• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Adanya kebudayaan pada kehidupan manusia ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia. Artinya kebudayaan selalu berdampingan dengan manusia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, penduduknya hidup dengan kebudayaan yang diyakini oleh kelompok masyarakat yang ada. Kebudayaan sesungguhnya telah lama ada di Indonesia, namun tidak dapat dipastikan dengan jelas kapan kebudayaan itu pertama kali muncul di Indonesia. Kebudayaan memiliki arti yang sangat luas sehingga terkadang akan ada sedikit kesulitan untuk memahami konsep dari kebudayaan.

Di Indonesia, kebudayaan yang ada berbeda-beda antara kebudayaan di daerah satu dengan daerah yang lainnya. Perbedaan kebudayaan adalah suatu hal yang sangat umum dan wajar, karena setiap masyarakat di Indonesia memiliki ide tersendiri untuk menciptakan dan mengembangkan konsep kebudayaan yang mereka yakini. Kebudayaan di Indonesia salah satunya berasal dari ide masyarakat. Ide tersebut berkembang sebagai kepercayaan yang akhirnya diyakini oleh masyarakat Indonesia. Keyakinan yang ada kemudian berkembang menjadi hal-hal yang dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah upacara pemakaman yang merupakan bagian dari salah satu sistem upacara keagamaan.

Upacara pemakaman sebagai bentuk dari kebudayaan yang ada di Indonesia selalu dapat didokumentasikan. Salah satu cara mendokumentasikan sebuah upacara pemakaman dapat melalui karya sastra. Karya sastra biasanya dianggap sebagai suatu

(2)

cerminan kehidupan masyarakat. Artinya karya sastra menggambarkan kehidupan masyarakat yang ada. Pengarang selaku bagian dari masyarakat biasanya menuliskan karya sastra berdasarkan kehidupan sosial masyarakat yang berlatar belakang budaya dan berkembang di masyarakat.

Salah satu jenis karya sastra yang mengangkat persoalan upacara pemakaman sebagai ide adalah cerita pendek. Hal itu dikarenakan cerita pendek merupakan sebuah dunia rekaan atau tiruan yang di dalamnya menceritakan masyarakat dengan berbagai macam budaya ide, aktivitas, dan hasil karyanya. Cerita pendek juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang hanya memiliki satu konflik sehingga cukup mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Maka dari itu, ketika upacara pemakaman dijadikan sebagai ide cerita dalam cerpen maka masyarakat akan lebih mudah memahami makna yang terkandung dalam cerpen tersebut.

Pemilihan ide cerpen seputar upacara pemakaman yang peneliti temukan adalah ide mengenai upacara pemakaman adat Tana Toraja. Upacara pemakaman adat Tana Toraja memang cukup terkenal di Indonesia. Upacara tersebut juga dikenal dengan segala kemewahan dan kemeriahan dalam pelaksanaannya. Tidak hanya mewah dan meriah saja, namun upacara pemakaman adat Tana Toraja umumnya terdiri dari berbagai macam ritual yang cenderung rumit. Kerumitan upacara pemakaman adat Tana Toraja dipengaruhi oleh kebudayaan dan keyakinan yang dipegang oleh masyarakat di Tana Toraja. Pada upacara pemakaman adat Tana Toraja dapat juga dilihat berbagai macam nilai, norma, peraturan, aktivitas, dan hasil karya masyarakat yang merupakan wujud kebudayaan. Ketiga hal tersebut juga seringkali ditemukan di dalam cerpen yang menceriakan upacara pemakaman adat Tana Toraja.

(3)

Ketika peneliti membaca dua buah cerpen yang berjudul Tedong Helena dan Syair Duka karya Denny Prabowo, peneliti menemukan adanya nilai, norma dan peraturan; aktivitas; dan benda sebagai bagian dari wujud kebudayaan pada upacara pemakaman adat Tana Toraja dalam kedua cerpen tersebut. Kedua cerpen tersebut banyak sekali mangangkat hal-hal yang berkaitan dengan wujud kebudayaan yang ada pada upacara pemakaman adat Tana Toraja. Dalam cerpen Tedong Helena karya Denny Prabowo, peneliti menemukan kalimat-kalimat yang mengandung wujud kebudayaan berupa nilai, norma, peraturan, dsb. Berikut kutipannya:

Helena Rambulangi tersenyum. Memandang tedong bonga miliknya tertambat pada simbuang batu peninggalan masa silam. Kerbau setengah albino itu berjumlah lima. Sisanya kerbau biasa. Babi-babi miliknya masih menghuni kandang. Semua akan dikorbankan untuk mengantarkan arwah Ambe tercinta menuju puya (Tedong Helena, Hal: 1).

Data tersebut mengandung wujud kebudayaan berupa nilai tentang adanya keyakinan pada masyarakat Tana Toraja bahwa kerbau yang dikorbankan dapat digunakan sebagai kendaraan bagi roh untuk menuju surga. Pada data tersebut pengarang menggambarkan dengan cukup jelas bahwa kerbau yang dikorbankan pada pelaksanaan rambu solo’ bagi tokoh Ambe akan dapat mengantarkan tokoh Ambe menuju surga atau puya.

Pada halaman berikutnya, peneliti menemukan adanya kalimat-kalimat yang menunjukkan wujud kebudayaan berupa aktivitas pada upacara pemakaman adat Tana Toraja. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut:

Tak lama berselang. Ma’pasa’ Tedong. Kerbau-kerbau yang telah disepakati oleh keluarga untuk dikorbankan dikumpulkan di halaman tongkonan. Kerbau-kerbau itu kemudian diarak berkeliling kampung sebanyak tiga kali (Tedong Helena, Hal: 2).

Data tersebut mengandung wujud kebudayaan berupa aktivitas yaitu aktivitas ma’pasa’ tedong atau mengarak kerbau keliling kampung. Pada data tersebut

(4)

pengarang menggambarkan dengan cukup jelas bahwa kerbau-kerbau yang telah disepakati untuk dikorbankan dalam upacara pemakaman bagi tokoh Ambe diarak keliling kampung terlebih dahulu. Aktivitas tersebut menjadi aktivitas yang wajib ada ketika upacara pemakaman adat Tana Toraja berlangsung.

Pada cerpen Syair Duka karya Denny Prabowo yang juga menceritakan seputar upacara pemakaman adat Tana Toraja, peneliti juga menemukan adanya wujud kebudayaan di dalamnya. Pada cerpen tersebut peneliti menemukan adanya kalimat-kalimat yang menunjukkan wujud kebudayaan berupa aktivitas. Berikut kutipannya:

Seperti sebuah seruan. Orang-orang masuk ke dalam lingkaran pa’ badong di tengah lantang. Saling mengait jari kelingking mengalirkan kedukaan yang maha. Tubuh-tubuh berbalut kain hitam itu bergerak, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang sambil mengayunkan kedua tangan tangan yang terkaitan. Bergerimit suara merapal syair. Mengenang mendiang yang telah berpulang. Ma’ badong [3] (Syair Duka, Hal: 1).

Data tersebut mengandung wujud kebudayaan berupa aktivitas yaitu pelaksanaan ma’badong. Ma’badong adalah sebuah aktivitas menyanyi dan menari yang melambangkan rasa duka. Pada data tersebut pengarang dengan sangat jelas menyajikan adanya aktivitas ma;badong yang berlangsung dalam sebuah upacara pemakaman. Aktivitas tersebut digambarkan pengarang dilakukan oleh banyak orang.

Pada halaman berikutnya, peneliti menemukan adanya kalimat-kalimat yang menunjukkan adanya wujud kebudayaan berupa benda yang digunakan pada upacara pemakaman adat Tana Toraja dalam cerpen Syair Duka karya Denny Prabowo. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut:

Bagaikan suara lebah. Mendengung dan terus mendengung seolah memanggil sesiapa untuk masuk ke dalam lingkarangan pa’badong di tengah lantang [6] (Syair Duka, Hal: 2).

(5)

Data tersebut mengandung wujud kebudayaan berupa benda hasil karya manusia yaitu lantang. Lantang adalah gubug yang terbuat dari bambu. Pada data tersebut pengarang menggambarkan dengan cukup jelas adanya penggunaan lantang dalam upacara pemakaman yang sedang berlangsung. Lantang sebagai benda hasil karya masyarakat Tana Toraja umumnya hanya dapat ditemukan ketika upacara pemakaman berlangsung. Oleh sebab itu pengarang di dalam cerpennya tidak ketinggalan menunjukkan adanya penggunaan benda tersebut, sebab lantang termasuk benda yang sangat penting dalam upacara pemakaman adat Tana Toraja.

Melihat fenomena yang ada, peneliti berasumsi bahwa di dalam cerpen Tedong Helena dan Syair Duka karya Denny Prabowo banyak terdapat wujud kebudayaan pada upacara pemakaman adat Tana Toraja. Peneliti mengangkat wujud kebudayaan pada upacara pemakaman adat Tana Toaja sebagai masalah yang dikaji dalam penelitian ini, karena kedua cerita pendek tersebut menceritakan tentang upacara pemakaman adat Tana Toraja, yang berkaitan dengan nilai dan norma yang terkandung di dalamnya, akivitas yang berlangsung, dan benda-benda yang digunakan selama proses upacara tersebut. Dengan demikian, untuk mengetahui berbagai wujud kebudayaan pada upacara pemakaman adat Tana Toraja dalam cerpen Tedong Helena dan Syair Duka, maka peneliti menyusun materi kajian sebagai tugas akhir dengan judul “Wujud Kebudayaan pada Upacara Pemakaman Adat Tana Toraja dalam Cerpen Tedong Helana dan Syair Duka Karya Denny Prabowo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu apa saja wujud kebudayaan yang ada pada upacara

(6)

pemakaman adat Tana Toraja dalam cerpen Tedong Helena dan Syair Duka karya Denny Prabowo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud kebudayaan yang ada pada upacara pemakaman adat Tana Toraja di dalam cerpen Tedong Helena dan Syair Duka karya Denny Prabowo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana upacara pemakaman adat Tana Toraja.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang wujud kebudayaan yang terdapat dalam sebuah upacara pemakaman adat Tana Toraja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan acuan untuk penelitian mengenai wujud kebudayaan pada upacara pemakaman adat Tana Toraja yang ada dalam cerita pendek sehingga penelitian selanjutnya diharapkan menjadi lebih baik dibandingkan penelitian sebelumnya.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti lain dalam meneliti wujud kebudayaan pada upacara pemakaman yang ada di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya kondisi tersebut berdampak pada anak-anak, yaitu anak tumbuh dan berkembang dengan kurang memiliki jiwa sosial terutama sikap toleransi terhadap

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persentase larutan kapur sirih terbaik untuk bahan perendaman pada pembuatan keripik talas ketan adalah 20% dan lama

kata “wizdom” dan “wissenscaft”, yang erat hubungannya dengan “widya”. Karena itu, “wiskunde” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang belajar”

Bapak Ahmad Syawqi, S.Ag S.IP, M.Pd.I, selaku Kepala Perpustakaan Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, beserta seluruh stafnya yang telah memberikan pelayanan

Metode analisis dan perbandingan dalam metode biaya-volume-laba cukup efektif dan eifisien dalam proyeksi penjualan, laba maupun biaya pada periode tahun

Studio musik bisa juga diartikan sebagai sebuah ruang khusus kegiatan musik di dalamnya dengan sistem akustik yang baik sehingga kegiatan bermusik di dalamnya tidak akan

a. Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan. 1) Sistem pembelajaran dengan PBL (Problem Based Learning) harus dipersiapkan dengan matang dan dikembangkan agar

Hasil penelitian menunjukkan parameter waktu tahan 2 detik didapat hasil produk yang kurang baik karena terdapat cacat warpage rata-rata sebesar 255,72 mm².. Pada