• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kecerdasan Sosial Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V di SDN 2 Karangduren

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kecerdasan Sosial Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V di SDN 2 Karangduren"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V

DI SDN 2 KARANGDUREN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Diajukan Oleh:

PANDU AJI PRABOWO A510160026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 25 September 2020 Penulis,

Pandu Aji Prabowo NIM A510160026

(5)

1

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V

DI SDN 2 KARANGDUREN

Abstrak

Peneliti ini bertujuan untuk mendiskripsikan : (1) peran guru dalam meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran IPS, (2) peran guru membentuk kecerdasan sosial dalam mata pelajaran IPS. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi

sumber. Penganalisisan data digunakan dengan reduksi data, display data, Conclusion

Drawing/Verification. Hasil penelitian ini adalah (1) peran guru dalam meningkatkan

motivasi siswa, (a) mendidik siswa dengan mengajarkan sopan santun, (b) guru harus memiliki sikap yang baik untuk di contoh siswa, (c) peran guru dalam pembelajaran yaitu sebagai perencana, pelaksana, penilai, (d) guru sebagai aktor yang baik. 2) peran guru dalam membentuk kecerdasan sosial siswa, (a) mengembangkan kesadaran situasional siswa yang berupa peka terhadap perasaan, kebutuhan dan hak orang lain, (b) guru mampu membawa diri siswa untuk bersikap dengan baik, (c) guru mampu memberikan contoh sikap empati, (d) pentingnya guru memberikan budi pekerti kepada siswa sehingga siswa tersebut mendapatkan pendidikan yang baik dan dapat berinteraksi dengan baik.

Kata kunci : pembelajaran IPS, motivasi, kecerdasan sosial, peran guru, budi pekerti.

Abstract

The aim of this study are describing : (1) the role of teacher to improve students’ motivation in social science learning, (2) the role of teacher to create social intelligence in social science learning. The kind of this study is descriptive qualitative research and use collecting data technique by interviewing, documentating, and observating. Technique validity data in this study using triangulation techniques and triangulation of source. Data analysis is uses with data rection, data display, conclusion drawing/verification the result of this study are (1) the role of teacher to improve students’ motivation (a) educate students’ lay teaching manners, (b) teachers should have good attitude for the example of students, (c) the role of teacher in learning as planner, executor, evaluator. (2) teacher’s role to create students’ social intelligence (a) develop students’ situational awarness in the form of being sensitive

(6)

2

to the feelings, needs, and rights of others. (b) the teacher is able to provide examples of emphathy, (d) the importance of teachers giving character to students gef a good education and could interact well.

Keywords : Social studies learning, motivation, social intelligence, the roles of teachers, character.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting bagi kehidupan seorang manusia, karena melalui pendidikan manusia bisa membentuk kepribadian dan perkembangan ke arah kedewasaan diri. Maka dari itu proses pendidikan yang akan dilaksanakan diharapkan mampu mendesain kegiatan pembelajarannya agar minat dan kecerdasan sosial dari siswa juga meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian (Purwanti & Noviana, 2019) yang menyatakan bahwa pengembangan bahan dalam studi sosial dapat difokuskan pada indikator yang belum diimplementasikan secara optimal sehingga setiap indikator kecerdasan sosial dapat dimiliki oleh siswa sama karena pada dasarnya kecerdasan sosial adalah salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi hasil studi sosial. Pendidikan yang baik tentu harus menghasilkan lulusan yang baik dalam mental, mengenal siapa dirinya, mengenal siapa Tuhannya, mampu membedakan perilaku yang baik dengan yang buruk, mampu mengendalikan emosinya dan menyesuaikan dengan lingkungannya.

Pengetahuan dan keterampilan didapatkan melalui pendidikan yang tidak terlepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Pentingnya peran guru mampu mendorong dan memotivasi siswa dalam meningkatkan kecerdasan sosial pada proses pembelajaran IPS. Menurut (Surahman & Mukminan, 2017:12) peran guru adalah guru dapat mengembangkan sikap sosial dan tanggung jawab sosial siswa dengan memberikan contoh kebiasaan baik pada siswa. Seorang guru sangat di perlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, mandiri, serta menjadi

(7)

Undang-3

Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, 2005)

bahwa, Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Peran penting guru untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. (Prawira, 2012) kecerdasan sosial adalah kemampuan individu untuk menghadapi atau mereaksi suatu situasi sosial yang hidup dimasyarakat, kecerdasan sosial bukan emosi seseorang terhadap orang lain, melainkan kemampuan seseorang untuk mengerti dengan keadaan orang lain, dan juga dapat berbuat sesuatu dengan tuntutan masyarakat. Hal tersebut biasa dijadikan panutan oleh siswa yang memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Menurut Fatih Koca (2016) menyatakan bahwa, anak-anak kecil belajar dari semua yang mereka lakukan. Mereka secara alami ingin tahu; mereka ingin menjelajahi dan menemukan. Sehingga kita mampu mengetahui keadaan seseorang yang mana orang ini berperilaku baik dan mana orang berperilaku buruk, untuk dijadikan teman maupun sebagai contoh hidup dimasyarakt nantinya. Menurut (Keiler, 2018) menyatakan bahwa perubahan lingkungan belajar yang radikal dapat memengaruhi identitas guru dan pendekatan mereka dalam pengajaran dengan cara yang dapat diprediksi yang dapat menginformasikan pendidikan guru dan program pengembangan profesional untuk guru STEM, memaksimalkan keberhasilan guru ketika mereka menerapkan pedagogi yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu Guru harus bisa membentuk kecerdasan sosial anak sedini mungkin dari kelas bawah agar anak-anak tidak terjerumus kedalam perilaku ataupun perbuatan yang tidak baik, saat terjun dimasyarakat secara

(8)

4

langsung. Sehingga anak-anak tadi bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk saat anak-anak sudah masuk dalam kehidupan di masyarakat.

Membahas tentang pembentukan kecerdasan sosial khususnya tidak bisa lepas dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Davion (2017) meyatakan bahwa, pembelajaran siswa dipengaruhi oleh motivasi. Meskipun siswa dilahirkan dengan kemampuan alami untuk belajar, banyak yang tergantung pada keterlibatan guru. Pendidikan IPS itu sendiri penuh dengan tujuan yang termasuk pemahaman dan pengetahuan. Dalam pembelajaran ilmu sosial siswa diharap mampu memiliki pemahaman dan pengetahuan di dalam berbagai konsep pokok suatu disiplin ilmu. Jika di tinjau lebih dalam lagi, IPS adalah hubungan antara manusia yang mencakup hubungan individu, kelompok dan bahkan dengan alam lingkungannya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pembelajaran IPS dalam membentuk kecerdasan sosial pada siswa, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kecerdasan Sosial Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas V di SDN 2 Karangduren Tahun Pelajaran 2019/2020”.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif artinya penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan data yang berbentuk lisan atau tulisan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V, guru, dan kepala sekolah SDN 2 Karangduren. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini

meggunakan teknik analisis data menggunakan metode Miles and Huberman. Pada

penelitian ini memiliki kemungkinan bahwa digunakan metode Miles and Huberman

(9)

5

ke hal-hal yang penting untuk mendapatkan rangkuman, mengumpulkan informasi yang di dapat untuk membuat suatu kesimpulan, dan bagaimana makna data yang telah disimpulkan untuk mencari hubungan, persamaan, dan perbedaan. Keabsahan data yang dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, triangulasi dengan sumber merupakan membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan dari informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Peran guru dalam meningkatkan motivasi siswa terdiri dari : a. Pengganti orang tua yaitu guru mendidik siswa dengan progam-progam yang sudah ada disekolah contohnya RPP dan guru juga mengajarkan siswa tentang sopan santun. Sedangkan dalam menambah semangat belajar siswa guru memberikan motivasi dan gambaran masa depan kepada siswa agar lebih giat dalam belajar; b. Model atau teladan yaitu dalam meningkatkan prestasi dan kinerja guru kepala sekolah memberikan penilaian dan guru juga memiliki motivasi sendiri dalam meningkatkan kinerjanya. Guru juga berperan aktif dalam kegiatan masyarakat gunanya untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar; c. Pembelajaran yaitu kompetensi dari guru kelas V cukup baik dalam memberikan pembelajaran maupun mendidik siswa. Fasilitas penunjang pembelajaran yang diberikan sekolah ke siswa berupa motivasi, alat peraga, buku materi, buku PR, LKS, buku tematik dan proyektor. Sikap yang perlu ditanamkan ke siswa adalah dispilin, kejujuran, dan percaya diri. Dalam mengatasi siswa kurang minat dalam pembelajaran maka guru memberikan motivasi dan mengelompokkan siswa yang kurang pintar dengan yang pintar. Motivasi yang

diberikan ke siswa berupa perkataan dan reward; d. Guru sebagai aktor yaitu Guru di

(10)

6

kemampuan mendidiknya atau proses belajar mengajarnya saja akan tetapi juga sebagai contoh bagi siswa. Guru dalam menyampaikan materi dengan jelas, tegas dan menyenangkan.

Menurut penelitian (Khasanah, 2018) menyatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru IPS dalam meningkatkan motivasi yaitu dengan cara: 1) Membuat RPP, 2) Menggunakan Berbagai Model Pembelajaran yang Bervariatif, 3) Mengikuti Pelatihan-pelatihan.

Menurut (Sardiman, 2012:47) Peran guru sebagai model atau teladan yaitu guru merupakan contoh baik yang harus ditiru oleh siswa dalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.

Menurut (Amalia & Diah Setiyani, 2014) peran guru dalam pengelolaan kelas guru juga berperan sebagai fasilitator, motivator, demonstrator dan evaluator.

Menurut (Minsih & Galih, 2015) meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditandai dengan adanya antusiasisme siswa dalam mengikuti pembalajaran, siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa tekun dalam mengerjakan soal, siswa mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan siswa mengerjakan soal dengan baik.

menurut (Suyono, 2014:184) melihat ada tiga fungsi utama guru dalam

pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer)

dan penilai (evaluator)

Menurut (Sardiman, 2012:47) Guru sebagai seorang aktor guru harus bisa melakukan drama dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Karena dengan berperan sebagai aktor guru bisa menutupi segala kekurangannya dalam hal yang dilihat oleh seseorang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam meningkatkan motivasi siswa terdiri dari : a. guru mendidik siswa dengan progam yang sudah ada disekolah contohnya RPP, guru juga mengajarkan siswa tentang sopan santun, menggunakan

(11)

7

Berbagai Model Pembelajaran yang bervariatif , guru juga memberikan motivasi dan gambaran masa depan kepada siswa agar lebih giat dalam belajar; b. dalam meningkatkan prestasi dan kinerja guru kepala sekolah memberikan penilaian, guru juga memiliki motivasi sendiri dalam meningkatkan kinerjanya, guru juga berperan aktif dalam kegiatan masyarakat gunanya untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi siswa; c. kompetensi dari guru yang baik maka akan mampu memberikan pembelajaran atau mendidik siswa dengan baik juga. Fasilitas penunjang pembelajaran yang diberikan sekolah kepada siswa berupa alat peraga, buku materi, buku PR, LKS, buku tematik dan proyektor. Sikap yang perlu ditanamkan ke siswa adalah dispilin, kejujuran, dan percaya diri. Dalam mengatasi siswa kurang minat dalam pembelajaran maka guru memberikan motivasi dan mengelompokkan siswa yang kurang pintar dengan yang

pintar. Motivasi yang diberikan ke siswa berupa perkataan dan reward; d. guru di

katakan sebagai aktor itu juga baik karena guru itu tidak hanya dilihat dari kemampuan mendidiknya atau proses belajar mengajarnya saja akan tetapi juga sebagai contoh bagi siswa. Guru dalam menyampaikan materi di kelas harus dengan jelas, tegas dan menyenangkan.

3.2 Peran guru dalam membentuk kecerdasan sosial siswa pada mata pelajaran IPS

Peran guru dalam membentuk kecerdasan sosial terdiri dari : a. Kesadaran Situasional yaitu dalam merespown pembelajaran siswa ada yang bermain ada yang berbiacara, ada yang memperhatikan dan siswa sering membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar karena itu sudah disarankan oleh guru; b. Kemampuan membawa diri yaitu Ada beberapa siswa yang memiliki jiwa pemimpin dalam dirinya dan itu sudah terlihat jelas, biasanya siswa tersebut membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar mandiri ataupun belajar

(12)

8

kelompok. Jika ada siswa yang berkelahi maka guru memanggil semua siswa yang bersangkutan, apabila ada permasalahan cukup dibicarakan dengan baik-baik dan siswa yang mengetahui temannya berkelahi akan melerainya lalu melaporkan ke guru; c. Empati yaitu jika ada siswa yang mengalami kesulitan ekonomi maka guru akan membantu siswa untuk mencarikan bantuan. Ketika ada guru yang mengalami kesulitan interaksi dengan guru lain atau dengan siswanya sendiri maka kepala sekolah akan memberikan pendekatan, wejangan maupun gambaran-gambaran agar guru tersebut tidak minder lagi dan bisa berinteraksi dengan baik; d. Sekolah yaitu dalam memberikan penyuluhan pentingnya budi pekerti yang sangat bermanfaat untuk kehidupan, maka guru memberikan penyuluhan di kegiatan olahraga maupun upacara tidak terkait di kelas saja dan harus dilaksana bukan hanya dengan kata-kata. Guru dalam memberikan konseling untuk siswa yang bermasalah maka guru akan melakukan pendekatan dari hati ke hati dan Guru selalu bekerjasama dengan orang tua agar orang tua memaklumi bahwasannya guru menegur anaknya untuk kebaikan bersama.

Menurut Albrecht dalam (Azzet, 2014:56) mengemukakan bahwa kecerdasan sosial meliputi lima kemampuan yaitu a. Kesadaran situasional; b. Kemampuan

membawa diri; c. Autentisitas atau keaslian; d. Clarity atau kejelasan; e. Empati.

Menurut (Indragiri, 2010:87) ciri-ciri anak dengan kecerdasan sosial yang tinggi adalah sebagai berikut: a. anak memiliki banyak teman; b. anak mampu bekerja sama dengan orang lain; c. anak berhubungan dengan lingkungan sekitarnya dengan baik; d. anak banyak bergabung dalam aktivitas kelompok; e. anak menjadi penengah ketika teman-temanya atau orang lain bertikai; f. anak menyukai permainan kelompok; g. anak berempati terhadap orang lain; h. anak memiliki bakat kepemimpinan; i. anak suka berbagi; j. anak ketika diminta mengajari orang lain, ia akan melakukanya dengan senang hati.

(13)

9

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jika ada siswa yang mengalami kesulitan ekonomi maka guru akan membantu siswa untuk mencarikan bantuan. Sedangkan menurut (Riswanto & Aryani, 2017) Ekonomi sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran siswa.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dalam memberikan pentingnya budi pekerti, maka guru memberikan penyuluhan di kegiatan olahraga maupun upacara tidak terkait di kelas saja. Sama halnya menurut (Suplig, 2017) Sekolah bukan sebagai tempat untuk belajar saja atau menambah ilmu pengetahuan tetapi juga untuk perkembangan sosial seorang anak yang berhubungan dengan kecerdasan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam membentuk kecerdasan sosial terdiri dari : a. sikap siswa dalam merespown materi yang disampaikan oleh guru berebeda-beda akan tetapi siswa mau membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan belajar; b. sudah terlihat dengan siswa yang mau membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar kelompok dan mau melerai temannya yang sedang berkelahi itu menandakan bahwasannya kecerdasan sosial yang dimiliki siswa sudah tinggi; c. bahwa guru yang berkeinginan membantu siswanya yang mengalami kesulitan ekonomi dan kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan siswa atau guru lainnya itu termasuk individu yang memiliki empati yang tinggi maka akan memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain, mengerti perasaan orang lain dan mau mendengarkan masalah orang lain; d. bahwa sekolah adalah tempat yang tepat dalam memberikan pentingnya budi pekerti kepada siswa sehingga siswa tersebut mendapatkan pendidikan yang baik dan dapat berinteraksi dengan baik.

4. KESIMPULAN

Peran guru dalam meningkatkan motivasi siswa terdiri dari : a. guru mendidik siswa dengan progam yang sudah ada disekolah contohnya RPP, guru juga

(14)

10

mengajarkan siswa tentang sopan santun, menggunakan Berbagai Model Pembelajaran yang bervariatif , guru juga memberikan motivasi dan gambaran masa depan kepada siswa agar lebih giat dalam belajar; b. dalam meningkatkan prestasi dan kinerja guru kepala sekolah memberikan penilaian, guru juga memiliki motivasi sendiri dalam meningkatkan kinerjanya, guru juga berperan aktif dalam kegiatan masyarakat gunanya untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi siswa; c. kompetensi dari guru yang baik maka akan mampu memberikan pembelajaran atau mendidik siswa dengan baik juga. Fasilitas penunjang pembelajaran yang diberikan sekolah kepada siswa berupa alat peraga, buku materi, buku PR, LKS, buku tematik dan proyektor. Sikap yang perlu ditanamkan ke siswa adalah dispilin, kejujuran, dan percaya diri. Dalam mengatasi siswa kurang minat dalam pembelajaran maka guru memberikan motivasi dan mengelompokkan siswa yang kurang pintar dengan yang pintar. Motivasi yang

diberikan ke siswa berupa perkataan dan reward; d. guru di katakan sebagai aktor itu

juga baik karena guru itu tidak hanya dilihat dari kemampuan mendidiknya atau proses belajar mengajarnya saja akan tetapi juga sebagai contoh bagi siswa. Guru dalam menyampaikan materi di kelas harus dengan jelas, tegas dan menyenangkan.

Peran guru dalam membentuk kecerdasan sosial terdiri dari : a. sikap siswa dalam merespown materi yang disampaikan oleh guru berebeda-beda akan tetapi siswa mau membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan belajar; b. sudah terlihat dengan siswa yang mau membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar kelompok dan mau melerai temannya yang sedang berkelahi itu menandakan bahwasannya kecerdasan sosial yang dimiliki siswa sudah tinggi; c. bahwa guru yang berkeinginan membantu siswanya yang mengalami kesulitan ekonomi dan kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan siswa atau guru lainnya itu termasuk individu yang memiliki empati yang tinggi maka akan memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain,

(15)

11

mengerti perasaan orang lain dan mau mendengarkan masalah orang lain; d. bahwa sekolah adalah tempat yang tepat dalam memberikan pentingnya budi pekerti kepada siswa sehingga siswa tersebut mendapatkan pendidikan yang baik dan dapat berinteraksi dengan baik.

PERSANTUNAN

Kami selaku peneliti mengucapkan terimakasih kepada SDN 2 Karangduren sudah mengizinkan untuk melakukan penelitian sehingga dapat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, N., & Diah Setiyani. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas IV SD Negeri I

Tempursari Klaten Tahun 2013/ 2014. Profesi Pendidikan Dasar, 1 No.1.

Azzet, A. M. (2014). Pendidikan Yang Membebaskan. Ar Ruzz Media.

Davion, J. (2017). The Role of Teachers in Motivating Students To Learn. BU

Journal of Graduate Studies in Education,9(1).

Fatih Koca, P. D. (2016). Motivation to Learn and Teacher–Student Relationship.

Journal of International Education and Leadership, 6(2).

Indragiri, A. (2010). Kecerdasan Optimal. Starbooks.

Keiler, L. S. (2018). Teachers’ roles and identities in student-centered classrooms.

Keiler International Journal of STEM Education, 5 No 34.

Khasanah, U. (2018). Peran Guru Ips Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial KELAS VII Unggulan di MTS

Roudlotun Nasyi’in Mojokerto.

Minsih, & Galih, A. (2015). Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas. JPPD, 5 No.1.

Prawira, P. A. (2012). Psikologi Pendidikan: Dalam Perspektif Baru. Ar-Ruzz Media.

Purwanti, E., & Noviana, P. D. (2019). Social Intelligence Contribution in Perspective Learning Outcomes of Elementary School Social Science Subject. Atlantis Press, 382.

Riswanto, A., & Aryani, S. (2017). Learning motivation and student achievement:

description analysis and relationships both. COUNS-EDU, 2 No 1.

Sardiman, A. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (21st ed.). PT

Rajagrafindo Persada.

Suplig, M. A. (2017). The Effects of Student Online Game Addiction Class X High

(16)

12

JAFFRAY, 15 No 2.

Surahman, E., & Mukminan. (2017). Peran guru IPS sebagai pendidik dan pengajar dalam meningkatkan sikap sosial dan tanggung jawab sosial siswa

SMP.HARMONI SOSIAL. Pendidikan IPS, 4 No 1.

Suyono, H. (2014). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. PT Remaja

Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Referensi

Dokumen terkait

Programa de Saúde e Segurança Ocupacional: seu objetivo prin- cipal é melhorar as condições de trabalho, identificando as ativi- dades de risco da propriedade, quem as executa e

Hasil penelitian ini menggunakan regresi berganda menemukan bahwa hanya dua variabel (return on asset dan current ratio) yang secara signifikan mempengaruhi tahun

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Produksi

diartikan, jika Empowerment meningkat dalam arti bahwa, jika perusahaan telah meningkatkan keterampilan sumber daya karyawan dengan cara perusahaan telah memberikan

a) Dimensi integrasi isi/materi (content integration). Bank merumuskan dimensi integrasi materi ini dengan maksud agar para guru mampu memberikan ‘poin kunci’ pembelajaran

[r]

Menguji fungsi Textbox, Button, Datagridview pada Form Master Barang Textbox nama barang kosong Muncul pemberitahuan “Nama Barang Tidak Boleh Kosong” Uji Textbox

dikarenakan media pembelajaran yang kurang interaktif dalam penyampaian materi menulis huruf arab sesuai aturan, baik secara pisah maupun huruf sambung.. Di Tempat Pendidikan Al