• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANATOMI SISTEM PENGINDRAAN. Pembimbing : Nur Hariyani S.Kep, Ns. Disusun Oleh : 1. Fitria FatmaSari 2. Rheza Chori Rohmanta 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH ANATOMI SISTEM PENGINDRAAN. Pembimbing : Nur Hariyani S.Kep, Ns. Disusun Oleh : 1. Fitria FatmaSari 2. Rheza Chori Rohmanta 3."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

MAKALAH

”ANATOMI SISTEM

PENGINDRAAN”

Pembimbing : Nur Hariyani S.Kep, Ns

Disusun Oleh :

1. Fitria FatmaSari

2. Rheza Chori Rohmanta 3. Rindi Carvilia

Kelas : XII – Keperawatan

SMK BHAKTI MULIA PARE

TAHUN AJARAN 2013/2014

(2)

Page | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunianya, Telah memungkinkan penyusun menyelesaikan makalahnya sebagai salah satu tugas MAKALAH ANATOMI SISTEM PENGINDRAAN dan agar dapat di manfaatkan oleh para pembaca. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang dilimpahkannya, makalah ini dapat

diselesaikan.

Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dehidrasi

Akhir kata “ Tiada Gading yang Tak Retak “,demikian kata orang bijak, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca senantiasa kami nantikan dalam perbaikan dan kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak pihak yang yang membantu penyelesaian maklah ini, khususnya kepada

1. Bu Nur Hariyani selaku guru pembimbing . 2. Rekan rekan semua di kelas XII- Keperawatan.

3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang sesuai pada mereka yang telah meberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin n pembuatan makalah kami

selanjutnya.

Kediri, 28 September 2014

(3)

Page | 3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 1

BAB II PEMABAHASAN

a) Indra penghirup (penghidu) dan pengecap

1. Anatomi indra penciuman ... 2

2. Anatomi indra pengecap ... 3

b) Indra penglihatan

1. Struktur Mata... 4

2. Mekanisme pemfokusan ... 5

3. Retina dan masuknya cahaya ke mata ... 6

4. Sel batang dan sel krucut ... 7

5. Jaras visual ... 8

6. Perlindungan terhadap mata ... 9

7. Gerakkan mata ... 9

c) Indra Pendengaran dan keseimbangan

1. Struktur telinga ... 11

2. Bagian dalam pendengaran ... 11

3. Mekanisme mendengar ... 13

4. Keseimbangan ... 14

d) Propioseptor dan Sensi Kulit

1. Propioseptor ... 16

2. Sensasi kulit ... 17

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan ... 18

2) Kritik dan saran ... 18

(4)

Page | 4

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Syaifuddin,AMK(2002).Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.EGC,Jakarta. Evelyn C. Pearce (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis.Gramedia, Jakarta.

Cambridge Communication Limited(1999).Anatomi Fisiologi Sistem Lokomotor Dan Pengindraan Edisi 2.EGC, Jakarta.

(5)

Page | 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pengindraan adalah organ organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perrantar yang membawa kesan rasa dari organ indra

menuju otak tempat perasaan in ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecap, penglihatan penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam anatra lain, lapar, haus, dan rasa sakit.

Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sisten syaraf yang

menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra adalah sel sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai sistem organ indra hanya mampu menerima stimulus, menghasilkan dan mengirim stimulus dari impuls saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, organ indra umum, seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti puting pengecap yang penyebarannya terbatas pada lidah. (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi : 322)

2. RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana anatomi indra penghidu?

 Bagaiman anatomi indra pengecap ?

 Bagaimana anatomi indra penglihatan ?

 Bagaimana anatomi indra prndrngaran ?

 Bagaimana anatomi indra peraba?

3. Tujuan

o

Menjelaskan anatomi penghidu

o

Menjelaskan anatomi pengecap

o

Menjelaskan anatomi penglihatan

o

Menjelaskan anatomi pendengaran

(6)

Page | 6

BAB II

PEMBAHASAN

a) INDRA PENGHIDU (PENCIUMAN ) DAN PENGECAP

I. INDRA PENGHIDU ( PENCIUMAN )

Indra penghidu sangat membantu dalam mendeteksi bau-bauan, serta aroma makanan. Fungsi utamanya kemungkinan proteksi.

Penghidu adalah indra primitif, hubungan utama penghidu adalah dengan bagian – bagian otak yang paling awal berkembang.

Indra penghidu secara relatif tidak penting bagi manusia, tetapi tidak demikian bagi kebanyakan binatang.

o Epitelium Olfaktorius sensori menempati beberapa senti meter di atap hidung.

o Udara yang baru masuk tidak melewati sel sel sensori secara langsung, tetapi udara berputar putar untuk mencapai

tujuannya

o Untuk dapat tercium, zat zat harus mudah menguap, dan juga dapat larut dalam lemak Molekul-molekul zat yang tercium terlarut dalam sekresi kelenjar mukus lokal dan terdeteksi oleh sel –sel

Olfatorius sensori yang mempunyai

rambut rambut tumpul silia dan terletak di tengah tengah sel-sel penyongkong. Stimulasi menyebankan impils-impuls untuk menjalar sepanjang Serabut saraf sel-sel sensori

Serabut sarat ini menembus atap hidung untuk masuk ke rongga kranial tempat mereka bergabung dengan bulb olfaktorius.

(7)

Page | 7

Dari Bulb Olfaktarius saraf saraf di dalam traktus olfaktarius melewati inti sel tertentu pada dasar otak, area piriformis dan kemudian melalui jaras yanng kompleks di area kortek serebi di celah antara hemister, girus singulet. (Cambridge comunication limited : 44)

II. INDRA PENGECAP

Pengecap adalah indra yang lebih sederhana dari pada penciuman. Kebanyakan sensasi yang kita sebut pengecap berhubungan dengan bau dan rasa dari makanan di dalam mulut

Reseptor-reseptor untuk pengecap yang ditemukan terutama di sekitar tapi permukaan atas lidah, dan juga pada palatum mole

Kuncup Pengecap terdiri atas

kumpulan sel-sel seperti papan yang berlubang pori-pori kecil di permukaan tonjolan kecil atau

Papila

Papila memberi lidah permukaan yang kasar.

Ditemukan tiga jenis papila dalam lidah, tetapi kuncup pengecap pada ketiga mempunyai struktur yang sama.

Area yang berbeda dari lidah cenderung mendeteksi jenis rasa yang berbeda pula.

Empat rasa dasar biasanya digambarkan sebagai pahit, manis, dan asin. Namun beberapa orang tidak dapat mebedakan antara pahit dan asam, beberapa lagi dapat mengidentifikasikan perbedaan jenis rasa manis. Tidak ada hubungan nyata antara struktur kimia dan pengecap .

Impuls dari kuncup pengecap pada bagian depan lidah menjalar pada serabut yang melewati tiga saraf yang berbeda pada perjalannannya mencapai

batang otak.

Impils-impils dari pucuk pengecapan pada bagian belakang lidah berjalan pada serat-serat di sarafglosofaringeal ke batang otak.

Selanjutnya serabut saraf membawa sensori pengecap dari batang otak ke lobus pariental. ( Cambridge comunication limited : 45 )

(8)

Page | 8

b) PENGLIHATAN

I. STRUKTUR MATA

Mata adalaha suatu bola yang terisi cairan dengan diameter kira-kira 24mm. Struktur dasarnya adalah kamera, dengan sistem pemfokusan, mekanisme untuk mengontrol masuknya cahaya, dan pembungkus bagian dalam yang gelap untuk membatasi penyebaran cahaya.

Mata terdiri atas 3 lapisan yaitu:

Lapisan dalam yaitu saraf yang sensitif cahaya, Retina

Lapisan tengah bervaskular dan berpigmen, Lapisan Koroid

Lapisan pembungkus luar yang tebal, Sklera

Cahaya memasuki mata melalui jendela transparan di dalam Sklera yaitu kornea

Kemudian melewati Pupil yang adalah lubang di dalam tabir otot yang disebut

iris. Iris ini berpigmen. Iris dapat

berkontraksi dan berdilatasi terhadap berbagai jumlah cahaya yang masuk ke mata.

Cahaya di fokuskan sebagai bayangan terbaik pada Retina di belakang mata. Retina hampir transparan dan bagian anterior mata mempunyai penampilan hitam coklat gelap karena lapisan koroid yang berpigmen

Serabut serabut saraf dari retina menjalar melalui sekelompok lubang lubang di dalam sklera, pada diskus optikus membentuk saraf optikus

Ruang antara lensa dan kornea, bilik anterior mata, terisi dengan cairan Aqueus Humor. Aqueus Humor diskeresi oleh korpus siliaris dibawah tekanan. Tekanan ini adalah salaha satu faktor yang mempertahankan bentuk bulat dari bola mata.

(9)

Page | 9

Kanal schlemn mengelilingi pertemuan kornea dan sklera. Kanal ini

terletak jauh di dalam sklera pada tepi bilik anterior mata (Cambridge comunication limited : 49)

II. MEKANISME PEMFOKUSAN

Sebagian besar kekuatan berfokus mata adalah karena reflaksi cahaya oleh kornea. Reflaksi cahaya oleh lensa mata sangat penting;

kurvatura lensa dapat berubah sehingga cahaya selalu berfokus pada retina.

Lensa adalah transparan yang berwarna kuning pucat. Lensa ini dapat

dipertahankan datar oleh tegangan normal dari bola mata, dan di pertahankan oleh ligamentum

suspensori.

Bentuk lensa diubah-ubah oleh otot siliaris, yang berada didalam korpus siliaris.

Bila lensa berkontraksi otot siliaris menarik korpus siliaris kedepan, mengendurkan tegangan pada lensa dan memungkinkannya

menonjol. Cahaya pada objek dekat kemudian dapat di fokuskan pada retina.

Otot siliaris rileks bila mata harus memefokuskan cahaya dari objek jauh pada retina.

Otot siliaris dipersyarafi oleh serat-serat saraf parasimpatis dari saraf akulomotor.

Iris adalah tameng otot polos yang

berlubang pada pupil.

Ukuran pupil berubah-ubah sesuai dengan perubahan kondisi cahaya, berdilatasi pada gelap dan berkontraksi pada cahaya terang sehingga mencegah stilulasi berlebihan pada retina. Ukuran pupil diatur oleh kontraksi serat-serat

(10)

Page | 10

otot dilator radialis dan konstriktor sirkularis di iris. Sreat-serat ini dipersarafi oleh saraf para simpatis dari saraf karnial ke tiga. (Cambridge comunication limited : 50)

III. RETINA

Retina melapisi setengah bagian belakang interior mata.

Retina mendapat nutrisi dari pembuluh darah yang membentuk pola seperti pohon pada permukaannya.

Tidak terdapat pembuluh darah diatas makula lutea yang terletak di bagian tengah belakang mata. Pda bagian tengah makula lutea, berlawanan secara langsung dengan lensa adalah lubang dangkal, yaitu fovea dimana beberapa sel sensitif cahaya berkumpul bersama.

Pada bagian dalam (nasal) makula lutae adalah diskus optikus tempat serabut saraf meninggalkan mata. Pada diskus ini tidak terdapat sel-sel yang sensitif terhadap cahaya, yang menyebabkan titik buta 15

ke bagian luar penglihatan tengah. Individu biasanya tidak menyadari titik buta. (Cambridge comunication limited : 51)

IV. MASUKNYA CAHAYA KE DALAM MATA

Sinar memasuki mata pertama-tama melewati neuron-neuron pada permukaan retina, sebelum merangsang sel-sel yang sensitif terhadap cahaya.

Sel-sel yang sensitif terhadap cahaya ada dua jenis:

Sel batang, yang dapat

berfungsi pada cahya gelap, tetapi tidak mengenali warna.

Sel kerucut yang

bertanggung jawab untuk penglihatan warna.

Impuls dari sel batang dan kerucut di transmisikan pertama ke sel-sel

(11)

Page | 11

bipolar dan kemudian ke sel-sel ganglion yang aksonnya melewati

retina dan meningalkan mata pada diskus optikus sebagai saraf optikus

Granula berpikmen pada sel-sel dalam lapisan koroid dapat menggerakan keatas dan kebawah prosesus antara sel batang dan kerucut untuk membatasi penyebaran cahaya dari satu sel ke sel berikutnya. (Cambridge comunication limited : 51)

V. SEL BATANG DAN KERUCUT

Sel batang di temukan di semua retina kecuali pada fovea. Sel-sel batang ini berisi rodopsin (penglihatan warna ungu), derivat vitamin A. Pigmen ini berwarna ungu pada keadaan gelap tetapi pucat oleh cahaya yang dapat terlihat. Bila pucat impuls-impuls saraf di transmisikan dari sel batang.

Sel kerucut paling banyak di temukan pada makula lutea meskipun mereka juga menyebar pada seluruh retina. Sel kerucut merupakan satu-satunya sel pada fovea, tempatnya berkumpul dengan rapat. Setiap sel kerucut mengandung satu dari tiga pigmen terpisah yang masing-masing dari ketiganya di pucatkan oleh cahaya dari warna yang berbeda. Pola yang berbeda dari respons-respons sel kerucut uni memungkinkan warna yang berbeda dapat dibedakan.

Terdapat 120 juta sel batang dan 7 juta sel kerucut pada setiap mata. Sedangkan saraf optik hanya mengandung 800 ribu serabut, banyak sekali sel batang dan kerubut harus berbagi setiap serabut saraf Namun difovea setiap sel bipolar di hubungkan pada sedikit sekali sel kerucut.

Hal ini menjamin sensitifitas ekstrim dari bagian mata ini; mata normal mampu melihat detil yang sangat halus.

Pada bagian perifer dan retina terdapat banyak sel-sel

batang. Sekitar 300 atau lebih sel-sel batang mengisi setiap sel ganglion. Kumpulan sel batang ini membentuk sirkuler keci pada retina. Batang tengah pada bidang ini membangkitkan sel

(12)

Page | 12

bagian luar menghambatnya. Bayangan dari objek bergerak melewati bidang ini pertama-tama menyebabkan penurunan kemudian

peningkatan cepat, dan kemudian penurunan kembali pada impuls pada sel ganglion. Karenanya bagian perifer retina terutama sensitif pada gerakan banyangan dari pada detil halus. (Cambridge

comunication limited : 53)

VI. JARAS VISUAL

40% dari input sensorik otak adalah visual.

Area yang terlihat oleh kedua mata sangat rumpang tindih, tetapi area yang terlihat agak berbeda. Lapang pandang temporal dari tiap mata lebih besar dari pada lampang pandang nasal dari hidung dan pipi. Berkas cahaya dari objek dalam lapang pandang temporal jatuh pada sisi nasal dari retina, dan berkas cahaya dari objek dalam lapang pandang nasal jatuh pada sisi temporal dari retina.

Serat saraf dari sisi nasal kedua retina saling menyilang pada perpaduan saraf optik kiasma

optikus, yang ada di dalam

rongga kranial. Serabut saraf dari sisi temporal mata tidak menyilang.

Semua impuls melewati korteksi kiri semua serabut bersinaps pada korkus genikulata lateral dan kemudian melewati radiasi

optikus yang luas melalui otak ke korteks visual pada puncak lobus

oksipital.

Interpretasi dan analisis apa yang dilihat dilakukan oleh korteks

oksipital.

Keseluruhan visual tentang dunia kemudian di bagi oleh garis vertikal sentral. Semua impuls yang berasal dari lapang pandang kiri “terlihat” oleh setengah otak kanan dan sebaliknya. (Cambridge comunication limited : 53)

VII. PERLINDUNGAN TERHADAP MATA

Mata terdapat di dalam tulang orbita dengan diameter dua kali diameter mata, tulang orbita di bantali dengan lemak dan berisi

(13)

Page | 13

Ruang antara bola mata dan kelopak mata adalah kantung

konjungtival

Kantung konjungtival dilapisi oleh konjungtiva, epitelium skuamosa yang menutupi anterior kelopak mata dan permukaan bola mata. Kelopak mata dikuatkan oleh piringan tarsal fibrosa yang

mengandung kelenjar tarsal. Bagian ini mengsekresi cairan berminyak yang mengurangi evaporasi air mata.

Air mata disekresi oleh kelenjar raklimalis ke dalam kantung konjungtifa atas. Air mata di sebarkan oleh kelopak mata saat berkedip dan dengan demikian melembabkan kornea yang mempertahankannya tetap bersih dan jernih. Air mata juga mengandung enzim lisozim antibakteri.

Kantung konjungtival terletak berhadapan dengan sisi hidung tepat

di dalam orbita. Kantung ini terkompresi saat kelopak mata menutup dan kemudian berfungsi sebagai

pompa penghisap, yang membuang kelebihan air mata ke dalam rongga hidung.

Kelopak mata di bukak oleh aksi

otot palpebra levator dan menutup

oleh okuli orbikularis yang

mengelilingi mata di dalam kelopak mata.

Kelopak mata menutup saat berkedip, dan juga menutup secara refleks untuk melindungi mata dari benda asing. (Cambridge comunication limited : 54)

VIII. GERAKAN MATA

Bola mata berputar dalam arah yang berbeda oleh 6 otot. Empat otot-otot rekti muncul

dibelakang orbita pada sisi nasal, di tempat keluarnya saraf optikus.

Rektus medialis membalik

mata kearah dalam.

Rektus lateralis membalik

mata kearah luar.

Rektus superior memutar

(14)

Page | 14  Rektus inferior memutar mata kebawah dan kedalam. Mata

kanan dilihat dari atas.

Dua otot lainnya adalah oblikus inferior dan superior

o Oblikus superior melewati suatu katrol. Tendonnya berinsersi dibelakang mata. Tendon ini memutar mata kebawah dan keluar

o Oblikus inferior memutar mata ke atas dan keluar. Ini satu-satunya otot yang muncul dari

depan orbita

Sebagian besar otot-otot mata dipersarafi oleh saraf krnial ketiga (akulomotor). Rektus lateral dipersarafi oleh saraf kranial ke enam dan oblikus superior oleh krnial keempat.

(15)

Page | 15

c) PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

i. STRUKTUR TELINGA

1. telinga luar, yaitu terdiri atas pinna (telinga yang dapat di lihat) dan

meatus auditori eksternal yang

panjangnya kira-kira 25 mm dan berujung pada gendang telinga atau

membran timpani.

2. telinga tengah yang merupakan rongga berisi udara, mengandung 3 tulang auditorius yaitu malleus, inkus ,

stapes.

3. telinga dalam yang mengandung

koklea , organ indra untuk

pendengaran, kanalis semisirkularis yang mendeteksi rotasi kepala

vestibula, yang berkenaan dengan posisi.

Tuba auditorius ( Eustachian atau faringotompanik) menjalar dari

telinga tengah ke nasofaring. Tuba ini terbuka selama menelan dan karenannya memastikan udara dalam telinga tengah tetap

padatekanan atmosfir.

Membran yang menembus jendela oval dan jendela bulat memisahkan telinga tengah dan telinga dalam. (Cambridge comunication limited : 59)

ii. TELINGA DALAM

Organ pendengaran dan keseimbangan sangat berkaitan dengan telinga tengah. Organ ini berbagi saraf krnial (kedelapan).

Telinga dalam terdiri atas tuba yang halus, rumit dan berisi cairan dikenal sebagai labirin membranosa. Bagian ini terletak di dalam tulang labirin, yang merupakan

ruang tersembunyi di dalam tulang petrous di dasar tengkoral.

Kanalis semisirkularis berkenaan

dengan rotasi dan berisi duktus

semisirkularis. Bagian ini

masing-masing berujung pada ampula.

Vestibula berkenaan dengan posisi

(16)

Page | 16

Koklea berkenaan dengan pendengaran. Ini berisi duktus koklear

Setiap bagian labirin membranosa mengandung area yang berisi sel-sel rambut sensoris yang sangat halus, yang mengirim impuls ke otak sepanjang saraf kranial kedelapan.

Meskipun demikian rumitnya, semua area sensori dari telinga dalam mempunyai bentuk dasar sama.

Dalam tulang labirin terdapat cairan encer jernih yang kaya ion-ion natrium – perilimfe. Labirin membranosa adalah tuba tipis yang mengapung dalam perilimfe. Labirin membranosa mengandung cairan yang kaya ion-ion kalium – endolimfe.

Pada beberapa area labirin membranosa menebal oleh bercak epitel sensori yang terdiri atas ribuan sel sel rambut.

Area sensori ini ditutpi oleh massa gelatinosa yang keras. Gerakan relatif diantara sel-sel rambut dan area massa gelatinosa

menyebabkan perubahan kecepatan dilepaskan impuls saraf. Setiap sel rambut mempunyai satu rambut besar yang menonjol sel-sel rambut tersebut, dan sejumlah rambut-rambut kecil.

Semua rambut tertanam dalam lapisan massa gelatinosa di atasnya, dan pada saat istirahat menghasilkan impuls saraf pada kecepatan mantap disepanjang serabut sarafnya

Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk kerah rambt besar maka kecepatan pelepasan impuls saraf meningkat. Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk menjauhi rambut besar maka kevepatan impuls saraf menurun.

Karena sel-sel rambut mengarah pada arah yang berbeda pada

bagian-bagian yang berbeda dari epitelium sensori, maka impuls saraf memberi otak informasi yang akurat tentang jauh dan jumlah

perubahan tempat korpus gelatinosa.

Perubahan dari bentuk dasar ini terjadi pada koklea (yang mendeteksi vibrasi bunyi), di dalam atrikulus dan sakulus (yang mendeteksi

posisi), dan didalam kanalis semisirkularis (yang mendeteksi rotasi) (Cambridge comunication limited : 60)

(17)

Page | 17

iii. MEKANISME MENDENGAR

Aurikel menyalurkan grlombang bunyi ke meatus auditorius eksternal

dimana mereka menyebabkan gendang telinga bergetar. Malleus terikat pada gendang telinga dan seterusnya oksikel bergetar serta

mentansmisikan getaran ke lempeng kaki stapes pada jendela oval telinga dalam. Getaran kemudian ditransmisikan koklea.

Amplifikasi (pengaturan bunyi) terjadi didalam telinga tengah karena:

 Osikel bekerja sebagai sistem tuas dan meningkatkan ukuran getaran sebanyak setengahnya.

 Semua energi bunyi yang jatuh pada gendang telinga besar yang dikonsentrasikan pada jendela oval kecil yang memperkuat dengan suatu faktor kira-kira 15

Koklea adalah tuba menggelung dengan dasar bulbus seperti rumah

siput. Koklea dibagi dalam tiga kompartemen. Kompartemen atas bergabung pada labirin pada dasar dimana terletak jendela oval.

Kompartemen yang lebih bawah berujung pada jendela bulat pada dasar koklea. Kedua kompartemen ini mengandung perlimfe.

Kompartemen tengah yang mengandung endolimfe, benar-benar

tertutup. Dasar dari kompartemen tenagh yaitu membran balisar menahan organ corti, yaitu pita sel-sel rambut sensori dimana rambut-rambut yang meluas ke membran tektorial diatasnya.

Getaran ditransmisikan oleh lempeng kaki stapes ke kompartemen atas dari koklea. Dari sisni getaran ditransmisikan ke membran baliser dan dari situ melewati kompartemen ke bawah ke jendela bulat.

Jelndela bulat bergetar dengan arah yang berlawanan dari jendela oval dan karenanya cairan di dalam telinga tengah dapat bergetar dan bebas.

(18)

Page | 18

Pola getaran pada membran balisar bervariasi sesuia tinggi nada bunyi memungkinkan tinggi nada dapat didiskriminasi. Nada suara tinggi menyebabkan getaran bagian basal membran. Nada suara rendah menyebabkan semua membran bervibrasi/bergetar

Serabut saraf dari organ Korti mempunyai korpus sel-selnya pada

ganglion spiral berdekatan dengan koklea. Impuls saraf menjalar melalui saraf kranial kedelapan dan batang ke otak lobus temporal dimana bunyi dianalisis. (Cambridge comunication limited : 62)

iv. KESEIMBANGAN

Rotasi kepala berdeteksi oleh tiga duktus semisirkularis. Yang merupakan tuba

melengkung yang terbuka ke

utrikulus. Mereka terletak di

sudut kanan satu sama lain, seperti tiga sisi pada sudut kotak. Masing-masing duktus semisirkularis melebar kedalam ampula pada satu ujungnya.

Ampula mengandung satu tonjolan sel rambut, kista, dan massa gelatinosa berbentuk kubah diatas yaitu kapula, kapula hampir menutup duktus, tetapi bebas berayun.

Bila rotasi terjadi dibidang kanal, cairan idnolimfe di dalam kanal cenderung tertinggal di belakang karena inersia.

Gerakan menyebabkan kapula sedikit terangkat, menerpa rambut-rambut sel sensori. Ini menyebabkan perubahan output impuls saraf. Karena adanya kanal pada setiap bidang informasi, saat rotasi kepala dalam bidang mana saja akan ditransmiskan ke otak.

Telinga manusia cukup sensitif untuk mendeteksi rotasi yang sangat lambat yaitu memerlukan satu menit untuk menyelesaikan satu revolusi.

Gerakan pada garis lurus, dan posisi, dideteksi oleh artikulus dan sakulus. Pada masing-masingnya terrdapat tonjolan sel yaitu makula.

(19)

Page | 19

Makula dari artikuslus dan makula dari makula dari sukulus terletak pada sudut kanan satu sama lain.

Membran otolith gelatinosa yang mengandung banyak kristal garam kalsium, atau otolith memenuhi setiap makula.

Bila posisi kepala diubah maka otolith bergerak.

Sel sel rambut pada setiap makula sangat teratur, segingga arah yang tepat dan derajat gerakan otolith dapat dideteksi dan ditrnasmiskan ke otak.

Impuls-impuls dari kanalis semisirkularis, urtikulus dan sakulus dibawa melalui saraf kranial kedelapan ke batang otak. Impuls-impuls

menyebar dari sini ke otot-otot pada tungkai, trunkus dan leher, dan ke otot mata, sehingga tubuh dapat segera mengkompensasi

terhadap perubahan posisinya. Beberapa impuls disebarkan ke korteks lobus temporal dimana impuls-impuls ini mencapai kesadaran.

(20)

Page | 20

d) PROPIOSEPTOR DAN SENSASI KULIT

i. PROPIOSEPTOR

Propioseptor adalah resptor sensori yang mendeteksi tegangan pada otot sendi, ligamen, dan tendon. Mereka menginformasikan otak tentang posisi berbagai bagian tubuh, dan dengan demikian memungkinkan gerakan anggota badan terkontrol secara akurat. Propioseptor meliputi hal berikut :

o Gelondong Otot

Panjangnya kira-kira 1-2mm dan terletak diantara serat-serat otot rangka. Gelondong otot

mengirim impuls-impuls saraf saat meregang, dengan demikian memberikan informasi tentang tegangan otot. Gelondong oto sendiri mengandung beberapa serat otot lurik tipis dengan suplai saraf independen sendiri. Bila serat ini berkontraksi

menyebakan sensitivitas gelondong otot berubah. o Organ tendon golgi

Organ ini distimulasikan oleh perubahan tegangan pada tendon.

o Korpuskel pacinian

Terjadi pada kapsul sendi dan pada kulit dalam. Korpuskula berespon terhadap tekanan.

Semua reseptor ini berespon terhadap perubahan kondisi dengan menyebabkan perubahan kecepatan impuls saraf yang dilepaskan. Perubahan kecepatan ini hilang dengan cepat dalam kondisi konstan sejalan resptor beradaptasi terhadap rangsang. Karenannya reseptor ini lebih sensitif terhadap perubahan dari pada kondisi status mantap. Informasi tentang posisi ditransmisikan pada serebelum tempatnya digunakan untuk memepertahankan postur dengan perubahan ketidaksadaran pada otot anggota badan dan trunkus. (Cambridge comunication limited : 69)

(21)

Page | 21

ii. SENSASI KULIT

Kulit sensitif terhadap berbagai rangsangan. Sensitivitasnya bervariasi; ujung jari dan wajah sangat sensitif, kulit punggung kurang sensitif. Pada kulit tidak berbulu sentuhan

dikenali oleh Diskus Merkel’s Dan Korpusel Meissner

Pada kulit yang berbulu terdapat susunan serabut saraf disekitar radiks rambut yang berespons terhadap gerakan rambut.

Terdapat beberapa ujung saraf bebas pada kulit dan jaringan yang lebih dalam, yang bertanggung jawab terhadap pemahaman sentuhan, nyeri, dan suhu.

Dermis propunda mengandung

Korpusel Pacinian.

Sensasi dari permukaan tubuh mencapai kesadaran pada post area

sentral dari korteks serebri.

Pengenalan terhadap bentuk dan tekstur yang dirasakan, sebagai contoh oleh tangan, terjadi karena analisis pada korteks pariental Pada visera (usus, paru, dll) nyeri disebakan oleh distensi daripada oleh rangsangan mekanis. Nyeri ini tidak terlokasi dengan baik, tetapi dirasakan difus. (Cambridge comunication limited : 70)

(22)

Page | 22

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem indra pada tubuh manusia sangat penting bagi proses

aktivitas/kegiatan pada manusia. Indra adalah orkan akhir yang dikhususkan fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun dalam tubuh. Manusia memiliki beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang membantu menopang aktivitas sehari-harinya.

Adapun indra yang dimiliki oleh manusia beserta fungsinya, yaitu :

 Indra penglihatan (untuk melihat)

 Indra pendengaran (untuk proses pendengaran pada manusia)

 Indra penciuman (untuk proses pembauan)

 Indra perasa (untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan yang masuk)

 Indraaa peraba (untuk sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia). Ssemua indra mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam tubuh manusia. Dan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem indra di atas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan pada aktivitas yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas

B. Kritik dan Saran

 Di harapkan untuk lebih mejaga kesehatan indra yang kita miliki agar bisa kita gunakan dengan baik

 Agar lebig mengetahu apa yang bisa menyebabkan disfungsi pada sisitem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan pada sistem indar yang kita miliki.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pendekatan OOP, misalnya kita telah memiliki class Pantul yang menampilkan bentuk lingkaran, selanjutnya adalah membuat class Pantul1 yang akan menampilkan bentuk persegi,

tersebut dapat menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan kognitif tentu akan mempengaruhi kepatuhan

Epifit; Batang pendek, scadens, bercabang, ditutupi sisik yang lebat; Sisik berwarna cokelat, panjang sekitar 4 mm, lebar pada bagian pangkal, ujung meruncing; Daun

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Yunani Kuno Dosen pengampu Drs.. Maraimbang

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat di- simpulkan (1) ada peningkatan penguasaan materi matematika 39,45 poin dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah 47,48; (2)

Pada artikel ini, penulis akan berfokus pada topik mengenai bagaimana kompetensi guru sebagai bagian dari pedagogical content knowledge (PCK) dalam menerapkan pendekatan

[r]