• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Metodologi Penelitian Referensi dan Rangkuman Reliabilitas sistem distribusi tenaga listrik : C Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Metodologi Penelitian Referensi dan Rangkuman Reliabilitas sistem distribusi tenaga listrik : C Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas

Metodologi Penelitian

Referensi dan Rangkuman

Reliabilitas sistem distribusi tenaga listrik

Disusun Oleh

:Rizaldi Lukman Imani

NPM

: C20201141038

Semester

: V (Lima)

Fakultas

: Teknik

Program Studi : Elektro

(2)

A. REFERENSI DAN JUDUL TUGAS

1. ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK.

Parlindungan Doloksaribu. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih, Jayapura

2. ANALISIS NILAI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI UDARA 20 KV PADA PENYULANG PANDEAN LAMPER 1,5,8,9,10 DI GI PANDEAN LAMPER .Nur Indah Arifani, Heru Winarno. Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

3. EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI. Siti Saodah. Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional

4. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER.

Martha Yudistya Perdana. Mahasiswa Teknik Elektro, ¸Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya.Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

5. EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER TIPE RADIAL GARDU INDUK BLIMBING. Wiwied Putra Perdana.Jurnal EECCIS Vol. III, No. 1, Juni 2009

6. ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA TENGAH DAN DIY PERIODE TAHUN 2009.2011. Eri Yarvantoror. Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang.

7. ANALISIS KETERSEDIAAN DAYA DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Suryawan Adi Wibowo.Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

8. STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SURABAYA MENGGUNAKAN METODE LATIN HYPERCUBE SAMPLING.

Agung Yanuar Wirapraja .Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

9. EVALUASI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI SURABAYA MENGGUNAKAN LOOP RESTORATION SCHEME.Gheschik Safiur Rahmat. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111.

10.ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) APJ KUDUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP (ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS PROGAM) DAN METODE SECTION TECHNIQUE. Henki Projo Wicaksono. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111.

(3)

11. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PROGRAM ANALIS KELISTRIKAN TRANSIEN DAN METODE SECTION TECHNIQUE.

Henki Projo Wicaksono. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

12. STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PABRIK SEMEN TUBAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY INDEX ASSESSMENT (RIA) DAN PROGRAM ANALISIS KELISTRIKAN. Herdianto Prabowo. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

13.

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON. I. N. Partawan.Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

14. PENINGKATAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 20 kV PT. PLN (Persero) APJ MAGELANG MENGGUNAKAN STATIC SERIES VOLTAGE REGULATOR (SSVR). Putty Ika Dharmawati.Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

15. PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX. Maula Sukmawidjaja. JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008 Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti.

(4)

B. Rangkuman Jurnal

1. Analisa Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik

a. Penyediaan energi listrik dilakukan oleh suatu sistem tenaga listrik yang meliputi sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Sistem yang paling dekat dengan beban adalah sistem distribusi. Gangguan pada sistem pembangkit maupun transmisi memiliki pengaruh yang kecil terhadap konsumen. Dibandingkan dengan sistem distribusi.

b. Analisa Keandalan dapat dilakukan dengan melihat frekuensi dan lama pemadaman yang dialami oleh beban.

c. Jenis sistem konfigurasi yang digunakan adalah jenis konfigurasi type radial. Memiliki keuntungan biaya investasi yang murah. Tetapi, keandalannya sangatlah rendah.

d. Keandalan sistem distribusi didefinisikan dengan kemampuan komponen-komponen sitem distribusi untuk melakukan fungsinya.

e. Indeks Keandalan sistem distribusi

e.1 SAIFI (System Average Interuption Frequency Index)

Indeks ini memberikan informasi tentang frekwensi rata-rata pemadaman per pelanggan.

Rumusnya adalah:

SAIFI dapat digambar-kan sebagai besarnya failure rate (λ) sistem distribusi keseluruhan ditinjau dari sisi pe-langgan.

e.2 SAIDI (System Average Interruption Duration Index)

Indeks ini adalah meng-gambarkan durasi atau lama pemadaman rata-rata yang dialami pelanggan.

Dengan rumus:

e.3 CAIDI (Costumer average Interruption Duration Index)

Indeks ini menggambar-kan lama waktu (durasi) rata-rata setiap pe-madaman indeks ini dirumuskan dengan:

(5)

e.4 ASAI (Average Service Availability Index)

Indeks ini menggambarkan tingkat ketersediaan layanan (suplay daya) yang diterima oleh pelanggan. Dirumuskan dengan :

e.5 ASUI (Average Service Unavailability Index)

Index ini menggambarkan ketidak tersediaan layanan (suplay daya) yang diterima pelanggan.

Dirumuskan dengan:

Index ini juga dapat dicari dengan rumus : ASUI = 1 – ASAI

8760 = total jumlah jam dalam waktu satu tahun kalender.

f. Evaluasi keandalan sistem distribusi menggunakan software EDSA Technical 2005. Dengan tahapan sebagai berikut:

1. Membuat model distribusi

2. Memasukkan data-data keandalan komponen sistem distribusi dan data beban.

3. Menentukan indeks keandalan. 4. Melakukan analisa

Sistem grid menggunakan tegangan menengah 20 KV dengan kapasitas 120 MW disuplay menjadi tegangan beban 220 V

g. Indeks Keandalan sistem paling tinggi dialami di lokasi yang paling dekat denan grid. Dan yang paling rendah dialami di lokasi yang paling jauh dengan grid. h. Semakin jauh lokasi beban dengan lokasi suplay daya, indeks keandalan semakin

(6)

2. ANALISIS NILAI INDEX KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI UDARA 20 KV PADA PENYULANG PANDEAN LAMPER 1,5,8,9,10 DI GI PANDEAN LAMPER.

a. Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan / tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai. Ukuran keandalan adalah seberapa sering sistem mengalami pemadaman

b. Sistem yang mempunyai keandalan yang tinggi mampu memberikan enaga listrik setiap saat dibutuhkan, bila keandalannya rendah maka sebaliknya.

c. Pandean Lamper adalah Gardu Induk untuk menyuplai energi lisrik wilayah Semarang Timur. Pandean Lamper penyulang 3 dan 4 menyuplai listrik ke Semarang bagian tengah. Penyulang 2,6 dan 7 melayani Industri garmen dan TVRI dan lima lainyya untuk kebutuhan masyarakat.

d. Data dari PLN Rayon Semarang Timur untuk terjadinya gangguan adalah sebagai berikut (untuk setiap penyulang)

d.1 Pandean Lamper 1 : 30 kali dengan total menit 1915 d.2 Pandean Lamper 5 : 34 kali dengan total menit 3324 d.3 Pandean Lamper 8 : 20 kali dengan total menit 1110 d.4 Pandean Lamper 9 : 57 kali dengan total menit 4645 d.5 Pandean Lamper 10 : 34 kali dengan total menit 1701 e. Empat faktor memegang peranan penting dalam keandalan

e.1 Fungsi : Fungsi dari komponen apakah dalam keandalan yang baik atau tidak

e.2 Probablitias: Angka yang menyatakan beberapa kali terjadi gangguan. e.3 Kecukupan : Kriteria kontinuitas suatu saluran penyalur

e.4 Waktu : Lama suatu saluran bekerja pada fungsinya e.5 Kondisi Operasi: Keadaan lingkungan kerja

f. Faktor yang mempengaruhi indeks keandalan sesuai IEEE P1336 : f.1 Pemadaman

f.2 Keluar / Outage

f.3 Lama keluar / Outage duration

f.4 Lama Pemadaman / Interruption Duration

f.5 Jumlah total Konsumen / Total Number of Costumer Served f.6 Periode Laporan.

g. Penyebab gangguan yang dominan terhadap GI khusunya pada penyulang tersebut adalah adanya kerusakan-kerusakan dari komponen seperti SUTM putus, jumper rusak, pada gardu ditemukan isolator yang rusak akibat overload, juga akibat gangguan alam.

h. Analisa gangguan dengan menggunakan indeks SAIDI dan SAIFI sangat diperlukan.

i. Tingkat gangguan / pemadaman pada penyulang dengan menggunkan metode SAIDI

pada umumnya masih diatas standar PLN. Namun diperlukan adanya perawatan yang

(7)

intensiv terhadap komponen – komponen vital untuk dapat menjaga keandalan penyulang pada gardu tersebut.

3. EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI

a. Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja suatu sistem atau bagian dari sistem.

b. Menjaga kontinuias penyaluran tenaga listri kepada pelanggan,terutama pelanggan berdaya besar yang membutuhkan kontinuitas adalah salah satu fungsi keandalan tenaga listrik.

c. Kontinuitas pelayanan adalah salah satu unsur dari kualitas tergantung kepada macam-macam sarana penyalur dan peralatan pengaman.

d. Tingkat kontinuitas dari penyalur disususn berdasarkan lamanya upaya mengidupkan kembali suplai setelah mengalami gangguan. Disebutkan adalah sebagai berikut:

d.1 Tingkat 1 : dimnugkinkan berjam-jam d.2 Tingkat 2 : padam beberapa jam d.3 Tingkat 3 : padam beberapa menit d.4 Tingkat 4 : padam beberapa detik d.5 Tingkat 5 : tanpa padam

Umumnya di pedesaan memiliki jaringan sistem radial dengan kontinuitas tingkat 1. Sedangkan di perkotaan, dengan sistem jaringan spidel mempunyai kontinuitas tingkat 2.

e. Untuk mengevaluasi sistem distribusi radial,dibutuhkan angka-angka kegagalan rata-rata (λs), waktu pemadaman rata-rata (rs) dan waktu pemadaman tahunan (Us).Dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dengan, λi : angka kegagalan rata-rata komponen ke – i ri : waktu pemadaman rata

rata komponen ke – i

Indeks keandalan yang dimaksud adalah indeks yang berorientasi pelanggan seperti System AverageInterruption Frequency Index (SAIFI), System Average Interruption Duration Index (SAIDI), Customer Average Interruption Duration Index (CAIDI), Average Service Availability Index (ASAI) dan Average Service Unvailability Index (ASUI). System AverageInterruption Frequency Index (SAIFI) adalah indeks keandalan yang merupakan jumlah dari perkalian frekuensi padam dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. f. System Average Interruption Duration Index (SAIDI) adalah indeks dari jumlah

perkalian lama padam dan lama pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani.

g. Gangguan pada sistem distribusi dapat diakibatkan oleh, faktor alam, kelalaian manusia atau usia peralatan yang terlalu lama. Macam-macam gangguan distribusi

(8)

adalah:

h.1 Gangguan yang bersifat temporer, gangguan dapat hilang dengan sendirinya.

h.2 Gangguan yang bersifat permanen, gangguan butuh indakan perbaikan. i. Jumlah Pelanggan yang mengalami pemadaman bulan Januari - Desember 2007

Pada PLN UPJ Prima adalah 853.242 diakibatkan gangguan pada sistem maupun pemadaman berencana.

j. Nilai SAIFI untuk mengetahui frekuensi padam pada tiap pelanggan konsumsi rumah tangga adalah 6.361 pemadaman/pelanggan/tahun. Untuk pelanggaN konsumsi pabrik (Penyulang) 6.361pemadaman/pelanggan/tahun.

k. Nilai SAIDI untuk mengetahui rata-rata pemadaman pada sistem pada tiap pelanggan konsumsi rumah tangga adalah 6.899 jam/pelanggan/tahun. Untuk pelanggan konsumsi pabrik (Penyulang) 6.899jam/pelanggan/tahun.

l. Berdasarkan SPLN 59:1985, bahwa untuk jaringan SUTM radial dengan pemisah otomatis ditengah-tengah (sistem jaringan yang digunakan di PT.PLN (Persero) APJ Cimahi-UPJ Prima) indikator sistem jaringan tersebut dikatakan andal adalah SAIFI ≤ 2,4 pemadaman/pelanggan/tahun dan SAIDI ≤ 12,672 jam/pelanggan/tahun. Sehingga dari hasil analisa diatas nilai keandalan berdasarkan penyebab pemadamannya, dilihat dari frekuensi pemadaman (SAIFI SUTM= 5,063 pemadaman/pelanggan/tahun) dapat dikatakan kurang andal karena nilainya lebih besar dari ketentuan, tetapi dari lama gangguannya (SAIDISUTM= 3,604 jam/pelanggan/tahun) dapat dikatakan masih andal karena nilainya lebih kecil dari batas maksimal yang ditentukan.

m. Dari segi keandalan penyulang nilai SAIFISLCU = 1,6 pemadaman/pelanggan/tahun dan SAIDISLCU= 1,849 jam/pelanggan/tahun sehingga penyulang SLCU dapat dikatakan masih andal karena nilai indeks keandalannya lebih kecil dari batas maksimal ketentuan.

(9)

4. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PENYULANG JEMBER KOTA DAN KALISAT DI PT. PLN APJ JEMBER

a. Keandalan sistem distribusi tenaga listrik sangat dipengaruhi oleh konfigurasi sistem, alat pengaman yang dipasang, dan sistem proteksinya.

b. Indeks keadalan yang ditentukan dari laju kegagalan, laju perbaikan, analisis nilai SAIDI-SAIFI untuk tiap penyulang

c. Salah satu metode untuk meningkatkan keandalan adalah dengan menambahkan fuse, sectionalizer, atau

recloser.

d. Keandalan adalah kemungkinan dari sistem untuk dapat bekerja optimal untuk waktu yang telah

ditentukan dalam berbagai kondisi.

e. Pengertian keandalan itu sendiri menurut sudut pandang kelistrikan adalah kemungkinan dari suatu atau kumpulan benda akan memuaskan kerja pada keadaan tertentu dan periode waktu yang telah ditentukan.

f. Datadata keandalan antara lain sebagai berikut :

f.1) Laju kegagalan ( λ )

Laju kegagalan adalah banyaknya kegagalan operasi yang terjadi pada suatu alat dalam suatu periode tertentu.

λ = Angka kegagalan

F = Jumlah kegagalan selama selang waktu percobaan T = Jumlah lamanya selang waktu

g. Laju perbaikan adalah waktu yang dibutuhkan suatu alat yang gagal atau keluar untuk beroperasi kembali dengan cara diganti atau diperbaiki, dengan satuan jam.

U = Waktu kegagalan per tahu (Jam/tahun). λ = Angka kegagalan per tahun (Gangguan/tahun) r = Waktu kegagalan (Jam)

h. Laju perbaikan per tahun adalah banyaknya waktu perbaikan rata - rata per tahun pada suatu alat. Diperoleh dengan cara mengalikan angka kegagalan dan waktu keluar alat tersebut, maka :

Dimana :

U = Waktu kegagalan per tahun (Jam/tahun). λ = Angka kegagalan per tahun (Gangguan/tahun) r = Waktu kegagalan (Jam)

i. SAIDI atau Sistem Average Interuption Duration Index merupakan indekx rata -rata dari jumlah durasi gangguan pada pelanggan selama 1 tahun.

(10)

m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun ti = Lamanya tiap - tiap pemadaman

Ci = Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman N = Jumlah konsumen yang dilayani

j. SAIFI atau Sistem Average Interuption Frequency Index merupakan indeks rata - rata dari jumlah gangguan per tahun.

Dimana :

m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun N = Jumlah konsumen yang dilayani

k. Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima

model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan Lingkaran (Loop), dan Jaringan Spindel.

l. Sistem yang digunakkan adalah sistem radial. Sistem ini mempunyai 2 bentuk sistem yaitu bentuk bintang (star network) dan bentuk percabangan (branch network).

m. Metode yang digunakan adalah Pengumpulan data pada masing-masing penyulang yang berkaitan dengan indeks keandalan, antara lain energi beban, beban, lama padam, jumlah dan durasi pelanggan padam, dan penyebab ganguan. Kemudian melakukan pengamatan dan pengambilan data Gardu Induk Jember.

n. Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

n.1. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai SAIDI penyulang Jember Kota per tahun sebesar

3,897 jam/tahun, dan SAIFI per tahun sebesar 8,343 pemadaman/tahun. Sedangkan standart PLN untuk SAIDI 4,515 jam / tahun dan SAIFI 14,610 pemadaman / tahun.

n.2. Berdasarkan perhitungan dari SPLN pada penyulang Jember Kota, laju kegagalan per tahun (λ) sebesar 1,6116 gangguan/tahun dengan rata – rata laju perbaikan per tahun (U) 5,653 jam / tahun. Sedangkan persentase jumlah gangguan temporer pada penyulang Jember Kota sebesar 80,95% dan gangguan permanen sebesar 19,05% dari total gangguan.

n3. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai SAIDI penyulang Kalisat per tahun sebesar 8,345 jam/tahun, dan SAIFI per tahun sebesar 7,850

(11)

pemadaman/tahun. Sedangkan standart PLN untuk SAIDI 4,515 jam/tahun dan SAIFI 14,610 pemadaman / tahun.

n4. Berdasarkan perhitungan dari SPLN pada penyulang Kalisat, laju kegagalan per tahun (λ) sebesar 2,445 gangguan/tahun dengan rata – rata laju perbaikan per tahun (U) 9,399 jam/tahun. Sedangkan persentase jumlah gangguan temporer pada penyulang Jember Kota sebesar 74,16% dan gangguan permanen sebesar 25,84% dari total gangguan.

n5. Pada penyulang Jember Kota nilai realisasi SAIDI sebesar 3,897 jam/tahun sedangkan SAIFI sebesar 8,343 pemadaman/tahun, nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan target dari PLN APJ Jember untuk SAIDI sebesar SAIDI 4,515 jam/tahun dan SAIFI 14,610 pemadaman/tahun, hal ini menunjukkan bahwa penyulang Jember Kota mempunyai tingkat keandalan yang tinggi. n6. Sedangkan Pada penyulang Kalisat nilai realisasi SAIDI sebesar 8,345 jam/tahun sedangkan SAIFI sebesar 7,850 pemadaman/tahun, nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan target dari PLN APJ Jember untuk SAIDI sebesar SAIDI 4,515 jam/tahun dan SAIFI 14,610 pemadaman/tahun dan terjadi penyimpangan nilai realisasi SAIDI sebesar 4,515 jam/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penyulang Jember Kota mempunyai tingkat keandalan yang rendah.

(12)

5. EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER TIPE RADIAL GARDU INDUK BLIMBING

a. Keandalan sistem distribusi erat kaitannya dengan masalah pemutusan beban yang merupakan akibat adanya gangguan pada sistem.

b. Ukuran keandalan dapat diketahui dari seberapa sering sistem mengalami pemutusan beban, berapa lama pemutusan terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemutusan yang terjadi

(restoration).

c. tingkat keandalan yang tinggi diperoleh dengan pemilihan jaringan dengan tingkat kontinuitas/kelangsungan pelayanan yang tinggi (lama pemutusan beban yang rendah) dan jumlah/frekuensi pemutusan beban karena gangguan yang rendah.

d. Sistem distribusi dengan tipe radial, mempunyai bentuk yang sederhana dan banyak sekali digunakan, serta luas pemakaiannya, terutama untuk mensuplai daerah beban yang mempunyai kerapatan beban (load density) yang rendah atau yang medium (sedang).

e. Pembagian sistem radial menurut segi keandalannya

e.1 Sistem radial tanpa reclosing dan sectionalizing secara otomatis (kurang baik).Jika terjadi gangguan maka aliran listrik putus semua

e.2 Sistem radial dengan menggunakan sistem reclosing dan sectionalizing secara otomatis (cukup baik). Jika terjadi gangguan maka daerah yang teraliri arus listrik akan putus sebagian.

f. Sumber yang mensuplai daya listrik (dalam hal ini GI) ke jaringan distribusi primer

mempunyai keandalan 100 %.

g. LBS yang terhubung dengan penyulang lain berada pada posisi Normally Open. h. Tidak memperhitungkan keandalan Penyulang lain yang terhubung dengan

Penyulang Singosari.

i. Perhitungan indeks keandalan system Penyulang Singosari menghasilkan nilai-nilai sebagai berikut:

SAIFI = 0,713 pemutusan pelanggan tahun

SAIDI = 4,149 jam pelanggan tahun

CAIDI = 5,8203 jam pelanggan pemutusan

ASAI = 0,9995 ASUI = 0,0005

ENS = 39,9483 MWh tahun

AENS = 2,8467 kWh pelanggan tahun

Apabila dibandingkan dengan standarisasi nilai SAIFI dan SAIDI IEEE Std. 1366 – 2000, nilai SAIFI Penyulang Singosari lebih kecil dari nilai SAIFI IEEE Std. 1366 – 2000, namun nilai SAIDI Penyulang Singosari masih jauh lebih besar dari nilai SAIDI IEEE Std. 1366 – 2000. Hal ini dapat diartikan bahwa Penyulang Singosari belum andal berdasarkan standarisasi nilai SAIFI dan SAIDI IEEE Std. 1366 – 2000.

(13)

6. ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA TENGAH DAIY DIY PERIODE TAHUN 2009.2011

a. Forced outage selain bisa dihitung kemungkinan terjadinya juga memberikan kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem atau sering disebut kehilangan beban.

b. Aplikasi teknik probability untuk evaluasi keandalan sistem tenaga listrik dikemukakan pertama kali pada tahun 1933. Konsep dari loss of load probability OOLP) diperkenalkan pada tahun 1947 (J.Nanda dan M.L. Khothari, 1994).

c. LOLPdidefinisikan sebagai kemungkinan dimana kapasitas daya yang mengalami force outage melebihi dari cadangan daya pada sistem.

d. Daya bergantung kepada daya terpasang unit-unit pembangkit dalam sistem dan juga bergantung pada kesiapan operasi unit-unit tersebut.

e. Resiko indeks LOLP dihitung dengan cara mencari perkiraan jumlah hait dimana beban puncak harian akan melebihi kapasitas tersedia.

LOLP:Pxt Keterangan:

LOLP: nilai LOLP.

P : probabilitas kehilangan beban.

P : nilai mutlaU ab solute dari perkalian (nilai kombinasil - FOR1).(nilai kombinasi FoM).(nilai kombinasi ke-n - FOR ke-n)

t : waktu kehilangan beban.

f. Standar PLN mengenai LOLP adalah3 hari per tahun untuk sistem interkoneksi Jawa (JAMALI) hari <ian 5 hari per tahun untuk sistem di luar Jawa.

g. Perbandingan hasil LOLP dengan standar LOLP yang yang berlaku di pLN Jawa Madura Bali. Dari perhitungan pada sub-bab 4.3 diperoleh nilai LOLP tahun 2009-20ll, yaitu :

Nilai IOIP tahun 2009 adalah 4,088 hari Nilai LOLP tahun 2010 adalah 0,043 hari Nilai IOIP tahun 201I adalah 0,017 hari

h. Untuk standar LOLP di PLN Jawa Madura Bali adalah 3 hari/tahun. Maka untuk tahun 2009 keandalan sistem belum memenuhi standar. Dan untuk tahun 2010 dan 2011 telah memenuhi standar.

i. Usahakan nilai FOR selalu kecil, khususnya pada pembangkit-pembangkit besar.

(14)

7. ANALISIS KETERSEDIAAN DAYA DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

a. Karena tegangan yang dibangkitkan oleh generator pada umumya rendah, maka tegangan inibiasanya dinaikkan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat yang lebih tinggi antara 30 KV - 500 KV (negara-negara maju sudah ada yang mencapai 1 MV).

b. Jaringan distribusi tegangan rendah langsung yaitu Jaringandistribusi tegangan rendah yang ditarik dan diisi tegangan langsung dan pembangkit tenaga listrik tanpa melalui transformator.

c. Jaringan distribusi tegangan rendah tak langsung adalah jaringandistribusi tegangan rendah yang ditarik dan diisi dengan tegangan setelah melalui suatu transformator penaik tegangan (step up).

d. Menurut TIM PLN (SPLN 12/1978) yang dikutip oleh Purwanto. A. (1998: 6) Sistem jaringan distribusi tenaga listrik harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

d.1 Kontinuitas pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena gangguan maupun hal-hal yang direncanakan.

d.2 Kualitas daya yang baik, antara lain meliputi: kapasitas daya yang memadahi,tegangan yang selalu konstan dan frekuensi yang selalu konstan untuk arus bolak-balik.

d.3 Luasan dan penyebaran daerah bebun yang dilayani seimbang. Khususnya untuk sistem tiga fasa, faktor keseimbangan atau kesimetrisan beban pada masing-masing fasa juga perlu diperhatikan.

d.4 Fleksibel dalam pengembangan dan perluasan daerah beban.

d.5 Kondisi dan situasi lingkungan, faktor ini merupakan pertimbangan dalam perencanaan untuk lingkungan bersangkutan.

d.6 Pertimbangan ekonomi, faktor ini menyangkut perhitungan atau untung ruginya ditinjau dari segi ekonomis.

e. Karakteristik jaringan distribusi adalah jaringan yang mempunyai kontinuitas dan kualitas pelayanan yang baik, tidak seriag terjadi pemutusan, netral dan pentanahan yang dilakukan disepanjang jaringan, hubungan transformator distribusi secara praktis dan dipasang dengan 4 saluran penghantar, pada sisi kumparan sekunder dapat dihubungkan seri paralel, yang berfungsi untuk memperoleh tegangan 220/380 Volt serta memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan dan pertimbangan ekonomi dalam hal pengembangan jaringan distribusi.

f. Sistem proteksi adalah system pengaman terhadap peralatan-peralatan tenaga dari kondisi operasi abnormal.

g. Gangguan hubungan singkat sendiri menurut kuantitas terjadinya dapat dibagi 3 jenis:g.1. Hubungan singkat 1 fasa ke tanah, 65 – 70%

g.2. Hubungan singkat 2 fasa ke tanah, 20 – 25% g.3. Hubungan singkat 3 fasa ke tanah, 3 – 5%

h. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu.

(15)

i. Parameter-parameter penentu keandalan :

i.1 Laju kegagalan adalah nilai rata-rata dari jumlah kegagalan persatuan waktu pada selang pengamatan tertentu (T).

i.2 Lama kegagalan

i.3 Waktu perbaikan merupakan jumlah waktu keseluruhan yang digunakan.

8. STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SURABAYA MENGGUNAKAN METODE LATIN HYPERCUBE SAMPLING.

a. Model matematika untuk indeks keandalan dapat diselesaikan baik oleh metode analisis langsung maupun dengan menggunakan pendekatan simulasi . b. Metode simulasi yang dapat digunakan untuk menganalisa keandalan sistem

distribusi antara lain, Monte Carlo (MC), Latin Hypercube Sampling (LHS). c. Keuntungan dari penggunaan Monte Carlo adalah kemudahannya dalam

penerapan semua fase analisis keandalan. Dalam artikel ini, Monte Carlo mengacu pada teknik sampling dimana konsep dasarnya adalah untuk membangkitkan sampel acak dari system.

d. Latin Hypercube Sampling adalah penggabungan antara stratified sampling dan sampel acak.

e. Latin Hypercube Sampling diciptakan untuk memperkirakan ketidak pastian dalam masalah dimana variabel utama dinyatakan sebagai fungsi variable acak, dapat dituliskan sebagai berikut:

� = (1)

dimana y adalah variabel utama dan x adalah variabel acak. f. Langkah LHS disajikan sebagai berikut:

f.1 Tentukan ukuran sampel, n.

f.2 Tentukan nilai standar deviasi sistem yang dievaluasi. f.3 Pembangkitan sampel acak.

f.4 melakukan Stratified Sampling.

f.5 Penggabungan Stratified Sampling dan sampling acak f.6 Dari niai penggabungan yang didapat di cari nilai rata rata.

Hasil dari metode simulasi LHS merupakan nilai rata-rata dari perkalian antara stratified sampling dan sampel acak

g. Distribusi eksponensial adalah jenis distribusi yang sering digunakan dalam evaluasi kehandalan. Distribusi ini menyatakan bahwa kehandalan dari suatu komponen akan mengikuti distribusi ini, atau dengan kata lain semakin lama komponen tersebut bekerja maka akan semakin besar pula peluangnya untuk gagal. Pengertian gagal adalah jika suatu peralatan tidak dapat melaksanakan fungsinya.

h. Laju kegagalan atau hazard rate adalah frekuensi gagal pada komponen pada waktu sistem tersebut dipelajari.

i. Semakin besar nilai laju kegagalan maka semakin jelek kondisi peralatan tersebut. Biasanya peralatan akan sering gagal jika dibandingkan dengan peralatan tersebut pertama kali digunakan.

j. Waktu perbaikan atau down time rate adalah frekuensi lamanya suatu komponen dalam masa perbaikan. Jadi semakin besar nilai µ maka semakin cepat waktu perbaikan

k. Salah satu karakteristik distribusi eksponensial adalah MTTF (mean time to failure) dari distribusi dapat dihitung dari MTTF = 1/λ. Dengan demikian MTTR (mean time to repair) = 1/µ.

(16)

l. SAIFI adalah indeks keandalan yang merupakan jumlah dari perkalian frekuensi padam dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani.

m. SAIDI (Sistem Average Interruption Duration Index) adalah indeks keandalan hasil pengukuran durasi gangguan sistem rata-rata tiap tahun.

n. CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index) adalah indeks keandalan hasil pengukuran dari durasi gangguan konsumen rata-rata tiap tahun

o. Metode simulasi LHS menghasilkan SAIFI sebesar 1.197 kali/pelanggan/tahun sedangkan SAIDI nya adalah 0.352 jam/pelanggan/tahun dengan objek penelitian GI Sukolilo.

p. Metode simulasi Monte Carlo (MC) menghasilkan SAIFI sebesar 1.147 kali/pelanggan/tahun sedangkan SAIDI nya adalah 0.339 jam/pelanggan/tahun dengan objek penelitian GI Sukolilo.

q. Nilai SAIFI metode LHS memiliki prosentase kesalahan <40%, sedangkan untuk SAIDI memiliki prosentase kesalahan <70%.

r. Prosentase kesalahan terbesar nilai laju kegagalan simulasi Latin Hypercube Sampling adalah 8,2%, sedangkan untuk simulasi Monte Carlo adalah 25%.. s. Dalam mendapatkan solusi optimal, metode Latin Hypercube Sampling

membutuhkan 30% jumlah iterasi metode Monte Carlo.

9. EVALUASI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI SURABAYA MENGGUNAKAN LOOP RESTORATION SCHEME.

a. Pada sistem tenaga listrik dalam proses penyaluran tenaga listrik terdapat tiga bagian utama yaitu pembangkit, sistem transmisi dan sistem distribusi.

b. Untuk dapat menentukan tingkat keandalan dari suatu sistem, harus diadakan pemeriksaaan melalui perhitungan maupun analisa terhadap tingkat keberhasilan kinerja atau operasi dari sistem yang ditinjau pada periode tertentu kemudian membandingkannya dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.

c. Loop Restoration Scheme ( LRS )adalah metode otomasi distribusi pada feeder yang digunakan untuk meningkatkan keandalan sistem distribusi. d. Keandalan dan kualitas pelayanan LRS dikendalikan oleh Automatic Control

Sistem (ACS). ACS digunakan untuk pengendalian operasi perangkat switching device, untuk memindahkan gangguan pada section yang lain dan mengembalikan dari gangguan pada feeder.

e. Reliability Index Assessment (RIA) merupakan sebuah metode yang mengevaluasi indeks keandalan jaringan distribusi dengan mengasumsikan kegagalan dari suatu peralatan, setelah itu mengidentifikasi kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana efek kegagalan peralatan tersebut mempengaruhi operasi sistem distribusi 20 KV.

f. Sistem Distribusi 20 KV di Surabaya termasuk dalam system radial dengan keandalan yang sesuai. Terdiri dari 5 penyulang yang membentuk system loop.

g. Loop yang dimaksud adalah dimana antar penyulang terdapat tie LBS sebagai penghubung.

h. Pada Loop Restoration Scheme Without Comunication Link ini, sistem bekerja berdasarkan kerja yang sudah dimiliki dari setiap switching device yang digunakan jadi tidak ada komunikasi antar device.

(17)

i. Percobaan dengan index SAIDI,SAIFI, dan CAIDI menggunakan software ETAP, menghasilkan perhitungan yang jauh signifikan. Oleh karena itu, diperlukan adanya scenario berbeda.

j. Penambahan Sectional switch dan Recloser pada setiap penyulang dan penggantian Load Break Switch dengan Automatic Recloser sangat berpengaruh dengan hasil yang kemudian tidak terlihat jauh perbedaan.

k. Serta Penambahan beberapa scenario dapat mempengaruhi hasil dari perhitungan tersebut.

l. Metode RIA digunakan untuk melakukan perhitungan indeks keandalan saat terjadi gangguan temporer, yang mana serangkaian langkah diterapkan pada sistem distribusi ini untuk mendapatkan nilai indeks keandalan MAIFI.

m. Nilai indeks keandalan dengan konfigurasi LRS pada simulasi ETAP dan perhitungan RIA tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

10. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) APJ KUDUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP (ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS PROGAM) DAN METODE SECTION TECHNIQUE

a. Tingkat keandalan yang didapatkan akurat maka hasil perhitungan dari metode Section Technique akan dibandingkan dengan running sofware ETAP ( Electrical Transient Analisys Progam ), yaitu software yang dapat melakukan analisa studi tentang keandalan (reliability).

b. Laju kegagalan (λ) adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan waktu pada suatu selang waktu pengamatan (T).

λ=� T………..…....…(1)

λ = Laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun) d = banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu

T = jumlah selang waktu pengamatan (tahun) Nilai laju kegagalan akan berubah sesuai dengan umur dari sistem atau peralatan listrik selama beroperasi.

c. Section Technique merupakan suatu metode terstruktur untuk menganalisa suatu sistem. Metode ini dalam mengevaluasi keandalan sistem distribusi didasarkan pada bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasi sistem.

d. Metode Section Technique mengasumsikan kegagalan peralatan tidak saling berhubungan, peralatan masing-masing dapat dianalisa secara terpisah. Jika kegagalan perlatan saling dihubungkan, maka perhitungan keandalan sistem menjadi lebih kompleks.

e. Pada metode Section Technique, ada 3 indeks keandalan yang dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.

f. Perbedaan nilai indeks keandalan tidak terlalu jauh antara metode Section Technique dan software ETAP menunjukkan bahwa metode Section Technique dapat digunakan untuk mencari nilai indeks keandalan suatu jaringan distribusi 20 kV tipre radial sebagaimana digunakan pada PLN APJ Kudus.

g. Kondisi Tie-Switch di sistem distribusi listrik sangatlah penting dan berpengaruh terhadap nilai indeks keandalan.

(18)

11. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS KELISTRIKAN TRANSIEN DAN METODE SECTION TECHNIQUE

a. Metode Section Technique, yaitu metode yang melakukan evaluasi keandalan dengan cara memecah sistem dalam bagian-bagian yang lebih kecil atau section terlebih dahulu, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dapat diminimalkan, serta waktu yang dibutuhkan lebih singkat.

b. Laju kegagalan (λ) adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan waktu pada suatu selang waktu pengamatan (T).

λ=� T………..…....…(1)

λ = Laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun) d = banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu

T = jumlah selang waktu pengamatan (tahun) Nilai laju kegagalan akan berubah sesuai dengan umur dari sistem atau peralatan listrik selama beroperasi.

c. Section Technique merupakan suatu metode terstruktur untuk menganalisis suatu sistem. Metode ini dalam mengevaluasi keandalan sistem distribusi didasarkan pada bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasi sistem. Efek atau konsekuensi dari gangguan individual peralatan secara sistematis diidentifikasi dengan penganalisisan apa yang terjadi jika gangguan terjadi. Kemudian masing-masing kegagalan peralatan dianalisis dari semua titik beban (load point).

d. Pada metode Section Technique, ada 3 indeks keandalan yang dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.

e. Nilai SAIFI dan SAIDI yang didapat dibandingkan dengan standar PLN, dimana standar yang digunakan yaitu SPLN 682 : 1986 [5] dengan nilai SAIFI 3.2 kali/tahun dan SAIDI 21 jam/tahun. Terlihat bahwa nilai SAIFI dan SAIDI penyulang yang dianalisis tergolong handal dan memenuhi standar PLN.

(19)

12. STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PABRIK SEMEN TUBAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY INDEX ASSESSMENT (RIA) DAN PROGRAM ANALISIS KELISTRIKAN.

a. Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja suatu sistem atau bagian dari sistem, untuk dapat memberikan hasil yang lebih baik pada periode waktu dan dalam kondisi operasi tertentu.

b. Sebuah sistem radial terdiri dari komponen yang tersusun secara seri meliputi line, kabel, disconnector (atau isolator), busbar, dan lain-lain.

c. Metode RIA (Reliability Index Assessment) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memprediksi gangguan pada sistem distribusi berdasarkan topologi sistem dan data-data mengenai keandalan komponen.

d. Syarat-syarat dari metode RIA

d.1 Data topologi penyulang (feeder) sistem jaringan distribusi 20 KV secara menyeluruh beserta titik-titik beban (load point).

d.2 Data jumlah pelanggan pada setiap titik beban d.3 Parameter data keandalan sistem

e. Laju kegagalan (λ) adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan waktu

pada suatu selang waktu pengamatan (T).

λ=� T………..…....…(1)

λ = Laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun) d = banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu

T = Jumlah selang waktu pengamatan (tahun) Nilai laju kegagalan akan berubah sesuai dengan umur dari sistem atau peralatan listrik selama beroperasi.

f. Pada perhitungan indeks keandalan sistem diasumsikan berada pada kondisi imperfect switching. Standar yang digunakan dalam perhitungan menggunakan standar program analisis kelistrikan untuk laju kegagalan dan waktu pemulihan peralatan sistem jaringan distribusi 20 kV.

g. Indeks keandalan SAIFI dan SAIDI berpengaruh terhadap banyaknya komponen. Semakin banyak komponen semakin besar pula nilai SAIFI dan SAIDI. Dan sebaliknya.

h. Perbedaan nilai indeks keandalan tidak signifikan antara program analisis kelistrikan dengan metode RIA

(20)

13. STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

a. Sistem ketenagalistrikan adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan interkoneksi.

b. keandalan adalah peluang tidak terjadinya kegagalan selama beroperasi

c. Semakin besar dan kompleks beban yang dilayani di suatu kawasan/daerah, maka semakin banyak pula jumlah penyulang yang diperlukan. Beberapa penyulang berkumpul di suatu titik yang disebut gardu hubung (GH)

d. Metode RNEA digunakan untuk menganalisis sistem distribusi radial yang kompleks secara sederhana.Prinsip utama pada metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar ke dalam bentuk seri dan sederhana.

e. Metode section technique di dalam perhitungannya membagi suatu topologi jaringan menjadi beberapa section dan lebih mudah dikerjakan.Dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui area mana pada jaringan yang perlu diperbaiki keandalannya.

f. Jumlah pelanggan penyulang Renon sebanyak 7.094 pelanggan.Penyulang Renon terdiri dari 40 transformator distribusi dengan panjang 12.8km dan beban sebesar 6.203 kVA.

g. Software ETAP akan digunakan untuk analisisi keandalan sistem jaringan distribusi penyulang Renon dengan mengunakan metode Section Technique dan metode RNEA yang nantinya hasil analisis akan dievaluasi dengan hasil

runningsimulasi sistem jaringan distribusi penyulang Renon pada.

h. Metode RNEA digunakan untuk menganalisis sistem distribusi radial yang kompleks secara sederhana.

i. Prinsip utama pada metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar ke dalam bentuk seri dan sederhana.Nilai perhitungan dengan menggunakan program ETAP Powerstation sebagai referensi. Persentase tingkat ketelitian metode RNEA dan ETAP untuk nilai SAIFI sebesar 96 % dan SAIDI sebesar 44 %.

(21)

14. PENINGKATAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 kV PT. PLN (Persero) APJ MAGELANG MENGGUNAKNAN STATIC SERIES VOLTAGE REGULATOR (SSVR)

a. Kualitas tegangan yang baik dan stabil karena meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum tentu untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem ditribusi karena tegangan jatuh akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dayanya dengan adanya perubahan beban

b. Fungsi distribusi tenaga listrik adalah untuk pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).

c. Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan tegangan ujung penerimaan. Beban sistem bervariasi dan besarnya bisa berubah-ubah sepanjang waktu.

d. Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan tegangan sistem adalah adanya impedansi seri penghantar saluran baik itu impedansi pada jaringan listrik ataupun impedansi dari peralatan listrik lainnya (beban) yang terdapat pada sistem tersebut

e. SAIDI merupakan indeks yang menunjukkan rata-rata durasi gangguan pasokan daya ke pelanggan. Nilainya adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan pasokan daya dari setiap gangguan dibagi dengan jumlah semua pelanggan. [4] (1) dengan: = laju perbaikan saluran = jumlah pelanggan pada saluran k = total pelanggan pada sistem . SAIDI

f. System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)

SAIFI merupakan frekuensi rata-rata gangguan per pelanggan dalam satu area yang ditentukan. Nilainya adalah jumlah gangguan yang terjadi dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. dengan: = laju kegagalan saluran = jumlah pelanggan pada saluran k = total pelanggan pada sistem .k k M SAIFI M

g. Customer Average Interruption Duration Index (CAIDI)

CAIDI merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengembalikan pasokan daya pada setiap gangguan. Nilainya adalah jumlah durasi gangguan dibagi dengan total jumlah gangguan. [5] (3) SAIDI CAIDI SAIFI 

h. Average Energy Not Supplied (AENS)

AENS merupakan jumlah rata-rata energi listrik yang tidak tersalurkan dalam suatu sistem distribusi tiap tahun. Hal ini didefinisikan sebagai rasio dari total energi tidak diberikan untuk jumlah pelanggan. AENS = (4) _ _ _ _ _ _ _ _ _ Energi total yg tidak tersalurkan oleh sistem Total pelanggan yg dilayani

i. Energy Not Supplied (ENS) [4]

ENS merupakan penjumlahan dari MWh yang tidak tersuplai kepada pelanggan selama periode satu tahun. Ini didefinisikan sebagai penjumlahan energi tidak diberikan karena pasokan gangguan selama periode tahun. ENS = Σ [Gangguan(MW) x Durasi(h)] (5)

(22)

RIA (Reliability Index Assesment) merupakan sebuah metode pendekatan yang digunakan untuk memprediksi keandalan pada sistem distribusi berdasarkan topologi sistem dan data-data mengenai keandalan komponen pada sistem tersebut.

k. Dua cara utama untuk mengendalikan tegangan pada sistem distribusi, yaitu memasang voltage regulator secara seri atau memasang kapasitor secara paralel

l. Dynamic Voltage Restorer (DVR) adalah perangkat seri yang digunakan untuk

menambahkan vektor tegangan ke jaringan untuk meningkatkan kualitas tegangan yang disediakan oleh jaringan.

m. DVR kemudian di kembangkan lagi agar memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar sehingga dapat mengatasi drop tegangan.

n. Perangkat ini disebut Static Series Voltage Regulator (SSVR). Dalam sistem distribusi SSVR berguna untuk mengkompensasi daya reaktif dalam mengatasi tegangan drop.

o. Penyulang Sanggrahan 12 yang berlokasi di GI Sanggrahan PT. PLN (Persero) APJ Magelang

p. Dalam melakukan perhitungan indeks keandalan dari sisi pelanggan menggunakan metode RIA, terdapat dua kondisi yang diterapkan pada perhitungan ini, yaitu pada kondisi perfect switching dan kondisi imperfect switching.

q. suatu peralatan distribusi khususnya peralatan yang berperan dalam proses

switching misalnya circuit breaker dan recloser diasumsikan bekerja sempurna. r. Kondisi imperfect switching dicapai ketika suatu peralatan distribusi seperti

circuit breaker dan recloser diasumsikan bekerja tidak sempurna. Oleh karena itu, indeks dari setiap peralatan distribusi memberikan nilai indeks kegagalan secara menyeluruh.

s. Kapasitas dan pemasangan SSVR secara tepat dapat memperbaiki drop tegangan secara maksimal, sehingga keandalan pada sistem tersebut dapat meningkat.

(23)

15. PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS

a. Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer, 20KV) dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.

a.1 . Jaringan Radial : Sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis

a.2 . Jaringan Tie line : Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain

a.3 Jaringan Loop : pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.

a.4 Jaringan Spindel:adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring.Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).

a.5.Jaringan Sistem Kluster : digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.

b. Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima karena adanya impedansi pada penghantar.

c. Dalam satu tiang dapat disambung maksimum 5 Sambungan Layanan Pelanggan

d. Dengan menggunakan metoda matrix impedansi Zbus dan matrix admitansi Ybus dapat diketahui profil tegangan pada penyulang distribusi, baik pada jaringan tegangan rendah maupun jaringan tegangan menengah.

e. Perhitungan tidak tergantung dari tipe/ konfigurasi jaringan (radial, loop atau konfigurasi lainnya), maupun jumlah gardu/ tiang. Beban-beban dan impedansi saluran juga tidak harus sama seperti yang diuraikan dalam kasus-kasus diatas, tapi dapat bervariasi.

f. Jika tegangan-tegangan disemua titik telah diperoleh, maka arus dan aliran daya dapat dihitung. Demikian pula rugi-rugi dayanya.

g. Untuk perhitungan yang lebih teliti, impedansi trafo dapat disisipkan pada impedansi ekivalen ZS yang bersesuaian.

(24)

h. Matrix Zbus dan Ybus adalah matrix simetris yang luas penggunaanya dalam sistem tenaga listrik baik pada operasi normal maupun kondisi gangguan dan dapat diterapkan baik pada jaringan tegangan rendah, maupun jaringan tegangan menengah, namun biasanya digunakan pada jaringan tegangan tinggi.

C. KELEBIHAN DAN METODE YANG DIGUNAKAN

Perlu diketahui, dalam kumpulan jurnal diatas banyak sekali cara untuk mengetahui Keandalan dalam Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Dan lebih dari 3 cara untuk mengetahui keandalan distribusi listrik. Hampir semua jurnal diatas mengemukakan bahwa Keandalan distribusi listrik dapat dihitung dengan mengetahui index-nya terlebih dahulu. Tetapi, dalam beberapa jurnal diatas tidak dibahas untuk mengetahui index-nya terlebih dahulu.

Hal terpenting dari jurnal yang dibahas diatas, tidak membahas semua hal dalam keandalan distribusi (terperinci). Masing-masing jurnal tersebut,memiliki kelebihan dan kekurangan. Contohnya, jurnal no.1 dengan judul Analisa keandalan sistem distribusi tenaga listrik. Yang masih memberikan penjelasan secara umum. Tidak seperti yang lain dengan penyelesaian dan metode yang digunakan dalam menganalisa keandalan sistem distribusi di Indonesia.

Metode yang digunakan untuk membuat jurnal diatas, setelah dilakukan perbandingan antara satu sama lain, dan dengan materi yang telah dipelajari, Dapat diambil hasil adalah 14 judul jurnal menggunakan pendekatan Scientific Methode dalam menerbitkan dan membuat sebuah analisis maupun penelitian. Kecuali jurnal yang ke-5 yang berjudul evaluasi keandalan sistem tenaga listrik pada jaringan distribusi primer tipe radial gardu induk belimbing yang isi dalam jurnalnya terdapat asumsi penulis sebelum bukti dari percobaan berhasil sehingga dapat dinyatakan bahwa jurnal tersebut menggunakan thinking methode dengan kerangka berpikir yang mirip hampir sama.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang menggunakan suatu alat uji sistem AC dengan penambahan tabung water heater dengan metode pengumpulan data yang bertujuan

Effect of weekly zinc supplements on incidence of pneumonia and diarrhoea in children younger than 2 years in an urban, low income population in Bangladesh: randomised

[r]

Berbeda dengan embung di daerah lain yang fungsinya untuk menyimpan kelebihan air pada musim hujan untuk digunakan selama musim kemarau, embung di Kutai Kartanegara bisa

Dengan demikian, jika pesan ayat ini merupakan bagian dari lapangan ijtihad dan apa yang diungkapkan oleh Muhammad Quraish Shihab merupakan ‘illat (motif penetapan hukum), maka

Hambatan atau ancaman kerusakan pada kelas II adalah salah satuatau kombinasi dari pengaruh berikut :(1) lereng yang landai, (2) kepekaan erosi atau ancaman

Bula muncul sejak 3 hari yang lalu, setelah menggunakan daun bungkus untuk membungkusi batang penisnya lalu pasien mandi dan kulit batang penis terkena air dan.. muncul bula,

12) Untuk pembungkusan dan penyegelan benda sitaan/barang bukti ini dibuatkan Berita Acaranya yang memuat uraian tentang alat/pembungkusan dan penyegelannya sehingga barang atau