• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas 157.983 km2 dan berpenduduk sebanyak 2.202.599 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang beribukota di Palangka Raya terbagi dalam 13 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Gunungmas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Murungraya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, dan Kota Palangka Raya.

Sebagai salah satu kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki 17 kecamatan dengan luas 14.999 km2 atau 1.499.900 ha dengan jumlah penduduk 329.646 jiwa. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah peningkatan penduduk yang terjadi di Kabupaten Kapuas cukup tinggi yaitu sebesar 0,74%. Dengan adanya luas wilayah yang dimiliki, Kabupaten Kapuas memiliki sektor pertanian andalan dan lumbung pangan Kalimantan Tengah yang berupa padi. Tak kurang dari 65 persen produksi beras Kalimantan Tengah dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Secara umum, Kabupaten Kapuas sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura khususnya padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran dan beberapa jenis buah-buahan seperti nanas,

(2)

pisang, rambutan, cempedak, durian dan manggis. Luas potensi lahan pertanian secara umum (dalam arti luas) di Kabupaten Kapuas mencapai 773.300 ha. Sementara yang tersedia untuk tanaman pangan saat ini seluas 143.489 ha yang terdiri atas lahan sawah 108.369 ha dan lahan kering (ladang) 35.120 ha (Tarukalteng, 2010). Prospek perluasan areal persawahan di daerah ini masih terbuka lebar. Misalnya di Kecamatan Selat, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak, Basarang, Kapuas Barat dam Kecamatan Mantangai.

Secara Keseluruhan, struktur ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dari kabupaten yang ada didalam nya menurut Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia pada tahun 2012 didominasi oleh sektor Pertanian (29,15%), Pengolahan (7,17%) dan Perdagangan (18,93%). Pada sektor pertanian kontribusi sub sektor pertanian ubi kayu menjadi yang terbesar, diikuti oleh kedelai dan jagung. Sektor perdagangan kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran mempunyai andil terbesar, diikuti oleh restoran dan hotel. Komoditi unggulan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah jagung, kedelai, ubi jalar, ubi kayu, sub sektor perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, kakao, karet, kopi, kelapa, aren, cengkeh, jambu mete, kapuk, kemiri, pinang dan lada. Sub sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan tangkap, budidaya jaring apung, budidaya keramba, budidaya kolam, budidaya laut, budidaya sawah dan budidaya tambak, sub sektor peternakan komoditinya adalah sapi, babi, domba, kambing, kerbau, dan kuda. Sedangkan untuk sektor jasa yaitu wisata alam dan wisata budaya.

(3)

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I-2014 terhadap triwulan IV-2013 secara siklikal mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen. Sektor paling tinggi pertumbuhannya adalah Sektor Pertanian (13,03%) (Badan Pusat Statistik, 2014) Sedangkan menurut Bank Indonesia, Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan I-2014 tumbuh 5,55%. Sumbangan pertumbuhan terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut yang berupa makanan, pakaian ataupun barang-barang yang dibutuhkan (Dumairy, 2004). Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu daerah dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat daerah yang bersangkutan. Faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi rumah tangga seseorang adalah jumlah pendapatan yang diperoleh. Tetapi selain itu ada beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi perubahan konsumsi rumah tangga adalah tingkat bunga, perkiraan di masa depan, jumlah penduduk, kebiasaan adat sosial budaya seseorang, dan juga gaya hidup (Godam, 2007). Dapat dilihat pada Tabel 1.1 dijelaskan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga secara keseluruhan yang terjadi di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan setiap triwulannya karena adanya peningkatan penduduk di Kalimantan Tengah setiap tahunnya.

(4)

Tabel 1.1

Indikator Perekonomian Regional Kalimantan Tengah

Indikator 2012 2013

TW III TW IV TW I TW II TW III

Indeks harga konsumen 141,95 144,93 147,8 148,67 151,85

Laju inflasi 4,95 6,73 6,45 6,34 6,97

Konsumsi rumah tangga 5,59 6,75 5,97 6,08 7,4

Konsumsi pemerintah 7,64 10,69 10,34 9,92 8,69

Sumber: Bank Indonesia

Dari data yang ditunjukkan oleh Bank Indonesia, dapat dilihat bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga didukung dengan adanya peningkatan tingkat pendapatan, sehingga kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar dan pola hidup juga menjadi berubah. Setiap orang atau keluarga mempunyai tingkat kebutuhan konsumsi yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi.

Untuk menduga pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat menggunakan data pendukung yaitu rata-rata pengeluaran perkapita kelompok makanan dan bukan makanan, Indeks Harga Konsumen dan juga jumlah penduduk dari hasil sensus penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, selama periode 2008 hingga 2012 tingkat kesejahteraan penduduk Kalimantan Tengah mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya tingkat pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan (nominal/riil). Pengeluaran per kapita penduduk tahun 2007 dari Rp 355.716 meningkat menjadi

(5)

Rp 697.961 (nominal) dan Rp 481.585 (riil dengan IHK 2007=100) pada tahun 2012 (BPS, 2012).

Pengeluaran per kapita penduduk ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk baik untuk pengeluaran bukan makanan dan juga pengeluaran untuk makanan. Semakin tinggi persentase pengeluaran bukan makanan dan juga pengeluaran makanan dari total pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan dari daerah tersebut. Berdasarkan Tabel 1.2, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk makanan selalu lebih besar daripada pengeluaran bukan makanan yang merupakan ciri dari daerah berkembang. Namun demikian persentasenya mengalami trend meningkat. Pada tahun 2010 alokasi pengeluaran bukan makanan mencapai 39,08 persen, menjadi 42,96 persen pada tahun 2011 dan terakhir pada tahun 2012 meningkat menjadi 43,93 persen.

Tabel 1.2

Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk Makanan dan Bukan Makanan 2008-2012

Tahun Konsumsi Makanan Konsumsi Bukan Makanan

2008 58,98 41,02

2009 63,25 36,75

2010 60,92 39,08

2011 57,04 42,96

2012 58,07 43,93

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah

Walaupun demikian, pada kenyataannya Kalimantan Tengah masih belum bisa mencukupi pasokan bahan pangannya sendiri dan menjadi daerah yang bergantung dengan hasil pangan yang dimiliki oleh daerah lain. Mayoritas

(6)

kebutuhan bahan pokok di Kalimantan Tengah disuplai dari luar pulau seperti Jawa dan Sumatra. Menurut Ir. Dardi sebagai Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah,

“Pasokan pangan dari luar daerah tidak bisa kita tahan dalam pendistribusiannya, sebab kita masih tergantung dengan daerah lain. Kebutuhan pasokan pangan yang ada saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan pangan yang diperlukan oleh masyarakat, sehingga distribusi dari daerah bahkan negara lain saat ini tidak bisa dihindari. Bahan pangan yang ada saat ini juga tidak seimbang dengan pasokan kebutuhan para pedagang setempat. Dan ini salah satu alasan jarangnya industri yang bergerak di bahan pangan”

1.1.1 Gambaran Umum Industri

Gambaran umum yang digambarkan dari industri pengadaan bahan pangan dapat dilihat dari perkembangan penyedia bahan pangan yang bermula hanya dari pasar tradisional dan kini berkembang menjadi penjual sayur keliling hingga supermarket yang menjual bahan pangan dengan menawarkan kemudahan, kenyamanan pelanggan dan juga kesegaran bahan pangan yang terjamin. Tetapi menurut Ibu Sise perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalimantan Tengah menyatakan bahwa pada tahun 2012 industri pangan di Kapuas hanya tumbuh 0,25% saja. Ini menjadi angka yang kecil bagi peningkatan industri pangan di Kapuas karena tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk Kapuas yang meningkat 0,74% (Sise, 2014).

1.1.2 Pemain Utama Industri

Beberapa pihak yang saat ini yang sudah bergerak di bidang penyedia bahan pangan adalah penjual sayur keliling, toko/warung kecil, dan juga supermarket/minimarket yang memiliki tekhnologi modern agar bahan pangan

(7)

yang ditawarkan dapat bertahan lama. Pasar tradisional masih banyak dijumpai ditengah kota yang menawarkan bahan pangan segar. Kendala beberapa masyarakat jarang untuk berbelanja bahan pangan di pasar tradisional adalah tempat yang kotor, jarak yang jauh, dan kurang praktis. Sehingga beberapa orang lebih memilih untuk mencari tempat penjualan bahan pangan yang mudah dijangkau, bersih dan juga praktis seperti supermarket/minimarket. Dan munculnya para pedagang keliling juga membantu masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari. Penjual bahan pangan keliling ini menawarkan kemudahan pelanggan untuk mendapatkan bahan pangan yang diperlukan tanpa pelanggan harus pergi ke pasar tradisional. Tetapi terkadang penjualan dengan menggunakan kendaraan bermotor memiliki resiko yang merugikan bagi penjualnya yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan pangan yang disediakan karena untuk sampai ke tangan konsumen memerlukan waktu yang lama, sehingga terkadang harga yang ditawarkan tidak mampu untuk jauh lebih tinggi daripada pasar tradisional.

Sedangkan perkembangannya penjualan bahan pangan saat ini cukup meningkat karena dilakukan juga di sebuah bangunan yang memberikan fasilitas baik dan produk terbaik dan lengkap, sehingga pelanggan merasakan kenyamanan pada saat berbelanja sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan barang-barang yang ditawarkan terjamin kualitasnya karena bisnis bahan pangan yang berada di sebuah bangunan terjamin kelayakannya karena bisnis bahan pangan tersebut terdaftar secara hukum dan produk yang dijual pun terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sehingga pelanggan mendapatkan

(8)

kepastian dari bahan pangan yang dibeli. Walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal, bisnis bahan pangan ini dapat menarik perhatian para pelanggan nya karena menawarkan kenyamanan dan kelengkapan dalam berbelanja.

Selain pasar tradisional, penjual keliling dan juga supermarket besar, Kalimantan Tengah dikenal dengan budidaya ikan sungai, sehingga beberapa pihak terkadang menjual hasil budidaya yang dimiliki langsung di pinggir sungai agar kesegaran dari ikan tetap terjaga. Penjualan ini memiliki kelebihan tersendiri, selain dapat memilih secara langsung dan kesegaran ikan terjamin, harga yang ditawarkan lebih murah daripada ikan yang ada di pasar tradisional. Karena jumlah tertentu dari ikan yang dijual, maka masalah yang dihadapi pelanggan adalah kehabisan ikan yang diinginkan dan juga saling berebut ikan yang ada.

Pada Tabel 1.3 dijelaskan tentang pesaing yang saat ini bergerak di bidang penyedia bahan pangan dan jumlah penyedia bahan pangan yang ada di Kabupaten Kapuas (Sise, 2014).

Tabel 1.3

Penyedia bahan pangan di Kabupaten Kapuas

Jenis usaha Jumlah Penjelasan (Kelebihan dan kekurangan)

Pasar tradisional

8  Barang yang ada diperoleh dari para petani atau hasil panen sendiri

 Harga yang ditawarkan murah  Lokasi dekat dengan konsumen

 Tempat tidak terjaga sehingga terlihat lebih kotor  Jam buka terlalu pagi

Penjual Keliling

38  Barang yang diperoleh langsung dari petani atau pasar tradisional

 Harga yang ditawarkan relatif lebih mahal daripada pasar tradisional

 Lokasi menyesuaikan masyarakat yang membutuhkan  Bisa delivery order

 Menawarkan barang sesuai dengan pesanan

 Barang yang dibawa terkadang tidak terjamin kualitasnya karena memerlukan waktu untuk sampai ketangan konsumen

(9)

Tabel Lanjutan 1.3 Penyedia bahan pangan di Kabupaten Kapuas Toko/warung 24  Barang yang diperoleh berasal dari pasar tradisional atau

hasil panen sendiri

 Harga yang ditawarkan lebih mahal daripada pasar tradisional

 Lokasi mendekati rumah masyarakat Minimarket/

supermarket/o utlet besar

2  Barang yang diperoleh berasal dari pasar tradisional atau dari petani/peternak secara langsung

 Harga lebih mahal (karena pajak)  Lokasi ditengah kota

 Biaya pembangunan tinggi sehingga jarang masih dijumpai  Barang yang ditawarkan lengkap dan terjamin

 Kualitas terjamin dan produk terdaftar di BPOM

 Fasilitas yang ditawarkan memberikan kenyamanan berbelanja

1.2 Lingkungan Internal Perusahaan

Lingkungan internal perusahaan menitikberatkan kepada faktor-faktor dari internal perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap bisnis yang dijalankan. Lingkungan internal fokus kepada kekuatan yang dimiliki perusahaan secara internal, serta kelemahannya. Berbicara mengenai bisnis supplier bahan pangan, di Indonesia dapat diketahui bahwa perkembangannya cukup meningkat. Penjualan bahan pangan yang dimulai dari hanya bisnis kecil menggunakan kendaraan seadanya seperti tukang sayur keliling yang menggunakan gerobak dan hanya menggunaan kendaraan roda dua kini muncul outlet-outlet kecil seperti toko yang menjual sayur hingga outlet-outlet besar besar seperti Lotte Mart, Indomart, Alfamart, Hypermart, Carrefour, dan supermarket besar yang menyediakan bahan pangan bagi masyarakat. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi, Indonesia diyakini memiliki pasar yang potensial bagi supplier bahan pangan. Dengan kondisi seperti yang dijelaskan, muncullah sebuah ide bisnis pengadaan bahan pangan.

(10)

1.2.1 Status Kepemilikan

Bisnis pengadaan bahan pangan ini diberi nama EG Food Supplier. EG Food Supplier ini merupakan rencana usaha dalam pengadaan bahan pangan bagi masyarakat perkebunan kelapa sawit khususnya bagi pegawai yang memerlukan jasa untuk pengadaaan bahan pangan yang diperlukan. EG Food Supplier didirikan dengan badan hukum yang berbentuk CV yang didirikan oleh satu orang dan langsung berperan sebagai pemilik dengan modal yang langsung diperoleh dari pemilik tersebut. Tetapi dalam kegiatan operasionalnya, EG Food Supplier dibantu oleh enam orang yang mana setiap orang nya memiliki peran yang berbeda-beda dan setiap orang nya saling membantu demi terciptanya tujuan yang diinginkan perusahaan. Perusahaan EG Food Supplier akan berlokasi di jalan Hiu Putih 7 no 2, Palangkaraya Kalimantan Tengah.

1.2.2 Lokasi Usaha

Dalam melakukan aktivitas penjualan bahan pangan, EG Food Supplier berfokus di wilayah perusahaan Dwie Warna Karya yang berada di Kebupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. PT. Dwie Warna Karya memiliki kurang lebih 760 orang yang berprofesi sebagai karyawan PT. Dwie Warna Karya dan juga keluarga dari karyawan yang menetap didaerah tersebut.

1.2.3 Jenis Usaha

Bisnis bahan pangan EG Food Supplier ini beroperasi dengan menggunakan kendaraan roda enam yang dilengkapi dengan box pendinginan

(11)

yang mana suhunya mampu diatur sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Adanya mesin pendingin ini bertujuan untuk menjaga bahan pangan yang dibawa agar mampu bertahan lebih lama dan agar kualitas bahan pangan dapat terjaga sebaik mungkin. EG Food Supplier juga menjual bahan pangan dengan sistem by

order sehingga akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak terutama

bagi penjual, karena mengurangi kemungkinan tidak terjualnya bahan pangan yang dibawa. EG Food Supplier akan membawa bahan pangan yang diperlukan setiap 3 kali seminggu atau sesuai dengan keinginan konsumen sehingga mampu memberikan kepuasan terhadap konsumen.

1.2.4 Keunggulan Usaha

Bahan pangan yang disediakan oleh EG Food Supplier adalah bahan pangan Hewani dan juga bahan pangan Nabati. Adapun bahan pangan hewani yang dijual adalah Ikan, Daging Sapi, Daging ayam, dan Telur. Bahan pangan Hewani ini ditawarkan oleh EG Food Supplier berupa produk yang masih segar yang diambil langsung dari supplier berupa pemasok ikan, pemasok ayam, dan pemasok daging sapi. Hal ini dilakukan agar EG Food Supplier dapat memperoleh harga yang rendah dan dapat dijual kepada konsumen juga dibawah harga pesaing. Bukan hanya bahan pangan hewani, tetapi bahan pangan nabati berupa kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang panjang, kacang polong, kacang tanah), sayur-sayuran (sayur toge, sayur bayam, sayur kangkung, sayur singkong, brokoli, kubis, labu, buncis, selada, wortel, tomat), Bumbu-bumbu (cabe, asam, jeruk nipis, daun serai, daun seledri, daun salam, bawang merah, bawang putih, bawang

(12)

bombay), dan juga Umbi-umbian (kentang, ubi kayu) disediakan oleh EG Food Supplier untuk para konsumen. Seluruh bahan pangan yang disediakan adalah bahan pangan yang dipesan langsung oleh konsumen sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

Inti dari kekuatan usaha pengadaan bahan pangan yang diberi nama EG Food supplier ini adalah kemudahan dalam pemesanan bahan pangan yang diinginkan oleh konsumen melalui telefon atau pesan singkat, bahan pangan yang disediakan oleh CV. EG food supplier memiliki kualitas baik karena suhu untuk bahan pangan tetap terjaga sampai ditangan konsumen, bahan pangan yang disediakan sesuai dengan keinginan dan pesanan konsumen dan juga harga yang diberikan pun murah. Perjalananan yang cukup jauh yang kurang lebih harus menempuh perjalanan kurang lebih selama empat jam dari kota ke perusahaan Dwie Warna Karya terkadang menjadi kendala bagi para pesaing yang sudah berjalaan saat ini karena selain menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat dengan bak terbuka, kendala yang paling besar yaitu kualitas bahan pangan yang dibawa menjadi kurang baik karena terkena debu dan tidak segar karena tidak adanya mesin pendingin yang mampu mengawetkan bahan pangan yang dibawa. CV. EG Food Supplier memiliki inovasi dari masalah yang terjadi yaitu dengan menggunakan kendaraan roda enam yang tertutup dan juga menggunakan mesin pendingin agar bahan pangan yang dibawa memiliki kualitas yang terbaik sampai ditangan konsumen.

(13)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari analisis lingkungan ekstenal, dapat diidentifikasi adanya peluang dan ancaman untuk menjalankan bisnis yang menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Peluang yang dapat diindentifikasi adalah penduduk di Kapuas yang meningkat sebesar 0,74% yang menggambarkan bahwa ketersediaan pasar dapat meningkat setiap tahunnya. Peluang lain adalah adanya peningkatan pengeluaran konsumsi makanan yang dilakukan oleh penduduk. Tetapi bukan hanya peluang yang terjadi apabila melakukan bisnis, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah munculnya ancaman yang dapat merugikan perusahaan. Ancaman yang dapat terjadi ketika mengadakan bisnis pengadaan bahan pangan ini adalah mudahnya bisnis ini ditiru oleh pihak lain sehingga mengakibatkan muncul nya persaingan pada bisnis bahan pangan yang menawarkan keunggulan yang lebih baik.

Sedangkan dari analisis lingkungan internal dapat diidentifikasi adanya kekuatan dan kelemahan yang terjadi di perusahaan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah dengan adanya kemudahan yang ditawarkan perusahaan dalam pemesanan bahan pangan yang diperlukan dengan menggunakan telepon ataupun pesan singkat. Selain itu, kekuatan yang diberikan perusahaan adalah harga yang lebih murah daripada pesaing dan juga bahan pangan yang dijual terjamin kualitasnya karena menggunakan pendingin yang dapat menjaga ketahanan bahan pangan yang dijual. Adapun hal lain yang harus diperhatikan perusahaan yaitu adanya kelemahan perusahaan yang dapat merusak bisnis yang dilakukan adalah kendala dalam mencari supplier bahan pangan yang dapat memberikan harga

(14)

rendah. Biaya operasional yang cukup tinggi juga menjadi kendala perusahaan untuk dapat memperhitungkan antara biaya dan pendapatan yang didapatkan perusahaan. Selain itu juga karena bisnis masih tergolong dalam bisnis baru yang membutuhkan pemasaran yang dapat menarik dan membuat konsumen loyal.

Dari hasil analisis lingkungan eksternal dan juga lingkungan internal yang dihadapi perusahaan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ketika muncul sebuah kebutuhan bahan pangan yang diinginkan oleh konsumen apakah EG Food Supplier mampu mengambil peluang untuk dapat mendistribusikan bahan pangan yang diharapkan oleh konsumen. Serta apakah EG Food Supplier mampu memberikan kontribusi bagi penduduk dan juga petani setempat dengan inovasi penjualan bahan pangan yang menggunakan pendingin yang mampu menjaga kualitas bahan pangan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari rencana bisnis ini yaitu membuat rencana bisnis dari “CV. EG Food Supplier” agar dapat memberikan proposisi nilai yang dibutuhkan konsumen guna mempermudah dalam pengadaan bahan pangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rencana bisnis pendirian CV. EG Food Supplier, yaitu :

a) Bagi akademisi adalah memberikan gambaran rencana bisnis pengadaan bahan pangan.

(15)

b) Bagi pelaku bisnis adalah memberikan referensi dalam mengimplementasikan konsep bisnis untuk perencanaan bisnis di masa datang terutama bisnis penyedia bahan pangan.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang dengan memperhatikan faktor-fakor yang dapat mempengaruhi baik eksternal maupun internal, rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat yang dapat dihasilkan dari penulisan laporan ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bagian ini menjelaskan mengenai kajian literatur yang terdiri dari teori tentang bahan pangan, gizi seimbang, kanvas model bisnis dan juga teori rencana bisnis fungsional.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan level analisis, sumber data yang digunakan untuk membantu merancang rencana bisnis, metode yang digunakan, dan teknik yang digunakan dalam menganalisis data.

BAB IV RENCANA DAN STRATEGI

Bagian ini menjelaskan mengenai berbagai macam strategi yang diterapkan perusahaan untuk melakukan bisnis dan rencana bisnis pengadaan bahan pangan.

(16)

BAB V RENCANA AKSI

Bagian ini membahas tentang cara mengelola pelaksanaan strategi secara rinci, siapa penanggung jawab, mengukur kinerja yang dan juga mengatur waktu yang digunakan perusahaan sehingga kegiatan dapat dijalani sesuai dengan rencana yang telah disepakati.

Gambar

Tabel Lanjutan 1.3 Penyedia bahan pangan di Kabupaten Kapuas

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara penulis dengan pemilik konveksi Vikway Shoes, beliau mengatakan bahwa 80 persen penjualan Vikway Shoes hanya dilakukan dengan dua pelanggan

Jika tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi dengan jumlah mol total yang lebih kecil, yaitu kearah pembentukan SO 3 sehingga SO 3 yang

Setelah mengobservasi pada pembelajaran menulis, ditemukan ada beberapa masalah yang mengakibatkan hasil keterampilan menulis siswa kelas III SD Negeri 1 Grenggeng

Kesiswaan, dan Wakasek Urusan Humas. Di samping adanya Wakil Kepala Sekolah, Kepala sekolah dibantu oleh koordinator- koordinator antara lain koordinator Hizbul Wathon,

Tüm tanımlardan istifade ederek yapım kitâbesinin tanımını; cami, medrese, çeşme, hastane, türbe gibi binaların belirli yerlerine koyulan, yapının ne zaman,

Artinya: Anak dari leluhur kita Si Raja Batak ada dua yaitu Guru Tatea Bulan yang juga disebut Mangarata dan Raja Isumbaon. Bagan-2: Anak Si

Berdasarkan hasil penelitian oleh Luluk Fadliyanti (2001) yang berjudul Dampak pengembangan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) pada Kabupaten Lombok

Dibutuhkanlah mekanisme penyimpanan data yang terorganisir dengan baik dan murah, dimana seluruh data terintegrasi dalam satu file server yang memliki kapasistas