PEDOMAN REKONSILIASI
A. Latar Belakang Rekonsiliasi
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 33
menyatakan bahwa sistem pengendalian intern yang andal harus diciptakan prosedur
rekonsiliasi antara transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan data transaksi keuangan yang
diakuntansikan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah.
Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, menyatakan bahwa
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari :
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit
Ditjen PBN dimulai dari tingkat KPPN, Kanwil Ditjen PBN dan Kantor Pusat Ditjen
PBN yang terdiri dari SAKUN yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca
KUN dan SAU yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU.
2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan secara berjenjang oleh
Kementerian Negara/Lembaga dengan membentuk unit akuntansi keuangan yang
dimulai dari tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W), Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi Pengguna
Anggaran (UAPA) dan unit akuntansi barang (UAPB, UAPPB-E1, UAPPB-W dan
UAKPB), pemrosesan data yang dilakukan menghasilkan Laporan Keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pelaksanaan SiAP dan SAI yang terpisah akan menghasilkan data yang akurat
dan andal apabila kedua sub sistem tersebut menghasilkan suatu internal check yang
kemudian secara berkala harus dilakukan rekonsiliasi.Agar rekonsiliasi data transaksi
tersebut terlaksana dengan baik, maka perlu diatur dalam suatu pedoman yang lebih
rinci.
B. Kebijakan Rekonsiliasi
1. Sesuai dengan Permenkeu 59/PMK.06/2005 bahwa semua satker harus
melakukan rekonsiliasi dengan KPPN. Hasil rekonsiliasi berupa ADK dan Laporan
Keuangan dikirimkan ke UAPPA-W. Selanjutnya UAPPA-W melakukan rekonsiliasi
dengan Kanwil Ditjen PBN.
2. Satker di daerah yang kewenangannya Kantor Pusat (KP), sepanjang satker
tersebut merupakan satker instansi wilayah, tetap harus menggunakan kode
wilayah sesuai DIPA dan tidak diperkenankan menggunakan kode wilayah 0199.
Satker instansi pusat yang berkedudukan di wilayah tidak melakukan rekonsiliasi
dengan kanwil DJPBN setempat (contohnya Akademi Kepolisian merupakan satker
3. UAPPA-E1 yang menerima data setiap bulan dari satuan kerja yang merupakan
instansi pusat harus melakukan rekonsiliasi dengan Dit. APK setiap triwulan.
Sedangkan satker yang menggunakan kode kewenangan KP tetapi merupakan
satker wilayah harus melakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN melalui
UAPPA-W setempat.
4. Satuan kerja yang tidak satu wilayah dengan UAPPA-W nya, tidak diwajibkan
rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN. UAPPA-W yang menerima kiriman data dari
satker tersebut di atas wajib melakukan rekonsiliasi dengan kanwil Ditjen PBN
setempat (contoh : Polres Bekasi yang ada di wilayah Jawa Barat tetapi UAPPA-W
ada di DKI Jakarta, maka Polres Bekasi tidak perlu rekonsiliasi dengan Kanwil
Ditjen PBN Jawa Barat)
5. BA/E1 yang mempunyai beberapa UAPPA-W dalam satu wilayah harus melakukan
rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN berdasarkan satker di wilayahnya (contoh :
Propinsi DKI Jakarta mempunyai lebih dari satu Kanwil Ditjen Pajak,
masing-masing Kanwil merupakan UAPPA-W tersendiri yang membawahi beberapa
satker/KPP yang menjadi lingkup wilayah kerjanya. Rekonsiliasi masing-masing
UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN dilakukan per satker untuk lingkup kerjanya).
6. BA yang mempunyai kantor vertikal di daerah, tetapi tidak mempunyai kantor
wilayah harus menunjuk salah satu satker sebagai UAPPA-W.
7. Data yang berhubungan dengan penerimaan dan/atau pengeluaran pada satker
yang pencairan dananya pada beberapa KPPN, rekonsiliasi dilakukan pada KPPN
setempat, sebesar dana yang disetor/dicairkan pada KPPN tersebut, tidak harus
memisahkan data dalam laporan yang berasal dari KPPN lain.
8. Dalam melakukan rekonsiliasi dangan KPPN, KPPN memastikan bahwa satker
menyertakan laporan BMN pada semua tingkatan.
9. Setiap rekonsiliasi SAU dan SAI di seluruh tingkatan diterbitkan berita acara
rekonsiliasi. Jika hasil rekonsiliasi belum sama, diterbitkan Berita Acara
Rekonsiliasi Sementara. Jika hasil rekonsiliasi sudah sama diterbitkan Berita Acara
Rekonsiliasi Final. BAR final diterbitkan dengan memperhatikan batas waktu
penyelesaian dan penyampaian laporan keuangan.
10. Setiap penerbitan BAR harus dilampiri dengan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR).
11. Yang bertanggungjawab menerbitkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) adalah
C. Unsur-Unsur Rekonsiliasi
1. Unsur Anggaran
Unsur Anggaran yang direkonsiliasi terdiri dari Estimasi Pendapatan dan Allotment.
2. Unsur Realisasi
Unsur Realisasi yang direkonsiliasi terdiri dari Pendapatan, Pengembalian
Pendapatan, Belanja, Pengembalian Belanja, Pembiayaan, dan Pengembalian
Pembiayaan.
D. Prosedur Rekonsiliasi
1. Prosedur rekonsiliasi Internal
Rekonsiliasi internal terdiri dari rekonsiliasi di tingkat KPPN, Kanwil, Tingkat Pusat,
KPPN Jakarta Khusus dan Bendahara Umum Negara (BUN).
1.1 Tingkat KPPN 1.1.1 Rekonsiliasi Bank
Sistem pengendalian intern mengharuskan agar seluruh penerimaan dan
pengeluaran harus dibukukan. Transaksi penerimaan dan pengeluaran harus
dibukukan pada buku bank KPPN dan setiap berkala akan menerima laporan
dari bank berupa rekening koran bank. Pada prinsipnya saldo buku bank
menurut KPPN harus sama dengan saldo Rekening koran bank, akan tetapi
ada kemungkinan perbedaan antara kedua saldo tersebut.
Perbedaan atau selisih antara saldo kas menurut buku KPPN yang dicatat
oleh seksi Bendum dengan saldo kas menurut Rekening Koran pada setiap
akhir periode dapat terjadi karena :
• Time Lag : perbedaan waktu pencatatan transaksi dalam suatu periode
• Error : kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank ataupun oleh
KPPN
Rekonsiliasi Bank dilakukan dengan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Pada setiap akhir periode, KPPN akan menerima Rekening Koran
Bank dari setiap rekening yang dimiliki;
2. Bandingkan antara saldo buku KPPN dengan saldo Rekening Koran
Bank;
3. Telusuri penyebab terjadinya perbedaan antara saldo Rekening Koran
Bank dengan saldo buku KPPN;
4. Sajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan penyesuaian
terhadap saldo kas, baik menurut Rekening Koran Bank maupun
menurut saldo buku KPPN; Lihat contoh rekonsiliasi bank pada daftar
5. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab terjadinya selisih
maka jumlah saldo kas menurut Rekening Koran Bank harus sama
dengan jumlah saldo kas menurut saldo buku KPPN;
6. Penyesuaian yang mempengaruhi saldo kas menurut buku bank KPPN
harus dilakukan koreksi data sehingga saldo kas menurut rekonsiliasi
bank sama dengan saldo kas menurut data;
7. Penyesuaian pada buku bank KPPN dilakukan mengikuti petunjuk
koreksi yang ditetapkan (diatur dalam suatu ketetapan).
8. Saldo Kas Penyesuaian ini akan menjadi Saldo Kas KPPN;
Pedoman Penyesuaian :
Saldo Kas menurut Rekening Koran Saldo Kas menurut Buku Bank KPPN
Penyesuaian : Penyesuaian :
1. Deposit in Transit (+) 1. Nota kredit (+)
2. Outstanding cek (-) 2. Kesalahan pencatatan bendum (+ atau -)
3. Jasa giro (-) 3. Nota debet lainnya (-)
4. Kesalahan bank ( + atau - )
Saldo akhir kas setelah penyesuaian Saldo akhir kas setelah penyesuaian
1. Deposit in Transit
Hal ini terjadi jika penerimaan sudah dicatat oleh seksi Bendum sebagai penerimaan,
sedangkan oleh Bank Persepsi yang menampung semua penerimaan belum dicatat
sebagai penerimaan pada Rekening Koran yang diterima dari Bank. Penyesuaian perlu
dilakukan pada Rekening Koran Bank dengan menambah saldo kas menurut Rekening
Koran pada akhir periode tersebut.
Contoh dari Transaksi ini adalah : Nota Kredit yang belum dibukukan oleh pihak
Bank/Kantor Pos
2. Outsanding Check
Hal ini terjadi jika SP2D telah dikeluarkan dan dicatat sebagai pengurang kas oleh seksi
Bendum tetapi belum disajikan sebagai pengurang kas di bank pada rekening koran
bank. Penyesuaian perlu dilakukan pada Rekening koran bank dengan mengurangi saldo
kas menurut Rekening Koran pada akhir periode tersebut.
Contoh transaksi ini adalah : SP2D yang sudah disahkan dan dicatat oleh KPPN tetapi
belum dicairkan oleh pihak bank.
3. Jasa Giro
Hal ini terjadi karena Bank memberikan jasa giro atas saldo kas yang ada pada selain BO
I. Oleh sebab itu, saldo kas menurut rekening bank harus dikurangkan sejumlah jasa giro
4. Kesalahan Bank
Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank dapat disebabkan oleh berbagai hal
antara lain; kesalahan jumlah dan kesalahan pemindahbukuan. Penyesuaian atas
kesalahan dimaksud dilakukan dengan menambah atau mengurang saldo kas Rekening
Koran sesuai dengan kesalahan yang terjadi.
Contoh : bank salah membukukan jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau Nota Debet
yang ada.
5. Nota Kredit
Nota Kredit terjadi manakala terdapat penambahan kas pada rekening koran bank atas
penerimaan yang berasal dari berbagai jenis penerimaan negara antara lain PBB,
BPHTB, jasa giro dan penerimaan lainnya yang belum dicatat sebagai penerimaan oleh
KPPN. Penyesuaian dilakukan terhadap saldo kas buku bank Bendum.
Contoh: Setiap hari Selasa dan Jumat jumlah uang yang ada pada BO III harus
dilimpahkan. Namun pada akhir tahun kadangkala ditemui bahwa penerimaan
PBB dan BPHTB pada BO III belum dilimpahkan ke bank persepsi, dan jasa
giro pada BO I belum disetorkan ke Bank Persepsi. Penyesuaian yang harus
dilakukan adalah menambah jumlah saldo kas menurut buku bank Bendum
sejumlah penerimaan PBB, BPHTB, jasa giro dan penerimaan lainnya yang
memang belum dicatat sebagai penerimaan oleh KPPN. Penerimaan lain
sehubungan dengan mengendapnya uang pada BO III adalah pendapatan
berupa denda atas keterlambatan pelimpahan.
6. Jasa giro bank
Sesuai dengan SE-119/A/56/1091, SE-47/A/2003 bahwa pada BO I dikenakan jasa giro
sebesar 2 % setahun dihitung dari saldo terendah setiap bulannya, dan atas jasa giro
tersebut harus disetorkan ke Bank Persepsi. Sedangkan pada BO II, BO III dan Bank
Persepsi tidak dikenakan jasa giro.
7. Kesalahan pencatatan oleh Bendum
Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh Bendum dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal antara lain kesalahan jumlah, kesalahan pemindah bukuan dan lain
sebagainya, maka penyesuaian dilakukan dengan menambah atau mengurangi saldo
kas buku bank Bendum sesuai dengan kesalahan yang terjadi.
Contoh : Bendum salah membukukan jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau Nota
Debet yang ada.
8. Nota Debet
Peristiwa ini terjadi manakala terdapat pengurangan kas pada rekening koran bank atas
biaya-biaya antara lain biaya administrasi bank, pajak atas bunga dan lain sebagainya
Penyesuaian terhadap saldo kas buku bank Bendum dilakukan dengan mengurangi
saldo menurut buku Bendum dengan menerbitkan nota debet.
1.1.2 Rekonsiliasi SAU - SAKUN
Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi
eksternal dengan UAKPA. Tahapan rekonsiliasi SAU – SAKUN dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah
(6 digit) antara LRA dengan LAK;
b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian
Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;
c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara
LRA dengan LAK;
d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6
digit) antara LRA dengan LAK;
e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit)
antara LRA dengan LAK:
f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU
dengan Neraca KUN.
Jika terjadi perbedaan, telusuri penyebab terjadinya perbedaan.
1.2 Tingkat Kanwil
Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi
eksternal dengan UAPPA-W. Tahapan rekonsiliasi SAU – SAKUN dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah
(6 digit) antara LRA dengan LAK;
b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian
Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;
c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara
LRA dengan LAK;
d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6
digit) antara LRA dengan LAK;
e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit)
antara LRA dengan LAK:
f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU
dengan Neraca KUN.
1.3 Tingkat Pusat
Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi
eksternal dengan UAPPA-E1/UAPA. Tahapan rekonsiliasi SAU – SAKUN
dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah
(6 digit) antara LRA dengan LAK;
b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian
Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;
c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara
LRA dengan LAK;
d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6
digit) antara LRA dengan LAK;
e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit)
antara LRA dengan LAK:
f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU
dengan Neraca KUN.
Jika terjadi perbedaan, telusuri penyebab terjadinya perbedaan dan
penyelesaiannya disampaikan ke KPPN terkait. Perbaikan data setelah tahun
anggaran ditutup mengacu ke Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
mengenai Koreksi Kesalahan.
2. Prosedur rekonsiliasi eksternal
2.1 Rekonsiliasi KPPN dengan UAKPA
2.1.1 Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan;
Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan
kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data KPPN dengan
data UAKPA.
2.1.2 Rekonsiliasi Pagu Belanja;
Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi,
Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah,
Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data
KPPN dengan data UAKPA;
2.1.3 Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan;
Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah
rupiah antara data KPPN dengan data UAKPA untuk pendapatan yang
berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang berasal
dari SISPEN tidak direkonsiliasi.
2.1.4 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data KPPN dengan data UAKPA.
2.1.5 Rekonsiliasi Realisasi Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran,
Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara
Penarikan antara data KPPN dengan data UAKPA;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data KPPN
dengan data UAKPA.
2.1.6 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, BA Es1, Kode Satker, Fungsi,
Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran,
Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara
Penarikan antara data KPPN dengan data UAKPA; (dari potongan
SPM/SP2D)
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara
data KPPN dengan data UAKPA.
2.1.7 Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan;
Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian
penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian
pengeluaran pembiayaan antara data KPPN dengan data UAKPA .
2.1.8 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka
dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh
Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan Kepala
Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat KPPN
pada Daftar 5 lampiran Pedoman Rekonsiliasi ;
2.1.9 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama,
diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara , lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat
KPPN pada Daftar 2 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan
tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab
perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAKPA) yang salah, maka
Satker harus memperbaiki sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan
Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke KPPN. Tetapi
apabila data SAU yang salah, maka KPPN melakukan perbaikan di
seksi yang terkait dan selanjutnya dilakukan posting ulang di seksi
vera. Data dan Laporan Keuangan SAU yang telah diperbaiki harus
SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data
SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final.
Pengiriman ulang data perbaikan, baik data SAI maupun SAU, harus
tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah
ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya.
2.2 Rekonsiliasi Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA-W
2.2.1 Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan;
Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan
kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Kanwil Ditjen
PBN dengan data UAPPA-W.
2.2.2 Rekonsiliasi Pagu Belanja;
Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi,
Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah,
Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data
Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W.
2.2.3 Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan;
Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah
rupiah antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W untuk
pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi
pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi.
2.2.4 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan;
• Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data
UAPPA-W.
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W.
2.2.5 Rekonsiliasi Realisasi Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran,
Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara
Penarikan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W; • Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Kanwil
Ditjen PBN dengan data UAPPA-W.
2.2.6 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran,
Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara
Penarikan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W.
2.2.7 Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan;
Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian
penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian
pengeluaran pembiayaan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data
UAPPA-W.
2.2.8 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka
dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh
Kepala Kanwil cq Kepala Bidang Aklap selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara dan Penanggungjawab Rekonsiliasi di UAPPA-W
selaku Pembantu Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Kanwil
pada Daftar 6 lampiran Pedoman Rekonsiliasi;
2.2.9 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama,
diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat
Kanwil pada Daftar 3 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan
tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab
perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAPPA-W) yang salah, maka
data dikembalikan ke Satker (UAKPA) untuk dilakukan perbaikan
sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah
diperbaik dikirim ulang ke UAPPA-W. Tetapi apabila data SAU yang
salah maka data dikembalikan ke KPPN untuk dilakukan perbaikan dan
posting ulang. Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki
dikirim ulang ke Kanwil Ditjen PBN. Setelah data SAI atau SAU
diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI
dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman
ulang data perbaikan baik data SAI atau SAU harus tetap
memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah
ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya.
2.2.9 Rekonsiliasi antara Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA-W kemungkinan
ada perbedaan karena perbedaan wilayah kerja antara Kanwil Ditjen
PBN dengan UAPPA-W. Perbedaan dimaksud akan bisa diselesaikan
dengan cara :
• KPPN yang mencairkan transaksi atas satker yang UAPPA-W berbeda harus mengirimkan Bukti Jurnal dan Data Transaksi
(BJDT) dari satker dimaksud ke Kanwil dimana UAPPA-W tersebut
• Kanwil Ditjen PBN sebagai mitra kerja UAPPA-W satker tersebut melakukan rekonsiliasi, apabila perbedaannya adalah transaksi
yang dicairkan/diterima dari KPPN yang berbeda wilayah, maka
atas rekonsiliasi dapat diterbitkan BAR dengan menyebutkan
perbedaan transaksi tersebut.
2.3 Rekonsiliasi UAPPA-E1 dengan Dit. APK
UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen
PBN c.q. Dit. APK setiap semester. Hal-hal yang direkonsiliasi adalah:
2.3.1 Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan;
Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan
kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK
yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan
data UAPPA-E1 yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA-W di
lingkungan wilayah kerjanya dan data Satker Pusat yang mengirimkan
laporan keuangannya langsung ke UAPPA-E1.
2.3.2 Rekonsiliasi Pagu Belanja;
Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub
Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah
Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara
data Dit. APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen
PBN dengan data UAPPA-E1 yang merupakan gabungan data seluruh
UAPPA-W di lingkungan wilayah kerjanya dan data Satker Pusat yang
mengirimkan laporan keuangannya langsung ke UAPPA-E1.
2.3.3 Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan;
Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah
rupiah menurut data Dit. APK dengan data UAPPA-E1 untuk
pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi
pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi.
2.3.4 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan;
• Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1; • Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan
antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1.
2.3.5 Rekonsiliasi Realisasi Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber
Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data
UAPPA-E1;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Dit. APK
2.3.6 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja;
Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi,
Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber
Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data
UAPPA-E1; (dari potongan SPM/SP2D)
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara
data Dit. APK dengan data UAPPA-E1.
2.3.7 Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan;
Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian
penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian
pengeluaran pembiayaan antara data Dit. APK dengan data
UAPPA-E1.
2.3.8 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka
dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh
Penanggung jawab rekonsilisasi di Dit. APK selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara dan penanggung jawab rekonsilisasi di UAPPA-E1
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), lihat format Berita Acara
Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada
Daftar 7 lampiran Pedoman Rekonsiliasi;
2.3.9 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama,
diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat
Pusat pada Daftar 4 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan
tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab
perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan.Apabila data SAI (UAPPA-E1) yang salah, maka
data dikembalikan ke UAPPA-W agar diteruskan ke Satker (UAKPA) .
Selanjutnya agar Satker melakukan perbaikan sesuai dokumen
sumbernya . Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki
dikirim ulang ke UAPPA-W. Dan UAPPA-W mengirim ulang ke
UAPPA-E1. Tetapi apabila data SAU yang salah maka data
dikembalikan ke Kanwil DJPBN, agar diteruskan ke KPPN dan
selanjutnya KPPN melakukan perbaikan data dan posting ulang .
Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki dikirim ulang
ke Kanwil Ditjen PBN dan selanjutnya ke Dit. APK. Setelah data SAI
atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat
data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final.
Pengiriman ulang data perbaikan baik data SAI atau SAU harus tetap
memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah
2.4 Rekonsiliasi UAPA dengan Dit. APK
UAPA melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen PBN c.q.
Dit. APK setiap semester. Hal-hal yang direkonsiliasi adalah:
2.4.1 Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan;
Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan
kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah menurut data Dit. APK
yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan
data UAPA yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA-E1 di
lingkungan wilayah kerjanya.
2.4.2 Rekonsiliasi Pagu Belanja;
Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi,
Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah,
Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit.
APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN
dengan data UAPA yang merupakan gabungan data seluruh
UAPPA-E1 di lingkungan wilayah kerjanya.
2.4.3 Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan;
Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah
rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPA untuk pendapatan
yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang
berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi.
2.4.4 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan;
• Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPA;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data Dit. APK dengan data UAPA.
2.4.5 Rekonsiliasi Realisasi Belanja;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber
Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data
UAPA;
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Dit. APK
dengan data UAPA.
2.4.6 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja ;
• Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber
Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data
UAPA; (dari potongan SPM/SP2D)
• Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara
2.4.7 Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan;
Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian
penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian
pengeluaran pembiayaan antara data Dit. APK dengan data UAPA.
2.4.8 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka
diterbitkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh
penanggung jawab rekonsiliasi di Dit. APK selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara dan penanggung jawab rekonsiliasi di K/L selaku
Pengguna Anggaran (KPA), lihat format Berita Acara Rekonsiliasi
(BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada Daftar 7
lampiran Pedoman Rekonsiliasi;
2.4.9 Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama,
diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat
Pusat pada Daftar 4 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan
tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab
perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAPA) yang salah, maka
data dikembalikan ke UAPPA-E1 agar diteruskan ke UAPPA-W dan
Satker (UAKPA) . Selanjutnya agar Satker melakukan perbaikan
sesuai dokumen sumbernya . Data dan Laporan Keuangan SAI yang
telah diperbaiki dikirim ulang ke UAPPA-W selanjutnya diteruskan ke
UAPPA-E1. Dan UAPPA-E1 mengirim ulang ke UAPA. Tetapi apabila
data SAU yang salah maka data dikembalikan ke Kanwil Ditjen PBN,
agar diteruskan ke KPPN untuk dilakukan perbaikan data dan posting
ulang. Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki dikirim
ulang ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan selanjutnya ke Dit. APK.
Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi
ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat
diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan baik data SAI
atau SAU harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan
keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya.
2.5 Rekonsiliasi untuk KPPN Khusus Jakarta VI dan Data Rekening BUN (502)
Untuk Satker yang mencairkan dananya di KPPN Jakarta Khusus atau
mendapat dana dari Rekening BUN, prosedur rekonsiliasi data dilakukan
2.5.1 KPPN Khusus Jakarta VI
Sehubungan Satker yang mencairkan dananya di KPPN Khusus
Jakarta VI tersebar di seluruh Indonesia, maka pelaksanaan
rekonsiliasi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Satker yang lokasinya berdekatan dengan lokasi KPPN Jakarta
Khusus dapat melakukan rekonsiliasi secara langsung di KPPN
Khusus Jakarta VI;
2. Satker yang lokasinya jauh dengan Lokasi KPPN Khusus Jakarta
VI dapat melakukan rekonsiliasi data satker yang dikirim melalui
fasilitas internet/email.
Hal-hal yang diperlukan saat rekonsiliasi adalah
1. Satker yang datang langsung, bahan yang harus dibawa yaitu
data softcopy (ADK) dan Laporan Realisasi Anggaran dalam
bentuk hardcopy beserta dokumen pendukung lainnya seperti
Dokumen Anggaran, SPM/SP2D dan lain sebagainya.
Prosedur rekonsiliasi data sama dengan KPPN biasa.
Untuk Pembuatan Berita Acara Rekonsiliasinya (BAR) :
a. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah
sama maka dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang
ditandatangani oleh Kepala KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara dan Kepala Satker selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi
tingkat KPPN pada Daftar 5 lampiran Pedoman
Rekonsiliasi;
b. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak
sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, Lihat
format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara
untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 2 lampiran
Pedoman Rekonsiliasi Perbedaan tersebut ditelusuri
ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan
penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data
SAI (UAKPA) yang salah, maka Satker harus memperbaiki
sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI
yang telah diperbaiki dikirim ulang ke KPPN. Tetapi
apabila data SAU yang salah, maka KPPN harus
melakukan perbaikan di seksi yang terkait dan selanjutnya
dilakukan posting ulang di seksi vera. Data dan Laporan
Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Setelah data SAI atau SAU
diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai
didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat
diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan,
baik data SAI maupun SAU, harus tetap memperhatikan
jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan
ke tingkat vertikal di atasnya.
2. Satker yang melakukan rekonsiliasi melalui internet, bahan
yang harus dikirim yaitu data softcopy (ADK) dan Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Pengiriman LRA dapat dilakukan
dalam bentuk file PDF atau dikirim lewat sarana faksimili atau
sarana lain yang memungkinkan.
Untuk pembuatan BAR :
BAR Final diterbitkan apabila Hasil Rekonsiliasi antara data
SAU dan SAI telah sama. Jika belum sama KPPN Khusus
Jakarta VI hanya mengirimkan Laporan Hasil Rekonsiliasi
(LHR) ke satker melalui email. Berita acara rekonsiliasi final
ditandatangani oleh Kepala KPPN Khusus Jakarta VI selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara dan Kepala Satker selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses penandatanganan
BAR dapat dilakukan dengan membuat BAR sebanyak 3
rangkap yang ditandatangani oleh Kepala KPPN Khusus
Jakarta VI selaku Kuasa Bendahara Umum Negara kemudian
mengirimkan 2 rangkap ke satker untuk ditandatangani Kepala
Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Satu lembar
BAR dikirimkan kembali ke KPPN Khusus Jakarta VI.
2.5.2 Data Rekening BUN (502)
Setiap satker penerima alokasi dana melalui rekening BUN harus
melakukan rekonsiliasi dengan Vera BUN.
Bahan yang harus disediakan oleh satker dalam pelaksanaan
rekonsiliasi adalah :
a. Data Softcopy (ADK);
b. Bukti Jurnal Data Transaksi (BJDT) baik transaksi penerimaan
dan pengeluaran yang dilakukan oleh Satker melalui Rekening
BUN yang dihasilkan dari Sistem Aplikasi Instansi (SAI);
c. Bukti-bukti pendukung lainnya baik dokumen anggaran,dokumen
penerimaan, dokumen pengeluaran dan dokumen pendukung
lainnya;
a. Cetak Jurnal SAU baik transaksi penerimaan atau pengeluaran
dari satker yang bersangkutan melalui aplikasi Sik_BUN;
b. Cocokkan data Jurnal SAU yang dihasilkan Aplikasi Sik_BUN
dengan Bukti Jurnal Data Transaksi (BJDT) yang dihasilkan dari
aplikasi SAI;
c. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama,
diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, Berita Acara
Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat KPPN
pada Daftar 2 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan
tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk
mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan
penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai
dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAKPA) yang
salah, maka Satker harus memperbaiki sesuai dokumen sumber.
Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim
ulang ke KPPN. Tetapi apabila data SAU yang salah, maka KPPN
harus melakukan perbaikan di seksi yang terkait dan selanjutnya
dilakukan posting ulang di seksi vera. Data dan Laporan
Keuangan SAU yang telah diperbaiki harus dikirim ulang ke Kanwil
Ditjen Perbendaharaan. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki,
perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan
SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman
ulang data perbaikan, baik data SAI maupun SAU, harus tetap
memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah
ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya.
d. Apabila hasil dari rekonsiliasi sudah sama diterbitkan Berita Acara
Rekonsiliasi Final (BAR Final), lihat format Berita Acara
Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat KPPN
pada Daftar 5 lampiran Pedoman Rekonsiliasi.
e. BAR ditandatangani oleh penanggungjawab rekonsiliasi dari Vera
BUN selaku Bendaharwan Umum Negara dan penanggungjawab
rekonsiliasi dari Satker yang bersangkutan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran.
Berita Acara Rekonsiliasi merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
proses rekonsiliasi telah dilaksanakan. BAR terdiri dari BAR Sementara dan
BAR Final.
2.6.1 Berita Acara Rekonsiliasi Sementara
Merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi
telah dilaksanakan dan memuat hal-hal yang masih terdapat
perbedaan data sehingga masih memerlukan perbaikan. Berita
Acara Rekonsiliasi Sementara ditandatangani oleh atas nama Kuasa
BUN sesuai dengan kewenangannya dan Kuasa Pengguna
Anggaran.
2.6.2 Berita Acara Rekonsiliasi Final
Merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi
telah dilaksanakan dan telah menunjukan hasil yang sama antara
data SAU dan SAI. Berita Acara Rekonsiliasi Final ditandatangani
oleh atas nama Kuasa BUN sesuai dengan kewenangannya dan
Kuasa Pengguna Anggaran.
DIREKTUR JENDERAL
KPPN :BANDA ACEH TA :
Saldo Rekening per 31 Desember 2005
REKENING KORAN BUKU BANK
I BANK TUNGGAL
1 . BI Cabang Banda Aceh (100) 0 0
II BANK OPERASIONAL I
1 . BRI Banda Aceh Non Gaji (110) 89,821,181,032 19,646,033,541
2 . BRI Banda Aceh Gaji (111) 17,140,330,000 17,140,330,000
III BANK OPERASIONAL II
1 . BRI Banda Aceh (120) 12,421,995,266 11,813,777,318
2 . Bank Mandiri Banda Aceh (122) 4,952,251,000 4,278,974,981
3 . BNI 1946 Banda Aceh (124) 9,742,857,172 9,730,408,032
4 . BPD Banda Aceh (DAU) 120,143,000,000 120,143,000,000
5 . BPD Banda Aceh (129) 1,881,014,919 1,447,937,119
IV BANK OPERASIONAL III
1 . BRI Sigli PBB (130) 0 0
2 . Bank Mandiri Banda Aceh PBB (131) 46,015 0
3 . BPD Sabang PBB (132) 0 0
4 . BRI Banda Aceh PBB (Aceh Besar) (133) 0 0
5 . BRI Sigli BPHTB (136) 0 0
6 . Bank Mandiri Banda Aceh BPHTB (137) 33,013,198 0
7 . BPD Sabang BPHTB (138) 0 0
8 . BRI Banda Aceh BPHTB (Aceh Besar) (139) 0 0
GIRO POS 3,031,015,009 3,020,869,009
SALDO KAS PER 31 DESEMBER 2005 259,166,703,611 187,221,330,000
REKONSILIASI
REKENING KORAN BUKU BANK
Saldo per 31 Desember 2005 menurut 259,166,703,611 187,221,330,000
BRI Banda Aceh BO I Non Gaji (110)
SP2D yang belum dibukukan oleh bank (74,667,864,306) Biro Gilyet tgl 29 Des 2005 blm dibukukan bank (1,624,497,000) SP2D tgl 23-12-2005 no 799353B sebesar Rp
8.897.000,-dibukukan oleh bank Rp 8.912.000,- 15,000
SP2D tgl 23-12-2005 no 799641B sebesar Rp
40.338.000,-dibukukan oleh bank Rp 40.388.000,- 50,000
Transaksi salah dibukukan 54,349,640
SP2D gaji yang dibukukan pada BO I non gaj 124,294,175 SP2D BLN Rek Khusus yang belum dikredit 5,938,500,000 Rekening tgl 23-12-2005 Rp 87.902.091,- seharusnya Rp 87.897.091,- 5,000 BRI Banda Aceh BO II Gaji (120)
Transaksi yg salah dibukukan dlm R/K (825,568)
SP2D yg belum dibukukan oleh bank (609,577,380)
Transaksi untuk BPD Sabang yg salah dibukukan 2,185,000 Bank Mandiri Banda aceh BO II Gaji (122)
SP2D yg belum dibukukan oleh bank (680,576,137)
Bunga setelah pajak dari bln Nov 2004 - Nov 2005 (33,958,410)
Bunga setelah pajak dari bln Des 2005 (1,963,605)
Transfer bunga ke rekening Persepsi Jan - Nov 2005 30,425,817 Transfer bunga ke rekening Persepsi Des 2005 2,796,316 Biro Gilyet tgl 27 Des 2005 blm dibukukan bank 10,000,000 BNI 1946 Banda Aceh BO II Gaji (124)
SP2D yg belum dibukukan oleh bank (37,449,140)
Biro Gilyet tgl 27-12-2005 bl dibukukan oleh bank 25,000,000 BPD Banda Aceh BO II Gaji (129)
SP2D yg belum dibukukan oleh bank (433,077,800)
Sentral giro Pos (301)
SP2D yng belum dibukukan oleh PT Pos (10,146,000)
Bank Mandiri BO III (131)
Bunga yang seharusnya tidak ada (46,015)
URAIAN
Daftar 1 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
2005
Daftar 2 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat KPPN antara KPPN dan Satker (UAKPA) :
Berita Acara Rekonsiliasi Sementara
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi
Laporan Realisasi Anggaran antara satuan kerja / satuan kerja perangkat
daerah... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara
Umum Negara.
Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan
rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun
anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun
anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara
bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan
dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan
dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa
Bendahara Umum Negara.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Kuasa Pengguna Anggaran
( )
Daftar 3 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat Kanwil antara Kanwil Ditjen PBN dengan
UAPPA-W :
Berita Acara Rekonsiliasi Sementara
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi
Laporan Realisasi Anggaran antara kantor wilayah/koordinator wilayah kementerian
negara/lembaga ... kode (...), yang selanjutnya disebut Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), dengan Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN)... kode (...), yang
selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah menyampaikan Laporan Realisasi
Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun
anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun
anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara
bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan
dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan
dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa
Bendahara Umum Negara.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah
( )
Daftar 4 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi tingkat Pusat antara Dit. APK dengan UAPPA-Es 1 dan
UAPA :
Berita Acara Rekonsiliasi Sementara
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kementerian negara/lembaga/bagian anggaran... kode (...), yang selanjutnya disebut Pengguna Anggaran (PA), dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut Bendahara Umum Negara.
Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Pengguna Anggaran dan Bendahara Umum Negara.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Pengguna Anggaran
( )
NIP...
Daftar 5 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat KPPN antara KPPN dan Satker (UAKPA) :
Berita Acara Rekonsiliasi
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi
Laporan Realisasi Anggaran antara satuan kerja / satuan kerja perangkat
daerah... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara
Umum Negara.
Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan
rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun
anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun
anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara
bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan
dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Kuasa Pengguna Anggaran
( )
Daftar 6 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat Kanwil antara Kanwil Ditjen PBN dengan
UAPPA-W :
Berita Acara Rekonsiliasi
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi
Laporan Realisasi Anggaran antara kantor wilayah/koordinator wilayah kementerian
negara/lembaga ... kode (...), yang selanjutnya disebut Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), dengan Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN)... kode (...), yang
selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah menyampaikan Laporan Realisasi
Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun
anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun
anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara
bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan
dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah
( )
Daftar 7 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi
Format Berita Acara Rekonsiliasi tingkat Pusat antara Dit. APK dengan UAPPA-Es 1 dan
UAPA :
Berita Acara Rekonsiliasi
Pada hari ini ……… tanggal …... bulan ....…. tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kementerian negara/lembaga/bagian anggaran... kode (...), yang selanjutnya disebut Pengguna Anggaran (PA), dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut Bendahara Umum Negara.
Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran...
2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran...
3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode...tahun anggaran...
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran...
Pada tanggal... bulan...tahun...
Selanjutnya Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan.
A.n. Bendahara Umum Negara,
( )
NIP...
A.n. Pengguna Anggaran
( )
NIP...
KPPN :……….., Bulan : ……… 2006 Analisa Intern
1. Laporan Arus Kas
Periksa Apakah masih ada transaksi yang Mata Anggarannya Tidak sesuai dengan BPS Periksa apakah sudah tidak ada pemakaian Mata Anggaran Pusat
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Saldo Awal Kas pada LAK 2006 0
0 NIHIL
Saldo Besi LKP 2005 0
Saldo Awal Kas 2006 0
0 NIHIL
Saldo Akhir Kas 2005 0
Penerimaan Pemindahbukuan (akun 8143) 0
0 NIHIL
Pengeluaran Pemindahbukuan (akun 8243) 0
Note: Apabila jumlah tidak sama telusuri perbedaannya ke dokumen pemindahbukuan terkait
Saldo Akhir Kas pada LAK 0
0 NIHIL
Saldo Akhir Kas pada LKP
Saldo Akhir Kas pada LAK 0
0 NIHIL
Saldo Rekening Koran /Bank
2. Laporan LRA
Masih adakah Kode BA/Es1 yang belum terisi/salah.
Masih adakah kode Fungsi, Sub Fungsi dan Program yang belum terisi atau salah. Masih adakah data DIPA (anggaran) Satker yang belum tercantum/belum lengkap
Apakah akun pendapatan sudah sesuai dengan kode BA dan Es1 yang bersangkutan terutama untuk Pendapatan-pendapatan Khusus
Perkiraan Saldo (Rp) Keterangan
Realisasi Belanja Daerah Akun 61 0
0 NIHIL
Realisasi Belanja BA 70 0
Realisasi Belanja Daerah Akun 62 0
0 NIHIL
Realisasi Belanja BA 71 0
Penerimaan Perpajakan Netto (41) 0
Penerimaan Perpajakan pada LRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan Perpajakan pada LRA Pengemb.Pend. Nega 0 0 NIHIL
Penerimaan Perpajakan pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Penerimaan PNBP Netto (42) 0
Penerimaan PNBP pada LRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan PNBP pada LRA Pengemb.Pend. Negara & 0 0 NIHIL
Penerimaan PNBP pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Penerimaan Hibah Netto (43) 0
Penerimaan Hibah pad aLRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan Hibah pada LRA Pengemb.Pend. Negara & 0 0 NIHIL
Penerimaan Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S)
Belanja Pegawai Netto (5111) 0
Bel. Pegawai pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Pegawai pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Pegawai pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Barang Netto (5211) 0
Bel. Barang pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Barang pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis B 0 0 NIHIL
Belanja Barang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Modal Netto (5311) 0
Bel. Modal pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Modal pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis B 0 0 NIHIL
Belanja Modal pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Pemb. Bunga Utang Netto(5411) 0
Bel. Bunga Utang pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Bunga Utang pada LRA Pengemb.Belanja Menurut J 0 0 NIHIL
Belanja Pemb. Bunga Utang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Subsidi Netto (5511) 0
Bel. Subsidi pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Subsidi pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Subsidi pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Hibah Netto (5611) 0
Bel. Hibah pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Hibah pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis Be 0 0 NIHIL
Belanja Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Bantuan Sosial Netto (5711) 0 Bel. Bantuan Sosial pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Bantuan Soaial pada LRA Pengemb.Belanja Menuru 0 0 NIHIL
Belanja Bantuan Sosial pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Lain-lain Netto (5811) 0
Bel. Lain-lain pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Lain-lain pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Lain-lain pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja daerah Netto (6111) 0
Bel Daerah pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Daerah pada LRA Pengem. Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Daerah pada LRA on the Face (LRAKPPN.S) 0
Pembiayaan 0
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negari 0 NIHIL
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
Jumlah pembiayaan pada LRA on the face (LRAKPPN.S)
3. Neraca KUN
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN 0
0 NIHIL
Saldo Rekening KPPN (dari LKP) 0
Kas dalam Transito 0
Pengeluaran Kiriman Uang pada LAK
Penerimaan Kiriman Uang pada LAK 0 NIHIL
Kas dalam Transito pada Neraca KUN 0
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Pengeluaran Transito pada LAK 0
Penerimaan Transito pada LAK (negatif) 0 0 NIHIL
UP yang belum di setor
Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN 0
Jumlah Utang PFK 0
Penerimaan PFK pada LAK 0
Pengeluaran PFK pada LAK (negatif) 0 0 NIHIL
Utang PFK pada Neraca KUN 0
SAL pada Neraca KUN 0
0 NIHIL
Saldo Awal Kas pada LAK+UP TAYL (kalau ada) 0
SILPA/SIKPA (Arus Kas Bersih dr Ak.Op+dr Ak.Inv.Non Keu + dr.Ak. Pembiayaan) 0
Realisasi Penerimaan pada LAK(Jumlah Arus Kas Masuk dr Ak.OP + dr Ak.Inv.N 0
Realisasi Pengeluaran pada LAK (Jumlah Arus Kas Masuk dr Ak.OP + dr Ak.Inv. 0 0 NIHIL
SILPA/SIKPA pada Neraca KUN 0
Jumlah Aset 0
Rekening Kas di KPPN 0
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 0
Utang PFK 0
SAL+SILPA/SIKPA 0
4. Neraca SAU
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Kas di Bedahara Pengeluaran 0
0 NIHIL
Uang Muka dari KPPN 0
Jumlah Aset Tetap 0
Tanah sebelum disesuaikan 0
Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan 0
Gedung dan Bangunan sebelum disesuaikan 0 0 NIHIL
Jalan,Irigasi dan Jaringan sebelum disesuaikan 0
Ekuitas Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 0
Jumlah Aset 0
Aset 0
0 NIHIL
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana di Neraca SAU 0
Jumlah Kewajiban 0
Jumlah Ekuitas Dana 0
Khusus Kanwil DJPBN
Jumlah Aset per KPPN 0
1. KPPN ….. 0
2. KPPN ….. 0 0 NIHIL
3. dst 0
Jumlah Aset di Neraca SAU Kanwil 0
KPPN :……….., Bulan : ……… 2006 Analisa Intern
1. Laporan Arus Kas
Periksa Apakah masih ada transaksi yang Mata Anggarannya Tidak sesuai dengan BPS Periksa apakah sudah tidak ada pemakaian Mata Anggaran Pusat
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Saldo Awal Kas pada LAK 2006 0
0 NIHIL
Saldo Besi LKP 2005 0
Saldo Awal Kas 2006 0
0 NIHIL
Saldo Akhir Kas 2005 0
Penerimaan Pemindahbukuan (akun 8143) 0
0 NIHIL
Pengeluaran Pemindahbukuan (akun 8243) 0
Note: Apabila jumlah tidak sama telusuri perbedaannya ke dokumen pemindahbukuan terkait
Saldo Akhir Kas pada LAK 0
0 NIHIL
Saldo Akhir Kas pada LKP
Saldo Akhir Kas pada LAK 0
0 NIHIL
Saldo Rekening Koran /Bank
2. Laporan LRA
Masih adakah Kode BA/Es1 yang belum terisi/salah.
Masih adakah kode Fungsi, Sub Fungsi dan Program yang belum terisi atau salah. Masih adakah data DIPA (anggaran) Satker yang belum tercantum/belum lengkap
Apakah akun pendapatan sudah sesuai dengan kode BA dan Es1 yang bersangkutan terutama untuk Pendapatan-pendapatan Khusus
Perkiraan Saldo (Rp) Keterangan
Realisasi Belanja Daerah Akun 61 0
0 NIHIL
Realisasi Belanja BA 70 0
Realisasi Belanja Daerah Akun 62 0
0 NIHIL
Realisasi Belanja BA 71 0
Penerimaan Perpajakan Netto (41) 0
Penerimaan Perpajakan pada LRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan Perpajakan pada LRA Pengemb.Pend. Nega 0 0 NIHIL
Penerimaan Perpajakan pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Penerimaan PNBP Netto (42) 0
Penerimaan PNBP pada LRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan PNBP pada LRA Pengemb.Pend. Negara & 0 0 NIHIL
Penerimaan PNBP pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Penerimaan Hibah Netto (43) 0
Penerimaan Hibah pad aLRA Pend. Negara & Hibah Menurut MA 0
Pengembalian Penerimaan Hibah pada LRA Pengemb.Pend. Negara & 0 0 NIHIL
Penerimaan Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S)
Belanja Pegawai Netto (5111) 0
Bel. Pegawai pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Pegawai pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Pegawai pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Barang Netto (5211) 0
Bel. Barang pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Barang pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis B 0 0 NIHIL
Belanja Barang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Modal Netto (5311) 0
Bel. Modal pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Modal pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis B 0 0 NIHIL
Belanja Modal pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Pemb. Bunga Utang Netto(5411) 0
Bel. Bunga Utang pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Bunga Utang pada LRA Pengemb.Belanja Menurut J 0 0 NIHIL
Belanja Pemb. Bunga Utang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Subsidi Netto (5511) 0
Bel. Subsidi pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Subsidi pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Subsidi pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Hibah Netto (5611) 0
Bel. Hibah pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Hibah pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis Be 0 0 NIHIL
Belanja Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Bantuan Sosial Netto (5711) 0 Bel. Bantuan Sosial pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Bantuan Soaial pada LRA Pengemb.Belanja Menuru 0 0 NIHIL
Belanja Bantuan Sosial pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja Lain-lain Netto (5811) 0
Bel. Lain-lain pada LRA Belanja Menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Lain-lain pada LRA Pengemb.Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Lain-lain pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0
Belanja daerah Netto (6111) 0
Bel Daerah pada LRA Belanja menurut Jenis Belanja 0
Pengembalian Bel. Daerah pada LRA Pengem. Belanja Menurut Jenis 0 0 NIHIL
Belanja Daerah pada LRA on the Face (LRAKPPN.S) 0
Pembiayaan 0
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negari 0 NIHIL
Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
Jumlah pembiayaan pada LRA on the face (LRAKPPN.S)
3. Neraca KUN
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Rekening Kas di KPPN pada Neraca KUN 0
0 NIHIL
Saldo Rekening KPPN (dari LKP) 0
Kas dalam Transito 0
Pengeluaran Kiriman Uang pada LAK
Penerimaan Kiriman Uang pada LAK 0 NIHIL
Kas dalam Transito pada Neraca KUN 0
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Pengeluaran Transito pada LAK 0
Penerimaan Transito pada LAK (negatif) 0 0 NIHIL
UP yang belum di setor
Kas di Bendahara Pengeluaran pada Neraca KUN 0
Jumlah Utang PFK 0
Penerimaan PFK pada LAK 0
Pengeluaran PFK pada LAK (negatif) 0 0 NIHIL
Utang PFK pada Neraca KUN 0
SAL pada Neraca KUN 0
0 NIHIL
Saldo Awal Kas pada LAK+UP TAYL (kalau ada) 0
SILPA/SIKPA (Arus Kas Bersih dr Ak.Op+dr Ak.Inv.Non Keu + dr.Ak. Pembiayaan) 0
Realisasi Penerimaan pada LAK(Jumlah Arus Kas Masuk dr Ak.OP + dr Ak.Inv.N 0
Realisasi Pengeluaran pada LAK (Jumlah Arus Kas Masuk dr Ak.OP + dr Ak.Inv. 0 0 NIHIL
SILPA/SIKPA pada Neraca KUN 0
Jumlah Aset 0
Rekening Kas di KPPN 0
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 0
Utang PFK 0
SAL+SILPA/SIKPA 0
4. Neraca SAU
Perkiraan Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
Kas di Bedahara Pengeluaran 0
0 NIHIL
Uang Muka dari KPPN 0
Jumlah Aset Tetap 0
Tanah sebelum disesuaikan 0
Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan 0
Gedung dan Bangunan sebelum disesuaikan 0 0 NIHIL
Jalan,Irigasi dan Jaringan sebelum disesuaikan 0
Ekuitas Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 0
Jumlah Aset 0
Aset 0
0 NIHIL
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana di Neraca SAU 0
Jumlah Kewajiban 0
Jumlah Ekuitas Dana 0
Khusus Kanwil DJPBN
Jumlah Aset per KPPN 0
1. KPPN ….. 0
2. KPPN ….. 0 0 NIHIL
3. dst 0
Jumlah Aset di Neraca SAU Kanwil 0
KPPN :……….., Bulan ………... 2006 ANALISA ANTAR LAPORAN
1. LAK dengan NERACA KUN
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
a Saldo Akhir Kas 0 a Rekening Kas di KPPN 0 0 NIHIL
b Pengeluaran Kiriman Uang b Kas dalam Transito 0 0 NIHIL
Penerimaan Kiriman Uang
Jumlah 0
c Pengeluaran Transito 0 c Kas di Bendahara Pengeluaran 0 0 NIHIL
Penerimaan Transito (negatif) 0
UP yang belum disetor
Jumlah 0
d Pengeluaran Reimbursement PP 0 d Uang Muka dari Rekening BUN 0 0 NIHIL
Penerimaan Reimbursement PP 0
Jumlah 0
e Pengeluaran Reimbursement REKSUS 0 e Uang Muka dari Rekening Khusus 0 0 NIHIL
Penerimaan Reimbursement REKSUS 0
Selisih Jumlah 0
f Penerimaan PFK 0 f Utang PFK 0 0 NIHIL
Pengeluaran PFK 0
Jumlah 0
g Saldo Besi Akhir Tahun YL/Saldo Awal Kas LAK 0 g SAL 0 0 NIHIL
Saldo Awal UP TAYL 0
Jumlah 0
h Arus Kas Bersih Aktifitas Op 0 h SilPA/SiKPA 0 0 NIHIL
Arus Kas Bersih Aktifitas Investasi Non Keuangan 0 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 0
Jumlah 0
Daftar 2 Lampiran Pedoman Analisa
L A K NERACA KUN
2. LAK dengan LRA
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
a Penerimaan Perpajakan pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 a Pendapatan Pajak Dalam Negeri Netto 0 0 NIHIL
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Netto 0
Jumlah 0
b Penerimaan PNBP pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 b Penerimaan Sumber Daya Alam Netto 0 0 NIHIL
Pendapatan PNBP Lainnya (dari aktiv.OP dan Non Keu 0
Jumlah 0
c Penerimaan Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 c Penerimaan Hibah Netto NIHIL
Pendapatan Hibah DN Netto 0
Pendapatan Hibah LN Netto 0
Jumlah 0
NIHIL
d Belanja Pegawai pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 d Belanja Gaji dan Tunjangan Netto 0 0
Belanja Honor,Lembur/Vakasi Netto 0
Belanja Kontribusi Sosial Netto 0
Jumlah 0
e Belanja Barang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 e Belanja Barang Netto 0 0 NIHIL
Belanja Jasa Netto 0
Belanja Pemeliharaan Netto 0
Belanja Perjalanan Netto 0
Jumlah 0
f Belanja Modal pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 f Belanja Modal Tanah Netto 0 0 NIHIL
Belanja Peralatan Mesin Netto 0
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Netto 0 Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan Netto 0
Belaja Modal Fisik Lainnya Netto 0
Jumlah 0
g Belanja Pemb. Bunga Utang pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 g Belanja Pemb. Bunga Utang Netto 0 NIHIL
Belanja Pemb. Bunga Utang DN Jk. Pendek 0
Jumlah 0
h Belanja Subsidi pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 h Belanja Subsidi Netto 0 NIHIL
Belanja Subsidi Lembaga Non Keuangan 0
Jumlah 0
i Belanja Hibah pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 i Belanja Hibah Netto 0 0 NIHIL
0
j Belanja Bantuan Sosial pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 j Belanja Bantuan Kompensasi Sosial Netto 0 0 NIHIL
Belanja Lembaga Pendidikan dan Peribadatan Netto 0 Belanja Lembaga Sosial Lainnya Netto
Jumlah 0
k Belanja Lain-lain pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 k Belanja Lain-Lain Netto 0 0 0 NIHIL
l. Belanja Daerah pada LRA on the Face (LRAKPPN.S) 0 Belanja Daerah Netto
Belanja Dana Bagi Hasil 0
Belanja Dana Alokasi Umum 0 0 NIHIL
Belanja Dana Alokasi Khusus 0
Belanja Dana Otonomi Khusus 0
Jumlah 0 0
m. Jumlah pembiayaan pada LRA on the face (LRAKPPN.S) 0 Penerimaan pembiayaan Dalam Negeri
Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri 0 0 NIHIL
Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negari Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
jumlah 0
3. NERACA SAU dengan NERACA KUN
Jumlah (Rp) Saldo (Rp) Keterangan
a Kas di Bendahara Pengeluaran (Uang Muka dari KPPN) 0 a Kas di Bendahara Pengeluaran 0 0 NIHIL
Perkiraan Perkiraan
NERACA SAU NERACA KUN
Perkiraan Perkiraan