• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003: 588).

2.1.1 Makna

Makna disebut juga arti. Makna adalah hubungan antara penanda-penanda dan objeknya. Makna sangat penting berperan dalam suatu tanda karena suatu tanda mengandung arti atau informasi (Sobur 2004)

2.1.2 Ungkapan

Dalam KBBI (1995: 1105), ungkapan adalah apa-apa yang diungkapkan. Ungkapan juga bisa dikatakan dengan sebuah perasaan yang dituangkan lewat lisan secara langsung ataupun melalui tulisan yang memiliki makna yang berbeda. Entah itu marah, sedih, bahagia, benci, semuanya terikat dalam sebuah kata. Ungkapan bagi orang Batak Toba dikenal dengan sebutan ‘umpama’.

Umpama sangat penting diingat dan diketahui maknanya bagi masyarakat Batak Toba, karena umpama dipergunakan dalam setiap upacara adat yang berlaku bagi masyarakat Batak Toba. Upacara adat yang mempergunakan umpama antara lain, pada acara pembabtisan anak yang baru lahir atau penyucian dan sekaligus pemberian nama bagi anak yang baru lahir, memasuki rumah baru,

(2)

yang masih memiliki anak yang belum berkeluarga, sampai pada acara pernikahan.

Contoh umpama dalam upacara adat pernikahan Batak Toba: Penutur :

Manghatai ma hita tutu! Ia nungga bosur(butong)

Berbicaralah lah kita benar! Kalau sudah kenyang

Mangan indahan na las jala sagat marlompan juhut, bagot

Makan nasi yang hangat dan puas lauk-pauk daging, pohon aren

na marhalto ma tutu tubu dirobean, horas

yang buah pohon enau lah benar tumbuh di lereng curam sehat

ma hami na mangan ton horas ma hamu na mangalehon,

lah kami yang makan sudah sehat lah kalian yang memberikan

Ba haroan ni I denggan ma dihataon suhut.

Ya acara oleh itu bagus lah dikatakan penyelengara pesta.

“berbicaralah kita dulu! Kalau sudah kenyang kita makan dan puas makan daging, pohon aren berbuah aren tumbuh di lereng curam, sehatlah kami yang makan dan diberkatilah kalian yang memberikan. Jadi beritahukanlah alasan pesta ini.”

Lawan tutur:

Alusan ma tutu hata muna i! taringot tu na nidok muna

Jawab lah benar perkataan kalian itu! teringat ke yang katakan kalian

i bosur mangan indahan na las jala mahap marlompan

itu kenyang makan nasi yang hangat dan kenyang lauk pauk

juhut, tung otik so sadia pe na hupatupa hami

daging, walaupun sedikit bukan berapa lah yang sajikan kami

I ba sai godang ma pinasuna. Ba sipanganan on parhorason

Itu ya semoga banyak lah berkat. Ya makanan ini pensyukuran

jala panggabean ma i. Songoni ma sahat ni hata nami.

(3)

kami jawablah pertanyaannya!teringat sudah kenyang makan, puas makan daging, walaupun sedikit kami sediakan semoga banyak berkatnya, makanan kesehatanlah itu. Begitulah ucapan kami.”

Sebagaimana yang kita ketahui setiap upacara adat diakhiri dengan upacara ‘marhata’. Acara marhata ialah dialog secara resmi diantara dua pihak dalam pesta pernikahan diantara pihak orangtua mempelai wanita dan pihak orangtua pria, sedangkan upacara adat di rumah diantara pihak hula-hula dan pihak tuan rumah.

Masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari upacara adatnya, oleh sebab itu bukan hanya ketua adat yang wajib mengingat dan mengetahuinya tapi juga seluruh masyarakat Batak Toba wajib mengetahuinya kalau tidak mau dikatakan ‘tidak tau adat’.

2.1.3 Upacara Adat Perkawinan

Dalam KBBI (1995: 1108), upacara adalah perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting, rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan menurut adat atau agama.

Perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga yang diikat dalam tali pernikahan. Dalam KBBI (1995: 456), perkawinan adalah hal yang berurusan dengan kawin (membentuk keluarga dengan lawan jenis).

Salah satu adat yang dimiliki oleh berbagai suku adalah adat perkawinan yang biasanya dilaksanakan dalam bentuk upacara. Anggota masyarakat merasa hanya dapat melihat adat sebagai suatu yang kongkrit dalam bentuk upacara yang harus diselenggarakan sebagai tradisi yang wajib dipatuhi (Ritonga, 1997: 5).

(4)

Perkawinan menandakan perpindahan hidup dari tanggung jawab orang lain menjadi tanggung jawab sendiri. Saat perpindahan ini sangat penting. Oleh karena itu, harus diadakan upacara khusus. Perkawinan dimaksudkan untuk mendapatkan keturunan yang akan melanjutkan keluarga dan penerima warisan. Perkawinan juga membentuk suatu hubungan khusus antarkeluarga bersangkutan. Hubungan ini terjadi bukan karena hubungan darah, tetapi terjadi karena hubungan perkawinan.

Upacara perkawinan adalah upacara adat yang terpenting bagi orang Batak, karena hanya orang yang sudah kawin yang berhak mengadakan upacara adat, dan upacara-upacara adat lainnya seperti lahirnya seorang anak, pemberian nama kepadanya, dan sebagainya adalah sesudah pesta kawin.

2.1.4 Masyarakat Batak Toba

Pada umumnya masyarakat Batak Toba yang tinggal di Provinsi Sumatera Utara dan khususnya di daerah Toba, di mana di daerah Toba tersebut di bagi tiga kabupaten yaitu: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Humbang. Dengan letak geografis 1°30°-2°40 Lintang utara dan 98°-100° Bujur Timur.

Masyarakat Batak Toba sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya, di mana masyarakat tersebut saling menghormati satu sama lain yang diikat oleh Dalihan Na Tolu yaitu tiga tiang tungku. Yang termasuk Dalihan Na Tolu antara lain: hula-hula, dongan tubu, dan boru.

Hulahula adalah pihak keluarga dari istri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku

(5)

Batak). Sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).

Dongan tubu disebut juga dongan sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena dekatnya terkadang saling gesek. Namun pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.

Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai parhobas atau pelayan baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun burfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan elek marboru.

2.2 Landasan teori

Secara etimologis, semiotik berasal dari kata Yunani “semion” yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain.

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna. De Saussure menggunakan istilah signifiant,

(6)

demikian, De Saussure dan para pengikutnya melihat tanda sebagai sesuatu yang menstrukur dan terstruktur didalam kognisi manusia. Dalam teori De saussure, signifian bukanlah bunyi bahasa secara konkrit, tetapi merupakan citra tentang bunyi bahasa. Dengan demikian, apa yang ada dalam kehidupan kita dilihat sebagai ” bentuk ” yang mempunyai ” makna ” tertentu. Masih dalam pengertian de saussure, hubungan antara bentuk dan makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial, yakni didasari oleh ”kesepakatan ”sosial.

De Saussure lebih menekankan pada uraian tentang ”ilmu” yang mengkaji bahasa secara mandiri, yang disebutnya ”linguistique”, ia mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem tanda – tanda.

Disamping itu, dia pun mengemukakan bahwa dimungkinkan adanya suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda- tanda dalam masyarakat. Ilmu semacam itu, yang merupakan bagian dari psikologi sosial, akan dinamai ”semiologie ”, yang akan memperlihatkan apa yang membentuk tanda dan kaidah apa yang berlaku baginya, karena sifatnya yang mengaitkan dua segi, penanda dan petanda, teori tanda de saussure juga disebut bersifat dikotomis dan struktural.

Tanda-tanda yang ada dalam kehidupan kita bukan hanya berupa simbol tapi juga dapat berupa ungkapan-ungkapan. Itulah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Untuk mengkaji tanda dan ungkapan itu dipakailah teori pragmatik. Pragmatik adalah merupakan cabang linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa, sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal ekstralingual yang dibicarakan (Verhaar, 200: 15). Analisis pragmatik yang dipergunakan untuk

(7)

mengkaji tanda dan ungkapan memakai teori Firth dalam Halliday tentang konteks situasi.

Pragmatik adalah merupakan cabang linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa, sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal ekstralingua l yang dibicarakan (Verhaar, 2001: 15).

Morris 1938 (dalam Henry) pragmatik adalah hubungan tanda-tanda dengan para penasir. Teori pragmatik menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dan para penyimak dalm menyusun korelasi dalam suatu konteks sebuah tanda kalimat dengan suatu proposisi (rencana atau masalah).

Firth 1950 (dalam Halliday, 1992: 7) mengatakan ada pokok-pokok pandangan antara lain:

1. Pelibat dalam situasi: ialah orang dan tokoh-tokoh, yang lebih kurang sepadan dengan yang biasa disebut para sosiolog sebagai kedudukan dan peran pelibat.

2. Tindakan pelibat: hal yang sedang mereka lakukan baik tindak tutur maupun tindak yang bukan tutur.

3. Ciri-ciri situasi lainnya yang relevan: benda-benda dan kejadian sekitar, sepanjang hal itu mempunyai sangkut paut tertentu dengan hal yang sedang berlangsung.

4. Dampak-dampak tindak tutur: bentuk perubahan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang dituturkan oleh pelibat dalam situasi.

(8)

2.3 Tinjauan pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk di kaji dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut adalah :

Emsi Siagian (2007) mengkaji percakapan Bahasa Batak Toba dalam

upacara jou-jou tano Batak. Ia menganalisis percakapan baik lisan maupun tulisan dengan hanya membahas bagaimna pengolahan data suatu percakapan agar tecapai tujuan percakapan.

Kartika T. Sidabutar(2007) dalam skripsinya yang berjudul konsep warna dalam Bata Toba menggunakan beberapa teori untuk mengkaji warna dalam Batak Toba. Dari segi maknanya. Ia menganalisis makna dari semantik alam, makna asal, polisemi, dan sintaksis makna universal.

Pemil B. Saragih (2006) menganalisis peristiwa tutur dengan membagi ke dalam delapan komponen, yaitu setting (menunjuk kepada unsur-unsur material yang ada di sekitar peristiwa interaksi, tempat, dan waktu terjadinya sebuah tuturan), participants (pihak-pihak yang terlibat dalam tuturan), ends (merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan), act sequences (mengacu pada bentuk, ujaran atau pokok tuturan), key (mengacu pada nada dan semangat dimana suatu pesan disampaikan dengan berbagai cara) , instrumentalities, norm of interaction

(mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi), genres (jenis bentuk penyampaian). Dengan judul Peristiwa Tutur pada Seminar Internasional Tradisi Lisan Indonesia-Malaysia.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh dosis radiasi sinar gamma terhadap persentase hidup tunas Nepenthes pada umur dua bulan setelah perlakuan (atas) dan umur lima bulan pasca perlakuan pada

Analisis Kandungan Protein Terlarut Daun Kedelai Edamame (Glycine max (L.) Merr) Hasil fermentasi Oleh Aspergillus niger.. Noni Anwar

• Jangan biarkan kabel jaringan listrik bersentuhan atau mendekati pintu peralatan atau ditempatkan di rongga bawah peralatan, terutama saat beroperasi atau pintu peralatan

– Cantumkan semua attribute dari relationship R sebagai attribute biasa dalam skema relasi – Primary key dari S biasanya berupa kombinasi dari semua FK yang terbentuk di atas.

Kontras lainnya adalah bahwa penganut teori struktural fungsional melihat anggota masyarakat terikat secara informal oleh nilai-nilai, norma-norma, dan moralitas

Yang bukan termasuk perilaku demokrasi yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut .... Memaksakan pendapat dalam

baru yaitu Datum Geodesi Nasional (DGN-95). Datum ini ditentukan dengan pengamatan GPS dan menggunakan ellipsoid referensi WGS-84. Berkaitan dengan batas maritim, Datum

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD sebagaimana