• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : diarrhea, zinc, diarrhea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords : diarrhea, zinc, diarrhea"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TABLET ZINC DENGAN LAMANYA DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN KURANJI PADANG TAHUN 2012

Delima, Yossi Suryarilnilsih, (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

ABSTRACT

The purpose of this study was the effect of zinc tablets with duration of acute diarrhea in children under five in Kuranji Padang in 2012 . The type of research was experimental with quasi-experimental approach . The population in this study were all under five who went to the clinic diarrhea Kuranji ( treatment group ) and diarrhea toddler who went to a health center Belimbing ( control group ) , with a sample size of 50 : 50. The data were collected through interviews and analyzed by means of univariate and bivariate statistical tests Independent samples T-test . The results showed an average duration of diarrhea infants given zinc was 1.58 days , while toddlers are not given zinc tablets , was 2.26 days . The statistical tests found that there were no significant differences in the average duration of diarrhea in infants given zinc tablets than not given zinc tablets .

Keywords : diarrhea , zinc , diarrhea

LATAR BELAKANG

Diare masih menjadi penyebab kematian anak balita (anak di bawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF), setiap detik satu balita meninggal karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, pada hal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Selanjutnya UNICEF dan World Health Organization(WHO) pada 2009. Diare merupakan penyebab kematian kedua pada balita di dunia. Nomor tiga pada bayi dan nomor lima pada segala umur. Data UNICEF memberitahukan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare (Yulianti, 2010). Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena

angka kesakitan dan kematiannya yang masih tinggi.

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi terutama diwilayah dengan faktor resiko, kesehatan lingkungan yang jelek serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah. Dampak masalah fisik yang akan terjadi akibat diare seperti dehidrasi, hipoglikemia, hipovolemik,syok dan malnutrisi energy protein.

Hasil survey 2010 terdapat 411 per 1000 penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang (DKK) tahun 2011, jumlah kasus diare rawat jalan di Puskesmas adalah sebanyak 13.130 kasus dengan insidens Rate 15,3/1000 penduduk. Sedangkan jika dilihat dari kelompok umur yang mengalami diare adalah >5 tahun sebanyak 5.966 kasus (45,4 %) dan dibawah lima tahun sebanyak 6.015

(2)

kasus (45,8%), pada bayi 2.168 kasus (16,5%). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011 jumlah kasus diare pada balita di puskesmas kuranji 334 kasus (7,02%) dan di puskesmas Belimbing 245 kasus (5,1%). Puskesmas Kuranji tahun 2011 menduduki urutan ke 4 kasus diare pada balita yaitu 334 kasus (7,02%) dan di Puskesmas Belimbing urutan ke 6 yaitu 245 kasus (5,1%) (DKK, 2012).

Menanggapi hal tersebut WHO mengeluarkan 5 langkah tatalaksana diare, yaitu pemberian oralit konsentrasi rendah, pemberian zinc selama 10 hari, pemberian makanan ASI dan MPASI sesuai umur, pemberian antibiotik pada diare berdarah dan edukasi bagi

pengasuh. Dari semua itu, ada elemen baru yang dimasukan WHO yaitu pemberian zinc (Tari, 2011). Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare. selanjutnya zinc dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang dapat menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian tablet zinc dengan lamanya diare akut pada balita di Kecamatan Kuranji Padang tahun 2012.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu

eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini

adalah semua balita diare yang berobat ke puskesmas Kuranji (kelompok perlakuan) dan balita diare yang berobat ke Puskesmas Belimbing (kelompok kontrol). Pada balita yang mengalami diare yang berkunjung ke Puskesmas Kuranji dijadikan kelompok yang mendapat perlakuan (diberikan oralit dan ditambah tablet Zinc) selama 10 hari Jika diarenya berhenti dalam kurun waktu kurang dari 10 hari tersebut, maka tablet zink tetap dimakan sampai habis. Anak yang mengalami diare datang ke

Puskesmas Belimbing (mendapat pengobatan standar (tidak mendapat zinc) dan yang datang berkunjung ke Puskesmas Belimbing sebagai kontrol (tidak diberi tablet zinc, hanya oralit saja dan pengobatan konvensional/ simtomatik). Untuk mengetahui lamanya mengalami diare pada anak baik di kelompok perlakuan (di Puskesmas Kuranji) dan kelompok kontrol (di Puskesmas Belimbing), 3 hari kemudian diikuti kerumah masing-masing di ditanyakan pada ibunya kapan berhentinya diare tersebut. Jika diarenya belum berhenti, hari besoknya dikunjungi lagi, sampai diarenya berhenti, kemudian

(3)

dicatat tanggal berhentinya. Untuk mengetahui lamanya diare dihitung selisih tanggal kejadian diare dengan tanggal berhentinya diare (dalam satuan hari). Jumlah sampel 50: 50 orang. Data

dikumpulkan dengan wawancara dan dianalisis dengan cara univariat dan bivariat dengan uji statistik Independent

sampel T-Test.

HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data telah dilaksanakan selama 3 bulan (Juni s/d Agustus 2012). Hasil penelitian umur responden antara 6 – 54 bulan dengan rata-rata 31,5 bulan. Dari 100 responden, laki-laki berjumlah 53 orang dan responden perempuan berjumlah 47 orang. Penddikan orang tua responden SMA 43%, selanjutnya SMP 34%, Perguruan tinngi 15% dan SD 8%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Belimbing dan Puskesmas Kuranji Padang, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Analisis Univariat

Hasil analisis tentang lamanya disre disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1: Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada Balita yang Diberi Tablet Zinc

Variabel Mean Median SD Min-Mak 95 % CI Lama Diare 1,58 2,00 0,499 1-2 1,44 - 1,72

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat rata-rata lamanya diare akut pada balita yang diberi tablet zinc adalah 1,58 hari (95 % CI : 1,44-1,72), median 2,00 hari dengan standar deviasi 0,499 hari. Diare paling

lama 2 hari. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lamanya diare pada balita adalah diantara1,44 hari sampai dengan 1,72 hari.

(4)

Tabel 2 : Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada Balita yang Tidak Diberi Tablet Zinc

Variabel Mean Median SD Min-Mak 95 % CI Lama Diare 2,26 2,00 0,723 1-4 2,05 - 2,47

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat rata-rata lamanya diare akut pada balita yang tidak diberi tablet zinc adalah 2,26 hari (95 % CI : 2,05 - 2,47), median 2,00 hari dengan standar deviasi 0,723 hari. Diare

paling lama 4 hari. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lamanya diare pada balita adalah diantara 2,05 hari sampai dengan 2,47 hari.

Pengaruh Pemberian Tablet Zinc dengan Lamanya Diare Akut Pada Balita

Tabel 3 Distribusi Rata-rata Responden Menurut Pemberian Tablet Zinc dengan Lamanya Diare Akut pada Balita di Puskesmas Kuranji dan Puskesmas Belimbing

Variabel Mean SD SE P Value

Tablet Zinc - Diberikan - Tidak Diberikan 1,58 2,26 0,499 0,723 0,071 0,102 0,000

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat, rata-rata lama balita diare pada kelompok yang diberi tablet zinc adalah 1,58 dengan standar deviasi 0,499. Sedangkan untuk balita yang tidak diberi tablet zinc, rata-rata lama diarenya

adalah 2,26 hari dengan standar deviasi 0,723. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti ada perbedaan yang signifikan rata-rata lamanya diare pada balita dengan diberikan tablet zinc dengan tidak diberikan tablet zinc.

PEMBAHASAN

Rata-rata lamanya balita diare yang diberikan tablet zinc adalah 1,58 hari dengan standar deviasi 0,499. Sedangkan untuk balita yang tidak diberi tablet zinc, kejadian diare lebih lama yaitu rata-rata 2,26 hari dengan standar deviasi 0,723. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata lamanya diare pada balita dengan

diberikan tablet zinc dengan tidak diberikan tablet zinc.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Suriadi (2006) bahwa lamanya diare dipengaruhi oleh faktor penyebab diare antara lain: faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor lingkungan dan faktor gizi. Selanjutnya Suharyono (2008) penyatakan bahwa lamanya diare juga dipengaruhi oleh

(5)

faktor penyebab diare diantaranya pengetahuan ibu yang rendah, keadaan ekonomi yang rendah, maupun lingkungan tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat. Melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor gizi, makanan yang terkontaminasi, faktor prilaku ibu yang lainnya.

Pada saat anak diare anak akan kehilangan zinc dalam tubuhya. Zinc merupakan salah satu zat mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak menggalami diare. Untuk mengantikan Zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan Zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011).

Fontaine(2005) menyatakan bahwa pengobatan dengan Zinc memiliki manfaat yang signifikan dalam alur klinis diare akut. Dari 13 studi yang dipelajari, terdapat 11 Studi yang menyatakan pemberian pemberian Zinc berhubungan dengan durasi kejadian diiare. Dari analisis gabungan studi-studi tersebut dapat diperkirakan pemakaian Zinc mengurangi durasi diare hingga 25%. Kemampuan Zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang menggandung Zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagi organ tubuh,

seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc.

Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberi sesuai dosis) selama 10 hari berturut-turut beresiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare dan pneumoni Zinc selain itu dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare (Depkes RI, 2011).

Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna (Izn, 2012).

Obat zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Zinc aman dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti. Dosis tablet zinc untuk anak dibawah 6 bulan diberikan 10mg/hari sedangkan diatas 6 bulan diberikan 20mg/hari selama 10 hari.

(6)

Berdasarkan studi WHO selama lebih 18 tahun, manfaat Zinc sebagai pengobatan diare adalah mengurangi:1) prevalensi diare sebesar 34% (2) Insidens pneumonia sebesar 26%; (3) Durasi diare akut sebesar 20%; (4) Durasi diare persisten sebesar 24%, hingga; (5) kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42%.

Pemberian tablet zinc sangat mempengaruhi lamanya diare pada balita, berkaitan dengan itu, maka perlu upaya untuk meningkatkan pemberian tablet zinc pada balita dengan diare dan menganjurkan agar balita mengkonsumsi makanan yang mengandung mineral zinc tinggi seperti: daging,ikan,susu, kacang-kacangan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Rata-rata lamanya diare pada balita yang diberi tablet zinc adalah 1,58 hari dan rata-rata lamanya diare pada balita yang tidak diberi tablet zinc adalah 2,26 hari. Ada pengaruh atau perbedaan yang bermakna rata-rata lama kejadian diare antara yang diberi tablet zinc dengan lamanya diare yang tidak diberi tablet zinc.

Melalui pimpinan Puskesmas Kuranji dan Belimbing dalam rangka memperpendek lamanya kejadian diare diharapkan untuk memberikan tablet zinc

pada balita dengan diare, yang ditunjang pasokan/ bantuan dari Dinas Kesehatan Kota Padang. Disamping itu menganjurkan keluarga balita untuk memberikan makanan yang mengandung mineral zinc yang tinggi seperti: daging, ikan, susu dan kacang-kacangan yang dapat membantu penyembuhan diare serta menjaga anak tetap sehat. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti kekambuhan kembali diare pada balita yang diberi tablet zinc dan tidak diberi tablet zinc .

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku

Saku Petugas Kesehatan.Jakarta

:C-change.

Fontaine,Oliver.2005. Translation of

“Evidance for the safety and efficacy of of diarrhea. Dept.of Child and Adolescent

Helath and Development,WHO Izn. 2002

Suharyono, 2010. Kelainan dan penyakit pada bayi dan anak.Jakarta:EGC.

Tari. 2011 Zinc,Terobosan baru pengobatan diare pada anak http://Media

aesculapis.com, akses 3/03/2011.11.24

Suriadi . 2006. Asuhan Keperawatan

pada Anak. Jakarta : Penebar Swadaya

Yulianti, Fitri. 2010. Diare Penyebab

Kematian Kedua Balita di Dunia. Bulletin

(7)

Gambar

Tabel 1: Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada  Balita yang Diberi Tablet Zinc
Tabel 2 : Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada  Balita yang Tidak Diberi Tablet Zinc

Referensi

Dokumen terkait

39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja

Selain itu, data dari pengamatan pada variabel panjang tunas menunjukkan bahwa panjang stek 75 cm menghasilkan tunas terpanjang, sehingga pada akhirnya akan

Untuk menampilakan data yang ada dalam array sebanyak banyaknya data, maka diperlukan perulangan dari data pertama sampai data terakhir...  Penambahan data

Salah satu metode yang pernah digunakan untuk menetapkan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobarbital adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik..

Gagasan penulisan ini didasarkan pada kondisi saat ini bahwa di Indonesia terdapat limbah produksi perkebunan yang jumlahnya luar biasa banyak yaitu tandan kosong kelapa

Perkembangan penyakit antraknosa pada buah pisang yang dinilai dengan bertambahnya intensitas kerusakan per unit per hari tidak selalu berpengaruh terhadap laju infeksi

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa

Berdasar latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, penulis terdorong untuk meneliti faktor-faktor determinan yang memiliki pengaruh dalam