PENDAMPINGAN KOMUNITAS PETANI KEDELAI DALAM
USAHA PEMBUATAN TEMPE DI DESA TLOGOAGUNG
KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
Siti Fashikhatun Lisania
B02211027
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PENDAMPINGAN KOMUNITAS PETANI KEDELAI DALAM
USAHA PEMBUATAN TEMPE DI DESA TLOGOAGUNG
KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
SurabayaUntuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
Siti Fashikhatun Lisania
B02211027
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
ABSTRAK
Siti Fashikhatun Lisania, B02211027, 2015. Pendampingan Komunitas Petani Kedelai dalam Peningkatkan Aset Penghasilan Melalui Usaha Melalui Usaha Pembuatan Tempe di Desa Tlogo agung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan sosial
Pendampingan ini mengkaji tentang bagaimana meningkatkatkan ekonomi masyarakat melalui usaha pembuatan tempe, dalam skripsi ini pendamping mengunakan metode kualitatif dan metode Asset baset community development (ABCD), adapun tehnik yang di gunakan yaitu melalui tahapan observasi, wawancara, dokumentasi dan mengali data sebanyak-banyaknya mengenai petani kedelai, hingga wawancara pada orang yang telah dijadikan local lider (orang yang pandai dalam bidang produksi tempe) dan informan-informan lainya.
Pendampingan yang dilakukan di desa Tlogoagung ini yaitu memanfaatkan sumber daya alam yang telah di milki dan mencoba memanfaatkan potensi sebaik mungkin demi suatu tujuan berupa kesejahteraan sosial, material dan finansial, dengan cara mengolah kedelai menjadi tempe untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, agar masyarakat bisa mengarah guna meningkatkan ekonomi secara mandiri dan produktif sehingga mampu menghasilkan nilai yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar, upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah yang lebih banyak.
Permasalahan yang telah di alami oleh masyarakat Tlogoagung adalah kurangya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan sumberdaya yang telah dimilki dan belum pernah ada yang mengarahkan atau pelatihan mengenai sumberdaya alamnya, jadi ketika musim menunggu khususnya ketika sedang menunggu panen dan setelah menanam biji diladang mereka hanya mengangur jarang yang bekerja karena mayoritas warga bermata pencaharian sebagai petani.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SURAT PENGESAHAN... iii
MOTTO ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRACT ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Strategi Pendampingan... 4
E. Manfaat Hasil Penelitian... 6
F. Analisis Stakeholder ... 6
G. Sistimatika Pembahasan... 7
BAB II KAJIAN TEORI PENDAMPINGAN PETANI KEDELAI BERBASIS ASET A. Konsep Teori Perubahan Sosial ... 13
B. Konsep Teori Pembangunan ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39
B. Kehadiran Peneliti ... 40
C. Lokasi Penelitian ... 41
D. Sumber Data dan Jenis Data ... . 43
E. Dokumentasi ... 43
F. Tahap-tahap Penelitian ... 44
G. Teknik Pengumpulan Data ... 44
H. Teknik Analisis Data ... 48
I. Teknik Keabsahan Data... 50
BAB IV PROFIL DESA TLOGOAGUNG A. Mengenal desa Tlogoagung ... ... 55
B. Letak geografi Desa Tlgoagung ... 55
C. Demografi ... 57
D. Sejarah Masyarakat ... 59
E. Adat istiadat Masyarakat ... 60
F. Pendidikan Masyarakat ... 61
G. Ekonomi Masyarakat ... 62
H. Kesehatan Masyarakat ... 63
I. Keagamaan Masyarakat ... 65
J. Pembangunan Masyarakat ... 65
BAB V PROSES PENDAMPINGAN PETANI KEDELAI BERBASIS ASET. A. Tahap awal pendampingan dan realitas petani kedelai ... 67
C. Unsur-unsur yang mendukung petani kedelai ... 73
D. Problematika masyarakat petani kedelai ... 74
a. Define ... 80
b. Discovery ... 81
c. Dream ... 90
d. Design ... 93
BAB VI HASIL AKSI PERENCANAAN A. Hasil Perencanaan Aksi... 97
B. Diskripsi perubahan……… ... 102
a. Perubahan hasil praktek pasca pelatihan... 103
b. Peningkatan penghasilan………... 104
C. Konsep Dakwah Bil Hal Dalam Pengembangan Masyarakat... 105
BAB VII ANALISIS PENDAMPINGAN A. proses pendampingan petani kedelai dalam usaha pembuatan tempe.. 112
B. hasil pendampingan petani kedelai dalam usaha pembuatan tempe. 114
BAB VIII PENUTUP A. kesimpulan ... 118
B. Saran... 119
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tlogoagung merupakan desa yang terletak di Kecamatan Baureno,
Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah
sawah, di lereng pegunungan dan jauh dari perkotaan. Batas Desa ini berbatasan
dengan sebelah utara berbatasan dengan desa gajah Kecamatan Baureno, sebelah
selatan berbatasan dengan desa Karangan Kecamatan Kepoh Baru, sebelah barat
berbatasan dengan Ddsa Selorejo Kecamatan Baureno, sebelah timur berbatasan
dengan desa Sumur Agung Kecamatan Baureno. jarak desa ini dengan
Kecamatan antara 8 km sedangkan jarak desa ini dengan Kabupaten mencapai
33 km. Desa Tlogoagung ini merupakan desa paling timur Kecamatan Baureno
dan Kecamatan paling timur yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
Desa Tlogoagung merupakan desa yang masih alami akan kesuburan tanah
terbukti dengan adanya penghijaun yang banyak dan persawahan yang luas,
dikanan kiri desa ini masih terbentang luas persawahan dan ladang yang sangat
luas, hal ini bisa dilihat dari banyaknya sawah dan sedikitnya
pemukiman.Masyarakat Tlogoagung ini mayoritas bermata pecaharian sebagai
petani. Hal ini di sebabkan desa ini memang kondisinya cocok di buat untuk
bertani. Di desa ini cara mengairi sawahnya dengan mengambil air dari telaga
dan disungai yang selalu mengalir, sehingga tanaman bisa hidup subur apabila
air terjamin dengan baik adapun yang banyak ditanam dengan kondisi seperti ini
2
Pada bulan april, mei, juni ini masyarakat mulai banyak yang menanam
kedelai dan proses yang sangat panjang, memprosesnya dengan cara
menaburkan benih kedelai ke tanah dan proses pemupukannya dengan cara
diberi pupuk kandang dan pupuk kimia, hal itu dilakukan agar kedelai yang
dihasilkan bisa tumbuh dengan subur dan berisi. Kedelai dari penanaman sampai
pemanenan harus menunggu selama 3-4 bulan. Saat pemanenan kedelai di ambil
batangnya dan isinya dikeringkan, kemudian di ambil isinya (di grantek) hal
seperti ini dilakukan petani setiap musim kemarau dan musim hujan dan setiap
satu tahun bisa panen 3x, akan tetapi disini penjualan kurang maksimal dan
murah, sehingga ada tengkulak yang membeli dengan harga yang sangat murah
perkilonya hanya dihargai Rp. 5000 dan yang paling mahal Rp. 7000. padahal
para petani menginginkan harga yang tinggi. dan petani kedelai bisa dikatakan
dari modal, pupuk, bibit dan tenaga yang dialaminya tidak sesuai dengan apa
yang telah dilakukan oleh petani kedelai sehingga mereka hanya mengeluarkan
tenaga dan hasilnya pas-pasan.
Pendapat saya tentang hal seperti ini sebenarnya karena hal lain yang
menuntun petani harus menanam kedelai, diantaranya yaitu karena tanah yang
cocoknya hanya ditanami kedelai, dan karena keterpaksaan menanam kedelai
untuk menyambung hidup entah nantinya rugi ataupun berhasil mereka hanya
pasrah. karena ladang didesa ini tidak bisa subur kalau tidak ditanami kedelai
dan jagung saja.
Menurut penulis hal seperti ini perlu dientaskan agar masyarakat desa ini
3
ataupun ke pasar dengan harga yang kurang maksimal. karena dengan
memanfaatkan kedelai menjadi tempe kemungkinan petani kedelai bisa
memenuhi kebutuhanya dengan tidak hutang dan meminjam pada orang
lain/masyarakatmandiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam kajian ini, penulis menginginkan pembatasan masalah diatas bisa
lebih fokus terhadap obyek yang akan diteliti dan dapat terselesaikan secara
tuntas, maka dirumuskan dengan pertanyaan berikut:
1. Bagaimana proses pendampingan komunitas petani kedelai dalam
meningkatkan ekonomi di desa Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro?
2. Bagaimana hasil dari pendampingan komunitas petani kedelai dalam usaha
pembuatan tempe di desa Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui proses pendampingan komunitas petani kedelai dalam usaha
pembuatan tempe di desa Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro
2. Mengetahui hasil dari pendampingan komunitas dalam usaha pembuatan
tempe di desa Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro
D. STRATEGI PENDAMPINGAN
4
Tahap awal yang dilakukan yaitu inkulturasi, kemudian observasi
ketempat tujuan dimana proses pendampingan akan dilakukan, disini peneliti
mengamati langsung dan tahap awal yaitu memperhatikan kondisi wilayah
dengan melihat keadaan, kondisi, kegiatan yang dilakukan warga. Dan
wawancara kepada warga setempat untuk mengetahui informasi lebih dalam,
mengikuti kegiatan masyarakat agar lebih mengenal dan mengetahui apa yang
ada didalam desa tersebut. Seperti Mapping (pemetaan), transect, pemetaan
kampung, FGD, pelatihan, mengetahui permasalahan, hasil.
2. Membangun kelompok dengan kordinator wilayah
Langkah selanjutnya yaitu megumpulkan warga dan memulai
perencanaan untuk perubahan dalam hal tersebut sudah ada kesepakatan,
dengan cara masyarakat berpendapat satu sama lain untuk diskusi bersama
antara warga dan kordinator wilayah, sehingga peneliti diterima untuk
mendampingi petani kedelai untuk mengubah cara berfikir bagaimana cara
memanfaatkan potensi kedelai lokal agar tetap bisa dibuat benih dan bisa
diolah menjadi tempe
3. Menganalisis problem komunitas petani kedelai lokal
Peneliti, petani, dan kordinator wilayah akan mendiskusikan
bersama-sama untuk menemukan masalah atau problem dan dampak-dampak yang
5
4. Menyusun rencana pemecah masalah melalui FGD
Setelah mengumpulkan masyarakat tahap awal melihat beberapa
situasi mengenai kedelai didesa Tlogoagung. ini merupakan hasil diskusi
bersama masyarakat. Aksi ini diharapkan merubah masyarakat agar bisa
mandiri dan memanfaatkan potensinya agar bisa meningkatkan ekonomi
masyarakat. Aksi ini di rencanakan setelah mengalami beberapa hasil diskusi
dengan masyarakat yang menginginkan adanya penyuluhan mengenai kedelai
agar bisa diolah ataupun dimanfaatkan sendiri tanpa harus dijual mentah. Dari
beberapa orang yang dilakukan masyarakat setuju untuk diadakanya
penyuluhan program tersebut. Perencanaan pelatihan dimulai dari mendata
dan mengumpulkan masyarakat Desa Tlogoagung dalam meminta pendapat
masyarakat dan penjelasan kepada masyarakat tentang tujuan diadakanya
penyuluhan. Bagi masyarakat yang berminat untuk mengikuti penyuluhan
tersebut mereka diminta untuk berkumpul, jika tidak menginginkan tidak
dipaksa.
5. Melakukan aksi progam pemecahan masalah
Peneliti, petani dan kordinator wilayah akan melakukan aksi progam
pemecahan masalah seperti yang telah direncanakan merubah pola berfikir
dengan adanya penyuluhan mengenai kedelai agar bisa dimanfaatkan dan
diolah sendiri agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
6
Penelitian ini dikerjakan menjadi catatan akademis ilmiah sehingga
munculnya pemanfaatan hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para
pembacannya, antara lain sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Bermanfaat memberikan informasi dan masukan yang dapat
memperjelas konsep maupun teori tentang pendampingan komunitas petani
kedelai dalam usaha pembuatan tempe di desa Tlgoagung Kecamatan
Baureno Kabupaten bojonegoro. Secara umum semua pihak yang membaca
hasil penelitian ini akan mengetahui bagaimana memanfaatkan kedelai yang
diolah menjadi tempe sehingga dapat dijadikan tambahan refrensi dan bahan
masukan bagi peneliti selanjutnya.
2. Secara Praktis
Manfaat secara praktisnya dari hasil penelitian ini bagi para pembaca
khususnya mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam sebagai
refrensi dalam menangani pendampingan yang akan dibuat pendampingan
nantinya.
F. ANALISIS STAKEHOLDER
Pihak-pihak yang terkait dan ikut serta dalam membantu proses
pendampingan petani kedelai ini yaitu:
1. Perangkat desa
Dalam melaksanakan penelitian seprti ini tidak lepas dari dukungan
perangkat desa terutama dari Kepala Desa, tanpa seizin beliau tidak
7
peneliti mengingikan masyarakat untuk berkumpul menjadi lebih mudah
dan tidak takut dengan sesuatu yang tidak di inginkan, kalaupun ketika
focus pendampingan dan pelatihan beliau ikut lebih bagus dan lebih mudah
masyarakat untuk bersuara untuk pemberdayaan masyarakat.
2. Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat disini akan banyak membantu dan mengali data
petani mana saja yang mempunyai sawah dan ladang, dan mencari informan
yaitu bapak ilyas dan bapak jayi dn bapak gufron yang kebetulan mereka
juga memanen kedelai. Beberapa tokoh masyarakat yang dijadikan informan
yang bisa diandalkan untuk proses penelitian dalam proses pendampingan.
3. Petani kedelai
Petani kedelai ini yang bisa melancarkan pendampingan yang akan
dilakukan secara langsung, karena mereka yang memberi informsi tentang
terbelengunya petani kedelai dari tengkulak, dan mereka sering rugi dari
pada untungnya, mereka melakukan penanaman karena tidak ada pilihan
lain selain menanam kedelai untuk keberlangsungan hidup.
G. SISTIMATIKA PEMBAHASAN
Dalam pembahasan skripsi ini, ada VII bab mengenai pembahasan yang
menjadi bahasan dalam memaparkan penulisan yang sesuai denga focus peneliti,
8
Bab 1 : menjelaskan tentang judul skripsi yang diambil penulis atara lain yaitu
pendampingan komunitas petani kedelai dalam usaha pembuatan tempe di desa
Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, latar belakang, rumusan
maslah, tujuan riset pendampingan, FokusRiset Pendampingan, strategi
pendampingan, perencanaan oprasional, sistematika pembahasan.
Bab II : kerangka teori
Bab III : Metode penelitian yang didalamnya menjelaskan metode penelitian
kualitatif yang digunakan dalam proses pendampingan.
Bab IV : merupakan penjelasan tentang gambaran umum desa Tlogo Agung
mengenai letak geografis, letak demografis, ekonomi, pendidikan, budaya, dan
aset dan potensi yang dimilikinya
Bab V : menjelaskan tentang situasi problematika yang di alami oleh petani
kedelai mulai dari penjualan yang sangat murah hingga cara mengatasi agar
masyarakat bisa memanfaatkan potensinya dan membuat kelompokMenjelaskan
tentang perencanaan progam mulai dari FGD dengan masyarakat, memecahkan
masalah, memetakan potensi, mencari solusi, membuat pelatihan.
Bab VI : Hasil perencanaan aksi.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
PENDAMPINGAN PETANI KEDELAI BERBASIS ASET
Teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis
untuk menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu. Teori merupakan salah satu hal
yang paling fundamental yang harus di pahami seorang peneliti ketika ia
melakukan penelitian karena dari teori-teori yang ada peneliti dapat menemukan
dan merumuskan permasalahan sosial yang diamatinya secara sistematis untuk
selanjutnya di kembangkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis penelitian.1 Teori
dijadikan paradigma pola pikir dalam membedah suatu permasalahan
ditengah-tengah masyarakat.
Berbagai pendekatan yang di lakukan tentu saja tidak bisa jauh dari teori
yang telah disediakan. Bagi fasilitator pendampingan tetap harus melihat kaidah
yang ada, walaupun kaidah yang terjadi di lapangan kadang kala tidak terduga.
Pendamping ini mengunakan pendekatan teori Asset Baset Community Development (ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang dimilki oleh masyarakat petani/kelompok untuk kemudian digunakan sebagai
bahan yang bisa memberdayakan. Bahkan masyarakat petani sebenarnya bisa
mengolah potensi yang ada pada mereka, adanya petani merupakan pembangunan
yang akan berlanjut untuk masa depan. Petani dapat digabungkan dalam suatu
kelompok dengan melihat ketrampilan dan aset-aset mereka.
1
10
Aset adalah segala sesuatu yang berharga, bernilai berbagai kekayaan atau
perbendaharaan, segala yang bernilai segala sesuatu yang berharga, bernilai
sebagai kekayaan atau kebutuhan2. Pendekatan berbasis aset membantu komunitas
melihat kenyataan mereka dan kemungkinan perubahan secara berbeda
mempromosikan dan membantu mereka menemukan cara baru dan kreatif untuk
mewujudkan visi mereka3 pendampingan yang akan dilakukan adalah mencoba
untuk membantu petani dalam menemukan potensi-potensi yang selama ini
dimilki dan mendorong agar masyarakat bisa mandiri bisa memanfaatkan aset
tersebut. Disini yang akan melakukan perubahan adalah para petani kedelai,
pendamping hanya membantu dan mendorong mereka agar masyarakat bisa
terampil dan mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan.
John Mcknight dan Jody Kretzmann mengambarkan “membangun
komunitas dari dalam keluar sebagai jalan untuk menemukan dan mengerakkan
aset komunitas” dengan mempelajari bagaimana menemukan dan mendaftar aset
komunitas dalam beberapa katagori tertentu (misalnya aset pribadi, aset asosiasi,
atau institusi), warga komunitas belajar melihat kenyataan mereka sebagai gelas
yang setengah isi penuh. Sebelumnya, mereka melihat kebutuhan dan masalah,
sekarang mereka lebih banyak lebih banyak melihat sumber daya dan
kesempatan4
2
Agus Afandi,dkk.,2014. Modul Participatory Action Research. Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel. Hal.308
3
Christoper dereau,2013. Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan. TT: Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II. Hal. 14
4
11
Pendekatan berbasis aset yang paling maju kemungkinan berasal dari apa
yang dinamakan Appreciative Inquiry (AI).
Appreciative Inquiry adalah sebuah filosofi perubahan positif dengan pendekatan siklus 5-D, yang telah sukses di gunakan dalam proyek-proyek
perubahan skala kecil dan besar, oleh ribuan organisasi di seluruh dunia. Dasar
dari AI adalah sebuah gagasan sederhana, yaitu bahwa organisasi akan bergerak
menuju apa yang mereka pertanyakan.5
Appreciative Inquiry merupakan pencarian evolusioner bersama dan koperatif untuk menemukan yang terbaik dari diri seseorang, organisasinya, dan
dunia di sekelilingnya. AI meliputi penemuan tentang apa yang membentuk
kehidupan dalam sebuah sistem yang hidup, yaitu saat sistem itu paling efektif,
secara konstruktif berkemampuan secara ekonomi, ekologi dan sebagai manusia.
AI melibatkan seni dan praktik bertanya memperkuat kapasitas sebuah sistem
untuk memahami, mengantisipasi, dan meningkatkan potensi positif yang ada.
Proses pencarian terus-menerus ini digerakkan melalui penciptaan “pertanyaan
positif tak bersyarat,” yang biasanya melibatkan ratusan bahkan ribuan orang.
Model discovery (menemukan), dream (mimpi), design (merancang), dan destiny
(memastikan) menghubungkan energi dari pusat positif ke perubahan yang tidak
pernah diduga sebelumnya.6 Kunci lima dalam aset adalah :
1. Define (menentukan), maksudnya ketika masyarakat menemukan apa yang diimpikan dan merencanakanya lalu mereka dapat menentukan langkah untuk
mewujudkan keinginanya yang positif, mententukan yang diinginkan
5
Ibid, hal 92 6
12
masyarakat dengan langkah FGD, dengan keinginan masyarakat bisa berjalan
dengan lancar apabila peserta telah menyepakati fokus apa yang telah
direncanakan.
2. Discovery (menemukan), maksudnya menemukan kekuatan yang selama ini tersimpan seperti halnya masyarakat bisa membangun rasa bangga lewat
proses menemukan kesuksesan masa lalu dan dengan rendah hati tetapi jujur
mengakui setiap kontribusi unik atau sejarah kesuksesan/ kemampuan
bertahan, dan fasilitator mengerti karena wawancara pada masyarakat desa
Tlgoagung mengenai desanya, mengenai sejarah yang pernah dilalui sehingga
pendamping mengerti banyak tentang desa Tlgoagung.
3. Dream (mimpi)
Dengan cara kreatif dan secara kolektif melihat masa depan yang mungkin
terwujud, apa yang sangat dihargai dikaitkan dengan apa yang paling
diinginkan. Seperti apa masa depan yang di harapan. Sebuah mimpi atau visi
bersama terhadap masa depan yang bisa terdiri dari gambar, tindakan,
kata-kata, lagu, dan foto. Pada tahap ini, masalah yang ada didefinisikan ulang
menjadi harapan untuk masa depan dan cara untuk maju – sebagai peluang
dan aspirasi. Setelah lakukan tahap wawancara masyarakat dan mengetahui
apa yang selama ini diimpikan maka pendamping mengajak untuk merancang
apa yang telah diinginkan masyarakat desa Tlgoagung.
4. Desingn (merencanakan), proses dimana seluruh komunitas (atau kelompok) terlibat dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang dimiliki agar
13
kolaboratif untuk mencapai aspirasi dan tujuan seperti yang sudah ditetapkan
sendiri. merencanakan apa yang telah diimpikan masyarakat untuk mencapai
mimpi-mimpi dengan melakukan langkah-langkah mengenal aset-aset yang
telah dimilki dan merencanakan untuk memanfaatkanya.
5. Destiny (target), di mana masyarakat sudah menemukan kekuatan, memimpikan apa yang diinginkan, mereka dan merencanakan, menentukan
dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan, sehingga mereka akan dapat
mewujudkan apa yang telah diingikan selama ini.
Langkah terakhir adalah menjalankan kegiatan yang sudah disepakati oleh
masyarakat untuk memenuhi keinginan-keinginan masyarakat dari pemanfaatan
aset petani kedelai yang ada di desa Tlgoagung, dan di harapkan masyarakat bisa
mandiri dan sejahtera dengan meningkatkan keinginan-keinginan yang telah di
rencanakan selama ini.
a. Konsep Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala umum dalam masyarakat yang
perlu didekati dengan model pemahaman yang lebih rinci dan khusus. Upaya
tersebut untuk mendapatkan kejelasan subtansial sehingga berguna untuk
memahami dinamika kehidupan masyarakat, pada kajian teori modernisasi
perubahan sosial dapat terjadi karena masyarakat berkomunikasi dengan
idea-idea baru, masyarakat menyadari kesadaran akan keterbelakanganya, dan
adanya ikatan kesadaran berorganisasi yang relatif lebih baik dll.7
Pendamping berharap dengan adanya kelompok perubahan-perubahan
7
14
masyarakat bisa merubah dengan proses mengunakan aset mereka sendiri,
harapan yang timbul atas apa yang mungkin terjadi dibatasi oleh apa yang
mereka sendiri tawarkan seperti mereka memiliki sumber daya yang bisa di
manfaatkan seperti kedelai saat ini.
Dari konsep perubahan sosial digambarkan bahwa petani juga hidup
bermasyarakat dalam menjalani hidup berlangsung sepanjang sejarahnya
mereka semua disatukan dalam wadah organisasi, komunitas maupun
komunikasi untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Perubahan sosial
tanpa suatu intensif maka partisipasi itu berubah makanya dari suatu
keinginan manusia untuk ikut secara suka rela dalam suatu kegiatan yang
diangapkan dapat memperbaiki harkat hidup masyarakat dan dirinya sendiri.
Perubahan berbasis aset mencari cara bagi individu dan seluruh
komunitas berkontribusi pada pengembangan mereka sendiri dengan :
a. Menggali dan memobilisasi kapasitas dan aset mereka sendiri.
b. Menguatkan kemampuan sendiri untuk mengelola proses perubahan
dengan memodifikasi dan memperbaiki struktur organisasi yang ada.
c. Mendorong mereka yang menginginkan perubahan untuk secara jelas
mengartikulasi mimpi atau memvisualisasikan perubahan yang ingin
mereka lihat dan memahami bagaimana mereka bisa mencapainya.8
Tahap pertama yang memusatkan perhatiannya pada kekuatan dan
keberhasilan diri dan komunitas untuk merangsang kreativitas dan
menumbuhkan inspirasi dan inovasi pada diri dan komunitas. Pendekatan ini
15
menggunakan cara berpikir aset - asset-based thinking yaitu cara berpikir praktis dan konkrit yang bertujuan menemukan aset atau kekuatan terkait
bakat, potensi, kemampuan, keberhasilan dan energy positif dari dalam diri
pribadi, orang lain maupun komunitas.
Perubahan Pendekatan asset mengajak kita mengubah cara pandang
terhadap segala sesuatu menjadi positif dan melihat pada kekuatan. Ubah cara
kita melihat diri kita, cara kita melihat orang lain dan ubah cara anda melihat
situasia yaitu kemampuan masyarakat untuk mewujudkan dan mempengaruhi
arah serta pelaksanaan suatu progam di tentukan dengan mengandalkan
power yang di milikinya sehingga pemberdayaan (empowerrmen) merupakan tema sentral atau jiwa partisipasi yang sifatnya aktif dan kreatif.9 Pendekatan
berbasis kekuatan melihat realitas dengan cara yang jauh lebih alami dan
holistik. Kegiatan pembangunan harus ditetapkan dalam konteks organisme
hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk masa depan yang lebih baik.
Selain menggunakan logika dan analisis, memori dan imajinasi juga penting
dihidupkan dalam mencipta perubahan. Proses perubahan adalah upaya
bersengaja mengumpulkan apa yang memberi hidup pada masa lalu (memori)
dan apa yang memberi harapan untuk masa depan (imajinasi). Proses tersebut
didasarkan pada apa yang sedang terjadi sekarang dan memobilisasi apa yang
sudah ada sebagai potensi.10
Prinsip operasional digunakan untuk membantu kita memilih tindakan
dengan lebih bersengaja karena tindakan tindakan itu mewakili konsistensi
9
Tonny nasdian fredian, pengembangan masyarakat, (Yayasan pustaka obor indonesia jakarta, 2014), hal.14
10
16
dalam kerangka kerja kegiatan kita. Prinsip-prinsip operasional di bawah ini
diambil dari berbagai tulisan tentang bagaimana dan mengapa orang
menggunakan pendekatan berbasis aset. Tentunya terdapat konsistensi dan
tumpang tindih dengan berbagai teori perubahan yang telah di jelaskan
sebelumnya.11
1. Prinsip Konstruksionis: Kata-kata mencipta dunia; makna diciptakan
secara sosial, lewat bahasa dan percakapan.
2. Prinsip Simultan: Proses bertanya akan mencipta perubahan; begitu kita
mengajukan pertanyaan, kita mulai mencipta perubahan.
3. Prinsip Puisi: Kita bisa memilih apa yang ingin kita pelajari; Organisasi,
bagaikan buku yang terbuka, adalah sumber informasi dan pembelajaran
yang tak ada habisnya.
4. Prinsip Antisipasi: Sistem manusia bergerak menuju gambar atau
visualisasi yang dimiliki; apa menjadi pilihan untuk dipelajari
mempunyai arti. Sistem social berevolusi ke arah gambaran paling positif
yang dimiliki tentang dirinya.
5. Prinsip Positif: Pertanyaan positif menghasilkan perubahan positif. Jika
Anda mengubah dialog internal (apa yang dibicarakan orang-orang
dalam sebuah organisasi), Anda mengubah organisasi itu sendiri.
6. Prinsip Keutuhan: Keutuhan menarik yang terbaik dari orang dan
organisasi; membawa seluruh pemegang kepentingan dalam forum
bersama yang mendorong kreativitas dan membangun kapasitas kolektif.
11
17
7. Prinsip Bertindak: Untuk benar-benar membuat perubahan, kita harus
“menjadiperubahan yang ingin kita lihat.”
8. Prinsip Bebas Memilih: Orang akan bekerja lebih baik dan lebih
berkomitmen ketika mereka punya kebebasan untuk memilih bagaimana
dan apa yang ingin mereka kontribusikan.
9. Prinsip Kelentingan: Setiap individu, kelompok, atau institusi memiliki
sesuatu yang telah memberi hidup di masa lalu dan beberapa aset yang
mendukung mereka di masa sekarang. “Setiap komunitas punya potensi
sumber daya lebih banyak dari pada yang diketahui siapapun.”
10. Prinsip Organik: Semua yang hidup punya cetak biru bagi
kesuksesannya sendiri atau pengembangan diri yang tertulis di dalamnya.
Yang diperlukan hanyalah lingkungan yang merawat dan
mendukungnya. Hal ini berhubungan dengan teori keanekaragaman
hayati termasuk praktik permakultur dalam pertanian..
Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial, dan dalam bentuk
organisasi sosial yang ada dalam masyarakat, perubahan dapat terjadi dengan
lambat, sedang atau keras tergantung situasi yang mempengaruhinya.12
Sistem Perubahan Sosial, Sistem pengelolaan perubahan sosial
(change management system) ialah pengorganisasian, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian dari Setiap program sosial yang bertujuan untuk
mengadakan perubahan sosial. Sistem ini terbuka, yang artinya mau
menerima pengaruh dari luar sistem. Ada 4 macam konsep dasar yang
12
18
merupakan karakteristik dari sistem yaitu: batas (boundary), kekuatan
(tension), keseimbangan (equilibrium), dan umpan balik (feedback).
Sistem pengelolaan perubahan sosial memiliki tiga sub sistem yaitu
organisasi, komunikasi dan target perubahan. Subsistem organisasi
merupakan masukan utama ke dalam sistem. Subsistem komunikasi
membantu melaksanakan program perubahan sosial yang telah ditentukan
dalam subsistem organisasi.13
Dalam perubahan social terdapat proses yang merupakan bagian dari
perubahan sosial. Proses tersebut adalah penyesuaian masyarakat terhadap
perubahan (social equilibrium), keharmonisan dan keserasian dalam hubungan masyarakat tentunya merupakan hal yang sangat diidam-idamkan
oleh setiap masyarakat. Keharmonisan dan keserasian ini dimaksudkan
dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok mengisi serta
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Setiap kali ada perubahan atau
penolakan masyarakat terhadap perubahan dan hal-hal baru lembaga-lembaga
kemasyarakatan dapat mengatasinya dengan baik sehingga masyarakat dapat
menerima unsur-unsur baru.
Kehidupan yang bahagia dan sejahtera merupakan keinginan setiap
manusia dan kelompok sebagaimana dikodratkan oleh Tuhan. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan sumbangan yang besar dalam
mewujudkan hidup yang bahagia dan sejahtera. Pengelolaan kemajuan ilmu
13
19
pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan yang harus dijawab dalam
rangka pengelolaan perubahan sosial.
b. Konsep Teori Pembangunan
Pembangunan adalah suatu proses perencanaan sosial (cocial plan)
yang dilakukan oleh biroktrat perencanaan pembangunan, untuk membuat
perubahan sosial yang akhirnya dapat mendatangkan peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Menurut Arief Budiman (1995:2-8), ukuran pencapaian lima unsure
yang dapat dilihat secara objektif, yaitu:
1. Pembangunan pada awalnya dilihat dalam kerangka pertumbuhan
ekonomi masyarakat disuatu negara, pembangunan akan berhasil, dengan
indikator bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat cukup tinggi. pada
dasarnya masyarakat Tlgoagung masih dalam kondisi ekonomi yang
kurang stabil, maka pendamping ingin membantu agar masyarakat bisa
bangkit untuk menumbuhkan ekonomi dengan cara meningkatkan
kemampuan untuk penghasilan nilai tambah dengan cara memanfaatkan
sumberdaya yang ada pada diri mereka.
2. Dicapainya pemerataan disuatu masyarakat dalam suatu negara. Ukuran
yang dilakukan adalah memakai perhitungan indeks gini, yang dapat
mengukur adanya ketimpangan pembagian pendapat masyarakat.
3. Kualitas kehidupan yang diukur dari tingkat kesejahteraan penduduk.
20
segi sumberdaya seperti aset alam yang melimpah dan aset manusia yang
mendukung dan penuh semangat.
4. Kerusakan lingkungan hidup harus pula diperhitungkan. Negara yang
tinggi produktivitasnya dapat berada pada sebuah proses kemiskinan
penduduknya.
5. Pembangunan harus dapat menciptakan keadilan sosial dan
kesinambungan. Pembangunan yang sedang berlangsung sering kali
menghasilkan kondisi ketimpangan yang sangat mencolok bagi
masyarakatnya. Pembangunan membuat orang kaya semakin kaya dan
yang miskin semakin terpuruk.14
maka dari iu pendamping ingin
masyarakat Tlogoagung harus bangkit dan bisa menyejahterakan dirinya
sendiri agar tidak selalu terpuruk dalam kemiskinan.
Pembangunan diartikan sebagai proses perubahan kearah yang lebih
baik, melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Pembangunan dalam
sebuah negara sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi (economic
development). Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
peningkatan jumlah dan produktifitas sumber daya, termasuk pertambahan
penduduk, disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara serta pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Hal
ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sumitro dalam Deliarnov
(2006:89), bahwa proses pembangunan ekonomi harus merupakan proses
14
21
pembebasan, yaitu pembebasan rakyat banyak dari belenggu
kekuatan-kekuatan ekonomi, dan pembebasan negara-negara berkembang dari
belenggu tata kekuatan ekonomi dunia.15
Sifat pembangunan dengan aspek kemodernannya, telah membawa
sifat hubungan ekonomi dan sosial yang semula bersifat informal
nonkomersial menjadi formal komersial. Transaksi yang semula dilakukan
secara barter menjadi bercorak finansial, hubungan ekonomi yang demikian
itu pada akhirnya memerlukan penyesuaian dalam kehidupan ekonomi
penduduk sehari-hari, untuk cermat meningkatkan diri pada bentuk ikatan
hubungan yang makin kompleks, lebih pasti hak dan kewajibanya menju
kesifat hubungan impersonal.
Implikasi dari makin formal komersialnya hubungan ekonomi
dipedesaan, dan yang sekaligus merupakan tantangan pembangunan adalah
bagaimana mempersiapkan para petani dalam menghadapi transaksi yang
impersonal tadi, barangakali pendidikan dan penyuluhan mengenai ekonomi
kerumahtanggaan, keuangan dan sejenisnya merupakan beberapa bentuk
alternatif usaha yang perlu dipikirkan.16
Drs. Antun suhono menyelengarakan, mengarahkan yang baik itu,
terlebih dahulu perlu disebutkan apa maksud pengertian “manusia
pembangunan” itu. Suhono menulis bahwa manusia membangun selain
diharapkan mampu membangun juga harus mampu mengatasi hambatan
pembangunan itu sendiri, mampu memperhitungkan secara bijaksana
15
http://wwwbutonutara.blogspot.com/2011/06/teori-teori-pembangunan.html 16
22
akibat sampingan yang mengangunya untuk maju.17 konsepsinya sejak semula
berisikan tiga pokok, yakni : desa, manusia desa dan kehidupan desa, maka
dalam pembicaraan dibawah ini saya gunakan kerangaka sosiografis berisi
tiga tantangan yang dihadapi oleh manusia desa, lingkungan alam, tradisi
setempat dan kondisi sosial ekonominya.18
Pada intinya basis bagi pelaksanaan pembangunan pedesaan meliputi
dua hal. Pertama sumber alam yang tersedia, dan kedua sumberdaya manusia
yang akan memanfaatkan sumber alam tadi. Sumber alam memberikan basis
ekonomi yang nantinya dapat diolah dan dikembangkan.19 Masyarakat desa
Tlgoagung saat ini memilki sumberdaya yang maksimal yang melimpah di
desanya dan akan memanfaatkan dan mengolah sumberdayanya secara
partisipatif.
Partisipasi masyarakat, terutama rakyat pedesaan dalam pembangunan
itu menyangkut dua tipe yang pada prinsipnya berbeda, ialah :
1. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dalam proyek-proyek
pembangunan yang khusus.
2. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas-aktivitas bersama dalam
pembangunan.
Dalam tipe partisipasi yang pertama rakyat pedesaan diajak,
dipersuasi, diperintahkan atau dipaksa oleh wakil-wakil dari beraneka warna
departemen atau oleh pamong desa, untuk berpatisipasi dan menyumbangkan
18
Drs. N. Daljoeni DRS. A. Suyitno, 2004 pedesaan lingkungan dan pembangunan P.T alumni bandung hal 31
19
23
tenaga atau hartanya kepada proyek-proyek pembangunan yang khusus, yang
biasanya bersifat fisik, kalau rakyat ikut berdasarkan keyakinannya bahwa
proyeknya itu akan bermanfaat baginya, maka mereka akan berpartisipasi
dengan semangat dan tinggi.20 begitupun masyarakat desa Tlgoagung
tersebut harus mempunyai keyakinan dan kemantapan hati terlebih dahulu
jika ingin membangun kesadaran dan kemandirian terutama melihat
potensi-potensi yang dimilkinya, keyakinan tersebut bisa digunakan untuk proses
membangun masyarakat dimanapun agar masyarakat bisa berdaya dan
menyejahterakan diri sendiri dan dan kelompok/organisasi masyarakat yang
lain.
Organisasi atau kelompok yang ada dimasyarakat Tlgoagung yaitu
karang taruna, ibu PKK, IPNU IPPNU, kelompok tani dan organisasi tersebut
mempunyai tugas masing-masing. Semua organisasi tersebut mempunyai
fungsi sendiri sendiri, karang taruna bertugas untuk menyiapkan perlombaan
desa saat agustusan, mengurus kerja bakti desa dan lainya yang bertentangan
dengan pemuda, IPNU IPPNU bertugas untuk mengurus saat ada PHBI dan
peringatan mengenai keagamaan, ibu PKK adalah orang yang mengurus
mengenai arisan desa, pelatihan-pelatihan mengenai keluarga dan lainya.
Fungsi kelompok tani adalah mengadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai
kemajuan bercocok tanam, mengolah dan bagian-bagian mengenai pertanian
yng lainya. Agar masyarakat tersebut bisa memberdayakan diri sendiri
dengan kondisi sumberdaya yang telah dimilkinya.
20
24
Lembaga yang ada dimasyarakat juga berpengaruh pada yang lain,
akan tetapi lembaga yang akan difokuskan pada pendampingan ini yaitu pada
kelompok tani yang mana lembaga lainya juga akan berpengaruh terhadap
pendampingan nantinya demi membangun kesejahteraan masyarakat
bersama. Teori perubahan bagi pendekatan berbasis kekuatan untuk
pembangunan.
1.
Keberlimpahan masa kini – Setiap orang punya kapasitas, kemampuan, bakat dan gagasan. Setiap kelompok punya sistem dan sumber daya yangbisa di gunakan dan diadaptasi untuk proses perubahan. Begitu pula pada
masyarakat petani desa Tlogoagung mereka sebenarnya mempunyai
kapasitas dan kemampuan untuk proses pembangunan akan tetapi mereka
belum memahami betul mengenai aset-aset yang telah dimilkinya.
2.
Pembangunan ‘inside out’ atau dari dalam ke luar – Perubahan yangbermakna dan berkelanjutan pada dasarnya bersumber dari dalam dan
orang merasa yakin untuk menapak menuju masa depan saat mereka bisa
memanfaatkan kesuksesan masa lalunya. Masyarakat sebenarnya
mempunyai keinginan-keinginan menuju masyarakat yang sejahtera
(khususnya perempuan) agar mereka bisa memanfaatkan potensinya dan
membangun ekonomi yang sukses nantinya.
3.
Apresiatif, setiap kelompok komunitas punya pilihan untuk melihat realitas dari sisi negatif dan positif, misalnya saja, saya bisa melihat
25
ini mengajak masyarakat untuk membantu masyarakat untuk melihat
kekuatan dan mengembangkan potensi yang telah dimilki.
4.
Pengecualian positif – dalam setiap komunitas sering kali ada sesuatu yang bekerja dengan baik dan seseorang yang berhasil secara istimewa,kendati menggunakan sumber daya yang sama. Ini adalah prinsip yang
mendasari teori Positive Deviance. Menurut teori ini, titik mula adalah mencari dan menganalisis contoh-contoh mereka yang lebih berhasil
meski menggunakan sumber daya yang sama seperti semua orang lain.
Titik awal perubahan adalah mengamati perilaku yang patut dicontoh.
5.
Konstruksi Sosial atas Realitas – tidak ada situasi sosial yang telah ditentukan sebelumnya. Kita selalu mengkonstruksikan sendiri realitasyang kita jalani – apapun yang kita lakukan merupakan langkah pertama
menuju apa yang kita wujudkan. Appreciative Inquiry dan pendekatan berbasis aset lain beranjak dari teori ini.6 Banyak pendekatan berbasis
aset yang menyatakan kita bergerak menuju realitas yang kita paling
menarik perhatian kita. Apa yang kita bicarakan menjadi fokus kita, dan
apa yang kita inginkan sangat mungkin terwujud karena kita selalu
menciptakan peluang dan membuat pilihan untuk mewujudkannya.
Bahkan apa yang ingin kita ketahui dan saat kita mulai proses pencarian,
maka kita memulai proses perubahan. Jadi jika kita ingin perubahan
positif maka kita harus mencari tahu tentang berbagai hal yang paling
26
Tlogoagung mencari tahu bagaiman agar masyarakat bisa berubah dan
merubah kehidupanya menjadi lebih makmur dan sejahtera.
6.
Hipotesis Heliotropik – sistem-sistem sosial berevolusi menuju gambaran paling positif yang mereka miliki tentang dirinya. Mungkin halini tidak di sadari atau di diskusikan secara terbuka namun gambaran
-gambaran itu menjelaskan alasan mengapa kita melakukan hal hal
tertentu. Contoh paling baik tentang hal ini di temukan dibiologi – benda
hidup tumbuh menuju sumber cahaya, dan mereka berkembang dengan
cara-cara agar bisa lebih maksimal meraih cahaya tersebut. AI
menggunakan ini dengan menyatakan bahwa ketika gambaran masa
depan kita positif, memberi semangat dan inklusif, maka kemungkinan
besar kita akan lebih terlibat dan mempunyai energi yang lebih besar
untuk mewujudkannya. Selalu penting untuk yakin bahwa perubahan
yang dicari adalah gambaran realitas yang positif dan diinginkan bukan
sesuatu yang negatif atau tidak diinginkan. Masyarakat Tlgoagung harus
bisa mengembangkan hal-hal yang positif untuk mengambarkan masa
depan.
7.
Dialog Internal – memengaruhi bagaimana sebuah organisasi berfungsi dengan memerhatikannya dan mengubah dialog internal yang terjadi didalam organisasi tersebut. Riset oleh Profesor Marcial Losada dan
Barbara Fredrickson tentang Organisasi dengan Kinerja Tinggi dan
Rendah memperlihatkan efek ini. Mereka memberikan beberapa bukti
27
berdasarkan interaksi positif, maka besar kemungkinan hubungan
tersebut akan berkembang. Akibatnya, jika dialog internal (atau
percakapan antar anggota) positif, terbuka terhadap perubahan, dan
kolaboratif maka organisasi itu akan menjadi lebih kuat. AI mengambil
dari teori ini dengan menyatakan bahwa jika masyarakat fokus pada
kekuatan dan kesuksesan maka kita bisa menemukan energi yang lebih
besar untuk perubahan dan kita bisa menciptakan lingkungan yang
mendukung terjadinya perubahan. Begitupun masyarakat Tlgoagung
harus bisa merubah keterpurukan ekonomi menjadi ekonomi yang
sejahtera.
8.
Keterlibatan Seluruh Sistem – Cara berpikir sistem atau systems thinking (bagaimana segala sesuatu bekerja dalam sistem atau saling terhubung, dengan masing-masing bagian saling mempengaruhi dalammenentukan apa yang akan terjadi) diadaptasi untuk di terapkan pada
sistem sosial dan organisasi oleh Peter Checkland, dan telah menjadi apa
yang sekarang dikenal sebagai Soft Systems Methodology (SSM).
Metodologi ini beranggapan bahwa sebuah organisasi atau kumpulan
kelompok yang bekerja menuju tujuan bersama dapat berubah dengan
menemukan cara untuk memengaruhi bagian-bagian dalam rantai unit
28
mitranya. Organisasi/komunitas yang akan terlibat dalam penelitian ini
yaitu ibu PKK dan petani khususnya waniata.
9.
Teori Naratif – Penggunaan percakapan semi terstruktur makin sering digunakan dan dilihat sabagai cara mendorong pemahaman dan fokuskomunitas pada apa yang menjadi kepedulian bersama kelompok.
Percakapan merupakan bentuk lain mendorong bertutur cerita dalam
format yang terlalu terstruktur. Percakapan adalah belajar
mengidentifikasi apa yang di anggap penting lewat suasana terbuka dan
tidak terlalu formal. Salah satu contoh adalah World Café yang biasanya dipakai sebagai pertemuan kelompok yang sedang mencari arah, dan
dijelaskan sebagai usaha interaksi pemikiran yang lewat percakapan
tentang pertanyaan yang benar-benar penting. Pendampingan saat saat
menjelaskan secara jelas dan terperinci agar masyarakat biasa memahami
dengan apa yang menjadi fokus penelitian.
Kegiatan pembangunan masyarakat terkait erat dengan
memberdayakan masyarakat karena disamping memerangi kemiskinan dan
kesenjangan, juga mendorong masyarakat menjadi lebih aktif dan penuh
inisiatif, pembangunan juga mengacu pada pertumbuhan di negara sendiri
seperti contoh sebagai pelaksana kebijaksanaan ekonomi, sebagai konsumen,
pengelola perusahaan dan sebagai pengatur masyarakat.21 Mengenai sebagai
pelaksanaan ekonomi, pemerintah secara aktif dapat melakukan perubahan
dan pembenahan masalah-masalah keuangan, perdagangan perindustrian dan
21
29
sebagainya, melalui lembaga-lembaga pasar, pemerintah secara aktif
mempengaruhi perjalanan serta proses penawaran dan permintaan. Proses ini
juga mendorong untuk pengunaan sumber daya alam yang telah dimilkinya.
Intervensi kebijakan pemerintah karena pelaksanaan pembangunan pedesaan
meliputi dua hal, pertama sumber daya alam yang tersedia sangatlah
melimpah, dan kedua sumberdaya manusia yang akan memanfaatkan sumber
daya tadi, sumberdaya alam memberikan basis ekonomi yang nantinya dapat
diolah dan dikembangkan, sumberdaya manusia tentunya akan
mempengaruhi cara dan intensitas pemanfaatan sumber alam yang disediakan
tadi22
di desa Tlgoagung potensi sumberdaya alam yang saat ini melimpah
adalah kedelai, yang nantinya akan di manfaatkan oleh masyarakat.
c. Konsep Teori Pemberdayaan
Pemberdayaan pada hakikatnya adalah peningkatan keberdayaan,
keberdayaan masyarakat dapat di artikan sebagai upaya untuk memandirikan
masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek
pembangunan. Kemandirian bukan berarti mampu hidup sendiri tetapi
mandiri dalam pengambilan keputusan, yaitu memilki kemampuan untuk
memilih dan keberanian menolak segala bentuk bantuan dan kerjasama yang
tidak menguntungkan.
Dalam literatur pembangunan, konsep pemberdayaan bahkan
memiliki perspektif yang lebih luas. Pearse dan stiefel misalnya, mengatakan
bahwa menghormati kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuasaan,
22
30
peningkatan kemandirian masyadayaan partisipatif. Pemikir lain, paul
menyatakan bahwa pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan secara adil
(equitable sharing of power) sehingga meningkatkan kesadaran kekuasaan
kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses
dan hasil-hasil pembangunan, dari perspektif lingkungan, pemberdayaan
mengacu pada pengamanan akses terhadap sumberdaya alami dan
pengelolaanya secara berkelanjuatan (Priyono, Onny, S, 1996).23
ata
“empowerment” dan “empower” di terjemahkan dalam bahasa indonesia
menjadi pemberdayaan dan memberdayakan, menurut merriam webster dan
oxfort english dictionery (dalam prijono dan pranarka, 1996 : 3)
mengandung dua pengertian yaitu: dalam pengertian pertama diartikan
sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan
otoritas ke pihak lain. sedang dalam pengertian kedua diartikan sebagai upaya
untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan. Konsep empowerment
pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan
beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang
politik, ekonomi dan lain-lain. memberdayakan masyarakat menurut
kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi
23
31
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory,
empowering, and sustainable”.
Gagasan pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan
masyarakat perlu untuk dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam
hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik masyarakat. perubahan
struktur yang sangat di harapkan adalah proses yang berlangsung secara
alamiah, yaitu yang menghasilkan dan harus dapat dinikmati bersama. begitu
pula sebaliknya, yang menikmati haruslah yang menghasilkan. proses ini
diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan
kapasitas masyarakat (capacity building) melalui penciptaan akumulasi modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan, yang mana pada gilirannya
nanti dapat pula menciptakan pendapatan yang akhirnya dinikmati oleh
seluruh rakyat. dan proses transpormasi ini harus dapat digerakan sendiri oleh
masyarakat. Menurut Sumodiningrat (1999 : 134), mengatakan bahwa kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat di pilah dalam
tiga kelompok yaitu : pertama, kebijaksanaan yang secara tidak langsung
mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang
mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Kedua, kebijaksanaan yang
secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok
sasaran. ketiga, kebijaksanaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin
melalui upaya khusus. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, menurut
32
pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Ketiga, Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. disinilah letak titik tolaknya yaitu bahwa
pengenalan setiap manusia, setiap anggota masyarkat, memiliki suatu potensi
yang selalu dapat terus dikembangkan. artinya, tidak ada masyarakat yang
sama sekali tidak berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah.
Pemberdayaan merupakan suatu upaya yang harus diikuti dengan tetap
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Dalam
rangka itu pula diperlukan langkah-langkah yang lebih positif selain dari
menciptakan iklim dan suasana. perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata
dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) serta membuka akses kepada berbagai peluang (upportunities) yang nantinya dapat membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.24
Masing-masing pemberdayaan diarah guna meningkatkan ekonomi
masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai yang tinggi
dan pendapatan yang lebih besar, upaya peningkatan kemampuan untuk
menghasilkan nilai tambah tidak harus ada perbaikan empat hal yaitu
sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar dan akses
terhadap permintaan.25
24
http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/konsep-definisi-dan-teori-pemberdayaan.html
25
33
Pemberdayaan masyarakat (empowering society) umumnya mencakup kegiatan penting (yakub, HM, 1985).
1. Berupaya membebaskan dan menyadarkan masyarakat, kegiatan ini
bersifat subjektif dan memihak kepada masyarakat tertindas (dhuafa’)
dalam rangka memfasilitasi mereka dalam suatu proses penyadaran
sehingga memungkinkan lahirnya upaya untuk pembebasan diri dari
kemiskinan dan keterbelakangan. Untuk menciptakan ekonomi yang
lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi mereka,
berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap diri sendiri.
2. Upaya Ia mengerakkan partisipasi dan etos swadaya masyarakat.
Mengerakan partisipasi untuk merencanakan yang matang dan perubahan
yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan yang baik.
3. Tujuan yang dicapai.
Mengajak masyarakat desa Tlgoagung untuk mengetahui potensi yang
dimilki dan mengajak mereka melihat betapa pentingya melihat
kesejahteraan yang beruntung dan terorganisir, terarah dan sistematis,
juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih
luas dalam rangka meningkatkan sumber daya yang telah dimilkinya.
Pengembangan masyarakat memfokuskan pada partisipasi masyarakat
(komunitas) disamping memperhatikan aspek lokalitas. Dalam pendekatan
ini, komunitas diartikan sebagai kumpulan individu (bisa juda bentuk
kelompok) yang masih memiliki tingkat kepedulian dan interaksi antara
34
(lokalitas) dengan batas-batas yang jelas. Komunitas tidak hanya di tijau dari
segi wilayah tetapi juga dari segi tingkat kedekatan dengan fokus pada unit
unit loyality dan collective identity dan tempat.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pendekatan pada komunitas
antara lain yaitu:
1. Perhatian warga komunitas pada upaya-upaya perubahan.
2. Keberhasilan pengembangan masyarakat berkolerasi dengan derajat atau
peluang warga untuk berpartisipasi.
3. Isu dan masalah ditingkat komunitas dapat di pecahkan berlandaskan
pada kebutuhan warga komunitas.
4. Pendekatan holistik adalah penting dalam pengembangan komunitas
karena keterkaitan antar masalah dan isu-isu komunitas.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pendekatan pada
komunitas di mulai dengan proses diskusi ditingkat komunitas guna
mengidentifikasi masalah sekaligus membahas pemecahanya. Dalam hal ini
pekerja komunitas tidak dibenarkan untuk bertindak sebagai pengambil
keputusan. Pekerja komunitas sementara menjadi pendengar yang baik
sekaligus menganalisis permasalahan yang ada. Hasil analisis tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan atau pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan, komunitas diberi kewenangan untuk memilih
alternatif yang terbaik dalam memecahkan permasalahan yang ada.prinsip
partisipasi warga komunitas menjadi landasan utama bagi pekerja komunitas.
35
keberlanjutan proses pengembangan masyarakat, karena pada prinsipnya
komunitas mandirilah yang akan menentukan keberhasilan pengembangan
masyarakat.26 Bahwa ada salah satu aset yang kurang dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat yaitu produksi tempe yang dihasilkan dari kedelai yang
dikelola oleh kelompok tani Tlogoagung. Padahal dari aset tersebut mampu
mengangkat perekonomian masyarakat desa Tlogoagung, khususnya bagi
para petani kedelai. Alasan memilih aset tersebut karena kuota kedelai yang
sangat melimpah tetapi hanya dijual bahan baku saja jika hal ini terus
dilakukan dan tidak dikembangkan maka pendamping ingin membantu
merubah polapikir masyarakat agar bisa mengembangkan aset yang telah
dimiliki selama ini . Untuk mempermudah akses dalam mencari informasi
pendamping memilih kelompok tani Tlogoagung ini dalam pengembangan
potensi yang akan menjadi bahan pendampingan.
Beberapa kelebihan dalam implementasi pendekatan komunitas untuk
pengembangan masyarakat yakni: Terdapat partisipasi masyarakat lokal.
1. Pedekatan berbasis kemandirian masyarakat.
Dalam pengembangan masyarakat dengan pendekatan kemandirian
informasi, beragam informasi dimanfaatkan oleh partisipan yang
berpengetahuan dalam kehidupan komunitas sehingga dapat menciptakan
perbedaan arahan dan kualitas hidup. Pendekatan ini menekankan pada
pemahaman yang baik dari warga komunitas tentang proses-proses dan
isu isu pengembangan masyarakat.
26
36
Pemberdayaan berbasis asset merupakan pemberdayaan yang
membantu komunitas melihat kenyataan mereka dan kemungkinan perubahan
secara berbeda. Mempromosikan perubahan fokus pada apa yang ingin
mereka capai dan membantu mereka menemukan cara baru dan kreatif untuk
mewujudkan visi mereka. Sebagai contoh, pendekatan berbasis aset selalu
mengandung salah satu dari beberapa Sebagai contoh, pendekatan berbasis
aset selalu mengandung salah satu dari beberapa elemen kunci berikut:
1. Fokus pada mengamati sukses dimasa lampau
2. Setiap orang memutuskan apa yang diinginkan
3. Menemuken aset yang tersedia secara komprehensif dan partisipatif
4. Mengapresiasi aset yang paling bermanfaat saat ini
5. Rencana aksi di dasarkan pada mobilisasi aset yang ada semaksimal
mungkin
6. Membebaskan energi dan kewenangan setiap aktor untuk bertindak
dengan ragam cara
7. Saling berkontribusi dan bertanggung jawab untuk mencapai sukses.
Tujuan Memetakan Aset : Pemetaan aset dimaksudkan untuk
membangkitkan kesadaran komunitas akan kemandirian dan kapasitas
menjadi mitra. Kemandirian adalah kesadaran bahwa komunitas tidak
sepenuhnya tergantung pada pihak lain untuk mencapai keinginannya, tetapi
memiliki kemampuan sendiri. Kapasitas menjadi mitra adalah kesadaran
bahwa hubungan antara komunitas dengan lembaga luar, apakah pemerintah
37
ketergantungan. memetakan dan menyeleksi aset menuntun pada Komunitas
menyadari bakat terpendam dan orang-orang yang punya kapasitas tetapi
belum punya kesempatan. Komunitas menyadari nilai kehidupan yang
asosiatif – bagaimana hal tersebut bisa berguna bagi tujuan khusus suatu
komunitas. Orang-orang menyadari bahwa hidup mereka dibangun atas
sumber daya dan aset sekarang, tetapi juga bisa digunakan dengan lebih baik.
Orang-orang belajar untuk membangun hubungan yang lebih setara dengan
orang lain melalui kemauan untuk berkontribusi dan berbagi aset.27
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada hakekatnya metode penelitian berasal dari dua kata, yaitu metode
dan penelitian. Secara etimoligi metode berarti suatu cara untuk melakukan
sesuatu secara tepat.1 Sedang menurut Deddy Mulyasa mengatakan bahwa metode
adalah suatu proses, prinsip serta prosedur yang kita gunakan untuk mendekati
problem dan mencari jawaban.
Sedangkan penelitian (research) dari kata re dan to research yang mempunyai arti mencari kembali. Dalam bahasa latin “research” artinya
mengungkap atau membuka. Sedang menurut Saifuddin Azwar megatakan bahwa
penelitian adalah rangkaian kegiatan ilmiah daam rangkah pemecahan suatu
permasalahan.2
Kalau keduannya digabungkan arti dari metode penelitian merupakan
suatu cara atau proses untuk memahami sesuatu penyelidikan atau mencari
bukti-bukti yang berhubungan dengan suatu masalah yang sedang dikaji sehingga
menemukan suatu pemahaman. Seperti pendapat Sugiono bahwa metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapun sub bab yang akan peneliti uraikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1
Ismail Nawawi Uha, Metoda Penelitian Kualitatif, (Jakarta : CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), h.1.
2
39
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, jika ditinjau dari segi
pendekatannya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.
Dalam hal ini, Penelitian Deskriptif-Kualitatif bertujuan menggambarkan
suatu fenomena tertentu dengan bertumpu pada prosedur-prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan
berupa lisan secara holistik (utuh). Selain itu dalam metode ini, langkah
kerja yang dilakukan yaitu mendiskripsikan suatu objek dan fenomena
dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.3 Artinya, data, fakta, yang
dihimpun berbentuk kata atau gambar bukan suatu angka.
Penelitian deskriptif berusaha untuk mendiskripsikan dan
menginterprestasikan apa yang ada (Bisa mengenai kondisi atau hubungan
yang ada, proses yang sedang berlangsung, akibat atas efektifitas yang
sedang berlangsung).4 Selain itu Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta
- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.5
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus atau
penelitian kasus, studi kasus merupakan studi mendalam mengenai unit
3
Ismail Nawawi, Metoda Penelitian Kualitatif, (Jakarta : CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), h.72.
4
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta : Andi Offset, 1995), h.77. 5
40
sosial tertentu, yang hasil penelitian itu memberi gambaran luas dan
mendalam mengenai unit sosial yang telah diteliti.6
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti sebagai alat pengumpulan
data utama. Peneliti berperan sebagai partisipan sekaligus sebagai
pengamat. Peneliti berperan sebagai partisipan ketika peneliti terlibat
secara langsung dalam proses penggalian data melalui wawancara dengan
subyek dan informan. Sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat
ketika peneliti hanya melihat aktifitas yang dilakukan subyek dengan
lingkungan tanpa ikut terlibat secara langsung. Adapun status peneliti
dalam penelitian ini keberadaanya diketahui oleh subyek maupun
informan yang terlibat.
Selain itu, peneliti juga disebut instrumen kreatif, artinya peneliti
sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan
sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis dan pembuat
laporan penelitian. tentu juga ditunjang dengan instrumen pelengkap,
seperti informan, alat-alat dan catatan lapangan. Dengan instrumen yang
kreatif maka sangat berperan dalam penelitian ini. Peneliti hadir dan
terlibat langsung dengan membangun hubungan baik dengan pihak petani
kedelai di desa Tlgoagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro
dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan.
6