• Tidak ada hasil yang ditemukan

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BISMILLAHIRRAHHMANIRRAHIM

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA

PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT DAYA,

Menimbang

: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman

antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh

Merdeka (Memorandum of Understanding Between The

Government of Republic of Indonesia And The Free Aceh

Movement Helsinki 15 Agustus 2005), Pemerintah

Republik

Indonesia

dan

Gerakan

Aceh

Merdeka

menegaskan komitmen mereka untuk menyelesaikan

konflik Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan

dan bermartabat bagi semua, dan para pihak bertekad

untuk menciptakan kondisi sehingga Pemerintahan

Rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses

yang demokratis dan adil dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

b.

bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal

110 ayat 1 huruf a dapat dipungut Retribusi Pelayanan

Kesehatan;

c.

bahwa berdasarkan pasal 156 Undang-Undang 28 Tahun

2009 ayat 1 Retribusi ditetapkan dengan Qanun;

d.

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu

membentuk

Qanun

tentang

Retribusi

Pelayanan

Kesehatan.

Mengingat

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);

(2)

2

3.

Undang-Undang

Nomor

19

Tahun

1997

tentang

Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara

Tahun 1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3091) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4048);

4.

Undang–Undang

Nomor

4

Tahun

2002

tentang

Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten

Gayo Luwes, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan

Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor

17, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4179);

5.

Undang-Undang

Nomor

14

Tahun

2002

tentang

Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor

27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4189);

6.

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2003

tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

7.

Undang-Undang

Nomor

1

Tahun

2004

tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 5, Tambahaan Lembaran Negara Nomor 4355);

8.

Undang-Undang

Nomor

15

Tahun

2004

tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan

dan

Tanggung

Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

66, Tambahaan Lembaran Negara Nomor 4400);

9.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

10.

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas

Undang-Undang

Nomor

32

tahun

2008

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

11.

Undang-Undang

Nomor

33

Tahun

2004

tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

pemerintah daerah (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Nomor 4438);

12.

Undang-Undang

Nomor

11

Tahun

2006

tentang

Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Tahun 2006

Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);

13.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun

2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5049);

(3)

3

14.

Undang-Undang

Nomor

36

Tahun

2009

tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1441,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

15.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072);

16.

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5234);

17.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial;

18.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun

1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3259), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Hukum Acara

Pidana ;

19.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang

Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

20.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang telah

dirubah dengan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun

2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum;

21.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Nomor 4578);

22.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penataan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Nomor 4593);

23.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah;

24.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/

Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota;

25.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

12 Tahun 2013 tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum

Rumah Sakit di Lingkungan Kementrian Kesehatan;

(4)

4

26.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/MENKES/PER/II/2011 tentang Tarif Pelayanan

Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero); sebagaimana

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 029 Tahun 2012 tentang

Perubahan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Nomor

416/MENKES/PER/II/2011 tentang Tarif Pelayanan

Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero);

27.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan

Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan

Fasilitas

Kesehatan

Tingkat

lanjutan

dalam

penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan.

28.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

Negara Tahun 2014 Nomor 32);

29.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003

tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

30.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003

tentang Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Daerah dalam Penegakan Peraturan Daerah;

31.

Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pembentukan

Qanun

(Lembaran

Daerah

Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2011 Nomor 10);

32.

Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 15 Tahun

2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat

Daerah

Kabupaten

Aceh

Barat

Daya

(Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun

2012 Nomor 71).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN

Dan

BUPATI ACEH BARAT DAYA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

TENTANG

(5)

5

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah yang selanjutnya disebut

Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat

Daya.

2.

Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan

Rakyat Kabupaten sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.

3.

Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintah Kabupaten.

4.

Bupati adalah Bupati Aceh Barat Daya.

5.

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya disebut DPRK

adalah DPRK Aceh Barat Daya.

6.

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan

Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk

kepentingan orang pribadi atau Badan.

7.

Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya.

8.

Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh

Barat Daya.

9.

Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi

Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Daerah yang

berlaku.

10.

Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan

terbatas,perseroan komanditer,perseroan lainnya, Badan Usaha Milik

Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan,

perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang

sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha

lainnnya.

11.

Pelayanan Kesehatan adalah segala jenis pelayanan kesehatan yang

diberikan

kepada

seseorang

dalam

rangka

observasi,

diagnosis,

pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya termasuk pemeriksaan

Laboratorium.

12.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas

adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.

13.

Puskemas Keliling adalah pelayanan kesehatan luar gedung oleh tim

puskesmas dalam rangka peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan

kepada masyarakat yang jauh dari puskesmas.

14.

Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disingkat Pustu adalah sarana

yang melaksanakan upaya pelayanan kesehatan sederhana yang

merupakan bagian integral dari puskesmas.

(6)

6

15.

Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disingkat Poskesdes adalah sarana

yang melaksanakan upaya kesehatan ibu dan anak yang merupakan

bagian integral dari puskesmas.

16.

Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan

lainnya tanpa tinggal rawat inap.

17.

Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan rawat inap kepada pasien untuk

observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau

pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur.

18.

Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan tingkat lanjutan yang harus

diberikan secepatnya untuk mencegah/ menanggulangi resiko kematian

atau cacat.

19.

Tindakan Medis Terapi adalah tindakan terapi yang diberikan kepada

pasien untuk kepentingan pengobatan.

20.

Pelayanan Penunjang Medis adalah pelayanan kepada pasien untuk

membantu penegakan diagnosis dan terapi.

21.

Pelayanan Konsultasi Khusus dan Tindakan Khusus adalah pelayanan

yang diberikan dalam bentuk konsultasi/tindakan psikologi, gizi, dan

konsultasi khusus lainnya.

22.

Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan

atas jasa yang diberikan kepada pasien.

23.

Jasa Sarana/prasarana adalah imbalan yang diterima oleh unit pelaksana

layanan.

24.

Jasa Medis adalah jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter

kepada seseorang dalam rangka obsevasi, diagnosa, pengobatan dan

pelayanan kesehatan lainnya.

25.

Jasa Perawatan adalah jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

paramedis kepada seseorang dalam rangka obsevasi, diagnosa, pengobatan

dan pelayanan kesehatan lainnya.

26.

Jasa Konsultasi Kesehatan adalah jasa pelayanan yang diberikan dalam

bentuk konsultasi/tindakan psikologi, gizi, dan konsultasi khusus lainnya.

27.

Pelayanan rawat sehari (One day care), adalah pelayanan kepada pasien

untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, dan pelayanan lain

dan menempati tempat tidur kurang dari satu hari.

28.

Bahan adalah makanan, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai dan

bahan medis pakai yang digunakan secara langsung dalam rangka

pencegahan, obsevasi, pengobatan, konsultasi, rehabilitasi medik dan atau

pelayanan kesehatan lainnya.

29.

Akomodasi adalah penggunaan fasilitas ruang rawat inap.

30.

Tempat Tidur Puskesmas Rawat Inap adalah tempat tidur yang tercatat

dan tersedia di ruang rawat inap untuk pelayanan umum maupun

pelayanan persalinan.

(7)

7

31.

Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat-obatan tradisonal, kosmetika

dan bahan habis pakai.

32.

Jasa Pengawasan Dokter adalah pengawasan dokter terhadap penderita

yang dirawat selama 24 jam.

33.

Visit Dokter adalah kunjungan dokter terhadap penderita yang dirawat.

34.

Catatan medik adalah catatan mengenai data kegiatan medis yang

merupakan komponen dalam sistem informasi kesehatan.

35.

Visum Et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter

berdasarkan sumpah pada saat menerima jabatan dokter dan mempunyai

daya bukti yang sah di pengadilan.

36.

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB adalah timbulnya

atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yang bermakna secara

epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan

merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

37.

Unit Cost adalah perhitungan biaya riil yang dikeluarkan untuk

melaksanakan satu unit/ satu jenis pelayanan kesehatan tertentu yang

terdiri dari biaya langsung maupun biaya tidak langsung.

38.

Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah nilai pembayaran sejumlah uang

yang dikeluarkan oleh seseorang/instansi/badan sebagai imbalan atas

jasa Pelayanan kesehatan dan jaringannya.

39.

Penjamin adalah orang atau Badan Hukum sebagai penanggung biaya

pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungannya.

40.

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

41.

Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat

SPdORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk

melaporkan data obyek retribusi dan Wajib retribusi sebagai dasar

perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut

perundang-undangan retribusi daerah.

42.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD

adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang

terutang.

43.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang

selanjutnya disingkat SKRDKBT, adalah keputusan yang menentukan

tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

44.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Wajib Bayar, yang selanjutnya dapat

disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar

daripadaretribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

45.

Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusidan atau sanksi administrasi

berupa bunga dan atau denda.

46.

Surat Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap SKRD, SKRDKBT

dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.

(8)

8

47.

Pemerikasaan

adalah

serangkaian

kegiatan

untuk

mencari,

mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya, dalam

rangka pengawasan kepada pemenuhan kewajiban terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

48.

Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat

Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh

Undang-undang untuk melaksanakan Penyidikan.

49.

Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut

cara

yang

diatur

dalam

undang-undang

untuk

mencari

serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak

pidana yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi atas

pelayanan Kesehatan.

Pasal 3

(1)

Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan meliputi Pelayanan Kesehatan di

Puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan,

Rumah Sakit Umum Daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainnya

yang sejenis yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Kabupaten,

kecuali pelayanan pendaftaran;

(2)

Dikecualikan dari Objek retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Aceh, BUMN,

BUMD dan pihak swasta.

(3)

Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a.

Pelayanan Kesehatan Tingkat dasar terdiri atas Pelayanan Kesehatan

di Puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai

pengobatan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis

yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Kabupaten;

b.

Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah.

(4)

Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)

huruf a, dikelompokan ke dalam pelayanan;

a.

Rawat Jalan Tingkat Primer

b.

Pelayanan Gawat Darurat

c.

Pemakain Oksigen

d.

Pelayanan Laboratorium dan Penunjang diagnostik;

e.

Pelayanan rujukan Ambulance dan Puskesmas keliling;

f.

Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Primer

g.

Pelayanan Persalinan;

(9)

9

5)

Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)

huruf b, dikelompokan ke dalam pelayanan

:

a. Rawat Jalan terdiri dari biaya pemeriksaan dan/atau biaya tindakan

rawat jalan;

b. Rawat Darurat terdiri dari biaya pemeriksaan/konsultasi dan/atau

biaya tindakan medis;

c. Rawat Inap terdiri dari Tarif Rawat Inap Kelas III, Kelas II, Kelas I,

Kelas Utama/VIP, Khusus/High Care dan Rawat Intensif/ICU

d. Rawat Satu Hari (One Day Care).

e. Pelayanan Medis terdiri dari;

- Tindakan Medik Operatif, meliputi Tindakan Medik Operatif Kecil,

Tindakan Medik Operatif Sedang, Tindakan Medik Operatif Besar

dan Tindakan Medik Operatif Khusus;

- Tindakan Medik Non Operatif, meliputi Tindakan Medik Non

Operatif Kecil, Tindakan Medik Non Operatif Sedang dan Tindakan

Medik Non Operatif Besar.

f. Pelayanan Penunjang Medis, meliputi Pelayanan Laboratorium,

Pelayanan Radiodiagnostik, Pelayanan Diagnostik Elektromedis,

Pemeriksaan Diagnostik Khusus, Pelayanan Darah, dan Pelayanan

Transportasi Ambulans;

g. Pelayanan Persalinan, meliputi Persalinan Normal, Persalinan dengan

Tindakan dan Pelayanan bayi baru lahir;

h. Pelayanan Penunjang Non Medis;

i. Pelayanan Rehabilitasi Medis, meliputi Pelayanan Rehabilitasi Medis

sederhana dan sedang serta Pelayanan Ortotik/Prostetik sederhana

dan canggih;

j.

Pelayanan Kedokteran Forensik dan Pemulasaraan/Perawatan

Jenazah;

k. Pelayanan Farmasi.

6).

Tarif Pelayanan Transportasi Ambulans sebagaimana Pasal 3 ayat (5)

huruf f, di tetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tarif Pelayanan Transportasi Ambulans di hitung berdasarkan jarak

tempuh;

b. Penetapan jarak tempuh mengacu pada ketentuan yang ditetapkan

oleh pihak berwenang;

7). Jenis pelayanan dan tindakan yang diberikan disesuaikan dengan

kewenangan

dan

kompetensi

masing-masing

sarana

pelayanan

kesehatan.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang mendapatkan

pelayanan kesehatan dari Unit Pelaksana Pelayanan.

(10)

10

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi pelayanan

kesehatan yang dinikmati dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau

badan.

BAB V

PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 7

(1)

Prinsip yang dianut dalam menetapkan struktur dan besarnya tarif

Retribusi

dengan

memperhatikan

biaya

penyediaan

jasa

yang

bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas

pengendalian atas pelayanan tersebut.

(2)

Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi

biaya jasa pelayanan, biaya penyediaan obat-obatan dan biaya

penyediaan sarana dan prasarana tempat pelayanan.

(3)

Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

(1)

Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan.

(2)

Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), ditetapkan sebagaimana tercantum pada Lampiran I dan Lampiran II

Qanun ini yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pasal 9

(1)

Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(2)

Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

(11)

11

(3)

Perubahan tarif Retribusi sebagai akibat peninjauan tarif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati, yang

terlebih dahulu dikoordinasikan dengan DPRK.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 10

Retribusi dipungut di wilayah Kabupaten.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI

Pasal 11

Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) kali pelayanan

Kesehatan.

Pasal 12

Saat Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkan SKRD atau dokumentasi

yang di persamakan.

BAB IX

TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 13

(1)

Pembayaran retribusi harus dilakukan tunai/ lunas.

(2)

Retribusi dibayar dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

(3)

Retribusi terutang dilunasi paling lambat 15 (lima belas) hari sejak

diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(4)

Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang

ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan.

(5)

Apabila pembayaran retribusi dilakukan di tempat lain yang ditunjuk,

hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah

selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

(6)

Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang

ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dikenakan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2 % setiap bulan dari retribusi yang

terutang dan atau kurang dibayar, dan ditagih dengan menggunakan

STRD.

(7)

Tata cara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaran retribusi

diatur dengan Peraturan Bupati.

(12)

12

Pasal 14

(1)

Bupati atau pejabat yang memberikan persetujuan kepada Wajib

Retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam kurun waktu

tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(2)

Angsuran pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pasal ini harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan

dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dari jumlah retribusi

yang belum atau kurang bayar.

(3)

Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan

kepada Wajib Retribusi untuk menunda pembayaran sampai batas waktu

yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan yang

dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) dari jumlah retribusi yang

belum atau kurang bayar.

(4)

Pembayaran secara angsuran dan atau penundaan pembayaran dapat

diberikan dengan melihat kemampuan Wajib Retribusi.

(5)

Tata cara pembayaran angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB X

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 15

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua

persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang

dibayar, dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XI

PENAGIHAN RETRIBUSI

Bagian Kesatu

Penagihan

Pasal 16

(1)

Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi

yang terutang, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat melaksanakan

penagihan atas retribusi yang terutang dengan menggunakan STRD atau

surat lain yang sejenis.

(2)

Penagihan Retribusi Terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didahului dengan Surat Teguran.

(3)

STRD atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan

penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh

tempo.

(13)

13

(4)

Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah STRD atau surat lain yang sejenis

dikeluarkan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(5)

Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Pengurangan, Keringanan, dan Pembebasan Retribusi

Pasal 17

(1)

Bupati berdasarkan permohonan Wajib Retribusi dapat memberikan

pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi.

(2)

Tata cara pemberian, pengurangan, keringanan dan pembebasan

retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan dengan

Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Pemberian, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan

atau Pengurangan Sanksi Administrasi

Pasal 18

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk karena jabatan atau permohonan Wajib

Retribusi dapat :

a)

Membetulkan SKRD, STRD atau SKRDLB yang dalam penerbitannya

terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam

penerapan Qanun.

b)

Membatalkan ketetapan retribusi yang tidak benar ; atau

c)

Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga,

denda dan kenaikan retribusi yang terutang dalam hal sanksi tersebut

dikenakan karena kekhilafan Wajib Retribusi atau bukan karena

kesalahannya.

Bagian Keempat

Kedaluwarsa Penagihan

Pasal 19

(1)

Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah

melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya

Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang

Retribusi.

(2)

Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tertangguh jika:

a.

diterbitkan surat teguran; atau

b.

ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi, baik langsung

maupun tidak langsung.

(14)

14

(3)

Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat

Teguran tersebut.

(4)

Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya

menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya

kepada Pemerintah Daerah.

(5)

Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan

angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh

Wajib Retribusi.

Pasal 20

(1)

Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk

melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2)

Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah

yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3)

Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB XII

PENYIDIKAN

Pasal 21

(1)

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Kabupaten diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2)

Penyidik sebagaimana pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil

tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang diangkat oleh pejabat

yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3)

Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :

a.

menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b.

meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah tersebut;

c.

meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan

sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

d.

memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan

tindak pidana dibidang retribusi daerah;

(15)

15

e.

melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti dari

pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f.

meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

g.

menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

memeriksa identitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;

h.

memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang

retribusi daerah;

i.

memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j.

menghentikan penyidikan; dan/atau

k.

melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana dibidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4)

Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum

melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara , sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 22

(1)

Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga

merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3

(tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi

terutang.

(2)

Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah

pelanggaran.

(3)

Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini merupakan

penerimaan negara.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Pada saat Raqan ini mulai berlaku, maka Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Umum Daerah dan Puskesmas Kabupaten Aceh Barat Daya dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam qanun ini akan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

(16)

16

Pasal 25

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Barat Daya.

ditetapkan di Blangpidie

pada tanggal 14 Juli 2014 M

16 Ramadhan 1435 H

BUPATI ACEH BARAT DAYA,

JUFRI HASANUDDIN

diundangkan di Blangpidie

pada tanggal 17 Juli 2014 M

19 Ramadhan 1435 H

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN ACEH BARAT DAYA,

RAMLI BAHAR

(17)

17

PENJELASAN

ATAS

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

I. UMUM

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan bertujuan agar setiap

penduduk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya secara mandiri. Kesehatan adalah hak dasar penduduk yang

telah diakui oleh undang-undang. Kesehatan juga merupakan investasi

bangsa karena mampu meningkatkan produktivitas sumber daya

manusia. Oleh karenya, pembangunan kesehatan masyarakat harus

tetap terselenggara dalam situasi-kondisi apapun dan dimanapun

tempatnya berada. Pelayanan kesehatan masyarakat tidak boleh

terhenti karena adanya batas-batas : kesukuan, ras dan agama serta

ekonomi, social, politik dan keamanan.

Pemerintah harus menjamin ketersediaan sarana pelayanan

kesehatan yang bermutu dan tetap dapat dijangkau dan dinikmati

masyarakat secara adil dan merata tanpa adanya

keterbatasan/sekat-sekat antar masyarakat. Pembangunan kesehatan tidakhanya ditujukan

pada upaya penyembuhan karena sakit tetapi secara menyeluruh lebih

berorientasi pada upaya perlindungan terhadap masyarakat yang masih

sehat.

Puskesmas (termasuk pustu dan polindes) merupakan unit

pelayanan kesehatan terdepan dan paling dekat dengan masyarakat.

Keberadaan puskesmas di tengah-tengah masyarakat diharapkan

mampu

menangkap permasalahan kesehatan masyarakat secara dini dan

mendorong masyarakatnya secara mandiri merumuskan dan mencari

upaya penuntasan permasalahan kesehatan yang telah dan akan

dihadapi.

Sejalan dengan kemajuan masyarakat, permasalahan kesehatan

masyarakat semakin kompleks. Tuntutan penyediaan sarana kesehatan

bermutu semakin tinggi. Sementara itu ketersediaan sumber daya

terutama pembiayaan semakin terbatas. Oleh karena itu peran

masyarakat, dunia usaha dan swasta terus didorong ikut berperan

dalam pembangunan kesehatan masyarakat termasuk pembiayaannya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

(18)

18

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

(19)

19

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

(20)

20

Lampiran I : Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 3 Tahun 2014

Tanggal 14 Juli 2014 M

16 Ramadhan 1435

H

A. PELAYANAN RAWAT JALAN TINGKAT PRIMER

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Pelayanan Poli Umum

Rp 10.000

2

Pelayanan Poli Gigi

a. Pemeriksaan Gigi

Rp 10.000

b. Cabut Gigi

Rp 25.000

c. Tambal Gigi

Rp 25.000

3

Pelayanan Poli KIA

a. T.T Bumil

Rp 3.500

b. CATIN

Rp 3.500

c. Bayi/Balita

Rp 3.500

d. Imunisasi Bayi & Balita

Rp 3.500

e. Pemasangan alat IUD /

Inplant

Rp 100.000

f. Pemberian Obat / Kondom

Rp 2.000

g. Suntik KB

Rp 15.000

h. Tindik telinga bayi

Rp 10.000

i. Pencabutan alat kontrasepsi terindikasi

komplikasi

- Inplan

Rp 75.000

(21)

21

B

PELAYANAN GAWAT DARURAT

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Ringan

Rp 25.000

2

Sedang

Rp 50.000

3

Besar

Rp 100.000

Catatan :

- Ringan, antara lain meliputi : Injeksi (IM,IV), Abcest (bisul),

pasang infus set, pasang keteter urine, kompres luka, infus 1 flc a.500 cc,

infuse set/ wing needle

kathertrisasi urine;

- Sedang, antara lain meliputi Hecting 5 cm (jahitan), Vena seksi, Suction,

Corpus alienum. Maag spoeling.

- Besar, antara lain meliputi Curettage

C. PEMAKAIAN OKSIGEN (O2)

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Pemakaian Oxigen (O2) per

atm

Rp 800

D

PELAYANAN LABORATORIUM DAN PENUNJANG DIAGNOSTIC LAINNYA

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Urine Rutin

Rp 20.000

2

Gula Darah Rutin

Rp 15.000

3

Asam Urat

Rp 15.000

4

Hemaglobin

Rp 10.000

5

Kolesterol

Rp 15.000

(22)

22

E

RUJUKAN

Biaya rujukan dihitung berdasarkan jarak tempuh dari tempat asal ke lokasi

rujukan

TARIF PENGGUNAAN MOBIL PUSLING/AMBULANCE PUSKESMAS

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Dalam radius 5 km dari

puskesmas

Rp 75.000

2

Tiap km diluar radius 5 km

dalam wilayah kecamatan

Rp 6.000

F

PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP TINGKAT PRIMER

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Rawat Inap per hari

Rp 100.000

G ADMINISTRASI SURAT

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Visum et Repertum

Rp 50.000

2

Surat Keterangan Kelahiran, sehat, sakit,

kematian dll

Rp 10.000

H PERSALINAN

NO

JENIS PELAYANAN

TOTAL TARIF

1

Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Rp 25.000

2

Persalinan normal

Rp 600.000

3

Pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi

baru lahir dan KB pasca persalinan

Rp 25.000

4

Pelayanan pra rujukan pada kompilasi

(23)

23

5

a. Pelayananan penanganan pendarahan

pasca keguguran, persalinan per vaginam

dengan tindakan emergensi dasar.

Pelayanan rawat inap untuk kompilasi

selama kehamilan, persalinan dan nifas

serta bayi baru lahir

Rp 750.000

b. Pelayanan rawat inap untuk bayi baru

lahir sakit

Rp 100.000

c. Pelayanan Tindakan Pasca Persalinan

(misal Manual Plasenta)

Rp 175.000

6

KB Pasca Persalinan :

a. Jasa Pemasangan Alat Kontrasepsi

(KB) :

1. IUD dan Implant

Rp 100.000

2. Suntik

Rp 15.000

b. Penanganan Kompilasi KB pasca

persalinan

Rp 125.000

BUPATI ACEH BARAT DAYA,

(24)

24

Lampiran II : Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya

Nomor 3 Tahun 2014

Tanggal 14 Juli 2014 M

16 Ramadhan 1435 H

TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

1.

TARIF PELAYANAN RAWAT JALAN

No Jenis Pelayanan Jasa Sarana (Rp.) Jasa Pelayanan (Rp.) Jumlah (Rp.) 1 Poliklinik Umum 10.000 8.000 18.000 2 Poliklinik Ahli 17.000 13.000 30.000 3 Poliklinik Gigi 10.000 8.000 18.000

2.

PELAYANAN RAWAT DARURAT

No Jenis Pelayanan Jasa Sarana (Rp.) Jasa Pelayanan (Rp.) Jumlah (Rp.) I Biaya Pemeriksaaan a. Dokter Spesialis 14.000 11.000 25.000 b. Dokter Umum 8.400 6.600 15.000 c. Perawat Ahli 5.600 4.400 10.000 II Biaya Konsultasi

- Dokter Umum ke Dokter Ahli 11.200 8.800 20.000

- Dokter Ahli ke Dokter Ahli (Dua

Dokter Ahli atau lebih) 22.400 17.600 40.000

3.

TARIF PELAYANAN RAWAT INAP ( PER HARI RAWAT )

No URAIAN PELAYANAN Kelas 3 (Rp.) Kelas 2 (Rp.) Kelas I (Rp.) Kelas Utama / VIP (Rp.) Khusus/HCU (Rp.) ICU (Rp.) 1 Jasa Sarana 75.000 100.000 110.000 145.000 145.000 400.000 2 Konsul Dokter Spesialis 20.000 25.000 35.000 75.000 45.000 75.000

3 Visite Konsul antar

Dokter Spesialis 20.000 25.000 35.000 75.000 45.000 75.000

4 Dokter Jaga 15.000 15.000 15.000 30.000 22.000 35.000

(25)

25 6 Asuhan Keperawatan - Minimal care 8.000 8.000 10.000 15.000 16.000 - Partial care 15.000 17.000 20.000 28.000 28.000 - Total care 20.000 25.000 30.000 40.000 40.000 - Intensive care 82.000 7 Asuhan Kefarmasian 10.000 15.000 15.000 25.000 20.000 30.000

4.TARIF PELAYANAN TINDAKAN MEDIK OPERATIF

NO Jenis Tindakan Jasa Sarana

(Rp.) Jasa Pelayanan (Rp.) Jumlah (Rp.)

A

B

C

D

Tindakan Medik Operatif Kecil 840.000 660.000 1.500.000

Tindakan Medik Operatif Sedang 1.400.000 1.100.000 2.500.000

Tindakan Medik Operatif Besar 2.960.000 1.540.000 3.500.000

Tindakan Medik Operatif Khusus

A.

JENIS TINDAKAN MEDIS OPERATIF KECIL

No Jenis Tindakan

I ANAK

1 Biopsi insisi tumor

2 Biopsi rectum full thickness

3 Biopsi/eksisi KGB. Lipoma. Ganglion. Atheroma

4 Eksisi Granuloma Umbilikal

5 Eksisi hemangioma kecil

6 Insisi drainase/debridemen abses

7 Release Synechia vulva

8 Release Tongue Tie

9 Sirkumsisi pada Phymosis dengan narkose

II DIGESTIF

1 Apendektomi akut

2 Ekstraksi benda asing di Saluran Cerna Bagian Atas / Bawah

3 Hemoroidektomi

4 Hemostasis Saluran Cerna Bagian Atas / Bawah

5 Kolostomi

6 Pemasangan Flocare

7 1Polipektomi Saluran Cerna Bagian Atas / Bawah

8 Savary Bougie

9 Skleroterapi Varises Esofagus

10 Operasi Hernia tanpa komplikasi

III GIGI DAN MULUT

1 Alveolectomi

(26)

26 3 Enucleatie Kista 4 Excochliasi 5 Extirpasi Tumor 6 Fistulectomi 7 Frenectomi 8 Gingivectomy 9 Insisi Mucocele 10 Marsupialisasi Ranula

11 Odontectomy >2 elemen dengan narkose

12 Operculectomy

13 Pencabutan Gigi dengan komplikasi

14 Penutupan Oroantral Fistula

15 Sequesterectomy dengan narkose

IV KEBIDANAN

1 Cone Biopsi/Konisasi/LETZ

2 Ekterpasi Kista Bartholin

3 Ekterpasi Miom Geburt

4 Drainase Pus pada Tuboovarial Abses Dengan Punksi Doglasi

5 Histrectomi Trans Vaginal / Trans Abdominal et SOB

6 Kuretase/dilatasi kuretase dengan narkose

7 Laparatomy Percobaan

8 Laparoscopy Operatif - Histeroskopi

9 Marsupialisasi Abses Bartholin

10 Repair Perinium Grade III - IV Pasca Persalinan

11 Sirklase

12 Tindakan manual plasenta

13 Tuba Plasty `

14 Tubektomi

15 Vasektomi

V MATA

1 Eksisi tumor adneksa kecil

2 Foto Koagulasi Laser

3 Gonioplasty

4 Goniotomi

5 Laser iridotomi Perifer

6 Pterigium + CLG

7 Repair ruptur palpebra simpel

8 Reposisi IOL

9 Reposisi Iris

10 RetCam+Narkose

11 Yag Laser

VI ONKOLOGI

1 Biopsi Eksisional dalam narkose

2 Biopsi Incisional dalam narkose

3 Eksisi FAM < 5cm

4 Ekstirpasi tumor jinak kulit Ø < 3cm (lipoma. atheroma.dll)

5 Ektirpasi Kista Ateroma / Lipoma / Ganglion > 2 cm

6 Pengangkatan Fibro Adenom Mamae

(27)

27

VII ORTHOPEDI

1 Amputasi + rekonstruksi jari polydactil

2 Amputasi jari extra digit( single)

3 Angkat K-Wire dengan Hekting

4 Angkat Pen / Screw

5 arthoplasty Sendi (jari). various lesions

6 Arthrodesis sendi

7 Biopsy Nerve. Various Lesions

8 Bony bridge release pada kasus Tarsal

Coalition

9 Capsulectomy/ capsulotomy Sendi (jari). Contracture

10 Closed Reduction dan pemasangan gips fraktur femur pada anak

11 Curettage + bonegraft Tumor jinak tulang

12 Debridement Nekrotik Tissue

13 Debridement dan soft tissue release pada infeksi sendi

14 Debridement fraktur terbuka

15 Debridement Jari

16 Debridement. Nekrotomy. dan Saucerization pada Chronic Osteomyelits

17 Debulking Jari (macrodactyly)

18 Defect grafting (single) Tendon-flexor (ekstremitas atas)

19 Dekompresi (unilateral/ bilateral) ekstremitas atas

20 Drainage Jari. superficial / deep infection

21 Drainage Jaringan lunak (palmar space). Abscess

22 Drainage Tendon sheath (ekstremitas atas). tenosynovitis (single / multiple)

23 Eksisi + Diseksi of neurovasculer bundle (Jari. tumors)

24 Eksisi bony fragment . Elbow (medical epicondyle). Fracture

25 Eksisi Jari. jaringan lunak tumor/wart/com/naevus

26 Eksisi Tendon sheath (extremitas atas) & jaringan Subkutis ganglion/ villo nodular synovitis

27 Fiksasi Cannualted Screw pada SCFE

28 Fiksasi Externa Sederhana

29 Fiksasi Interna Sederhana

30 Fraktur Tulang Panjang - MIPO/ORIF & Implat Removal (Long Bone)

31 Free full thickness graft Kulit dan jaringan subkultis. Defect (single digit)

32 Graft Nerve defect/ peripheral /Tendon-flexor (ekstremitas atas) injury

33 Koreksi syndactyly kaki

34 Koreksi curly toe

35 Koreksi overriding toe polidactily

36 Lengthening Open Achilles Tendon

37 Limb ablation: above/below knee amputation Soft Tissue Tumor/sarcoma/ Bone Tumor

38 Local Flap Kulit dan jaringan subkutis. defect (multiple digits)

39 Nekrotomy

40 Open Biopsy Bone Tumor

41 Open Knee Debridement

42 Operasi Flap (Defect (deep) staged distant flap (division) (Kulit dan jaringan subkus))

43 ORIF Closed Fraktur shaft femur/radius/ulna/humerus/tibia

44 ORIF Open Fraktur shaft tibia/femur/radius/ulna/humerus (grade 1&2)

45 Pengangkatan Ganglion Poplitea dengan narkose

46 Release (bilateral with endoneurolysis) Nerve (ekstremitas atas)

47 Release (unilateral) Nerve (Ekstremitas atas). Guyon's Tunnel Syndrome

(28)

28

49 Release Kompartemen Otot

50 Release Soft tissue

51 Release Tendon Sheath (ekstremitas atas)

52 Relokasi Jari. deformity. instrinsic muscle extensor

53 Removal Sendi (Extremitas Atas) Rush Rods / Wires

54 Repair suture Nerve various lesions

55 Reposisi joint dislocation

56 Reposisi tertutup dan gips pada fraktur anak kecuali fraktur femur

57 Reposisi tertutup dan Percutaneous Pinning pada fraktur seputar sendisiku pada anak

58 Reposisi tertutup. Arthrogram. dan Hemispica pada DDH

59 Skin Graft Orthopedi

60 Synovectomy arthroscopy

61 Tenolysis (multiple) Temdon-flexor (ekstremitas atas)

62 Tenotomy Tendon (ekstremitas atas) . contracture

63 Terminalisation Jari. Trauma

64 Transposisi Nerve ulnar. Entrapment

VIII PLASTIK

1 Angkat Arch Bar

2 Eksisi Fibroma

3 Eksisi Fistel Preauricular

4 Eksisi Giant Nevus (tanpa skin graft)

5 Eksisi Tragus Acsesories

6 Eksisi Xantelasma

7 Rekonstruksi kelainan jari (polidaktili simpel)

8 Repair fistel urethra pascauretroplasti

9 Repair Muscle/ Tendon

10 Reposisi fraktur sederhana os nassal

11 Terapi Sklerosing

12 Trauma jaringan lunak wajah sederhana

IX SARAF

1 Biopsi saraf kutaneus/otot

2 Blok saraf tepi

3 Punksi cairan otak dengan narkose

X THT

1 Belloque tampon dalam narkose

2 Biopsi Telinga

3 Biopsi tumor hidung.lidah. Nasofaring THT

4 Extirpasi Polip

5 Insisional biopsi kelenjar leher

6 Irigasi Sinus/ DAWO

7 Lobulaplasti (1 telinga/2 Telinga )

8 Pemasangan grommet dg Narkose (Diluar Alkes Gromet )

9 Pemasangan Pilar Implant/Somnoplasty

10 Revisi parut THT

11 Sinuskopi/Sinoskopi Dengan Tindakan

12 Somnoplasty

13 Tonsilektomi

14 Turbinektomi

15 Turbinoplasty

(29)

29

1 Cabut DJ Stent

2 Meatoplasti

3 Meatotomi

4 Operasi Hydrokel

5 Vasektomi dengan Narkose

XII VASKULER

1 Ektirpasi Fibroma

2 Debridement Ulang Vaskuler / Debridement dengan amputasi mayor/minor

3 Fasciotomi

4 Flebektomi

5 Rekonstruksi Vaskuler Sederhana

6 Repair Komplikasi AV Shunt

7 Trombektomi/lysis dengan catheter for vein

XIII UMUM

1 Vena Seksi

B. JENIS TINDAKAN MEDIS OPERASI SEDANG

I ANAK

1 Appendectomy simple

2 Eksisi Baker Cyst/ ganglion

3 Eksisi Gynaecomasti

4 Eksisi hemangioma sedang

5 Eksisi Hygroma/Lymphagioma simple

6 Eksisi Kista Brachialis

7 Eksisi Kista Ductus Thyroglosus

8 Fistulektomy perianal

9 Gastroduodenoskopi

10 Ligasi Tinggi unilateral

11 Orchidectomy/orchidopexy unilateral

12 Polypectomy rectum

13 Potong Stump (Rectum)

14 Prosedur Thiersch (Prolaps anus)

15 Repair defek Hernia Umbilikal

16 Septectomy (Potong Septum)

17 Sphyngterotomy

II DIGESTIF

1 Apendektomi Perforata

2 Herniotomi

(30)

30

1 Extirpatie Plunging Ranula

2 Reposisi Fixatie (Compucate)

3 Tindakan Blok Resectie

IV KEBIDANAN

1 Eksisi Kista Tiroglosus

2 Operasi Manchester Fortegil

V MATA

1 Anterior / Posterior Sklerotomi

2 Biopsi tumor orbita

3 Eksisi tumor adneksa sedang

4 Goniotomi

5 Koreksi Extropion / Entropion

6 Koreksi Symblepharon

7 Pthisis bulbi (Graft Mukosa Bibir)

8 Repair Ruptur Palpebra Transkanal

9 Tindakan Congenital Fornix Plastik

10 Tindakan Cyclodia Termi

11 Trabekulektomi

VI ONKOLOGI

1 Drainage Kista Pankreas

2 Eksisi FAM>5cm

3 Eksisi kista duktus tiroglosus

4 Eksisi Mamae aberrant

5 Eksisi multiple FAM

6 Ekstirpasi tumor jinak kulit Ø > 3cm (lipoma. atheroma.dll)

7 Mastektomi Subkutaneus

8 Pemasangan traksi servikal

9 Potong Flap

10 Salphingo oophorektomi unilateral

11 Segmentektomi

VII ORTHOPEDI

1 Liberation Joint Stiffness

2 Osteotomy Jari. Deformities

3 Total Joint Arthroplasty

4 Amputasi Transmedular

5 Biopsy Vertebra (1 level)

6 Closed Fraktur intercondylar femur

7 Closed Fraktur proksimal tibia involve

intraartikular

(31)

31

9 Closed Reduksi dengan anastesi umum

10 Discograph (1 level/ multilevel)

11 Double Osteotomy pelvis posterior pada

exstrophy bladder

12 Facet Block (1 level /Multilevel)

13 Fiksasi Interna Yang Kompleks

14 Foraminal Block (1 level /Multilevel)

15 Fracture Acetabulum 1 Collum - ORIF (TR.14)

16 Fracture Artikuler - > MIPO/ ORIF Artikuler

17 Fraktur Acetabulum & Pelvic -ORIF Acetabulum & Pelvic

18 Fraktur neck humerus pada orang tua (>60)

19 Fraktur subtrochanter femur pada orang tua (>60)

20 Hemiarthroplasty bahu

21 Hemiarthroplasty Fraktur collum femur pada orang tua (>60)

22 Hemiartroplasty : Metastatic Bone Disease

23 Intradiscal Electrothermic Therapy (IDET) Multilevel

24 Koreksi Disartikulasi

25 Koreksi Jari/ ring construction (single/multiple) / deformitas

26 Limb salvage Surgery

27 Multiple Fracture Tulang Panjang - MIPO/ORIF dan Removal Implant > 1

28 Open Biopsy : Soft Tissue

29 Open Reduction dislokasi panggul dengan Acetabuloplasty dan Femoral Osteomy

30 Operasi rekonstruksi ibu jari kaki pada Hallux Valgus

31 Oppnens plasty Thumb. paralysis

32 ORIF : MBD

33 ORIF Fracture Pelvic Simple

34 ORIF shaft tibia/femur/radius/ulna/humerus grade 3

35 Osteomyelitis

36 Plaster application of extremity & spine

37 Ray Amputation Jari

38 Reconstruction Anterior Cruciate Ligament (anterior/ Posterior/ Lateral/ Medial)

39 Recurrent Shoulder Dislocation Repair TUBS and AMBRI

40 Reduksi terbuka dan fiksasi interna Jari. Carpus. fracture/ dislocation

41 Rekonstruksi Jari. Defect/contracture (single/multiple)

42 Rekontruksi Limb Leg Inequality - Bone Lengthening Transport

43 Rekontruksi Neglected Case – Bone

44 Rekontruksi Instability Joint Infection

45 Rekontruksi Pulley Tendon (ekstremitas atas). Bowstringing/entrapment

46 Removal of implants (Plate. Nail. Screw)

(32)

32

48 Repair Tendon-extensor (extremitas atas) /nail bed/nerve digital

49 Reposisi Fraktur / Dislokasi Dalam Narkose

50 Reposisi terbuka & Fiksasi Interna pada kasus fraktur Salter Harris III – IV

51 Reposisi terbuka dan fiksasi interna fraktur tulang panjang pada anak

52 Reposisi terbuka dan fiksasi interna kasus fraktur intra Artikular pada anak

53 Revisi Jari/Digit. Stump. Osteotomy

54 Revisi Total Knee/ Shoulder replacement

55 Tendon transfer ekstremitas bawah pada kasus Neuromuskular anak

56 Total Knee/ Shoulder Replacement

57 Total Patellectomy dan rekonstruksi

58 Transfer Jari. deformity. instrinsic muscle

VIII PLASTIK

1 Repair luka robek sederhana pada wajah

2 Debridement dengan skingrafting kecil

3 Ekstirpasi tumor jinak lain > 5 cm

4 Labioplasti Unilateral

5 Rekons defek/kelainan tubuh yang simple

6 Release Kontraktur

7 Reposisi dislokasi Temporo Mandibula Joint (TMJ)

IX THT

1 Adenoidektomi

2 Caldwell Luc Anthrostomi

3 Eksplorasi Abses Parafaringeal

4 Eksplorasi Abses Mandibula

5 Eksplorasi Kista Branchial

6 Eksplorasi Kista Ductus Tiroglosus

7 Eksplorasi Kista Tiroid

8 Eksplorasi nasofaring

9 Ekstirpasi Kista Bronchialis

10 Ekstirpasi Papiloma

11 Ekstirpasi tumor jinak sinonasal. oral cavity

12 Eksisi Ca Laring dengan Laser

13 Ethmoidektomi (Intranasal)

14 Labioplasti Unilateral

15 Laringofisure

16 Laringoskopi dengan Ekstirpasi

17 Meatoplasti

18 Operasi Laringoscopi biopsi

(33)

33

20 Pemasangan T Tube

21 Pembukaan lubang hidung THT

22 Regional Flap

23 Septum Reseksi

24 Skingrafting tidak luas THT

25 Tonsilo Adenoidectomi

26 Tracheostomi

27 Trakestomi dengan penyulit

X THORAKS

1 Rewiring Sternum

2 Tracheostomi

XI UROLOGY

1 Biopsi Prostat

2 Biopsi Ginjal Perkutan

3 Biopsi Testis

4 Drainage Periureter

5 Hidrokel per scrotal

6 Operasi priapismus (prosedur Winter)

7 Orchidektomi/Orchidektomi Subkapsuler

8 Pasang Kateter Tenckhoff untuk CAPD

9 Sistoskopi 10 Sistoskopi ODS 11 Sistostomi perkutan 12 Sistostomi Terbuka 13 Spermatokelektomi 14 Uretroskopi/ uretrosistoskopi 15 Varikokelektomi (Palomo) 16 Vasografi

17 Vesicolithotomi /Sectio Alta

XII VASKULER

1 Eksplorasi Abses Multiple

C. JENIS TINDAKAN MEDIS OPERATIF BESAR

NO Jenis Tindakan

I ANAK

1 Anoplasti sederhana (Cut Back)

2 Biopsi/ Proof laparatomy

3 Detorsi Testis dengan Orchidopexi

(34)

34

5 Gastroduodenoskopi

6 Khordektomy pada hyspopadia

7 Kolostomi / ileostomy

8 Laparatomy dan Appendectomy (Perforasi)

9 Laparatomy pada perforasi usus pada anak

10 Laparatomy pada trauma abdomen

11 Scrotoplasty pada hyspopadia

12 Splenectomy pada trauma

II DIGESTIF

1 Eksplorasi Duktus Koledokus

2 Laparatomi Eksplorasi

3 Laparatomi VC

4 Reseksi Anastomosis

5 Transeksi Esofagus

III GIGI DAN MULUT

1 Arthrosplasty

2 Condylotomy Mandibula

3 Reposisi Fraktur Rahang Simple

4 Resectie Rahang

IV KEBIDANAN

1 Ekstipasi Adenomiosis

2 Histerektomi Total dan Salpingo Ooforektomi Bilateral/ Histerektomi Total dan Salpingo

Ooforektomi Sinistra

3 Histerektomi Total + Kistektomi Bilateral

4 Histerektomi Total dan Salpingo Ooforektomi Sinistra + Kistektomi

5 Histerektomi Total Subtotal + Salpingo Ooforektomi Dextra

6 Histerektomi Total dan Salpingo Ooforektomi Bilateral + Apendiktomi + Biopsi Polip Vulva

7 Myomectomy a. Miomektomi Multiple b. Miomektomi+Kromotubasi 8 Kistektomi : a. Kistektomi Bilateral b. Kistektomi+Miomektomi+Kromotubasi c. Kistektomi+Kromotubasi d. Kistektomi+Miomektomi

9 Operasi Tumor Jinak Ovarium

10 Seksio Sesaria (Sectio Caesaria)

V MATA

1 Ektropion sikatriks/entropion dengan laser

Referensi

Dokumen terkait

Menampilkan suatu masalah tentang efek fotolistrik yaitu pengaruh intensitas cahaya efek fotolistrik terhadap arus fotoelektron menggunakan charger sel surya yang

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

i) Sila perincikan kepentingan perniagaan pemohon dalan perniagaan pihak lain berkaitan dengan penyediaan atau pengurusan institusi pendidikan swasta sama ada

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas X SMK Batik 1 Surakarta yang memiliki skor regulasi emosi sedang dan rendah dari skala DERS (Difficulties

Tidak mungkin kita memaksakan diri mengamankan sistem secara lengkap apabila ternyata tidak ada data yang penting di dalamnya, tidak aplikasi yang harus dilindungi atau tidak

Aplikasi mobile web bermamfaat memudahkan proses penyampaian informasi produk-produk dan memberikan kemudahan akses informasi produk tanpa terikat tempat dan waktu yaitu

Total beban kerja Admin kredit staf 2 1.173 Deskripsi Pekerjaan Admin penjualan staf Jenis Pekerjaan Persepsi tentang pekerjaan Alasan Frekuensi dalam 1 tahun (x)

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan landasan teoretis terhadap pelaksanaan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan untuk