• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam. 1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam. 1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai :

1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2) Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3) Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

4) Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

5) Strategi pelaksanaan.

Melalui program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan. Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integral untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.

(2)

Menurut Charles O.Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.

2) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang bisa juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones,1996:295).

2.2 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan yang dalam bahasa Inggris “empowerment” bermakna pemberian kekuasaan karena power bukan sekadar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Pemberdayaan adalah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. Sebagai

(3)

proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengakapasitasan dan pendayaan. Seperti pendapat Hikmat (2001) yang menyatakan pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, serta terpeliharanya budaya setempat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat (2001:3) konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarkat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Dalam program pemberdayaan penting juga diperhatikan modal sosial yang dimiliki masyarakat setempat. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama (2002) dalam Hasbullah (2006: 8), modal sosial adalah segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program pemberdayaan yang terdapat di wilayah tersebut.

Hardina (2007) dalam Matias (2011) mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses meningkatkan kemampuan masyarakat

(4)

untuk menganalisis keadaan dan kesanggupan serta masalah-masalah yang perlu diselesaikan. Menurutnya, prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta harapan mereka untu menjadi lebih baik. Sedangkan titik tolak pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat agar mampu meningkatkan derajat hidupnya, mengoptimumkan segala sumber daya yang ada pada mereka dan yang ada pada lingkungan mereka.

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.

Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu satu ke seluruh bagian-bagian atau unsure-unsur yang saling berhubungan dalam

(5)

satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga. Ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi seperti di bawah ini :

1) Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.

2) Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

(6)

3) Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. (Tan dalam Koentjaraningrat,1981:35).

Adapun maksud dari pengertian sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah tingkat perubahan kemajuan atau peningkatan hasil pendapatan masyarakat yang ikut tergabung dalam program Senyum Mandiri Rumah Zakat.

2.4 Kemiskinan

Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat multidimensional. Pada prinsipnya kemiskinan bukan sekedar fenomena, tetapi merupakan proses yang tereduksi dari berbagai faktor (Sulistiyani; 2004). Kemiskinan menjadi isu yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana. Selama ini kemiskinan diasumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong dirinya sendiri. Kemiskinan dipandang sebagai gejala rendahnya kesejahteraan. Ilmuwan sosial mengaitkan konsep kemiskinan dengan konsep kelas, stratifikasi sosial, struktur sosial dan bentuk-bentuk definisi sosial lainnya (Soetomo; 2006). Hal yang juga dijumpai dalam pengukuran kemiskinan , konsep tentang taraf hidup atau “lefel of living” misalnya tidak cukup hanya melihat tingkat pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat tingkat pendidikan, kesehatan, perumahan dan kondisi sosial yang lain. Indikator dominant dari kemiskinan juga

(7)

dapat dilihat dari aspek non ekonomis sebagai indikator yang dominant. Pembangunan ini dikehendaki agar pembangunan dilihat dari aspek manusianya (improvement of human life) dengan demikian pembangunan seharusnya diperuntukkan bagi semua pihak dan semua lapisan masyarakat, serta paling tidak mengandung tujuan:

1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga masyarakat.

2. Memperbaiki kondisi sosial kehidupan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan harga diri.

3. Adanya kebebasan termasuk didalamnya kebebasan dari penindasan, ketidakadilan, kesengsaran serta kemelaratan (Goulet, dalam Soetomo; 2006).

Boedi Somedi menyatakan untuk memberi pemahaman konseptual terdapat 2 pengertian kemiskinan:

1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yang didalamnya hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia yang tidak layak sebagai manusia.

2. Secara kuantitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana hidup manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak berharta benda (Mardimin; 1996)

(8)

Di dalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan beberapa istilah kategori kemiskinan seperti:

1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan untuk dapat bekerja .

2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang atau sekelompok orang lain.

3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya suatu kekuatan yang berada diluar seseorang atau sekelompok orang yang membelenggu, yang memaksa seseorang atau sekelompok orang tersebut agar tetap menjadi miskin.

4. Kemiskinan situasional yaitu kemisinan yang terjadi jika seseorang atau sekelompok orang tinggal di daerah yang tidak menguntungkan misalnya daerah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi miskin.

5. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang dikarenakan budaya atau kultur masyarakat setempat yang menghendaki tetap miskin.

Memahami kemiskinan untuk lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri latar belakang, dengan mengetahui latar belakang kemiskinan akan lebih mudah diidentifikasi sifat, keluasan, dan kedalaman masalah. Badan Pusat Statistik

(9)

(BPS) memberikan definisi kemiskinan, seseorang/keluarga dikatakan miskin apabila memiliki kategori sebagai berikut:

1. Luas bangunan kurang dari 8m2,

2. Jenis lantai hunian bukan berasal dari keramik, traso, tegel, ubin atau semen. per ubin atau semen,

3. Tidak memiliki fasillitas jamban /wc,

4. Konsumsi lauk pauk tidak bervariasi,

5. Tidak mampu membeli pakaian minimal 1 set pertahun untuk setiap anggota keluarga,

6. Tidak memiliki aset rumah tangga seperti lemari.

2.5 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat

2.5.1 Program Senyum Mandiri

Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program Lembaga Rumah Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses pemberdayaan masyarakat. Program ini terdiri dari beberapa sub program yakni Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Menengah (KUKMI), Sarana Usaha Mandiri, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro, dan Pelatihan Skill Produktif.

(10)

1) Balai Bina Mandiri

Program pemberdayaan masyarakat dengan melakukan set up infrastruktur dan sarana penunjang aktivitas pemberdayaan komunitas dan lingkungan di wilayah ICD binaan Rumah Zakat dan mitra. Aktivitas di Balai Bina Mandiri berdasarkan pemetaan potensi sumber daya di masing-masing wilayah dan didampingi SDM Member Relationship Officer (MRO).

2) Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI)

Program pemberdayaan dan pendampingan ekonomi berbasis usaha mikro member program, dalam bentuk pengadaan modal dan/atau infrastruktur serta sarana penunjang aktivitas usaha yang telah dimilikinya. Bantuan sarana usaha dan modal yang diberikan, berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan usaha para anggota KUKMI. Adapun jumlah anggota KUKMI sebanyak 10-20 orang tergantung jenis usahanya.

3) Sarana Usaha Mandiri

Program pemberdayaan ekonomi, dalam bentuk pengadaan infrastruktur & sarana penunjang aktivitas masyarakat dalam kegiatan usahanya. Bantuan sarana usaha yang diberikan, berdasarkan hasil penilaian kelayakan usaha masing-masing calon member pemberdayaan.

4) Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro

Merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat di bidang ternak, dengan skema penggemukan domba dan/atau sapi.

(11)

Ternak Domba

8 (delapan) penerima manfat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:

- Set up infrastruktur ternak,

- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak domba selama 3 bulan,

- pendampingan usaha.

Ternak Sapi

30 penerima manfaat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:

- Set up infrastruktur ternak,

- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak sapi,

- pendampingan usaha.

5) Pelatihan Skill Produktif

Program peningkatan kapasitas skill produktif pemuda sebagai modal menjadi pengusaha. Penekanan program ini pada pengembangan potensi lokal masing-masing daerah.

(12)

2.5.2 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kecamatan Medan Denai

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi pelaksanaan program Senyum Mandiri Rumah Zakat cabang Medan. Di lokasi ini, bentuk program yang dijalankan adalah Program Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI), dan Sarana Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang diberikan yaitu berupa pelatihan ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan permodalan. Warga yang ingin bergabung dalam program ini harus mengajukan diri terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan survei oleh pihak Rumah Zakat tentang kelayakan untuk bergabung ke program Senyum Mandiri tersebut. Adapun yang menjadi penilaiannya antara lain :

- Keluarga Miskin.

- Memiliki usaha yang sedang berjalan.

- Memiliki kendala ekonomi dalam menjalankan usaha.

2.6 Kesejahteraan Sosial

2.6.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

Secara harfiah kesejahteran sosial mengandung makna yang luas dan mencakup dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi cirri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran an. Sejahtera berarti

(13)

aman sentosa, sedangkan kesejahteraan berarti suatu keadaan sejahtera, aman, keselamatan, ketenteraman dan kemakmuran.

Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut :

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran tersebut adalah dengan melakukan program pemberdayaan masyarakat. Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, serta dilaksanakan secara berkelanjutan.

Rumah Zakat Indonesia merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan

(14)

komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Salah satu program Lembaga Rumah Zakat yang bergerak di bidang pemberdayaan mayarakat adalah Program Senyum Mandiri.

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi yang menjadi sasaran program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kota Medan. Adapun bentuk pemberdayaan masyarakat yang dijalankan di lokasi ini yaitu program pelatihan ketrampilan, sarana usaha, dan permodalan yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Medan Denai yang tergabung dalam program ini.

Medan Denai merupakan pusat sentra kerajinan produksi lokal di kota Medan, seperti kerajinan tas, sepatu, dan pakaian. Namun, berdasarkan hasil Social Mapping yang dilakukan pihak Rumah Zakat terhadap keadaan masyarakat di sana, masih kurang dilakukan pembinaan terhadap proses produksi dan pemasaran produk kerajinan mereka. Maka, penelitian ini berfokus pada penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat ini terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat yang tergabung dalam program tersebut.

(15)

BAGAN ALUR PEMIKIRAN

Program Senyum Mandiri Rumah Zakat

Kegiatan program meliputi : - Pelatihan Ketrampilan - Sarana Usaha

- Permodalan

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

- Penghasilan / pendapatan - Sandang dan pangan - Perumahan

- Pendidikan - Kesehatan

(16)

2.8 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui penerapan program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Medan Denai. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka penelti merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang dipergunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan tidak muncul salah pengertian pemakaian istilah yang dapat mengkaburkan tujuan penelitian.

Adapun konsep-konsep yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sosial ekonomi adalah keadaan suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi seperti tingkatan pendapatan, kondisi perumahan, kondisi kesehatan, pendidikan, sandang, dan kualitas pangan.

2. Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program lembaga Rumah Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses pemberdayaan masyarakat. Untuk program yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai, rangkaian program yang dilakukan adalah Program Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI), dan Sarana

(17)

Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang diberikan yaitu berupa pelatihan ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan permodalan.

3. Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.

2.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati. (Ulber Silalahi, 2009:120).

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian,seorang peneliti akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya suatu pengukuran tersebut ( Singarimbun, 1989: 46 ). Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau unsur yang menentukan ada atau munculnya gejala atau unsur yang lain. Sedangkan variabel terikat merupakan sejumlah gejala atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi

(18)

Variabel bebas (x) yaitu program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat, memiliki dimensi :

a. Pelatihan ketrampilan,

b. Sarana usaha,

c. Permodalan.

Variabel terikat (y) yaitu sosial ekonomi masyarakat berupa segala kegiatan dan upaya masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, meliputi:

a. Peningkatan penghasilan atau pendapatan.

b. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari berupa kebutuhan sandang dan pangan.

c. Perumahan yaitu kondisi rumah masyarakat baik permanen, semi permanen dan status kepemilikan rumah.

d. Pendidikan yaitu kemampuan dalam penyediaan dana atau biaya pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal.

e. Kesehatan yaitu kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga indikatornya kemampuan untuk membeli obat- obatan dan kemampuan berobat kerumah sakit, puskesmas dan pengobatan tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Regresi Sisaan Dbr = p-1 Dbs=n-p JKR=b.. nyata antara volume yang diduga dengan tabel terhadap volume nyatanya. Uji beda nyata bisa dilakukan dengan cara uji

Variabel Struktur Modal tidak berpengaruh secara signifikan, terhadap keputusan investasi pada perusahaan Consumer Good sub sektor perusahaan Makanan dan Minuman

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir deng n tanda Tanya atau tanda seru, dan mendahului

Menurut Hurrahman dalam Purwanto (2009), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

 Siswa mengungkapkan ekspresi-ekspresi untuk mengajak, menerima, dan menolak undangan/ajakan yang ada pada dialog sebelumnya.  Siswa menuliskan aspek-aspek dan

Pada serangga yang bermetamorfosis sempurna, bentuk larva tidak menyerupai saat serangga tersebut menjadi dewasa, contohnya kupu-kupu ketika pada tahap larva kupu-kupu

Kemudahan dalam hal pendirian perusahaan membangkitkan minat untuk membentuk sebuah perusahaan jasa kontraktor yang juga akan mempekerjakan banyak sumber daya