• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis 1222vegetasi Pohon Dengan Metode Kuadrat Di Hutan Pantai Parang Ireng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis 1222vegetasi Pohon Dengan Metode Kuadrat Di Hutan Pantai Parang Ireng"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VEGETASI POHON DENGAN METODE KUADRAT DI ANALISIS VEGETASI POHON DENGAN METODE KUADRAT DI

HUTAN

HUTAN PANTAI PARAPANTAI PARANG IRENG-RNG IRENG-RESORT PANCUESORT PANCUR R TAMANTAMAN NASIONAL ALAS PURWO ( TNAP ) BANYUWANGI

NASIONAL ALAS PURWO ( TNAP ) BANYUWANGI

Laporan Kuliah Kerja Lapangan Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Kawasan Taman National Alas Purwo (TNAP) Kawasan Taman National Alas Purwo (TNAP)

Banyuwangi, Jawa Timur Banyuwangi, Jawa Timur

Dilaksanakan pada tanggal 7-15 April Dilaksanakan pada tanggal 7-15 April

Oleh : Hana Hunafa Hidayat Oleh : Hana Hunafa Hidayat

Npm : 140410100036 Npm : 140410100036 Bidang Ekologi Tumbuhan Bidang Ekologi Tumbuhan

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

MATEMATIKA

DAN ILMU

DAN ILMU PENGETAHU

PENGETAHUAN ALAM

AN ALAM UNIVERSITAS

UNIVERSITAS

PADJAJARAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

Judul

Judul PengamaPengamatan tan : : Analisis Analisis Vegetasi Vegetasi Pohon Pohon dengan dengan Metode Metode KuadratKuadrat di Hutan Pantai Parang Ireng-Resort Pancur di Hutan Pantai Parang Ireng-Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwa

Taman Nasional Alas Purwa (TNAP) Banyuwangi(TNAP) Banyuwangi Bidang

Bidang Kajian Kajian : : Ekologi Ekologi TumbuhanTumbuhan Penyusun

Penyusun : : Hana Hana Hunafa Hunafa HidayatHidayat NPM

NPM : : 140410100036140410100036

Telah diperiksa dan disahkan Telah diperiksa dan disahkan

Jatinangor, Juni 2013 Jatinangor, Juni 2013

Menyetujui, Menyetujui,

Dosen Pembimbing Laporan Dosen Pembimbing Laporan

Dr.Teguh Husodo, M.Si. Dr.Teguh Husodo, M.Si.  NIP. 132 17

 NIP. 132 176 9826 982

Dosen Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Lapangan

Drs. Prihadi Santoso, MS Drs. Prihadi Santoso, MS  NIP. 130 936 5  NIP. 130 936 59292 Mengetahui, Mengetahui, Ketua Rombongan KKL 2013 Ketua Rombongan KKL 2013 Sunardi, M.Si, Ph.D. Sunardi, M.Si, Ph.D.  NIP. 196905  NIP. 19690530 199702 1 0030 199702 1 0011

(3)

ABSTRAK ABSTRAK

ANALISIS VEGETASI PANCANG DAN POHON

ANALISIS VEGETASI PANCANG DAN POHON DENGAN METODEDENGAN METODE KUADRAT DI HUT

KUADRAT DI HUTAN AN PANTAI PARANG PANTAI PARANG IRENG-RESORT PANCUIRENG-RESORT PANCUR R  TAMAN NASIONAL ALAS PURWO ( TNAP )

TAMAN NASIONAL ALAS PURWO ( TNAP ) BANYUWANGIBANYUWANGI

Disusun oleh Disusun oleh Hana Hunafa Hidayat

Hana Hunafa Hidayat 140410100036140410100036 Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing Dr. Teguh Husodo,,M.Si Dr. Teguh Husodo,,M.Si

Keberadaan pohon di dalam suatu vegetasi hutan sangat bermanfaat bagi Keberadaan pohon di dalam suatu vegetasi hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup, sebagaimana difirmankan Allah di dalam Al-Quran surat makhluk hidup, sebagaimana difirmankan Allah di dalam Al-Quran surat An- Naml 27:60. Vegetasi

 Naml 27:60. Vegetasi pohon di kawasan hutan pohon di kawasan hutan lindung memegang peranan dalamlindung memegang peranan dalam  pengaturan

 pengaturan air air tanah, tanah, mencegah mencegah bahaya bahaya banjir banjir dan dan erosi erosi memelihara memelihara kesuburankesuburan tanah.sedangkan pancang adalah anakan pohon yang tingginya >1,5 cm dan tanah.sedangkan pancang adalah anakan pohon yang tingginya >1,5 cm dan diameter < 7cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon, tingkat diameter < 7cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon, tingkat keanekaragaman dominansi

keanekaragaman dominansi jenis pohon jenis pohon jenis pohon jenis pohon dan dan pancang yang pancang yang terdapatterdapat di Hutan Pantai Parang Ireng Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo (

di Hutan Pantai Parang Ireng Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo ( TNAP)TNAP) Banyuwangi. Pengkajian kuantitatif dari struktur vegetasi tujuan pokoknya adalah Banyuwangi. Pengkajian kuantitatif dari struktur vegetasi tujuan pokoknya adalah untuk menerangkan atau menduga suatu pola vegetasi dan mengklasifikasikan untuk menerangkan atau menduga suatu pola vegetasi dan mengklasifikasikan dalam cara yang berarti. Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi pohon dalam cara yang berarti. Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi pohon adalah kuadrat dengan plot 4x4 m (dbh >21) untuk kategori pancang dan plot adalah kuadrat dengan plot 4x4 m (dbh >21) untuk kategori pancang dan plot 10x10m (dbh 5-20 cm) untuk kategori pohon. INP didominasi oleh jenis 10x10m (dbh 5-20 cm) untuk kategori pohon. INP didominasi oleh jenis Budengan

Budengan (( Maba  Maba hermaproditicahermaproditica) sebesar 129.59% pada kategori pancang dan) sebesar 129.59% pada kategori pancang dan Borogondolo

Borogondolo (( Hernandia  Hernandia peltatapeltata) sebesar 92.54% pada kategori pohon. jenis) sebesar 92.54% pada kategori pohon. jenis yang mendominasi sebagai yang mempunyai nilai INP menurut teori bahwa ini yang mendominasi sebagai yang mempunyai nilai INP menurut teori bahwa ini merupakan jenis yang sebagian besar mengendalikan komunitas.yang akan merupakan jenis yang sebagian besar mengendalikan komunitas.yang akan menunjukan terjadinya perubahan struktur vegetasi ada masa yang akan datang di menunjukan terjadinya perubahan struktur vegetasi ada masa yang akan datang di Hutan Pantai Parang Ireng Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo ( TNAP) Hutan Pantai Parang Ireng Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo ( TNAP) Banyuwangi.

Banyuwangi.

Kata kunci

Kata kunci  : Hutan Pantai Parang Ireng, Pancang, Pohon,Metode kuadrat,  : Hutan Pantai Parang Ireng, Pancang, Pohon,Metode kuadrat, Dominansi

(4)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena dengan ridho-Nya lah penulis memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena dengan ridho-Nya lah penulis mampu menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini.

mampu menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini.

Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh pendidikan program S1 jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu menempuh pendidikan program S1 jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. Laporan kuliah kerja lapang ini Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. Laporan kuliah kerja lapang ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai struktur vegetasi pohon ditinjau disusun untuk memberikan gambaran mengenai struktur vegetasi pohon ditinjau dari frekuensi ,kerapatan,dominansi dan INP nya.

dari frekuensi ,kerapatan,dominansi dan INP nya.

Dengan segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dengan segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.Prihadi Santoso,MS. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah Drs.Prihadi Santoso,MS. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan koreksi yang konstruktif meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan koreksi yang konstruktif sehingga laporan KKL ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu penelitian sehingga laporan KKL ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu penelitian dan peny

dan penyusunan laporan usunan laporan ini tidak ini tidak dapat dapat terlaksana tanpa terlaksana tanpa bantuan dari bantuan dari berbagaiberbagai  pihak.

 pihak. Untuk Untuk itu itu penulis penulis mengucapkan mengucapkan terima terima kasih kasih yang yang sedalam-dalamnyasedalam-dalamnya kepada :

kepada : 1.

1. Prof Dr. Budi Nurani Ruchjana, MS , selaku Dekan FMIPA Unpad danProf Dr. Budi Nurani Ruchjana, MS , selaku Dekan FMIPA Unpad dan  pembimbing laporan beserta seluruh staf dan peng

 pembimbing laporan beserta seluruh staf dan pengurus TUurus TU 2.

2. Dr.Teguh Husodo, M.Si selaku ketua jurusan Biologi FMIPA UnpadDr.Teguh Husodo, M.Si selaku ketua jurusan Biologi FMIPA Unpad sekaligus pembimbing laporan

sekaligus pembimbing laporan 3.

3. Sunardi, MSi, Ph.D, selaku ketua rombongan Kuliah Kerja Sunardi, MSi, Ph.D, selaku ketua rombongan Kuliah Kerja Lapangan 2013Lapangan 2013 4.

4. Staf dosen jurusan Biologi FMIPA Unpad, terutama yang ikut terlibat dalamStaf dosen jurusan Biologi FMIPA Unpad, terutama yang ikut terlibat dalam  pelaksanaan KKL sebagai dosen pembimbing

 pelaksanaan KKL sebagai dosen pembimbing.. 5.

5. Rekan-rekan tim Ekologi TumbuhanRekan-rekan tim Ekologi Tumbuhan 6.

6. Keluarga,ibu dan bapak yang selalu memberikan Keluarga,ibu dan bapak yang selalu memberikan doa serta dukungannya.doa serta dukungannya. 7.

7. Panitia KKL 2013 yang selalu memberikan yang terbaik demi terlaksananyaPanitia KKL 2013 yang selalu memberikan yang terbaik demi terlaksananya KKL dengan baik.

KKL dengan baik. 8.

8. Afgan Muhammad Jihad selaku ketua panitia Afgan Muhammad Jihad selaku ketua panitia KKL 2013KKL 2013 9.

9. Erry Azhari Erry Azhari selaku koordinator selaku koordinator angkatan 2angkatan 2013.013. 10.

10. Keluarga besar Barbidus sp sebagai teman seangkatan 2010 dan seluruhKeluarga besar Barbidus sp sebagai teman seangkatan 2010 dan seluruh keluarga besar Biologi FMIPA Unpad.

(5)

11.

11. Semua pihak yang membantu secara tidak langsung dalam penulisan laporanSemua pihak yang membantu secara tidak langsung dalam penulisan laporan ini.

ini.

Semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu berbagai upaya perbaikan melalui kritik dan saran kesempurnaan, oleh karena itu berbagai upaya perbaikan melalui kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga laporan ini yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung 11 mei 2013 Bandung 11 mei 2013 Penulis, Penulis,

(6)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRAK ... ... 33 Disusun

Disusun oleh ...oleh ... ... 33 KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... .... ii DAFTAR

DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiiiii BAB

BAB I I ... ... 11 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN ... ... 11 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... 1... 1 1.2

1.2 Identifikasi Identifikasi Masalah ...Masalah ... 3... 3 1.3

1.3 Maksud Maksud dan dan Tujuan ...Tujuan ... 4... 4 BAB

BAB II ...II ... ... 55 TINJAUAN UMUM

TINJAUAN UMUM LOKASI ...LOKASI ... ... 55 2.1

2.1 Sejarah Sejarah dan dan Perkembangan Kawasan ...Perkembangan Kawasan ... 5... 5 2.2

2.2 Letak dan Letak dan Luas ...Luas ... 6... 6 2.3

2.3 Iklim Iklim dan dan Topografi Topografi ... 7... 7 BAB

BAB III III ... . 1010 TINJAUAN

TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA ... . 1010 3.1

3.1 Hutan Hutan ... ... 1010 3.2

3.2 Hutan Hutan Hujan Hujan Tropis ...Tropis ... ... 1010 3.3

3.3 Vegetasi ...Vegetasi ... ... 1212 3.4

3.4 Struktur Struktur Vegetasi ...Vegetasi ... ... 1313 3.5

3.5 Analisis Analisis Vegetasi ...Vegetasi ... ... 1515 3.5.1

3.5.1 Karakter Karakter Kualitatif ...Kualitatif ... 15... 15 3.5.2 Karakter

3.5.2 Karakter Kuantitati ...Kuantitati ... 16... 16 3.6

3.6 Metode Metode Kuadrat ...Kuadrat ... ... 1616 BAB

BAB IV IV ... . 1919 METODOLOGI

METODOLOGI PENGAMATAN ...PENGAMATAN ... .... 1919 4.1

4.1 Metode Metode Umum Umum ... ... 1919 4.2

4.2 Alat Alat dan dan Bahan ...Bahan ... 19... 19 4.3

4.3 Metode Metode Pengumpulan Data Pengumpulan Data ... 20... 20 4.3.1 Teknik

(7)

4.3.2 Tata

4.3.2 Tata Cara/Prosedur Cara/Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan Data ... 20... 20 4.4

4.4 Analisis Analisis Data Data ... 22... 22 BAB

BAB V ...V ... ... 2323 HASIL

HASIL DAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN ... ... 2323 5.1 Deskripsi

5.1 Deskripsi Vegetasi Vegetasi Lokasi Penelitian ...Lokasi Penelitian ... 23... 23 5.1.1 Deskripsi Vegetasi

5.1.1 Deskripsi Vegetasi Hutan Parang Ireng THutan Parang Ireng Taman Nasional Alas aman Nasional Alas Purwo Purwo . 23. 23 5.1.2 Keanekaragaman Jenis

5.1.2 Keanekaragaman Jenis pada Lokasi pada Lokasi Penelitian ...Penelitian ... 25... 25 5.2

5.2 Analisis Analisis Vegetasi Vegetasi ... ... 2727 5.2.1

5.2.1 Kelimpahan ...Kelimpahan ... ... 2727 5.2.2

5.2.2 Indeks Indeks Nilai Nilai Penting Penting (Dominansi) (Dominansi) ... ... 2929 5.2.3

5.2.3 Indeks Indeks Kesamaan Kesamaan (Sorensen) (Sorensen) ... 32... 32 5.2.4

5.2.4 indeks indeks ShanonShanon –  – Wieners ...Wieners ... ... 3333 BAB

BAB VI VI ... . 3535 KESIMPULAN

KESIMPULAN DAN DAN SARAN SARAN ... ... 3535 5.1

5.1 Kesimpulan ...Kesimpulan ... ... 3535 5.2

(8)

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel

Tabel 1. 1. Data Data Fisik Fisik Lokasi Lokasi Pengamatan Pengamatan ... 23... 23 Tabel 2. Keanekaragaman

Tabel 2. Keanekaragaman Jenis Total Jenis Total pada Lokasi Penelitian ..pada Lokasi Penelitian ... 25... 25 Tabel 3. Kategori

Tabel 3. Kategori Pancang( dbh 5-20 cm) Pancang( dbh 5-20 cm) )/plot 10x10m ...)/plot 10x10m ... 26... 26 Tabel 4.

Tabel 4. Keanekaan Jenis Keanekaan Jenis Berdasarkan Kategori Berdasarkan Kategori Pohon (dbh >21) Pohon (dbh >21) ... 27. 27 Tabel 5. Kelimpahan

Tabel 5. Kelimpahan Total di LokTotal di Lokasi Penelitian asi Penelitian Kategori Pancang (dbh Kategori Pancang (dbh 5-205-20 cm)/plot 10x10m dan

cm)/plot 10x10m dan Pohon (dbh >21)/plot4x4 : ... 27Pohon (dbh >21)/plot4x4 : ... 27 Tabel 6. Kelimpahan pad

Tabel 6. Kelimpahan pada plot 4x4 a plot 4x4 (DBH 5-20) Pancang: ...(DBH 5-20) Pancang: ... 28... 28 Tabel 7.

Tabel 7. Kelimpahan pada Kelimpahan pada plot 10x10 plot 10x10 (DBH > 21 (DBH > 21 cm) Pohon: cm) Pohon: ... 28... 28 Tabel 8.

Tabel 8. Plot Plot 4x4 (Dbh 4x4 (Dbh 5-20) Pancang 5-20) Pancang ... 29... 29 Tabel 9.

Tabel 9. Plot Plot 10x10 ((dbh 10x10 ((dbh >21) pohon ..>21) pohon ... 31... 31 Tabel 10. Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman

Shanon-Tabel 10. Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shanon-Wiener (H‘)Wiener (H‘) .... ... ... 3333 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1.

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 2. Analisis Data dengan Metode Kuadrat Lampiran 2. Analisis Data dengan Metode Kuadrat Lampiran 3. Pencatatan Jumlah Spesies

Lampiran 3. Pencatatan Jumlah Spesies Lampiran 4. Diameter untuk tiap pohon Lampiran 4. Diameter untuk tiap pohon Lampiran 5. Foto Plot Pengamatan Lampiran 5. Foto Plot Pengamatan Lampiran 6. Rundown KKL 2013 Lampiran 6. Rundown KKL 2013

(9)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi tumbuhan yang secara k

Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi tumbuhan yang secara k eseluruhaneseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup yang saling mempengaruhi atau biasa disebut dengan ekosistem yang saling mempengaruhi atau biasa disebut dengan ekosistem (Indriyanto,2006).

(Indriyanto,2006).

Hutan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang kompleks dan Hutan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang kompleks dan  bervariasi,

 bervariasi, dimana dimana didalamnya didalamnya hidup hidup beranekaragam beranekaragam flora,fauna flora,fauna dandan mikroorganisme. Hutan adalah suatu lapisan bertumbuhnya pohon-pohonan yang mikroorganisme. Hutan adalah suatu lapisan bertumbuhnya pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, beserta alam secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, beserta alam lingkungannya (Hidayat,dkk).

lingkungannya (Hidayat,dkk).

Hutan merupakan bagian lingkungan hidup yang vital, karena mempunyai Hutan merupakan bagian lingkungan hidup yang vital, karena mempunyai fungsi ekologi di antaranya sebagai sumber plasma nutfah, pengikat fungsi ekologi di antaranya sebagai sumber plasma nutfah, pengikat karbondioksida dari udara, sebagai penjaga sttabilitas kualitas air, pemelihara karbondioksida dari udara, sebagai penjaga sttabilitas kualitas air, pemelihara alami dari aliran sungai, dan melindungi tanah dari erosi (Bruijnzeel dan alami dari aliran sungai, dan melindungi tanah dari erosi (Bruijnzeel dan Hamilton,2000; Soemarwoto,2002). Hutan juga merupakan suatu ekosistem yang Hamilton,2000; Soemarwoto,2002). Hutan juga merupakan suatu ekosistem yang kompleks dengan potensi untuk membentuk stratifikasi yang tinggi dengan tajuk kompleks dengan potensi untuk membentuk stratifikasi yang tinggi dengan tajuk  pohon yang rapat d

 pohon yang rapat dan luas (Syafei,1994).an luas (Syafei,1994).

Salah satu tipe hutan yang wilayahnya paling luas dan keadaan Salah satu tipe hutan yang wilayahnya paling luas dan keadaan vegetasinya paling subur adalah hutan hujan tropis.Hutan hujan tropis merupakan vegetasinya paling subur adalah hutan hujan tropis.Hutan hujan tropis merupakan tipe bioma yang memiliki karakteristik tersendiri, dilihat dari keanekaragaman tipe bioma yang memiliki karakteristik tersendiri, dilihat dari keanekaragaman hayati maupun struktur vegetasi vertical ataupun horizontal yang menyusunnya. hayati maupun struktur vegetasi vertical ataupun horizontal yang menyusunnya.

Hutan di pulau jawa sebagian besar termasuk ke dalam kategori hutan Hutan di pulau jawa sebagian besar termasuk ke dalam kategori hutan hujan tropis ( Whitten

hujan tropis ( Whitten et al, 1996).et al, 1996).Hutan hujan tropis merupakan jenis hutan yangHutan hujan tropis merupakan jenis hutan yang  paling

 paling subur subur dan dan ditumbuhi ditumbuhi oleh oleh berbagai berbagai jenis jenis tumbuhan tumbuhan serta serta menerima menerima curahcurah hujan berlimpah sekitar 2000-4000 tahun, suhu tinggi sekitar 25°-26° C dengan hujan berlimpah sekitar 2000-4000 tahun, suhu tinggi sekitar 25°-26° C dengan

(10)

epifit, pencekik, saprofit, parasit dan liana merupakan bagian dari struktur epifit, pencekik, saprofit, parasit dan liana merupakan bagian dari struktur vegetasi (Ewusie,1990).

vegetasi (Ewusie,1990).

Tipe ekosistem hutan

Tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah hujan dataran rendah di Pulau jawa di Pulau jawa dapat diwakilidapat diwakili salah satunya oleh Taman Nasional Alas Purwo (Dephut, 2011).Taman Nasional salah satunya oleh Taman Nasional Alas Purwo (Dephut, 2011).Taman Nasional Alas Purwo( TNAP ) merupakan salah satu Taman Nasional yang ada berada di Alas Purwo( TNAP ) merupakan salah satu Taman Nasional yang ada berada di kepulauan Jawa.Taman Nasional Alas Purwo terletak di Banyuwangi Jawa kepulauan Jawa.Taman Nasional Alas Purwo terletak di Banyuwangi Jawa Timur,memiliki beberapa tipe vegetasi, kawasan ini merupakan kawasan Timur,memiliki beberapa tipe vegetasi, kawasan ini merupakan kawasan  pelestarian

 pelestarian alam alam yang yang memiliki memiliki berbagai berbagai keanekaragaman keanekaragaman hayati hayati serta serta berbagaiberbagai  potensi

 potensi jasa jasa lingkungan lingkungan dan dan wisata wisata alam alam di di kawasan kawasan TNAP TNAP dapat dapat ditemukanditemukan diantaranya formasi vegetasi hutan alam dataran rendah sebagai salah satu diantaranya formasi vegetasi hutan alam dataran rendah sebagai salah satu vegetasi yang khas.

vegetasi yang khas.

Taman National Alas Purwo (TNAP) ditetapkan sebagai tujuan Taman National Alas Purwo (TNAP) ditetapkan sebagai tujuan  perlindungan

 perlindungan ekosistem ekosistem dan dan pengembangan pengembangan wisata. wisata. Karena Karena taman taman nasionalnasional merupakan salah satu bentuk konservasi,.Taman Nasional Alas Purwo merupakan merupakan salah satu bentuk konservasi,.Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Taman salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Taman nasional yang diresmikan melalui SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-II/92 ini nasional yang diresmikan melalui SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-II/92 ini merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Ketinggiannya berada pada kisaran 0

Ketinggiannya berada pada kisaran 0 —  — 322 meter di atas permukaan laut (dpl)322 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan topografi datar, bergelombang ringan, dengan puncak tertinggi di Gunung dengan topografi datar, bergelombang ringan, dengan puncak tertinggi di Gunung Lingga Manis (322 meter dpl).

Lingga Manis (322 meter dpl). Berdasarkan

Berdasarkan ekosistemnya, ekosistemnya, tipe-tipe tipe-tipe hutan di hutan di Taman Nasional Taman Nasional AlasAlas Purwo dapat dibagi menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, Purwo dapat dibagi menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground). Jika hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground). Jika diamati sekilas, dari luas lahan sekitar 43.420 hektar, taman nasional ini diamati sekilas, dari luas lahan sekitar 43.420 hektar, taman nasional ini didominasi oleh hutan bambu, yang menempati areal sekitar 40 % dari seluruh didominasi oleh hutan bambu, yang menempati areal sekitar 40 % dari seluruh area yang ada (Solihin, 2011).

area yang ada (Solihin, 2011).

Secara umum tipe hutan di kawasan TNAP merupakan hutan hujan tropis Secara umum tipe hutan di kawasan TNAP merupakan hutan hujan tropis dataran yang dipengaruhi oleh angin musim .Keanekaragaman jenis flora darat di dataran yang dipengaruhi oleh angin musim .Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan TN Alas Purwo menurut hasil inventarisasi tumbuhan oleh TN Alas kawasan TN Alas Purwo menurut hasil inventarisasi tumbuhan oleh TN Alas Purwo mencatat 158 jenis tumbuhan (59 famili). Menurut Mark Grantham Purwo mencatat 158 jenis tumbuhan (59 famili). Menurut Mark Grantham jenis- jenis vegetasi yang terdapat di TN Alas Purwo (semua jenis) lebih dari 300 jenis  jenis vegetasi yang terdapat di TN Alas Purwo (semua jenis) lebih dari 300 jenis

(11)

Salah satu tempat didaerah Taman Nasional Alas Purwoyang bisa Salah satu tempat didaerah Taman Nasional Alas Purwoyang bisa dijadikan tempat

dijadikan tempat penelitian untuk penelitian untuk memahami memahami struktur vegetasi ystruktur vegetasi yang menyang menyusunusun komunitas hutan dataran rendah dikawasan tersebut adalah daerah kawasan wisata komunitas hutan dataran rendah dikawasan tersebut adalah daerah kawasan wisata Hutan Pantai Trianggulasi.Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang Hutan Pantai Trianggulasi.Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang mempunyai formasi hutan pantai yang masih lengkap, didominasi pohon mempunyai formasi hutan pantai yang masih lengkap, didominasi pohon nyampung (Calophyllum inophyllum), bogem (Baringtonia asiatica) dan pandan nyampung (Calophyllum inophyllum), bogem (Baringtonia asiatica) dan pandan laut (Pandanus tectorius) dengan kondisi pantainya yang berpasir putih bersih, laut (Pandanus tectorius) dengan kondisi pantainya yang berpasir putih bersih,

Untuk mengetahui dan memahami struktur penyusun vegetasi di Hutan Untuk mengetahui dan memahami struktur penyusun vegetasi di Hutan Kalipancur Taman National Alas Purwotersebut perlu dilakukan suatu analisis Kalipancur Taman National Alas Purwotersebut perlu dilakukan suatu analisis vegetasi.Salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah metode jalur vegetasi.Salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah metode jalur  berpetak,

 berpetak, yaitu yaitu Metode Metode Kuadrat. Kuadrat. Metode Metode ini ini merupakan merupakan cara cara paling paling efektif efektif yangyang dapat digunakan untuk satuan kelompok hutan yang luas sekalipun. Dengan dapat digunakan untuk satuan kelompok hutan yang luas sekalipun. Dengan  pengambilan

 pengambilan sampel sampel vegetasi vegetasi yang yang dapat dapat dilakukan dilakukan mulai mulai dari dari tumbuhan tumbuhan bawahbawah sampai dengan pohon.

sampai dengan pohon.

Penelitian mengenai vegetasi dan floristik di Hutan Daratan Rendah di Penelitian mengenai vegetasi dan floristik di Hutan Daratan Rendah di daerah Taman National Alas Purwo (TNAP) ini masih jarang dilakukan daerah Taman National Alas Purwo (TNAP) ini masih jarang dilakukan ditahun-tahun kebelakang. Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian dikawasan tahun kebelakang. Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian dikawasan tersebut dapat diketahui potensi dari wilayah yang kami amati.

tersebut dapat diketahui potensi dari wilayah yang kami amati. 1.2 Identifikasi Masalah

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagai kawan hutan hujan tropis dataran rendah yang memiliki Sebagai kawan hutan hujan tropis dataran rendah yang memiliki keanekaragaman hayati yang banyak jenisnya,hutan daerah Parang Ireng-Resort keanekaragaman hayati yang banyak jenisnya,hutan daerah Parang Ireng-Resort Pancur Taman National Alas Purwo (TNAP) menjadi

Pancur Taman National Alas Purwo (TNAP) menjadi menarik untuk diteliti, makamenarik untuk diteliti, maka dari pada itu

dari pada itu terdapat beberapa hal yang terdapat beberapa hal yang perlu untuk diamati,diantaranya perlu untuk diamati,diantaranya ::

 Bagaimana stuktur vegetasi, khususnya pohon yang menyusun kawasanBagaimana stuktur vegetasi, khususnya pohon yang menyusun kawasan tersebut.

tersebut. 

 Bagaimana keberadaan,jumlah, penutupan vegetasi pohon yang ada diBagaimana keberadaan,jumlah, penutupan vegetasi pohon yang ada di kawasan tersebut dilihat dari parameter frekuensi,kerapatan dan dominansinya kawasan tersebut dilihat dari parameter frekuensi,kerapatan dan dominansinya serta bagaimana perbandingan Indeks Nilai Penting.

(12)

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk megetahui komposisi dan struktur Maksud dari penelitian ini adalah untuk megetahui komposisi dan struktur vegetasi yang menytusun hutan dataran rendah di kawasan Pantai vegetasi yang menytusun hutan dataran rendah di kawasan Pantai KalipancurTaman National Alas Purwo (TNAP) melalui parameter kuantitatif KalipancurTaman National Alas Purwo (TNAP) melalui parameter kuantitatif dengan menggunakan metode kuadrat.

dengan menggunakan metode kuadrat.

Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk memberikan informasi terbaru Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk memberikan informasi terbaru mengenai keadaan vegetasi hutan Kalipancurkawasan Taman National Alas mengenai keadaan vegetasi hutan Kalipancurkawasan Taman National Alas Purwo (TNAP).

(13)

BAB II BAB II

TINJAUAN UMUM LOKASI TINJAUAN UMUM LOKASI 2.1 Sejarah dan

2.1 Sejarah dan PerkembaPerkembangan Kawasanngan Kawasan

Pada tahun

Pada tahun 1920, 1920, Pemerintah Belanda mPemerintah Belanda mendirikan monument endirikan monument alam yangalam yang disebut Purwo atau Jati Ikan. Monumen alam tersebut meliputi seluruh disebut Purwo atau Jati Ikan. Monumen alam tersebut meliputi seluruh Semenanjung Sembulungan dan sebagian lahan yang berbatasan dengan teluk Semenanjung Sembulungan dan sebagian lahan yang berbatasan dengan teluk  pangpang

 pangpang (Jati (Jati Ikan) Ikan) dengan dengan luas luas kawaan kawaan 42.000 42.000 ha. ha. Tahun Tahun 1939 1939 kawasankawasan diperluas denga tambahan seluas 20.000 ha, yaitu areal padang rumput untuk diperluas denga tambahan seluas 20.000 ha, yaitu areal padang rumput untuk kepentingan perlindungan mamalia besar.

kepentingan perlindungan mamalia besar.

Keseluruhan arel akhirnya ditetapkan dengan ketetapan No.456 tanggal Keseluruhan arel akhirnya ditetapkan dengan ketetapan No.456 tanggal September 1939 dengan luas 62000 ha dan bernama Suaka Margasatwa September 1939 dengan luas 62000 ha dan bernama Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan. Kawasan Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan Banyuwangi Selatan. Kawasan Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan merupakan salah satu kawasan hutan di Jawa Timur yang memiliki keragaman merupakan salah satu kawasan hutan di Jawa Timur yang memiliki keragaman satwaliar tinggi. Dengan perubahan kepentingan pada tahun 1954 sebagian satwaliar tinggi. Dengan perubahan kepentingan pada tahun 1954 sebagian kawasan rusak dan vegetasi menjadi hutan tanaman jati dan mahoni seluas 20.000 kawasan rusak dan vegetasi menjadi hutan tanaman jati dan mahoni seluas 20.000 ha. Pada tahun 1968 Perum Perhutani memutuskan untuk mengembalikan 20.000 ha. Pada tahun 1968 Perum Perhutani memutuskan untuk mengembalikan 20.000 ha kawasan hutan tanaman tersebut kepada Direktorat Perlindungan dan ha kawasan hutan tanaman tersebut kepada Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA) Selanjutnuya, berdasarkan SK No. 3154 (

Pengawetan Alam (PPA) Selanjutnuya, berdasarkan SK No. 3154 ( HS/66/68) luasHS/66/68) luas kawasan Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan diperluas kembali menjadi kawasan Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan diperluas kembali menjadi taman nasional, dengan nama Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) dengan luas taman nasional, dengan nama Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) dengan luas kawasan 43.420 ha.

kawasan 43.420 ha.

Perubahan status berdasarkan Surat Keputuan Mentri Kehutanan Perubahan status berdasarkan Surat Keputuan Mentri Kehutanan

(14)

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional dan Unit Taman Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional dan Unit Taman  Nasional.

 Nasional. Luas Luas TNAP TNAP lebih lebih kecil kecil bila bila dibandingkan dibandingkan dengan dengan luas luas SuakaSuaka Margasatwa Banyuwangi Selatan. Hal tersebut disebabkan oleh penyerahan Margasatwa Banyuwangi Selatan. Hal tersebut disebabkan oleh penyerahan 18.580 ha areal hutan tanaman di Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan kepada 18.580 ha areal hutan tanaman di Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan kepada Perum Perhutani.

Perum Perhutani.

Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sedikitnya memiliki lima tipe Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sedikitnya memiliki lima tipe ekosistem, yaitu hutan bambu, hutan pantai, hutan mangrove, hutan mangrove, ekosistem, yaitu hutan bambu, hutan pantai, hutan mangrove, hutan mangrove, hutan tanaman dan padang rumput. Secara umum kawasan TNAP mempunyai hutan tanaman dan padang rumput. Secara umum kawasan TNAP mempunyai topografi datar, bergelombang ringan sampai berat dengan puncak tertinggi yaitu topografi datar, bergelombang ringan sampai berat dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Manis 322 m dpl.

Gunung Manis 322 m dpl.

2.2 Letak dan Luas 2.2 Letak dan Luas

Berdasarkan Administratif Pemerintahan Taman Nasional Alas Purwo Berdasarkan Administratif Pemerintahan Taman Nasional Alas Purwo terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Daerah terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi. Secara geografis terletak di ujung Timur Pulau Jawa Tingkat II Banyuwangi. Secara geografis terletak di ujung Timur Pulau Jawa wilayah pantai Selatan antara8 derajat 26 jam 45 detik sampai 8 derajat 47jam 00 wilayah pantai Selatan antara8 derajat 26 jam 45 detik sampai 8 derajat 47jam 00 detik Lintang Selatan dan 114 derajat 20 jam 16 detik sampai 114 drajat 36 00 detik Lintang Selatan dan 114 derajat 20 jam 16 detik sampai 114 drajat 36 00 detik Bujur Timur.

detik Bujur Timur.

Taman Nasional Alas Purwo sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Taman Nasional Alas Purwo sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Grajagan, kawasan hutan produksi Perum Perhutan Kesatuan Pemangkuan Hutan Grajagan, kawasan hutan produksi Perum Perhutan Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyuwangi Selatan,Desa Grajagan,Sungai Bango dan Wergul Kecamatan Banyuwangi Selatan,Desa Grajagan,Sungai Bango dan Wergul Kecamatan Purwoharjo. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali dan Samudera Purwoharjo. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali dan Samudera Indonesia, sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Pangpang, Desa Sumberberas, Indonesia, sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Pangpang, Desa Sumberberas, Desa Kedungrejo, Desa Kedungasri, Desa Purwoasri Kecamatan Tegaldlimo dan Desa Kedungrejo, Desa Kedungasri, Desa Purwoasri Kecamatan Tegaldlimo dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

(15)

Kawasan Suaka Alam Alas Purwo ditetapkan sebagai Taman Nasional Kawasan Suaka Alam Alas Purwo ditetapkan sebagai Taman Nasional Alas Purwo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Alas Purwo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia  No.

 No. 28/Kpts-II/1992 28/Kpts-II/1992 tanggal tanggal 26 26 Februari Februari 1992 1992 dengan dengan luas luas kawasan kawasan 43.420 43.420 Ha.Ha. Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.185/ Kpts-II/1997 tanggal 31 Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.185/ Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997

Maret 1997 tentang Organisasi dan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Tata Kerja Balai Taman Nasional dan Nasional dan UnitUnit Taman Nasional menetapkan Alas Purwo sebagai Balai Taman Nasional.

Taman Nasional menetapkan Alas Purwo sebagai Balai Taman Nasional.

Didalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang luasnya Didalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang luasnya 43.420 Ha,terdiri dari beberapa zonasi antara lain yaitu:

43.420 Ha,terdiri dari beberapa zonasi antara lain yaitu:

1.

1. Zona Zona Inti Inti (Sanctuary (Sanctuary zone) zone) seluas seluas 17.200 17.200 HaHa 2.

2. Zona Zona Rimba Rimba (Wilderness (Wilderness zone) zone) 24.767 24.767 HaHa 3.

3. Zona Zona pemanfaatan pemanfaatan (Intensive (Intensive use use zone) zone) 250 250 HaHa 4.

4. Kawasan Kawasan penyangga penyangga (Buffer (Buffer zone) zone) 1.203 1.203 HaHa

2.3 Iklim dan Topografi 2.3 Iklim dan Topografi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim kawasan taman Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim kawasan taman nasional ini termasuk dalam tipe curah hujan E (Q 100-167 persen) dengan rata-rata nasional ini termasuk dalam tipe curah hujan E (Q 100-167 persen) dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 100-1500 mm. Temperatur berkisar antara curah hujan tahunan berkisar antara 100-1500 mm. Temperatur berkisar antara 22-31 derajat C dan pada musim panas suhu udara dapat mencapai 37 derajat celcius. 31 derajat C dan pada musim panas suhu udara dapat mencapai 37 derajat celcius. Kelembaban udara 40-85 persen.

Kelembaban udara 40-85 persen.

Topografi daerah datar sampai landai di bagian Barat dan Selatan Topografi daerah datar sampai landai di bagian Barat dan Selatan kawasan, dan bergelombang/berbukit mulai dari Tanjung Sembulungan di bagian kawasan, dan bergelombang/berbukit mulai dari Tanjung Sembulungan di bagian sebelah Timur Laut ke arah Barat sampai di Blok Watu Pecah, dan menuju ke sebelah Timur Laut ke arah Barat sampai di Blok Watu Pecah, dan menuju ke Selatan di sekitar Sadengan serta hampir seluruh bagian tengah dari kawasan Alas Selatan di sekitar Sadengan serta hampir seluruh bagian tengah dari kawasan Alas

(16)

Purwo. Puncak tertinggi adalah Gunung Linggamanis (322 m) dan Gunung Purwo. Puncak tertinggi adalah Gunung Linggamanis (322 m) dan Gunung Sembulungan (204 m).

Sembulungan (204 m).

Di beberapa tempat lainnya terdapat bukit gamping yang terjal menjorok Di beberapa tempat lainnya terdapat bukit gamping yang terjal menjorok sampai ke laut membentuk tebing-tebing pantai yang tegak lurus dengan laut yang sampai ke laut membentuk tebing-tebing pantai yang tegak lurus dengan laut yang dalam terutama dilihat dari Tanjung Sembulungan sampai Tanjung Kucur. dalam terutama dilihat dari Tanjung Sembulungan sampai Tanjung Kucur. Sedangkan goa-goa alam yang berasal dari benturan kapur tersebar di bagian Timur Sedangkan goa-goa alam yang berasal dari benturan kapur tersebar di bagian Timur kawasan, antara lain Goa Istana, Goa Padepokan dan Goa Basori.

kawasan, antara lain Goa Istana, Goa Padepokan dan Goa Basori.

Pantai yang mengelilingi, kawasan Taman Nasional Alas Purwo Pantai yang mengelilingi, kawasan Taman Nasional Alas Purwo umumnya landai dan terdiri dari pasir besi yang berwarna coklat keputih-putihan umumnya landai dan terdiri dari pasir besi yang berwarna coklat keputih-putihan dan pasir gotri yang berwarna agak keputih-putihan dengan ukuran lebih besar dan pasir gotri yang berwarna agak keputih-putihan dengan ukuran lebih besar dibanding dengan pasir besi.

dibanding dengan pasir besi.

Keanekaragaman Ekosistem Keanekaragaman Ekosistem

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu perwakilan tipe Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Tipe ekosistem lain yang ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Tipe ekosistem lain yang terdapat di TNAP adalah hutan mangrove, hutan rawa dan sebagian hutan tanaman terdapat di TNAP adalah hutan mangrove, hutan rawa dan sebagian hutan tanaman (jati dan

(jati dan mahoni) serta mahoni) serta terdapat huterdapat hutan bambu tan bambu yang yang meliputi 40 meliputi 40 luas kawan.luas kawan. Formasi vegetasi di TNAP terdiri dari :

Formasi vegetasi di TNAP terdiri dari :

1.

1. Mangrove : terdapat 26 jenis mangrove dalam areal seluas 1.200Mangrove : terdapat 26 jenis mangrove dalam areal seluas 1.200 2.

2. Hutan Pantai : seluas 750 ha diantaranya sawo kecik (Manikara kauki)Hutan Pantai : seluas 750 ha diantaranya sawo kecik (Manikara kauki) 3.

3. Hutan Hujan Dataran Rendah : terdapat 13 jenis bambu seluas 36.686Hutan Hujan Dataran Rendah : terdapat 13 jenis bambu seluas 36.686 4.

4. Hutan Tanaman : jati, mahoni dan johar seluas 3.350 ha.Hutan Tanaman : jati, mahoni dan johar seluas 3.350 ha. 5.

(17)

Di sepanjang pantai TNAP terdapat formasi hutan pantai dengan Di sepanjang pantai TNAP terdapat formasi hutan pantai dengan jenis- jenis

 jenis tumbuhan tumbuhan langka langka seperti seperti ketapang ketapang (( Terminalia catappaTerminalia catappa), nyamplung), nyamplung ((Callophyllum inophyllumCallophyllum inophyllum), waru laut (), waru laut ( Hibiscus  Hibiscus tilliaceustilliaceus), keben (Baringtonia), keben (Baringtonia asiatica) dan sawo kecik (

(18)

BAB III BAB III TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Hutan 3.1 Hutan

Hutan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang kompleks dan Hutan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang kompleks dan  bervariasi,

 bervariasi, dimana dimana didalamnya didalamnya hidup hidup beranekaragam beranekaragam flora,fauna flora,fauna dandan mikroorganisme. Hutan adalah suatu lapisan bertumbuhnya pohon-pohonan yang mikroorganisme. Hutan adalah suatu lapisan bertumbuhnya pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, beserta alam secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati, beserta alam lingkungannya (Hidayat,dkk).

lingkungannya (Hidayat,dkk).

Hutan adalah suatu komunitas dengan lapisan pohon yang membentuk Hutan adalah suatu komunitas dengan lapisan pohon yang membentuk kanopi tertutup dan suatu lapisan terna yang jarang dengan beberapa kanopi tertutup dan suatu lapisan terna yang jarang dengan beberapa rumput-rumputan (Deshmukh,1992). Suatu masyarakat hutan adalah s

rumputan (Deshmukh,1992). Suatu masyarakat hutan adalah s ekelompok tumbuh-ekelompok tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon, yang menempati suatu tempat tumbuh atau tumbuhan yang dikuasai pohon, yang menempati suatu tempat tumbuh atau habitat. Dimana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuh-tumbuhan itu satu habitat. Dimana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuh-tumbuhan itu satu sama lain dengan lingkungannya (Soerianegara dan

sama lain dengan lingkungannya (Soerianegara dan Indrawan,1983).Indrawan,1983).

Hutan merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan potensi dalam Hutan merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan potensi dalam stratifikasi yang tinggi.Umumnya mempunyai laju produktivitas yang tinggi dan stratifikasi yang tinggi.Umumnya mempunyai laju produktivitas yang tinggi dan  besaran

 besaran biomassa biomassa yang yang tinggi tinggi dalam dalam bentuk bentuk tegakan.Formasi-formasi tegakan.Formasi-formasi dari dari hutanhutan memperlihatkan korelasi yang luas denga zona dari iklim. Menutut Surasana memperlihatkan korelasi yang luas denga zona dari iklim. Menutut Surasana 1988, hutan terbagi menjadi ;

1988, hutan terbagi menjadi ;

 Hutan ArborealHutan Arboreal 

 Hutan luruh temperateHutan luruh temperate 

 Hutan hujan tropikaHutan hujan tropika 3.2 Hutan Hujan Tropis 3.2 Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis merupakan lingkungan dengan kekayaan spesies Hutan hujan tropis merupakan lingkungan dengan kekayaan spesies tertinggi selain terumbu karang, danau tropic besar, dan lautan dalam tertinggi selain terumbu karang, danau tropic besar, dan lautan dalam (Pianka,1996; Groombridge, 1992 dalam Primack, dkk., 1998). Hutan hujan

(Pianka,1996; Groombridge, 1992 dalam Primack, dkk., 1998). Hutan hujan tropistropis merupakan jenis nabatah yang paling subur ( Ewusie,19900. Tipe vegetasi hutan merupakan jenis nabatah yang paling subur ( Ewusie,19900. Tipe vegetasi hutan ini merupakan yang paling lebat dari semua tipae vegetasi 9 Polunin,1994).pada ini merupakan yang paling lebat dari semua tipae vegetasi 9 Polunin,1994).pada vegetasi tropika, hanya hutan hujan tropis yang digolongkan ke dalam formasi vegetasi tropika, hanya hutan hujan tropis yang digolongkan ke dalam formasi optimum ( Oosting,1956)

(19)

Hutan hujan tropis terutama terdapat dalam kondisi tanah yang baik di Hutan hujan tropis terutama terdapat dalam kondisi tanah yang baik di dataran rendah tropika. Dilihat dari lingkungan abiotiknya, hutan hujan tropis dataran rendah tropika. Dilihat dari lingkungan abiotiknya, hutan hujan tropis memiliki keadaan lingkungan yang lebih baik bagi kebanyakan organism memiliki keadaan lingkungan yang lebih baik bagi kebanyakan organism disbanding dengan keadaan lingkungan di bioma darat lainnya (Soemarwot, disbanding dengan keadaan lingkungan di bioma darat lainnya (Soemarwot, dkk.,1982).

dkk.,1982).

Hutan hujan tropis terdapat di wilayah tropika, yang menerima curah hujan Hutan hujan tropis terdapat di wilayah tropika, yang menerima curah hujan (berlimpah sekitar 2000-4000 mm setahunnya, suhunya tinggi (sekitar 25-26°) (berlimpah sekitar 2000-4000 mm setahunnya, suhunya tinggi (sekitar 25-26°) dan seragam, dengan kelembaban rata-rata sekitar 80% 9Ewusie,1990). Lamanya dan seragam, dengan kelembaban rata-rata sekitar 80% 9Ewusie,1990). Lamanya  penyinaran

 penyinaran seragam seragam sepanjang sepanjang tahun, tahun, dengan dengan variasi variasi musim musim yang yang sempitsempit (Resosoedarmo, 1985).

(Resosoedarmo, 1985).

Hutan hujan tropis terdapat dalam tiga daerah utama (Odum,1993), yaitu : Hutan hujan tropis terdapat dalam tiga daerah utama (Odum,1993), yaitu :

 Amazon dan lembah Orinoco di Amerika Selatan dan genting tanah AmerikaAmazon dan lembah Orinoco di Amerika Selatan dan genting tanah Amerika Tengah.

Tengah. 

 Kongo,Nigeria,dan lembah Zambesi di Afrika Tengah dan Barat, sertaKongo,Nigeria,dan lembah Zambesi di Afrika Tengah dan Barat, serta Madagaskar.

Madagaskar. 

 Daerah Indo-Malay, Yang meluas ke utar sampai pegunungan Himalaya, keDaerah Indo-Malay, Yang meluas ke utar sampai pegunungan Himalaya, ke Timur Laut sampai Indocina dan Filipina, serta ke Selatan dan Timur meliputi Timur Laut sampai Indocina dan Filipina, serta ke Selatan dan Timur meliputi sebagian besar Indonesia, termasuk Irian sampai Fiji dan Kepulauan Pasifik sebagian besar Indonesia, termasuk Irian sampai Fiji dan Kepulauan Pasifik  bagian barat.

 bagian barat.

Prototype dari hutan tropis adalah hutan hujan tropis, tersebar secara Prototype dari hutan tropis adalah hutan hujan tropis, tersebar secara terbatas pada zona iklim ekuator antara 10°lintang utara dan 10° lintang selatan terbatas pada zona iklim ekuator antara 10°lintang utara dan 10° lintang selatan (Smith, 1992). Pada hutan tropis, hanya hutan tropis 9tropical rain forest) yang (Smith, 1992). Pada hutan tropis, hanya hutan tropis 9tropical rain forest) yang digolongkan ke dalam formasi optimum (Oosting,1965) dan merupakan jenis digolongkan ke dalam formasi optimum (Oosting,1965) dan merupakan jenis vegetasi yang paling subur. Sebagian besar hutan di Indonesia merupakan hutan vegetasi yang paling subur. Sebagian besar hutan di Indonesia merupakan hutan hujan tropis. Hutan ini terdapat di daerah yang memiliki rata-rata curah hujan hujan tropis. Hutan ini terdapat di daerah yang memiliki rata-rata curah hujan tinggi, lebih dari 2000 mm/tahun, dengan suhu sekitar 25°-26° C baik siang tinggi, lebih dari 2000 mm/tahun, dengan suhu sekitar 25°-26° C baik siang maupun malam hari. Lamanya penyinaran seragam sepanjang tahun, dengan maupun malam hari. Lamanya penyinaran seragam sepanjang tahun, dengan kelembaban rata-rata sekitar 80% dan variasi musim yang sempit (Resosoedarmo kelembaban rata-rata sekitar 80% dan variasi musim yang sempit (Resosoedarmo dkk,1988).

(20)

hidup secara alami di Indonesia. meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,32% hidup secara alami di Indonesia. meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,32% daei seluruh luas daratan yang ada di dunia, ternyata Indonesia memiliki 10% daei seluruh luas daratan yang ada di dunia, ternyata Indonesia memiliki 10%  jenis

 jenis tumbuhan tumbuhan berbunga, 13% berbunga, 13% mamalia, mamalia, 16%reptilia 16%reptilia dan dan ambhibia, ambhibia, 175 175 burung,burung, 155 serangga dan 12% ikan yang terdapat

155 serangga dan 12% ikan yang terdapat di muka bumi ini di muka bumi ini (Anonim, 2009).(Anonim, 2009).

Formasi hutan di daerah tropis sangat bervariasi. Untuk membedakan Formasi hutan di daerah tropis sangat bervariasi. Untuk membedakan formasi satu dengan yang lain di daerah tropis dapat dilihat dari perbedaan iklim, formasi satu dengan yang lain di daerah tropis dapat dilihat dari perbedaan iklim, fisiognomi (struktur) hutan, perbedaan habitat terutama tanah, letak ketinggian, fisiognomi (struktur) hutan, perbedaan habitat terutama tanah, letak ketinggian, dan sejarah perkembangannya (suksesi) (Soerianegara dan indrawan, 1978).

dan sejarah perkembangannya (suksesi) (Soerianegara dan indrawan, 1978). 3.3 Vegetasi

3.3 Vegetasi

Vegetasi adalah suatu penutupan massa tumbuhan pada daerah tertentu Vegetasi adalah suatu penutupan massa tumbuhan pada daerah tertentu dengan luas yang bervariasi. Vegetasi dapat berupa sejumlah dengan luas yang bervariasi. Vegetasi dapat berupa sejumlah pohon- pohonan,semak

 pohonan,semak dan dan herba herba yang yang secara secara bersama-sama bersama-sama menutupi menutupi suatu suatu wilayahwilayah yang luas, lazim disebut hutan. Dapat pula berupa hamparan lumut ang menutupi yang luas, lazim disebut hutan. Dapat pula berupa hamparan lumut ang menutupi suatu batuan, sekelompok ganggang yang tumbuh mengapung d permukaan air, suatu batuan, sekelompok ganggang yang tumbuh mengapung d permukaan air, atau kaktus yang tumbuh tersebar di suatu padang pasir. Ditinjau dari luasnya, atau kaktus yang tumbuh tersebar di suatu padang pasir. Ditinjau dari luasnya, vegetasi dapat berupa penutupan tumbuhan dengan luas hanya beberapa meter vegetasi dapat berupa penutupan tumbuhan dengan luas hanya beberapa meter  persegi saja sampai yang luasnya bahkan ribuan kilometer persegi.

 persegi saja sampai yang luasnya bahkan ribuan kilometer persegi.

Secara umum vegetasi adalah sekelompok tumbuhan yang hadir atau Secara umum vegetasi adalah sekelompok tumbuhan yang hadir atau  berada

 berada secara secara bersama-sama bersama-sama atau atau pertumbuhan pertumbuhan vegetasi vegetasi secara secara massalmassal (parikesit,2008). Vegetasi juga merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor, (parikesit,2008). Vegetasi juga merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor,  baik

 baik antara antara sesame sesame tumbuhan tumbuhan maupun maupun antara antara tumbuhan tumbuhan dengan dengan habitatnya habitatnya yangyang  berlangsung dua ar

 berlangsung dua arah dan ah dan dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh keberadaan faktor keberadaan faktor lingkungan, sepertilingkungan, seperti : iklim,topografi, ranah dan organism hidup (syafei,1994). Interaksi yang terjadi : iklim,topografi, ranah dan organism hidup (syafei,1994). Interaksi yang terjadi memegang peranan penting bagi kelangsungan selanjutnya dari suatu daerah. memegang peranan penting bagi kelangsungan selanjutnya dari suatu daerah. Sebagai contoh, sekelompok pohon yang tumbuh di suatu tempat pada suatu Sebagai contoh, sekelompok pohon yang tumbuh di suatu tempat pada suatu waktu akan menyebabkan perupahan kondisi lingkungan sekitarnya. Serta waktu akan menyebabkan perupahan kondisi lingkungan sekitarnya. Serta  berpengaruh

 berpengaruh pula pula terhadap terhadap tumbuhan tumbuhan dengan dengan ketinggian ketinggian di di bawah bawah tajuktajuk  pepohonan ( Ew

 pepohonan ( Ewusie, 1990).usie, 1990).

Suatu vegetasi terbentuk dari kehadiran secara bersama-sama sejumlah Suatu vegetasi terbentuk dari kehadiran secara bersama-sama sejumlah individu tumbuhan yang kemudian antar satu individu dengan yang lainnya saling individu tumbuhan yang kemudian antar satu individu dengan yang lainnya saling melakukan interaksi. Pada akhirnya akan mempengaruhiatau memodifikasi habitat melakukan interaksi. Pada akhirnya akan mempengaruhiatau memodifikasi habitat

(21)

atu tempat tumbuhnya. Tumbuhan akan men

atu tempat tumbuhnya. Tumbuhan akan menyebabkan tempat tumbuhnya menjadiyebabkan tempat tumbuhnya menjadi lebih lembab atau sebaliknya, mereka akan meningkatkan kandungan unsure hara lebih lembab atau sebaliknya, mereka akan meningkatkan kandungan unsure hara di dalam tanah ( melalui dekomposisi) dan mengurangi intensitas cahaya matahari di dalam tanah ( melalui dekomposisi) dan mengurangi intensitas cahaya matahari yang samapai di permukaan tanah ( karena adanya naungan tajuk). Dengan cara yang samapai di permukaan tanah ( karena adanya naungan tajuk). Dengan cara yang berbeda, setiap individu tumbuhan akan menghambat atau memberikan jalan yang berbeda, setiap individu tumbuhan akan menghambat atau memberikan jalan  bagi tumbuhnya in

 bagi tumbuhnya individu lain (yang sejenis maupun berlainan jenis).dividu lain (yang sejenis maupun berlainan jenis).

Vegetasi hutan dataran rendah memiliki keunikan tersendiri.Dua Vegetasi hutan dataran rendah memiliki keunikan tersendiri.Dua karakteristik utama yang membedakan hutan dataran rendah dengan bioma karakteristik utama yang membedakan hutan dataran rendah dengan bioma terestrial lainnya adalah tingginya kerapatan jenis pohon dan status konservasi terestrial lainnya adalah tingginya kerapatan jenis pohon dan status konservasi tumbuhannya yang hampir sebagian besar dikategorikan jarang secara lokal tumbuhannya yang hampir sebagian besar dikategorikan jarang secara lokal (Clark

(Clark et al.et al., 1999)., 1999). 3.4 Struktur Vegetasi 3.4 Struktur Vegetasi

Di suatu bentang alam tertentu , jenis-jenis tumbuhan mempunyai Di suatu bentang alam tertentu , jenis-jenis tumbuhan mempunyai kecenderungan membentuk masyarakat tumbuhan/komunitas tumbuhan yang kecenderungan membentuk masyarakat tumbuhan/komunitas tumbuhan yang disebut juga vegetasi. Vegetasi didefinisikan sebagai lapisan hijau penutup muka disebut juga vegetasi. Vegetasi didefinisikan sebagai lapisan hijau penutup muka  bumi

 bumi yang yang memperlihatkan memperlihatkan bentuk bentuk keanekaragaman keanekaragaman yang yang berbeda berbeda antara antara satusatu tempat dan tempat lainnya, sebagai akibat dari adanya fenomena penting, yaitu tempat dan tempat lainnya, sebagai akibat dari adanya fenomena penting, yaitu  perbedaan dalam toleransi lingkuhngan d

 perbedaan dalam toleransi lingkuhngan dan adanya heterogenitas dari lingkungan.an adanya heterogenitas dari lingkungan. Dansereau (1957) dalam Mueller-Dombois & Ellenberg (1974) Dansereau (1957) dalam Mueller-Dombois & Ellenberg (1974) menyatakan struktur vegetasi sebagai suatu organisasi dalam ruang dari individu menyatakan struktur vegetasi sebagai suatu organisasi dalam ruang dari individu yang membentuk tipe vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan yang membentuk tipe vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan  penutupan.

 penutupan. Dalam Dalam ekologi ekologi tumbuhan, tumbuhan, struktur struktur vegetasi vegetasi terbagi terbagi atgas atgas 5 5 levellevel Mueller-Dombois & Ellenberg (1974), yaitu:

Mueller-Dombois & Ellenberg (1974), yaitu: 1.

1. Fisiognomi begetasiFisiognomi begetasi 2.

2. Stuktur biomassaStuktur biomassa 3.

3. Struktur bentuk kehidupanStruktur bentuk kehidupan 4.

4. Struktur tumbuhanStruktur tumbuhan 5.

5. Struktur tegakanStruktur tegakan

Kelima level ini secara hierarki merupakan kesatuan yang utuh dimana level 1 Kelima level ini secara hierarki merupakan kesatuan yang utuh dimana level 1

(22)

Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan yang menutupi suatu daerah. Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan yang menutupi suatu daerah. Menurtut Kershaw (1964) dalam Mueller-Dombois & Ellenberg (1974), stuktur Menurtut Kershaw (1964) dalam Mueller-Dombois & Ellenberg (1974), stuktur vegetasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

vegetasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1.

1. Stuktur vertical, berupa stratifikasi lapisan kanopiStuktur vertical, berupa stratifikasi lapisan kanopi 2.

2. Struktur horizontal, berupa distribusi spesies atau individu penyusunnyaStruktur horizontal, berupa distribusi spesies atau individu penyusunnya 3.

3. Struktur kuantitatif, berupa kelimpahan dari tiap spesies dalam komunitasStruktur kuantitatif, berupa kelimpahan dari tiap spesies dalam komunitas

komposisi dan struktur vegetasi sangat menarik untuk dikaji. Pengkajian komposisi dan struktur vegetasi sangat menarik untuk dikaji. Pengkajian kuantitatif dari struktur vegetasi disebut phytosiciology, tujuan pokoknya adalah kuantitatif dari struktur vegetasi disebut phytosiciology, tujuan pokoknya adalah untuk menerangkan atau menduga suatu pola vegetasi dann mengklasifikasikan untuk menerangkan atau menduga suatu pola vegetasi dann mengklasifikasikan dalam cara yang berarti . Telah ada sejumlah pendekatan ekologi deskriptif ini, dalam cara yang berarti . Telah ada sejumlah pendekatan ekologi deskriptif ini, salah satunya adalah pendekatan yang didasarkan pada asas suksesi dan salah satunya adalah pendekatan yang didasarkan pada asas suksesi dan  bersumber

 bersumber dari dari harga harga Warming,Cowles, Warming,Cowles, Clements, Clements, dan dan lain-lain. lain-lain. Penegasan- Penegasan- penegasan

 penegasan diletakan diletakan pada pada hubngan-bunbungan kuantitarif hubngan-bunbungan kuantitarif dari dari sedikit sedikit jenis jenis yangyang dinilai menjadi dominan menurut teori dan bahwa ini sebagian besar dinilai menjadi dominan menurut teori dan bahwa ini sebagian besar mengendalikan komunitasa dan karenanya keberadaan dari banyak jenis yang mengendalikan komunitasa dan karenanya keberadaan dari banyak jenis yang lebih langka.

lebih langka.

Struktur vegetasi dapat dipengarui oleh faktor-faktor lingkungan.Faktor Struktur vegetasi dapat dipengarui oleh faktor-faktor lingkungan.Faktor lingkungan meliputi faktor alam dan biologi yang secara normal bekerja pada lingkungan meliputi faktor alam dan biologi yang secara normal bekerja pada komunitas daratan.Faktor alam (abiotik) terdiri atas faktor iklim, faktor fisiografi, komunitas daratan.Faktor alam (abiotik) terdiri atas faktor iklim, faktor fisiografi, dan faktor edafik.Sedangkan faktor biologi (biotik) terdiri atas tumbuhan hijau, dan faktor edafik.Sedangkan faktor biologi (biotik) terdiri atas tumbuhan hijau, hewan, manusia dan interaksi antar spesies (Ewusie,

hewan, manusia dan interaksi antar spesies (Ewusie, 1990).1990).

Secara umum faktor-faktor linkungan (ekologi) dibagi ke dalam 4 Secara umum faktor-faktor linkungan (ekologi) dibagi ke dalam 4 golongan (plunin,1994) :

golongan (plunin,1994) : 1.

1. Faktor IklimFaktor Iklim

Faktor-faktor iklim meliputi sifat-sifat umum iklim daerah, kadang-kadang Faktor-faktor iklim meliputi sifat-sifat umum iklim daerah, kadang-kadang  bersifat

 bersifat beraturan, beraturan, misalnya misalnya menunjukan fluktuasi menunjukan fluktuasi berdaur harberdaur harian,musiman atauian,musiman atau  berjangka

 berjangka panjang. panjang. Pada Pada umumnya umumnya faktor-faktor faktor-faktor yang yang diklasifikasikan diklasifikasikan sebagaisebagai faktor iklim mempunyai pengaruh yang dominan. Faktor iklim terdiri atas curah faktor iklim mempunyai pengaruh yang dominan. Faktor iklim terdiri atas curah hujan an curahan lain, suhu, kelembaban, atmosfer, angin, cahaya dan hujan an curahan lain, suhu, kelembaban, atmosfer, angin, cahaya dan keseimbangan energi (Ewusie, 1990).

(23)

2.

2. Faktor FisiografiFaktor Fisiografi

Faktor-faktor fisiografi adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh Faktor-faktor fisiografi adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh susunan, konformitas, dan ‗perilaku‖ permukaan bumi misalnya sifat susunan, konformitas, dan ‗perilaku‖ permukaan bumi misalnya sifat-sifat-sifat topigrafi seperti ketinggian dan kemiringan, proses-proses geodinamik seperti topigrafi seperti ketinggian dan kemiringan, proses-proses geodinamik seperti  pendangkalan dan erosi juga ko

 pendangkalan dan erosi juga konsekuensinya oleh geologi setempat.nsekuensinya oleh geologi setempat. 3.

3. Faktor EdafikFaktor Edafik

Faktor-faktor edafik adalah faktor-faktoryang bergantung pada tanah Faktor-faktor edafik adalah faktor-faktoryang bergantung pada tanah dalam keadaanya sebagai tanah pada konstitusinya, kandungan air dan udara, dalam keadaanya sebagai tanah pada konstitusinya, kandungan air dan udara, organism yang hidup di dalamnya seterusnya.Faktor edafik meliputi organism yang hidup di dalamnya seterusnya.Faktor edafik meliputi fragmen-fragmen mineral, air tanah, udara (aerasi) dalam tanah, bahan organic tanah, fragmen mineral, air tanah, udara (aerasi) dalam tanah, bahan organic tanah, ganisme yang hidup di tanah, kelembaban tanah, temperature tanah dan pH ganisme yang hidup di tanah, kelembaban tanah, temperature tanah dan pH tanah.

tanah. 4.

4. Faktor BiotikFaktor Biotik

Yang merupakan faktor-faktor biotic adalah faktor-faktor yang Yang merupakan faktor-faktor biotic adalah faktor-faktor yang ditimbulkan leh mahluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan yang menurut ditimbulkan leh mahluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan yang menurut kenyataanya berkisar dari manusia dan pemakan tumbuhan yang besar serta kenyataanya berkisar dari manusia dan pemakan tumbuhan yang besar serta  poho-pohon sampai ke

 poho-pohon sampai ke mikroorganisme tanah.mikroorganisme tanah. 3.5 Analisis Vegetasi

3.5 Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan atau komposisi Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan atau komposisi  bentuk

 bentuk struktur struktur tumbuhan. tumbuhan. Dalam Dalam ekologi ekologi satuan satuan yang yang dipelajari dipelajari adalah adalah suatusuatu tegakan yang mrupakan asosiasi konkrit. Ewusie (1990) menggolongkan hasil tegakan yang mrupakan asosiasi konkrit. Ewusie (1990) menggolongkan hasil yang diperoleh dari analisis vegetasi menjadi dua golongan,yaitu :

yang diperoleh dari analisis vegetasi menjadi dua golongan,yaitu :

 Data kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana suatu jenis tumbuhanData kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana suatu jenis tumbuhan tersebar secara berkelompok, stratifikasi, periodisitasnya.

tersebar secara berkelompok, stratifikasi, periodisitasnya. 

 Data kuantitatif, yaitu data yang didapat dengan mengukur suatu besaran,Data kuantitatif, yaitu data yang didapat dengan mengukur suatu besaran, seperti jumlah, tinggi, luas dan lain sebagainya

seperti jumlah, tinggi, luas dan lain sebagainya 3.5.1 Karakter Kualitatif

3.5.1 Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif menunjukan bagaimana suatu kelompok berdistribusi Karakter kualitatif menunjukan bagaimana suatu kelompok berdistribusi atau menggambarkan stratifikasi, periodisitas, sosiabilitas, bitalitas, dan kondisi atau menggambarkan stratifikasi, periodisitas, sosiabilitas, bitalitas, dan kondisi semacamnnya, seringkali berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari asal-usul semacamnnya, seringkali berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari asal-usul dan pengamatan terhadap suatu komunitas (Oosting,1956). Menurut Ewusie dan pengamatan terhadap suatu komunitas (Oosting,1956). Menurut Ewusie

(24)

1.

1. Susunan flora dan fauna, yaitu catatan mengenai semua spesies tumbuhanSusunan flora dan fauna, yaitu catatan mengenai semua spesies tumbuhan ahewan yang menyusun suatu komunitas

ahewan yang menyusun suatu komunitas 2.

2. Kemampuan hidup bersama, menggambarkan kedekatan atau hubungan tuangKemampuan hidup bersama, menggambarkan kedekatan atau hubungan tuang antar jasad secara individu.

antar jasad secara individu. 3.

3. Pelapisan, menyatakan kedudukan kea rah vertical berbagai untsur dalamPelapisan, menyatakan kedudukan kea rah vertical berbagai untsur dalam komunitas.

komunitas. 4.

4. Daya hidup, merupakan petunjuk akan tingkat kesuburan atau kekuatan spesiesDaya hidup, merupakan petunjuk akan tingkat kesuburan atau kekuatan spesies dalam komunitasnya

dalam komunitasnya 5.

5. Bentuk Bentuk kehidupan, ykehidupan, yaitu bentuk aitu bentuk yang yang khas suatu khas suatu tumbuhan tumbuhan pada keadaanpada keadaan vegetative

vegetative

6. Keberkalaan, merujuk pada terjadinya berbagai proses musiman yang teratur 6. Keberkalaan, merujuk pada terjadinya berbagai proses musiman yang teratur seperti fotosintesis, pertumbuhan, penyerbukan serta pematangan buah dan biji. seperti fotosintesis, pertumbuhan, penyerbukan serta pematangan buah dan biji. 3.5.2 Karakter Kuantitati

3.5.2 Karakter Kuantitati

Karakter kuantif diperoleh melalui hasil perhitungan dari suatu metode Karakter kuantif diperoleh melalui hasil perhitungan dari suatu metode kuantitatif, seperti metode kuadrat (Oosting,1956).

kuantitatif, seperti metode kuadrat (Oosting,1956). 3.6 Metode Kuadrat

3.6 Metode Kuadrat

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan ( komposisi Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan ( komposisi  jenis)

 jenis) dan dan struktur struktur (bentuk) (bentuk) vegetasi. vegetasi. Pada Pada umumnya umumnya analisis analisis vegetasi vegetasi dibedakandibedakan atas analisis vegetasi kuantitatif dan kualitatif. Analisis vegetasi kualitatif dapat atas analisis vegetasi kuantitatif dan kualitatif. Analisis vegetasi kualitatif dapat dideskripsikan dengan observasi visual tanpa sampling khusus dan pengukuran dideskripsikan dengan observasi visual tanpa sampling khusus dan pengukuran studi ini meliputi penghitungan secara floristik, stratifikasi, sertasosiabilitas, studi ini meliputi penghitungan secara floristik, stratifikasi, sertasosiabilitas, aspeksi hubungan interspesifik, bentuk hidup dan spektrum biologi. Analisis aspeksi hubungan interspesifik, bentuk hidup dan spektrum biologi. Analisis vegetasi kualitatif memerlukan suatu perkiraan atau estimasi yang dapat dibuat vegetasi kualitatif memerlukan suatu perkiraan atau estimasi yang dapat dibuat dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat yang berbeda atau pada tempat dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat yang berbeda atau pada tempat sampel dalam habitat.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, sampel dalam habitat.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut.Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi komunitas hutan tersebut.Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983).

Smith, 1983).

Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan

(25)

individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas

komunitas tersebut tersebut (Sagala, (Sagala, E.H.P, E.H.P, 1997).1997).

Metode dalam analisis vegetasi terbagi menjadi beberapa macam, Metode dalam analisis vegetasi terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya metode point intercept untuk menganalisa vegetasi tumbuhan bawah, diantaranya metode point intercept untuk menganalisa vegetasi tumbuhan bawah, metode kuadrat serta metode kuadran. Metode kuadrat adalah suatu petak contoh metode kuadrat serta metode kuadran. Metode kuadrat adalah suatu petak contoh yang berbentuk bujur sangkar yang merupakan unit lengkap dari analisis vegetasi. yang berbentuk bujur sangkar yang merupakan unit lengkap dari analisis vegetasi. Berdasarkan metode penentuan luas minimun, akan dapat ditentukan luas kuadrat Berdasarkan metode penentuan luas minimun, akan dapat ditentukan luas kuadrat yang diperlukan untuk setiap bentuk vegetasi tersebut. Sistem analisis dalam yang diperlukan untuk setiap bentuk vegetasi tersebut. Sistem analisis dalam metode ini didasarkan pada variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. metode ini didasarkan pada variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Kerapatan didasarkan pada jarak individu spesies sepanjang garis yang di buat, Kerapatan didasarkan pada jarak individu spesies sepanjang garis yang di buat, fekuensi didasarkan pada kekerapan dari spesies yang di jumpai dalam sejumlah fekuensi didasarkan pada kekerapan dari spesies yang di jumpai dalam sejumlah garis-garis yang dibuat, dan nilai penting didasarkan pada penjumlahan garis-garis yang dibuat, dan nilai penting didasarkan pada penjumlahan harga-harga relatif pada kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Syafei, 1990).

harga relatif pada kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Syafei, 1990).

Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan.Petak contoh yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan.Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan infoanasi yang baik bila komunitas Petak tunggal mungkin akan memberikan infoanasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petakpetak contoh yang dibuat vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petakpetak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling yang telah dikemukakan di Bab t

teknik sampling yang telah dikemukakan di Bab t erdahulu (Odum, 1995).erdahulu (Odum, 1995).

Untuk memudahkan perisalahan vegetasi dan pengukuran parametemya, Untuk memudahkan perisalahan vegetasi dan pengukuran parametemya,  petak

 petak contoh contoh biasanya biasanya dibagi-bagi dibagi-bagi ke ke dalam dalam kuadrat-kuadrat kuadrat-kuadrat berukuran berukuran lebihlebih kecil.Ukuran kuadrat-kuadrat tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis kecil.Ukuran kuadrat-kuadrat tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis dan lapisan distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi). Dalam hal ini Oosting dan lapisan distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi). Dalam hal ini Oosting (1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan (1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan  pohon,

 pohon, 4 4 x x 4 4 m m untuk untuk lapisan lapisan vegetasi vegetasi berkayu berkayu tingkat tingkat bawah bawah (undergrowth)(undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba.

sampai tinggi 3 m, dan 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba.

umummya para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion ke umummya para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion ke dalam beberapa tingkat pertumbuhan, yaitu: semai (permudaan tingkat kecambah dalam beberapa tingkat pertumbuhan, yaitu: semai (permudaan tingkat kecambah sampai setinggi < 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai pohon sampai setinggi < 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai pohon

(26)

dan pohon dewasa (diameter > 20 cm). Untuk memudahkan pelaksanaannya dan pohon dewasa (diameter > 20 cm). Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tersebut, yaitu umumnya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m (pohon dewasa), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan lxl m atau 2 20 x 20 m (pohon dewasa), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan lxl m atau 2 x 2 m (semai dan tumbuhan bawah) (

Gambar

Tabel 1. Data Fisik Lokasi PengamatanTabel 1. Data Fisik Lokasi Pengamatan
Tabel 3. Kategori Pancang( dbh 5-20 cm) )/plot 4x4mTabel 3. Kategori Pancang( dbh 5-20 cm) )/plot 4x4m
tabel berikut :
Tabel 6. Kelimpahan pada plot 4x4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan temuan-temuan saat penelitian dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Karena model pembelajaran langsung dapat meningkatkan

Gambar IV.1.2.1.1 Sketsa kamar wisma atlet Ragunan.. Pengambi iagram yang mengetahui k : ambar IV.1.2.1 Dari keterang individu da mereka. Nam pada atlet o b tidak sesa

sangat baik diterapkan pada kegiatan pembelajaran. c) Langkah-langkah Strategi Giving Questions and Getting Answer. Langkah-langkah strategi pembelajaran ini menurut Suprijono

Identifikasi senyawa metabolit sekunder adalah proses mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam daun tebu, meliputi uji golongan senyawa metabolit secara

Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas dari fraksi dun salam terhadap kadar glukosa darah, dengan mengukur kadar glukosa darah tikus putih jantan

Tindak lanjut atas resolusi tersebut menjadikan masing-masing negara memberikan batasan, definisi, tipologi teror, dan pengaturan penanggulangan terorisme ke dalam

Peserta pelatihan terdiri dari pemuda pemudi yang berasal dari seluruh Indonesia yang dikirim ke Yayasan Karang Widya untuk dilatih dalam beberapa bidang Teknologi Informasi

Hal ini menyebabkan bakteri selulolitik yang berada pada gambut saprik dapat memperoleh substrat yang lebih banyak, sehingga jumlah bakteri yang hidup pada tanah ini juga lebih