiliki dan membeli majalah porno, video porno, atau film porno. Tayangan.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. pornografi ini cenderung merusak jiwa seseorang dan menghambat perkembangan kecerdasan spiritual karena seseorang akan dikuasai oleh hawa nafsu akibat tayangan porno tersebut sehingga akan mudah terjerumus dalam perbuatan buruk karena didorong oleh desakan hawa nafsu. 7. Menjadi Orang Tua yang Cerdas Secara Spiritual Safaria (2007: 73-75) mengungkapkan bagaimana menjadi orang tua yang cerdas secara spiritual, yaitu: a. Keyakinan bahwa Tuhanlah yang tertinggi. Orang tua harus memiliki sikap kerendahan hati serta penerimaan terhadap kuasa Tuhan dan ketaatan pada kehendak Tuhan, sehingga harapannya orang tua mampu menjalankan amanah yang disampaikan Tuhan kepadanya serta mampu membimbing anak-anaknya menuju perkembangan dan kebermaknaan secara spiritual. Orang tua juga diharapkan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mencerminkan sikap kerendahan hati dan ketaatan terhadap ajaran agama sebagai perwujudan penghambaan diri yang ikhlas kepada Tuhan. b. Keyakinan bahwa identitas diri bersifat sementara serta berasal dari Tuhan, dan kualitas hubungan atau kedekatan manusia dengan Tuhan menentukan nilai diri. Orang tua mampu menunjukkan bahwa identitas diri sesungguhnya terkait dengan Tuhan. Kualitas diri ditentukan dengan kualitas hubungan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. yang dibina antara dirinya dan Tuhan, sehingga ia mampu menghayati nilai-nilai spiritual secara terpadu dalam kehidupan sehari-harinya. c. Menjunjung tinggi moralitas dan memahami makna etika secara universal. Melalui perilaku sehari-hari orang tua harus mewujudkan nilai-nilai kebaikan, sehingga mampu mengontrol dirinya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, sebab orang tua berperan sebagai penjaga tegaknya moralitas bagi keluarganya. Oleh karena itu orang tua harus menghindari sikap standar ganda dalam menghadapi suatu persoalan, tetapi secara konsisten tetap memegang teguh nilai-nilai moralitas sebagai sesuatu yang harus ditaati. d. Keyakinan bahwa cinta, kasih sayang dan self transendensi adalah hal utama atau mulia, sehingga pengabdian dan pengorbanan diri kepada Tuhan diyakini sebagai sumber pertumbuhan diri yang optimal. Orang tua mampu mewujudkan cinta dan kasih sayang dalam keluarga dan meyakini bahwa semua itu merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi. Orang tua memiliki tanggung jawab dalam keluarga, sebagai pengabdian dan pengorbanan diri kepada Tuhan sekaligus sebagai wujud penghambaan diri yang ikhlas. Orang tua meyakini bahwa pengabdian dan pengorbanan diri kepada Tuhan merupakan sumber pertumbuhan spiritual dalam dirinya. Untuk itu orang tua harus berusaha membimbing anaknya menempuh jalan pengabdian kepada Tuhan..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. e. Komitmen terikat kepada keluarga, ketaatan dan kesetiaan menjadi utama, penekanan pada prokreasi dan kehidupan keluarga sebagai faktorfaktor integratif dalam kehidupan. Orang tua menunjukkan komitmennya terhadap keluarga dan menjadikan keluarga sebagai prioritas utama dalam kehidupannya. Ketaatan dan kesetiaan terhadap keluarga menjadi hal utama yang harus dipenuhi, berusahan keras untuk mewujudkan sebuah keluarga yang harmonis serta bermakna secara spiritual. f. Sikap bertanggung jawab atas tindakan yang buruk, penerimaan rasa bersalah, penderitaan dan perasaan berdosa sebagai kunci untuk proses perubahan kualitas diri. Orang tua menanamkan sikap bertanggung jawab pada anaknya, dengan memberikan contoh konkret tanggung jawabnya sendiri sebagai orang tua terhadap anak dan keluarganya. Orang tua juga menunjukkan bahwa penerimaan atas rasa bersalah dan berdosa adalah penting. Rasa bersalah ini merujuk pada sampai seberapa tinggi kualitas diri sebagai manusia. g. Sikap memaafkan dan mau memita maaf sebagai landasan utama dalam pola hubungan keluarga. Orang tua menekankan pada anak bahwa sikap meminta maaf penting dan dalam tindakan utama yang harus dilakukan ketika melakukan kesalahan. Menunjukkan sikap mau meminta maaf kepada anak ketika orang tua membuat kesalahan sehingga anak sendiri melihat contoh positif dari.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. orang tuanya. Sikap memaafkan ini tidak saja mampu menghapuskan sifat dendam dalam diri manusia, tetapi sekaligus pendorong utama tercapainya kecerdasan spiritual yang tinggi. Salah satu kualitas kecerdasan spiritual yang tinggi adalah kemampuan untuk memaafkan baik orang lain maupun diri sendiri. h. Pengetahuan intelektual tidak terlepas dari pengetahuan emosional dan spirtual. Orang tua menekankan bahwa makna spiritual lebih penting dari pada makna yang bersifat materialisme. Orang tua mampu memberikan teladan pada anak bahwa pengetahuan intelektual tidak lepas dari pengetahuan emosional dan spiritual. Sebagai contoh orang tua tidak menekankan seberapa tinggi nilai rapor anak, tetapi seberapa tinggi kualitas usaha yang. dilakukan. anaknya. untuk. mencapai. nilai. rapor. tersebut.. Menekankan bahwa mendapatkan nilai rapor tinggi bukan tujuan utama, tetapi melampaui itu semua sikap mencari pengetahuan merupakan hal yang utama. Menegaskan pada anak nilai yang rendah lebih tinggi makna spiritualnya, dari pada nilai rapor yang tinggi tetapi dihasilkan dari mencontek. Orang tua menjelaskan pada anaknya bahwa untuk apa mendapatkan nilai tinggi jika dicapai dengan cara curang (menyontek). Nilai tinggi tersebut secara spiritual tidak ada artinya dan tak bermakna dibanding dengan usaha dan kejujuran..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan teknik analisis data.. A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan survei. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara sistematik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2013: 7). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran. tentang tingkat kecerdasan. spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. Jumlah kelas prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 ada 2, yaitu kelas A (36 mahasiswa) dan B (36 mahasiswa). Penelitian ini adalah penelitian populasi karena semua mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012 menjadi subjek penelitian. Ada lima alasan dipilihnya prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai tempat penelitian, yaitu: (1) prodi Bimbingan. dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mudah 38.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. dijangkau oleh peneliti, (2) peneliti ingin melihat seberapa tinggi tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa angkatan 2012, (3) mahasiswa angkatan 2012 tergolong dewasa awal yang berusia 18-40 tahun, (4) diharapkan pada tingkat ini para mahasiswa yang bersangkutan masih dapat memperbaiki perilakunya sebelum terlambat, (5) melalui skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam peningkatan kecerdasan spiritual mahasiswa. C. Instrumen Penelitian 1. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kecerdasan Spiritual. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2010: 199). Item-item kuesioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan tanda-tanda kecerdasan spiritual yang dikemukakan Zohar & Marshall (2000: 14). Kuesioner terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama memuat tujuan kuesioner dan petunjuk kuesioner. Bagian kedua memuat pertanyaanpertanyaan tentang kehidupan spiritual mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2012. Responden diminta untuk menjawab pernyataan yang terdapat pada kuesioner dengan memilih salah satu opsi atau alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. memberikan tanda centang () pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian menggunakan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu: "Sangat Sesuai" (SS), "Sesuai" (S), "Kurang Sesuai" (KS) dan "Tidak Sesuai" (TS). Alat tidak sempat diuji coba kepada mahasiswa yang setara dengan mahasiswa yang akan menjadi subjek penelitian. Tetapi peneliti sempat meminta 5 orang mahasiswa pada tanggal 05 September 2015 untuk mencoba menjawab dan mengkritisi alat. Tanggapan yang diberikan, peneliti gunakan untuk merevisi alat uji coba kuesioner. Peneliti mengumpulkan data pada tanggal 08 september 2015. Penelitian ini adalah uji coba terpakai karena keterbatasannya waktu untuk menemui mahasiswa. Dari hasil pengujian validitas dengan menggunakan 58 item, didapatkan 10 item yang gugur dan 48 item yang valid untuk diolah. 2. Pemberian Skor Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-masing item sebagai berikut: a.. Untuk pernyataan yang bersifat favorable (pernyataan positif): alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 4, alternatif jawaban Sr (Sering) diberi skor 3, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 2 dan alternatif jawaban TP (Tidak pernah) diberi skor 1..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. b.. Untuk masing-masing pernyataan unfavorable (pernyataan negatif): alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 1, alternatif jawaban Sr (Sering) diberi skor 2, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 3 dan alternatif jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 4. Kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel 1..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 42. Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Spiritulal No.. Tanda-tanda Kecerdasan Spiritual. 1.. Kemampuan fleksibel. Indikator. bersikap a.. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. a.. Mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi Mampu menerimaperbedaandalam berbagai kondisi Menyadari, mengenal dan mengetahui tentang keberadaan diri sendiri Mengetahui, menyadari dan meyakini nilai apa yang dapat memotivasi diri dalam bertindak Mampu menghadapi penderitaaan. b.. Mampu memanfaatkan penderitaan. 15, 16, 18. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui atau melewati rasa sakit. a.. Kemampuan menghadapi rasa sakit. 19, 20,21. b.. 22, 23,24. Kualitas hidup yang di ilhami oleh visi yang didasari oleh nilai-nilai. a.. Kemampuan melalui atau melampaui rasa sakit Memiliki pedoman hidup. b.. Memiliki integritas. 30, 31. Keengganan melakukan sesuatu hal yang merugikan. a.. Dapat mengambil keputusan secara matang Memiliki self control (pengendalian diri). 32,33,34, 35. b. 2.. Tingkat kesadaran diri yang tinggi. a. b.. 3.. 4.. 5.. 6.. b. 7.. 8.. 9.. Favorable. Un Favorable. 1,2,3,4. 9,17,27. 5,6. 36. 14. 43 53. 7,8,10 11,12,13. 25, 26,28, 29. 37,38. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan "holistik"). a.. Manusia menghayati diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 39, 40,41, 42,44. b.. 45, 46. Kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" atau "Bagaimana jika?" untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar Mandiri. a.. Memandang masalah sebagai kesatuan yang utuh Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. b.. Mampu mengajukan pertanyaan mendasar. 49,50,51. a.. Dapat berdiri sendiri. 52,54. b.. Dapat melakukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain. 55,56,57, 58. 47, 48.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 43. D. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas dalam pengertian secara umum adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005: 7). Masidjo (1995: 244) menjelaskan bahwa validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan validitas isi; butir-butir kuesioner mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu kecerdasan spiritual. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa butir-butir kuesioner adalah teknik korelasi product moment. Rumus teknik korelasi product moment adalah sebagai berikut (Arikunto, 2004: 65):. Ket: = korelasi produk moment = nilai setiap butir = nilai dari jumlah butir = jumlah responden. Pengujian validitas menggunakan patokan 0,30. korelasi butir instrumen. sama dengan 0,30. Jadi, apabila koefisien atau lebih. dari 0,30.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 44. (paling kecil 0,30), maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid. Namun apabila koefisien butir instrumen kurang dari 0,30, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada butir instrumen dan mentabulasi data mengunakan microsoft office excel 2007. Data yang telah ditabulasi, dimasukan ke dalam SPSS 16.0 untuk menghitung validitas tiap butir instrumen. Hasil perhitungan disajikan pada tabel 2..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 45. Tabel 2. Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid No. 1.. Tanda-tanda Kecerdasan Spiritual Kemampuan fleksibel. Indikator. Jumlah Item. Item yang valid. Item yang gugur. Mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi Mampu menerimaperbedaandalam berbagai kondisi Menyadari, mengenal dan mengetahui tentang keberadaan diri sendiri Mengetahui, menyadari dan meyakini nilai apa yang dapat memotivasi diri dalam bertindak Mampu menghadapi penderitaaan. 7. 1,2,3,4. 9,17,27. 3. 5,6. 36. 3. 7,8. 10. 3. 11 ,13. 12. 14, 43. -. 4. 15, 16, 18. 53. 3. 19, 20,21. -. 3. 23,24. 22. a.. Mampu memanfaatkan penderitaan Kemampuan menghadapi rasa sakit Kemampuan melalui atau melampaui rasa sakit Memiliki pedomanhidup. 4. 25, 26,28, 29. -. 30, 31. -. 32,33,34, 35. -. 37,38. -. 39, 40, 42,44. 41. 45, 46. -. 47, 48. -. 50,51. 49. 52,54. -. 4. 55,56,57, 58. -. 58. 48. 10. bersikap a. b.. 2.. Tingkat kesadaran diri yang tinggi. a.. b.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8.. 9.. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui atau melewati rasa sakit Kualitas hidup yang di ilhami oleh visi yang didasari oleh nilai-nilai. a.. b.. Memiliki integritas. Keengganan melakukan sesuatu hal yang merugikan. a.. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan "holistik") Kecenderungan nyata untuk bertanya "Mengapa?" atau "Bagaimana jika?" untuk mencari jawabanjawaban yang mendasar Mandiri. a.. Dapat mengambil keputusan secara matang Memilikiself control (pengendaliandiri) Manusiamenghayatidirisebagaim akhlukciptaanTuhan Memandangmasalahsebagaikesat uan yang utuh. b. a. b.. b.. b.. a.. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. b.. Mampu mengajukan pertanyaan mendasar. 5. 3. a. Dapat berdiri sendiri b. Dapat melakukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain. Jumlah. 4.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 46. Uji coba instrumen ini bersifat uji coba terpakai yang berarti peneliti hanya satu kali menyebarkan instrumen untuk dipakai dalam mengumpulkan data penelitian. Namun, sebelumnya peneliti minta bantuan 5 mahasiswa untuk menerima saran dalam penulisan item-item. Instumen yang memiliki nilai validitas rendah, yaitu di bawah 0,30 tidak dipakai dalam analisa data. Instrumen yang memiliki nilai validitas rendah (di bawah 0,30) adalah: 9,17,27,36,10,12,53,22,41, dan 49. 2. Reliabilitas Reabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat yang bersangkutan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Furchan: 2011). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Anzwar, 2011: 4). Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: α. : koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2. : varians skor skala. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen adalah 0,902. Hasil ditentukan berdasarkan kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209) seperti yang disajikan pada table 3..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47. Tabel 3 Kriteria Guilford No. 1 2 3 4 5. Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 negatif – 0,20. Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah. E. Prosedur Pengumpulan Data Peneliti memperoleh data yang dibutuhkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.. Mengumpulkan data mahasiswa prodi BK USD angkatan 2012.. 2.. Menjabarkan aspek-aspek kecerdasan spiritual ke dalam indikator-indikator.. 3.. Menyusun butir-butir kuesioner yang sesuai dengan indikator-indikator kecerdasan spiritual.. 4.. Uji coba alat (uji coba terpakai) dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.. F. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan langkah-langkah berikut: 1.. Memberi skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable..

Gambar

Tabel 2. Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid   No   Tanda-tanda  Kecerdasan Spiritual  Indikator  Jumlah Item  Item yang valid  Item yang gugur  1
Tabel 4. Norma Kategorisasi  Penghitungan Skor   Keterangan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

oeruoertNu,r

Peqa.uh P€nbelinn

Berbeda, apabila perbuatan hukum yang dilakukan debitur dengan pihak ketiga dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit, dimana Kurator

[r]

Pada sampel dengan suhu 125 0 C nilai CaO dan SiO2 cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan sifat mekaniknya, sedangkan pada sampel dengan suhu 150 0 C memiliki nilai

Rapat Koordinasi diadakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2009 Pukul 08.00 WIB yang dihadiri Dandim Kota Tangerang, Rektor UMJ, Ketua Bappeda Kota Tangerang Selatan, Dekan Fisip UMJ,

Dalam kasus ini, forgiveness dapat diartikan sebagai kesediaan wanita hamil di luar nikah yang diabaikan pasangannya untuk melepaskan hak yang dimilikinya

Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan