• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Administrasi Penilaian melalui Supervisi Akademik di SMA Negeri 1 Calang Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Administrasi Penilaian melalui Supervisi Akademik di SMA Negeri 1 Calang Tahun 2018"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

21

Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun

Administrasi Penilaian melalui Supervisi Akademik

di SMA Negeri 1 Calang Tahun 2018

Tarmizi

SMA Negeri 1 Calang Email: tarmizi.pasca@gmail.com

ABSTRAK

Administrasi penilaian sangatlah penting dan berpengaruh untuk peningkatan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan pendidikan yang bermutu. Namun kenyataan dilapangan dari hasil observasi peneliti selama menjabat kepala sekolah di SMA Negeri 1 Calang menunjukkan guru masih belum kompeten dalam menyusun administrasi penilaian pembelajaran dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian melalui supervisi akademik tahun 2018. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 1 Calang sebanyak 20 orang guru. Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah observasi melalui data kualitatif. Dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian dengan mencapai standar ideal. Pada siklus I total nilai rata-rata keseluruhan hanya 3,8 dan pada siklus II mencapai 4,75 dengan total nilai peningkatan rata-rata adalah 0,77 dan pada siklus I persentase keseluruhan hanya 76% dan pada siklus II mencapai 91,4% sehingga total peningkatan persentase mencapai 15,4%. Ini menunjukan usaha perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II membawa perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian tahun 2018.

Kata Kunci: Kompetensi Guru, Administrasi Penilaian, Supervisi Akademik PENDAHULUAN

Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan kompetensi pedagogik guru SMA/MA antara lain: 1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6) Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa. 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9) Memanfaatkan

(2)

22

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan permendiknas di atas menyusun administrasi penilaian sangatlah penting dan sangalah berpengaruh untuk peningkatan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan pendidikan yang bermutu. Namun kenyataan di lapangan masih jauh dari harapan atau belum sepenuhnya komponen itu dilaksanakan. Hasil observasi peneliti selama menjabat kepala sekolah di SMA Negeri 1 Calang menunjukkan bahwa guru masih belum kompeten dalam menyusun administrasi penilaian pembelajaran dengan baik. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kepala sekolah berupaya melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun administrasi penilaian menggunakan supervisi akademik. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:5) kegiatan supervisi ada dua jenis yaitu supervisi akademik dan supervisi administrasi. Dari dua kegiatan supervisi yang ada, supervisi akademik merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Potensi supervisi akademik tersebut dipilih dikarenakan ruang lingkupnya langsung pada kegiatan pembelajaran. Sedangan yang menjadi fokus dalam supervisi akademik adalah mengkaji, menilai, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru melalui pendekatan bimbingan dan konsultasi dalam nuansa dialog profesional.

Supervisi akademik terdapat dua dimensi kegiatan yang dapat disupervisi yaitu dimensi manajerial dan pedagogis. Pada dimensi manajerial, kegiatan pemantauan, pembinaan, dan penilaian penerapan delapan standar nasional pendidikan berurusan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pemantauan mutu pelaksanaan, dan perbaikan kegiatan berkelanjutan mengenai kegiatan pembelajaran. Pemantauan, pembinaan, dan penilaian dalam menerapkan delapan standar pendidikan nasional dari sisi akademik menyangkut bagaimana pendidik memfasilitasi siswa belajar. Hal ini berkaitan dengan pemahaman dan keterampilan pendidik dalam memfasilitasi siswa belajar. Mengukur pemahaman konsep pedagogis dalam perencanaan belajar, pelaksanaan, dan umpan balik (Rahmat, 2010:2). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Administrasi Penilaian Melalui Supervisi Akademik Di SMA Negeri 1 Calang Tahun 2018”.

METODE PENELITIAN

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini adalah di tempat peneliti bertugas yaitu di SMA Negeri 1 Calang tahun 2018, yang beralamat di Jln. Teuku Umar Desa Gampong Blang Calang Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini direncanakan berlangsung pada semester genap tahun 2018, yaitu sekitar 3 bulan dari bulan Agustus sampai Oktober 2018. Pengambilan subjek berdasarkan porposive sampling. Subjek penelitian adalah guru SMA Negeri 1 Calang yang menjadi tanggung jawab peneliti dalam melaksanakan tugasnya yaitu sebanyak 20 orang guru. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai salah satu bentuk dari penelitian kualitatif yang bertujuan untuk peningkatan capaian mutu sekolah di SMA Negeri 1 Calang dengan meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian melalui supervisi akademik di SMA tersebut. Dalam pelaksanaan

(3)

23 tindakan,rancangan dilakukan dalam 2 siklus yang meliputi; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pengamatan peneliti terhadap guru-guru yang berada di SMA Negeri 1 Calang diketahui guru masih belum kompeten dalam menyusun administrasi penilaian pembelajaran dengan baik, guru belum melaksanakan penilaian afektif, belum melaksanakan tugas secara tertruktur, belum melaksanakan program dan pelaksanaan remidial serta belum melakukan analisis hasil ulangan. Di samping itu, guru belum membuat program dan pelaksanaan remidial, belum melakukan analisis hasil ulangan serta belum membuat instrumen tes dan bank soal. Hasil observasi peneliti selama menjabat kepala sekolah di SMA Negeri 1 Calang menunjukkan bahwa guru masih belum kompeten dalam menyusun administrasi penilaian pembelajaran dengan baik. Hal ini ditunjukkan: 1) Ada 5 guru (25%) yang berada pada skor kurang dari 51-60% atau kategori kurang. Guru belum melaksanakan penilaian afektif, belum melaksanakan tugas secara tertruktur, belum melaksanakan program dan pelaksanaan remidial serta belum melakukan analisis hasil ulangan; 2) Ada 9 guru (45%) yang berada pada skor 55-70% atau kategori cukup. menunjukkan guru belum membuat program dan pelaksanaan remidial, belum melakukan analisis hasil ulangan serta belum membuat instrumen tes dan bank soal; 3) Ada 6 guru (30%) yang berada pada skor 71-85% atau kategori Baik. Berdasarkan kondisi seperti telah dipaparkan di atas, maka kepala sekolah berupaya melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun administrasi penilaian menggunakan supervisi akademik.

Siklus I

Tahap Perencanaan: Peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Sehingga dalam melaksanakan penelitian nanti peneliti tidak mengalami kendala yang dapat mengurangi kebenaran yang peniliti lakukan.

Tahap Pelaksanaan: Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan peneliti. Peneliti memberikan jadwal pembinaan kepada guru-guru di sekolah. Setelah semua guru-guru sepakat dengan jadwal, maka peneliti melakukan penelitian dengan memberikan pembinaan. Guru melaksanakan simulasi menyusun administrasi penilaian, sedangkan peneliti sebagai kepala sekolah menginterpretasikan dan mengevaluasi. Dalam hal ini tindakan dilakukan oleh peneliti dengan mengikuti guru sehingga peneliti perlu memberikan pengarahan dan pemodelan pembuatan administrasi penilaian pembelajaran agar tindakan benar-benar tepat dan sesuai dengan rencana.

Tahap Observasi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru-guru yang menjadi subjek penelitian. Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(4)

24

Tabel 1. Hasil Observasi Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi Penilaian Pembelajaran Siklus I No Kode Guru Indikator Jumlah Rata- rata % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Guru 1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 35 3,5 70 2 Guru 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37 3,7 74 3 Guru 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 40 4 80 4 Guru 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 39 3,9 78 5 Guru 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38 3,8 76 6 Guru 6 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 37 3,7 74 7 Guru 7 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 3,8 76 8 Guru 8 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 76 9 Guru 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 80 10 Guru 10 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 76 11 Guru 11 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39 3,9 78 12 Guru 12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38 3,8 76 13 Guru 13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38 3,8 76 14 Guru14 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38 3,8 76 15 Guru 15 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 37 3,7 74 16 Guru 16 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 36 3,6 72 17 Guru 17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9 78 18 Guru 18 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 76 19 Guru 19 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 78 20 Guru 20 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38 3,8 76 Jumlah 73 75 75 76 72 76 79 76 82 76 760 75,6 76 Nilai rata-rata 3,65 3,75 3,75 3,8 3,6 3,8 3,95 3,8 4,1 3,8 38 3,8 Persentase (%) 73 75 75 76 72 76 79 76 82 76 76

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari hasil observasi terhadap 20 orang guru memiliki nilai rata-rata keseluruhan mencapai 3,8 dengan persentase keseluruhan 76%. Dilihat secara keseluruhan untuk katagori baik ada 15 orang guru atau 75%, sedangkan untuk kategori cukup ada 5 orang guru atau 25%. Untuk siklus pertama belum ada guru yang masuk katagori baik sekali. Sedangkan jika ditinjau perindikator, untuk indikator 1 memiliki persentase keberhasilan sebesar 73%, indikator 2 dan 3 memiliki persentase keberhasilan sebesar 75%, indikator 4, 6, 8 dan 10 memiliki persentase keberhasilan sebesar 76%, indikator 5 memiliki persentase keberhasilan sebesar 72%, indikator 7 memiliki persentase keberhasilan sebesar 79% dan indiktor 9 memiliki persentase keberhasilan sebesar 82%.

Tahap Refleksi: Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, nilai rata-rata guru masih berada pada katagori baik dan cukup dan memiliki persentase keseluruhan sebesar 76% belum sesuai dengan indikator kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian yaitu sebesar keseluruhan ≥ 85%. Sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Rata-rata guru masih bermasalah dengan pelaksanaan

(5)

25 penilaian ketrampilan (psikomotor). Pada tahapan ini rata-rata guru masih bermasalah dengan pelaksanaan penilaian ketrampilan (psikomotor). Mungkin dikarenakan tidak semua mata pelajaran tidak menuntut keterampilan psikomotorik anak. Kekurangan guru lainnya adalah pengadaan buku nilai/daftar nilai. Di samping itu kekurangan lainnya terhadap program dan pelaksanaan remedial. Untuk meningkatkan nilai rata-rata guru, peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya dengan melakukan pembinaan dan pengarahan kepada guru-guru untuk lebih profesional lagi.

Siklus II

Tahap Perencanaan: Perencanaan siklus II sama dengan perencanaan yang terdapat pada siklus I. Perencanaan yang disiapkan peneliti menyusun strategi pembinaan melalui supervisi akademik pada siklus ke dua berdasarkan refleksi siklus pertama, membuat format/instrumen penilaian administrasi penilaian dan rekapitulasi hasil penilaian siklus II, menentukan jadwal pertemuan pembinaan siklus II, melaksanakan supervisi akademik dalam menyusun administrasi penilaian pada siklus kedua, melakukan Observasi, dan melakukan refleksi pada siklus kedua.

Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini peneliti kemabali melaksanankan penelitian sesuai dengan rencana. Peneliti menyepakati jadwal penembinaan dengan guru-guru dan membagikan jadwal. Kemudian pada waktu yang telah ditentukan, peneliti melakukan pembinaan Guru melaksanakan simulasi menyususn administrasi penilaian, sedangkan peneliti sebagai kepala sekolah menginterpretasikan dan mengevaluasi. Dalam hal ini tindakan dilakukan oleh peneliti dengan mengikuti guru sehingga peneliti perlu memberikan pengarahan dan pemodelan pembuatan administrasi penilaian pembelajaran agar tindakan benar-benar tepat dan sesuai dengan rencana.

Tahap Observasi: Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan. Peneliti memberikan penialaian terhadap kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian. Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi Penilaian Pembelajaran Siklus II No Kode Guru Indikator Jumlah Rata- rata % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Guru 1 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 45 4,5 90 2 Guru 2 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 47 4,7 94 3 Guru 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 47 4,7 94 4 Guru 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 46 4,6 92 5 Guru 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 47 4,7 94 6 Guru 6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 45 4,5 90 7 Guru 7 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 47 4,7 94 8 Guru 8 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46 4,6 92 9 Guru 9 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 46 4,6 92 10 Guru 10 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 46 4,6 92 11 Guru 11 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 46 4,6 92

(6)

26 12 Guru 12 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 44 4,4 88 13 Guru 13 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 45 4,5 90 14 Guru14 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 46 4,6 92 15 Guru 15 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 43 4,3 86 16 Guru 16 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 44 4,4 88 17 Guru 17 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 46 4,6 92 18 Guru 18 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 47 4,7 94 19 Guru 19 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 45 4,5 90 20 Guru 20 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 46 4,6 92 Jumlah 93 94 91 91 89 90 91 91 93 91 914 91,4 91,4 Nilai rata-rata 4,65 4,7 4,55 4,6 4,5 4,5 4,6 4,6 4,7 4,6 45,7 4,57 Persentase (%) 93 94 91 91 89 90 91 91 93 91 91,4

Berdasarkan tabel di atas dari 20 orang guru diketahui nilai rata-rata para guru telah mengalami peningkatan secara keseluruhan dengan rata-rata 4,57 dan mengalami peningkatan sebesar 0,77. Persentase kompetensi guru dalam menyusun administrasi penilaian juga mengalami peningkatan jika dibandingkan pada siklus I, dengan persentase 91,4% dan mengalami peningkatan sebesar 15,4%. Jumlah guru-guru yang berada pada katagori baik sekali ada 13 orang guru atau 65%. Sedang guru yang pada katagori baik adalah 7 orang guru atau 35%. Bila diperhatikan persentase peningkatan dengan nilai rata-rata siklus I, mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk melihat peningkatan hasil observasi siklus I ke Siklus II dapat dilihat pada table 3 di bawah ini.

Tabel 3. Peningkatan Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi Penilaian Pembelajaran dari siklus I ke siklus II

No Kode Guru

Siklus I Siklus II Peningkatan Rata-rata % Rata-rata % Rata-rata %

1 Guru 1 3,5 70 4,5 90 1 20 2 Guru 2 3,7 74 4,7 94 1 20 3 Guru 3 4 80 4,7 94 0,7 14 4 Guru 4 3,9 78 4,6 92 0,7 14 5 Guru 5 3,8 76 4,7 94 0,9 18 6 Guru 6 3,7 74 4,5 90 0,8 16 7 Guru 7 3,8 76 4,7 94 0,9 18 8 Guru 8 3,8 76 4,6 92 0,8 16 9 Guru 9 4 80 4,6 92 0,6 12 10 Guru 10 3,8 76 4,6 92 0,8 16 11 Guru 11 3,9 78 4,6 92 0,7 14 12 Guru 12 3,8 76 4,4 88 0,6 12 13 Guru 13 3,8 76 4,5 90 0,7 14 14 Guru14 3,8 76 4,6 92 0,8 16 15 Guru 15 3,7 74 4,3 86 0,6 12 16 Guru 16 3,6 72 4,4 88 0,8 16 17 Guru 17 3,9 78 4,6 92 0,7 14

(7)

27 18 Guru 18 3,8 76 4,7 94 0,9 18 19 Guru 19 3,9 78 4,5 90 0,6 12 20 Guru 20 3,8 76 4,6 92 0,8 16 Jumlah Total 76 1520 91,4 1828 15,4 308 Rata-rata total 3,8 76 4,57 91,4 0,77 15,4

Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata peningkatan hasil observasi siklus I ke siklus II. Total nilai peningkatan rata-rata guru adalah 0,77 dan total peningkatan persentase adalah 15,4% Ini menunjukan usaha perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklu II membawa perubahan. Supervisi akademik efektif digunakan untuk meningkat kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian pembelajaran.

Tahap Refleksi: Hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik dari nilai rata-rata maupun persentase guru. Bahkan beberapa orang guru telah berada pada katagori baik sekali, dan tidak ada lagi guru yang berada pada katagori cukup. Sehingga penelitian ini tidak perlu di lanjutkan ke siklus berikutnya. Karena target dari peniliti sudah tercapai, yaitu kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik tahun 2018.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian tahun 2018.

PENUTUP Simpulan

Simpulan Penelitian menunjukkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Calang dalam menyusun administrasi penilaian tahun 2018. Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang mengalami peningkatan secara signifikan. Jika pada siklus I total nilai rata-rata keseluruhan hanya 3,8 dan pada siklus II mencapai 4,75 dengan total nilai peningkatan rata-rata guru adalah 0,77 dan jika pada siklus I persentase keseluruhan hanya 76% saja dan pada siklus II mencapai 91,4% sehingga total peningkatan persentase mencapai 15,4%. Ini menunjukan usaha perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II membawa perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar – Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI No. 14 Th. 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(8)

28

Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis : Pengertian Website. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kompas, Granedia.

Janawi. 2012., Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta : Rajawali Press.

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana Nana dkk. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi Penilaian  Pembelajaran Siklus I  No  Kode  Guru  Indikator  Jumlah  Rata- rata  % 1 2 3 4 5 6 7 8 9  10  1  Guru 1  3  4  4  3  4  3  4  3  4  3  35  3,5  70  2  Guru 2  4  4  3  3  4  4
Tabel 2. Hasil Observasi Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi  Penilaian  Pembelajaran Siklus II  No  Kode  Guru  Indikator  Jumlah  Rata- rata  %  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  1  Guru 1  4  5  5  4  5  4  5  4  5  4  45  4,5  90  2  Guru 2  5  5
Tabel 3. Peningkatan Tingkat Kompetensi Penyusunan Administrasi  Penilaian  Pembelajaran dari siklus I ke siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita uraikan wewenang Kejaksaan sebagai Penuntut Umum, yang terdapat dalam KUHAP adalah 9 , menerima pemberitahuan dari penyidik dalam hal penyidik telah mulai

berlangsung di dalam kelas dengan suasana akrab. Penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam percakapan meliputi siswa 1 dan siswa 2. Peristiwa tutur tersebut merupakan

Kajian ini hanya memfokus kepada bidang pertanian dan khusus kepada penuai sawit yang menggunakan alat pahat bagi aktiviti penuaian.Reka bentuk pahat yang digunakan secara manual

Tabungan berjangka syariah yang setoran dan penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu. Deposito Hasanah memiliki karakteristik yang sama dengan Deposito Mudharabah,

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1) Alternatif 1 memiliki unggul dalam hal penyisihan polutan yang lebih tinggi, luas lahan yang lebih kecil, waktu tinggal yang lebih singkat, biaya pembangunan yang lebih

Hal ini dapat dilihat dari berbagai sosialisasi yang telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dan juga BPJS Kesehatan Kota Semarang yang terlibat dalam

Terkait dengan tempat penelitian ini, yaitu STIKES Surya Global dengan tiga program studi yang menghasilkan lebih dari satu tenaga kesehatan yakni ilmu