• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Wilayah Desa Rembun Kecamatan Siwalan. Kabupaten Pemalang dengan batas-batas sebagai berikut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Wilayah Desa Rembun Kecamatan Siwalan. Kabupaten Pemalang dengan batas-batas sebagai berikut."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan

a. Batas Wilayah

Desa Rembun terletak di wilayah Kecamatan Siwalan dari wilayah sebelah Barat berjarak 26 km dari ibu kota Kabupaten Pekalongan dan 3 km dari Kecamatan. Desa Rembun letaknya strategis karena termasuk desa perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang dengan batas-batas sebagai berikut.

Sebelah utara : Desa Yosorejo Kecamatan Siwalan Sebelah Selatan : Desa Tengeng Kulon Kecamatan Siwalan Sebelah Timur : Desa Pait Kecamatan Siwalan

Sebelah Barat : Desa Rowosari Kecamatan Ulujami b. Luas Wilayah

Desa Rembun termasuk dataran rendah, dengan ketinggian kurang lebih 6 meter dari permukaan laut, dan curah hujan rata-rata 200 mm s/d 3000 mm per tahun. Desa Rembun termasuk desa penghasil komoditi pertanian atau pangan. Adapun luas wilayah desa Rembun dengan pembagian sebagai berikut1:

1) Luas Pemukiman : 59,47 ha/m2

1 Wasupi, Sekretaris Desa Rembun, wawancara pribadi, Desa Rembun, 30

(2)

2) Luas Persawahan : 136,41 ha/m2 3) Luas Kuburan : 2,00 ha/m2 4) Luas Pekarangan : 48,69 ha/m2 5) Perkantoran : 5,34 ha/m2

6) Luas Prasarana Umum Lainnya : 9,79 ha/m2 c. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Adapun dalam penyusunan struktur organisasi tersebut telah disusun berdasarkan rapat gabungan antara LPMD, BPD, dan Perangkat-perangkat Desa.

Bagan Struktur Organisasi

Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan Tahun 2016

(3)

d. Keadaan Penduduk

Di Desa Rembun terdapat 8 dukuh (Kauman, Rembun Suci, Rembun Kidul, Cokrah, Rembun Lor, Pecolotan, Tanjung, dan Manyaran). Jumlah total penduduk berjumlah 5.243 orang, yang terdiri dari:

Laki-laki : 2.624 orang Perempuan : 2.619 orang

Adapun jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Data Jumlah Penduduk di Desa Rembun2

No Umur Jumlah 1 0-5 Tahun 474 2 6-10 Tahun 509 3 11-15 Tahun 544 4 16-20 Tahun 503 5 21-25 Tahun 441 6 26-30 Tahun 364 7 31-35 Tahun 412 8 36-40 Tahun 403 9 41-45 Tahun 439 10 46-50 Tahun 284

(4)

11 51-55 Tahun 181 12 56-60 Tahun 282 13 61-65 Tahun 208 14 66-70 Tahun 102 15 70 ahun ke atas 97 e. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan pendidikan yang wajib bagi setiap orang, dengan berkembangnya kemajuan di bidang pendidikan, maka jumlah tamatan pendidikan penduduk Desa Rembun yang mengenyam di dunia pendidikan mengalami kemajuan dan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah tabel tamatan pendidikan di Desa Rembun :

Tabel 2

Data Tingkatan Pendidikan di Desa Rembun3

No. Pendidikan Jumlah

1 Tamat SLB A 1 orang

2 Tamat SD 435 orang

3 Tamat SMP 274 orang

4 Tamat SMA 250 orang

5 Tamat D-1 / sederajat 7 orang 6 Tamat D-2 / sederajat 15 orang

(5)

7 Tamat D-3 / sederajat 18 orang 8 Tamat S-1 / sederajat 142 orang 9 Tamat S-2 / sederajat 10 orang

10 Belum Tamat 1.251 orang

Tabel 3

Lembaga Pendidikan

No Lembaga Pendidikan Jumlah

1 Perguruan Tinggi 1 buah

2 SMA/ Sederajat 1 buah

3 SMP 1 buah

4 SD/Sederajat 4 buah

5 TK 2 buah

6 PAUD 1 buah

7 Lembaga Pendidikan Agama

a. Pondok Pesantren 1 buah

b. TPQ 4 buah

f. Sarana Ibadah

Sarana ibadah yang ada di Desa Rembun adalah masjid sebanyak 2 buah dan mushola sebanyak 18 buah. Sarana Ibadah yang telah tersedia di Desa Rembun tersebut semuanya masih dapat

(6)

dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT.

g. Mata Pencaharian Penduduk

Dalam memenuhi kehidupan sehari-hari penduduk Desa Rembun mempunyai aneka ragam mata pencaharian sebagai berikut :

Tabel 4

Data Mata Pencaharian Penduduk di Desa Rembun4

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 540 orang

2 Buruh Tani 604 orang

3 Pegawai Negeri Sipil 96 orang 4 Pedagang keliling 16 orang

5 Peternak 16 orang

6 Nelayan 2 orang

7 Montir 3 orang

8 Bidan Swasta 2 Orang

(7)

2. Hubungan Sosial Alim Ulama/Kyai dengan Warga Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan

Desa Rembun merupakan Desa yang cukup luas dan padat penduduk. Hubungan sosial masyarakat Desa Rembun sangat baik. Terlihat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan seperti rutinitas ngaji yang diadakan secara bergiliran dari rumah ke rumah, dari mushola ke mushola, dan dari dukuh ke dukuh terlihat bahwa masyarakat desa Rembun mempunyai hubungan sosial yang baik.

Masyarakat Desa Rembun sangat berantusias dalam kegiatan keagamaan. Desa Rembun ada banyak Alim ulama, Kyai, Ustad, dan tokoh agama yang selalu mendakwahkan ilmu agama serta mengajarkan dan mengamalkannya kepada warga sehingga warga Desa Rembun merasa bangga dengan ilmu agama yang dimiliki para Kyai. Dari amalan-amalan yang diamalkan para Kyai menjadikan warga Desa Rembun sangat menghormati para kyai dan para Kyai menjadi panutan warga desa Rembun khususnya bagi orang awam.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Fathurohman selaku kepala Desa Rembun, beliau mengatakan bahwa desa Rembun memiliki hubungan sosial yang baik, tidak ada perbedaan antara orang kaya dan miskin, guru atau petani, dan orang yang ahli agama atau orang yang sedikit mengetahui agama.5 Selanjutnya bapak Amat Maghfur, beliau mengatakan hubungan sosial seorang Ustad desa Rembun dan warganya

5 Fathur Rohman, Lurah Desa Rembun, Wawancara Pribadi, Desa Rembun, 5

(8)

baik.6 Jawaban tersebut juga seperti yang diutarakan oleh bapak Miftachul Falah7 dan Ruba’i.8 Selanjutnya, ibu Dah, beliau mengatakan bahwa hubungan sosial antara Kyai dengan warga desa Rembun baik. Warga desa Rembun sangat menghormati para Kyai, ustad, dan tokoh agama. Karena Kyai itu sebagai panutan orang awam. Seperti itu juga yang di ajarkan orang tua kepada anak-anaknya untuk andap asor kepada para Kyai atau guru-guru ngajinya.9

3. Sistem Pembayaran Zakat Fitrah di Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan yang lebih mendahulukannya kepada Alim Ulama/kyai.

Masyarakat Desa Rembun membayarkan zakat fitrah pada malam hari raya atau malam ke 29 Ramadhan. Zakat fitrah dibayarkan dengan menggunakan beras sebesar 2,5 kg dan dibayarkan secara langsung kepada mustahiq zakat fitrah karena di Desa Rembun sejak dulu belum ada panitia zakat atau LAZ yang bertugas mengumpulkan zakat. Belum adanya kepengurusan zakat menurut kepala desa Rembun karena belum ada pihak-pihak yang menginginkan pembentukan panitia zakat dan sejak dulu memang belum pernah membentuk panitia zakat sehingga warga desa Rembun sudah terbiasa membayarkan zakat fitrah secara

6 Amat Maghfur, Ustad, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 6 Agustus 2015.

7 Miftachul Falah, Ustad desa Rembun, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5

Desember 2015.

8 Ruba’iAM, Warga Desa Rembun, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5 Agustus

2015.

(9)

langsung kepada orang yang dituju dan terlihat warganya tidak kewalahan dalam membayarkannya.

Namun, warga desa Rembun dalam membayar zakat fitrah lebih mengutamakan Alim ulama/Kyai sebagai penerima zakat fitrah. Sedang golongan fakir dan miskin yang lebih membutuhkan dan lebih berhak menerima zakat justru mereka keliling untuk meminta-minta zakat pada malam hari raya Idul Fitri. Selain itu, mustahiq zakat di Desa Rembun bersifat tetap atau monoton dari tahun ke tahun dengan alasan kalau berganti-ganti akan menimbulkan ketidak harmonisan antar sesama. Sehingga pelaksanaan zakat fitrah dari tahun ketahun masih tetap penerimanya.

Dari hubungan sosial yang baik antara Alim Ulama/Kyai dengan warga Desa Rembun sehingga dengan sendirinya warga desa Rembun lebih mendahulukan kepentingan untuk Alim Ulama, Kyai, Ustad, dan tokoh agama. Dalam hasil wawancara penulis, menghasilkan jawaban yang berbeda-beda dari alasan mereka yang lebih mendahulukan membayar zakat fitrah kepada Alim Ulama/kyai. Wawancara kepada ibu Istikharoh,10 ibu Baedah,11 ibu Tarekhah,12 ibu Be’do,13 ibu Rujinah.14 dan ibu Wahidah.15 Mereka sudah terbiasa tiap malam idul fitri zakat fitrahnya diberikan kepada pak Kyai, guru ngaji anaknya, dan imam mushola. Tujuan yang utama yaitu untuk membayar zakat untuk

10 Istikharoh, Warga, Wancara Pribadi, desa Rembun, 20 Agustus 2015.

11 Baedah, Warga, Wancara Pribadi, desa Rembun, 20 Agustus 2015.

12 Tarekhah, Warga, Wancara Pribadi, desa Rembun, 20 Agustus 2015.

13 Be’do, Warga, Wancara Pribadi, desa Rembun, 20 Agustus 2015.

14 Rujinah, Warga, Wancara Pribadi, desa Rembun, 19 Agustus 2015.

(10)

melaksanakan kewajiban sebagai orang Islam. Namun, tujuan selanjutnya yaitu untuk mendapat berkah dari do’a para Kyai, ustad serta untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk membalas jasa para ustad yang telah mengajarkan ngajinya. Kemudian ibu Fatiyah, beliau mengatakan zakatnya didahulukan kepada Kyai, ustad, Imam mushola sebagai orang yang telah menyebarkan agama, kemudian jika ada tetangganya yang kurang mampu zakatnya diberikan untuk tetangganya.16 Selanjutnya, menurut ibu Iriana, beliau mengatakan bahwa dalam membayar zakat fitrah yang penting niat yang ikhlas dari rumah dan diserahkan kepada siapa saja yang akan diberi.17 Kemudian wawancara kepada Ustad Amat Maghfur, beliau mengatakan bahwa belum adanya kepengurusan Amil di Desa Rembun karena belum adanya pihak-pihak yang mau menanganinya dan sulit untuk membentuk kepengurusan karena kebanyakan sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Jadi yang ditakutkan tidak berjalan dengan baik. mengenai orang-orang yang berbondong-bondong minta-minta zakat pada malam lebaran itu karena bagi mereka sudah terbiasa dan menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun. Seharusnya jika mereka tidak mendapat zakat fitrah berarti mereka dianggap oleh orang lain mampu bukan malah meminta-minta.18 Kemudian wawancara kepada Kyai Faizin Munawir, beliau berkata bahwa Zakat fitrah pada masa Rasulullah Saw. dibayarkan secara

16 Fatiyah, Warga termasuk atifis organisasi, Wancara Pribadi, desa Rembun, 19

Agustus 2015.

17 Iriana, Guru, Wancara Pribadi, desa Rembun, 19 Agustus 2015..

18 Wawancara Dengan Amat Maghfur (Sebagai Ustad Sekaligus Imam Mushola) Di

(11)

langsung kepada mustahiq. Undang-undang tentang zakat itu ada belakangan. Sehingga masyarakat Rembun sudah terbiasa sejak dulu membayarkan zakat langsung kepada mustahiq. Meski pemerintah sudah membentuk Undang-undang tentang pengelolaan zakat, namun kebiasaan yang sudah ada di masyarakat sulit untuk dihilangkan dan di rubah. Dan berarti tradisi tersebut sudah diterima oleh warga desa rembun sehingga tidak ada masalah. Mengenai zakat fitrah diberikan untuk siapa itu tergantung orangnya yang mau membayar zakat fitrah yang penting sudah ada niat untuk membayar zakat fitrah karena orang yang mau membayar zakat fitrah besar pahala dan hikmahnya.19 Kemudian wawancara kepada Ustad Mafidullah, beliau mengatakan bahwa orang yang berhak menerima zakat itu orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil, mu’allaf, para budak, orang yang berhutang, sabilillah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Mengenai orang-orang yang belum tau atau awam dalam pengetahuan tentang zakat fitrah tidak ada masalah mereka mau di bayarkan kepada siapa saja yang penting ikhlas dan niat membayar zakat.20 Kemudian wawancara kepada Ustad Miftachul Falah, beliau mengatakan bahwa tidak ada masalah warga ingin membayarkan zakat fitrah kepada ustadnya. 21

19 Faizin Munawir, Kyai sekaligus Tokoh Agama, Wancara Pribadi, desa Rembun,

25 Agustus 2015.

20 Mafidullah, Alim Ulama/Ustad, Wancara Pribadi, desa Rembun, 25 Agustus

2015.

(12)

B. Pembahasan

1. Hubungan Sosial Alim Ulama/Kyai Dengan Warga Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan

Hubungan sosial warga Desa Rembun sangat baik, begitupun hubungan sosial Alim Ulama/Kyai dengan warga desa Rembun yang baik. Disamping warga desa Rembun terkenal agami/religius sehingga warga desa Rembun menghormati para Alim Ulama, Kyai, Ustad, serta Tokoh Agama lain yang telah mengajarkan ilmunya.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari manusia lain. Dimanapun dan kapanpun dia berada akan selalu tergantung pada orang lain, sejak manusia lahir bahkan sampai dengan ajal menjemput, manusia tidak dapat hidup sendirian. Untuk itulah manusia selalu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lain, baik secara individu atau kelompok. Dalam proses interaksi tersebut tentu ada hubungan yang sifatnya timbal-balik.

Masyarakat religius sangat mempercayai agama. Seperti halnya warga desa Rembun. Adapun fungsi agama dalam lingkungan sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Selain itu, pada saat individu tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya, seperti pendidikan agama

(13)

mengajarkan bagwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu warga desa Rembun sangat menghormati penuh kepada para penyebar agama Islam, seperti para Alim Ulama yang telah senantiasa menyebarkan agama Islam serta mengajarkan dan mengamalkan agama Islam kepada generasi penerusnya.

Dengan melihat pemahaman tersebut di atas, dapat disimpulan bahwa masyarakat mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Ketika orang lain bersikap baik maka dengan sendirinya ia merespon balik dan kepada orang yang masyarakat agungkan atau seseorang yang tergolong Alim Ulama, masyarakat sangat menghormatinya.

(14)

2. Sistem Pembayaran Zakat Fitrah di Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan Lebih Mendahulukannya Kepada Alim Ulama/Kyai.

Warga Desa Rembun dalam membayarkan zakat fitrah lebih mengutamakan Alim ulama/Kyai sebagai penerima zakat fitrah. Sedang golongan fakir dan miskin yang lebih membutuhkan dan lebih berhak menerima zakat justru mereka keliling untuk meminta-minta zakat pada malam hari raya Idul Fitri.

Pendapat mazhab Syafi’i, bahwa wajib menyerahkan zakat fitrah kepada golongan orang yang berhak menerima zakat, yaitu sebagaimana dinyatakan dalam Surat al-Baqarah ayat 60.

ُ ق ِةَفملَؤُمْلاَو اَهْ يَلَع َينِلِماَعْلاَو ِينِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدمصلا اَمنَِّإ

َِِو َينِمِِاََْلاَو ِِاَققرلا ِِ َو ُْْهُ ُبُل

ِِ يََِِ

ِهمللا َنِم ًةَضيِرَف ِِ يِِمسلا ِنُْاَو ِهمللا

ٌْيِكَح ٌْيِلَع ُهمللاَو

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengelola-pengelolanya, para mu’allaf, serta untuk para budak, orang-orang yang berhutang, dan para sabilillah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang telah diwajibkan Allah. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.

Mereka wajib diberi bagian dengan rata. Dan ini adalah mazhab Ibnu Hazm. Apabila zakat fitrah itu dibagikannya sendiri, maka gugurlah bagian petugas, karena memang tidak ada amil.

Ibnu Qayyim membantah pendapat ini dan berkata: “Pengkhususan zakat fitrah bagi orang-orang miskin saja, merupakan hadiah dari Nabi

(15)

Saw. Nabi tidak pernah membagikan zakat fitrah sedikit-sedikit kepada golongan yang delapan, tidak pernah pula menyuruhnya, tidak dilakukan oleh seorangpun dari para sahabat dan orang-orang sesudahnya. Bahkan salah satu dari mazhab ini mengatakan tidak boleh menyerahkan zakat fitrah, kecuali hanya kepada golongan miskin saja.

Menurut mazhab Maliki, sesungguhnya zakat fitrah itu hanyalah diberikan kepada golongan fakir dan miskin. tidak kepada petugas zakat, tudak pada orang yang mualaf, tidak dalam membebaskan perbudakan, tidak pada orang yang berhutang, tidak untuk orang yang berperang, bahkan tidak diberi kecuali dengan sifat fakir. Apabila disuatu negara tidak ada orang fakir, maka dipindahkan ke negara tetangga dengan ongkos dari orang yang mengeluarkan zakat, bukan diambil dari zakat, supaya tidak berkurang jumlahnya.22

Dengan melihat pemahaman di atas, penulis lebih memilih untuk mendahulukan orang-orang fakirmiskin dulu karena tujuan lain dari membayar zakat fitrah yaitu untuk mencukupkan mereka dari kebutuhan sehari-hari agar tidak meminta-minta. Namun, yang terjadi di Desa Rembun warganya lebih mendahulukan Alim Ulama/kyai dengan tujuan yang dicari yaitu agar mendapat Do’a dan barokah dari Kyai tersebut.

Alim Ulama/Kyai termasuk dalam golongan sabilillah atau termasuk golongan yang berhak menerima zakat. Sabῑlillah adalah para pejuang yang dengan suka rela berjihad di jalan Allah, berdakwah, membela Islam, serta memperjuangkan kemerdekaan Negara. Seperti

(16)

halnya para Kyai, Ustad, Imam Mushola yang telah mendakwahkan ajaran Islam serta mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada umat Islam.

Disebutkan dalam Tafsir Ruhul Ma’ani, maksud fῑ sabῑlillah menurut pendapat Abu Yusuf ialah mereka yang menjadikan dirinya anggota tentara yang berperang, dan mereka yang hendak mengerjakan haji. Ada yang mengatakan, bahwa dimaksud dengan sabilillah ialah penuntut-penuntut ilmu.

Di dalam Fatwa Zhahiriyah diterangkan bahwa dalam Al-Badawi dijelaskan bahwa sabῑlillah adalah segala pekerjaan yang mendekatkan diri kepada Allah termasuk kedalamnya segala usaha yang bersifat mentaati Allah. Al-Qadhi Abu Bakar mengatakan dalam Ahkamul Qur’an bahwa jalan-jalan Allah itu banyak.

Pengarang Fathul Bayan mengatakan, sabῑlillah umum tidak boleh ditentukan untuk satu tujuan. Ibnu Atsir dalam An-Nihayah mengatakan, sabῑlillah adalah segala rupa kebajikan yang menyampaikan kita kepada Allah. Asy-Syangihi mengatakan, “tiap-tiap kata ‘aam (yang umum) wajib ditinggalkan atas keumumannya, hingga ada yang men-takhshis-kan.

Qadhi ‘Iyadh mengatakan, “Perkataan fῑ sabῑlillah dikehendaki umumnya.” Ada pula yang mengatakan jihad. Kata yang pertama yakni mengumumkan makna fῑ sabῑlillah lebih shahih dari lainnya. Ini diakui oleh An-Nawawi. Seperti kata sabῑlillah melengkapi segala rupa usaha dijalan Allah dan agama-Nya, demikian juga perkataan jihad. Jihad

(17)

meliputi segala usaha di jalan Allah dan agama-Nya, demikian juga jihad meliputi semua amal yang baik, meliputi semua perbuatan yang berharga di jalan Allah karena makna jihad, ialah memberi segala kemampuan untuk menolong agama dengan berbagai cara.

Al-Qadhi Husain mengatakan, “Dihubungkan dengan fῑ sabῑlillah, orang yang menegakkan suatu kemaslahatan umum umat Islam seperti menjadi hakim, mufti, mengajar, walaupun mereka itu kaya. Abu Ubaidah memasukkan orang yang menyelesaikan urusan maslahat umum dalam ‘amilin. Yang demikian telah disyaratkan oleh Al-Bukhari, dalam kitab bab rezeki hakim dan ‘amilin.

Asumsi-asumsi masyarakat desa Rembun terkadap Alim Ulama sangat tinggi. Sosok Alim Ulama sangat di hormati warga dengan melihat latar belakang serta kepribadian Kyai, Ustad, dan tokoh agama yang dilihat sebagai individu yang Alim dan menyebarkan ilmu agama serta ajaran agama Islam.

Masyarakat tradisional sangat terpengaruh dengan lingkungan, nilai-nilai atau budaya apa saja dapat mempengaruhi kegiatan sosial di masyarakat. Dalam teori interaksionisme simbolik, simbol menjadi dasar dari interaksi manusia. Dalam lingkup masyarakat, orang berinteraksi menggunakan simbol karena simbol mudah dipahami oleh individu maupun responden atau lawan dalam berinteraksi.

Proses Interaksi Sosial akan membawa dampak dari makna dan simbol dari tindakan dan interaksi manusia dalam lingkungan masyarakat. Seperti yang terjadi di Desa Rembun warga desa Rembun

(18)

dengan melihat kepribadian Alim Ulama/Kyai yang baik , baik dari segi ilmu agamanya, pandai mengajarkan ilmu untuk di dunia maupun akherat, serta mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Dengan spontan itu menjadi simbol untuk para Alim Ulama. Melihat kepribadian Alim Ulama tersebut orang akan dengan sendirinya menyukai sosok Alim Ulama. Dan orang akan selalu membawa simbol tersebut dalam berinteraksi. Sehingga dalam hal ibadah seperti mengeluarkan zakat fitrah yang diperintahkan oleh Allah Swt. Individu dengan spontan membayarkan zakatnya kepada Alim Ulama karena dengan simbol yang dibawa tersebut. Asumsi yang orang bawa dengan memberikan zakat fitrah kepada Kyai, Ustad, atau tokoh agama akan mendapatkan Do’a dari Kyai/ Ustad yang mereka beri zakatnya. Karena do’a dari para Alim Ulama dipercayai banyak terijabahnya dan bisa mendo’akan untuk dirinya, keluarganya, para sesepuh, serta untuk kebaikan di dunia maupun di akherat.

Menset yang sudah terbentuk oleh warga desa Rembun sulit untuk diubah. Karena sudah lama melekat dan menjadi tradisi. Simbol bersifat turun temurun dan masyarakat mudah menyesuaikan simbol meski simbol tersebut sesuai dengan hukum Islam atau menyimpang dari ajaran Islam.

Padahal tujuan zakat fitrah yaitu untuk mensucikan orang yang yang berpuasa dari ucapan yang kotor, serta memberi makan kepada fakir miskin karena zakat sangat efektif membantu kaum fakir miskin dalam mensejahterakan umat. Namun, yang terjadi di Desa Rembun warganya

(19)

justru lebih mendahulukan membayar zakat fitrah kepada Alim ulama/Kyai dengan tujuan untuk mengalap Do’a dari para Alim Ulama dibanding memberikan zakat fitrahnya kepada warga yang tidak mampu.

Sebagaimana dalam kaidah Ushul :

اَه ِدِص اَقَِبِ ُِ ْبُم ُْلَْا

“Segala sesuatu tergantung pada niatnya”

Dalam hal ini, warga desa Rembun sudah menjalankan kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah, namun dalam sasaran mustahiq karena tidak adanya panitia zakat sehingga warga desa Rembun membayarkan zakat fitrahnya kepada orang yang menurut diri sendiri pantas untuk diberi zakat fitrah.

Melihat pamahaman di atas, Sehingga menurut penulis, sistem pembayaran zakat fitrah di Desa Rembun Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Meski ada niat untuk membayar zakat fitrah, namun ada niat lain dari tujuan mereka memberi zakat fitrah kepada Alim Ulama/kyai. serta tidak terwujudnya salah satu dari tujuan zakat fitrah yaitu untuk memberi makan orang-orang miskin agar mereka berkecukupan di hari raya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis pertama memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,058 dengan signifikansi sebesar 0,395 yang berarti bahwa variabel kompleksitas kerja tidak

Dari data spectrum di atas terlihat adanya ciri terjadinya misalignment. Yaitu adanya komponen getaran pada frekuensi 2x putaran poros dan menyebabkan getaran dalam arah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas, likuiditas, dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lignin diisolasi dari lindi hitam hasil perlakuan pendahuluan pada ampas tebu menggunakan NaOH (konsentrasi 1%, 2% dan 3 %) serta lama pemanasan (30, 60 dan 90 menit

Istilah ini sebenarnya merupakan sinonim da ri ana lisis mult ivariat yang mene kankan proses yang dilaku kan untuk mene mukan pola data dari satu atau beberapa

Pengenceran menurut Mumtianah (2014), sebanyak 1 gram sampel bekasam dihancurkan dalam mortar steril untuk mendapatkan kondisi sampel yang homogen, kemudian sampel

Puji syukur Kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum dengan judul: Pengawasan Pelaksanaan Pembayaran Pajak

Pendekatan komparasi dilakukan dengan membandingkan undang-undang negara Inggris, Belanda, Filipina dan Korea Selatan yang berkaitan dengan kewenangan ombudsman dalam